Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Puji syukur kami hanturkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan Rahmat dan
Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penyusun mengakui masih banyak terdapat
kejanggalan- kejanggalan dan kekurangan dalam makalah ini. Hal ini disebabkan kurangnya
ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penyusun miliki, oleh karena itu, kritik dan saran
yang konsruktif sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa yang
akan datang.
Penyusun juga berharap makalah ini mudah-mudahan berguna dan bermanfaat bagi kita
semua. Amin Ya Rabbal ‘Alami

Bekasi, 1 Desember 2017

Penulis

1
Daftar Isi

Kata Pengantar.......................................................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Ekonomi Syariah........................................................................................................3
2.2 Tujuan Ekonomi Syariah.............................................................................................................4
2.3 Prinsip Dasar Ekonomi Syariah...................................................................................................5
2.4 Penerapan Ekonomi Syariah........................................................................................................6
2.5 Manfaat Ekonomi Syariah...........................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................9
3.2 Kritik...........................................................................................................................................9
3.2 Saran......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari , baik individu, masyarakat, maupun perusahaan


secara kedeluruhan akan menghadapi persoalan-persoalan yang bersifat ekonomi,
yaitu persoalan yang menghendaki seseorang, suatu masyarakat atau perusahaan
membuat suatu keputusan tentang car terbaru melakukan suatu kegiatan ekonomi.
Didasari bahwa kebutuhan manusia itu tidak terbatas dan alat pemenuhan
kebutuhan tidak terbatas. Dan hal ini membuat manusia melakukan tindakan ekonomi.
Untuk memecahkan dan melakukan tindakan ekonomi, manusia melakukan tindakan
dengan cara memilih beberapa altrnatif.
Ketidakberhasilan secara penuh dari sistem-sistem ekonomi yang ada
disebabkan karena masing-masing sistem ekonomi mempunyai kelemahan atau
kekurangan yang lebih besar dibandingkan dengan kelebihan masing-masing.
Kelemahan atau kekurangan dari masing-masing sistem ekonomi tersebut lebih
menonjol ketimbang kelebihannya. Karena kelemahannya atau kekurangannya lebih
menonjol daripada kebaikan itulah yang menyebabkan muncul pemikiran baru
tentang sistem ekonomi terutama dikalangan negara-negara muslim atau negara-
negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam yaitu sistem ekonomi syariah.
Negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim mencoba untuk mewujudkan
suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada Al-quran dan Hadist, yaitu sistem
ekonomi Syariah yang telah berhasil membawa umat muslim pada zaman Rasulullah
meningkatkan perekonomian di Zazirah Arab. Dari pemikiran yang didasarkan pada
Al-quran dan Hadist tersebut, saat ini sedang dikembangkan Ekonomi Syariah dan
Sistem Ekonomi Syariah di banyak negara Islam termasuk di Indonesia.
Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah merupakan perwujudan dari
paradigma Islam. Pengembangan ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah
bukan untuk menyaingi sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi sosialis, tetapi
lebih ditujukan untuk mencari suatu sistem ekonomi yang mempunyai kelebihan-
kelebihan untuk menutupi kekurangan-kekurangan dari sistem ekonomi yang telah
ada. Islam diturunkan ke muka bumi ini dimaksudkan untuk mengatur hidup manusia
guna mewujudkan ketentraman hidup dan kebahagiaan umat di dunia dan di akhirat
sebagai nilai ekonomi tertinggi. Umat di sini tidak semata-mata umat Muslim tetapi,

seluruh umat yang ada di muka bumi. Ketentraman hidup tidak hanya sekedar dapat
memenuhi kebutuhan hidup secara melimpah ruah di dunia, tetapi juga dapat
memenuhi ketentraman jiwa sebagai bekal di akhirat nanti. Jadi harus ada

1
keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan hidup di dunia dengan kebutuhan untuk
akhirat. Makalah ini akan menjelaskan Ekonomi Syariah

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Ekonomi Syariah?
2. Apa tujuan dari Ekonomi Syariah?
3. Apa saja prinsip dasar Ekonomi Syariah?
4. Bagaimana penerapan Ekonomi Syariah?
5. Apakah manfaat dari Ekonomi Syariah?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Ekonomi Syariah
2. Mengetahui tujuan dari Ekonomi Syariah
3. Mengetahui prinsip dasar Ekonomi Syariah
4. Menegetahui tentang penerapan Ekonomi Syariah
5. Mengetahui tentang manfaat Ekonomi Syariah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekonomi Syariah


Ekonomi Syariah adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk
memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan
ekonomi dengan cara-cara Islam, yaitu berdasarkan atas ajaran agama Islam, yaitu Al Qur'an
dan Sunnah Nabi (P3EI, 2012:17).

Ekonomi syariah memiliki dua hal pokok yang menjadi landasan hukum sistem ekonomi
syariah yaitu Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah, hukum-hukum yang diambil dari kedua
landasan pokok tersebut secara konsep dan prinsip adalah tetap (tidak dapat berubah
kapanpun dan dimana saja).

Berikut pengertian Ekonomi Syariah dari beberapa sumber buku:

1. Menurut Monzer Kahf dalam bukunya The Islamic Economy menjelaskan bahwa
ekonomi Islam adalah bagian dari ilmu ekonomi yang bersifat interdisipliner dalam
arti kajian ekonomi syariah tidak dapat berdiri sendiri, tetapi perlu penguasaan yang
baik dan mendalam terhadap ilmu-ilmu syariah dan ilmu-ilmu pendukungnya juga
terhadap ilmu-ilmu yang berfungsi sebagai tool of analysis seperti matematika,
statistik, logika dan ushul fiqih (Rianto dan Amalia, 2010:7).
2. M.A. Mannan mendefinisikan ilmu ekonomi syariah sebagai suatu ilmu pengetahuan
sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-
nilai islam (Mannan, 1992:15).
3. Definisi ekonomi syariah berdasarkan pendapat Muhammad Abdullah Al-Arabi
(1980:11), Ekonomi Syariah merupakan sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi
yang kita simpulkan dari Al Qur'an dan As-sunnah, dan merupakan bangunan
perekonomian yang kita dirikan di atas landasan dasar-dasar tersebut sesuai dengan
tiap lingkungan dan masa.

Ekonomi Syariah mempunyai ciri khas yang tidak banyak yang dikemukakan dalam
Al Qur'an, dan hanya prinsip-prinsip yang mendasar saja. Karena alasan-alasan yang sangat
tepat, Al Qur'an dan Sunnah banyak sekali membahas tentang bagaimana seharusnya kaum
Muslim berprilaku sebagai produsen, konsumen dan pemilik modal, tetapi hanya sedikit
tentang sistem ekonomi. Sebagaimana diungkapkan dalam pembahasan diatas, ekonomi
dalam Islam harus mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap
pelaku usaha. Selain itu, ekonomi syariah menekankan empat sifat, antara lain:

1.                   Kesatuan (unity)


2.                  Keseimbangan (equilibrium)
3.                  Kebebasan (free will)
4.                  Tanggungjawab (responsibility)
Islam sangat mengharamkan kegiatan riba, yang dari segi bahasa berarti "kelebihan".
Dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 275 disebutkan bahwa Orang-orang yang makan
(mengambil) riba]tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

2.2 Tujuan Ekonomi Syariah


Tujuan Ekonomi Syariah selaras dengan tujuan dari syariat Islam itu sendiri
(maqashid asy syari’ah), yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah) melalui
suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah thayyibah) inilah kebahagiaan hakiki
yang diinginkan oleh setiap manuasia, bukan kebahagiaan semu yang sering kali pada
akhirnya justru melahirkan penderitaan dan kesengsaraan (Misanam Dkk, 2008)

Secara rinci tujuan ekonomi adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan kesejahteraan hakiki bagi manusia yang merupakan tujuan utama dari
syariat islam (mashlahah al ibad).
2. Ekonomi islam tidak hanya berorientasi untuk pembangunan fisik material dari
individu, masyarakat dan negara saja, tetapi juga memperhatikan pembangunan
aspek-aspek lain yang juga merupakan elemen penting bagi kehidupan yang sejahtera
dan bahagia.
3. Mewujudkan keseimbangan dunia dan akhirat akan menjamin terciptanya
kesejahteraan yang kekal dan abadi.
4. Untuk meningkatkan kesejahteraan material sekaligus meningkatkan kesejahteraan
spiritual
Ada pula tujuan falah yang ingin dicapai oleh Ekonomi Syariah meliputi aspek
mikro ataupun makro, mencakup horizon waktu dunia atau pun akhirat (P3EI,
2012:54). Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof. Muhammad Abu Zahrah
mengatakan ada tiga sasaran hukum Islam yang menunjukkan bahwa Islam
diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, yaitu (Rahman, 1995:84):

1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat
dan lingkungannya. 
2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek
kehidupan di bidang hukum dan muamalah.
3. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa
maslahah yang menjad puncak sasaran di atas mencakup lima jaminan dasar, yaitu:
keselamatan keyakinan agama (al din), kesalamatan jiwa (al nafs), keselamatan akal
(al aql), keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl) dan keselamatan harta benda (al
mal).

2.3 Prinsip Dasar Ekonomi Syariah


Pelaksanaan ekonomi syariah harus menjalankan prinsip-prinsip sebagai
berikut (Sudarsono, 2002:105):

1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt
kepada manusia. 
2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu. 
3. Kekuatan penggerak utama Ekonomi Syariah adalah kerja sama.
4. Ekonomi Syariah menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh
segelintir orang saja. 
5. Ekonomi Syariah menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan
untuk kepentingan banyak orang. 
6. Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti. 
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab). 
8. Islam melarang riba dalam segala bentuk.

Layaknya sebuah bangunan, sistem ekonomi syariah harus memiliki fondasi


yang berguna sebagai landasan dan mampu menopang segala bentuk kegiatan
ekonomi guna mencapai tujuan mulia. Berikut ini merupakan prinsip-prinsip dasar
dalam ekonomi syariah, diantaranya adalah (Zainuddin Ali, 2008):

1. Tidak melakukan penimbunan (Ihtikar). Penimbunan, dalam bahasa Arab disebut


dengan al-ihtikar. Secara umum, ihtikar dapat diartikan sebagai tindakan pembelian
barang dagangan dengan tujuan untuk menahan atau menyimpan barang tersebut
dalam jangka waktu yang lama, sehingga barang tersebut dinyatakan barang langka
dan berharga mahal. 
2. Tidak melakukan monopoli. Monopoli adalah kegiatan menahan keberadaan barang
untuk tidak dijual atau tidak diedarkan di pasar, agar harganya menjadi mahal.
Kegiatan monopoli merupakan salah satu hal yang dilarang dalam Islam, apabila
monopoli diciptakan secara sengaja dengan cara menimbun barang dan menaikkan
harga barang. 
3. Menghindari jual-beli yang diharamkan. Kegiatan jual-beli yang sesuai dengan
prinsip Islam, adil, halal, dan tidak merugikan salah satu pihak adalah jual-beli yang
sangat diridhai oleh Allah swt. Karena sesungguhnya bahwa segala hal yang
mengandung unsur kemungkaran dan kemaksiatan adalah haram hukumnya.

5
2.4 Penerapan Ekonomi Syariah

Perkembangan sistem finansial syariah yang pesat boleh jadi mendapat tambahan
dorongan sebagai alternatif atas kapitalisme, dengan berlangsungnya krisis perbankan dan
kehancuran pasar kredit saat ini, demikian menurut pendapat para akademisi Islam dan
ulama. Dengan nilai 300 miliar dolar dan pertumbuhan sebesar 15 persen per tahun, sistem
ekonomi Islam itu melarang penarikan atau pemberian bunga yang disebut riba. Sebagai
gantinya, sistem finansial syariah menerapkan pembagian keuntungan dan pemilikan
bersama.

Kehancuran ekonomi global memperlihatkan perlunya dilakukan perombakan


radikal dan struktural dalam sistem finansial global. Sistem yang didasarkan pada prinsip
Islam menawarkan alternatif yang dapat mengurangi berbagai risiko. Bank-bank Islam tak
membeli kredit, tetapi mengelola aset nyata yang memberikan perlindungan dari berbagai
kesulitan yang kini dialami bank-bank Eropa dan AS.

Dalam kehidupan ekonomi Islam, setiap transaksi perdagangan harus dijauhkan


dari unsur-unsur spekulatif, riba, gharar, majhul, dharar, mengandung penipuan, dan yang
sejenisnya. Unsur-unsur tersebut diatas, sebagian besarnya tergolong aktifitas-aktifitas non
real. Sebagian lainnya mengandung ketidakjelasan pemilikan. Sisanya mengandung
kemungkinan munculnya perselisihan. Islam telah meletakkan transaksi antar dua pihak
sebagai sesuatu yang menguntungkan keduanya; memperoleh manfaat yang real dengan
memberikan kompensasi yang juga bersifat real. Transaksinya bersifat jelas, transparan,
dan bermanfaat. Karena itu, dalam transaksi perdagangan dan keuangan, apapun
bentuknya, aspek-aspek non real dicela dan dicampakkan. Sedangkan sektor real
memperoleh dorongan, perlindungan, dan pujian. Hal itu tampak dalam instrumen-
instumen ekonomi berikut:

1.      Islam telah menjadikan standar mata uang berbasis pada sistem dua logam,
yaitu emas dan perak. Sejak masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik ibn Marwan, mata
uang Islam telah dicetak dan diterbitkan (tahun 77 H). Artinya, nilai nominal yang
tercantum pada mata uang benar-benar dijamin secara real dengan zat uang tersebut.

2.      Islam telah mengharamkan aktifitas riba, apapun jenisnya; melaknat/mencela


para pelakunya. Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah
kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kalian orang-orang yang
beriman” QS Al Baqarah 278. Berdasarkan hal ini, transaksi riba yang tampak dalam
sistem keuangan dan perbankan konvensional (dengan adanya bunga bank), seluruhnya
diharamkan secara pasti; termasuk transaksi-transaksi derivative yang biasa terjadi di
pasar-pasar uang maupun pasar-pasar bursa. Penggelembungan harga saham maupun uang
adalah tindakan riba.

3.      Transaksi spekulatif, kotor, dan menjijikkan, nyata-nyata diharamkan oleh


Allah SWT, sebagaimana firmanNya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya

6
minum khamr, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah
adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaithan” (QS Al maidah 90).

4.      Transaksi perdagangan maupun keuangan yang mengandung dharar/bahaya


(kemadaratan), baik bagi individu maupun bagi masyarakat, harus dihentikan dan dibuang
jauh-jauh.

5.      Islam melarang Al- Ghasy, yaitu transaksi yang mengandung penipuan,
pengkhianatan, rekayasa, dan manipulasi.

6.      Islam melarang transaksi perdagangan maupun keuangan yang belum


memenuhi syarat-syarat keuangan yang belum sempurnanya kepemilikan seperti yang
biasa dilakukan dalam future trading.

Seluruh jenis transaksi yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya ini tergolong
ke dalam transaksi-transaksi non real atau dzalim yang dapat mengakibatkan
dharar/bahaya bagi masyarakat dan negara, memunculkan high cost dalam ekonomi, serta
bermuara pada bencana dan kesengasaraan pada umat manusia. Sifat-sifat tersebut melekat
dalam sistem ekonomi kapitalis dengan berbagai jenis transaksinya. Konsekuensi bagi
negara dan masyarakat yang menganut atau tunduk dan membebek pada sistem ekonomi
kapitalis yang dipaksakan oleh negara-negara Barat adalah kehancuran ekonomi dan
kesengsaraan hidup.

2.5 Manfaat Ekonomi Syariah

Apabila mengamalkan ekonomi syariah akan mendatangkan manfaat yang besar bagi
umat muslim dengan sendirinya, yaitu:

1. Mewujudkan integritas seorang muslim yang kaffah, sehingga islam-nya tidak lagi
setengah-setengah. Apabila ditemukan ada umat muslim yang masih bergelut dan
mengamalkan ekonomi konvensional, menunjukkan bahwa keislamannya belum
kaffah.
2. Menerapkan dan mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan islam,
baik berupa bank, asuransi, pegadaian, maupun BMT (Baitul Maal wat Tamwil) akan
mendapatkan keuntungan dunia dan akhirat. Keuntungan di dunia diperoleh melalui
bagi hasil yang diperoleh, sedangkan keuntungan di akhirat adalah terbebas dari unsur
riba yang diharamkan oleh Allah. 
3. Praktik ekonomi berdasarkan syariat islam mengandung nilai ibadah, karena telah
mengamalkan syariat Allah. 
4. Mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan syariah, berarti
mendukung kemajuan lembaga ekonomi umat Islam. 
5. Mengamalkan ekonomi syariah dengan membuka tabungan, deposito atau menjadi
nasabah asuransi syariah berarti mendukung upaya pemberdayaan ekonomi umat.

7
Sebab dana yang terkumpul akan dihimpun dan disalurkan melalui sektor
perdagangan riil. 
6. Mengamalkan ekonomi syariah berarti ikut mendukung gerakan amar ma'ruf nahi
munkar. Sebab dana yang terkumpul pada lembaga keuangan syariah hanya boleh
disalurkan kepada usaha-usaha dan proyek yang halal.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Salah satu yang penting harus diperhatikan pemerintahan dalam merecovery
ekonomi Indonesia adalah penerapan ekonomi syari’ah. Ekonomi syari’ah memiliki
komitmen yang kuat pada pengentasan kemiskinan, penegakan keadilan pertumbuhan
ekonomi, penghapusan riba, dan pelarangan spekulasi mata uang sehingga
menciptakan stabilitas perekonomian.
Ekonomi syari’ah yang menekankan keadilan, mengajarkan konsep yang
unggul dalam menghadapi gejolak moneter dibanding sistem konvensional. Fakta ini
telah diakui oleh banyak pakar ekonomi global, seperti Rodney Shakespeare (United
Kingdom), Volker Nienhaus (Jerman), dsb.
Dengan mengetahuinya pengertian, tujuan, manfaat, prinsip, dan penerapan
Ekonomi Syariah kita membantu pemerintah untuk dapat mengembangkan lagi
Ekonomi Syariah yang lebih luas.

3.2 Kritik
Jenis transaksi yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya ini tergolong ke
dalam transaksi-transaksi non real atau dzalim yang dapat mengakibatkan
dharar/bahaya bagi masyarakat dan negara, memunculkan high cost dalam ekonomi,
serta bermuara pada bencana dan kesengasaraan pada umat manusia. Sifat-sifat
tersebut melekat dalam sistem ekonomi kapitalis dengan berbagai jenis transaksinya

3.2 Saran
Akhir-akhir ini Ekonomi Syariah ramai diperbincangkan, kini sudah beberapa Bank
ternama dinegeri kita menerapkan sistem syariah. Tentu saja membuat orang bertanya-tanya
apa kelebihan jika kita menerapkan Ekonomi Syariah. Oleh karena itu, pemerintah
hendaknya bisa untuk melirik dan menerapkan ekonomi syariah sebagai solusi
perekonomian Indonesia.  Pemerintah harus melihat ekonomi syari’ah dalam konteks
penyelamatan ekonomi Nasional. 

9
DAFTAR PUSTAKA

http://lintangramadani.blogspot.co.id/2012/04/contoh-makalah-ekonomi-syariah.html

http://www.kajianpustaka.com/2016/09/pengertian-tujuan-prinsip-dan-manfaat-ekonomi-
syariah.html

http://www.kumpulanmakalah.com/2016/11/penerapan-ekonomi-syariah-di-indonesia.html

10

Anda mungkin juga menyukai