Anda di halaman 1dari 2

Masa remaja merupakan masa peralihan yang dimana dari masa anak anak menuju

dewasa, masa ini diawali dari pubertas. Pada masa ini organ dalam tubuh yang berhubungan
dengan organ reproduksi mulai aktif seperti pada wanita terbentuknya sel terlur yang disebut
ovum atau pada pria yang biasa disebut sel sperma dan hormon-hormon yang dapat
meningkatkan hasrat seksualpun aktif. Pada masa remaja ini, banyak sekali laki-laki maupun
perempuan yang sudah berpacaran yang dimana jika semakin dalam timbul dorongan seksual
terhadap pasangan, hal ini dapat menyebabkan suatu masalah seperti adanya hamil diluar nikah,
pelecehan seksual, dan lain-lain. Hal tersebut jika didiamkan akan semakin tumbuh dan
berkembang, saat remaja inilah orang tua harus memberitahu dan menjaga anaknya, para orang
tua dapat memberitahu hal hal dasar seperti apa itu reproduksi, bagaimana cara kerja organ organ
tersebut, bahaya pacaran. Hal hal tersebut jika diberitahu akan meredakan rasa penasaran yang
ada pada anak- anak. Ada banyak alasan kenapa kita harus menjauhi pacaran, tapi disini saya
akan membahas tiga alasan untuk menjauhi pacaran seperti pengaruh terhadap otak, hormon, dan
reaksi negatif bagi tubuh.
Otak merupakan bagian terpenting bagi tubuh. Jika bagian otak ada yang tidak bekerja
maka sesuatu aktifitas akan terganggu. Otak mengontrol semua kerja tubuh mulai dari berlari,
bernapas, berjalan, dan lain-lain. Akan tetapi, saat orang sedang jatuh cinta ada bagian otak yang
tidak bekerja, Menurut Semir Zeki dari University College London, ada banyak bagian otak yang
aktif saat Anda dimabuk asmara. Tetapi area besar pada otak ini malah mati, padahal sifatnya
penting dalam menilai hal tertentu. Zeki percaya matinya korteks frontal terjadi karena tujuan
biologis, misalnya memperlancar urusan reproduksi. Itulah sebab kenapa orang yang jatuh cinta
sulit melihat kesalahan si dia, karena itu lah ada istilah “cinta itu dapat membutakan seseorang”.
Otak juga menunjukkan area otak yang mengontrol takut dan emosi negatif lain ikut mati.
Makanya jatuh cinta akan membuat Anda selalu terlihat senang padahal yang sebenernya hal
yang dilakukan oleh pasangan tersebut adalah kesalahan.
Hormon merupakan zat kimia pembawa pesan ke organ organ tubuh, kadar hormon
dalam tubuh sangat berpengaruh dalam tubuh. Saat seseorang sendang jatuh cinta banyak
hormon yang akan tersekresi salah satu hormon yang akan keluar ialah hormon dopamin.
Hormon dopamin ini merupakan hormon yang merangsang rasa sakit sekaligus kepuasan.
Hormon ini dikaitkan dengan kecanduan, gairah, euforia, dan sikap pantang menyerah dalam
mengejar cinta. Hormon berikutnya yang keluar adalah hormon serotonin yang keluar
dikarenakan hormon dopamin. Hormon serotonin yang tinggi dapat ditemukan pada orang yang
terkena gangguan obsesif kompulsif (OCD) “penyakit keraguan”, itulah mengapa saat jatuh cinta
membuat cemas, gugup, dan ragu. Oleh karena itu, jatuh cinta dapat membuat seseorang dalam
keadaan yang dimana mereka tidak sadar akan mengejar hal yang belum pasti akan dapat,
bahkan dapat melakukan segala cara untuk mendapatkan seseorang yang dicintai.
Riset berjudul “The Touch of a Man Makes Women Hot” dan dipublikasikan di Live
Science, 29 Mei 2012 itu menunjukkan, sentuhan dari pria terbukti mampu membakar gairah
seks wanita. “Perempuan menunjukkan peningkatan suhu ketika mereka terlibat dalam kontak
sosial dengan laki-laki,” ungkap salah satu peneliti dari University of St. Andrews, Amanda
Hahn. Hasil riset menemukan, wajah biasanya akan memanas ketika kita sedang mengalami
tekanan (stres), takut, atau marah. Emosi lain juga memengaruhi perubahan suhu tubuh. Hasil
dari penelitian tersebut menunjukkan adanya suatu emosi yang bangkit saat terlibatnya kontak
antara pria dengan wanita, suatu emosi tersebut ialah gairah seksual atau biasa disebut nafsu
seksual. Apabila emosi tersebut muncul pada pasangan yang belum menikah, maka biasa saja
dapat menimbulkan suatu hubungan diluar nikah.
Secara singkat, remaja yang sedang jatuh cinta dengan disalurkan dengan berpacaran dapat
menimbulkan hal-hal yang negatif seperti terganggunya kerja otak yang dimana dapat
mempengaruhi dalam hal mengambil keputusan karena ada bagian otak yang tidak bekerja,
hormon yang merupakan dapat membuat pelakunya menjadi adiktif terhadap hal-hal tertentu,
dan reaksi negatif bagi tubuh yang dapat menimbulkan hasrat seksual yang dimana jika tidak
dikontrol dapat menimbulkan pelanggaran seksual terhadap pelaku maupun korban.

Anda mungkin juga menyukai