Anda di halaman 1dari 101

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Plus Nashrul Haq


Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas /Semester : VII/Genap
Materi Pokok : It’s a beautiful day!
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Alokasi Waktu : 20 Jam Pelajaran (10 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


NO Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
1. 3.5 Mengidentifikasi fungsi 3.5.1. mengidentifikasi tindakan
sosial, struktur teks, dan memberi dan meminta
unsur kebahasaan teks informasi terkait dengan sifat
interaksi transaksional lisan orang, binatang, dan benda
dan tulis yang melibatkan dengan konteks adjective
tindakan memberi dan 3.5.2. mengidentifikasi interaksi
meminta informasi terkait transaksional lisan dan tulis
dengan sifat orang, binatang,
benda sesuai dengan konteks
penggunaannya (Perhatikan
unsur kebahasaan be,
adjective)
2. 4.5.Menyusun teks interaksi 4.5.1. Menyusun teks interaksi
transaksional lisan dan tulis tindakan member dan
sangat pendek dan sederhana meminta
yang melibatkan tindakan
memberi dan meminta
informasi terkait sifat orang,
binatang, dan benda, dengan
memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks dan unsur
kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks

C. Tujuan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
 Memahami tindakan memberi dan meminta informasi terkait dengan sifat
orang, binatang, dan benda dengan konteks adjective
2. Pertemuan Kedua
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
 Membuat teks interaksi tindakan memberi dan meminta
3. Pertemuan Ketiga
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
 Memahami interaksi transaksional lisan dan tulis
 Membuat teks interaksi tindakan memberi dan meminta
4. Pertemuan Keempat
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
 Memahami tindakan memberi dan meminta informasi terkait dengan sifat
orang, binatang, dan benda dengan konteks adjective
5. Pertemuan Kelima
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
 Memahami interaksi transaksional lisan dan tulis
 Membuat teks interaksi tindakan memberi dan meminta
6. Pertemuan Keenam
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
 Memahami tindakan memberi dan meminta informasi terkait dengan sifat
orang, binatang, dan benda dengan konteks adjective
 Membuat teks interaksi tindakan memberi dan meminta
7. Pertemuan Ketujuh
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
 Memahami interaksi transaksional lisan dan tulis
 Membuat teks interaksi tindakan memberi dan meminta
8. Pertemuan Kedelapan
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
 Memahami interaksi transaksional lisan dan tulis
9. Pertemuan Kesembilan
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
 Membuat teks interaksi tindakan memberi dan meminta
10. Pertemuan Kesepuluh
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
 Memahami tindakan memberi dan meminta informasi terkait dengan sifat
orang, binatang, dan benda dengan konteks adjective

Fokus nilai-nilai sikap


1. Religius
2. Kesantunan
3. Tanggung jawab
4. Kedisiplinan

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
1. Fakta
 Memulai
 Menanggapi (diharapkan/di luar dugaan)
2. Konsep
 Fungsi sosial
 Mendeskripsikan, mengidentifikasi, mengkritisi, memberikan penilaian
tentang orang, binatang, dan benda dari segi sifatnya.
3. Prinsip
 Unsur kebahasaan
 Pernyataan dan pertanyaan terkait sifat orang, benda, binatang.
 Kosakata, terkait dengan ciri fisik (antara lain. red, big, dark, loud), selera
(antara lain. nice, beautiful, cute), mental (antara lain. clever, smart),
psikologis (antara lain. happy, sad, disappointed, angry, wild), budi
(antara lain. kind, good, polite).
 Ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, tanda baca, dan tulisan tangan.
4. Prosedur
 Menyusun teks interaksi tindakan member dan meminta

2. Materi Pembelajaran Remedial


 Penjelasan kembali materi oleh guru tentang “It’s a beautiful day!”
3. Materi Pembelajaran Pengayaan
 Pemberian tugas menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang “It’s a beautiful
day!”

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)

F. Media Pembelajaran
1. Media LCD projector,
2. Laptop,
3. Bahan Tayang

G. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Siswa Mata Pelajaran
Bahasa Inggris. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Siswa Mata Pelajaran
Bahasa Inggris. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Modul/bahan ajar,
4. Internet,
5. Sumber lain yang relevan

H. Langkah-langkahPembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

Kegiatan Pendahuluan 10
Guru : menit
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran (PPK: Religius)
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

Apersepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya, pada kegiatan sebelumnya yaitu Tell the names of the
animals we can find near our school and our houses. ,
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari.
 Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang:

 Play the roles of the speakers in the conversation


 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
 Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti 60
menit
Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

Stimulation Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk


(stimullasi/ memusatkan perhatian pada topik
pemberian
rangsangan)  Play the roles of the speakers in the
conversation dengan cara :
 Melihat (tanpa atau dengan alat)
Menayangkan gambar/foto tentang

Peserta didik diminta untuk mengamati Play


the roles of the speakers in the conversation
(Literasi)
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

 Mengamati
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung),

 Peserta didik diminta membaca materi dari


buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan
 Play the roles of the speakers in the
conversation
 Mendengar

 Peserta didik diminta mendengarkan


pemberian materi oleh guruyang berkaitan
dengan Play the roles of the speakers in the
conversation
 Menyimak,

 Peserta didik diminta menyimak penjelasan


pengantar kegiatan secara garis
besar/global tentang materi pelajaran
mengenai : Play the roles of the speakers in
the conversation
Problem Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

statemen dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui


(pertanyaan/ kegiatan belajar, contohnya :
identifikasi  Mengajukan pertanyaan tentang :
masalah)
 Apa informasi yang di dapat dari Play the
roles of the speakers in the conversation
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik) untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat. Misalnya :
 What Play the roles of the speakers in the
conversation? (Hot)
Data Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
collection menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
(pengumpulan  Mengamati obyek/kejadian,
data)  Wawancara dengan nara sumber
 Mengumpulkan informasi
 Membaca sumber lain selain buku teks,

 Peserta didik diminta mengeksplor


pengetahuannya dengan membaca buku
referensi tentang
- It’s a beautiful day!
 Mempresentasikan ulang
 Aktivitas :

 Peserta didik melakukan aktivitas sesuai sesuai


buku siswa seperti berikut ini:We will learn
- Ask for and give information related to
the qualities of people, animals and
things, in order to identify, to criticize or
 to praise them.Mendiskusikan
 Mengulang
 Saling tukar informasi tentang :
 Play the roles of the speakers in the
conversation
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari
kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai
bahan diskusi kelompok kemudian, dengan
menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar
kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

berkomunikasi, menerapkan kemampuan


mengumpulkan informasi melalui berbagai cara
yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan
belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
processing hasil pengamatan dengan cara :
(pengolahan  Berdiskusi tentang data :
Data)
 Play the roles of the speakers in the
conversation
yang sudah dikumpulkan / terangkum dalam
kegiatan sebelumnya. (4C)
 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Pesertadidik mengerjakan beberapa soal mengenai

 Play the roles of the speakers in the


conversation
Verification Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
(pembuktian) memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber melalui kegiatan :
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan
sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan : Play
the roles of the speakers in the conversationantara lain
dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh
peserta didik.

Generalizatio Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan


(menarik  Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
kesimpulan) berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media
lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan sopan
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang :

 Play the roles of the speakers in the


conversation
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan
 Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik
lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang

 Play the roles of the speakers in the


conversation
 Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
 Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran

Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa
ingin tahu, peduli lingkungan)

Kegiatan Penutup 10
Peserta didik : menit
 Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah.
 Mengagendakan projek yang harus mempelajari pada pertemuan
berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta
didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf
serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjasama yang baik

2. Pertemuan Ke-2 ( 2 x 40 menit ) Wakt


u

Kegiatan Pendahuluan 10
Guru : menit
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran (PPK: Religius)
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya, Play the roles of the speakers in the conversation
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran


yang akan dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari.
 Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang:

 Play the roles of the speakers in the conversation .


 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
 Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti 60
menit
Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

Stimulation Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk


(stimullasi/ memusatkan perhatian pada topik
pemberian
rangsangan)  Play the roles of the speakers in the
conversation dengan cara :
 Melihat (tanpa atau dengan alat)/
Menayangkan gambar/foto tentang

 Peserta didik diminta untuk mengamati


penayangan gambar yang disajikan oleh guru
maupun mengamati gambar yang terdapat pada
buku siswa tentangPlay the roles of the
speakers in the conversation (Literasi)
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

 Mengamati

 Peserta didik diminta mengamati gambar /foto


yang yang terdapat pada buku maupun melalui
penayangan video yang disajikan oleh guru
seperti gambar dibawah ini
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung),

 Peserta didik diminta membaca materi dari


buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan Play
the roles of the speakers in the conversation
 Mendengar

 Peserta didik diminta mendengarkan pemberian


materi oleh guruyang berkaitan dengan Play
the roles of the speakers in the conversation
 Menyimak,

 Peserta didik diminta menyimak penjelasan


pengantar kegiatan secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai : Play the
roles of the speakers in the conversation
Problem Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

statemen dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui


(pertanyaan/ kegiatan belajar, contohnya :
identifikasi  Mengajukan pertanyaan tentang :
masalah)
 Play the roles of the speakers in the
conversation.
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup
cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
 How to Play the roles of the speakers in the
conversation? (Hot)
Data Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
collection menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
(pengumpulan  Mengamati obyek/kejadian,
data)  Wawancara dengan nara sumber
 Mengumpulkan informasi

 Peserta didik diminta mengumpulkan data yang


diperoleh dari berbagai sumber tentang Play
the roles of the speakers in the conversation.
 Membaca sumber lain selain buku teks,
 Peserta didik diminta mengeksplor
pengetahuannya dengan membaca buku
referensi tentang Play the roles of the speakers
in the conversation
 Mempresentasikan ulang
 Aktivitas :

 Peserta didik melakukan aktivitas sesuai sesuai


buku siswa seperti berikut ini:
- It’s a beautiful day!
mendengarkan dengan cermat guru kami membaca
pertanyaandan yang Kami akan We will learn:
- Ask for and give information related to
the qualities of people, animals and
things, in order to identify, to criticize or
 Mendiskusikan
 Mengulang
 Saling tukar informasi tentang :
 Play the roles of the speakers in the
conversation.
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari
kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

bahan diskusi kelompok kemudian, dengan


menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar
kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara
yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan
belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
processing hasil pengamatan dengan cara :
(pengolahan  Berdiskusi tentang data :
Data)
 Play the roles of the speakers in the
conversation.
yang sudah dikumpulkan / terangkum dalam
kegiatan sebelumnya. (4C)
 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Pesertadidik mengerjakan beberapa soal mengenai

 Play the roles of the speakers in the


conversation.
Verification Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
(pembuktian) memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber melalui kegiatan :
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan
sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan :

 Play the roles of the speakers in the


conversation.
antara lain dengan : Peserta didik dan guru
secara bersama-sama membahas jawaban soal-
soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalizatio Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
(menarik  Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
kesimpulan) berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media
lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan sopan
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang :
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

 Play the roles of the speakers in the


conversation.
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan
 Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik
lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang

 Play the roles of the speakers in the


conversation.
 Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
 Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran

Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa
ingin tahu, peduli lingkungan)

Kegiatan Penutup 10
Peserta didik : menit
 Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah.
 Mengagendakan projek yang harus mempelajari pada pertemuan
berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta
didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf
serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjasama yang baik

3. Pertemuan Ke-3 ( 2 x 40 menit ) Wakt


u

Kegiatan Pendahuluan 10
Guru : menit
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran (PPK: Religius)
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin


 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya, Play the roles of the speakers in the conversation.
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari.
 Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang:

 Copy and handwrite them in our notebooks .


 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
 Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti 60
menit
Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

Stimulation Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk


(stimullasi/ memusatkan perhatian pada topik
pemberian
rangsangan)  Copy and handwrite them in our notebooks dengan
cara :
 Melihat (tanpa atau dengan alat)/

 Menayangkan gambar/foto tentang


Peserta didik diminta untuk mengamati penayangan
gambar yang disajikan oleh guru maupun
mengamati gambar yang terdapat pada buku siswa
tentang Copy and handwrite them in our notebooks
(Literasi)
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

.
 Mengamati

 Peserta didik diminta mengamati gambar /foto


yang yang terdapat pada buku maupun melalui
penayangan video yang disajikan oleh guru
seperti gambar dibawah ini
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung),

 Peserta didik diminta membaca materi dari


buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan
 Copy and handwrite them in our notebooks
 Mendengar

 Peserta didik diminta mendengarkan pemberian


materi oleh guruyang berkaitan dengan
 Copy and handwrite them in our notebooks
 Menyimak,
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

 Peserta didik diminta menyimak penjelasan


pengantar kegiatan secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai :
 Copy and handwrite them in our notebooks
Problem Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
statemen mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
(pertanyaan/ dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui
identifikasi kegiatan belajar, contohnya :
masalah)  Mengajukan pertanyaan tentang :
 Copy and handwrite them in our notebooks
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Misalnya :

 How Copy and handwrite them in our notebooks ?


(Hot)
Data Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
collection menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
(pengumpulan  Mengamati obyek/kejadian,
data)  Wawancara dengan nara sumber
 Mengumpulkan informasi

 Peserta didik diminta mengumpulkan data yang


diperoleh dari berbagai sumber tentang
Tell the names of the things
 Membaca sumber lain selain buku teks,

 Peserta didik diminta mengeksplor pengetahuannya


dengan membaca buku referensi tentang
- It’s a beautiful day!
 Mempresentasikan ulang
 Aktivitas :

 Peserta didik melakukan aktivitas sesuai sesuai


buku siswa seperti berikut ini: We will learn:
- Ask for and give information related to
the qualities of people, animals and
things, in order to identify, to criticize or
 Mendiskusikan
 Mengulang
 Saling tukar informasi tentang :
 Copy and handwrite them in our notebooks
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok
lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang
dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok
kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada


lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai
pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Data Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data


processing hasil pengamatan dengan cara :
(pengolahan  Berdiskusi tentang data :
Data)
 Copy and handwrite them in our notebooks
yang sudah dikumpulkan / terangkum dalam kegiatan
sebelumnya. (4C)
 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Pesertadidik mengerjakan beberapa soal mengenai

 Copy and handwrite them in our notebooks


Verification Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
(pembuktian) memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber melalui kegiatan :
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan
sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan :

 Copy and handwrite them in our notebooks


antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara
bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah
dikerjakan oleh peserta didik.

Generalizatio Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan


(menarik  Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
kesimpulan) berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media
lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan sopan
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang :

 Copy and handwrite them in our notebooks


 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan
 Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik
lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :


Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang

 Copy and handwrite them in our notebooks


 Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
 Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran

Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa
ingin tahu, peduli lingkungan)

Kegiatan Penutup 10
Peserta didik : menit
 Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah.
 Mengagendakan projek yang harus mempelajari pada pertemuan
berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta
didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf
serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjasama yang baik

4. Pertemuan Ke-4 ( 2 x 40 menit ) Wakt


u

Kegiatan Pendahuluan 10
Guru : menit
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran (PPK: Religius)
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya, Copy and handwrite them in our notebooks
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

yang akan dilakukan.


Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari.
 Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang:

 play the roles of the speakers in the pictures .


 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
 Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti 60
menit
Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

Stimulation Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk


(stimullasi/ memusatkan perhatian pada topik
pemberian
rangsangan)  play the roles of the speakers in the pictures
dengan cara :
 Melihat (tanpa atau dengan alat)/
Menayangkan gambar/foto tentang

 Peserta didik diminta untuk mengamati


gambar-gambar percakapan yang tersedia pada
buku paket (Literasi)
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

 Mengamati
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung),

 Peserta didik diminta membaca materi dari


buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan
 play the roles of the speakers in the pictures
 Mendengar

 Peserta didik diminta mendengarkan pemberian


materi oleh guruyang berkaitan dengan
 play the roles of the speakers in the pictures
 Menyimak,

 Peserta didik diminta menyimak penjelasan


pengantar kegiatan secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai :
 play the roles of the speakers in the pictures
Problem Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

statemen dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui


(pertanyaan/ kegiatan belajar, contohnya :
identifikasi  Mengajukan pertanyaan tentang :
masalah)
 play the roles of the speakers in the pictures
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya
:

 How to play the roles of the speakers in the


pictures? (Hot)
Data Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
collection menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
(pengumpulan  Mengamati obyek/kejadian,
data)  Wawancara dengan nara sumber
 Mengumpulkan informasi
 Membaca sumber lain selain buku teks,

 Peserta didik diminta mengeksplor


pengetahuannya dengan membaca buku
referensi tentang
- It’s a beautiful day!
 Mempresentasikan ulang
 Aktivitas :

 Peserta didik melakukan aktivitas sesuai sesuai


buku siswa seperti berikut ini:We will learn:
- Ask for and give information related to
the qualities of people, animals and
things, in order to identify, to criticize or
 Mendiskusikan
 Mengulang
 Saling tukar informasi tentang :
 play the roles of the speakers in the pictures
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok
lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang
dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok
kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada
lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai
pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Data Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data


1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

hasil pengamatan dengan cara :


processing  Berdiskusi tentang data :
(pengolahan
Data)  play the roles of the speakers in the pictures
yang sudah dikumpulkan / terangkum dalam kegiatan
sebelumnya. (4C)
 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Pesertadidik mengerjakan beberapa soal mengenai

 play the roles of the speakers in the pictures


Verification Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
(pembuktian) memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber melalui kegiatan :
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan
sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan :

 play the roles of the speakers in the


picturesantara lain dengan : Peserta didik dan
guru secara bersama-sama membahas jawaban
soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta
didik.
Generalizatio Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
(menarik  Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
kesimpulan) berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media
lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan sopan
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang :

 play the roles of the speakers in the pictures


 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan
 Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik
lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang

 play the roles of the speakers in the pictures


 Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

 Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku


pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran

Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa
ingin tahu, peduli lingkungan)

Kegiatan Penutup 10
Peserta didik : Menit
 Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah.
 Mengagendakan projek yang harus mempelajari pada pertemuan
berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta
didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf
serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjasama yang baik

5. Pertemuan Ke-5 ( 2 x 40 menit ) Wakt


u

Kegiatan Pendahuluan 10
Guru : menit
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran (PPK: Religius)
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya, play the roles of the speakers in the pictures
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

akan dipelajari.
 Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang:

 play the roles of the speakers in the conversation .


 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
 Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti 60
menit
Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

Stimulation Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk


(stimullasi/ memusatkan perhatian pada topik
pemberian
rangsangan)  play the roles of the speakers in the
conversation .
dengan cara :
 Melihat (tanpa atau dengan alat)/
Menayangkan gambar/foto tentang

 Peserta didik diminta untuk mengamati teks


tentang play the roles of the speakers in the
conversation . (Literasi)
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

 Mengamati
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung),

 Peserta didik diminta membaca materi dari


buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan
 play the roles of the speakers in the
conversation .
 Mendengar

 Peserta didik diminta mendengarkan pemberian


materi oleh guruyang berkaitan dengan
 play the roles of the speakers in the
conversation .
 Menyimak,

 Peserta didik diminta menyimak penjelasan


pengantar kegiatan secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai :
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

 play the roles of the speakers in the


conversation
Problem Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
statemen mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
(pertanyaan/ dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui
identifikasi kegiatan belajar, contohnya :
masalah)  Mengajukan pertanyaan tentang :
 play the roles of the speakers in the
conversation yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk
hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Misalnya :
 What put play the roles of the speakers in the
conversation ? (Hot)
Data Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
collection menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
(pengumpulan  Mengamati obyek/kejadian,
data)  Wawancara dengan nara sumber
 Mengumpulkan informasi
 Membaca sumber lain selain buku teks,

 Peserta didik diminta mengeksplor


pengetahuannya dengan membaca buku
referensi tentang
- It’s a beautiful day!
 Mempresentasikan ulang
 Aktivitas :

Peserta didik melakukan aktivitas sesuai sesuai


buku siswa seperti berikut ini:We will learn:
- Ask for and give information related to
the qualities of people, animals and
things, in order to identify, to criticize or
 Mendiskusikan
 Mengulang
 Saling tukar informasi tentang :
 play the roles of the speakers in the
conversation
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok
lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang
dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok
kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada
lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai


pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Data Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data


processing hasil pengamatan dengan cara :
(pengolahan  Berdiskusi tentang data :
Data)
 play the roles of the speakers in the
conversation
yang sudah dikumpulkan / terangkum dalam kegiatan
sebelumnya. (4C)
 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Pesertadidik mengerjakan beberapa soal mengenai

 play the roles of the speakers in the


conversation
Verification Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
(pembuktian) memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber melalui kegiatan :
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan
sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan :

 play the roles of the speakers in the


conversation
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara
bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah
dikerjakan oleh peserta didik.

Generalizatio Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan


(menarik  Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
kesimpulan) berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media
lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan sopan
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang :

 play the roles of the speakers in the


conversation
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan
 Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.


 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang

 play the roles of the speakers in the


conversation
 Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
 Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran

Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa
ingin tahu, peduli lingkungan)

Kegiatan Penutup 10
Peserta didik : menit
 Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah.
 Mengagendakan projek yang harus mempelajari pada pertemuan
berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta
didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf
serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjasama yang baik

6. Pertemuan Ke-6 ( 2 x 40 menit ) Wakt


u

Kegiatan Pendahuluan 10
Guru : menit
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran (PPK: Religius)
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

sebelumnya, play the roles of the speakers in the conversation


 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari.
 Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang:

 Discuss the right statement(s) and/question(s) to complete each


conversation.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
 Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti 60
menit
Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

Stimulation Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk


(stimullasi/ memusatkan perhatian pada topik
pemberian
rangsangan)  Discuss the right statement(s) and/question(s) to
complete each conversation. dengan cara :
 Melihat (tanpa atau dengan alat)/
Menayangkan gambar/foto tentang

 Peserta didik diminta untuk mengamati teks


Discuss the right statement(s) and/question(s) to
complete each conversation (Literasi)
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

 Mengamati
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung),

 Peserta didik diminta membaca materi dari


buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan
 Discuss the right statement(s)
and/question(s) to complete each
conversation
 Mendengar

 Peserta didik diminta mendengarkan pemberian


materi oleh guruyang berkaitan dengan
 Discuss the right statement(s)
and/question(s) to complete each
conversation.
 Menyimak,

 Peserta didik diminta menyimak penjelasan


pengantar kegiatan secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai :
 Discuss the right statement(s)
and/question(s) to complete each
conversation.
Problem Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
statemen mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
(pertanyaan/ dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui
identifikasi kegiatan belajar, contohnya :
masalah)  Mengajukan pertanyaan tentang :
 Discuss the right statement(s) and/question(s)
to complete each conversation
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Misalnya :

 How to Discuss the right statement(s)


and/question(s) to complete each conversation?
(Hot)
Data Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
collection menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
(pengumpulan  Mengamati obyek/kejadian,
data)  Wawancara dengan nara sumber
 Mengumpulkan informasi
 Membaca sumber lain selain buku teks,
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

 Peserta didik diminta mengeksplor


pengetahuannya dengan membaca buku
referensi tentang
- It’s a beautiful day!
 Mempresentasikan ulang
 Aktivitas : Peserta didik melakukan aktivitas sesuai
sesuai buku siswa seperti berikut ini: We will learn:

- Ask for and give information related to


the qualities of people, animals and
things, in order to identify, to criticize or
 Mendiskusikan
 Mengulang
 Saling tukar informasi tentang :
 Discuss the right statement(s) and/question(s) to
complete each conversation
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok
lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang
dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok
kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada
lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai
pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Data Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data


processing hasil pengamatan dengan cara :
(pengolahan  Berdiskusi tentang data :
Data)
 Discuss the right statement(s) and/question(s) to
complete each conversation
yang sudah dikumpulkan / terangkum dalam kegiatan
sebelumnya. (4C)
 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Pesertadidik mengerjakan beberapa soal mengenai

 Discuss the right statement(s) and/question(s) to


complete each conversation
Verification Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
(pembuktian) memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber melalui kegiatan :
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,


kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan :

 Discuss the right statement(s) and/question(s) to


complete each conversation
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara
bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah
dikerjakan oleh peserta didik.

Generalizatio Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan


(menarik  Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
kesimpulan) berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media
lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan sopan
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang :

 Discuss the right statement(s) and/question(s) to


complete each conversation
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan
 Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik
lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang

 Discuss the right statement(s) and/question(s) to


complete each conversation
 Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
 Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran

Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa
ingin tahu, peduli lingkungan)

Kegiatan Penutup 10
Peserta didik : menit
 Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah.
 Mengagendakan projek yang harus mempelajari pada pertemuan
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Wakt
u

berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.


Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta
didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf
serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjasama yang baik

7. Pertemuan Ke-7 ( 2 x 40menit ) Wakt


u

Kegiatan Pendahuluan 10
Guru : menit
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran (PPK: Religius)
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya, yaitu : Discuss the right statement(s) and/question(s) to
complete each conversation
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari.
 Apabila materitema// projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan
dapat menjelaskan tentang: Play the roles of the speakers in the
pictures.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
 Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti 60
7. Pertemuan Ke-7 ( 2 x 40menit ) Wakt
u

Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran menit
Pembelajaran

Orientasi peserta Mengamati


didik kepada  Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
masalah memusatkan perhatian pada topik Play the roles of
the speakers in the pictures.
dengan cara :
 Melihat (tanpa atau dengan alat)
Menayangkan gambar/foto tentang Play the roles
of the speakers in the pictures. (Literasi)
7. Pertemuan Ke-7 ( 2 x 40menit ) Wakt
u
7. Pertemuan Ke-7 ( 2 x 40menit ) Wakt
u

“Apa yang kalian pikirkan tentang foto/gambar


tersebut?”
 Mengamati
 lembar kerja
 pemberian contoh-contoh materi untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif,
dsb
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung),
 materi dari buku paket atau buku-buku penunjang
lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan Play the roles of the speakers in the
pictures.
 Mendengar
 pemberian materi oleh guru tentang Play the roles
of the speakers in the pictures.
 Menyimak,
 penjelasan pengantar kegiatan secara garis
besar/global tentang materi pelajaran mengenai :
Play the roles of the speakers in the pictures,
untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari
informasi.

Mengorganisasikan Menanya
peserta didik Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar, contohnya :
 Mengajukan pertanyaan tentang : Play the roles
of the speakers in the pictures.yang tidak dipahami
dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup
cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
 Apa yang dimaksud dengan Play the roles of the
speakers in the pictures?
 Bagaimana Play the roles of the speakers in the
pictures.? (Hot)

Membimbing Mengumpulkan informasi


penyelidikan Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
7. Pertemuan Ke-7 ( 2 x 40menit ) Wakt
u

individu dan menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui


kelompok kegiatan:
 Mengamati obyek/kejadian,

 mengamati dan memahami artikel Play the


roles of the speakers in the pictures.dengan
sungguh-sungguh
 Membaca sumber lain selain buku teks,

 mengunjungi laboratorium computer sekolah


untuk mencari dan membaca artikel Play the
roles of the speakers in the pictures.yang dapt
diperoleh di internet
 Mengumpulkan informasi

 menulis pada buku catatan informasi yang


diperoleh tentang Play the roles of the
speakers in the pictures.
 mendownload artikel Play the roles of the
speakers in the pictures.yang lain di internet
 Saling tukar informasi tentang : Play the roles of the
speakers in the pictures.dengan ditanggapi aktif oleh
peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh
sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai
bahan diskusi kelompok kemudian, dengan
menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang
disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap
teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat.

Mengembangkan Mengkomunikasikan
dan menyajikan Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
hasil karya  Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal tentang : Play the roles of the speakers in the
pictures.
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
 Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta
didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara
tertulis tentang Play the roles of the speakers in the
7. Pertemuan Ke-7 ( 2 x 40menit ) Wakt
u

pictures.
 Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
 Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja
yang telah disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran

Menganalisa & Mengasosiasikan


mengevaluasi  Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan
proses pemecahan koreksi dari guru terkait pembelajaran tentang: Play
masalah the roles of the speakers in the pictures.
 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari
hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun hasil
dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
Play the roles of the speakers in the pictures.
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
membuktikan : Play the roles of the speakers in the
pictures.antara lain dengan :

Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa
ingin tahu, peduli lingkungan)

Kegiatan Penutup 10
Peserta didik : menit
 Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah.
 Mengagendakan projek yang harus mempelajarai pada pertemuan
berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta
didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf
serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjasama yang baik
8. Pertemuan Ke-8 ( 2 x 40menit )

Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran (PPK: Religius)
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu :
Play the roles of the speakers in the pictures
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari.
 Apabila materitema// projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh
ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan
tentang: List the speakers’ statements about the things.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan
KKM pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti

Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

Orientasi peserta Mengamati


didik kepada masalah  Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik List the speakers’ statements
about the thingsdengan cara :
 Melihat (tanpa atau dengan alat)
Menayangkan gambar/foto tentang List the speakers’
statements about the things (Literasi)
“Apa yang kalian pikirkan tentang foto/gambar tersebut?”
8. Pertemuan Ke-8 ( 2 x 40menit )

 Mengamati
 lembar kerja
 pemberian contoh-contoh materi untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung),
materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan List the speakers’
statements about the things
 Mendengar
pemberian materi oleh guru tentang List the speakers’
statements about the things
 Menyimak,
penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang
materi pelajaran mengenai : List the speakers’ statements
about the things, untuk melatih kesungguhan, ketelitian,
mencari informasi.

Mengorganisasikan Menanya
peserta didik Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar, contohnya :
 Mengajukan pertanyaan tentang : List the speakers’
statements about the thingsyang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
8. Pertemuan Ke-8 ( 2 x 40menit )

tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan


faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang
perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya
:
 Apa yang dimaksud dengan List the speakers’ statements
about the things?
 Bagaimana List the speakers’ statements about the things?
(Hot)

Membimbing Mengumpulkan informasi


penyelidikan Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
individu dan menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
kelompok  Mengamati obyek/kejadian,
mengamati dan memahami artikel List the speakers’ statements
about the thingsdengan sungguh-sungguh
 Membaca sumber lain selain buku teks,

mengunjungi laboratorium computer sekolah untuk


mencari dan membaca artikel List the speakers’
statements about the thingsyang dapt diperoleh di
internet
 Mengumpulkan informasi

 menulis pada buku catatan informasi yang diperoleh


tentang List the speakers’ statements about the things
 mendownload artikel List the speakers’ statements
about the thingsyang lain di internet
 Saling tukar informasi tentang : List the speakers’
statements about the thingsdengan ditanggapi aktif oleh peserta
didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi
kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar
kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan
sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Mengembangkan dan Mengkomunikasikan


menyajikan hasil Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
karya  Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang : List the speakers’ statements about the things
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan
ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan
 Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain
diberi kesempatan untuk menjawabnya.
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Laporan
8. Pertemuan Ke-8 ( 2 x 40menit )

hasil pengamatan secara tertulis tentang List the speakers’


statements about the things
 Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
 Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran

Menganalisa & Mengasosiasikan


mengevaluasi proses Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru
pemecahan masalah terkait pembelajaran tentang: ……
 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada
lembar kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai List the
speakers’ statements about the things
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber
yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
membuktikan : List the speakers’ statements about the
things,antara lain dengan :

Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur,
tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan)

Kegiatan Penutup
Peserta didik :
 Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah.
 Mengagendakan projek yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya
di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik
yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor
urut peringkat, untuk penilaian projek.
 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
9. Pertemuan Ke-9 ( 2 x 40menit ) Waktu

Kegiatan Pendahuluan 10
Guru : menit
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran (PPK: Religius)
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya, yaitu : List the speakers’ statements about the things
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari.
 Apabila materitema// projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan
dapat menjelaskan tentang: play the roles of the speakers in the
conversation.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
 Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti 60
menit
Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

Orientasi peserta Mengamati


didik kepada  Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan
masalah untuk memusatkan perhatian pada topik play the
roles of the speakers in the conversation.
dengan cara :
 Melihat (tanpa atau dengan alat)
Menayangkan gambar/foto tentang play the roles
of the speakers in the conversation. (Literasi)
9. Pertemuan Ke-9 ( 2 x 40menit ) Waktu

“Apa yang kalian pikirkan tentang foto/gambar


tersebut?”
 Mengamati
 lembar kerja
 pemberian contoh-contoh materi untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media
interaktif, dsb
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung),
 materi dari buku paket atau buku-buku
penunjang lain, dari internet/materi yang
berhubungan dengan play the roles of the
speakers in the conversation.
 Mendengar
 pemberian materi oleh guru tentang play the
roles of the speakers in the conversation.
 Menyimak,
 penjelasan pengantar kegiatan secara garis
besar/global tentang materi pelajaran
mengenai : play the roles of the speakers in the
conversation., untuk melatih kesungguhan,
ketelitian, mencari informasi.

Mengorganisasikan Menanya
peserta didik Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar, contohnya :
 Mengajukan pertanyaan tentang : play the roles of
the speakers in the conversation.yang tidak dipahami
dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
9. Pertemuan Ke-9 ( 2 x 40menit ) Waktu

diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke


pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup
cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
 Apa yang dimaksud dengan play the roles of the
speakers in the conversation.?
 Bagaimana play the roles of the speakers in the
conversation.? (Hot)

Membimbing Mengumpulkan informasi


penyelidikan Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan
individu dan untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi
kelompok melalui kegiatan:
 Mengamati obyek/kejadian,
mengamati dan memahami artikel play the roles of
the speakers in the conversation.dengan sungguh-
sungguh
 Membaca sumber lain selain buku teks,

mengunjungi laboratorium computer


sekolah untuk mencari dan membaca artikel
play the roles of the speakers in the
conversation.yang dapt diperoleh di
internet
 Mengumpulkan informasi

 menulis pada buku catatan informasi yang


diperoleh tentang play the roles of the
speakers in the conversation.
 mendownload artikel play the roles of the
speakers in the conversation.yang lain di
internet
 Saling tukar informasi tentang : play the roles of
the speakers in the conversation.dengan ditanggapi
aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya
sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang
dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok
kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada
lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat.

Mengembangkan Mengkomunikasikan
dan menyajikan hasil Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
karya  Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
9. Pertemuan Ke-9 ( 2 x 40menit ) Waktu

mengungkapkan pendapat dengan sopan


 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal tentang : play the roles of the speakers in the
conversation.
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
 Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta
didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara
tertulis tentang play the roles of the speakers in the
conversation.
 Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
 Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja
yang telah disediakan secara individu untuk
mengecek penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran

Menganalisa & Mengasosiasikan


mengevaluasi proses Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan
pemecahan masalah koreksi dari guru terkait pembelajaran tentang: play the
roles of the speakers in the conversation……
 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari
hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun hasil
dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung
dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
play the roles of the speakers in the conversation.
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi
dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam membuktikan : play the roles of the
speakers in the conversation.antara lain dengan :

Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa
ingin tahu, peduli lingkungan)

Kegiatan Penutup 10
9. Pertemuan Ke-9 ( 2 x 40menit ) Waktu

Peserta didik : menit


 Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah.
 Mengagendakan projek yang harus mempelajarai pada pertemuan
berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa.
Peserta didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi
paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjasama yang baik

10. Pertemuan Ke-10 ( 2 x 40menit )

Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran (PPK: Religius)
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu :
play the roles of the speakers in the conversation.
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari.
 Apabila materitema// projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh
ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan
tentang: Play the roles of the speakers in the pictures.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan
KKM pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti
10. Pertemuan Ke-10 ( 2 x 40menit )

Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

Orientasi peserta Mengamati


didik kepada Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
masalah memusatkan perhatian pada topik Play the roles of the
speakers in the pictures.dengan cara :
 Melihat (tanpa atau dengan alat)
Menayangkan gambar/foto tentang Play the roles of the
speakers in the pictures. (Literasi)
10. Pertemuan Ke-10 ( 2 x 40menit )

“Apa yang kalian pikirkan tentang foto/gambar tersebut?”


 Mengamati
 lembar kerja
 pemberian contoh-contoh materi untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung),
materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan Play the roles of the
speakers in the pictures.
 Mendengar
pemberian materi oleh guru tentang Play the roles of the
speakers in the pictures.
 Menyimak,
penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang
materi pelajaran mengenai : Play the roles of the speakers in
the pictures., untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari
informasi.

Mengorganisasikan Menanya
peserta didik Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar, contohnya :
 Mengajukan pertanyaan tentang : Play the roles of the
speakers in the pictures.yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang
perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Misalnya :
 Apa yang dimaksud dengan Play the roles of the speakers
in the pictures.?
 Bagaimana Play the roles of the speakers in the pictures.?
(Hot)

Membimbing Mengumpulkan informasi


penyelidikan Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
individu dan menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
kelompok  Mengamati obyek/kejadian,
mengamati dan memahami artikel Play the roles of the speakers
10. Pertemuan Ke-10 ( 2 x 40menit )

in the pictures.dengan sungguh-sungguh


 Membaca sumber lain selain buku teks,

mengunjungi laboratorium computer sekolah untuk


mencari dan membaca artikel Play the roles of the
speakers in the picturesyang dapt diperoleh di internet
 Mengumpulkan informasi

 menulis pada buku catatan informasi yang diperoleh


tentang Play the roles of the speakers in the pictures.
 mendownload artikel Play the roles of the speakers in
the pictures. yang lain di internet
 Saling tukar informasi tentang : Play the roles of the
speakers in the pictures.dengan ditanggapi aktif oleh peserta
didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi
kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar
kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan
sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Mengembangkan Mengkomunikasikan
dan menyajikan Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
hasil karya  Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang : Play the roles of the speakers in the pictures.
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan
ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan
 Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain
diberi kesempatan untuk menjawabnya.
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Laporan
hasil pengamatan secara tertulis tentang Play the roles of the
speakers in the pictures.
 Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
 Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran

Menganalisa & Mengasosiasikan


mengevaluasi proses Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru
pemecahan masalah terkait pembelajaran tentang: Play the roles of the speakers in the
pictures ……
 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun hasil dari kegiatan
10. Pertemuan Ke-10 ( 2 x 40menit )

mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang


berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai Play the
roles of the speakers in the pictures
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber
yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan
: Play the roles of the speakers in the pictures.,antara lain
dengan :

Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur,
tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan)

Kegiatan Penutup
Peserta didik :
 Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah.
 Mengagendakan projek yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya
di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik
yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor
urut peringkat, untuk penilaian projek.
 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik

I. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian:
 Sikap (Spiritual dan Sosial)
 Observasi (jurnal)
 Penilaian diri
 Penilaian antarteman
 Pengetahuan
 Ter tertulis
 Keterampilan
 Kinerja
2. Instrumen
Penilaian: Terlampir
3. Pembelajaran Remedial:
Kegiatan pembelajaran remedial dilaksanakan dalam bentuk:
 Penjelasan kembali materi oleh guru tentang “It’s a beautiful day!”
4. Pembelajaran Pengayaan:
Kegiatan pembelajaran pengayaan dilaksanakan dalam bentuk:
 Pemberian tugas menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang “It’s a beautiful
day!”

Tasikmalaya, Januari 2019


Mengetahui :
Kepala SMP Guru Mata Pelajaran

Usep Muhajir, M.Pd I Dini Nurul Hamidah, S.Pd

Sikap telah didefenisikan oleh para ahli dalam banyak versi bahkan hampir
mencapai puluhan devenisi tersebut pada umumnya dapat dimasukkan ke dalam
tiga kerangka pemikiran tentang sikap mental berikut ini:

 Kerangka pemikiran yang pertama mengatakan bahwa sikap adalah :


“suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan atau sikap seseorang terhadap suatu
obyek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan
yang tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada obyek tersebut”
(Azwar, 2007:5).Dapat dikatakan bahwa sikap menurut kerangka pemikiran ini
adalah terbatas pada aspek penilaian semata (AFEK) terhadap suatu obyek.
 Kelompok pemikiran kedua mengatakan bahwa sikap adalah semacam
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara  tertentu “ (Azwar,
2007 : 5). Dapat pula dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksud adalah
kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila
individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya respon.
 Adapun kelompok pemikiran yang ketiga adalah kelompok yang
berorientasi pada skema triadik (triadic sceheme). Menurut pemikiran ini sikap
merupakan konstalasi komponen-komponen kognitif, afetif, dan kognitif yang
saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu
objek (Azwar, 2007 : 5).

Dalam pendapat lain dikatakan bahwa sikap merupakan “faktor lain yang
mempengaruhi hasil belajar siswa dan merupakan sesuatu yang dipelajari, dan
juga sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta
menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan” (Slameto, 200 : 188).

Rumusan di atas menyatakan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu


komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen tingkah laku. Sikap selalu
berkenan dengan suatu objek, dan sikap terhadap objek ini disertai dengan
perasaan, positif atau negatif, orang mempunyai sikap positif terhadap suatu objek
yang bernilai dalam pandanganya, dan ia akan bersikap negatif terhadap objek
yang dianggapnya tidak bernilai dan atau juga merugikan. Sikap ini kemudian
mendasari dan mendorong kearah sejumlah perbuatan yang satu sama lainnya
berhubungan. Hal yang menjadi ojek sikap terhadap bermacam,  sekalipun
demikian, orang hanya dapat mempunyai sikap terhadap hal-hal yang
diketahuinya jadi harus ada sekedar informasi pada seseorang untuk dapat
bersikap terhadap suatu objek. Informasi merupakan kondisi pertama untuk suatu
sikap. Bila berdasarkan informasi itu timbul perasaan positif atau negatif terhadap
objek dan menimbulkan kecenderungan untuk bertingkahlaku tertentu, terjadilah
sikap. 

2.    Struktur dan Komponen-komponen sikap belajar siswa

Struktur dan komponen-komponen sikap yang saling menunjang adalah :

 Komponen kognitif yang merupakan representasi dari apa yang dipercaya


oleh orang individu pemilik sikap.
 Komponen afektif yang merupakan prasaan yang menyangkut aspek
emosional
 Komponen konatif yang merupakan aspek kecenderungan  berprilaku
tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang (Azwar, 2007 : 45)

Untuk itu dalam menentukan keberhasilan belajar seorang siswa, pengukuran


kognitif masih diutamakan sedangkan aspek afektif dan aspek konatif lebih
bersifat pelengkap dalam menentukan derajat keberhasilan belajar anak di
sekolah. Selama sistem pendidikan masih berlaku seperti sekarang ini, kiranya
jelas bahwa kemampuan-kemampuan kognitif tetap merupakan faktor terpenting
di antara ketiga aspek tersebut di atas.  Karena itu, kemampuan-kemampuan
kognitif tetap merupakan faktor penting dalam belajar para siswa atau anak didik. 

3.    Metode-metode dalam mempengaruhi sikap belajar siswa

Sikap belajar memegang peran penting dalam menentukan bagaimana siswa


belajar serta bagaimana interaksi siswa dan guru berlangsung. Baik siswa maupun
guru menunjukkan cara-cara dan pendekatan yang berbeda dalam menerima dan
menentukan pengajaran sesuai gaya kognitif yang dimiliki. Maka diantara
metode-metode tersebut adalah sebagai berikut :

 Menempatkan siswa di dalam kelas yang berbeda-beda berdasarkan gaya


kognitif mereka
 Menyajikan materi atau konsep-konsep yang saling bertentangan, untuk
membangkitkan perhatian dan motivasi siswa untuk belajar
 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.
 Memberikan kebebasan bertanya kepada siswa 
 Mengamati tingkahlaku siswa pada waktu siswa mengajukan pertanyaan
 Mengajar siswa percakapan-percakapan yang diperlukan untuk
memperoleh keterangan 
 Menyajikan lingkungan yang responsif bagi usaha siswa dalam
memperoleh keterangan 
 Memperluas pemikiran siswa melalui analisis yang lebih mendalam
melalui pertanyaan-pertanyaan.
Oleh karena itu sikap merupakan kesiapan dan kesedian seseorang untuk
menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu,
apakah berarti atau tidak bagi dirinya. Itulah sebabnya sikap berhubungan dengan
pengetahuan dan perasaan seseorang terhadap objek. Sikap juga dapat dipandang
sebagai kecenderungan seseorang untuk berperilaku. Sementara hasil belajar sikap
nampak dalam bentuk kemauan, minat, perhatian, perubahan perasaan. Dan sikap
dapat dipelajari dan diubah melalui proses belajar. 

Sedangkan indikator yang dimiliki oleh guru bahasa Arab di MTs Negeri 1
terlihat dari penguasaan materi pelajaran ketika berlangsungnya proses
pembelajaran, penggunaan metode ekliktik, untuk mengajarkan beberapa aspek
kemahiran dasar bahasa Arab dan juga membimbing siswa secara langsung untuk
mengajarkan sistematika penulisan dan cara baca yang benar, sehingga siswa
dapat cepat memahami materi pelajaran bahasa Arab yang diajarkan.

Pengertian Belajar Menurut


Ahli

Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau  psikis yang


berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata,
1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan
sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya
berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan
semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat,
seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.

Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The


Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang
diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda
dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah
melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya
suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta
akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari
kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah
perubahan dari diri seseorang.
Pengertian Belajar Menurut Ahli
Dari beberapapengertian belajardi atas maka dapat disimpulkan
bahwa semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang
sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara
sesudah belajar dan sebelum belajar.

Read more https://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-

Cara Agar Mempunyai Mental


menurut-ahli/

Yang Kuat: Miliki 6 Karakter Ini


Mental yang kuat akan mempengaruhi kehidupan mu agar lebih
bersemangat dan lebih positif dalam menghadapi permasalahan.
Mental yang kuat akan memperngaruhimu untuk mendapatkan
apapun yang kamu inginkan dalam hidupmu.

Dengan mental yang kuat pula kamu bisa menjalani kehidupan


dengan lebih mudah dan menikmati setiap proses yang terjadi
dalam hidupmu.

Tapi sebagian orang mengabaikan kekuatan mental yang harus


mereka miliki agar tidak lagi mudah merasa down dan selalu
dipenuhi dengan pikiran-pikiran negatif. 6 karakter yang harus
kamu miliki agar punya mental yang kuat adalah:

1. Selalu Berpikiran Positif

Hidup tidak pernah terlepas dari permasalahan. Tapi orang


yang bermental kuat akan selalu menyadari bahwa
setiap permasalahan yang mereka alami akan selalu
mengajarkan satu hal penting yang akan mendewasakan
mereka.

Mereka tidak akan pernah terpuruk dan merasa bahwa


kehidupannya hancur hanya karena permasalahan sepele. Mereka
yakin bisa mengendalikan apapun yang terjadi dalam kehidupan
mereka selama mereka bisa berpikiran positif, mereka akan lebih
bisa mengambil keputusan secara rasional dibanding mereka yang
bermental lemah dan selalu berpikiran negatif.

2. Penuh Kepercayaan Diri

Orang bermental kuat tahu kualitas dirinya sendiri, mereka


tidak akan pernah menghiraukan omongan orang yang
berusaha untuk menjatuhkannya selama ini. Mereka bisa
membedakan mana kritik yang membangun dan mana sampah
yang hanya menjatuhkan. Mereka selalu punya keyakinan pada
pada yang mereka inginkan.

Karena faktanya tidak ada orang yang gagal, yang ada adalah
orang yang berpikir gagal. Jadi kalau selama ini kamu belum
mengusahakan apapun tapi sudah takut gagal, itu fake! Itu palsu!
Itu hanya sugesti dari pikiran mu yang akan membatasi mu untuk
berani bertindak.

Kalau kamu yakin dengan kemampuan dan kualitas dirimu sendiri,


kamu akan lebih percaya diri dan tidak akan lagi merasa minder
dengan ocehan orang yang tidak tahu kualitas dirimu yang
sebenarnya.

Jadi pastikan kamu selalu menemukan kelebihan dirimu


sendiri yang bisa kamu banggakan di depan orang
lain. Jangan mudah terpengaruh oleh omongan orang yang
hanya berusaha menjatuhkanmu. Kamu harus yakin dengan
kemampuan mu sendiri.

Logikanya kalau kamu sendiri saja sudah meragukan


kemampuan dan kualitasmu, apalagi orang lain? Mereka akan
lebih mudah untuk menjatuhkan mu dan membuatmu minder
dengan omongan-omongan mereka.

3. Berani Bertindak Untuk Berubah

Orang yang bermental kuat selalu melihat perubahan sebagai


hal yang menantang dan harus dicoba. Mereka tidak akan
pernah ragu sedikitpun untuk berani bertindak
melakukan perubahan untuk kebaikan mereka
sendiri. Mereka orang yang sangat fleksibel dan mudah
beradaptasi dengan perubahan.

Saat mereka menemukan kelemahan dalam diri mereka,


mereka berani untuk berubah dan memperbaikinya. Karena
mereka tidak pernah melewatkan kesempatan untuk belajar
hal baru dari setiap perubahan yang mereka lakukan. Mereka
selalu menemukan hal baru yang baik dalam setiap perubahan
yang mereka lakukan.

4. Berani Menerima Kegagalan

Orang bermental kuat tidak pernah takut dengan


kegagalan. Mereka menyadari kegagalan adalah hal yang
wajar sebelum mencapai kesuksesan. Tidak ada orang
yang sukses tanpa kegagalan.

Mereka tidak pernah takut berbuat salah dan selalu menerima


kegagalan mereka sebagai pelajaran berharga untuk mencapai
kesuksesan mereka.

5. Berani Berkata Tidak

Semakin sulit seseorang mengatakan tidak, semakin stress


dan dekat dengan depresi hidupnya, peneliti dari UC
Barkeley. Orang yang bermental kuat tahu kapan dia
harus berkata tidak saat mereka tidak bisa memaksakan
apa yang tidak bisa mereka lakukan.

Mereka akan lebih memilih kebahagiaan dan memprioritaskan diri


mereka dibanding apa yang orang lain inginkan.

6. Memiliki Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional adalah kemampuan mu


mengendalikan emosi negatif dalam diri kamu.Orang
yang bermental kuat harus mempunyai kecerdasan emosional
dalam mengendalikan emosinya, mereka tidak mudah
terpancing emosi dan punya pondasi yang kuat dalam
mengontrol emosi mereka.

Mereka selalu bisa menyelesaikan setiap permasalahan dengan


kepala dingin dan tidak pernah meluapkan emosinya pada hal-hal
negatif. Mereka selalu bisa bersikap sabar dan tulus menerima
apapun yang terjadi dalam kehidupan mereka.

Mereka tidak pernah menyalahkan keadaan dan hal buruk yang


terjadi pada diri mereka. Orang bermental kuat yang punya
kecerdasan emosional juga lebih bisa mengendalikan rasa sakit
dan bahagia mereka. Kamu bisa lakukan 6 hal ini untuk
mempunyai kecerdasan emosional.

Itulah 6 karakter yang harus mulai kamu latih dalam diri kamu yah
ladies agar punya mental yang kuat mulai sekarang.

Orang yang bermental kuat lebih mudah menerima dan


melakukan perubahan dibanding mereka yang bermental
lemah (penuh ketakutan dan keraguan untuk melakukan
perubahan) meskipun perubahan tersebut demi kebaikan
mereka sendiri.

Jadi, pastikan kamu mulai melatih ke-6 karakter tersebut dalam


diri kamu yah ladies agar kamu punara Meningkatkan Mental
Agar Menjadi Pribadi yang Kuat

Meningkatkan Mental – Dunia ini penuh dengan liku-liku kehidupan.


Dimana Anda harus menghadapi segala rintangan yang menghadang.
Jika tidak memiliki mental yang kuat, Anda hanya bisa pasrah dan
menyerah dengan ujian hidup yang begitu berat. Pada akhirnya, Anda
menyalahkan takdir yang telah Tuhan gariskan pada Anda.
Terlahir menjadi pribadi yang minder, kurang percaya diri dan memiliki
mental yang lemah bukanlah kemauan Anda. Namun, jika Anda terus
mengeluh dan meratapi keadaan tersebut. Maka, nasib Anda tidak akan
berubah. Anda akan menjadi penonton yang hanya berdiam diri melihat
orang lain berjuang meraih kesuksesan.
Oleh sebab itu, Anda perlu bangkit dari keterpurukan dan membenahi diri.
Salah satu cara terbaik adalah meningkatkan mental Anda agar menjadi
pribadi yang kuat. Sehingga Anda mampu mengarungi kerasnya
kehidupan ini.
Jika Anda tidak tahu cara memulainya, postingan saya ini mungkin dapat
membantu masalah Anda dalam meningkatkan mental.
Berikut 16 cara meningkatkan mental yang bisa Anda praktekkan mulai
dari sekarang.
1. Selalu Mengingat Tuhan
Pada hakikatnya, rezeki, jodoh, dan umur telah ditetapkan oleh Tuhan
sebelum manusia lahir didunia. Hanya Tuhan yang mengetahui apa yang
telah, sedang dan akan terjadi pada setiap insan manusia. Meskipun
demikian, jangan menjadi pribadi yang bermental lemah dan hanya bisa
pasrah dengan keadaan Anda sekarang.
Salah satu cara terbaik meningkatkan mental adalah mengingat Tuhan
Yang Maha Esa. Yakin dan percayalah, bahwa Tuhan tidak menutup mata
pada hambanya yang punya kemauan dan tekad untuk berubah.
Beberapa orang telah membuktikannya. banyak orang yang tidak pernah
putus asa untuk merubah nasibnya. 10 kisah orang sukses yang pernah
mengalami kegagalanini mungkin dapat menginspirasi Anda untuk
menjadi pribadi yang bermental kuat.
2. Hilangkan Pikiran Negatif
Dalam menjalani hidup ini, seringkali kita tidak mendapatkan apa yang kita
inginkan. Gagal masuk kampus favorit, lamaran kerja
ditolak, merintis usaha sendiri bangkrut sampai gagal dalam urusan
asmara membuat Anda menyerah dan putus asa. Sepertinya apa yang
Anda perbuat selama ini tidak ada artinya.
Hilangkanlah pikiran negatif Anda. Kegagalan bukan akhir dari segalanya.
Bangun mental Anda agar menjadi pribadi yang lebih kuat. Lebih baik jika
Anda belajar menerima kegagalan yang Anda peroleh untuk dijadikan
pembelajaran dalam mencapai keinginan serta cita-cita Anda.
Baca juga : 12 Tips Ampuh Menghilangkan Pikiran Negatif yang Selalu
Muncul
3. Jauhi Kebiasaan Buruk
Beberapa orang mengkonsumsi minuman keras, obat-obatan terlarang
atau cara praktis lain dalam meningkatkan kepercayaan diri dan mental
mereka ketika menghadapi masalah. Padahal ketergantungan pada
minuman keras dan obat-obatan, hanyalah pelarian terhadap masalah
yang sedang mereka alami

Anda perlu menjauhi kebiasaan buruk tersebut. Cara seperti itu hanya
memberikan ketenangan sesaat. Setelah efeknya hilang, masalah Anda
tidak selesai dan bisa jadi justru menambah masalah baru.
Melatih mental agar kuat memang tidak bisa dilakukan 1 atau 2 hari saja.
Karena meningkatkan mental perlu pengalaman dan kerja keras. Oleh
sebab itu, lebih baik percaya pada diri sendiri dan jauhilah kebiasaan
buruk yang justru dapat merusak masa depan Anda.
Baca juga : 10 Cara Ampuh Menghilangkan Stres Akibat Permasalahan
Dalam Hidup
4. Bersikap Tenang Meskipun di Bawah
Tekanan
Merasa tertekan dengan masalah yang sedang menimpa Anda tidaklah
salah. Apalagi jika masalahnya memang pelik dan sulit untuk dipecahkan.
Pada akhirnya, luapan emosi negatif Anda keluar karena masalah tak
kunjung selesai. Terkadang, keluarga yang tidak tahu permasalahannya,
menjadi sasaran luapan emosi Anda tersebut.
Seberat apapun masalah Anda, meluapkan emosi bukannya
menyelesaikan masalah. Justru semakin menambah masalah dan
memperburuk keadaan. Belajarlah untukmengendalikan emosi negatif.
Jadilah orang yang bermental kuat dengan bersikap tenang meskipun
Anda sedang dibawah tekanan.
Baca juga : 14 Masalah Dalam Rumah Tangga Dan Penyelesaiannya
Bagi Yang Baru Menikah
5. Terus Mengasah Kemampuan
Dari sekian banyak kekurangan yang ada pada diri Anda, Pasti ada satu
kelebihan yang Anda miliki. Definisikan kelebihan Anda tersebut, siapa
tahu kelebihan Anda memiliki prospek yang cerah untuk kehidupan Anda
dimasa mendatang.
Sebagai contoh, Anda punya kelebihan dalam bidang menulis artikel.
Asah terus kemampuan Anda tersebut dengan belajar dan latihan menulis
yang benar. Jika perlu anda bisa mengikuti kursus secara langsung
maupun kursus menulis online agar kemampuan Anda semakin teruji.
Kemampuan menulis yang Anda miliki juga bisa dijadikan ladang
untuk menghasilkan uang dari blog. Anda bisa menjadi seorang blogger
full time, penulis buku atau penulis lepas. Ketika orang melihat Anda
berhasil karena kemampuan Anda sendiri. Mereka akan memuji dan
menghargai Anda. Dengan demikian, rasa percaya diri dan mental Anda
menjadi semakin kuat.
Baca juga : Rahasia Menjadi Orang Kaya Dengan 12 Cara Sederhana
6. Abaikan Komentar Buruk Orang Lain
Terus diremehkan dan di pandang sebelah mata oleh orang lain jangan
lantas membuat Anda minder dan rendah diri. Abaikan komentar buruk
orang lain yang mengatakan jika Anda tidak berbakat, Anda tidak bisa
apa-apa atau Anda tidak akan sukses.
Terpaku dengan komentar orang lain hanya akan semakin
menenggelamkan Anda. Rasa percaya diri Anda semakin rendah dan
mental Anda pun kian memburuk.
Jangan biarkan hal ini terjadi. Toh, bukan mereka yang menjalani hidup
Anda. Lebih baik jadikan komentar buruk yang ditujukan pada Anda
sebagai pelecut semangat danmemotivasi diri sendiri untuk mencapai
tujuan dan cita-cita Anda.
Baca juga : Kata-kata Motivasi Hidup Terbaik Agar Hidup Lebih
Semangat
7. Jangan Membandingkan Diri Sendiri
Kenapa mental saya lemah? Ini mungkin jadi pertanyaan di benak Anda.
Mental Anda lemah kemungkinan karena Anda sering membandingkan
diri Anda dengan orang lain. Anda terlalu terpesona dengan kesuksesan
orang lain. Sehingga Anda sendiri lupa akan tujuan hidup Anda.
Mulai sekarang, berhentilah membandingkan diri Anda. Fokuslah pada diri
Anda sendiri. Berpikirlah jika orang lain bisa, maka Anda pun bisa
melakukannya.
Baca juga : 9 Cara Menjadi Diri Sendiri
8. Belajar Menghadapi Masalah
Setiap orang pasti mempunyai masalah. Dari yang kecil sampai masalah
yang besar sekalipun. Apapun yang sedang terjadi, jangan pernah lari dari
masalah yang sedang Anda alami. Lari dari masalah hanya menjadikan
Anda sebagai seorang pecundang bermental lemah.
Hadapilah masalah Anda layaknya prajurit yang sedang terjun di medan
perang. Anda hanya memiliki dua pilihan, menang atau kalah. Jika Anda
lari, sama saja Anda kalah dalam pertempuran.
Untuk itu, mulai sekarang belajarlah untuk menghadapi masalah yang
menimpa Anda. Seberat apapun masalah Anda, menghadapinya adalah
cara terbaik. Perkara masalah itu selesai apa tidak, itu urusan belakang.
9. Berhenti Mengingat Masa Lalu yang Buruk
Masa lalu yang buruk bukan sesuatu yang perlu Anda sesali dan tangisi.
Meratapinya terus-menerus hanya membuat Anda semakin terpuruk dan
sulit untuk bangkit. Sangat disayangkan jika sisa hidup Anda hanya
digunakan untuk mengingat masa lalu.
Lebih baik sibukkan diri Anda untuk tujuan hidup yang lebih baik. Dengan
begitu, Anda akan terbebas dari belenggu masa lalu dan segera bangkit
dengan mental baja untuk meraih kebahagian selanjutnya.
10. Belajar Sesuatu yang Baru
Cara lain meningkatkan mental Anda adalah dengan mempelajari sesuatu
yang baru. Meskipun sulit, dengan terus belajar dan latihan maka Anda
akan mendapatkan kemampuan yang baru.
Sebagai contoh, Anda tidak bisa bermain gitar. Jika Anda berminat
mempelajarinya, Minta tolonglah pada teman yang sudah mahir. Mengikuti
kursus gitar atau belajar sendiri melalui youtube. Dapat menguasai
kemampuan baru membuat Anda yakin bahwa segala sesuatu bisa
dilakukan jika Anda mau belajar.
Berikut salah satu video belajar dasar gitar untuk pemula yang bisa Anda
coba dirumah : 
11. Coba Mencapai Satu Sasaran Setiap Hari
Untuk menjadi orang yang memiliki mental kuat, cobalah untuk mencapai
satu sasaran setiap hari. Walaupun sasaran Anda terbilang sepele.
Namun, cara ini cukup ampuh untuk meningkatkan mental Anda.
Sebagai contoh, Anda ingin mengecilkan perut buncit yang mengganggu
penampilan Anda. Langkah sederhana yang bisa Anda lakukan adalah
berolahraga site up setiap hari.
Cobalah untuk tetapkan sasaran Anda. Saat ini Anda hanya mampu site
up sebanyak sepuluh kali. Tambahkan satu saja setiap harinya. Jika Anda
konsisten melakukannya. dalam tiga bulan saja Anda mampu site
up sebanyak seratus kali. Jika di barengi dengan pola makan yang
seimbang, tanpa Anda sadari perut buncit Anda sudah hilang.
Baca juga : 7 Cara Meningkatkan Konsentrasi Saat Sedang Bekerja
12. Meditasi

Melakukan meditasi bisa menjadi cara melatih mental Anda. Meditasi


adalah praktik mengosongkan pikiran dari semua hal yang membebani
dan mencemaskan hidup dalam jangka waktu yang sudah ditentukan
dengan tujuan menyelesaikan masalah pribadi.
Jika dilakukan dengan benar, banyak manfaat meditasi yang bisa Anda
peroleh salah satunya dapat meningkatkan mental dan kepercayaan diri
Anda. Oleh sebab itu, lakukanlah meditasi selama 15-30 menit setiap hari
untuk melatih mental Anda.
13. Berbagi Pengalaman Dengan Orang Lain
Anda punya sebuah pengalaman? Jangan takut untuk berbagi
pengalaman pada orang lain. Anda tidak perlu mempunyai pengalaman
yang hebat. Sebuah pengalaman yang terkesan remeh sekalipun bisa
Anda bagikan pada orang lain.
Setidaknya orang lain akan menghargai dan mengakui keberadaan Anda
dengan pengalaman yang Anda miliki. Selain itu, saling berbagi
pengalaman dengan orang lain bisa menjadi pelajaran untuk Anda
melangkah ke jalan yang lebih baik.
14. Bercerita Dengan Orang yang Anda
Percaya
Tidak semua masalah bisa Anda selesaikan sendiri. Terkadang, Anda
butuh orang lain untuk membantu Anda. Tidak ada salahnya untuk
bercerita pada keluarga, kerabat atau teman yang bisa Anda percaya.
Apapun pendapat mereka, dengarkan dan simak baik-baik. Biasanya
mereka akan memberikan solusi untuk masalah yang sedang Anda alami.
Selain menambah mental dan rasa percaya diri, bercerita dengan orang
lain dapat memberikan rasa lega karena masalah yang Anda hadapi bisa
diselesaikan bersama.
15. Rutin Berolahraga
Rutin berolahraga menjadikan tubuh Anda sehat dan bugar. Anda menjadi
lebih siap dalam memulai segala aktivitas. Selain itu, olahraga dapat
mengurangi stres dan meningkatkan mood Anda. Dengan begitu,
olahraga menjadi alternatif untuk meningkatkan mental Anda.
Anda bisa melakukan olahraga kelompok seperti futsal, volly dan basket.
Olahraga yang mengedepankan kerja sama dapat melatih mental
pemenang pada diri Anda. Jika waktu Anda terlalu padat, lakukanlah
olahraga di pagi hari seperti jogging, bersepeda dan senam.
Baca juga : Perlu Anda Ketahui! 14 Manfaat Lari Pagi yang Menakjubkan
16. Bersyukur
Bersyukurlah dengan apa yang telah Tuhan berikan pada Anda. Manusia
masih memiliki banyak kekurangan. Namun, jika pikiran Anda lebih
terbuka, masih banyak orang yang tidak seberuntung Anda. Lihatlah
pengemis yang tidak memiliki kaki dan tangan. Mereka masih berusaha
mengais rezeki walaupun dengan cara meminta-minta.
Dari situ, Anda patut bersyukur. Anda masih bisa melangkahkan kaki
ribuan kali serta makan dengan tangan yang normal. Bersyukur dengan
segala kelebihan dan kekurangan yang Anda miliki seyogyanya mampu
meningkatkan mental Anda.
Mental yang lemah bukanlah halangan untuk meraih tujuan dan cita-cita
Anda. Coba beberapa cara meningkatkan mental diatas agar hidup Anda
menjadi lebih baik. Selamat mencoba!
ya mental yang kuat.

Orang yang bermental kuat akan memandang kehidupan sebagai


sesuatu yang menyenangkan dan akan terus melakukan
petualangan-petualangan baru dalam hidupnya.
Orang yang bermental kuat tidak akan merasa takut pada
apapun, mereka akan dengan bebas melakukan apapun yang
ingin mereka lakukan, mereka selalu punya cara untuk
bersyukur karena bisa menerima kehidupan mereka dengan
tidak pernah membanding-bandingkan apa yang mereka
punya sekarang.

Pengertian Motivasi

Kata motivasi berasal dari kata “motif”, yang berarti alasan


melakukan sesuatu, sebuah kekuatan yang menyebabkan
seseorang bergerak melakukan suatu kegiatan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Depdikbud, 1996:593) motivasi didefinisikan
sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak
sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu.Sondang P. Siagian (2004:138), memberikan definisi
motivasi sebagai daya dorong yang mengakibatkan seseorang mau
dan rela untuk mengerahkan kemampuan, tenaga dan waktunya
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dengan demikian motivasi merupakan usaha-usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak
untuk melakukan sesuatu keinginan mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Untuk itu, motivasi adalah suatu proses internal yang mengaktifkan,
membimbing, dan mempertahankan perilaku dalam rentang waktu
tertentu. Dengan kata lain, motivasi adalah apa yang membuat kita
berbuat, membuat kita tetap berbuat dan menentukan ke arena
mana yang hendak kita perbuat.

Kata-kata Sang Motivator dapat dijadikan


contoh
 dalam membangkitkan Motivasi Belajar
Motivasi dapat dikatakan sebagai pengaruh kebutuhan dan
keinginan pada intensitas dan arah seseorang yang menggerakkan
orang tersebut untuk mencapai tujuan dari tingkat tertentu. Menurut
Mc. Donald yang dikutip oleh Oemar Hamalik (2002:1973), motivasi
adalah suatu perubahan energi di dalam diri pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya afektif, dan reaksi untuk mencapai tujuan,
juga sebagai dorongan dari dalam diri seseorang dan dorongan ini
merupakan motor penggerak.

Oleh karena itu, motivasi sebagai proses batin atau proses


psikologis yang terjadi pada diri seseorang sangat dipengaruhi oleh
faktor eksternal (lingkungan), dan faktor internal yang melekat pada
setiap orang (pembawaan), tingkat pendidikan, pengalaman masa
lalu, keinginan atau harapan masa depan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah suatu proses perubahan tenaga dalam diri individu
yang memberi kekuatan baginya untuk bertingkah laku (dengan giat
belajar) dalam usaha mencapai tujuan belajarnya.

Sedangkan belajar merupakan proses dasar dari perkembangan


hidup manusia, dengan belajar manusia melakukan perubahan-
perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang.
Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil
dari belajar, karena seseorang hidup dan bekerja menurut apa yang
telah dipelajari. Belajar itu bukan hanya sekedar pengalaman,
belajar adalah suatu proses, bukan suatu hasil. Oleh karena itu,
belajar berlangsung aktif dan integratif dengan menggunakan
berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai hasil.

W.S Winkel (1996:53) mengatakan, bahwa belajar adalah suatu


aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahan-perubahan,
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap, serta
perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan tetap. Sedangkan
yang dimaksud motivasi belajar adalah keinginan yang
mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap
dan perilaku individu untuk belajar.

==============================================

==============================================
Nana Sudjana (1988:17) mengatakan, bahwa belajar merupakan
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan yang ada
dalam diri seseorang, perubahan sebagai hasil, dan belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan
pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah laku.

Sedangkan Crow yang dikutip oleh A. Tabrani R (1994:121),


memperjelas pentingnya motivasi belajar siswa atau motivasi
dalam belajar, yaitu bahwa belajar harus diberi motivasi dengan
berbagai cara sehingga minat yang dipentingkan dalam belajar itu
dibangun dari minat yang telah ada pada diri anak.

Oleh karena itu, pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-


nilai sebagai berikut:
a. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan
perbuatan belajar siswa, karena belajar tanpa adanya motivasi, sulit
untuk berhasil.
b. Pengajaran yang bermotivasi, pada hakikatnya adalah pengajaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, dan minat
yang ada pada siswa. Pengajaran yang demikian, sesuai dengan
tuntutan demokrasi dalam pendidikan.
c. Pengajaran yang bermotivasi menurut kreativitas dan imajinitas
pada guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-
cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memelihara
motivasi belajar pada siswa. Guru harus senantiasa berusaha agar
siswa pada akhirnya mempunyai motivasi yang baik.
d. Berhasil atau tidaknya dalam menumbuhkan dan menggunakan
motivasi dalam pengajaran erat kaitannya dengan pengaturan dalam
kelas.
e. Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-
asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar tidak saja
melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang
menentukan pengajaran yang efektif. Dengan demikian,
penggunaan asas motivasi sangat esensial dalam proses belajar
mengajar.
Tumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
Berikut ini beberapa definisi atau pengertian motivasi belajar
menurut para ahli

Menurut H. Mulyadi (Mulyadi, Psikologi Pendidikan, Biro Ilmiah, FT.


IAIN Sunan Ampel, Malang, 1991:87) menyatakan bahwa definisi
atau pengertian motivasi belajar adalah membangkitkan dan
memberikan arah dorongan yang menyebabkan individu melakukan
perbuatan belajar

Menurut Tadjab, (Tadjab MA Ilmu Pendidikan. Karya Abditama


Surabaya 1990:102) pengertian motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi
mencapai suatu tujuan. 

Menurut Sardiman ( 1988:75 ) mengatakan bahwa :

definisi atau pengertian Motivasi belajar adalah keseluruhan daya


penggerak di daam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi
arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar itu tercapai

Menurut (Bophy, 1987) definisi atau pengertian motivasi belajar


adalah sebagai a general state dan sebagai a situationspecific state
Sebagai a general state, motivasi belajar adalah suatu watak yang
permanen yang mendorong seseorang untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan dalam suatu kegiatan belajar.
Sebagai a situation-specific state, motivasi belajar muncul karena
keterlibatan individu dalam suatu kegiatan tertentu diarahkan oleh
tujuan memperoleh pengetahuan atau menguasai keterampilan
yang diajarkan.

Menurut McCombs (1991) pengertian motivasi belajar adalah


kemampuan internal yang terbentuk secara alami yang dapat
ditingkatkan atau dipelihara melalui kegiatan yang memberikan
dukungan, memberikan kesempatan untuk memilih kegiatan,
memberikan tanggung jawab untuk mengontrol proses belajar, dan
memberikan tugas-tugas belajar yang bermanfaat dan sesuai
dengan kebutuhan pribadi.

Menurut Afifudin (dalam Ridwan, 2008), pengertian  motivasi


belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang
mampu menimbulkan kesemangatan atau kegairahan belajar

Menurut Winkel  (2003) dalam Puspitasari (2012) definisi atau


pengertian motivasi belajar adalah segala  usaha di  dalam  diri 
sendiri  yang  menimbulkan  kegiatan  belajar,  dan menjamin 
kelangsungan  dari  kegiatan  belajar  serta  memberi  arah  pada 
kegiatan kegiatan  belajar  sehingga  tujuan  yang dikehendaki 
tercapai.  Motivasi  belajar merupakan  faktor  psikis  yang  bersifat 
non  intelektual dan  berperan  dalam  hal menumbuhkan semangat
belajar untuk individu.  

Menurut Clayton  Alderfer dalam  Hamdhu  (2011) pengertian


motivasi  belajar  adalah kecenderungan siswa  dalam  melakukan 
segala  kegiatan  belajar  yang didorong oleh hasrat untuk mencapai
prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.

Bentuk-bentuk Motivasi Belajar Siswa


Motivasi tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang, secara
umum dengan jalan sebagai berikut:
a) Datang dalam diri individu itu sendiri atau disebut Motivasi
Instrinsik (Motivasi Belajar Instrinsik)

b) Datang dari lingkungan atau sisebut Motivasi Ekstrinsik (Motivasi


Belajar Ekstrinsik)
1. Motivasi Instrinsik (Motivasi Belajar Instrinsik)
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu
sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas
kemauan sendiri, misalnya siswa belajar karena ingin mengetahui
seluk beluk suatu masalah selengkap-lengkapnya, ingin menjadi
orang yang terdidik, semua keinginan itu berpangkal pada
penghayatan kebutuhan dari siswa berdaya upaya, melalui kegiatan
belajar untuk memenuhi kebutuhan itu. Namun sekarang kebutuhan
ini hanya dapat dipenuhi dengan belajar giat, tidak ada cara lain
untuk menjadi orang terdidik atau ahli, lain belajar. Biasanya
kegiatan belajar disertai dengan minat dan perasaan senang. W.S.
Winkel mengatakan bahwa : “Motivasi Intrinsik adalah bentuk
motivasi yang berasal dari dalam diri subyek yang belajar”.10
Namun terbentuknya motivasi intrinsic biasanya orang lain juga
memegang peran, misalnya orang tua atau guru menyadarkan anak
akan kaitan antara belajar dan menjadi orang yang berpengetahuan.
Biarpun kesadaran itu pada suatu ketika mulai timbul dari dalam diri
sendiri, pengaruh dari pendidik telah ikut menanamkan kesadaran
itu. Kekhususan dari motivasi ekstrinsik ialah kenyataan, bahwa
satu-satunya cara untuk mencapai tujuan yang ditetapkan ialah
belajar.

2. Motivasi Ekstrinsik (Motivasi Belajar Ekstrinsik)


Jenis motivasi ini timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah
karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau belajar. Winkel
mengatakan “Motivasi Ekstrinsik, aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri”.

Perlu ditekankan bahwa dorongan atau daya penggerak ialah


belajar, bersumber pada penghayatan atau suatu kebutuhan, tetapi
kebutuhan itu sebenarnya dapat dipengaruhi dengan kegiatan lain,
tidak harus melalui kegiatan belajar. Motivasi belajar selalu
berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati oleh orangnya
sendiri, walaupun orang lain memegang peran dalam menimbulkan
motivasi itu, yang khas dalam motivasi ekstrisik bukanlah ada atau
tidak adanya pengaruh dari luar, melainkan apakah kebutuhan yang
ingin dipenuhi pada dasarnya hanya dapat dipenuhi dengan cara
lain. Berdasarkan uraian di atas maka motivasi belajar esktrinsik
dapat digolongkan antara lain:
a. Belajar demi memenuhi kewajiban.
b. Belajar dmei menghindari hukuman.
c. Belajar demi memperoleh hadiah materi yang dijanjikan.
d. Belajar demi meningkatkan gengsi sosial.
e. Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting (guru dan
orang tua).
f. Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi
memenuhi persyaratan kenaikan jenjang/golongan administrasi.

Berdasarkan sumber dan proses perkembangannya, maka motivasi


atau motif menurut Abin Syamsudin Makmun (2001:75) dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
1) Motif primer (primery motive) atau motif dasar (basic motive),
menunjukkan pada motif yang tidak dipelajari. Motif ini sering juga
disebut dengan istilah dorongan (drive), dan golongan motif inipun
dibedakan lagi ke dalam:
a) Dorongan fisiologis (primary motive) yang bersumber pada
kebutuhan organis (organic need) yang mencakup antara lain lapar,
haus, seks, kegiatan, pernapasan dan istirahat.
b) Dorongan umum (morgani’s general drive) dan motif darurat
(wodworth’s emergency motive), termasuk di dalamnya dorongan
kasih sayang, takut, kekaguman dan rasa ingin tahu.

2) Motif sekunder (secondary motive), menunjukkan pada motif yang


berkembang pada diri individu karena pengalaman, dan dipelajari
(conditioning and reinforcement), yang termasuk di dalamnya antara
lain:
a) Takut yang dipelajari ( learned fear),
b) Motif-motif sosial (ingin diterima, dihargai, persetujuan, status,
merasa aman, dan sebagainya),
c) Motif obyektif dan interes (eksplorasi, manipulasi, minat),
d) Maksud (purpose) dan aspirasi,
e) Motif berprestasi (achievement motive).

Pupuk Motivasi Belajar Siswa untuk Berprestasi


Menurut WS. Winkel (1983:27) motivasi belajar siswa merupakan
faktor psikis yang bersifat non-intelektual, peranannya yang khas
adalah gairah atau semangat belajar, sehingga seorang siswa yang
bermotivasi kuat, dia akan mempunyai banyak energi untuk
melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian, siswa yang
mempunyai motivasi kuat, dia akan mempunyai semangat dan
gairah belajar yang tinggi, dan pada gilirannya akan dapat mencapai
prestasi belajar yang tinggi.

Seorang siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya,


kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau
cita-cita, dan kekuatan mental tersebut, dapat tergolong rendah dan
tinggi. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk
perilaku belajar. Dalam motivasi tergantung adanya keinginan yang
mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap
dan perilaku belajar. Setidaknya ada dua komponen utama dalam
motivasi, yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan.

Siswa yang termotivasi, ia akan membuat reaksi-reaksi yang


mengarahkan dirinya kepada usaha mencapai tujuan dan akan
mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh tenaga di dalam
dirinya. Dengan kata lain, motivasi memimpin dirinya ke arah
reaksi-reaksi mencapai tujuan, misalnya untuk dapat dihargai dan
diakui oleh orang lain.

Faktor yang berasal dari luar individu yang berpengaruh terhadap


seorang siswa dalam belajar, di antaranya adalah pengaruh dari
orang tua. Orang tua, merupakan orang yang pertama kali mendidik
anaknya sebelum anak tersebut mendapat pendidikan dari orang
lain. Demikian juga dengan hal pemenuhan kebutuhan rohani
(intrinsik) dan jasmani (ekstrinsik) bagi seorang anak, maka orang
tualah yang bertanggungjawab pertama kali.

Di dalam mendidik dan memenuhi kebutuhan anaknya, maka


diperlukan perhatian dari orang tua. Peran utama bagi orang tua
dalam lingkungan keluarga, yang terpenting adalah memberikan
pengalaman pertama pada masa anak-anak, sebab pengalaman
pertama merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi
anak.

Sedangkan bagi seorang anak, ketika melakukan proses belajar ada


dua faktor yang menjadi tenaga penggeraknya, yaitu motivasi
ekstrinsik, yakni motivasi yang berasal dari luar diri dan motivasi
instrinsik yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri. Seorang anak
yang belajar dengan motivasi yang rendah atau bahkan tidak
mempunyai motivasi, akan susah untuk diajak berprestasi, anak
merasa cepat puas dengan hasil yang diperoleh, apatis, tidak kreatif
dan tidak fokus.

Dalam kondisi seperti ini, peran orang tua sebagai motivator dituntut
untuk mampu membangkitkan motivasi belajar anaknya sehingga
segala potensi yang dimiliki anak terekspresikan dalam bentuk
perilaku-perilaku belajarnya. Usaha orang tua untuk membantu
membangun motivasi belajar pada diri anak-anaknya, bukanlah
usaha yang mudah karena motivasi belajar ini sebenarnya harus
sudah mulai ditanamkan orang tua kepada anaknya sejak dari kecil.
Dengan demikian, anak diharapkan memiliki kesadaran akan
pentingnya belajar untuk dirinya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa


perhatian yang diberikan orang tua terhadap anaknya akan
mempengaruhi motivasi belajar siswa. Pengaruh tersebut,
tergantung pada seberapa besar perhatian yang diberikan orang tua
kepada anaknya. Bila perhatian yang diberikan oleh orang tua
besar, maka akan mendorong munculnya motivasi belajar dalam diri
anaknya, demikian pula sebaliknya. Di mana pada akhirnya, prestasi
belajar anak di sekolah yang mendapat perhatian dari orang tua
lebih baik dibandingkan dengan prestasi anak yang kurang
mendapat perhatian dari orang tua. Dengan demikian, dapat diduga
adanya pengaruh yang signifikan dari perhatian orang tua terhadap
motivasi belajar siswa.

Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar Siswa di Sekolah 


Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik intrinsik
maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.  Ada
beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar di sekolah, di antaranya yaitu:

1) Memberi Angka 
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.
Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka atau
nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai
ulangan atau nilai-nilai pada rapot angkanya baik-baik. Angka-angka
yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.

2) Hadiah 
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu
demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan
menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk
suatu pekerjaan tersebut.

3) Saingan/Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong siswa untuk belajar. Persaingan, baik persaingan
individual maupun persaingan kelompok dapat mmeningkatkan
prestasi belajar para peserta didik.

4) Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan,
akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi. Semakin
mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada
motivasi untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus
meningkat.

5) Pujian
Apabila ada siswa yang sukses atau berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang
baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi,
pemberiannya harus tetap. Dengan pujian yang tepat akan
memupuk suasana yang menyenangkan dan mepertinggi gairah
belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

6) Memberi Ulangan 
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.
Oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan sarana
motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah yang terlalu
sering melakukan ulangan (misalnya setiap hari) karena bisa
membosankan para peserta didik.

Di samping bentuk-bentuk motivasi yang sudah dijelaskan di atas,


sudah barang tentu masih banyak bentuk dan cara yang bisa
dimanfaatkan. Hanya yang penting bagi guru adanya bermacam-
macam-macam motivasi itu dapat dikembangkan dan diarahkan
untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna. (Sardiman,
A.M, 2001).

Jangan Jadikan Anak Kurang dalam Motivasi Belajar


Indikator-indikator Motivasi Belajar
Berikut ini beberapa Indikator-indikator Motivasi Belajar, antara
lain
1)    Disiplin; disiplin ialah melatih dan mendidik (termasuk pelajaran
mental dan moral) orang-orang terhadap peraturan agar ada
kepatuhan dan kemudian supaya dapat berjalan dengan tertib dan
teratur dalam organisasi." Disiplin merupakan suatu pelatihan dan
pendidikan kepada siswa agar dengan senang hati melaksanakan
tugas-tugasnya sesuai dengan perintah guru di sekolah.
2)    Kepuasan; kepuasan belajar adalah cara seorang siswa merasakan
apa yang dipelajari dapat bermanfaat bagi dirinya. Kepuasan
merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap tugasnya yang
didasarkan atas aspek-aspek tugasnya. Seorang siswa yang
memperoleh kepuasan dari belajarnya akan mempertahankan
prestasi belajarnya.
3)    Keamanan; rasa aman sangat berpengaruh terhadap semangat
belajar siswa karenarasa aman akan menimbulkan ketenangan
kepada siswa di dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelajar.
Adapun yang dimaksud dengan rasa aman adalah: (a) aman untuk
menghadapi masa depan seperti mempunyai nilai yang tinggi, dan
(b) rasa aman di tempat belajar, barang milik, dan barang fasilitas
belajar dari sekolah. Rasa aman ditempat belajar adalah suasana
perasaan tenang V, pada saat siswa melaksanakan tugas-tugasnya
di ruangan belajar. Suasana tersebut dapat dilihat dari perilaku
siswa pada saat melakukan tugas-tugasnya. Mereka tidak merasa
terancam dan tertekan baik dari atas, sesama rekan siswa, dan
pihak luar. Barang-barang milik siswa dan inventaris fasilitas belajar
yang ditinggalkan di ruangan belajar maupun di lingkungan tempat
belajar pun aman.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar terhadap
siswa ada berbagai macam. Menurut Sardiman (2007:92),
bahwa yang mempengaruhi motivasi belajar pada siswa adalah:
tingkat motivasi belajar, tingkat kebutuhan belajar, minat dan sifat
pribadi. Keempat faktor tersebut saling mendukung dan timbul pada
diri siswa sehingga tercipta semangat belajar untuk melakukan
aktivitas sehingga tercapai tujuanpemenuhan kebutuhannya.

Menurut Dimyati & Mudjiono (2004:89), unsur-unsur yang


mempengaruhi motivasi belajar adalah:
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil.
Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan
bergiat, bahkan dikemudian hari cita-cita dalam kehidupan. Dari segi
emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat
memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi
pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan
dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian
kemauan menjadi cita-cita.
b. Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi
anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
sangat  mempengaruhi motivasi belajar.
d. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,
pergaulan sebaya, kehidupan kemasyarakatan. Dengan kondisi
lingkungan tersebut yang aman, tentram, tertib dan indah maka
semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang
mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman
dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku
belajar.
 f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari


dengan puluhan atau ratusan siswa. Sebagai pendidik, guru dapat
memilil danmemilah yang baik. Partisipasi dan teladan memilih
perilaku yang baik tersebut sudah merupakan upaya membelajarkan
dan memotivasi siswa.

Sedangkan Menurut dimyati dan mudjiono, faktor-faktor yang


mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah adalah sebagai
berikut:
1) Cita-cita atau Aspirasi Siswa 
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil.
Keberhasilan mencapai keinginan dapat menumbuhkan kemauan
belajar yang akan menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Cita
cita dapat memperkuat motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
2) Kemauan Siswa
Keinginana seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan untuk
mencapainya, karena kemauan akan memperkuat motivasi anak
untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3) Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
mempengaruhi motivasi belajar.
4) Kondisi lingkungan Siswa
Siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar, oleh karena itu
kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan, dan ketertiban
pergaulan perlu di pertinggi mutunya agar semangat dan motivasi
belajar siswa mudah diperkuat.
5) Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran

Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran


yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. (Dimyati dan
Mujiono, 2002)

Cara Mengukur Motivasi Belajar Siswa  dan Indikator Motivasi


Belajar Siswa
Salah satunya yang cukup bagus mendeskripsikan minat dan
motivasi belajar siswa adalah Keller, 1987.John Keller
berdasarkan model yang diajukannya telah membuat sebuah
instrumen pengukur minat dan motivasi belajar.Ia mendeskripsikan
minat belajar dan motivasi belajar siswa melalui 4 komponen
utama, sesuai dengan nama model yang disuguhkan ARCS
(Attention, Relenvace, Confidence, Satisfaction), atau dalam bahasa
Indonesia : Atensi (perhatian), Relevansi (kesesuaian), Kepercayaan
diri, dan Kepuasan.

Selain dengan model ARCS, Anda dapat membuat sendiri Angket


untuk megukur motivasi belajar siswa. Adapun indikator-indikator
yang dapat digunakan untuk penyusunan Angket tersebut, seperti
yang dikemukakan oleh Makmun (dalam Engkoswara 2010:210),
yaitu:
1.    Durasi kegiatan (berapa lama penggunaan waktunya untuk
melakukan kegiatan).
2.    Frekuensi kegiatan (berapa sering kegiatan dalam periode waktu
tertentu).
3.    Persistensinya (ketetapan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan.
4.    Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, fikiran,
bahkan jiwa dan nyawanya).
5.    Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi
rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan.
6.    Tingkat aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran, atau
target, dan ideologinya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang
dilakukan.
7.    Tingkat kualifikasinya prestasi atau produk atau output yang dicapai
dari kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan
atau tidak).
8.    Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (like or dislike, positif atau
negatif).
Jadilah orang yang sukes dengan Motivasi Belajar
 
Atau Anda bisa membuat indicator sendiri seperti sontoh indikator
motivasi belajar siswa berikut ini yang dapat digunakan dalam
penelitian tindakan adalah sebagai berikut:
1. Keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran
2. Kemauan siswa menyediakan alat-alat atau sumber/bahan pelajaran
yang dibutuhkan
3. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok
4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelas
5. Keaktifan siswa dalam mendengar penjelasan guru
6. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas individu dan kelompok
7. Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran
8. Timbulnya rasa keingintahuan dan keberanian siswa
9. Adanya keinginan untuk mendapatkan hasil yang terbaik terutama
dalam diskusi kelompok
10. Timbulnya semangat atau kegairahan pada diri siswa dalam
mengikuti pelajaran

Teori Motivasi Belajar


Pada bagian ini penulis akan membahas tentang beberapa
teori motivasi antara lain adalah :
1. Teori Hedonisme
Hedone adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan,
kenikmatan. Seperti dikatakan oleh M Ngalim Purwanto bahwa :
“Hedonisme adalah aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa
tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan
(hedone) yang bersifat duniawi”.6 Menurut pandangan teori ini
manusia pada hakekatnya adalah mahluk yang mementingkan
kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan. Orang yang
menganut teori ini setiap menghadapi persoalan yang perlu
pemecahan, orang tersebut cenderung memilih alternatif
pemecahan yang dapat mendatangkan kesenangan dari pada yang
mengakibatkan kesukaran, kesulitan, kesengsaraan, penderitaan
dan segala sesuatu yang mengakibatkan tidak enak.
Pengaruh dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua
orang akan cenderung menghindar dari hal-hal yang sulit dan yang
menyusahkan diri sendiri dan yang mengandung hal-hal yang
beresiko berat, dan lebih suka melakukan sesuatu yang
mendatangkan kenangan baginya. Sebagai contoh, siswa di suatu
kelas akan bertepuk tangan bila mereka mendengar guru yang akan
mengajar matematika tidak akan masuk dikarenakan sakit, seorang
karyawan segan bekerja dengan baik dan malas bekerja, akan tetapi
menuntut gaji dan upah yang tinggi. Dan
masih banyak lagi contobh yang lain yang menunjukkan bahwa
motivasi iti sngat diperlukan menurut teori Hedonisme, para siswa
dan karyawan tersebut pada contoh di atas harus diberi motivasi
secara tepat agar tidak malas dan mau bekerja dengan baik, dengan
menenuhi kesenangannya.

2. Teori Naluri
Manusia sebagai individu hidup dalam suatu dunia yang bukan
dirinya sendiri, tetapi mutlak di perlukan untuk hidupnya, untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya, melangsungkan dan
mengembangkan, manusia membutuhkan makanan, udara, ilmu,
pengetahuan, juga persahabatan, persekutuan dan lain sebagainya
yang berhubungan dengan hidup dan kehidupan.
Daya-daya yang mendorong manusia dari dalam untuk
melaksanakan perbuatan itu disebut naluri atau dorongan nafsu.
Menurut M. Ngalim Purwanto menyatakan bahwa : “Naluri (dorongan
nafsu) adalah kekuatan pendorong maju yang memaksakan dan
mengejar kepuasan dengan jalan mencari, mencapai sesuatu yang
berupa benda-benda ataupun nilai-nilai tertentu”.

Naluri merupakan kekuatan di dalam diri manusia yang mendorong


kita untuk maju dan memiliki benda-benda dan nilai-nilai itu. Naluri
adalah bentuk penjelmaan hidup tertentu, manusia sebagai mahluk
yang sadar akan diri sendiri, akan tetapi menyadari bahwa ia
didorong, ia merasa bahwa ada sesuatu di dalam dirinya yang
mendorongnya berbuat dan bertindak. Dalam garis besarnya naluri
(dorongan nafsu) dapat dibagi menjadi tiga golongan :

a. Naluri (dorongan nafsu) mempertahankan diri : Mencari makan


jika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri agar tetap
sehat, mencari perlindungan diri untuk hidup aman.
b. Naluri (dorongan nafsu) mengembangkan diri : Dorongan ingin
tahu, melatih dan mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya.
Pada manusia dorongan inilah yang menjadikan kebudayaan
manusia makin maju dan makin tinggi.

c. Naluri (dorongan nafsu) mempertahankan dan mengembangkan


jenis : manusia secara sadar maupun tidak sadar, selalu menjaga
agar jenisnya dan keturunannya tetap berkembang dan hidup. Naluri
ini terjelma dalam penjodohan dan perkawinan. Serta dorongan
untuk memelihara dan mendidik anak-anak.

Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu maka kebiasan-kebiasaan


atau tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-
hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut.
Oleh karena itu, menurut teori ini untuk memotivasi seseorang harus
berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.
Contoh, seorang pelajar terdorong untuk berkelahi karena sering
diejek dan dihina oleh teman-temannya karena ia dianggap bodoh di
dalam kelasnya. (naluri mempertahankan diri). Agar pelajar tersebut
tidak berkembang ke arah yang negatif, kita perlu memberi motivasi,
misalnya menyediakan situasi yang dapat mendorong anak itu
menjadi rajin belajar sehingga dapat menyamai teman-teman
sekelasnya.

Sering kita melihat seseorang bertingkah dalam melakukan sesuatu


karena didorong oleh lebih dari satu naluri pokok sekaligus,
sehingga sukar bagi kita untuk menetukan naluri pokok mana yang
lebih dominan mendorong orang tersebut melakukan tindakannya
yang demikian itu.
Sebagai contoh seorang pelajar sangat tekun dan rajin belajar
meskipun ia hidup diidalam kemiskinan bersama keluarganya. Hal
apakah yang mendorong pelajar tersebut sangat rajin dan tekun
belajar? Mungkin karena ia benar-benar ingin menjadi pandai (naluri
mengembangkan diri) tetapi mungkin juga karena ia ingin
meningkatkan karir pekerjaannya sehingga pada saatnya ia dapat
hidup senang bersama keluarganya dan dapat membiayai anak-
anaknya (naluri mengembangjan dan mempertahankan jenis, dan
naluri mempertahankan diri).

3. Teori Reaksi
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak
berdasarkan nalurinaluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku
yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang
belajar bila banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup
dan dibesarkan. Oleh sebab itu teori ini disebut juga teori lingkungan
kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang pendidik (guru) akan
memotivasi anak didiknya, pendidik (guru) itu hendaknya
mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan
anak-anak didiknya.

Dengan mengetahui latar belakang kebudayaan seseorang kita


dapat mengetahui pola tingkah lakunya dan dapat memahami pula
mengapa ia bereaksi atau bersikap yang mungkin berbeda dengan
orang lain dalam menghadapi sesuatu masalah. Kita mengetahui
bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai mavam suku yang
memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, banyak kemungkinan seorang guru di suatu sekolah akan
menghadapi beberapa macam anak didik yang berasal dari
lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda perlu adanya pelayanan
dan pendekatan yang berbeda-beda pula, termasuk pelayanan
dalam pemberian motivasi terhadap mereka.

4. Teori Daya Pendorong


Teori ini merupakan perpaduan antara Teori Naluri dan Teori
Reaksi. Daya pendorong adalah semacam Naluri, tetapi hanya suatu
dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum,
misalnya suatu daya pendorong pada jenis kelamin yang lain.
Semua orang dalam semua kebudayaan mempunyai daya
pendorong pada jenis kelamin yang lain. Namun cara-cara yang
digunakan dalam mengajar kepuasan terhadap daya pendorong
tersebut berlain-lainan bagi tiap-tiap individu menurut latar belakang
kebudayaan masing-masing. Oleh karena itu menurut teori ini bila
seorang pendidik (guru) ingin memotivasi anak didiknya ia harus
mendasarkannya atas daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga
reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya.
Memotivasi anak didik yang sejak kecil tinggal di daerah pedalaman
dan terpencil kemungkinan besar berbeda dengan cara memberikan
motivasi kepada anak yang dibesarkan dan hidup di kota-kota besar
yang sudah maju diberbagai bidang walaupun masalah yang
dihadapi oleh siswa itu sama.

5. Teori Kebutuhan
Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori
kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan
oleh manusia pada hakekatnya adalah untuk memenuhi
kebutuhannya. Baik kebutuhan phisik maupun kebutuhan psikis.
Oleh karena itu menurut teori ini apabila seorang pendidik (guru)
bermaksud memotivasi siswa ia harus berusaha mengetahui lebih
dahulu apa kebutuhan orang yang akan dimotivasinya.
Sekarang ini telah banyak teoritisi psikologi yang telah
mengemukakan teori-teorinya tentang kebutuhan dasar manusia.
Salah satu teori kebutuhan yang sangat erat hubungannya dengan
motivasi adalah teori hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh A.
Maslow. Maslow mengemukakan seperti yang dikutip oleh Ibrahim
Bafadal adalah : “Kebutuhan dasar manusia itu terbentang, dalam
satu garis kontinum dan berbentuk hirarki, dimulai dari kebutuhan
terbawah sampai dengan kebutuhan teratas. Semua diklasifikasi
menjadi lima macam kebutuhan dasar manusia yaitu (1) kebutuhan
fisiologis, (2) kebutuhan rasa aman, (3) kebutuhan sosial, (4)
kebutuhan harga diri dan (5) kebutuhan aktualisasi diri”.

Maslow, dengan teori Hirarki Kebutuhan menyatakan  bahwa:


“Kebutuhan fisiologis kemudian dilanjutkan dengan kebutuhan yang
lebih tinggi yaitu kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan
harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri
bisa juga disebut kebutuhan pertumbuhan, merupakan kebutuhan
tertinggi”.

Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas dapat kita jelaskan


kebutuhan apa yang masuk dalam tiap-tiap tingkatan kebutuhan itu :

1. Aktualis
2. Harga
3. Sosial
4. Rasa aman
5. Fisiologis

a. Kebutuhan fisiologis : kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar,


yang bersifat primer dan vital yang menyangkut  fungsi-fungsi
biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan
pangan, sandang dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan sexs dan
sebagainya.
b. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, seperti terjamin
keamannnya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang,
kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil dan sebagainya.
c. Kebutuhan sosial yang meliputi antara lain kebutuhan akan
dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota
kelompok, rasa setia kawan, dan kerja sama.
d. Kebutuhan akan penghargaan, termasuk kebutuhan dihargai
karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat dan
sebagainya.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri, antara lain kebutuhan
mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri
secara maksimum, kreativitas, dan ekspresi diri.

Tingkat atau hirarki kebutuhan dari Maslow ini tidak dimaksudkan


sebagai suatu kerangka yang dapat dipakai setiap saat, tetapi lebih
merupakan kerangka acuan yang dapat digunakan sewaktu-waktu
bilamana diperlukan untuk memprakirakan tingkat kebutuhan mana
yang dapat dipakai untuk mendorong seseorang yang akan
dimotivasi bertindak melakukan sesuatu.

Di dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengamati bahwa


kebutuhan manusia itu berbeda-beda, faktor-faktor yang
mempengaruhi adanya tingkat kebutuhan itu antara lain latar
belakang pendidikan, tinggi rendahnya kedudukan, pengalaman
masa lampau, pandangan atau filsafat hidup, cita-cita dan harapan
masa depan dari tiap-tiap individu.

Berdasarkan urutan tingkat kebutuhan menurut teori Maslow,


kehidupan tiap manusia dapat dijelaskan sebagai berikut : Pada
mulanya kebutuhan manusia yang paling mendesak adalah
kebutuhan fisiologis seperti pangan, sandang, papan dan
kesehatan. Jika kebutuhan-kebutuhan fisiologis ini telah terpenuhi,
maka kebutuhan-kebutuhan yang mendesak adalah kebutuhan yang
mendesak, amak timbul kebutuhan lain yang mendesak yaitu
kebutuhan akan penghargaan. Demikian seterusnya sampai kepada
tingkat kebutuhan aktualisasi diri, ingin menjadi orang terkenal dan
ternama. Namun janganlah diartikan bahwa kehidupan manusia itu
akan mengikuti urutan kelima tingkat kebutuhan fisiologis sampai
dengan tingkat kebutuhan aktualisasi diri, proses kehidupan
manusia itu berbeda-beda dan tidak selalu menuruti garis lurus yang
meningkat, kadang-kadang melompat dari tingkat kebutuhan tertentu
ke tingkat kebutuhan lain dengan melampaui tingkat kebutuhan
tertentu yang lain dengan melampaui tingkat kebutuhan yang
berbeda diatasnya. Atau pula kemungkinan terjadi lompatan balik
dari tingkat kebutuhan yang lebih tinggi ke tingkat kebutuhan di
bawahnya. Dengan demikian pada saat-saat tertentu tingkat
kebutuhan seseorang berbeda dengan orang-orang lain.

Motivasi merupakan proses yang tidak dapat diamati, tetapi


ditafsirkan melalui tindakan individu yang bertingkah laku, sehingga
motivasi merupakan konstruksi jiwa. Kedudukan motivasi sejajar
dengan isi jiwa sebagai cipta (kognisi), karsa (konasi), dan rasa
(emosi) yang merupakan tridaya. Apabila cipta, karsa dan rasa yang
melekat pada diri seseorang dikombinasikan dengan motivasi dapat
menjadi catur daya atau empat dorongan yang dapat mengarahkan
individu untuk mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan.

Menurut  McDonald (Wasty, 2000:191) motivasi adalah merupakan


perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai oleh
dorongan afektif dan reaksi-reaksi  untuk mencapai tujuan.  Di dalam
perumusan pendapat Mc Donald tersebut di ini bila dicermati  ada
tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu:

1.    Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi di dalam pribadi.


Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perbuatan tertentu

2.    Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal.


Mula-mula merupakan ketegangan psikologis lalu merupakan
suasana emosi. Suasana ini menimbulkan kelakuan yang bermotif
Perubahanini bisa dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat
melihatnya dalam perbuatan.

3.    Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.


Pribadi yang bermotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju
ke arah suatu tujuan. Respons-respons itu berfungsi mengurangi
ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya.
Setiap respons merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan.
      
Sejalan dengan pendapat McDonald di atas Makmun  (2001:37)
mengatakan bahwa pada esensinya motivasi itu merupakan:
1.    Suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya energi.
2.    Suatu keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan
(preparatory set) dalam diri individu (organisasi) untuk bergerak ( to
move, motion, motive) ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun
tidak disadari.

Psikolog Gestalt mengatakan bahwa motivasi merupakan produk


dari ketidaksesuaian dari sebuah pase kehidupan. Dalam pase
kehidupan itu meliputi tujuan-tujuan yang  positif atau negatif yang
ingin diraih atau dihindarkan. Artinya bahwa motivasi itu timbul
akibat adanya  dorongan-dorongan lain yang ada dalam organisme.
Bigge (2002:73)  mengatakan bahwa organism drives such as
hunger, thirst and sexual need; and for emotionals such as fear,
anger and “love”--produce behaviors that predictable and irresistible.

Selanjutnya ahli perilaku (behavioriest) berpendapat bahwa motivasi


adalah dorongan untuk berbuat sesuatu sebagai akibat adanya
rangsangan yang mendahuluinya. Seluruh motivasi timbul secara
langsung dari dorongan-dorongan organisme, emosi-emosi dasar
atau dari kecenderungan untuk merespons terhadap dorongan-
dorongan dan emosi-emosi tersebut. Dorongan organisme  seperti
lapar, haus dan kebutuhan seksual (sexual need) dan dorongan
emosi seperti rasa takut, marah keduanya membentuk tingkah laku
(behavior) yang dapat diprediksi.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa tingkah laku


yang tampak pada diri seseorang itu dipengaruhi oleh stimulus-
stimulus dari dalam dan dari luar  diri manusia. Seperti rasa lapar,
haus, kebutuhan seksual, takut, marah, cinta dan lain-lain. Stimulus-
stimulus inilah merupakan motif atau dorongan yang mempengaruhi
seseorang untuk berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.

Sementara itu Murray (dalam Arikunto 2003:67) mengatakan: bahwa


motivasi merupakan konstruk (konsep hipotetik) yang terdiri atas
kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persepsi dan perilaku
seseorang dalam upayanya untuk mengubah situasi yang tidak
memuaskan dirinya.

Dari teori Murray di atas menunjukkan bahwa rangsangan dari luar


memegang peranan penting bagi tumbuhnya motivasi, merkipun
motivasi yang timbul dari dalam merupakan hal yang lebih penting
dibandingkan dengan motivasi yang ditimbulkan dari luar, namun
tetap peranan guru di dalam menimbulkan motivasi siswa tetap
diperlukan untuk dapat merubah persepsi dan perilakunya di dalam
proses belajar. 

Menurut Purwanto  (2002: 72), ada dua prinsip yang dapat


digunakan untuk meninjau motivasi ialah:
(1)  Motivasi dipandang sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang
proses ini akan membantu kita menjelaskan kelakuan yang kita
amati dan untuk menjelaskan kelakuan-kelakuan lain pada
seseorang;
(2)  Kita menentukan karakter dari proses ini dengan melihat petunjuk-
petunjuk dari tingkah lakunya. Apakah petunjuk-petunjuk itu dapat
dipercaya, dapat dilihat dari kegunaannya dalam memperkirakan
dan menjelaskan tingkah laku lainnya. Motivasi mengandung tiga
komponen pokok,  yaitu menggerakkan, mengarahkan dan
menopang tingkah laku manusia. Menggerakkan berarti
menimbulkan kekuatan pada individu; memimpin seseorang untuk
bertindak dengan cara-cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam
ingatan, respons-respons efektif, dan kecenderungan mendapat
kesenangan. Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah
laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan.
Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu. Untuk menjaga
dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan
(reinforcement) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan
kekuatan-kekuatan individu.

Komponen lain dalam motivasi, yaitu komponen dalam (inner


component), dan komponen luar (outer component).  Komponen
dalam ialah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak
puas, dan ketegangan psikologis. Komponen luar ialah apa yang
diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Jadi
komponen dalam adalah kebutuhan-kebutuhan yang ingin
dipuaskan, sedangkan komponen luar ialah tujuan yang hendak
dicapai.     

Teori stimulus respons (S-R) atau teori rangsang reaksi


dalam llmu jiwa menjelaskan bahwa perilaku seseorang ditimbulkan
oleh kejadian-kejadian  yang datang   dari dalam atau pun dari luar
dirinya, sedangkan arah dari perilaku tersebut ditentukan oleh
hubungan mekanisme dari S-R yang bersangkutan.

Motivasi Belajar Siswa akan Menentukan Prestasi Belajar Siswa


Motivasi siswa secara alami harus terjadi karena hasratnya untuk
berpartisipasi dalam proses belajar. Akan tetapi ini juga berdasarkan
alasan-alasan atau cita-cita yang mendasarinya untuk berpartisipasi
dalam proses akademik. Karena, walaupun mungkin siswa dapat 
dimotivasi secara sama untuk melakukan suatu perbuatan, akan
tetapi sumber-sumber motivasinya mungkin akan berbeda.

McDonald mengatakan bahwa ahli psikologi telah mempelajari


bagaimana seseorang belajar dengan kecenderungan-
kecenderungan motivasi yang relatif stabil. Salah satu konsep dasar
untuk menerangkan kecenderungan itu adalah adanya kebutuhan.
Kebutuhan adalah  kecenderungan umum yang termotivasi dengan 
cara-cara khusus.

Sementara itu teori-teori Gestalt cenderung untuk menghindari


pemakaian konsep-konsep tingkah laku (behavioristic concepts),
seperti dorongan (drive), pengaruh (effect), dan penguatan
(reinforcement) pada satu sisi dan konsep-konsep mentalistik seperti
vitalisme, dan kesadaran pada sisi lainnya. Bagi mereka ada
beberapa konsep yang berkaitan dengan motivasi, yaitu cita-cita
(goal), harapan (expectancy), niat (intention) dan tujuan/sasaran
(purpose). Dalam kerangka referensi Gestalt tingkah laku adalah
fungsi sebuah situasi total. Orang berinteraksi dalam lapangan
(wilayah) dorongan-dorongan psikologis. Lapangan psikologis
meliputi tujuan dan cita-cita, interpretasi obyek dan kejadian fisik
yang relevan, memori dan antisipasi. Dengan demikian motivasi
tidak dapat diuraikan hanya dengan sebuah gerakan hati (an
impulse) terhadap perbuatan yang digerakkan oleh stimulus. Lebih
dari itu ia timbul  dari situasi psikologis yang dinamis yang ditandai
dengan hasrat seseorang untuk berbuat sesuatu.

          Berdasarkan paparan di atas dapat dipahami bahwa


sebenarnya motivasi  merupakan suatu hal yang tidak dapat
dilepaskan dari  diri manusia, karena pada hakekatnya kehidupan
adalah kebutuhan dan harapan. Motivasi yang ada manusia dapat
bersumber dari diri manusia itu sendiri (intrinsik)  atau juga dari luar
(ekstrinsik). Pada umumnya motivasi intrinsik lebih kuat dan lebih
baik daripada motivasi ekstrinsik. Oleh karena itu motivasi intrinsik
sebaiknya ditimbulkan dan diaktifkan dalam diri setiap individu.

Lepper (1988) mengatakan bahwa motivasi instrinsik  mendorong


siswa untuk beraktivitas karena adanya kesenangan, harapan, dan
timbulnya perasaan sempurna, sedangkan motivasi ekstrinsik
mendorong siswa beraktivitas untuk mendapatkan hadiah dan
menghindari hukuman.  

Berdasarkan pendapat Lepper di atas dapat dipahami motivasi


belajar itu timbul secara internal dan juga eksternal. Seseorang
melakukan suatu aktivitas karena aktivitas itu bermakna, adanya
kesenangan, harapan, perasaan berprestasi, atau apa pun juga
yang menjadi pendorong (motif) seseorang untuk melakukan suatu
aktivitas. Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang mendorong
seseorang untuk beraktivitas yang timbulnya dari luar seperti adanya
hukuman, hadiah dan di luar aktivitas itu sendiri yaitu adanya
tingkatan, ikatan-ikatan atau restu guru.
Memahami bagaimana pengalaman-pengalaman sekolah yang
berbeda dapat mempengaruhi motivasi belajar adalah penting untuk
membedakan berbagai kualitas situasi belajar yang dirasakan;
menarik, senang, berarti secara pribadi atau relevan versus  situasi
belajar yang dirasakan membosankan, menjenuhkan, tidak
bermakna, atau tidak relevan dari perspektif individu. Pada kasus
pertama, motivasi belajar secara alami terdorong oleh tugas-tugas
belajar yang dirasa mengasyikkan atau secara pribadi bermakna.
Pada kasus yang kedua, motivasi belajar harus dirangsang dari luar
untuk menanggulangi kurangnya motivasi intrinsik yang disebabkan
oleh persepsi belajar siswa bahwa tugas-tugas belajar
membosankan atau secara pribadi tidak bermakna.

Dalam banyak situasi belajar yang ditentukan secara eksternal,


pilihan-pilihan dibatasi untuk mengontrol dan memanaj pikiran dan
perasaan internal. Pemilihan perilaku itu sedikit. Menurut McCombs.
(2002 :1) perbedaan yang penting lainnya, apakah motivasi
merupakan respons alami terhadap keingintahuan pembelajar atau
pembelajar tersebut harus mengerahkan segenap tenaganya untuk
mengatur perasaan-perasaan yang timbul dari pemikiran negatif
tentang kondisi-kondisi eksternal (seperti guru, kurikulum, dan
praktek-praktek pembelajaran)

Selain motivasi intrinsik dan ekstrinsik di atas   ada lagi motivasi


lain yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif
menimbulkan semangat dan kekuatan dalam diri setiap individu. Hal
itu terjadi karena pada setiap diri manusia senang pada hal-hal yang
baik dan senang akan pujian. Sementara motivasi negatif akan 
memberikan dampak yang kurang baik untuk jangka panjang akan
tetapi akan berdampak pada semangat kerja yang baik untuk jangka
pendek. Hal ini terjadi karena motivasi negatip sifatnya adalah
teguran dan peringatan terhadap kekeliruan yang dilakukan dan
untuk menjadi perhatian untuk melakukan kegiatan yang akan
datang.

Dalam prakteknya kedua jenis motivasi itu sering digunakan dalam


suatu kelompok aktivitas. Yang harus diperhatikan adalah kapan
motivasi positif   atau  negatif dapat merangsang secara efektif
kegairahan beraktivitas dalam diri individu. Motivasi positip untuk
jangka panjang sementara motivasi negatip untuk jangka pendek.

          Oleh karena itu McCombs (2002:2) mengatakan:


“Another key to motivation to learn is helping students see ways they
can change negative thinking and make learning fun by relation to
the personal interest, working with other in meeting learning goals
and being able to make choices—have a voice—in their own
learning process”.(Salah satu cara memotivasi siswa untuk belajar
adalah dengan menolong mereka untuk melihat cara-cara yang
dapat merubah pemikiran negatif  dan membuat belajar
menyenangkan dengan mengkaitkannya kepada kepentingan
pribadi, bekerja sama dalam mencapai tujuan dan dapat membuat
pilihan, memiliki pendapat dalam proses pembelajaran mereka).

Dorongan yang ada pada diri seseorang itu sering berwujud


kebutuhan (needs), kemauan (willingness), rangsangan (drive) dan
kata hati. Dorongan tersebut disadari atau tidak disadari oleh
seseorang mengarah pada suatu tujuan. Dorongan itu pun pada
dasarnya akan mempengaruhi tingkah laku seseorang dan menjadi
alasan mengapa seseorang itu melakukan suatu tindakan atau
kegiatan. Dorongan  kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang
yang menggerakkan tingkah laku orang itu untuk dan dalam
mencapai tujuan. Dengan demikian dorongan akan menimbulkan
kegiatan yang bertujuan dan akan mempengaruhi tingkah laku
seseorang yang memiliki dorongan itu.

McClelland (dalam Arikunto 2003:67) telah mengadakan penelitian


tentang motivasi yang dikenal dengan studi pengukuran “N’ Ach”,
merupakan sebuah istilah popular di dalam bidang pendidikan, yaitu
singkatan dari “need for achievement”, suatu bentuk kebutuhan
(need) yang dimiliki oleh seseorang untuk suatu pencapaian
(achievement). Biasanya orang yang memiliki keinginan untuk
memperoleh sesuatu di dalam dirinya akan terdapat suatu dorongan
yang kuat untuk mencapai keinginannya itu. Dorongan kuat itulah
yang dinamakan motivasi.

Dilihat dari segi motifnya setiap gerak perilaku manusia itu selalu
mengandung tiga aspek, yang kedudukannya bertahap dan berurut
(sequential), yaitu:
(1)  Motivating states (timbulnya kekuatan dan terjadinya kesiapsediaan
sebagai akibat terasanya kebutuhan jaringan atau sekresi, hormonal
dalam diri organisme atau karena terangsang oleh stimulasi
tertentu).
(2)  Motivated behavior (bergeraknya organisme ke arah tujuan tertentu
sesuai dengan sifat yang hendak dipenuhi dan dipuaskannya).
(3)   Satisfied conditions    (dengan   berhasilnya   dicapai   tujuan yang
dapat memenuhi kebutuhan yang terasa, maka keseimbangan
dalam diri organisme pulih kembali).

Gibson dan kawan-kawan (dalam Gito dan Mulyana 2001:178)


melukiskan proses motivasi pola awal berasal adanya kebutuhan
individu yang belum terpenuhi/tidak terpenuhi yang kemudian
menyebabkan orang mencari jalan memenuhi berbagai macam
kebutuhannya. Pencarian jalan itu akan diwujudkan kepada perilaku
yang diarahkan pada tujuan individu yang belum terpenuhi/tidak
terpenuhi).

Kebutuhan adalah kecenderungan-kecenderungan permanen


dalam diri seseorang yang menimbulkan dorongan dan
menimbulkan kelakuan untuk mencapai tujuan. Kebutuhan itu timbul
karena adanya perubahan (internal change) dalam organisme atau
disebabkan oleh perangsang kejadian-kejadian di lingkungan
organisme. Begitu terjadi perubahan tadi, maka timbul energi yang
mendasari kelakuan ke arah tujuan. Jadi, timbulnya kebutuhan inilah
yang menimbulkan motivasi pada kelakuan seseorang.

Kebutuhan dapat mendorong, menguatkan, dan mengarahkah


perilaku seseorang baik untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan tersebut maupun untuk memcapai suatu tujuan.
Tingkatan kebutuhan menurut Maslow menurut Sudjana
(2000:167).dimulai dari kebutuhan yang paling rendah dan menuju
kebutuhan yang paling tinggi. Kebutuhan pada tingkat yang lebih
rendah menjadi syarat untuk memenuhi setiap kebutuhan yang lebih
tinggi. Maslow mengemukakan lima macam kebutuhan yaitu
kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,
kebutuhan untuk diakui dan dihargai, dan kebutuhan pengembangan
diri/ aktualisasi diri.
          Bila dijelaskan dari kelima kebutuhan tersebut adalah sebagai
berikut:
1)   Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan primer yang menyangkut
fungsi biologis dari organisme individu sebagai manusia, seperti
kebutuhan sandang, papan, pangan, kesehatan dan sebagainya.
2)   Kebutuhan rasa aman dan perlindungan adalah kebutuhan individu
untuk merasa terjamin dari segala bahaya dan hal-hal yang akan
merusaknya.
3)   Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang meliputi keinginan untuk
diperhitungkan dan diakui dalam kelompok, seperti kebutuhan untuk
dicintai, kerjasama dan lain-lain.
4)   Kebutuhan diakui dan dihargai adalah kebutuhan karena prestasi,
kemampuan, kedudukan ataupun status individu dalam kelompok.
5)   Kebutuhan akan aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk
mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki individu untuk
mengembangkan diri secara maksimal, berkreativitas dan
mengekspresikan diri.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disintesiskan
bahwa motivasi belajar siswa adalah keseluruhan daya penggerak
atau tenaga dorong yang mempengaruhi persepsi dan perilaku
siswa dalam belajar dan menimbulkan adanya keinginan untuk
melakukan kegiatan atau aktivitas dalam belajar sebagai seorang
siswa yang dilakukan secara sistematis, kontinyu dan progresif  
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. 

Keberhasilan dapat diraih dengan Motivasi Belajar yang tinggi


Peran Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, guru
mempunyai peran penting dalam keberhasilan belajar siswa,
beberapa peran itu antara lain :
1. Mengenal setiap siswa yang diajarkan secara pribadi. Dengan
mengenal setiap siswa secara pribadi, maka guru akan mampu
memperlakukan setiap siswa secara tepat. Dengan demikian upaya
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dilakukan secara tepat
pula walaupun guru itu berhadapan dengan kelompok siswa dalam
kelas. Apabila guru mengenal siswanya secara pribadi dia akan
mampu pula memperlakuk,an setiap siswa dalam kelompok secara
berbeda sesuai dengan keadaan dan kemampuan serta kesulitan
dan kekuatan yang dimiliki setiap siswa itu.

2. Mampu memperlihatkan interaksi yang menyenangkan, interaksi yang


menyenangkan ini akan menimbulkan suasana aman dalam kelas.
Para siswa bebas dari ketakutan akan melakukan perbuatan yang
tidak berkenan bagi gurunya. Interaksi yang menyenangkan ini
dapat membuat suasana sehat dalam kelas, suasana yang
menyenangkan dan sehat itu menimbulkan suasana yang
mendukung untuk terjadinya belajar. Dengan demikian motivasi
belajar siswa menjadi lebih baik.
3. Menguasai berbagai metode dan teknik mengajar dan menggunakan
secara tepat. Penguasaan berbagai metode dan teknik mengajar
serta penerapannya secara tepat membuat guru mampou
mengubah-ubah cara mengajarnya sesuai dengan suasana kelas.
Pada para siswa, tes utama di sekolah dasar sering timbul Susana
cepat bosan dengan keadaan yang tidak berubah. Guru harus
menyimak perubahan suasana kelas sebagai akibat dari kebosanan
siswa akan suasana yang tidak berubah itu. Guru dapat
mengembalikan gairah belajar siswa antara lain dengan merubah
metode dan teknik mengajar pada waktu Susana bosan itu mulai
muncul.

4. Menjaga suasana kelas supaya para siswa terhindari konflik dan


frustasi. Suasana konflik dan frustasi di kelas menimbulkan gairah
belajar siswa menurun. Perhatian mereka tidak lagi terhadap
kegiatan belajar, melainkan pada upaya menghilangkan konflik dan
fustasi itu. Energi mereka habis terkuras untuk memecahkan konflik
dan frustasi, sehingga mereka tidak dapat belajar dengan baik.
Apabila guru dapat menjaga suasana kelas dan meniadakan konflik
dan frustasi itu, maka konsentrasi siswa secara penuh akan dapat
dikembalikan kepada kegiatan belajar. konsentrasi penuh terhadap
belajar itu dapat meningkatkan motivasi belajar anak dan pada
gilirannya akan meningkatkan hasil belajarnya.

5. Memperlakukan siswa sesuai dengan keadaan dan kemampuan.


Sebagai kelanjutan dari pemahaman siswa secara pribadi, guru
dapat memperlakukan setiap siswa secara tepat sesuai denga hal-
hal yang diketahuinya dari tiap siswa itu.
Dengan penerapan peranan seperti di atas, maka guru akan mampu
menempatkan diri dalam lingkungan siswa secara tepat. Pada
gilirannya guru akan mampu pla mengunakan teknik, motivasi
secara tepat, baik dalam suasana kelompok maupun dalam suasana
individual.

Adapun upaya lain untuk meningkatkan motivasi belajar menurut


Robert (1990:153) yaitu:

 a. Optimalisasi penerapan prinsip belajar


Kehadiran siswa di kelas merupakan awal dari motivasi belajar.
Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa merupakan bimbingan
tindak pembelajaran bagi guru. Dalam upaya pembelajaran, guru
harus berhadapan dengan siswa dan menguasai seluk beluk bahan
yang diajarakan kepada siswa. Upaya pembelajaran terkait dengan
beberapa prinsip pembelajaran. Beberapa prinsip pembelajaran
tersebut antara lain sebagai berikut:
1)   Belajar menjadi bermakna jika siswa memahami tujuan belajar, oleh
karena itu guru harus menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis.
2)   Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahana
masalah yang menantangnya, oleh karena itu peletakan urutan
masalah yang menantang harus disusun guru dengan baik.
3)   Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala
kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu oleh
karena itu guru sebaiknya membuat pembelajaran dalam pengajaran
unit atau proyek.
4)   Kebutuhan bahan belajar siswa semakin bertambah, oleh karena itu
guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai
paling menantang.
5)   Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian
dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari, oleh
karena itu guru perlu memberi tahukan kriteria keberhasilan atau
kegagalan belajar.

b. Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran


Unsur-unsur yang ada di lingkungan maupun dalam diri siswa ada
yang mendorong dan ada yang menghambat kegiatan belajar. Oleh
karena itu guru yang lebih memahami keterbatasan waktu bagi
siswa dapat mengupayakan optimalisasi unsur-unsur dinamis
tersebut dengan jalan :
1)   Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkap hambatan
belajar yang dialaminya.
2)   Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya sehingga
terwujud tindak belajar.
3)   Meminta kesempatan pada orang tua atau wali, agar member
kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar.
4)   Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.
5)   Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira
terpusat pada perilaku belajar.
6)   Guru merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri.

c. Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa


Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan
siswa dalam mengelola siswa belajar. Upaya
optimalisasi  pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat
dilakukan sebagai berikut :
1)   Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya dan bertanya
kepada guru apa yang mereka tidak mengerti.
2)   Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa.
3)   Guru memecahkan hal-hal yang sukar.
4)   Guru mengajarkan cara memecahkan kesukaran tersebut dan
mendidik kebenaran mengatasi kesukaran.
5)   Guru mengajak siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
6)   Guru memberi kesempatan siswa untuk menjadi tutor sebaya.
7)   Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi
kesukaran belajarnya sendiri.
8)   Guru menghargai pengalaman dan  kemampuan siswa agar belajar
secara mandiri.

 d. Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar


Pengembangan cita-cita belajar dilakukan sejak siswa masuk
sekolah dasar. Pengembangan cita-cita tersebut ditempuh dengan
jalan membuat kegiatan belajar sesuatu. Penguat berupa hadiah
diberikan pada setiap siswa yang berhasil. Sebaliknya dorongan
keberanian untuk memiliki cita-cita diberikan kepada siswa yang
berasal dari semua lapisan masyarakat.

Sumber Bacaan:
A. Tabrani R (1994) Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar,
Bandung: Remaja Rosda Karya
Abin Syamsudin Makmun (2001), Psikologi Kependidikan, Jakarta:
Remaja Rosda Karya
Depdikbud (1996), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka
Nana Sudjana dan Daeng Arifin. (1988). Cara Belajar Siswa Aktif dalam
Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Oemar Hamalik. (2002). Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar
Baru Algensindo
Sondang P. Siagian. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta,
WS. Winkel. (1983) Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:
Gramedia, 1983
W.S. Winkel. (1996). Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo.

Pengertian Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan


ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama
dalam definisi ini diantaranya adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
Sedangkan Pengertian Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam
kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya
pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.. Jadi Pengertian Motivasi
belajar adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan
dalam belajar

Menurut H. Mulyadi (Mulyadi, Psikologi Pendidikan, Biro Ilmiah, FT.


IAIN Sunan Ampel, Malang, 1991:87) menyatakan bahwa pengertian
motivasi belajar adalah membangkitkan dan memberikan arah dorongan
yang menyebabkan individu melakukan perbuatan belajar

Menurut Tadjab, (Tadjab MA Ilmu Pendidikan. Karya Abditama Surabaya


1990:102) pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak
di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.

Menurut Sardiman ( 1988:75 ) mengatakan bahwa :


pengertian Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di daam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai

Menurut (Bophy, 1987) pengertian motivasi belajar adalah sebagai a


general state dan sebagai a situationspecific state Sebagai a general state,
motivasi belajar adalah suatu watak yang permanen yang mendorong
seseorang untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam suatu
kegiatan belajar. Sebagai a situation-specific state, motivasi belajar
muncul karena keterlibatan individu dalam suatu kegiatan tertentu
diarahkan oleh tujuan memperoleh pengetahuan atau menguasai
keterampilan yang diajarkan.

Menurut McCombs (1991) pengertian motivasi belajar adalah kemampuan


internal yang terbentuk secara alami yang dapat ditingkatkan atau
dipelihara melalui kegiatan yang memberikan dukungan, memberikan
kesempatan untuk memilih kegiatan, memberikan tanggung jawab untuk
mengontrol proses belajar, dan memberikan tugas-tugas belajar yang
bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pribadi.

Menurut Afifudin (dalam Ridwan, 2008), pengertian motivasi belajar


adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu
menimbulkan kesemangatan atau kegairahan belajar

Menurut Winkel (2003) dalam Puspitasari (2012) definisi atau pengertian


motivasi belajar adalah segala usaha di dalam diri sendiri yang
menimbulkan kegiatan belajar, dan menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar serta memberi arah pada kegiatan kegiatan belajar sehingga tujuan
yang dikehendaki tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang
bersifat non intelektual dan berperan dalam hal menumbuhkan semangat
belajar untuk individu.
Menurut Clayton Alderfer dalam Hamdhu (2011) pengertian motivasi
belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan segala kegiatan
belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil
belajar sebaik mungkin.

Kehidupan manusia begitu kompleks, selalu mengalami perubahan dan


perkembangan.  Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan tersebut. Hal ini erat
hubungannya dengan masalah pendidikan dan pengajaran. Dalam mencapai tujuan
pendidikan atau pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam
pembelajaran, yang salah satunya, tujuan pembelajaran akan dapat tercapai
apabila si pebelajar memiliki motivasi belajar yang tinggi. Kehidupan manusia
adalah dinamis, setiap orang dalam hidupnya selalu didorong oleh keinginan-
keinginan yang harus dipuaskan. Dalam hidupnya ia selalu berjuang untuk
memperoleh makanan, kehangatan, afeksi, kepuasan seks, keamanan ekonomi dan
emosional, penghargaan dsb. Hal ini seperti dikemukakan oleh Maslow, sebagai
aktualisasi diri.

Di sisi lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia memerlukan orang


lain. Sehingga dalam  menjalin hubungan sosial manusia harus dapat saling
memberi dan menerima satu dengan yang lain. Dalam interaksi sosial juga
diperlukan toleransi antar sesama agar tidak terjadi hal yang merugikan atau
menyakitkan pihak lain. Untuk itu perlu adanya penyesuaian diri dengan orang
lain ataupun lingkungan. Sebagian orang memiliki ketahanan psikis yang berbeda-
beda, kebiasaan yang berbeda dan latar belakang sosial yang berbeda pula. Ini
akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang.  Sunarto dan Ny.
B Agung Hartono (2006 : 221)  menyebutkan salah satu ciri pokok dari
kepribadian yang sehat mentalnya ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan
penyesuaian diri secara harmonis baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
lingkungnnya.

B. Perumusan Masalah

Dari beberapa pertanyaan dalam identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan


masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan   yang signifikan  antara kesehatan mental  dengan


kedisiplinan siswa  ?
2. Apakah ada hubungan  yang signifikan  antara motivasi belajar siswa
dengan kedisiplinan siswa?
3. Apakah ada hubungan  yang signifikan  antara kesehatan mental dan
motivasi   belajar   siswa secara bersama-sama dengan kedisiplinan siswa 
?

C.  Hasil penelitian
1. Ada hubungan yang signifikan antara kesehatan mental dengan
kedisiplinan siswa kelas XI SMA Negeri di Kecamatan Purbalingga.
2. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan kedisiplinan
siswa kelas XI SMA Negeri di Kecamatan Purbalingga.
3. Ada hubungan yang signifikan antara kesehatan mental dan motivasi
belajar secara bersama-sama dengan kedisiplinan siswa kelas XI SMA
Negeri di Kecamatan Purbalingga.

D. Saran

Dari hasil analisis penelitian, pembahasan dan kesimpulan di depan, penulis


memberanikan diri untuk menyampaikan saran kepada beberapa pihak sebagai
berikut :

1. Siswa harus mampu menemukan motivasi baik yang berasal dari dalam
dirinya  maupun yang berasal dari luar dirinya.
2. Menjaga dan memelihara diri agar tetap memiliki kesehatan mental yang
baik.

Like
Tweet

Related posts:

1. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


2. Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Bidan Dan Masuk Program Studi
DIII
3. Pendekatan Problem Posing Setting Kooperatif
4. Pengaruh Dana BOS Terhadap Kinerja Pendidikan Sekolah
5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
6. Tesis Tinjauan Hukum Terhadap Bioterrorism Act
7. Tesis Pendidikan: Kegiatan Kepramukaan sbg Sarana Menumbuhkan
Kedisiplinan

Anda mungkin juga menyukai