LP - Vira Shintya Syafma - D
LP - Vira Shintya Syafma - D
OLEH:
VIRA SHINTYA SYAFMA
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
1. Konsep Kebutuhan Nutrisi
Istilah gizi berasal dari bahasa arab gizawi yang berarti nutrisi. Gizi adalah
substansi organik dan nonorganik yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan
oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier, 2004 : 1116). Nutrisi
berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-
proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari
serangan penyakit. Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas
tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai
proses kimia di dalam tubuh (Mubarak, 2008:27).
Nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. Enam zat
nutrisi esensial (kelompok nutrien) yaitu : air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin
dan mineral mempunyai tiga fungsi utama yaitu :
1) Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh
2) Menyediakan “struktur material” untuk jaringan tubuh seperti tulang dan otot
3) Mengatur proses tubuh.
1) Rongga oral
1) Diet
Kerusakan gigi adalah proses erosif yang diakibatkan oleh kerja bakteri
pada karbohidrat yang dapat difermentasi di dalam mulut, yang pada
waktunya menghasilkan asam-asam yang melarutkan email gigi.
Kanker rongga mulut
Kekosongan lambung
Refleks muntah
Kekurangan nutrisi
a. Pengkajian
1) Riwayat keperawatan
a) Keluhan utama
Klien merasa lemas dan tidak nafsu makan, mual, muntah. Nafsu
makan meningkat dan mudah merasa lapar.
c) Keluhan masa lalu
c) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hb
i. Definisi
Miskonsepsi
Enggan makan
Kram abdominal
1) Definisi
Tebal kulit trisep >25 mm pada wanita dan >15 mm pada laki- laki
Berat badan 20% diatas ideal
1) Definisi
b. Perencanaan
- Peningkatan BB
- Prtambahan LLA
Kriteria hasil :
- Menjelaskan alasan peningkataan asupan nutrisi
- Penurunan BB
- LLA berkurang
2) Intervensi keperawatan
2. Timbang BB
Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan
jenis makanan yang sesuai bagi klien.
PENGERTIAN ANTROPOMETRI
Antropometri berasal dari kata anthropos dan logos (bahasa Yunani), yang berarti tubuh
manusia dan ilmu. Antropometri berasal dari kata antropo (manusia) dan metri (ukuran).
Antropometri yaitu studi yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang akan
digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam memerlukan intraksi manusia. Artinya
Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri secara antropometri
adalah konsep pertumbuhan.
Antropometri dilakukan pada anak-anak untuk menilai tumbuh kembang anak sehingga
dapat ditentukan apakah tumbuh kembang anak berjalan normal atau tidak. Antropometri
merupakan bagian dari ilmu ergonomi yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia yang
meliputi bentuk, ukuran dan kekuatan dan penerapannya untuk kebutuhan perancangan
fasilitas aktivitas manusia.
Data antropometri sangat diperlukan untuk perancangan peralatan dan lingkungan kerja.
Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian ukuran alat dengan ukuran
manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan stress tubuh
antara lain dapat berupa lelah, nyeri, pusing. Antropometri merupakan pengetahuan yang
menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang
relevan dengan perancangan alat-alat / benda-benda yang digunakan manusia.
kegiatannya.
A. Keunggulan Antropometri
B. Kelemahan Antropometri
a. Tidak sensitif, artinya tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat serta tidak dapat
membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe
b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan
spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi dan
validitas pengukuran antropometri
1. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena dipakai untuk
memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. usia beberapa hari, berat badan akan
mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari berat badan lahir. Hal ini
disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum diimbangi asupan
yang mencukupimisalnya produksi ASI yang belum lancar. Umumnya berat badan akankembali
mencapai berat badan lahir pada hari kesepuluh. Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan normal
pada triwulan I adalah sekitar 700 –1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500 – 600
gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350 – 450 gram/bulan dan pada triwulan IV sekitar 250 –
350 gram/bulan. Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat
badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6 bulan berikutnya hanya + 0,5
kg/bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25 kg/bulan. Setelah 2 tahun, kenaikkan
berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun.
Pada tahap adolesensia(remaja) akan terjadi pertambahan berat badan secara cepat ( growth
spurt) Selain perkiraan tersebut, berat badan juga dapat diperkirakan dengan
menggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu :
Umur (bulan) + 9 = n + 9
22
( Umur(tahun) X 2) + 8 = 2n + 8
Umur (tahun) X 7 – 5
Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu, cukup pakaian
dalam saja.
Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin, masukkan anak
dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan.Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak
anak untuk berdiri diatas timbangan injak tanpa dipegangi. Ketika minmbang berat badan bayi,
tempatkan tangan petugas diatas tubuh bayi (tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat
ditimbang. Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat badannya
lebih dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang Selisih antara berat badan ibu
bersama anak dan berat badan ibu sendiri menjadi berat badan anak. Untuk lebih jelasnya, dapat
dilihat rumus berikut :
Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan. Selanjutnya, tentukan
posisi berat badan anak sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu apakah status gizi anak
normal, kurang atau buruk. Untuk menentukan berat badan ini juga dapat dilakukan dengan
melihat pada kurva KMS, apakah berada berat badan anak berada pada kurva berwarna hijau,
kuning atau merah.
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang badan. Pada bayi
baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Pada tahun pertama, pertambahannya
adalah 1,25 cm/bulan ( 1,5 X panjang badan lahir). Penambahan tersebut akan berangsur-
angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru pada masa
pubertas ada peningkatan pertumbuhan tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5 – 25 cm/tahun
pada wanita, sedangkan pada laki-laki peningkatannya sekitar 10 –30 cm/tahun. Pertambahan
tinggi badan akan berhenti pada usia 18 – 20 tahun. Seperti halnya berat badan, tinggi badan
juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus dari Behram (1992), yaitu:
Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1 tahun
Lahir : 50 cm
Umur 1 tahun : 75 cm
Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai menempel pada
meja (posisi ekstensi)
Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus dengan
meja pengukur) lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tanda
pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian
puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua tanda tersebut
dengan pita pengukur.
Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan
bokong, punggung dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan
menempel pada alat pengukur.
Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan posisi
horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yangtertera.
3. Lingkar kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan tidak
dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala
normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan
pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat
dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala
bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya
bertambah + 10 cm.
Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian
anterior menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian tentukan hasilnya.
Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas
sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya ukuran
tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun. Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan
pertumbuhan jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan
berguna untuk menilai keadaan gizi dan pertumbuhan anak prasekolah. Cara pengukuran lingkar
lengan atas sebagai berikut:
Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu
pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan
pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan lengan
kanan sehingga ukurannya lebih stabil.
Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas seperti pada gambar ( dapat digunakan
pita pengukur). Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.
Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita
pengukur
A. Pengertian
IMT atau sering juga disebut indeks quatelet pertama kali ditemukan oleh seorang ahli
matematika Lambert Adolphe Jacques Quatelet adalah alat pengukur komposisi tubuh yang
paling umum dan sering dilakukan. Beberapa studi telah mengungkapkan bahwa IMT adalah
alat pengukuran yang berguna untuk mengukur obesitas, dan telah direkomendasikan
untuk evaluasi klinik pada obesitas anak
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas
ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang normal laki-laki adalah 20,1-25,0 dan
untuk perempuan adalah 18,7-23,8.
Untuk orang dewasa yang usianya 20 tahun ke atas, IMT diinterprestasi menggunakan
kategori status berat badan standar yang sama untuk semua umur bagi pria dan wanita. Untuk
anak-anak dan remaja, interpretasi IMT adalah spesifik mengikut usia dan jenis kelamin.
(CDC, 2009)
Secara umum, IMT 25 keatas membawa arti pada obesitas. Standar baru untuk IMT telah
dipublikasikan pada tahun 1998 mengklasifikasikan BMI dibawah 18,1 sebagai sangat kurus atau
underweight, IMT diatas 23 sebagai berat badan lebih atau overweight, dan IMT melebihi 25
sebagai obesitas. IMT yang ideal bagi orang dewasa adalah diantara 18,5 – 22,9. Obesitas
dikategorikan pada tiga tingkat : tingkat I (25-29,9), tingkat II (30-40), tingkat III (>40). (CDC,
2002)
a. IMT < 17,0 : Keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan
tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK)
b. IMT 17,0 – 18,4 : Keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan
tingkat ringan (KEK Ringan)
c. IMT 18,5 - 25,0 : Keadaan orang tersebut termasuk kategori normal
d. IMT 25,1 – 27,0 : Keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan
tingkat ringan
e. IMT >27,0 : Keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat
f. badan tingkat berat. (Direktorat Gizi Masyarakat RI, 2000)
Memberikan makan cair melalui selang lambung (enteral) adalah proses memberikan
melalui saluran cerna dengan menggunakan selang NGT ke arah lambung.
B. Tujuan
1. Untuk memberikan makanan dan minumak pada pasien yang tidak dapat makan,
menelan, atau atau pasien yang tidak sadar
2. Untuk memenuhi nutrisi pada pasien yang mengalami gangguan pada sistem pencernaan
3. Pasien yang terus-menerus tidak mau makan sehingga membahayakan jiwanya, misalnya
pasien psikiatri (kelainan kejiwaan)
4. Pasien yang muntah terus-menerus
5. Bayi yang berat badan lahir rendah (BBLR), premature, atau dismature
C. Indikasi
1. Klien yang tidak dapat makan/menelan atau klien tidak sadar
2. Klien yang terus-menerus tidak mau makan sehingga membahayakan jiwanya, misalnya
klien dengan gangguan jiwa.
3. Klien yang muntah terus-menerus
4. Klien yang tidak dapat mempertahankan nutrisi oral adekuat
5. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Premature, dismature
6. Perdarahan GI (Gastrointestinal)
7. Trauma multiple, pada dada dan abdomen
8. Pemberian Obat-obatan, cairan makanan
9. Pencegahan aspirasi penderita dengan intubasi jangka panjang. Operasi abdomen
10. Obstruksi saluran cerna
D. Kontra Indikasi
1. Fraktur tulang-tulang wajah dan dasar tengkorak
2. Penderita operasi esofagus dan lambung (sebaiknya NGT dipasang saat operasi)
E. Komplikasi
1. Komplikasi mekanis, seperti sonde tersumbat atau dislokasi sonde
2. Komplikasi pulmonal, seperti bradikardia
3. Komplikasi yang disebabkan karena posisi sonde yang menyerupai jerat atau simpul
4. Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi
F. Prosedur Kerja
1. Persiapan:
a. Persiapan alat :
1) Slang penduga lambung pada tempatnya
2) Corong
3) Spuit 20 cc
4) Serbet
5) Bengkok (nierbekken)
6) Plester dan gunting
7) Makanan cair sesuai kebutuhan, dalam tempatnya. Dengan ketentuan suhu
makanan harus hangat.
8) Teh atau air matang
9) Bila ada obat yang harus diberikan, harus dihaluskan dulu dan dicampur
dalammakanan
b. Persiapan pasien :
Kecukupan protein
Tubuh manusia memerlukan berbagai zat gizi yang satu sama yang lain saling
mempengaruhi. Bayaknya protein dalam tubuh didasarkan oleh dua hal pokok berikut:
1) Untuk memenuhi kebutuhan basal (minimal ) di mana apabila jumlah kebutuhan ini tidak
dipengaruhi maka kesehatan tubuh akan terganggu dan pertumbuhan normal tidak akan
tercapai.
2) Sejumlah tambahan untuk mengimbangi adanya kerusakan infeksi , stress dan sebagainya.
Tubuh kita tidak dapat menghindari kehilangan-kehilangan protein terutama yang terjadi
melalui air seni, kotoran (feses) dan kulit.
Kecukupan Vitamin
Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk
proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh
tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu, harus diperoleh dari bahan
pangan yang dikonsumsi. Sebagai perkecualian adalah vitamin D. Dalam bahan pangan hanya
terdapat vitamin dalam jumlah yang relatif sangat kecil dan terdapat dalam bentuk yang
berbeda-beda, diantaranya ada yang berbetuk provitamin atau calon vitamin (Precussor) yang
dapat diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif.
Kecukupan Mineral
Zat gizi dapat digolongkan, yaitu golongan Makromolekul (teh, protein dan lemak)
serta mikromolekul vitamin dan mineral. Meskipun merupakan komponen yang paling vital
untuk kehidupan, pada bahan pangan hewani dapat berupa daging (sapi, kerbau, kambing,
ayam, unggas, kelinci dan lain-lain), sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber
vitamin dan mineral.
Komponen-komponen anorganik tubuh manusia terutama adalah Natrium, Kalium,
Kalsium, Magnesium, Besi, Fosfor, Klorida dan Sulfur. Sebagian dari unsur-unsur tersebut
adalah mineral-mineral tulang dan ion-ion dapat sebagai cairan tubuh. Mineral-mineral
tersebut adalah bagian-bagian mustahak dari makanan. Unsur-unsur lain yang terdapat dalam
jumlah sangat kecil disebut unsur-unsur runut (trace elements) yang juga adalah komponen-
komponen makanan yang mustahak. Ini termasuk tembaga, moblibzenum, kobalt, mangan,
zink, kromium, setenium, iodium dan fluor.
Yodium (i) merupakan mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang relatif
sangat kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon
tiroksin. Hormon tiroksin ini sangat berperan dalam metabolisme sehingga dalam keadaan
konsumsi yodium yang rendah, kelenjar gondok akan berupaya membuat konpensasi dengan
membesrakan kelenjarnya. Frevalensi pembeseran kelenjar gondok di indonesia temasuk
sangat tingi. Karenanya defesiensi yudium atau gondok andemik merupakan salah satu
masalah gizi utama.
Kebutuhan yodium per hari sekitar 1-2 g per kg berat badan. Perkiraan kecukupan
yang dianjurkan sekitar 40-120 g per hari untuk anak samapi umur 10 tahun, dan 150 g per
hari untuk orang dewasa. Untuk wanita dan menyusui dianjurkan tambahan masaing-masing
25 g dan 50 g per hari.
c) Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus
kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu
terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa
balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur),
atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena
perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan
indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik,
kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004). Berat badan dan
tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan manusia,
khususnya yang berhubungan dengan status gizi.
Persiapan alat :
o untuk mengukur tinggi badan balita adalah mikrotoa ( mikrotoise).
o untuk mengukur tinggi anak baru sekolah adalah pita meteran dan segi
tiga siku-siku yang tersedia.
Cara mengukur tinggi badan balita :
1. Tempelkan dengan paku mikrotoa tersebut pada dinding yang lurus datar
setinggi tepat 2 meter. Angka 0 pada lantai yang datar rata.
2. Lepaskan sepatu atau sandal.
3. Anak harus berdiri tegak dengan sikap siap sempurna. Kepala bagian
belakang harus menempel pada dinding dan muka menghadap lurus dengan
pandangan ke depan.
4. Turunkan mikrotoa dengan rapat pada kepala bagian atas, siku-siku harus
menempel lurus pada dinding.
5. Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan mikrotoa.
Angka tersebut menunjukan tinggi anak yang diukur.
Cara mengukur tinggi badan anak baru masuk sekolah :
1. Anak tidak boleh memakai alas kaki.
2. Anak berdiri membelakangi dinding dengan pita meteran berada di tengah
bagian kepala.
3. Posisi anak tegak bebas.
4. Tangan dibiarkan tergantung bebas menempel di badan.
5. Tumit rapat, tetapi ibu jari kaki tidak rapat.
6. Anak menghadap dengan pandangan lurus ke depan.
7. Untuk menentukan tinggi anak pada pita meteran, digunakan alat bantu
berupa segi tiga siku-siku.
Persiapan alat :
Pita pengukur
Cara pengukuran :
o Gunakan pita pengukur yang tidak mulur.
o Lingkarkan pita tersebut pada titik tengah lengan atas yang non-dominan
diantara puncak prosesus akromialis scapula dan prosesus olekranon os
ulna sementara lengan bawah difleksikan 90o.
o Dengan lengan dalam posisi bergantung bebas.
o Kencangkan pita pengukur yang telah dipasang melingkari titik tengah
lengan atas tanpa menimbulkan penekanan pada jaringan lunak.
o Lakukan pembacaan pada sentimeter terdekat.
o Nilai normal standar : laki-laki = 26,3 cm
Wanita = 25,7 cm
e. ) Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis, yang
biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan
ukuran kepala. Contoh yang sering digunakan adalah kepala besar ( Hidrosefalus ) dan
kepala kecil ( Mikrosefalus ). Dalam antropometri gizi, rasio lingkar kepala dan lingkar
dada cukup berarti dan menentukan kecukapan energy protein ( KEP ) pada anak.
Lingkar kepala juga bisa digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengukuran
umur.
Persiapan alat :
Pita pengukur yang terbuat dari fiberglass dengan lebar kurang dari 1 cm,
fleksibel, tidak mudah patah.
Cara Pengukuran :
Lingkarkan pita pada kepala.Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella
( frontalis ) atau supra orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian
posterior. Pengukuran sebaiknya dibuat mendekati 1 desimal.
1. Alat
a. Meteran
b. Timbangan BB
c. Penlight
d. Steteskop
e. Spighnomanometer
f. Thermometer
g. Arloji atau stopwatch
h. Refleks Hammer
i. Tongue spatel
j. Tissue, buku catatan perawat.
Alat diletakkan di dekat tempat tidur klien yang akan di periksa.
2. Lingkungan
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup penerangan. Misalnya
menutup pintu atau jendala atau skerem untuk menjaga privacy klien
3. Klien (fisik dan fisiologis)
Bantu klien mengenakan baju periksa jika ada dan anjurkan klien untuk rileks.
Cara Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
3. Lakukan pemeriksaan dengan berdiri di sebelah kanan klien dan pasang
handschoen bila di perlukan.
4. Pemeriksaan umum meliputi : penampilan umum, status mental dan nutrisi.
Posisi klien : duduk atau berbaring
Cara : inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.
o Kesadaran, tingkah laku, ekspresi wajah, mood. (Normal : Kesadaran penuh,
Ekspresi sesuai, tidak ada menahan nyeri / atau sulit bernafas)
o Tanda-tanda stress atau kecemasan (Normal) : Relaks, tidak ada tanda-tanda
cemas atau takut)
o TB, BB ( Normal : BMI dalam batas normal)
o Kebersihan Personal (Normal : Bersih dan tidak bau)
o Cara berpakaian (Normal : Benar / tidak terbalik)
o Postur dan cara berjalan
o Bentuk dan ukuran tubuh
o Cara bicara (Relaks, lancar, tidak gugup)
5. Evaluasi dengan membandingkan dengan keadaan normal.
6. Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
3) Biokimia
Adalah suatu pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada
berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: urine, tinja,
darah, beberapa jaringan tubuh lain seperti hati dan otot.
4) Biofisik
Penentuan gizi secara biofisik adalah suatu metode penentuan status gizi dengan
melihat kemampuan fungsi, khususnya jaringan, dan melihat perubahan struktur jaringan.
Penilaian secara biofisik dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu uji radiologi, tes fungsi fisik
dan sitologi.
Nilai gizi protein yang dikomsumsi akan menentukan jumlah yang harus di komsumsi.
Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan protein, protein dengan nilai gizi rendah harus di
komsumsi dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan protein yang bernilai gizi
tinggi. Nilai gizi protein dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: (1) daya cernanya, serta (2) jumlah
dan komposisi asam-asam amino esensial. Pada umurnnya nilai gizi protein nabati lebih rendah
dibandingkan dengan protein hewani.
Meskipun secara teoritis dapat disusun campuran protein nabati sehingga nilai gizinya
sama dengan protein hewani, namun konsumsi protein hewani memberikan beberapa keuntungan
tambahan, antara lain: membantu penyerapan zat gizi lain (misalnya zat besi), dan dapat
mencukupi kebutuhan tubuh akan vitamin dan mineral, karena produk pangan hewani juga
merupakan sumber vitamin dan mineral yang baik.
Kebutuhan akan protein bagi orang dewasa telah dihitung berdasarkan studi mengenai
jumlah nitrogen yang hilang dari subyek yang mengonsumsi makanan yang tidak mengandung
protein atau mengandung sedikit sekali protein. Metode ini dikenal sebagai "metode faktorial"
(factorial method atau factorial approach). Dalam metode ini kehilangan nitrogen dari tubuh
diduga dengan cara menghitung jumlah nitrogen yang terdapat dalam urine, feses dan keringat
serta saluran minor lainnya, setelah subyek memperoleh ransum bebas protein (lihat Tabel 29).
Jumlah nitrogen yang hilang tersebut menunjukkan jumlah minimum protein yang diperlukan
oleh tubuh.
Penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa rata-rata jumlah nitrogen yang hilang
tersebut adalah seba berikut: 37 mg/kg berat badan per hari dalam urine, 12 mg/kg b badan per
hari dalam feses, 3 mg/kg berat badan per hari pada (terkelupas), dan sekitar 2 mg/kg berat badan
per hari dalam salur minor lainnya. Sehingga jumlah nitrogen yang hilang adalah seki 54 mg/kg
berat badan per hari; dengan kata lain sekitar 0,34 g protein/kg berat badan per hari diperlukan
untuk kompensasi nitro yang hilang tersebut, agar terdapat keseimbangan nitrogen da tubuh.
Tesis tersebut di atas telah diuji dengan cara memberikan an nitrogern. protein telur utuh atau
albumin telur pada subyek oreing dewasa dalam jumlah yang cukup untuk memberikan
keseimbang Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, meskipun dengan memberikan protein
bermutu tinggi seperti telur, lebih banyak protein diperlukan untuk memperoleh keseimbangan
nitrogen daripada estimasi 54 mg nitrogen/kg berat badan per hari. Untuk subyek yang diberi
ransum protein bermutu tinggi seperti telur, susu, kasein atau ransum campuran protein hewani,
jumlah nitrogen yang diperlukan untuk memperoleh keseimbangan adalah sekitar 70 mg/kg berat
badan per hari, atau sekitar 0,44 g protein/kg berat badan per hari .
Dengan memperhitungkan semua faktor yang dapat mempengaruhi, misalnya variasi
mutu protein dan variasi individu, Komite Para Ahli di FAOWHO akhirnya menetapkan angka
0,57 g protein/kg berat badan per hari untuk laki-laki dewasa dan 0,52 g protein/kg berat badan
per hari untuk wanita dewasa. Angka-angka tersebut hanya didasarkan pada hasil-hasil penelitian
jangka pendek Hasil penelitian jangka panjang menemukan bahwa angka 0,89 protein/kg berat
badan per hari merupakan angka rata-rata yang leblh dapat diterima (lihat Tabel 28)
Kebutuhan akan protein dan asam-asam amino untuk dapat diestimasi dari jumlah protein dan
pola asam-asam amino yang terdapat dalam air susu ibu (ASI). Nilai yang diperoleh dianggap
sesuai untuk pertumbuhan bayi yang optimal. Untuk anak-an biasanya digunakan metode
faktorial yang menyangkut estima jumlah semua nitrogen yang dengan hilang melalui urine,
feses, kulit dan saluran minor lainnya, ditambah dengan kebutuhan untuk pertumbuhan.
Untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, diperlukan jumlah konsumsi
protein per kg berat badan per hari yang lebih tinggi dari orang dewasa. Misalnya, untuk bayi
sampai kehamilan 3 bulan diperlukan rata-rata 2,4 g protein / kg berat badan per hari; 1,85 g
protein / kg berat badan / hari untuk bayi 3-6 bulan; 1,6 g protein / kg berat badan / hari untuk
bayi berdiri 6-9 bulan, dan 1,4 g protein / kg berat badan / hari untuk bayi berdiri 9 - 11 bulan.
Hal yang harus diperhatikan dalam memenuhi kebutuhan bayi dan anak kecil akan protein, selain
nutrisi protein (daya cerna dan kelengkapan asam-asam amino esensial), juga status gizi dan
kesehatan bayifanak tersebut. Karena penyakit infeksi atau diare misalnya, akan meningkatkan
kebutuhan tubuh akan protein. Protein kecukupan per orang per hari yang dianjurkan untuk
orang Indonesia. Dalam angka kecukupan gizi (AKG) tahun 2004 (Tabel 30). Kecukunan protein
vana unggul di Indonesia
Kelebihan komsumsi protein tidak baik untuk kesehatan ginjal, karena apabila proses
protein digunakan sebagai sumber energi, maka grup NH3^- nya harus dilepaskan melalui proses
deaminasi, dan kemudian disintesis menjadi urea. Urea yang berlebih dalam darah akan
membahayakan kesehatan, sehingga harus dibuang dalam bentuk urin. Makin banyak protein
yang dikonsums banyak urea yang terbentuk, dan meningkatkan jumlah urea yang terbentuk, dan
makin keras kerja ginjal untuk membuang urea tersebut.
Kekurangan komsumsi protein terjadi di kalanham bayi dan anak anak kecil terutama akibat
kemiskinan. Kekurangan kalori-protein (KKP) yang muncul dalam bentuk "marasmus
kwasiorkor" pada bayi dan anak-anak kecil masih dilarang di negara lain. Hal ini menyebabkan
pertumbuhan otak dan anak-anak terhambat tetapi juga otaknya, maka akan berakiba
terbentuknya daya manusia dengan kualitas rendah.
Lemak
Di samping untuk kebutuhan tubuh asam linoleat dan linolenat, manusia tidak membutuhkan
lemak. Hal ini dapat dilakukan karena setiap kelebihan atau protein yang dikonsumsi, dapat
menjadi lemak di dalam tubuh. Suatu ransum yang dapat memberikan 2% dari jumlah total
kebutuhan energi, yang terdiri dari asam linoleat dan linolenat, dapat memenuhi kebutuhan
tubuh.
Akan tetapi, karena lemak atau minyak dapat meningkatkan palatabilitas makanan, maka
minyak atau lemak yang banyak dikonsumsi Selain itu, lemak atau minyak dalam makanan dapat
digunakan sebagai pelarut (pembawa) vitamin alami lemak (vitamin A, D, E, K) dan pro-vitamin
lemak lemak (misalnya karotenoid) dan antioksidan alami (misalnya karotenoid, klorofil dan
lain-lain).
Para dokter ahli penyakit jantung di Amerika Serikat merekomendasikan komsumsi minyak
atau lemak dibatasi maksimum 30% dari total kalori yang dikonsumsi per hari. Dari jumlah 30%
tersebut, disarankan 10% berupa lemak atau minyak yang mengandung asam lemak jenuh (asam
lemak jenuh), 10% berup lemak atau minyak yang mengandung asam lemak tidak jend tunggal
(asam lemak tak jenuh tunggal), dan 10% ainnya beru lemak atau minyak asam lemak tidak
jenuh jamak (polyunsaturated fatty acids)
Vitamin
Sudah terbukti sebelum kekurangan atau kelebihan -konsumsi vitamin tidak baik untuk
kesehatan tubuh Kekurangan asupan vitamin akan menyebabkan defisiensi, sedangkan kelebihan
vitamin akan menyebabkan keracunan, meskipun berupa vitamin larut udara. Kecukupan asupan
vitamin alami lemak (vitamin A, D, E dan K) diberikan pada Tabel 31, sedangkan kecukupan
asupan vitamin nutrisi udara.
Vitamin A
Gejala defisiensi akan nampak jika cadangan vitamin A dalam hati telah berkurang. Kekurangan
asupan protein dan seng (Zn) akan mengurangi pelepasan vitamin A dari hati, kemudian timbu
gejala yang sama seperti defisiensi vitamin A. Penyebab defisiensi vitamin A antara lain: (a)
menambah vitamin A (karoten, pro-vitamin A) rendah, ( b) gangguan dalam proses penyerapan
dalam usus,(c) gangguan proses penyimpanan dalam hati, dan (d) gangguan dalam konversi pro-
vitamin A (karoten) menjadi vitamin A. Gejala yang muncul dari peran vitamin A dalam
kesehatan sel -sel epitel, serta dalam proses penglihatarn sebagai berikut:
(1) Rabun Senja. Dampak yarg terjadi akibat defisiensi vitamin A adalah Rendahnya penyaluran
vitarmin A akan menurunkan jumlah vitamin A dalam hati kadar Vitarnin A dalam darah
dan menurun. Hal ini akan mengubah jumlah vitamin A yang tersedia untuk retina (untuk
pembentukan rhodopsin, yang menggunakan dalam proses penglihatan).
Vitamin A merupakan vitamin anti infeksi, antara lain untuk mencegah infeksi pada saluran
pernafasan bagian atas (ISPA).
(4) Perubahan pada kulit
Kulit, terutama pada bahu, menjadi kasar dan kaku. Selain itu dapat terjadi foliculosis, yaitu
benjolan-benjolan kecil pada dasar kantong rambut yang kemudian mengeras (keratinisasi)
Keracunan vitamin A Sehat dapat terjadi pada tingkat konsumsi 16.000 RE / hari. Namun, ada
juga yang disebut keracunan pada tingkat konsumsi lebih rendah, yaitu 6.000 RE / hari. Pada
orang lain baru terjadi keracunan ketika tingkat konsumsi vitamin A mencapai 40.000-55.000 RE
/ hari.
Pada semua golongan umur, periode awal mulailah dosis tinggi sampai timbulnya keracunan
antara 6 sampai 15 bulan. Penulis keracunan pada orang dewasa adalah: sakit kepala, mengantuk,
mual-mual, rambut rontok, kulit mengering dan diare. Pada anak-anak, gejala yang timbul
adalah: dermatitis, berat badan menurun, dan sakit pada tulang rangka. Anak kecil (bayi) dapat
menderita keracunan pada doses 8000 RE/hari, dalam periode komsumsi. Gejalanya adalah:
kepala yang terkemuka dan berair, tekanan di dalam tengkorak meningkat dan mudah marah.
Vitamin D
Tiga jenis keadaan yang dapat dialami oleh penderita defisiensi vitamin D, adalah sebagai
berikut: (a) Riketsia, diderita oleh anak-anak yang ditandai dengan kaki bengkok (bentuk O): (b
Tetani, yang ditandai oleh bengkoknya tangan dan sendi, aki D atau rusaknya gangguan
paratiroid; dan (c) Osteomalasia, yang diderita oleh orang dewasa akibat defisiensi vitamin D
dan Ca Terjadi pada penderita sakit ginjal kronis.
Konsumsi vitamin D yang berlebihan akan menyebabkarn hypercalciurea dan
hypercalcemia yang ditandai oleh berkurangnya selera makan, rasa haus berlebihan, terus
menerus buang udara kecil muntah, lemas, diare dan pertumbuhan terhambat. Pada umumnya
asupan vitamin D dari makanan dan suplemen tidak akan melebihi batas aman (upper intake
level) . Di Amerika Serikat tolerable upper intake level untuk orang dewasa ditetapkan
ditetapkan 50 ug atau 2000 IU / hari. Di Indonesia tidak ada jumlah yang sangat tinggi
mengkonsumsi vitamin D yang dapat menyebabkan toksisitas.Namun perkiraan konsumsi lebih
tinggi dari 50 ug per hari sudah akan menyebabkan toksisitas.
Vitamin E
Vitamin E banyak ditemukan dalam bahan makanan berlemak (mengandung minyak), oleh
karena itu sangat jarang terjadi defisiensi vitamin E. Pada manusia, defisiensi vitarmin E dapat
terjadi pada bavi prematur dan pada orang yang mengalami malabsorbsi (gangguan vitamin E.
Pada keadaan kadar vitamin E dalam darah, gejala yang terlihat adalah peningkatan tekanan
darah tinggi. PUFA dalam jumlah banyak akan menghasilkan radikal lipid (peroksida),
sedangkan vitamin E bertindak sebagai semut ioksidan yang bisa lipid radikal (scavenger).
Defisiensi mungkin terjadi jika tidak mengonsumsi vitamin E dalam jangka waktu lama,
misalnya lebih dari satu tahun.
Pada bayi prematur, defisiensi terjadi akibat kesulitan vitamin E. Dalam kasus seperti ini,
vitamin E dapat diberikan secara lisan atau oral dalam bentuk air-miscible bentuk ini merupakan
vitamin yang siap diserap. Berdasarkan kadar vitamin E di dalam plasma, katakan defisiensi jika
kadar vitamin E kurang dari 6,5 ug / ml, defisiensi margatif bila kadar vitamin dalam plasma
sekitar 6,5 8,6 ug / ml, kadar vitamin saat normal dalam plasma sekitar 8, 6 10,8 ug / ml dan
optimum jika kadar vitamin dalam plasma sama dengan 10,8 ug / ml .
Vitamin E dianggap relatif aman untuk orang sehat, namun asupan vitamin E dosis tinggi tidak
disarankan untuk pasien yang sedang mengonsumsi vitamin K (untuk pembekuan darah ata
pengobatan antikoagulan). Suplemen vitamin E juga tidak disarankan dikonsumdi selama 1-2
minggu sebelum dan setelah operasi, karenadarah Vitamin K nkan dikonsumsi selama 1 2
minggu sebelum dan setelah rasi, karena dikhawatirkan akan mengganggu kerja koagulan.
Vitamin K
Manifasi defisensi adalah lamanya proses pembekuan (koagulasi) darah, oleh karena itu
orang yang mengalami defisiensi vitamin K mudah terkena hemorrhage (pendarahan). Pada
orang normal jarang terjadi defisien vitamin K Defisiensi vitamin K dapat terjadi pada orang
yang mengonsumsi antibiotik, antara lain akibat efek antibiotik pada kinerja enzim karboksilase
yang memerlukan vitamin K.
Defisiensi vitamin K pada orang dewasa antara lain ditandai oleh lamanya pembekuan
darah, rendahnya kadar vitamin K dalam plasma, rendahnya ekskresi y-carboxy glutamyl residue
(Gla) dalam urin serta rendahnya aktivitas faktor VIl (yang terkait dengan agregasi keping-
keping darah).
Apabila asupan vitamin K hanya berasal dari makanan sehari- hari, maka tidak akan
terjadi kelebihan vitamin K dan tidak akan terjadi efek samping. Pemberian vitamin K dengan
dosis 10 20 mg (beberapa ratus kali kecukupan) di klinik, diamati tidak memberikan efek
samping. Namun konsumsi vitamin K berlebihan sebaiknya dihindari. Kelebihan vitamin K
(sebagai menadione) yang diberikan ada bayi menyebabkan meningkatnya kejadian anemia
hemolitik, erbilirubinemia dan kerusakan hati, terutama pada bayi premature hip yang menderita
erythroblastosis
Tiamin (Vitamin Bi)
Apabila terjadi detisiensi vitamin B, maka selera makan akan sistem syarat
(neuromusculan turun, depresi dan gangguan pada Bila defisiensi berlanjut akan timbui penyakit
beri-beri. Gejala beri- beri adalah sebagai berikut: (a) sistem syaraf dan kardiovaskuler
terpengaruh, (b) mental confusion, (c) lemah otot, (d) hilangnya "sentakan" lutut dan sikut, (e)
nyeri pada otot kepala, (f) kelumpuhan,(g) oedema( wet beri-beri), (h) otot mengerut ( dry beri-
beri), dan (i) jantung membesar.
Gejala neurologis disebabkan oleh sintesis asetilkollin menurun, karena menurunya produksi
asetil-koA sebagai akibat dari menurunnya aktivitas enzim piruvat dehidrogenase.
Riboflavin (Vitamin B2)
Awal terjadinya kekurangan riboflavin ditandai oleh cheilosis, yaitu pandangan pada
sudut mulut dan bibir. Defisiensi yang berlanjut dapat menyebabkan glossitis, yaitu lidah
menjadi halus dan berwarna merah keunguan, serta peradangan kulit yang bersisik. Pada umunya
penderita beri-beri dan defisiensi protein juga mengalami defisiensi riboflavin.
Riboflavin merupakan vitamin yang relatif tidak toksik. Jumlah yang bisa diserap sangat
terbatas. Menahan, manusia untulk nyerap vitamin B2 secara lisan tidak lebih dari 20 mg dosis
tungga Segera setelah diserap, ribofiavin diekskresikan melalui urine. Oleh sebab itu asupan
yang tinggi tidak dapat menyebabkan risiko kesehatan .
Niasin
Defisiensi niasin menyebabkan timbulnya pellagra. Istilah pellagra berasal dari bahasa Italia,
pelle (kulit) dan agra (kasar). Penyakit pellagra stadiurm lanjut dicirikan oleh tiga d's pellagra
yaitu: dermatitis, diare dan depresi. Gejala awal defisiensi niasin adalah: Gangguan seperti
terbakar, lidah merah dan bengkak yang sering terjadi dengan defisiensi riboflavin. Gejala
neurologik berhubungan dengan degenerasi jaringan syaraf, dan gejalanya adalah: insomnia,
iritasi, vertigo, nanah dan halusinasi (pada kondisi kronis).
Niasin sebenarnya tidak toksik. Asam nikotinat sebagai vasodilator, sehingga komsumsi 50-
100 mg dapat menyebabkan kemerahan pada kulit, tetapi reaksi ini hanya berlangsung sekitar 20
menit.. Bentuk nikotinamid yang biasa digunakan sebagai suplemen tidak menyebabkan reaksi
tersebut.
Asam Folat
Defisiensi asam folat dapat disebabkan oleh asupan yang tidak cukup, tidak sempurna,
tinggi badan atau badan selama proses penggunaan makanan asam folat. Defisiensi vitamin ini
dapat menyebabkan toksemia kehamilan, infeksi, scurvy dan meumatoid arthritis. Toxemia
kehamilan adalah kondisi yang terjadi saat akhir kehamilan, termasuk juga curah darah tinggi,
proteinuria, dan edema. Konsumsi alkohol yang dapat membantu menghilangkan asam folat.
Individu yang beresiko defisiensi asam folat antara lain wanita hamil, orang lanjut usia,
alkoholik, dan orang yang minum obat-obatan tertentu dan oralepsi oral.
Piridoksin
Tanda-tanda defisiensi vitamin B6 pada manusia kuran spesifik.Gejalanya adalah lemah,
mudah tersinggung, insomnia dan kesulitan berjalan.Cheilosis muncul tetapi tidak sembuh
dengan pemberian biotin atau riboflavin.Pada bayi, kekurangan piridoksin akan menyebabkan
kejang-kejang yang akan segera sembuh dengan pemberian piridoksin intravena.Defisiensi
vitamin ini akan menyebabkan gangguan metabolisme triptofan yang menimbulkan gejala seperti
pellagra.Selain itu juga menimbulkan perubahan perilaku seperti depresi dan irritabilitas.
Kelebihan piridoksin jarang terjadi.Apabila terjadi, gejala yang timbul ialah sensory
neuropathy dan ataxia pada dosis yan sangat tinggi (1000 mg).Dilaporkan bahwa asupan 100
mg/hari tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Vitamin B12
Defisiensi vitamin B12 menimbulkan pernicious anemia sebagai akibat dari: konsumsi
rendah atau gangguan dalam proses penyerapan (misalnya defisiensi intrinsic factor).Anemia
pernicious dicirikan oleh terbentuknya megaloblast (macrocytes).Erythroblast merupakan cikal
bakal sel darah merah, dibentuk di dalam sumsum tulang belakang.Vitamin Bi2 sebagai koenzim
menyediakan grup metil untuk sintesis DNA.Apabila defisiensi vitamin B12, maka DNA tidak
dapat diproduksi sehingga sel tidak dapat membelah diti Sedangkan produksi RNA tetap normal,
dan sintesis protein berlanjut terus, sehingga ukuran sel darah merah bertambah besar, menjadi
megaloblast (macrocytes)
Vitamin C (Asam Askorbat)
Gejala awal defisiensi vitamin C, dalam perannya mernpertahankan integritas kapiler adalah:
(a) gusi berdarah dan (b) pintpoint hemorrhage (pecahnya urat darah kapiler di bawah kult)
Apabila defisiensi berlanjut, akan terjadi: (a)sintesis kolagen terhambat, (b) pendarahan
berlanjut, (c) otot, termasuk otot jantung melemah, (d) Kulit menjadi kasar, kecoklatan dan
kering, (e) luka sulit disembuhkan, (0) pembentukan tulang terhambat, ujung tulang melunak dan
sakit, (g) gigi cepat tanggal, (h) defisiensi zat besi yang dapat menyebabkan anemia.
5. Mineral
Seperti halnya pada vitamin, kekurangan atau kelebihan pemberian mineral tidak baik untuk
kesehatan tubuh. Kekurangan konsumsi akan menyebabkan konsumsi akan menghasilkan
keracunan. Kecukupan konsums bermacam-macam makro-mineral (Ca, P dan Mg) ditampilkan
pada Tabel 33, sementara kecukupan memasok beberapa macam mikro-mineral (Fe, I, Zn, Se
dan F) .
Kalsium (Ca)
Kekurangan atau kelebihan komsumsi kalsium akan menyebkan terjadinya metabolisme kalsium
yanh tidak normal. Contoh defisiensi kalsium adalah osteoporosis dan osteomalacia, sedangkan
contoh kelebihan kalsium adalah hiperkalasemia, tetany, dan rigor kalsium.
Magnesium
Defisiensi Mg dapat terjadi akibat kelaparan, muntah-muntah luka akibat operasi, transit time
makanan dalam usus singkat, sehingga penyerapan magnesium rendah. Hal-hal berikut ini dapat
timbul bila terjadi defisiensi magnesium: (a) low magnesium tetany gejala awal yang timbul pada
kondisi tersebut adalah uncontrol neuro muscular tremors (gemetaran) dan kejang-kejang; (b)
kalsifikasi yang tidak diinginkan pada jaringan lunak, yang merupakan manifestasi dari
peningkatan penyerapan kalsium, jika terjadi defisiensi magnesium, dan pada saat yang sama
terjadi mobilisasi kalsium dari tulang; dan (c) vasodilatasi (pelebaran diameter pembuluh darah)
dan perubahan kulit.
Zat Besi (Fe)
Tubuh sangat efisien dalam mengkonservasi asupan zat besi sehingga defisiensi zat besi hanya
terjadi dalam masa pertumbuhan kekurangan asupan zat besi setelah kehilangan darah atau
ketika wanita hamil atau melahirkan. Detisiensi zat besi dalam waktu lama akan mengakibatkan
terjadinya anemia (anemia gizi besi). Siderosis atau hemosiderosis adalah kondisi kelebihan zat
besi cadangan (hemosiderin) di dalam hati. Biasanya hal ini terjadi karena individu tersebut
gagal dalam mengatur jumlah Fe yang telah diserap. Hal lain yang dapat terjadi adalah
hemochromatosis, yaitu kondisi di mana tingkat penyerapan zat besi oleh individu sangat tinggi.
Iodium
Defiensi iodium dapat menyebabkan timbulnya gondok , yaitu kondisi yang ditandai
dengan membesarnya bagian leher akibat pembesaran kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid
merupakan kompensasi terhadap keterbatasan jumlah iodium yang penting untuk sintesis hormon
tiroksin.
Kritinisme dapat terjadi pada anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan iodium, dan
hidup di daerah endemic golter, anak penderita kritinismne terganggu pert8umbuhan
fisiknya(kerdil) dan mengalami gangguan mental.
Myxedema merupakan kondisi yang terjadi akibat kekurangan hormon tiroksin dalam
jangka waktu lama.Myxedema ditandai oleh rambut yang menipis dan kasar;kulit kering dan
kekuningan;tidak tahan kedinginan;suara parau dan lemah.Hal ini dapat terjadi sebagai akibat
adanya kerusakan pada kelenjar tiroid atau kelenjar pituitary.
Hipertiroidisme adalah kondisi di mana laju metabolik basal meningkat hingga 100 % di
atas normal , disebut juga sebagai exophthalmic goiter atau penyakit Graves.Orang yang
mengalami aktivitas kelenjar tiroid berlebihan terlihat gugup, kehilangan berat badan, tidak
toleran terhadap panas, gemetaran (tremor) dan bola matanya menonjol.
Seng (Zn)
Kekurangan Zn dapat menyebabkan timbulnya kekurangan tembaga (Cu), hambatan
pertumbuhan dan perkembangan fisik dan organ reproduksi, anemia, kurang selera makan dan
daya tahan tubuh terhadap infeksi rendah. Kelebihan Zn menimbulkan gejala mirip dengan
kekurangan Zn, yaitu menurunnya status tembaga (Cu), anemia dan menurunnya
imunitas.Kelebihan Zn juga dapat menyebabkan gangguan syaraf dan kelemahan otot
Selenium (Se)
Kekurangan selenium dapat menyebabkan timbulnya penyakit Keshan yang banyak terjadi di
Cina.Ciri penyakit tersebut ialah mudah lelah walau hanya melakukan aktivitas fisik ringan dan
hilang selera makan.Penyakit lain yang dapat timbul akibat kekurangan Se adalah Kashin Beck
yang juga banyak terjadi di Cina dan negara- negara bekas Uni Sovyet.Pada tahap lebih lanjut
dapat terjadi pembengkakan dan perubahan bentuk sendi tulang.Hasil penelitian terakhir
menunjukkan bahwa kekurangan selenium dapat menyebabkan menurunnya jumlah enzim
5'deiodinase yang bertanggung jawab pada pembentukan T3 (triodothyronin) dari T4
(tiroksin).Hal ini merupakan hubungan yang nyata antara iodium dan selenium. Kelebihan
Seujud keracunan yang dikenal sebagai selenosis. Gejala selenosis adalah: mual, muntah, cepat
lelah, rambut rontok dan pertumbuhan kuku tidak normal.
Fluor (F)
Defisiensi fluor sangat jarang terjadi. Bila terjadi defisiensi fluor akan menyebabkan karies
(membawa) gigi dan jumlah gigi yang tumbuh tidak mencapai jumlah normal. Kelebihan fluor
disebut sebagai fluorosis, yang mulai terlihat pada awal tahun 6 tahun. Laki-laki lebih sering
terkena fluorosis dari wanita. Enamel gigi yang menjadi burik atau kehitamar adalah tanda-tanda
awal fluorosis, mengalami lebih banyak lagi gangguan, kesabaran, sakit persendian, deformasi
tulang belakang (bungkuk) dan betis bengkok. Asupan kalsium yang rendah dan Molibdenum
yang tinggi akan memperparah sindroma Asupan fluor yang tinggi juga akan mempengaruhi
metabolisme, yang menyebabkan timbulnya hipotroidisme.