Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN INDIVIDU

Ante Natal Care (ANC)

Disusun Oleh :

Ratih Nur Lutfiah

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN SUTOMO

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


Kata Pengantar

Segala puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya saya sebagai mahasiswa baru di Poltekkes Kemenkes Surabaya jurusan Kebidanan prodi
Diploma 3 Kebidanan, dapat mengerjakan tugas makalah berjudul “ANC” PKKMB 2020
dengan dalam tepat waktu. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada :

1. Astuti Setiyani, SST. M.Kes., selaku ketua jurusan Kebidanan Kampus Poltekkes
Kemenkes Surabaya
2. Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb., selaku ketua prodi D3 Kebidanan Kampus
Poltekkes Kemenkes Surabaya
3. Ambroxol, selaku kakak pembimbing PKKMB 2020/202 prodi D3 Kebidanan
Kampus Poltekkes Kemenkes Surabaya
4. Seluruh teman-teman D3 tahun ajaran 2020/2021 prodi D3 Kebidanan Kampus
Poltekkes Kemenkes Surabaya

Dalam makalah yang berjudul “ANC” ini, saya akan membahas pemeriksaan asuhan
kehamilan dari tahap hamil hingga sebelum melahirkan. Saya harap makalah ini dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca untuk mengetahui asuhan ANC yang baik,
terutama bagi para tenaga kesehatan yang bertugas dibidang ini.

Karena keterbatas pengetahuan maupun pengalaman saya, sehingga masi banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga tugas makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
tentunya untuk para pembaca sekalian.

Sampang, 8 Agustus 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang...................................................................... 1


1.2 Tujuan Penulisan .................................................................. 4
1.3 Manfaat Penulisan ................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 5

2.1 Pengertian ............................................................................. 5

2.2 Etiologi ................................................................................. 5

2.3 Tanda – Tanda Keamilan...................................................... 6

2.4 Perubahan Pada Ibu Hamil ................................................... 7

2.5 Kebutuhan Pada Ibu Hamil................................................... 11

2.6 Tanda Bahaya ....................................................................... 16

2.7 Kunjungan ANC ................................................................... 18

2.8 Standar Pelayanan ANC ....................................................... 18

BAB III PENUTUP ................................................................................ 20

3.1 Kesimpulan ........................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan rutin ibu hamil
untuk mendiagnosis komplikasi obstetri serta untuk memberikan informasi tentang gaya
hidup, kehamilan dan persalinan (Backe et al, 2015). Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1
kali pada trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada
trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-
36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar
suami atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia
kehamilan 8-12 minggu. Pada tahun 2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia
sudah melakukan pemeriksaan
kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan
lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,
2016).
Tujuan dari pemeriksaan ANC salah satunya adalah mempersiapkan wanita
dalam menghadapi persalinan (NICE, 2012). Kesiapan persalinan adalah
perencanaan awal dan persiapan melahirkan yang bertujuan untuk membantu
perempuan, suami dan keluarga agar siap untuk melahirkan dengan membuat
rencana menghadapi komplikasi dan hal tak terduga (FCI, 2016; WHO, 2006).
Kesiapan persalinan dapat dinilai di enam level yaitu level individu perempuan,
suami atau keluarga, lingkungan, tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan dan kebijakan. Pada
level individu, perempuan hamil dan suaminya dapat mempersiapkan persalinan dan
menghadapi komplikasi dengan mengenal tanda-tanda bahaya yang mengindikasikan
komplikasi yang mengancam jiwa ibu dan bayi, mengidentifikasi penolong persalinan terlatih
dan tempat persalinan, menyediakan tabungan dan mengatur transportasi, sedangkan pada
level keluarga dan lingkungan dapat mengidentifikasi pendonor darah (JHPIEGO, 2004;
WHO, 2006). Seorang wanita yang telah mempersiapkan keenam unsur kesiapan persalinan
yang telah di jelaskan WHO dikategorikan siap dan sebaliknya bila mempersiapkan kurang
dari keenam unsur kesiapan persalinan dikategorikan tidak siap (Gitonga, 2014).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa masih rendahnya wanita yang dikategorikan
siap dalam kesiapan persalinan (Mutreja dan Kumar, 2015; Bintabara et al, 2015). Menurut
1
Gebre et al (2015) salah satu faktor yang mendorong kesiapan persalinan adalah kunjungan
ANC. Terdapat proporsi kesiapan yang lebih tinggi pada wanita yang melakukan kunjungan
ANC 4 kali tau lebih dibandingkan yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali
Bintabara et al, 2015; Gitonga, 2014).
Selain bertujuan untuk mempersiapkan persalinan, menurut Adriaansz dalam
Saifuddin (2013), salah satu alasan penting ibu hamil harus mendapatkan pelayanan ANC
adalah untuk membangun rasa saling percaya antara klien dan
petugas kesehatan. Backe et al (2015) merekomendasikan untuk mencoba ontinuity of care
(CoC) agar klien lebih mengenal pemberi asuhan. Continuity of are merupakan salah satu
model asuhan kebidanan yang memberikan pelayanan dalam membantu wanita membangun
hubungan dengan pemberi asuhan yang sama (dapat berupa grup) selama hamil, bersalin dan
nifas (Henderson et al, 2007). Continuity of care merupakan salah satu cara dalam
meningkatkan kualitas pelayanan secara keseluruhan untuk menurunkan kematian ibu dan
bayi. Continuity of care ini sangat dibutuhkan disetiap siklus kehidupan salah satunya
pada masa kehamilan (Renfrew et al, 2014; Kerber et al, 2007).
sama (dapat berupa grup) selama hamil, bersalin dan nifas (Henderson et al,2007). Continuity
of care merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kualitas pelayanan secara keseluruhan
untuk menurunkan kematian ibu dan bayi. Continuity of care ini sangat
dibutuhkan disetiap siklus kehidupan salah satunya pada masa kehamilan (Renfrew et al,
2014; Kerber et al, 2007).
Pelayanan kesehatan masa hamil dapat diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yangberlaku
(PMK 97, 2014). Pada umumnya 80-90% kehamilan berlangsung secara
fisiologis, dan hanya 10-20% kehamilan akan disertai dengan penyulit. Bidan dalam
pelayanan kesehatan ibu memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan antenatal pada
kehamilan normal (PMK 28, 2017). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
menunjukkan bahwa 88% pelayanan antenatal diberikan oleh bidan dan 52,5% dilaksanakan
di praktek bidan (Kemenkes RI, 2013).
Pelaksanaan continuity of midwifery care dapat dievaluasi dari outcome klinis
ibu dan bayi, kepuasan ibu dan kepuasan bidan. Outcome klinis bayi baru lahir
dalam hal ini termasuk APGAR score, berat badan lahir, mendapatkan perawatan
di NICU dan menyusui (NSW Health, 2012). Dalam sebuah review cochrane
tentang continuity of midwifery care terhadap outcome bayi baru lahir,
mengindikasikan bahwa dengan continuity of midwifery care bayi baru lahir
cenderung tidak membutuhkan resusitasi (Page dalam Fraser dan Cooper, 2011).
2
Berbeda halnya dengan Overgaard (2011) yang menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan pada outcome neonatal dengan CoC dari ibu yang
beresiko rendah karena outcome neonatal yang buruk jarang muncul.
Penyebab utama kematian neonatal di 20 negara dengan kematian ibu dan kematian
bayi teratas di dunia, termasuk salah satunya Indonesia yaitu berat lahir rendah/ prematuritas
(35,5%), asfiksia (24,3%) dan infeksi (22,7%) (ICM et al, 2016). Untuk Indonesia sendiri,
35,9% kematian neonatal disebabkan oleh gangguan/ kelainan pernapasan termasuk asfiksia
(Kemenkes RI, 2010a). Rata-rata kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) secara Nasional
tahun 2013 sebesar 10,2% dan untuk provinsi Sumatera Barat adalah 7,3% (Kemenkes RI,
2014). Kematian neonatal di kota Padang pada tahun 2015 tercatat bahwa 32% disebabkan
oleh asfiksia dan 26,8 % oleh karena BBLR. Dari semua bayi yang ditimbang pada tahun
2015 di kota Padang, ditemukan 371 (2,2%) bayi BBLR dan jumlah ini meningkat dari tahun
sebelumnya yang hanya 1,7%. Peningkatan kasus BBLR yang signifikan terlihat di wilayah
kerja Puskesmas Seberang Padang yaitu dari 1,45 pada tahun 2014 menjadi 9,3% pada tahun
2015 (Dinkes, 2016; Dinkes, 2015).
Berdasarkan data puskesmas Seberang Padang memiliki 11 tenaga bidan di bagian
KIA dan KB yang dapat memberikan pelayanan ANC. Puskesmas ini juga memiliki 1
puskesmas pembantu dan 3 puskesmas kelurahan. Selain itu, terdapat 5 Bidan Praktek Swasta
dan 4 Rumah Bersalin yang terdapat di wilayah kerja puskesmas.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan
continuity of midwifery care dalam antenatal dengan kesiapan persalinan dan outcome bayi
baru lahir di wilayah kerja puskesmas Seberang Padang kota Padang tahun 2017.

3
1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui hubungan continuity of midwifery care dalam
antenatal dengan kesiapan persalinan dan outcome bayi baru lahir di
wilayah kerja puskesmas Seberang Padang tahun 2017.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan continuity of midwifery care dalam
antenatal dengan kesiapan persalinan di wilayah kerja puskesmas
Seberang Padang tahun 2017.
2. Untuk mengetahui hubungan continuity of midwifery care dalam
antenatal dengan berat badan lahir di wilayah kerja puskesmas
Seberang Padang tahun 2017.
3. Untuk mengetahui hubungan continuity of midwifery care dalam
antenatal dengan APGAR score bayi baru lahir di wilayah kerja
puskesmas Seberang Padang tahun 2017.

1.3 Manfaat Penelitian


1.3.1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan peneliti tentang continuity of midwifery care
dalam antenatal, kesiapan persalinan dan outcome bayi baru lahir
serta menerapkan ilmu pengetahuan tentang metodologi penelitian.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi akademik dalam pengembangan
pembelajaran dan pengembangan penelitian selanjutnya.
1.3.3 Bagi Tempat Penelitian
Sebagai sumber informasi bagi puskesmas sebagai tempat penelitian
tentang pelayanan kesehatan ibu dan anak dalam lingkup kehamilan
sehingga dapat meningkatkan pelayanan kehamilan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1) Ante Natal Care
2.1 Pengertian
Ante Natal Care merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil
sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia
merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal
(Prawirohardjo. S, 2008 :52).

2.2 Etiologi
Etiologi Kehamilan Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut,
yaitu :
a.Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona
pellusida oleh kromosom radiata.
b.Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah
dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
c.Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di
tuba fallopii.
d.Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
e.Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna
untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya. (Mochtar, 2011)

5
2.3 Tanda – Tanda Kehamilan
1.) Tanda-Tanda dan Gejala Kehamilan Pasti

a.) Terdengar denyut jantung janin (DJJ);

b.) Terasa gerakan janin;


c.) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada
gambaran embrio;
d.) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16
minggu).
2.) Tanda-Tanda dan Gejala Kehamilan Tidak Pasti
a.) Amenore/tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid);
Tidak munculnya mentruasi merupakan itu adalah tanda bahwa
positif hamil. Sangat disarankan bagi wanita untuk rajin mencatat
tanggal siklus haid.
b.) Nausea ( Mual ), anoreksia ( Tidak Nafsu Makan ), emesis ( Muntah
), dan hipersalivasi;
Biasanya terjadi di pagi hari dan malam hari bahkan lebih
sering terkenal dengan sebutan morning sickness. biasanya dimulai
antara minggu ke 4 dan ke 6 kehamilan. Setiap wanita memiliki
hemilan yang berbeda. Yang pasti hamil ditemukan pada ibu yang
sudah mengalami hamil sebulmnya atau misalnya hamil anak ke dua,
dan ke tiga,
c.) Sering buang air kecil/miksing;
Kandung kemih dan rahim terletak bersebelahan. Pada awal
kehamilan, rahim yang membesar menekan kandung kemih sehingga
selalu merasa ingin buang air kecil. Selama trimester kedua, tenakan
kandung kemih tidak sebesar itu karena rahim membesar ke atas ke
arah perut. Dalam beberapa minggu terakhir kehamilan, maka akan
kembali sering buang air kecil lagi karena bayi dan rahim sangat besar
akan menekan kandung kemih.
d.) Obstipasi ( sembelit )
Kondisi ini dikarnakn tonus otot yang menurun yang disebakan
karena terjadinya pengaruh hormon steroid.

6
e.) Payudara menegang
Merasakan seperti saat mendekati menstruasi. Bisa dirasakan
perbedaannya beberapa hari setelah terjadi perubahan. Karena
hormone hormon yang berpengaruh pada saat kehamilan. Rasa sakit
biasanya berkurang setelah tiga bulan pertama.
f.) Kenaikan suhu tubuh.
Jika suhu tubuh basal seorang wanita (suhu ketika baru bangun
tidur di pagi hari ) akan meningkat hingga 1 derajat semenjak
terjadinya konsepsi.
g.) Penciuman lebih sensitive
Kadang ketikan merasa bahwa penciuman menjdi lebih tanjam
biasanya. Bisa jadi anda sedang “mencium” gejala kehamilan. Hal ini
disebabkan karena perubahan hormone dalam tubuh anda.
3.) Tanda-tanda dan Gejala Kemungkinan Hamil
a.) Rahim membesar
b.) Tanda Hegar
Meluasnya daerah isthmus yang menjadi lunak, sehingga pada
pemeriksaan vaginal corpus uteri seolah “terpisah” dari bagian servik.
Keadaan ini dijumpai pada kehamilan 6-8 minggu.hegar ini.
c.) Tanda Chadwick
Yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina, dan vulva.
d.) Tanda Piskacek
Yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menonjol
jelas kearah pembesaran tersebut
e.) Braxton Hicks
Bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan mudah
berkontraksi;
f.) Ballotement positif
Sekitar pertengahan kehamilan, volume janin lebih kecil
dibanding volume cairan amnion. Karena itu, tekanan
mendadak pada uterus dapat menyebabkan janin tenggelam
dalam cairan amnion dan kemudian memantul kesisinya
semula, benturan yang ditimbulkan ballottement dapat
dirasakan oleh jari-jari tangan pemeriksa (Cunningham, 2005)

7
g.) Tes Urine kehamilan positif (tes HCG)
Tes urine dilakukan minimal setelah 1 minggu terjadi
pembuahan. Tujuan dari pemeriksan ini adalah mengetahui
kadar hormone gonadotropin dalam urin. Kadar yang melebihi
ambang normal, mengindikasikan bahwa wanita mengalami
kehamilan.
2.4 Perubahan Pada Ibu Hamil
1.) Perubahan Pencernaan Pada Masa Kehamilan

Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena


kehamilan. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan
cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan
kontraksi otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih
banyak, dan asam lambung menurun. Pembesaran uterus lebih
menekan diafragma, lambung dan intestin.
Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita
mengalami mual dan muntah. Sebagaimana kehamilan berlanjut,
penurunan asam lambung, melambatkan pengosongan lambung dan
menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja
menyebabkan mual tetapi juga konstipasi, karena lebih banyak feces
terdapat dalam usus, lebih banyak air di serap akan semakin keras
jadinya. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus
bagian bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada akhir masa
kehamilan.
Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat
asam selama masa kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik
untuk mencegah karies gigi. Pada bulan-bulan terakhir, nyeri ulu hati
dan regurgitasi (pencernaan asam) merupkan ketidaknyamanan yang
disebabkan tekanan ke atas dari perbesaran uterus.
2.) Trimester 1
a. Perubahan Anatomi
1.) Proses pembentukan zigot menjadi embrio
Zigot adalah sebuah kumpulan yang terbagi hingga
mencapai 100 sel yang disebut dengan blastocyst, yaitu bagian
dalam dari sel yang mana akan membentuk embrio, bagian luar

8
dari sel akan membentuk plasenta yang kemudian memberikan
nutrisi dan kehidupan dan janin.
2.) Sebelum terjadi kehamilan, blastucist akan melekat pada
dinding rahim ibu, hal ini akan terjadi beberapa hari setelah
pembuahan.
3.) Pada usia 5 minggu, sum-sum, tulang belakang, jantung dan
beberapa organ lainnya mulai terbentuk. Saat ini embrio lapisan
yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Setiap jaringan dan
organ janin akan dibentuk dari 3 lapisan.
a. Ectoderm akan membentuk sistem saraf dan tulang belakang.
b. Mesoderm akan membentuk jantung dan sistem peredaran
darah.
c. Endoderm akan membentuk paru-paru, sistem pencernaan.
d. Plasenta dan tali pusar mulai terbentuk, dimana tali pusar
akan berfungsi untuk mengirimkan nutrisi dan makanan untuk
embrio yang masih berkembang.
b. Perubahan Fisiologis
Ibu hamil akan mulai merasakan tanda-tanda awal kehamilan
seperti mual muntah di pagi hari, sering buang air kecil, mengantuk dan
keinginan untuk suatu jenis makanan, payudara mulai membesar dan
lembek.
Dari embrio menjadi janin, pada minggu-minggu terakhir
trimester I, embrio mulai memiliki bentuk seperti struktur wajah dan
tunas yang kemudian membentuk tangan dan kaki.
3.) Trimester II
Perubahan Fisiologis
a.. Mual muntah di pagi hari mulai hilang.
b. Rasa malas dan lemah tidak lagi dirasakan.
c. Nafsu makan mulai kembali, bahkan mungkin menjadi lebih banyak
dari sebelumnya.
d. Nyeri lambung (sakit maag)
e. Kelenjar susu pada payudara ibu mulai bekerja untuk produksi susu,
pada trimester inilah, payudara ibu mulai memproduksi cairan
kekuningan yang kaya nutrisi untuk bayi yang disebut dengan

9
kolostrum. Kolostrum akan menjadi makanan pertama begitu bayi lahir
hingga beberapa hari setelahnya.
c. Perubahan Anatomi
1. Ukuran kepala janin yang semua jauh lebih besar dari
tubuhnya sekarang mulai mengecil.
2. Janin memiliki rambut tipis dan halus, tubuh diseluruh
tubuhnya yang disebut dengan lanugo.
3. Ginjal janin dan saluran kemih mulai memproduksi air kemih
yang kemudian di keluarkan air itu ke air ketuban.
4. Minggu ke-15, ukuran janin kurang lebih 10-13 dengan berat
sekitar 200 gram, walaupun kelopak mata masih menutup.
5. Antara minggu ke-16 dan 20, janin mulai dapat mendengar
suara dari luar rahim ibunya, bahkan dapat mendengar suara ibunya
sendiri.
Beberapa wanita hamil kelihatan lebih cerah dan bersinar
karena meningkatnya aliran darah ke wajah ibu.
6. Sistem pencernaannya mulai berfungsi lebih banyak dan
memproduksi mekonium, tubuhnya diselimuti dengan semacam cairan
kental berwarna putih.
Untuk melatih sistem pencernaan dan paru-parunya, janin mulai
dapat menelan dan menghirup air ketuban, paru-parunya akan
memproduksi suatu zat yang disebut surfactor.
7. Wajah ibu hamil akan timbul jerawat, karena kulitnya
memproduksi minyak berlebih. Payudara yang semakin besar,
perubahan warna kulit, sakit maag.
4.) Trimester III
Perubahan Anatomi :
1. Dalam masa 2 minggu ke depan perkembangan janin di
dalam rahim akan mencapai kesempurnaan, dan bersiap-siap untuk
menjalani proses kelahiran. Panjang badannya kurang lebih 40 cm
dengan berat badat sekitar 1,5 kg. tubuhnya mulai berisi karena
terbentuknya lemak di bawah kulitnya. Lemak yang terbentuk ini akan
membantu janin dalam mengatur suhu tubuhnya begitu ia dilahirkan.

10
2. Adanya tekanan pada diafragma ibu membuatnya sering
sesak napas. Ini juga akibat dari perut yang membesar dan menekan
organ-organ pencernaan ke atas dan tentu saja membuat ibu menjadi
semakin tidak nyaman. Ibu juga akan merasakan pegal pada punggung
dan kakinya, juga keinginan untuk buang air kecil yang semakin sering
karena pertumbuhan janin yang semakin besar.
3. Kebanyakan pada trimester 3, otot-otot pada dinding rahim
ibu hamil mulai melakukan “latihan” kontraksi yang disebut
kontraksi braxton hick. Terkadang kontraksi ini dirasa sangat kencang
sehingga ibu merasa sudah mengalami proses persalinan. Kontraksi
palsu ini hanya berlangsung sesekali dan tidak memiliki interval yang
sama.
4. Pada minggu ke 32, janin sudah dapat menggerakkan bola
matanya dan dapat membedakan gelap dan terang. Saat ini,
penambahan berat badan bayi berlangsung lebih cepat yaitu sekitar 200
hingga 250 gram per minggu. Sekarang ukuran janin sudah mencapai
kurang lebih 45 cm. rambutnya sudah mulai melebat, dan ia juga sudah
memiliki kuku pada jari-jari tangan dan kakinya.
5. Rahim mulai terasa sesak baginya, sehingga gerakan janin
tidak leluasa seperti sebelumnya. Tendangan-tendangannya mulai
terasa lebih kencang daripada sebelumnya, dan terkadang membuat
perut ibu berubah bentuk karena posisi janin berubah-ubah dan terus
bergerak.
Pada minggu ke 35, panjang janin mencapai 47-50 cm dengan
berat kurang lebih 2,5 hingga 3 kg. Rambut halus di sekujur tubuhnya
perlahan-lahan mulai rontok. Cairan kental berwarna putih yang
melindungi tubuhnya dari air ketuban juga mulai menghilang. Seluruh
organ tubuh janin semakin mendekati sempurna.
6. Pada bulan terakhir di trimester 3, dokter kandungan
meminta ibu untuk datang tiap minggu sekali sampai saatnya
melahirkan. Ibu hamil pun mungkin sudah dapat lega dalam bernapas,
tidak sesak seperti sebelumnya karena posisi janin sudah turun ke jalan
lahir.

11
2.5 Kebutuhan Pada Ibu Hamil
1.) Kebutuhan Nutrisi
A. Sumber Tenaga (Sumber Energi)
Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300
kalori perhari sekitar 15 % lebih banyak dari normalnya yaitu
2500 s/d 3000 kalori dalam sehari. Sumber energi dapat
diperoleh dari karbohidrat dan lemak.
B. Sumber Pembangun
Sumber zat pembangun dapat diperoleh dari protein.
Kebutuhan protein yang dianjurkan sekitar 800 gram/hari. Dari
jumlah tersebut sekitar
70 % dipakai untuk kebutuhan janin dan kandungan.
C. Sumber Pengatur dan Pelindung
Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari
air, vitamin dan mineral. Sumber ini dibutuhkan tubuh untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur
kelancaran proses metabolisme tubuh.
2.) Kebutuhan makanan sehari-hari untuk ibu hamil, yaitu :
A. Kalori
Selama hamil, ibu membutuhkan tambahan energi/kalori
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, juga plasenta,
jaringan payudara, cadangan lemak, serta untuk perubahan
metabolisme yang terjadi. Di trimester II dan III, kebutuhan
kalori tambahan ini berkisar 300 kalori per hari dibanding saat
tidak hamil. Berdasarkan perhitungan, pada akhir kehamilan
dibutuhkan sekitar 80.000 kalori lebih banyak dari kebutuhan
kalori sebelum hamil.
B. Asama Folat
Janin sangat membutuhkan asam folat dalam jumlah
banyak guna pembentukan sel dan sistem syaraf. Selama
trimester pertama janin akan membutuhkan tambahan asam
folat sebanyak 400 mikrogram per harinya. Jika janin
mengalami kekurangan akan asam folat, maka hal ini akan
membuat perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan
dapat membuat janin terlahir dengan kelainan seperti
12
mengalami anenchephaly (tanpa batok kepala), mengalami bibir
sumbing dan menderita spina bifda (kondisi dimana tulang
belakang tidak tersambung). Asam folat yang bisa di dapat pada
buah-buahan, beras merah dan sayuran hijau.
C. Protein
Kebutuhan protein bagi wanita hamil adalah sekitar 60
gram. Artinya, wanita hamil butuh protein 10-15 gram lebih
tinggi dari kebutuhan wanita yang tidak hamil. Protein tersebut
dibutuhkan untuk membentuk jaringan baru, maupun plasenta
dan janin. Protein juga dibutuhkan untuk mendukung
pertumbuhan dan diferensiasi sel.
D. Lemak
Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam
kandungan membutuhkan lemak sebagai sumber kalori utama.
Lemak merupakan sumber tenaga yang vital dan untuk
pertumbuhan jaringan plasenta. Pada kehamilan yang normal,
kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat pada akhir
trimester III. Tubuh wanita hamil juga menyimpan lemak yang
akan mendukung persiapannya untuk menyusui setelah bayi
lahir.
E. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber utama untuk tambahan
kalori yang dibutuhkan selama kehamilan. Pertumbuhan dan
perkembangan janin selama dalam kandungan membutuhkan
karbohidrat sebagai sumber kalori utama. Pilihan yang
dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti roti, serealia,
nasi dan pasta. Selain mengandung vitamin dan mineral,
karbohidrat kompleks juga meningkatkan asupan serat yang
dianjurkan selama hamil untuk mencegah terjadinya konstipasi
atau sulit buang air besar dan wasir.

13
F. Vitamin dan mineral
Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak vitamin
dan mineral dibanding sebelum hamil. Ini perlu untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin serta proses
diferensiasi sel. Tak cuma itu. Tambahan zat gizi lain yang
penting juga dibutuhkan untuk membantu proses metabolisme
energi seperti vitamin B1, vitamin B2, niasin, dan asam
pantotenat. Vitamin B6 dan B12 diperlukan untuk membentuk
DNA dan sel-sel darah merah, sedangkan Vitamin B6 juga
berperan penting dalam metabolisme asam amino.
Kebutuhan vitamin A dan C juga meningkat selama
hamil. Begitu juga kebutuhan mineral, terutama magnesium dan
zat besi. Magnesium dibutuhkan untuk mendukung
pertumbuhan dari jaringan lunak. Sedangkan zat besi
dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah dan sangat
penting untuk pertumbuhan dan metabolisme energi, disamping
untuk meminimalkan peluang terjadinya anemia. Kebutuhan zat
besi menjadi dua kali lipat dibandingkan sebelum hamil.
3.) Kebutuhan Istirahat/Tidur dan Oksigenasi
A. Tidur
Menurut Guyton (1986), tidur merupakan suatu kondisi
tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus
atau sensori yang sesuai, atau juga dapat dikatakan sebagai
suatu keadaan tidak sdarkan diri yang relatif, bukan hanya
keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan tetapi lebih
merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri
adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang
bervariasi, terdapat perubahan fisiologis, dan terjadi penurunan
respons terhadap rangsangan dari luar.
Tidur bermanfaat untuk menjaga keseimbangan menta;,
emosional dan kesehatan. Secara umum terdapat 2 efek
fisiologis tidur, pertama efek terhadap sistem saraf yang
diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan
kesimbangan diantara berbagai susunan saraf ; kedua, efek pada
14
struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ
dalam tubuh, mengingat terjadinya penurunan aktivitas organ-
organ tubuh tersebut selama tidur.
B. Posisi Tidur Ibu Hamil
1.) Posisi Tengkurap
Menurut Rahmi (2008) dan Dewi (2008) Di awal
kehamilan posisi ini cukup aman, namun paska
kehamilan trimester pertama, saat payudara mulai
membesar dan lebih sensitif, posisi ini tidak lagi
disarankan. Begitu juga di minggu ke 14 saat perut
mulai membesar, posisi ini tidak lagi nyaman sehingga
harus menyokong paha dengan bantal. Dari hasil survei,
di kehamilan 16 minggu, hanya 1 persen ibu hamil yang
tidur dengan posisi ini dan 0 persen pada usia kehamilan
di atas 16 minggu.
2.) Posisi Telentang
Dianjurkan setelah kehamilan 16 minggu wanita
hamil untuk tidak tidur telentang, karena dengan tidur
posisi telentang meletakan seluruh berat rahim ke bagian
belakang, usus, dan vena cava inferior. Tidur dengan
posisi telentang juga dapat meningkatkan resiko sakit
pinggang, wasir, gangguan pencernaan, menganggu
pernafasan dan sirkulasi. Posisi tidur telentang pada
trimester ke dua dan tiga juga dapat mempengaruhi
tekanan darah. Seperti turunnya tekanan darah yang
menimbulkan sakit kepala. Sedangkan wanita yang
memiliki tekanan darah tinggi, posisi ini sama sekali
tidak dianjurkan (Suririnah, 2004) dan (Dewi, 2008).
3.) Posisi Miring Ke Kiri
Menurut Bobak (2004), Musbikin (2005), dan
Dewi (2008) Wanita hamil sangat dianjurkan untuk tidur
dengan posisi miring kekiri, terutama dikehamilan 16
minggu, karena janin akan mendapatkan aliran darah
dan nutrisi yang lebih maksimal. Posisi ini juga
membantu ginjal membuang sisa produk dan cairan dari
15
tubuh, sehingga mengurangi pembengkakkan di kaki,
pergelangan kaki dan tangan.
4.) Posisi Miring Ke Kanan
Posisi ini juga aman bagi wanita hamil, sehingga
dapat berganti posisi dari miring ke kiri atau kekanan,
tergantung kenyamanannya (Dewi, 2008). Jika posisi
punggung bayi kebetulan berada di sebelah kanan, pada
saat tidur miring kekiri maka janin akan “memberontak”
terus-menerus. Hal ini karena posisi janin seolah-olah
jatuh tertelungkup, untuk mengatasinya dianjurkan
untuk tidur miring kekanan (Musbikin, 2005)
Di kehamilan usia lanjut, saat perut telah begitu
besar, akan merasakan kondisi kurang nyaman, seperti
kram, sering buang air kecil, kontraksi palsu, tendangan
bayi, dan peningkatan asam lambung yang membuat
anda kerap terbangun dan mengubah posisi tidur
beberapa kali. Belum ada penelitian lebih lanjut tentang
posisi tidur yang aman untuk wanita hamil, tapi para
pakar menganjurkan bahwa setelah kehamilan 16
minggu, sebaiknya wanita hamil tidur dengan posisi
miring ke sisi kiri. Posisi tidur miring kekiri dianjurkan
selama kehamilan karena posisi tidur miring ke sisi kiri
dapat membantu mengoptimalkan aliran darah oksigen
dan nutrisi ke fetoplasenta dengan mengurangi tekanan
pada vena kava asenden (hipotensi supine) (Bobak,
2004). Menurut Rahmi (2008) Posisi miring kekiri juga
membantu ginjal membuang sisa produk dan cairan dari
tubuh, sehingga mengurangi pembengkakkan di kaki,
pergelangan kaki dan tangan.
2.6 Tanda Bahaya
1.) Keluar darah dari jalan lahir

Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada


masaawal sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang
sedikit atau spotting disekitar waktu pertama haidnya. Perdarahan ini adalah

16
pendarahan implantasi, dan ininormal terjadi. Pada waktu yang lain dalam
kehamilan, perdarahan ringan mungkin pertandadari servik yang rapuh atau
erosi. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkinsuatu tanda
adanya infeksi.Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah
yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri.
Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik.
Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidaknormal adalah merah, banyak,
dan kadang -kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasanyeri. Perdarahan
semacam ini bias berarti plasenta previa atau abrupsio plasenta

2.) Keluar air ketuban sebelum waktunya


Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi sebelum
persalinan berlangsung yang disebabkan karena
berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intr
auteri atau oleh kedua faktor tersebut, juga karena adanya infeksi
yang dapat berasal dari vagina dan servik dan penilaiannya ditent
ukan dengan adanya cairan ketuban di vagina. Penentuan
cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazintest) merah
menjadi biru.
3.) Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan
danterjadinya gejala -gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga
muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran
menurun kemudian kejang. Kejang dalamkehamilan dapat merupakan
gejala dari eklampsia.
4.) Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 10 kali dalam 12jam)
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6.
Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.Jika bayi
tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit
3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu
makan dan minum dengan baik.
5.) Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala
adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan

17
demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan
mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin,2002).
Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu
masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita
hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala-
gejala penyakit. Padainfeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan
fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadiselama kehamilan, persalinan
dan masa nifas.
6.) Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali
merupakanketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit
kepala yang menunjukkan suatumasalah yang serius adalah sakit kepala
hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-
kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu
mungkinmenemukan bahwa penglihatannya men jadi kabur atau
berbayang. Sakit kepala yang hebatdalam kehamilan adalah gejala dari
pre-eklampsia.
7.) Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda.
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan
pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari,
gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung
selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar
hormoneestrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah yang
sampai mengganggu aktifitas sehari-hari dan keadaan umum
menjadi lebih buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum.
8.) Selaput kelopak mata pucat
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan
hemoglobin di bawah 11gr % pada trimester I dan III, <10,5 gr %
pada trimester II. Nilai tersebut dan perbedaannya dengan wanita tidak
hamil terjadi hemodilusi, terutama pada trimester II. Anemia dalam
kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi.
2.7 Kunjungan ANC
Setiap ibu hamil disarankan untuk melakukan kunjungan antenatal yang
komprehensif dan berkualitas minimal 4 kali, yaitu 1 kali sebelum bulan ke 4
18
kehamilan, kemudian sekitar bulan ke 6 kehamilan dan 2 kali kunjungan
sekitar bulan ke 8 dan 9 kehamilan.
2.8 Standar Pelayanan ANC
Pada umumnya, standar minimal pemeriksaan ANC terdiri dari 10 T yaitu:
1. Timbang berat badan setiap kali kunjungan dan dicatat
2. Ukur Tekanan darah, normalnya 110/80 – dibawah 140/90
3. Nilai status gizi dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas(LILA)
4. Tinggi fundus uteri (puncak rahim): memantau perkembangan janin
5. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid)
Vaksin TT dilakukan sebanyak 5 kali dengan selang waktu yang
berbeda beda
- TT1 : pada saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada saat
kehamilan)
- TT2 : 4 minggu setelah TT1
- TT3 : 6 bulan setelah TT2
- TT4 : 1 tahun setelah TT3
- TT5 : 1 tahun setelah TT4
6. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
7. Pemberian Tablet zat besi
8. Test Laboratorium (penyakit sifilis, Hepatitis B dan HIV)
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling) , termasuk perencanaan persalinan

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
ANC sangat penting bagi ibu hamil untuk memonitoring dan memantau keseatan ibu
hamil termasuk bayinya selain itu ibu hamil dengan melakukan ante natal care (ANC) secara
teratur sesuai dengan standart maka akan terdeteksi se dini mungkin adanya faktor resiko pada
ibu hamil dan bayinya.
Ibu hamil harus mengetahui tanda tanda perubahan pada ibu hamil baik secara
fisiologis maupun patologis begitu juga denga kebutuhan pada ibu hamil serta tanda bahaya
yang terjadi pada ibu hamil.
Bidan dalam memberikan pelayanan ante natal care kepada ibu hamil sesuai dengan
standart pelayanan ANC yaitu minimal 10 T dengan harapan ibu dan bayi selamat sehingga
tidak terjadi kematian pada ibu dan bayi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo,S., 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Dewi, R. 2008. Rahasia Kehamilan. Jakarta: Shira Medika.

Musbikin Imam.(2005).Ibu Hamil dan Melahirkan.Yogyakarta: Mitra Pustaka

Saifudin. A. (2002). Pelayanan Kesehatan dan Maternal dan Neontal. Jakarta:YBSP

Mochtar, Rustam. 2011. SinopsisObstetri. Jakarta: EGC

21

Anda mungkin juga menyukai