Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/307859882

Sistem Perekonomian Kerajaan Majapahit

Article · June 2015

CITATIONS READS

2 11,873

2 authors, including:

Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari


Airlangga University
3 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Sistem Perekonomian Kerajaan Majapahit View project

Minuman Keras sebagai Necessary Evil di Surabaya 1900—1942 (Alcoholic Drink as a Necessary Evil in Surabaya 1900—1942) View project

All content following this page was uploaded by Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari on 07 September 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Sistem Perekonomian Kerajaan Majapahit
1)
Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari

Abstract
This article reveals how the economic system of the Majapahit Kingdom
since its establishment until its collapse . The key problem discussed is how
the economic system of the Majapahit? The method used is the method of
historical research covers four main activities, heuristic, criticism ,
interpretation, and historiography . The results showed that the effort to
develop life Majapahit economy heavily depend on commodities produced ,
shipping and commercial activities . In a smaller scale , the industry also has
an important role in the economy .

Keywords: majapahit, economic, agriculture, commerce,


industry
Abstrak
Artikel ini mengungkapkan tentang bagaimana sistem perekonomian
Kerajaan Majapahit sejak berdiri sampai keruntuhannya. Permasalah
utama yang dibahas adalah bagaimana sistem perekonomian kerajaan
Majapahit? Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
sejarah meliputi empat kegiatan pokok yaitu heuristik, kritik, intepretasi,
dan penyajian. Hasil penelitian menunjukan bahwa usaha mengembangkan
kehidupan perekonomian Majapahit sangat tergantung oleh komoditi yang
dihasilkan, aktifitas pelayaran dan perniagaan. Dalam skala yang lebih
kecil, industri juga memiliki peran penting dalam perekonomian.
Kata kunci: majapahit, ekonomi, pertanian, perniagaan, industri

Pendahuluan justru puncak kekuasaan dan kejayaannya


Kerajaan Majapahit memiliki sebagian besar adalah laut. Sehingga tidak
wilayah yang luas dan mencakup periode dapat dipungkiri bahwa sebetulnya
kekuasaan yang lama. Berdasarkan Majapahit merupakan peradaban maritim
penanggalan dari Kidung Harsya Wijaya (Marwati Djoened Poesponegoro dan
maka diperoleh penafsiran bahwa hari Sartono Kartodirdjo, 2008:477). Sebagai
pelantikan Raden Wijaya pada hari ke-15 kerajaan maritim, tentu saja aktifitas
bulan Kartika, Tahun 1215 Caka sebagai ekonomi utamanya adalah pelayaran dan
hari kelahiran Majapahit.( Sartono perniagaan antar pulau. Perdagangan
Kartodirdjo, 1993:xi) Sementara saat menjadi salah satu faktor penggerak
keruntuhan disimpulkan dari candra perekonomian dan berlangsung dalam
sengkala sirno ilang kertaning bhumi yang skala yang masif. Dalam konteks
kemudin dimaknai tahun 1400 Caka atau perniagaan internasional, kerajaan
1478 Masehi. Sehingga usia Majapahit Majapahit berperan penting dalam
sekitar 2 Abad. Meskipun ikon Majapahit pengelolaan perdagangan.
adalah Trowulan, yang notabene terletak Pada pertengahan abad keempat
pada pedalaman di Jawa Timur akan tetapi belas, Maluku dianggap sebagai wilayah

1) Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, E-mail:


ikhsan_shsc@yahoo.com

104
Sistem Perekonomian Kerajaan Majapahit
Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari

Majapahit (Anthony Reid, 2011: 9). perdagangan itulah keluarga kerajaan


Maluku pada era ini sangat penting dalam mendapatkan kain sutera, keramik, dna
jaringan perniagaan karena sebagai bendap-benda logam tertentu.
penghasil rempah-rempah yang Keuntungan yang diperoleh dari
dibutuhkan masyarakat internasional. penguasaan atas perdagangan beras itu
Selain rempah-rempah dari Maluku, rupanya telah mendorong para pejabat
secara umum, ledakan permintaan akan kerajaan memacu peningkatan hasil beras
hasil bumi di Asia Tenggara telah yang ditanam oleh petani (Daud Aris
mendorong kemakmuran Majapahit pada Tanudirjo, 1993: 133).
abad ketiga belas, yang kebetulan Masyarakat Majapahit telah mampu
Majapahit sedang berkuasa pada periode mengembangkan sistem pertanian dengan
tersebut. Dalam kaitan inilah kemudian teknik tinggi.dikembangkannya sistem
muncul kota-kota pantai di Jawa sebagai pertanian terkait dengan, pertama kondisi
basis kekuatan ekonomi maritim kerajaan geografis dengan wilayah dataran rendah
Majapahit yakni Demak, Jepara, Tuban, yang luas ditunjang aliran sungai dan
Gresik, dan Surabaya (Anthony Reid, gunung berapi, kedua campur tangan
2011:76). penguasa terhadap sektor pertanian
Sebagai penguasa daerah dimana dapat dilhat dalam penetapan
kepualauan, imperium Majapahit pajak atas tanah didasarkan hasil panen
mempunyai angkatan darat dan laut yang (Subroto, 1993: 156). Selain pajak
kuat. Kota Tuban adalah pelabuhan pertanian, guna memenuhi kebutuhan
terbesar di Jawa, kemudian abad ke-15 ekonomi kerajaan diperlukan juga upaya
mucul kota Gresik dimana banyak orang- pendapatan lain dari sumber-sumber
orang Tionghoa yang kaya sehingga seperti upeti dari raja-raja bawahan,
menjadi gudang rempah-rempah dari hadiah negara-negara sahabat, hasil
Maluku. Surabaya dan Jepara juga rampasan perang, pajak perdagangan, dan
menjadi penting karena menjadi pajak industri (Boechari, 1981:7-8).
pengekpor beras (Prajudi Atmosudirdjo, Disamping aktifitas perdagangan
1983,: 43-44). Hubungan dan interaksi dan pertanian, ternyata ada sektor
perniagaan dengan daerah-daerah lain ekonomi lainnya yang penting dalam
baik di Nusantara maupun Internasional upaya mendukung keberadaan kerajaan
menjadikan mata uang Cina mendominasi Majapahit, khususnya untuk memenuhi
dalam sistem moneter (Adrian Perkasa, berbagai kebutuhan sehari-hari.
2012: 31-32). Hasil utama kerajaan Berdasarkan data arkeologis dapat
Majapahit sekaligus menjadi komoditi diketahui bahwa kelompok-kelompok
penting dalam perniagaan internasional penggarap industri memegang peranan
adalah beras. penting dalam menunjang kehidupan
Keunggulan komoditi beras beras perekonomian pada umumnya serta
tersebut kemudian menjadikan sebagian kehidupan politik, sosial, dan budaya
besar penduduknya bermata pencaharian kerajaan. Sumber-sumber berupa prasasti,
sebagai petani, selain tentu saja pedagang kesastraan kuno, relief candi, serta
dan pelayar antar pulau. Kondisi tanah artefak-artefak lainnya yang masih ada
yang subur serta pengaturan irigasi yang sampai saat ini merupakan sumber utama
baik memungkinkan masyarakat untuk menjelaskan ini (Subroto dan
Majapahit dapat memanen padi setahun Slamet Pinardi, 1993:205).
dua kali. Hal ini mengakibatkan surplus Bukti-bukti arkeologis yang masih
beras sehingga memungkinkan untuk ada sampai saat ini serta sumber-sumber
ekspor ke luar wilayah. Dibalik tertulis yang mucul pada zaman Majapahit
kehandalan armada laut Majapahit, tetap mengungkapkan berbagai aktifitas
saja merupakan kerajaan agraris yang perekonomian masyarakat. Oleh karena
mengandalkan pertanian sebagai tiang itulah penelitian ini akan didasarkan pada
utama penyangga keberadaannya. Beras sumber-sumber tertulis sejaman dan yang
dibawa armada kerajaan ke Maluku untuk nampak pada bukti-bukti artefak. Oleh
diperdagangkan atau ditukar dengan karena itu rumusan masalah yang akan
rempah-rempah. Selanjutnya rempah- dikaji dalam penelitian ini adalah
rempah diperganngkan dengan pedagang bagaimana sistem perekonomian kerajaan
lain terutama dari Cina dan India. Dari Majapahit?

105
VERLEDEN : Jurnal Kesejarahan, Vol. 3, No.2 Juni 2015 hlm. 104–115

Metode Penelitian system pajak yang diberlakukan di


Penelitian ini menggunakan kerajaan. Mengingat keberlangsungan
sumber-sumber tertulis sejaman dan hidup kerajaan tidak terlepas dari sector
bukti-bukti artefak secara arkeologis pertanian (Subroto, 1993: 156).
sebagai data analisa. Sumber-sumber Letak daerah Majapahit di Jawa
tertulis diperoleh dari Perpustakaan Timur yang berada pada daerah tropis
Museum Majapahit, Perpustakaan Badan menyebabkan daerah tersebut sangat
Perencanaan Daerah Propinsi Jawa Timur, cocok untuk pengembangan pertanian,
peninggalan-peninggalan arkeologis yang kondisi ini juga didukung secara geografis
tersebar di berbagai wilayah Jawa Timur yang terletak pada wilayah dataran rendah
baik berupa situs, candi, ataupun yang cukup luas, adanya aliran beberapa
peninggalan-peninggalan berupa artefak sungai dan terdapat gunung berapi adalah
lainnya, dan perpustakaan-perpustakaan faktor pendorong berkembangnya
lain yang mendukung. Sumber penting kesuburan tanah sehingga menyebabkan
lainnya adalah hasil-hasil penelitian pertanian masa Majapahit dapat menjadi
terdahulu serta bukti-bukti arkeologis sektor utama pemasukan kerajaan.
yang terkait dengan tema penelitian. Perkembangan pertanian masa Majapahit
Sumber-sumber tertulis maupun dapat berkembang hingga maksimal
bukti-bukti arkeologis kemudian karena mendapat dukungan dari pihak
dilakukan analisis berdasarkan fokus penguasa kerajaan dengan dibuatnya
kajian yaitu pertanian, perdagangan antar sistem pengairan dan pengembangan
pulau, dan perindustrian. Dari hasil teknologi pertanian.
analisis inilah kemudian dirangkai Pada dasarnya ada enam jenis
menjadi sebuah hisoriografi tentang aktivitas perekonomian yang mendukung
sejarah perekonomian pada masa Majapahit yaitu pertanian, perkebunan,
Kerajaan Majapahit. pemanfaatan hutan, peternakan,
perburuan hewan, dan kerajinan. Bahan
Pertanian makanan yang dihasilkan pertanian di
Dibalik kekuatan armada laut yang Majapahit umumnya tidak jauh berbeda
handal, pada dasarnya Majapahit pada masa sekarang ini bahan makanan
merupakan kerajaan agraris yang tersebut adalah beras, umbi-umbian, cabe,
megandalkan pertanian sebagai tiang labu, kacang-kacangan, rempah-rempah,
utama. Beras masih merupakan tulang buah-buahan, dan jenis palem. Namun
punggung ekonomi kerajaan. Hasil yang menjadi produksi utama pada
persawahan ini bahkan menjadi komoditi masyarakat adalah produksi padi, hal
perdagangan antar pulau dan antar tersebut sesuai dengan kondisi makanan
wilayah. Beras dibawa ke Maluku untuk pokok masyarakat jawa kuno adalah
diperdagangkan atau ditukarkan dengan beras. Beras menjadi bahan kebutuhan
rempah-rempah. Selanjutnya rempah- pokok masyarakat jawa bahkan hingga
rempah yang diperoleh ditukarkan dengan kini beras masih menjadi konsumsi utama
para pedagang dari Negara lain. masyarakat Indonesia, pada saat kerajaan
Keuntungan yang diperoleh dari majapahit beras merupakan penentu
penguasaan atas perdagangan beras perekonomian Majapahit. Beras tidak
rupanya mendorong pejabat kerajaan hanya digunakan untuk memenuhi
memacu hasil beras yang ditanam oleh kebutuhan setempat bahkan menjadi
petani (Pigeud, 1960). komoditas eksport, di masa Majapahit
Masyarakat Majapahit telah mampu beras digunakan juga untuk di barter
mengembangkan system pertanian dengan rempah-rempah yang berada di
dengan teknik yang tinggi. Dasar Maluku, kemudian rempah-rempah
keberadaan pertanian di Majapahit pada tersebut menjadi bahan yang dapat
waktu itu dilandasi oleh kondisi geografis dikonsumsi dan diperjual belikan dengan
Jawa Timur yang merupakan daerah pedagang yang berasal dari luar
dataran rendah yang cukup luas, ditunjang Nusantara. Pertanian merupakan sumber
dengan aliran-aliran sungai dan gunung pendapatan karena adanya pajak yang
berapi. Selain itu tentu saja karena factor dikenakan pada petani. Pajak pertanian
campur tangan penguasa. Ini terkait tersebut menjadi pemasukan yang sangat
dengan berbagai kehidupan ritual dan besar bagi pihak kerajaan.

106
Sistem Perekonomian Kerajaan Majapahit
Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari

Masyarakat petani Majapahit telah dari hunian pada masa itu.


mengenal jenis-jenis pertanian kering dan Pertanian ladang berbeda dengan
basah. Pertanian kering dilakukan di tanah pertanian tegalan. Pada pertanian ladang,
tegalan, di lading, dan di kebun. lahan yang digunakan lebih luas daripada
Sedangkan pertanian basah pertanian tegalan. Lahan tersebut dapat
adalahpertanian diakukan di sawah. diperoleh dengan cara membuka hutan
Berdasarkan prasasti Watukura I (902 M) atau dengan menebangi pepohonan di
memuat keterangan mengenai jenis lahan yang akan di jadikan ladang
tanaman padi gaga yang ditanam kemudian pepohonan yang telah di tebang
(Subroto, 1993: 157). Jenis pertanian tersebut di bakar dan abu hasil
basah merupakan andalan bagi pembakaran tersebut digunakan sebagai
perekonomian Majapahit. Bukti-bukti dari pupuk, tanaman yang dihasilkan pada
prasasti dan karya sastra menunjukan pertanian ladang tidak terlalu bervariasi
keterlibatan dan campur tangan seperti pertanian tegalan. Pertanian ladang
pemerintah dalam sector ini terutama ini umumnya tidak di kembangkan pada
terkait dengan sector penunjang untuk masa itu dan pertanian ladang ini lebih
fasilitas-fasilitas pengairan. Usaha-usaha banyak di kembangkan di daerah luar
yang dilakukan oleh penguasa dapat pulau jawa karena luas wilayahnya lebih
dilihat dari pembuatan kanal-kanal, besar dan juga pengaruh musim yang
tanggul sungai, pembuatan waduk, dam, mendukung.
dan lain-lain. Tujuan dari pem buatan Jenis pertanian yang dikembangkan
ailitas tersebut selain untuk mengatasi di Majapahit juga terdapat pertanian
banjr juga merupakan upaya untuk irigasi kebun. Perbedaan antara pertanian kebun
pertanian (Subroto, 1993:158). dan tegalan berada pada letak pertanian
Wilayah Majapahit yang cocok tersebut, pada pertanian tegalan berada di
mengembangan pertanian memiliki luar dan terpisah dari lingkungan hunian
karakter yang dapat digunakan untuk di masyarakat dan fungsinya untuk
mengembangan dua jenis pertanian yang pertanian saja. Pertanian kebun terdapat
terdapat di masyarakat jawa. Wilayahnya pada dekat hunian atau menjadi bagian
yang terletak di daerah tropis dapat dari hunian tersebut. Kebun tersebut dapat
digunakan untuk mengembangkan jenis di tumbuhi oleh berbagai jenis timbuhan
pertanian basah dan kering seperti peneduh. Pada masa Majapahit kebun
pertanian yang ada pada saat ini. Pertanian digunaka untuk bertanam buah-buahan,
kering yang ada di Majapahit juga tidak karena menghasilkan barang yang laku
terlalu berbeda jauh dengan pertanian dipasaran pada saat itu juga perkebunan
kering di masa kini, pertanian kering di dikenakan pajak perkebunan hal itu di
Majapahit tersebut juga di lakukan di terangkan dalam prasasti Kamalagi 831 M
tegalan, kebun, dan di ladang. Pertanian dan Watukura I 903M yang menyebutkan
kering ini tidak memerlukan banyak air tentang adanya pajak kebun (kebwan atau
baik dari irigasi oleh sumber mata air, kbuan).
sungai dan air hujan. Kehidupan pertanian di masa
Pertanian tegalan lebih banyak Majapahit juga mengembangkan
digunakan saat Majapahit karena lahan pertanian basah atau lebih sering dikenal
yang digunakan untuk pertanian tegalan dengan pertanian sawah. Hasil utama dari
ini tidak seluas lahan yang digunakan pertanian sawah ini adalah padi yang
untuk pertanian ladang, Lahan pada menjadi konsumsi utama dari masyarakat
pertanian pertegalan ini juga diperlukan Jawa kuno hingga saat ini. Pertanian
pengolahan terlebih dahulu sebelum sawah ini memerlukan air dalam jumlah
tegalan tersebut ditanami. Tanaman yang yang banyak. Oleh karena itu, pada masa
dihasilkan pada pertanian pertegalan yang Majapahit ini pula sistem irigasi atau
tanpa menggunakan sistem irigasi atau pengairan mendapat perhatian dari pihak
pengairan kebutuhan air tanaman- penguasa. Berdasarkan cara
tanaman tersebut dapat terpenuhi dengan pengairannya, dikenal pula dengan adanya
adanya air tanah dan curah hujan yang sawah sorotan yaitu sawah yang
cukup. Tanaman tersebut seperti umbi- mendapatkan pengairan dari sumber mata
umbian, biji-bijian, dan padi gaga (padi air atau sungai dan sawah tadahan yang
kering). Letak lokasi tegalan berjauhan mendapat pengairan dari air hujan.

107
VERLEDEN : Jurnal Kesejarahan, Vol. 3, No.2 Juni 2015 hlm. 104–115

Terdapat pula istilah renek atau rawa yang digunakan untuk menumbuk gabah. Alat
berarti pertanian yang di kembangkan di yang digunakan untuk menumbuk padi
lahan yang berupa rawa-rawa. Pertanian disebut alu atau antan. Alu biasanya
sawah ini menjadi penopang berbentuk seperti tongkat kayu dengan
perekonomian di majapahit karena selain ukuran panjang bervariasi, bagian tengah
untuk konsumsi masyarakat Jawa pada dibuat lebih kecil dengan maksud
umumnya, hasil pertanian sawah ini juga digunakan untuk pegangan tangan.
menjadi komoditas eksport dan menjadi Alat lain yang digunakan dalam
sumber pemasukan kerajaan karena pajak pengolahan hasil panen adalah tampah.
yang diterimanya. Usaha pertanian di Alat ini berupa wadah berbentuk bundar
Majapahit ini dapat berkembang dengan terbuat dari anyaman bambu berbingkai
baik tentu tidak hanya secara faktor melingkar. Tampah memiliki anyaman
geografis yang berada pada dataran rendah yang halus. Fungsi pokoknya untuk
yang luas, terdapat sungai, dan terdapat menampi kulit gabah yang sudah
beberapa gunung berapi yang akitif terkelupas dari beras akibat penumbukan.
sehingga menjadikan kandungan tanah di Jenis pekerjaan yang dilakukan
sekitar Majapahit menjadi subur. Faktor dalam pertanian yakni pertama ,
lain yang ikut berperan untuk pekerjaan amabaki yakni membersihkan
perkembangan pertanian adalah dukungan tanah garapan dari rumput atau sisa
dari pihak penguasa kerajaan berupa tanaman lama. Kedua, amaluku yakni
pembuatan tanggul sungai, pembuatan membajak atau mencangkul. Mencangkul
waduk, dan pembuatan dam. Pembuatan merupakan alternative pekerjaan lain pada
fasilitas pertanian tersebut dapat lahan sawah yang tidak terlalu luas. Tahap
digunakan sebagai sarana irigasi dan juga kedua ini, baik membajak maupun
sebagai sarana untuk menanggulangi mencangkul memiliki fungsi sama yakni
bahaya banjir. untuk menggemburkan tanah. Ketiga,
Menurut prasasti Kembangarung pekerjaan manggaru yakni membuat
(902 M), teknologi pertanian yang tanah yang sudah dibajak atau dicangkul
digunakan yakni cangkul, bajak, dan garu. menjadi lebih halus dengan digaru. Dan
Selain itu juga disebutkan sejumlah alat tahap terakhir pengolahan tanah sebelum
yang digunakan untuk upacara penetapan ditanami adalah angler atau mengairi
sima yaitu wadung, kapak, petel, alat sawah sampai penuh dengan air. Baru
penusuk, linggis, cangkul, trisula, dan tahapan berikutnya adalah menanam atau
pisau (Subroto, 1993: 159). Cangkul tandur. Pada umumnya sebelum tanah
terdiri dari dua bagian yakni cangkul digarap, petani sudah meyiapkan sepetak
(pacul) dan tangkai (doran). Pacul terdiri tanah persemaian untuk menebar benih
dari satu lempengan dengan bagian depan padi, setelah penanaman benih, pekerjaan
merupakan yang runcing. Sedangkan yang dilakukan kemudian adalah
bagian belakang dibuat lubang untuk memantun atau menyiangi . pekerjaan ini
memasang doran. Bagian pacul terbuta dilakukan dengan tujuan untuk mencabuti
dari logam, sementara doran dibuat dari rumput sambil menggaruk-garuk tanah
kayu. Selain itu dikenal pula ani-ani yang dengan menggunakan tangan dengan
digunakan untuk memanen padi. Terbuat tujuan agar tanaman padi tidak terganggu
dari bambu sebagai tangkai, papan bilah kesuburannya. Setelah proses ini
dari kayu, dan bilah tipis besi. dilakukan biasanya petani tinggal
Jenis alat-alat lain yang juga menunggu sampai panen tiba. Namun jeda
diperlukan untuk kegiatan pertanian sambil menunggu panen biasanya petani
adalah alat-alat yang digunakan untuk menjaga agar tanaman tidak terserang
mengolah hasil panenan. Alat-alat yang hama seperti tikus, wereng atau sejenis
biasa digunakan yakni lesung, lumping, belalang, dan lain-lain. Pada proses
alu, dan tampah. Lesung adalah wadah pemanenan biasanya menggunakan ani-
untuk menumbuk padi, berbentuk seperti ani (Subroto, 1993: 164-168).
perahu dan diberi palungan memanjang Selain tahapan-tahpan yang
megukuti bentuk lesungnya. Terbuat dari dilakukan di atas, ada hal yang perlu
kayu dan batu. Palungan lesung digunakan diperhatikan oleh petani ketika proses
untuk menumbuk padi yang masih penanaman padi pada umumnya adalah
bertangkai, sedangkan lobang bundar adanya musim tanam (pranata mangsa).

108
Sistem Perekonomian Kerajaan Majapahit
Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari

Para petani memiliki pengetahuan yang melimpah. Produksi padi yang melimpah
berhubungan dengan pengaturan musim tersebut digunakan untuk konsumsi
tanam berdasarkan perhitungan tahun kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa
Surya yang terbagi menjadi 12 mangsa kuno dan kelebihan beras tersebut
atau musim digunakan untuk perdagangan di
Secara geografis, sektor pertanian Nusantara, sehingga dapat diambil pajak
padi sangat cocok untuk dikembangkan di dari kerajaan Majapahit untuk dijadikan
kerajaan Majapahit. Dan dari pertanian pendapatan. Perkembangan pertanian
inilah Majapahit menjadikan keunggulan tersebut juga menyebabkan diangkatnya
dalam komoditi dagang untuk pejabat-pejabat khusus yang bertugas
perdagangan antar wilayah. Dan yang mengurusi pertanian di Majapahit.
lebih utama bagi penguasa local, pertanian Pada struktur masyarakat tersebut
ini merupakan pemasukan penting dalam terdapat istilah wanua atau thani yang
sektor pajak berupa hasil panen maupun mengacu pada suatu wilayah yang
dari luas tanah. Dengan adanya ditinggali oleh para petani dan penduduk
kepentingan inilag penguasa sangat desa. Sebutan yang digunakan untuk
memperhatikan perkembangan dan masyarakat atau petani setempat tersebut
kemajuan sektor pertanian. adalah anak wanua atau anak thani. Anak
Perhatian pemerintah dapat dilihat thani juga sering disebut dengan thani,
dari usaha-usaha yang berhubungan thani bala, dan tanayan thani. Sebutan
dengan pembuatan dan perbaikan sarana tersebut sama saja dengan anak wanua.
irigasi. Beberapa prasasti yang ada pada Tanah yang sering digunakan petani
masa Majapahit menunjukan tentang adalah sawah, gaga (ladang), kbuan
usaha ini. Beberapa diantaranya prasasti (kebun), dan renek (rawa). Sawah
H a r i n j i n g , K a m a l a g y a n , Wu l i g , menempati kedudukan tertinggi.
Kandangan, dan Trailokyapuri . Isi Kedudukan sosial di masyarakat
beberapa prasasti menyebutkan dalam dapat dilihat dengan perbedaan pemilikan
usaha mengendalikan sungai Brantas tanah. Sumber prasasti menyebutkan
terutama pada saat musim hujan agar tidak bahwa yang menyumbang tanahnya untuk
terjadi banjir dengan maksud menjauhkan digunakan sebagai daerah sima adalah
gangguan kerusakan pada pertanian. para pemimpin di tingkat wanua, ditingkat
Disamping usaha preventif berupa watak misalnya dewan para rama, atau
pencegahan, juga dilakukan upaya-upaya para samget, atau para rakai. Hal tersebut
lain yakni berupa pembuatan bendungan dapat menjadi gambaran bahwa status
untuk keperluan irigasi. Mengingat sosial seseorang di masyarakat dapat
peranan penting sektor pertanian sebagai ditunjukkan dengan luas tanah yang
penunjang keberadaan kerajaan, maka dimiliki. Pada masalah transaksi tanah
dalam struktur kerajaan kemudian juga melibatkan orang-orang yang
diangkat pejabat-pejabat khusus yang mempunyai sebutan dang, mpu atau
mengurusi pertanian. Kehidupan mpungku, rakryan, samget, dan mapanji.
pertanian juga berpengaruh terhadap Hal tersebut menunjukkan gambaran
sistem kepercayaan masyarakat. Upacara- golongan masyarakat yang berbeda.
upacara ritual terkait pertanian banyak Petani juga dapat dibedakan berdasarkan
dilakukan sebagai bagian prosesi spiritual. status keturunan dalam desa tertentu,
Mereka mengenal kepercayaan adanya kelompok pertama adalah anak wanua
Dewi Sri sebagai penjaga pertanian. Sejak atau anak thani adalah kelompok elit desa
masa persiapan tanam sampai masa panen yang merupakan keturunan langsung dari
akan dilakukan upacara selamatan dengan pendiri desa. Kelompok kedua adalah
tujuan memperoleh hasil panen yang baik. keturunan dari pendatang baru, pada
Perkembangan pertanian di dasarnya hanya kelompok pertama yang
Majapahit yang berada di daerah berpengaruh dalam pengambilan
pedalaman memang sangat membantu keputusan dalam dewan pimpinan desa
sektor pertanian di Majapahit karena dan memiliki sawah.
secara geografis wilayah Majapahit yang Komunitas petani tersebut juga
terdapat di wilayah tropis dan berada pada memiliki sistem pemerintahan yang
tanah subur menyebabkan produksi padi dikendalikan oleh rama (karaman), atau
yang dihasilkan petani Majapahit cukup tuha wanua , atau tuha tuha. Pada

109
VERLEDEN : Jurnal Kesejarahan, Vol. 3, No.2 Juni 2015 hlm. 104–115

kelompok lain terdapat pula kelompok India, Burma, Sailan, Kamboja, Campa.
yang mempunyai fungsi-fungsi khusus Dalam kitab Nagarakertagama disebutkan
yaitu matamwak berfungsi sebagai bahwa kekuasaan Majapahit tidak terbatas
petugas pengawas bendungan, hulu di Jawa saja akan tetapi meliputi
wuattan sebagai petugas pengawas Sumatera, Kalimantan, Semenanjung
jembatan dan jalan, hulu wras sebagai Melayu, dan pulau-pulau di sebelah Timur
petugas pengatur distribusi air, hulu air Jawa. Dengan demikian untuk melindungi
atau huler atau penghulu banyu adalah dan menjaga kesatuan wilayah tersebut
petugas pemimpin irigasi, dan wariga diperlukan suatu armada laut yang
sebagai petugas ahli perhitungan musim. tangguh dan kuat.
Pada sistem tersebut terdapat juga Komoditi dari Negara asing yang
petugas yang mengurusi urusan pertanian. dibawa ke Majapahit diantaranya adalah
Pekerjaan petugas tersebut mencakup sutera dan keramik dari Cina, kain dari
urusan pertanian saja, petugas tersebut India, dan dupa dari Arab. Barang-barang
yaitu ambekal tuwuh sebagai petugas tersebut ditukar dengan rempah-rempah
pengurus hasil bumi, asedahan thani dan hasil pertanian lainnya. Selain
adalah petugas yang mengurusi tanah dan keramik yang diimpor dari Cina, juga
pajak pertanian, angucap gawe thani keramik dari Vietnam , Khmer, dan
sebagai kepala kegiatan wilayah, terdapat Thailand berupa piring, mangkuk, cepuk,
juga kelompok manggilala drawya haji dan gelas besar. Dalam perdagangan
atau wilang wanua atau wilang thani internasioal telah dipergunakan mata uang
bertugas sebagai petugas pencacah atau Cina berupa logam. Hal ini ditunjukan
melakukan sensus terhadap penduduk, dengan penemuan uang logam Cina di
dan tuha alas sebagai pengawas kegiatan Trowulan yang digunakan pada masa
perburuan di hutan. dinasti Song (960-1279M). Hal ini
disebabkan Cina banyak mengimpor
Perdagangan Masa Majapahit merica dari Majapahit. Akibatnya banyak
Jawa dan Nusantara pada umumnya uang logam Cina mengalir ke Majapahit.
terletak di jalur pelayaran dan Factor penting perdagangan dan pelayaran
perdagangan yang strategis. Nusantara karena pada factor sungai Brantas dan
menjadi bagian tak terpisahkan dari jalur Bengawan Solo yang telah berperan sejak
perdagangan yang dikenal dengan jalur sebelum munculnya Majapahit.
sutera. Sehingga tidak dapat dipungkiri Perdagangan kuno mencapai
wilayah-wilayah Nusantara sudah puncak kejayaan pada masa Majapahit.
memiliki hubungan dengan daerah luar Keberadaan kedua sungai tersebut
Nusantara terutama India dan Cina. memegang peranan penting dalam
Berdasarkan data temuan arkeologis, menyebarluaskan komoditi, sarana
hubungan dagang antara Nusantara pengangkutan dari pedalaman ke
dengan Cina baru berlangsung sekitar pelabuhan dan dijadikan sebagai
abad IX-X Masehi. Data tersbut berupa pendukung bagi pelayaran untuk luar
temuan keramik Cina yang berasal dari pulau dan Negara asing. Komoditas
dinasti Tang (618-906) yang tersebar di barang yang diperdagangkan dalam
daerah Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. perniagaan antar pulau dan Negara terdiri
Pelabuhan Hujung Galuh menjadi dari barang kebutuhan sehari-hari,hasil
pelabuhan perniagaan antar pulau. produksi industry atau kerajinan, dan
Letaknya diperkirakan di Surabaya, barang-barang internasional.
namun menurut Casparis pelabuhan Barang-barang kebutuhan sehari-
Hujung Galuh tidak jauh dari Mojokerto hari mneliputi bahan makanan, hasil bumi,
(J.G. de. Casparis, 1958: 20). Kalau ternak, dan bahan pakaian. Makanan
Hujung Galuh sebagai pelabuhan antar pokok masyarakat Jawa adalah beras.
pulau maka pelabuhan antar Negara Dalam prasasti Taji (901M) menyebutkan
terdapat di Kambang Putih yaitu di atau dalam rangka upacara penetapan sima
dekat Tuban sekarang. Pada masa untuk konsumsi diperlukan 57 kadut
pemerintahan Airlangga untuk beras, 6 kerbau, 100 ekor ayam. Oleh
memajukan perdagangan dengan karena itu beras merupakan bahan
penghapusan berbagai jenis pajak. Orang- perdagangan yang sangat maju sejak
orang asing yang berdagang berasal dari dahulu. Para pedagang Jawa abad X M

110
Sistem Perekonomian Kerajaan Majapahit
Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari

membawa beras dan hasil bumi lainnya ke ukuran tanah dan harga yang tersebut
Maluku dan Nusa Tenggara. Dalam dalam prasasti-prasasti yang ada.
prasasti Panggumulan A (902 M) sedangkan komoditi untuk
diketahui adanya pedagang beras. Mereka perdagangan antar pulau dan luar negeri
diminta untuj mengikuti upacara antara lain beras, merica, garam dihasilkan
penetapan sima saat mereka lewat desa di daerh pantai Utara Jawa, rempah-
Panggumulan menuju pasar Sindinan. rempah, mutiara, kulit penyu, gula tebu,
Selain beras, komoditi makanan pisang, kayu cendana, emas, perak,
yang diperjualbelikan adalah buah- kelapa, kapuk, tekstil katun, sutera,
buahan. Berdasarkan relief yang terdapat belerang, dan juga budak. Beras sebagai
di Candi Penataran, buah-buahan yang komoditi utama Majapahit dieksport ke
diperjualbelikan diantaranya seperti bagian Timur untuk ditukarkan dengan
nanas, pisang, papaya, kelapa, dan tebu. rempah-rempah yang kemudian diekspor
Namun demikian masih perlu diteliti lebih lagi ke Cina. Beras juga dibawa ke
jauh apakah buah-buahan tersebut Sumbawa untuk ditukar dengan tekstil,
diperdagangkan pada tingkat local dan tektil ini ditukarkan dengan rempah-
ataukah juga sudah menjadi komoditi rempah. Sebagai pelabuhan utama
internasional. Majapahit untuk keperluan ekspor dan
Barang kebutuhan hidup sehari-hari impor merupakan pelabuhan Tuban.
laninnya adalah garam. Garam dihasilkan Perdagangan internasional barang
dengan mengeringan air laut. Garam komoditinya adalah seperti beras yang
merupakan komoditi penting bagi berasal dari sebagian ebsar wilayah
masyarakat pedalaman. Dalam prasasti kerajaanMajapahit, memanfaatkan
Biluluk (1366 M) disebutkan adanya hak pelabuhan Gresik yang kemudian pada
yang diberikan pada masyarakat Biluluk abad XVI diambil alih pelabuhan Jepara
untuk membuat garam. seiring majunya teknologi perkapalan dan
Barang kebutuhan lainnya berupa hutan jati di daerah Jepara. Tempat
binatang ternak, unggas, dan ikan. Ternak penghasil merica dari daerah Majapahit
yang lazim diperdagangkan adalah adalah Paciran (Slamet Pinardi dan
kerbau, sapi, kambing, itik, dan ayam. Hal Winston SD Mambo, 1993: 185).
ini dapat diketahui dalam prasasti-prasasti Sedangkan barang-barang yang
yang memuat tentang ketentuan pajak diimpor dari Cina antara lain sutera,
yang dikenakan bagi para penjual ternak di barang-barang dari besi, uang kepeng.
daerah yang ditetapkan sebagai sima Selain itu barang impor yang penting
(Slamet Pinardi dan Winston SD Mambo, lainnya adalah keramik yang diimpor
1993: 183-184). selain itu, komoditi yang sejak dinasti Song sampai dinasti Ming.
diperdagangkan untuk kebutuhan hidup Dalam berita dinasti Ming disebutkan,
sehari-hari adalah kelapa, kesumba bahwa orang-orang Majapahit sangat
(pewarna batik), buah mengkudu, kacang- gemar terhadap piring berbunga hijau.
kacangan, lada, dan tebu (Groeneveldt, Selain dari Cina, keramik juga diimpor
1960: 16). dari Khmer dan Thailand. Selain CIna, di
Komoditi kerajinan yang Majapahit juga sudah terdapat pedagang
diperdagangkan meliputi hasil kerajinan dari Persia yang membawa gelas Persia.
periuk dari tembaga, keranjang dari daun Sistem pertukaran paling klasik dan
kelapa, paying, barang anyam-anyaman, sederhana adalah degan sistem tukar
dan kapur. Selain itu, berdasarkan menukar barang atau barter. Sistem ini
informasi dari prasasti-prasasti yang ada hanya berlaku bagi masyarakat yang
dapat diketahui barang dagangan yang memiliki kebutuhan terbatas. Sehingga
dipikul berupa kapas, garam, beras, ikan, tukar menukar barang tidak terikat oleh
minyak, besi, barang terbuat dari tembaga, harga atau uang. Dalam pertumbuhan dan
barang dari perunggu, kain, dan perkembangan ekonomi, lama kelamaan
sebagainya. Selain itu juga sistem barter ini terdesak karena
diperdagangkan berupa dupa yang meningkatnya kebutuhan. Oleh karena itu
digunakan sebagai upacara pemujaan. munculah sistem uang sebagai alat tukar.
Selain barang-barang tersebut ada juga Pada mulanya uang hanya sebagai alat
yang diperjualbelikan yakni berupa tanah, tukar saja (ditukarkan dengan mata uang
sawah, dan kebun dengan disebutkan lainnya seperti digunaka untuk kenang-

111
VERLEDEN : Jurnal Kesejarahan, Vol. 3, No.2 Juni 2015 hlm. 104–115

kenangan dan mengobati rasa ingin tahu terjadinya transaksi jual beli. Sebagai
saja). Namun lama kelamaan jumlah uang satuan dalam perdagangan, uang harus
yang beredar semakin banyak sehingga memenuhi syarat-syarat, seperti nilanya
berkembang penggunaannya sebagai alat tidak berubah, mudah disimpan, tahan
tukar utama sekaligus dasar pembayaran. lama, dan mempunyai mutu yang sama.
Bentuk mata uang kuno pada Dari syarat-syarat tadi, benda yang
dasarnya terdiri dari 3 macam yakni dianggap memenuhi syarat sebagai uang
bernbentuk setengah bulat, berbentuk adalah logam. Dikarenakan oleh
bulat, dan berbentuk kotak dengan bahan kemampuan atau sifat logam yang lebih
dasarnya terbuat dari emas, perak, tahan lama, mutu yang yang sama dan
tembaga, dan timah (Slamet Pinardi dan nilainya tidak mengalami perubahan dari
Winston SD Mambo, 1993: 185). Dengan masa ke masa.
dikenalnya sistem uang ini juga dikenal Material logam yang ideal untuk
pula dengan menabung. Berdasarkan uang adalah emas dan perak. Jenis logam
temuan arkeologis, banyak ditemukan ini sudah dipakai sebagai bahan untuk
celengan yang digunakan untuk pembuatan uang oleh banyak negara,
menyimpan uang logam. diantaranya Cina. Cina sebagai negara
Mata uang logam dikenal juga yang memiliki sumber daya alam yang
sebagai benda tunggal yang dapat berdiri cukup banyak, tidak saja memanfaatkan
sendiri dan bersifat spesifik karena dapat jenis emas dan perak sebagai bahan untuk
memberikan informasi mengenai dimensi pembuatan uang, namun juga
waktu, dimensi tempat asal pembuatan menggunakan perunggu, tembaga, dan
dan tempat penemuan, dan dimensi bentuk besi.
yang terdiri dari atribut bentuk, ukuran, Dalam setiap penelitian di situs
gaya, dan teknologi dari mata uang logam Trowulan, para peneliti sering kali
pada masa itu. Sebenarnya, secara menemukan mata uang Cina atau sering
konstektual informasi waktu yang disebut dengan kepeng. Inventaris dari
diperoleh dari temuan mata uang logam Museum Trowulan memberikan data
bermamfaat bagi pertarikhan (dating) sebanyak 1.356 keping. Terdiri dari 1.171
termuan serta hubungan antar temuan, keping utuh, 185 pecahan. Mata uang
situs atau bagian-bagian situs secara logam Cina atau kepeng banyak sekali
kronologi horizontal yang dapat ditemukan di situs arkeologi, tepatnya di
menjelaskan arah perluasan kota, dan situs Trowulan yang pada ahli menduga
pertarikhan lapisan budayanya atas dasar sebagai bekas Ibu Kota Kerajaan
stratigrafi atau vertikal kronologi. Majapahit. Trowulan terletak 59 km di
Keberadaan uang tidak terlepas dari sebelah barat daya Surabaya, Jawa Timur.
dari kegiatan perdagangan. Dalam sejarah Secara geografis, Trowulan terletak pada
kepurbakalaan Indonesia, perdagangan kawasan strategsi, yaitu sebelah Utara
yang pertama kali dilakukan oleh manusia berbatasan dengan Kali Brantas, sebelah
adalah dalam bentuk perdagangan barter. Barat berbatasan dengan Kali Gunting,
Perdagangan barter merupakan bentuk sebelah Selatan berbatasan dengan
perdagangan tukar menukar barang. gunung Anjasmoro, gunung Welirang dan
Dalam perkembangannya, perdagangan Gunung Arjuna, dan di sebelah Timur
berter memiliki kendalam yaitu berbatasan dengan Kali Brangkal.
pertukaran barang hanya akan terjadi Kehadiran mata uang logam Cina di
apabila kedua belah pihak memiliki situs Trowulan adalah hal yang sangat
barang yang sama-sama mereka inginkan penting dan dapat dijadikan sebagai
dan juga kesulitan dalam memberikan indikator yang tepat mengenai keadaan
nilai harga pada suatu barang. perekonomian kerajaan Majapahit pada
Kesulitan-kesulitan di atas, masa lalu. Mata uang logam juga dapat di
kemudian ditanggulangi oleh manusia anggap sebagai artefak bertanggal mutlak
dengan cara membuat suatu alat perantara karena memuat nama raja atau penguasa
dalam kegiatan tukar menukar, yang dan angka tahun terbitnya .
kemudian memunculkan apa yang kita Trowulan yang diindikasikan
sebut dengan uang . Uang diciptakan sebagai bekas Ibu Kota Kerajaan
sebagai alat untuk mempermudah Majapahit sudah banyak diteliti oleh ahli-

112
Sistem Perekonomian Kerajaan Majapahit
Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari

ahli arkeologi. Penelitian pertama, dan perak sebagai mata uang .


dilakukan oleh Wardenaar, kemudian Dalam sebuah perdagangan,
dilanjutkan dengan Kern, Poerbatjaraka, mekanisme harga menjadi hal yang sangat
dan Maclaine Pont. Dalam penelitan yang penting. Ini terlihat pada masa Majapahit,
dilakukan telah banyak hal yang bisa raja ikut campur dalam perekonomian
ditemukan, diantaranya waduk dan kanal terutama masalah pajak produksi dan
Mapajahit oleh Karina Arifin (1983), perdagangan, denda, dan mengatur
sumur Trowulan oleh Gunawan (1985), jalannya perdagangan.
pipisan dari situs Trowulan oleh Yusmaini Pada masa kerajaan Majapahit, mata
E. Joesman (1985), dan keramik dari situs uang Cina atau kepeng adalah satuan mata
Kubur Panggung oleh Widiati (1986). uang yang paling banyak digunakan di
Sampai saat ini, penelitian tentang dalam transaksi perdagangan. Seperti
kekayaan tinggalan arkeologi di Trowulan yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa
masih dilanjutkan. Bahkan banyak pula, data-data dari penelilitan arkeologi baik
mahasiswa-mahasiswa arkeologi yang itu survey maupun ekskavasi di situs
melakukan penelitian atau ekskavasi di Trowulan dan juga bertita Cina Ying-Yai-
situs Trowullan. Sehingga, dengan Sheng-lun tahun 1462 M menyebutkan
intensifnya penelitian di situs Trowulan bahwa penduduk Majapahit memakai
dapat di hasilkan sebuah gambaran mata uang kepeng sebagai alat
mengenai kejayaan Majapahit pada masa pembayaran .
lalu. Praktek jual beli yang komplek akan
Dalam mempermudah penyebutan membutuhkan lembaga yang disebut
dari bagian-bagian mata uang dalam sebagai pasar. Terutama setelah
pengukurannya. Mata uang logam penggunaan uang yang sangat masiv.
berdasarkan hiasannya dapat dibedakan Timbulnya pasar tidak terlepas dari
atas 2 bidang, yaitu bidang muka (mien), kebutuhan ekonomi masyarakat setempat.
dan bagian belakang (pei). Bagian yag lain Berdasarkan asal terbentukanya pasar
adalah lubang (hao) dan tepian dibedakan menjadi dua yakni pasar yang
disekeliling mata uang logam . Bidang terbentuk secara alami dan pasar yang
muka biasanya dihiasi dengan lukisan sengaja dibangun. Pasar yang timbul
penting, legenda atau tulisan-tulisan, secara alami biasanya terletak di tempat-
sehingga bidang ini tampak lebih tempat yang strategis untuk lalu lintas
menyolok dan mudah di lihat. Pada perdagangan. Factor kepadatan penduduk
bagian muka ini, juga terdapat keterangan menentukan munculnya pasar.
termasuk lukisan orang penting, senjata, Dalam aktivitas perdagangan antar
tropi, cabang-cabang pohon dan pulau dan luar negeri lainnya, peran
pengambaran legenda atau inskripsi . Sungai Brantar dan Bengawan Solo sangat
Sedangkan pada bagian belakang, penting. Tempat-tempat tertentu di
biasanya dicantumkan nama tempat cetak, sepanjang kedua aliran sungai tersebut
nilai nominal atau pertanggalan. berperan untuk pelabuhan bongkar muat
Mata uang Cina adalah temuan barang. Perdagangan Majapahit
yang sangat banyak ditemukan saat berkembang pesat semenjak berkuasanya
penggalian arekologi di situs Trowulan. dinasti Song yang memiliki politik
Terlihat bahwa, pada masa Majapahit telah terbuka bagi perdagangan internasional.
ada alat ukur dalam perdagangan. Setidaknya terdapat catatan ada tiga
Sebelum masuknya uang Cina ke daerah disepanjang sungai Brantas yang
Indonesia, kerajaan Majapahit telah menjadi pelabuhan perdagangan yakni
mengenal uang dalam satuan berat yaitu su Trung, Canggu, dan Bubat. Trung dan
(suwarna); ma (masa); dank u (kupang). Canggu merupakan pelabuhan
Hanya kita tidak mengetahui pasti berapa penumpang, sementara Bubat digunakan
berat satu sawarna itu. Jenis mata di atas untuk pelabuhan barang. Sedangkan
terbuat dari emas, perak, dan besi. Di pelabuhan pantai yang penting bagi
samping itu, ada pula mata uang lainnya Majapahit adalah pelabuhan Tuban dan
yaitu pisis atau dharana , namun sama- Gresik, selain kedua pelabuhan juga
sama tidak memiliki nilai yang pasti. terdapat pelabuhan Jaratan, Sedayu, dan
Dalam berita Cina (dinasti Sung) Lamongan.
disebutkan pula bahwa orang Jawa,
menggunakan potongan-potongan emas

113
VERLEDEN : Jurnal Kesejarahan, Vol. 3, No.2 Juni 2015 hlm. 104–115

Industri Masa Majapahit palu, paron, dan tatah atau kikir. Sapit
Selain dari sektor pertanian, digunakan untuk mencapit alat-alat yang
industry juga merupakan aspek penting akan ditempa, baik dalam perapian
lain dalam menggerakan ekonomi maupun saat sedang ditempa. Palu
masyarakat setempat. berbagai digunakan untuk memukul bahan tempaan
kebutuhan baik untuk konsumsi agar dapat terbentuk sesuai keinginan
keseharian maupun kebutuhan untuk tukang pande. Paron adalah landasan
upacara dihasilkan dari produksi tempat benda tempaan. Selain kerajinan
masyarakat setempat. di samping besi yang umum dilakukan adalah adanya
masyarakat penggarap sawah (tanah), juga industry gerabah atau tembikar. Tahapan
terdapat golongan masyarakat penggarap yang dilakukan dalam pembuatan
industry. Pengertian industry dalam tembikar adalah penyiapan bahan, proses
konteks ini dimaknai sebagai usaha untuk pembuatan, proses pembentukan,
membuat atau menghasilkan barang- penggarapan permukaan, penghalusan,
barang.dalam berbagai sumber yang pemberian hiasan, pengeringan, dan
muncul sejaman sering dijumpai sebutan pembakaran(Subroto dan Slamet Pinardi,
berbagai jenis kelompok kerja kerajinan 1993: 214). Bahan yang digunakan berasal
dan ketrampilan. Kelompok ini sangat dari tanah liat. Keberadaan kedua
dibutuhkan dalam menunjang kebutuhan kerajinan tersebut sangat penting bagi
kehidupan masyarakat(Subroto dan kelangsungan hidup suatu kerajaan
Slamet Pinardi, 1993: 207). Para pengrajin terlebih lagi sektor industry memberikan
atau penggarap industry bekerja untuk sumbangan pemasukan keuangan
memenuhi kebutuhan raja dan rakyat kerajaan dari pajak-pajak hasil industry
kebanyakan. Oleh karena itu mereka yang ditentukan.
tinggal di dalam atau pusat kekuasaan juga
di luar keraton. Berbagai kebutuhan Simpulan
pernak pernik raja dan bangsawan Usaha mengembangkan kehidupan
dihasilkan dari kerajinan seperti batik, perekonomian Majapahit sangat
penjahit, pande logam, senjata, dan lain- tergantung oleh komoditi yang dihasilkan
lain. dan keikutsertaan dalam aktifitas
Beberapa hasil industry lainnya pelayaran dan perniagaan. Kedua aspek
adalah penghasil kapur (manghapu), tersebut menjadi penopang utama
pembuat payung bulat (magawai payun kejayaan Majapahit dalam bidang
wlu ), penghasil kajang ( makajang ), ekonomi selain stabilitas politik tentu saja.
penghasil keranjang dari daun palem Kehidupan agraris masyarakat Majapahit
(magawai kisi) , menghasilkan anyam- didukung oleh sumber daya alam yakni
anyaman (manganamanam), penghasil tanah yang subur, sistem pengairan,
periuk tembaga (amndyun), penghasil keterlibatan penguasa dalam usaha
perekat atau lem (manlakha), penghasil mengembangkan sistem pertanian, serta
jerat burung (makala manuk), dan lain- adanya hubungan kehidupan pertanian
lain. Selai itu juga disebutkan dalam terkait dengan kehidupan keyakinan dan
prasasti Medhawapura, beberapa jenis kepercayan masyarakat. Selain itu aspek
pekerjaan kerajinan yaitu abhasana teknologi yang digunakan juga sebagai
sebagai penghasil pakaian, acaraki faktor penting pengembangan sistem
menghasilkan jamu, tundan menghasilkan pertanian ini. Bukti-bukti arkeologis
perahu, lurungan menghasilkan minyak mengungkapkan penggunaan teknologi
jarak, kletik menghasilkan minyak kelapa, pertanian yang sudah baik.
acadar menghasilkan cadar, amaranggi Secara geografis, Kerajaan
menghasilkan pewarna pakaian, dam Majapahit berada di jalur strategis
beberapa barang hasil dari pande pelayaran dan perniagaan internasional.
(Subroto dan Slamet Pinardi, 1993: 212). Letak yang strategis inilah menjadikan
Khusus untuk industry logam yang Majapahit meskipun basis ekonominya
dilakukan oleh pande besi telah merupakan agraris akan tetapi dapat
menggunakan sistem pembagian kerja. memanfaatkan peluang untuk menguasai
Pengerjaan pande dilakukan minimal oleh kemaritiman. Faktor penting tampilnya
dua orang yakni satu orang sebagai Majapahit dalam perdagangan antar pulau
pengubub dan satu orang pande. Alat-alat dan internasional dipengaruhi oleh
yang dipergunakan berupa ububan, supit, kondisi bahwa Majapahit sebagai

114
Sistem Perekonomian Kerajaan Majapahit
Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari

penghasil beras dan hasil bumi lain yang Mubyarto, , 1987. Pengantar Ekonomi
dengan mudah dipasarkan dan diedarkan Pertanian, Jakarta, LP3ES.
sejalan dengan jalur pelayaran dan
perniagaan. Para pedagang Majapahit Muljana. Slamet, 1983, Pemugaran
tidka hanya memperjualbelikan komoditi Persada Sejarah Leluhur
beras saja akan tetapi juga berbagai Majapahit, (Jakarta: Inti Idayu
komoditi yang laku dalam perniagaan Press.
terutama rempah-rempah dari dunia -----------------, 1976, Story of Majapahit,
Timur. Hubungan antara Majapahit dan Singapore: Singapore University
Cina menjadi penanda penting bagi Press.
keberhasilan perdagangan internasional
Majapahit. Serta keterlibatan penguasa Nugroho. Irawan Djoko,2001, Majapahit
dalam mengatur masalah pengelolaan Peradaban Maritim: Ketika
perdagangan, pertanian dan aktifitas Nusantara Menjadi Pengendali
ekonomi lainnya. Pelabuhan Dunia, Jakarta, Suluh
Nuswantara Bakti.

Daftar Pustaka Perkasa, Adrian, 2012. Orang—Orang


Tionghoa & Islam di Majapahit,
Alpert. Paul, tt. Economic Development: Yogyakarta, Ombak.
Objectives and Methods, New York,
The Free Press. Peugeud, TH. 1960, Java in The 14th
Century, The Hague: Martinus
A m s h o r i y. N a s r u d d i n d a n D r i Nijhoff.
Arbaningsih, 2008. Negara Maritim
Nusantara: Jejak Sejarah yang Poesponegoro. Marwati Djoened dan
Terhapus, Yogyakarta, Tiara Sartono Kartodirdjo, 2008. Sejarah
Wacana. Nasional Indonesia jilid II: Zaman
Kuno,Jakarta,Balai Pustaka.
Atmosudirdjo. Prajudi, 1983, Sejarah
Ekonomi Indonesia dari Segi Reid. Anthony, 2011. Asia Tenggara
Sosiologis Sampai Akhir Abad XIX, dalam Kurun Niaga 1450-1680
Jakarta, Pradnya Paramita. (jilid 2: Jaringan Perdagangan
Global), Jakarta, YOI.
Boechari, 1981. “Ulah para Pemungut
Pajak di Dalam Masyarakat Jawa Subroto, 1993. “Sektor Pertanian sebagai
Kuna”, dalam Majalah Arkeologi, Penyangga Kehidupan
Tahun IV no 1-2. Perekonomian Majapahit”, dalam
Sartono Kartodirdjo dkk (ed), 700
Casparis, J.G.de, 1958, Airlangga (Pidato Tahun Majapahit (1293-1993):
Penerimaan Guru Besar PTPG Suatu Bunga Rampai, Surabaya,
Malang), Surabaya: Universitas Dinas Pariwisata Daerah Jawa
Airlangga. Timur.

Djafar, Hasan, 2009, Masa Akhir Subroto dan Slamet Pinardi, 1993. “Sektor
Majapahit: Girindrawardhana dan Industri pada Masa Majapahit”,
Masalahnya, Jakarta: Komunitas dalam Sartono Kartodirdjo dkk
Bambu. (ed), 700 Tahun Majapahit (1293-
1993): Suatu Bunga Rampai,
Groeneveldt, 1960, Historical notes on Surabaya, Dinas Pariwisata Daerah
Indonesia and Malaya: Compiled Jawa Timur.
from Chinese Sources, Jakarta:
Bhratara. Tanudirjo, Daud Aris, 1993. “Pertanian
Majapahit sebagai Puncak Evolusi
Kartodirdjo Sartono dkk (ed), 1993. 700 Budaya”, dalam Sartono
Tahun Majapahit (1293-1993): Kartodirdjo dkk (ed), 700 Tahun
Suatu Bunga Rampai, Surabaya, Majapahit (1293-1993): Suatu
Dinas Pariwisata Daerah Jawa Bunga Rampai, Surabaya, Dinas
Timur. Pariwisata Daerah Jawa Timur.

115

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai