OLEH :
A. TUJUAN
1. Memahami pengertian pendidikan karakter.
2. Memahami peran penting pendidikan karakter bagi pembangunan bangsa.
B. PEMBAHASAN
1. Memahami pengertian pendidikan karakter
Karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap
individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa, dan negara. Karakter dapat dianggap sebagai nilai- ilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha esa, diri, sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan,
dan perbuatan berdasarkan norma- norma agama, hukum, tata karma , budaya , adat
istiadat, dan estetika. Karakter dalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari –
hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak. Warsono dkk. (2010) mengutip
Jack Corley dan Thomas Philip (2000) menyatakan : “ Karakter merupakan sikap dan
kebiasaan seseorang yang memungkinkan dan mempermudah tindakan moral.”
Menurut KBBI (2009) Karakter merupakan sifat- sifat kejiwaan, akhlak
atau budi pekerti yang membedakan sesorang denan yang lain. Sementara Scerenko
(1997) mendefinikan karakter sebagai artibrut atau ciri- ciri yang membentuk dan
membedakan cir- pribadi , ciri etis, dan kompleksitas mental dari seseorag, suatu
kelompok atau bangsa. Dengan demikian karakter adalah nilai- nilai yang unuk – baik
yang terpati dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku (Kementrian Pendidikan
Nasional, 2010).
2. Memahami peran penting pendidikan karakter bagi pembangunan bangsa
Modal orang untuk menjadi sukses tak lepas dari peran penting suatu
karakter yang luar biasa. Karakter menjadi suatu hal yang berpengaruh pula dimana
sesorang tersebut berada. Pembentukan karakter dapat dibangun pula melalui sarana
Pendidikan.
Negara Indonesia pun sejak masa kemerdekaan sudah memikirkan mengenai
Pendidikan Karakter. Para pendiri bangsa menyadari paling tidak ada tiga tantangan
besar yang harus dihadapi. Pertama, adalah mendirikan bangsa yang bersatu dan
berdaulat, kedua, adalah membangun bangsa, dan ketiga adalah membangun karakter.
Bangsa ini serasa kehilangan jati dirinya, bangsa yang dikenal dengan bangsa
yang santun kini kesantunannya pun sudah jarang ditemukan. Keadaan ini telah
menjadi keprihatinan nasional. Pada perayaan hari nyepi di Jakarta tahun 2010 yang
lalu, Presiden Republik Indonesia menyampaikan pesannya: “ pembangunan watak
amat penting. Kita ingin membangun manusia Indonesia yang berakhlak, berbudi
pekerti, dan berperilaku baik. Bangsa kita ingin pula memiliki peradaban yang unggul
dan mulia. Peradaban demikian dapat kita capai apabila masyarakat kita juga
merupakan masyarakat yang baik (good society).
Sebagai tindak lanjut dari pidato Presiden tersebut maka salah satu program
100 hari Kementrian Nasional adalah pendidikan karakter. Salah satu dampak dari
kegiatan tersebut, sejak digalakannya kembali pembelajaran di Indonesia. Sebenarnya
sejak orde lama pendidikan karakter sudah ada namun dikenal dengan nama
pendidikan budi pekerti, yang mana landasan pengembangan kebudayaan, pendidikan
budi pekerti lebih banyak ditekankan pada hubungan antar-manusia, antar-siswa dan
guru, antara siswa dan orang tua dan antar-siswa. Disamping mengembangkan
hubungan yang berada antar-sesama manusia, pendidikan karakter juga
mengembangkan bagaimana hubungan yang pantas dan layak antara manusia kepada
sang Pencipta, Al-Khalik, serta dengan alam lingkungannya.
Dalam kaitan itu telah diidentifikasi sejumlah nilai pembentuk karakter yang
merupakan hasil kajian empiric Pusat Kurikulum, nilai – nilai bersumber dari Agama,
Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional tersebut adalah :
1. Pendidikan Formal
3. Pendidikan Informal
Dalam pendidikan informal pendidikan karakter berlangsung dalam keluarga
yang dilakukan oleh orang tua dan orang dewasa didalam keluarga terhadap anak –
anak yang menjadi tanggung jawabnya.
C. KESIMPULAN