Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ilmu Administrasi Publik 6 (1) (2018): 58-71

Jurnal Ilmu Administrasi Publik 6 (1) (2018): 58-71

Jurnal Administrasi Publik

http://ojs.uma.ac.id/index.php/publikauma

ANALISIS PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KELURAHAN SEI


PUTIH TENGAH KECAMATAN MEDAN PETISAH KOTA MEDAN
Aisyah Oktaviani Putri, Sirojuzilam dan Abdul Kadir *

Pascasarjana Universitas Medan Area,


Medan, Indonesia

Diterima Februari 2018; Disetujui April 2018; Dipublikasikan Juni 2018

Abstrak
Proses perencanaan pembangunan daerah yang berlangsung secara umum masih memiliki
beberapa kekurangan. Yang menjadi kekurangan dalam hasil pelaksanaan perencanaan
pembangunan adalah (1) faktor anggaran. (2) sumber daya masyarakat yang umumnya masih
lemah. (3) sumber daya organisasi atau perangkat daerah yang belum memadai. (4) pergeseran
usulan kegiatan. Serta faktor lainnya seperti mekanisme penyampaian usulan kegiatan yang belum
baku dan peran aktor perumus kebijakan publik yang signifikan. Tujuan penelitian ini ialah untuk
mengetahui dan mendeskripsikan (1) bagaimana pelaksanaan perencanaan pembangunan di
Kelurahan Sei Putih Tengah terhadap infrastruktur, berupa pembangunan jalan dan perbaikan di
bidang fisik. (2) faktor-faktor yang menjadi kendala tidak berjalannya pelaksanaan perencanaan
pembangunan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Yang menjadi
sampel dalam penelitian ini berjumlah 11 orang. Pengumpulan data di peroleh dari wawancara,
dokumentasi dan observasi. Setelah data di peroleh kemudian di analisis dengan menggunakan
reduksi data, penyajian data dan verifikasi.

Kata Kunci : Analisis, Pelaksanaan, Perencanaan Pembangunan

Abstract
The process of regional development planning that takes place in general still has some shortcomings. The
shortcomings in the results of the implementation of development planning are (1) budget factor. (2)
community resources are generally weak. (3) inadequate organizational or regional device resources. (4)
shifting activity proposal. As well as other factors such as the mechanism of submission of proposed
activities that have not been standardized and the role of actors public policy makers are significant. The
purpose of this study is to know and describe (1) how the implementation of development planning in Sei
Putih Tengah Urban to infrastructure, in the form of road construction and improvement in physical field.
(2) the factors that become obstacles not the implementation of the development plan. This study used
descriptive qualitative method. The sample in this study amounted to 11 people. Data collection was obtained
from interviews, documentation and observation. After the data obtained then in the analysis by using data
reduction, data presentation and verification.

Keywords: Analysis, Implementation, Development Planning.


How to Cite : Putri, O., A Sirojuzilam dan Kadir. A, (2018). Analisis Pelaksanaan Perencanaan
Pembangunan Di Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah Kota Medan, 6 (1): 58-71
*Corresponding author: P-ISSN-2549-9165
E-mail: aisya_oktaviani@yahoo.com e-ISSN -2580-2011
58
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 6 (1) (2018): 58-71

PENDAHULUAN Undang-Undang No. 25 Tahun 2004


Perencanaan dan pembangunan tentang Sistem Perencanaan
merupakan suatu kesatuan yang tidak Pembangunan Nasional (SPPN)
dapat dipisahkan, ibarat satu tubuh disebutkan bahwa tahapan tersebut
yang diantara satu organ dengan organ meliputi penyusunan
lainnya memiliki keterhubungan yang rencana, penetapan rencana,
melekat, karena pembangunan pengendalian pelaksana rencana, dan
membutuhkan perencanaan dan evaluasi pelaksanaan rencana.
perencanaan harus mewujud Perencanaan pembangunan daerah
dalam pembangunan, mulai dari seharusnya mencerminkan kebutuhan
pemerintahan pusat sampai pada realitas suatu daerah, sebagaimana
tingkat pemerintahan daerah. Dalam dinyatakan Kuncoro (2012:43), bahwa
struktur pemerintahan pusat dikenal perencanaan pembangunan daerah
dengan Badan Perencanaan tidak hanya perencanaan dari suatu
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dan daerah, tetapi perencanaan untuk suatu
dalam struktur pemerintahan daerah daerah. Perencanaan pembangunan
pada umumnya disebut dengan Badan daerah berfungsi sebagai perencanaan
Perencanaan Pembangunan Daerah untuk memperbaiki penggunaan sumber
(BAPPEDA). Mindset dalam proses daya-sumber daya publik yang tersedia
penyusunan RKPD nampaknya masih di daerah tersebut. Sehingga menjadi
sebatas pada retoris dan belum penting dalam proses penyusunannya
sepenuhnya tercermin dalam dan harus bersifat aspiratif dan
keseluruhan proses penyusunan RKPD. menggunakan pendekatan perencanaan
Bahkan yang menjadi catatan penting yang tepat. Badan Perencanaan
adalah pola pikir dan cara pandang lama Pembangunan Daerah (BAPPEDA),
masih cukup kental mewarnai proses dalam melaksanakan pembangunan
RKPD, misalnya cenderung liniear dan tentu melalui beberapa proses
belum mampu melihat masalah secara perencanaan pembangunan, mulai dari
holistik. (Kuncoro, 2012:3). Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Dalam rangka mewujudkan sistem Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan
perencanaan pembangunan yang ideal, Jangka Menengah Daerah (RPJMD),
maka dibutuhkan apa yang disebut Rencana Strategis Satuan Kerja
dengan tahapan-tahapan, sebagaimana Perangkat Daerah (Renstra SKPD),
juga sudah terdefinisikan di dalam
59
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 6 (1) (2018): 58-71

Rencana Kerja Pembangunan Daerah menjadi keinginan dan kebutuhan


(RKPD) sampai pada Rencana Kerja rakyat.
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja Walau akhirnya lebih banyak
SKPD), hal tersebut adalah merupakan keinginan dan kebutuhan yang tidak
tata urutan hierarki yang bersifat dapat direalisasikan ke dalam program-
bottom up-top down. Sebagaimanan program nyata di lapangan, namun
juga disebutkan di dalam Peraturan sebagai alat adanya mekanisme
Menteri Dalam Negeri (PERMENDAGRI) penjaringan aspirasi rakyat, musrenbang
No. 54 Tahun 2010, tentang Pelaksanaan dinilai sebagai mediasi yang masih
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun pantas untuk terus di jalankan.
2008 tentang tahapan, tata cara Munculnya isu Good Governance dalam
penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pembangunan di Indonesia
pelaksanaan rencana pembangunan didorongoleh adanya dinamika yang
daerah. Pada umumnya perencanaan menuntut perubahan-perubahan disisi
pembangunan daerah di Indonesia pemerintah atau pun disisi warga.
mengenal empat pendekatan, Pemerintah diharapkan menjadi lebih
sebagaimana juga disebutkan di dalam demokratis, efektif menjalankan fungsi
PERMENDAGRI No. 54 Tahun 2010 pelayanan publik, tanggap, serta mampu
Pasal 6, diantaranya adalah teknokratis, menyusun kebijakan yang dapat
partisipatif, politis dan top down- menjamin hak-hak asasi dan keadilan
bottom up. Sebagaimana diamanatkan sosial masing-masing warganya. Sejalan
dalam Undang-Undang No. 25 Tahun dengan harapan terhadap peran negara
2004 tentang Sistem Perencanaan tersebut, warga juga diharapkan untuk
Pembangunan Nasional, bangsa ini menjadi warga yang memiliki kesadaran
harus memiliki sistem perencanaan akan hak dan kewajibannya, bersedia
pembangunan yang jelas, baik untuk berpartisipasi aktif dalam
tingkat desa/kelurahan, kabupaten/kota, penyelenggaraan urusan publik, dan
provinsi hingga pusat. untuk tidak apatis. Dilaksanakan tata cara dan
mewujudkan sistem tersebut tahapan perencanaan daerah bertujuan
pemerintah telah membentuk untuk mengefektifkan proses
musyawarahperencanaan pembangunan pemerintahan yang baik melalui
(musrenbang). Melalui Musrenbang pemanfaatan sumber daya publik yang
inilah dicari apa sebenarnya yang berdampak pada percepatan proses
perubahan sosial bagi peningkatan

60
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 6 (1) (2018): 58-71

kesejahteraan masyarakat, atau telah berpedoman pada satu regulasi,


terarahnya proses pengembangan tapi proses perencanaan pembangunan
ekonomi dan kemampuan masyarakat, tetap berlangsung berbeda antar daerah,
dan tercapainya tujuan pelayanan tergantung kapasitas dan kondisi
publik. kedaerahan pemerintah daerah yang
Kondisi perekonomian yang bersangkutan sehingga dipastikan
membaik tidak dapat dilepaskan dari hasilnya pun akan berbeda satu sama
peran penting infrastruktur. Kegiatan lain. Sungguhpun demikian ada suatu
pembangunan, rehabilitasi, kecenderungan yang sama dalam
pemeliharaan serta subsidi operasi telah perencanaan pembangunan daerah,
berhasil meningkatkan aksesibilitas, yakni tidak terakomodirnya aspirasi
kapasitas, kualitas, dan jangkauan masyarakat dalam pembangunan.
pelayanan berbagai infrastruktur, yang Padahal ruang-ruang publik telah
pada gilirannya mampu memberikan dibuka dengan turut
dukungan kepada berbagai sektor terdesentralisasinya perencanaan
perekonomian seperti pertanian, pembangunan.(Kuncoro, 2000; Todaro,
industri pengolahan, perdagangan, dan 2000).
pembangunan daerah.Menyadari Pembangunan merupakan proses
pentingnya pembangunan infrastruktur yang tanpa henti, begitu pula dengan
sebagai proses dalam pencapaian tujuan pembangunan masyarakat, maka sangat
pembangunan nasional dan daerah, diperlukan kejelian dan kepekaan untuk
maka perlu kiranya disiapkan dengan menemukan kelemahan-kelemahan dan
baik perencanaan dan penganggarannya. masalah-masalah yang muncul dalam
Dalam rangka perwujudan perencanaan perencanaan maupun pelaksanaan
dan penganggaran yang baik ini maka program pembangunan. Ada sejumlah
semua dokumen perencanaan dan faktor yang membantu tercapainya
penganggaran pada dinas pengelola keberhasilan pembangunan, yaitu:
infrastruktur ini harus dijaga 1. Adanya perencanaan yang realistis
konsistensinya. disesuaikan dengan kondisi sosial dan
Hal ini dapat dijumpai pada nasional.
sejumlah pemerintah daerah yang 2. Adanya kesungguhan untuk
melaksanakan proses perencanaan melaksanakan kegiatan pembangunan
pembangunan daerah. Meskipun secara sesuai dengan apa yang
normatif sistem perencanaan nasional direncanakan.

61
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 6 (1) (2018): 58-71

3. Adanya kepemimpinan yang Warga masyarakat dapat saling bahu-


konsekuen dan konsisten mengelola membahu untuk membangun dan
upaya pembangunan dari satu tahap memperbaiki fasum atau fasos itu
ke tahap berikutnya sesuai sendiri jika memang sangat diperlukan
denganrencana. tanpa bergantung kepada pemerintah.
Seringkali dalam proses Fasilitas umum maupun fasilitas
perencanaan pembangunan, tidak sosial yang di buat oleh pemerintah
menghasilkan sebuah perencanaan yang yang dirusak orang-orang yang tidak
baik, atau perencanaan yang tidak sesuai bertanggung jawab akan merugikan
dengan tujuan pembangunan masyarakat. Fasum dan fasos yang
masyarakat. Dalam pembangunan disediakan oleh pemerintah dibiayai oleh
terdapat fasos dan fasum. Dimana fasos dana yang sebagian besar didapat dari
ini adalah fasilitas sosial dan fasum itu pajak dan retribusi. Pajak dan retribusi
sendiri adalah fasilitas umum. Arti atau dikumpulkan oleh pemerintah dari
pengertian fasilitas umum adalah masyarakat, sehingga fasilitas umum
fasilitas yang diadakan untuk dan fasilitas sosial merupakan milik
kepentingan umum. Contoh dari masyarakat umum. Dengan adanya
fasilitas umum (fasum) adalah seperti permasalahan tersebut dapat menjadi
jalan,saluran air, jembatan,fly over, alat kendala atau menghambat kemajuan
penerangan umum, listrik, banjir kanal, dari pada kesejahteraan masyarakat.
trotoar, tempat pembuangan sampah.
Sedangkan arti atau pengertian fasilitas Metode Penelitian
sosial adalah fasilitas yang diadakan oleh Menurut Moleong (2005),
pemerintah atau pihak swasta yang penelitian kualitatif adalah penelitian
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang bermaksud untuk memahami
umum. Contoh dari fasilitas sosial fenomena tentang apa yang dialami oleh
(fasos) adalah seperti puskemas, klinik, subjek penelitian, misalnya perilaku,
sekolah, tempat ibadah, pasar, tempat persepsi, motivasi, tindakan, dan lain
rekreasi, taman bermain, tempat sebagainya.Proses penelitian kualitatif ini
olahraga, ruang serbaguna, makam. melibatkan upaya seperti mengajukan
Fasilitas umum dan fasilitas sosial pertanyaan dan mengumpulkan data
adalah milik bersama yang harus dijaga yang spesifik dari para partisipan,
dan dirawat dengan baik agar bisa menganalisis data (Creswell 2010:5).
selalu dimanfaatkan secara maksimal.

62
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 6 (1) (2018): 58-71

Alasan lain penelitian ini perencanaan pembangunan daerah


menggunakan metode deskriptif karena tersebut yang belum sepenuhnya
ingin memahami secara mendalam terealisasi dengan baik. Dan ingin
bagaimana pelaksanaan perencanaan mengetahui bagaimana pelaksanaan
pembangunan tersebut berlangsung tersebut berjalan sesuai dengan
terutama dalam pembangunan daerah di kebutuhan masyarakat.
tahun 2015. Penelitian ini dilakukan pada
Penelitian ini menggunakan bulan Maret 2017 – April 2017.
metode Deskriptif dengan teknik analisis Langkah-langkah analisa data
Kualitatif dikarenakan permasalahan yang yang digunakan dalam penelitian ini
belum jelas, kompleks dan penuh makna. adalah sebagai berikut (Suyanto,
Model analisis yang di gunakan adalan 2005:171): (1) Observasi, yaitu proses
William Dunn (2000:1) yaitu, memberikan pengamatan yang dilakukan secara intens
definisi analisis kebijakan adalah aktivitas terhadap objek yang akan diteliti. (2)
menciptakan pengetahuan tentang dan Wawancara mendalam (depth interview).
dalam proses pembuatan kebijakan Wawancara mendalam adalah suatu cara
variabel. Proses penelitian kualitatif ini mengumpulkan data atau informasi
melibatkan upaya seperti mengajukan dengan cara langsung bertatap muka
pertanyaan dan mengumpulkan data dengan informan agar mendapatkan data
yang spesifik dari para partisipan, lengkap dan mendalam. Wawancara ini
menganalisis data (Creswell 2010:5). dilakukan dengan berulang-ulang secara
Alasan lain penelitian ini menggunakan intensif. Adapun alat dalam pengambilan
metode deskriptif karena ingin data seperti, tape recorder, handphone,
memahami secara mendalam bagaimana foto dan data yang termasuk ke dalam
pelaksanaan perencanaan pembangunan dokumentasi. (3) Dokumentasi. Studi
tersebut berlangsung terutama dalam dokumentasi dalam pengumpulan data
pembangunan daerah di tahun 2015. penelitian dimaksudkan sebagai cara
Lokasi Penelitian ini akan mengumpulkan data dengan mempelajari
dilakukan di Kelurahan Sei Putih Tengah. dan mencatat bagian-bagian yang
Yang beralamat di Jalan. Periuk No. 53 dianggap penting dan berbagai dokumen
Kota Medan. Adapun yang menjadi alasan resmi yang dianggap baik dan ada
bagi peneliti dalam menentukan lokasi di pengaruhnya dengan lokasi penelitian.
atas, karena ingin menganalisa lebih jauh Menurut Miles dan Huberman (2010),
bagaimana pelaksanaan infrastruktur dari teknik analisis data dengan model

63
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 6 (1) (2018): 58-71

interaktif terdiri atas empat tahapan yang belum efektif. Dari hasil pengamatan
harus dilakukan yaitu pengumpulan data, kegiatan terealisasi di tahun 2015,
reduksi data, display data dan tahap serapan usulan kegiatan yang berasal
penarikan kesimpulan atau verifikasi. dari Musrenbang hanya mencapai
Untuk meningkatkan kualitas penelitian beberapa persen saja. Ada beberapa
digunakan teknik triangulasi yaitu teknik faktor yang mempengaruhi usulan
pemeriksaan keabsahan data yang program prioritas belum terpenuhi atau
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar berjalan. Data menunjukkan, dari semua
data itu untuk keperluan pengecekan usulan masyarakat setiap tahunnya,
atau sebagai pembanding terhadap data program yang terserap dalam
tersebut. Kredibilitas Apakah proses dan perencanaan dan penganggaran hanya
hasil penelitian dapat diterima atau sepersekian persen. Padahal, masyarakat
dipercaya. Beberapa kriteria dalam yang awalnya antusias ikut dalam proses
menilai adalah lama penelitian, observasi musrembang menyangka sebagian besar
yang detail, analisis membandingkan programnya akan direalisasikan.
dengan hasil penelitian, yaitu:Pengamatan Kekecewaan ini berimplikasi pada
yang terus menerus, untuk menemukan menurunnya tingkat kehadiran dalam
ciri-ciri dan unsur unsur dalam situasi proses tahun berikutnya. Kurangnya
yang sangat relevan dengan persoalan keaktifan masyarakat pada kegiatan
atau isu yang sedang diteliti, serta pembangunan lainnya semakin
memuaskan diri pada hal-hal tersebut menurun.
secara rinci.Dependability yaitu apakah Sesuai observasi dan wawancara
hasil penelitian mengacu padatingkat yang peneliti lakukan maka didapat apa
konsistensi peneliti dalam mengumpulkan saja hal yang menjadi kendala mengapa
data, membentuk, dan menggunakan usulan program yang di dapat dari
konsep-konsep ketika membuat Musrenbang tidak sepenuhnya
interprestasi untuk menarik kesimpulan terealisasi. Dapat dijelaskan ke dalam
(Kriyantono, 2006:58). beberapa faktor dibawah ini: 1) Jumlah
dana yang di anggarkan untuk
Hasil dan Pembahasan pembangunan hasil kegiatan
Hasil penelitian menunjukkan Musrenbang masih kurang mencukupi,
bahwa praktek pelaksanaan perencanaan bahwa dari semua yang di usulkan
pembangunan yang berlangsung selama hanya sebagian yang menjadi
ini di Kelurahan Sei Putih Tengah dinilai rekapitulasi usulan program, di

64
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 6 (1) (2018): 58-71

karenakan anggaran yang masih minim pembangunann lainnya semakin


untuk dapat memenuhi semua menurun.
kebutuhan masyarakat yang Kendala usulan masyarakat
berimplikasi pada pembangunan atau menyebabkan program tidak dapat
program yang hanya sebagian dapat terakomodirkarena diluar kewenangan
terlaksana, namun sisa dari pada dan kemampuan kota, hal inidilatar
program tersebut masih mengambang belakangi oleh masih rendahnya
belum berjalan. Dari semua usulan pendidikan masyarakat mengenai hal-hal
anggaran tersebut maka diperkirakan teknis sehingga dalam pengambilan
hanya sebagian anggaran yang bisa keputusan sering kali tidak selaras
tercapai.Artinya bahwa selama ini dengan kewenangan dan kemampuan
perencanaan pembangunan bukan kota.Sumber daya manusia yang masih
didasarkan atas penggalian aspirasi dari lemah di kalangan masyarakat
masyarakat, tetapi lebih pada tergambar dari usulan yang
penyesuaian alokasi anggaran. Apabila disampaikan.
anggaranya dirasakan mencukupi, maka Pihak masyarakat di Kelurahan dan
program dapat dilaksanakan dan pemerintah mengidentifikasi bahwa
sebaliknya apabila alokasi anggaran rendahnya pengetahuan masyarakat
tidak mampu menampung seluruh disebabkan tidak adanya fasilitas sumber
kegiatan, maka akan dipilih mana bacaan di wilayah itu. Sebagai solusinya
kegiatan yang paling urgen dan mereka kemudian mengusulkan untuk
mendesak untuk dilaksanakan. Data dibangunkan “gedung perpustakaan”.
menunjukkan, dari semua usulan Tetapi sebagian masyarakat hanya
masyarakat setiap tahunnya, program berpikir soal membangun gedung, tetapi
yang terserap dalam perencanaan dan lupa berpikir dan mengusulkan
penganggaran hanya sepersekian persen. bagaimana menyediakan buku atau
Padahal, masyarakat yang awalnya bahan bacaan untuk perpustakaan itu,
antusias ikut dalam proses musrembang lupa mengusulkan kepengurusan untuk
menyangka sebagian besar programnya mengelola perpustakaan itu. Kondisi
akan direalisasikan. Kekecewaan ini seperti diatas mungkin tidak akan terjadi
berimplikasi pada menurunnya tingkat kalau mereka berpikir dulu soal
kehadiran dalam proses tahun “outcome” misalnya meningkatkan minat
berikutnya. Lebih parah lagi keaktifan baca 50% warga masyarakat.
masyarakat pada kegiatan

65
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 6 (1) (2018): 58-71

Dari outcome tersebut nantinya meminimalisir penolakan usulan dan


bisa diidentifikasi output yang usulan masyarakat yang diaspirasikan
diperlukan. Misalnya, adanya gedung tepat sasaran
perpustakaan, buku atau bahan bacaan, Faktor sumber daya organisasi
tenaga pengelola perpustakaan, atau perangkat daerah juga
kesadaran masyarakat untuk datang ke mempengaruhi proses berjalannya
perpustakaan. usulan kegiatan menuju realisasi,
Dari gambaran tersebut meliputi anggaran kegiatan dan kondisi
nampaknya untuk pemerintah dan sumber daya manusia dalam organisasi
masyarakat memang perlu didorong tersebut. Keterbatasan anggaran yang
untuk memahami alur berpikir logis tersedia menyebabkan pihak perangkat
(logical framework) sebuah perencanaan. daerah harus selektif dalam menentukan
Selain itu pola pikir yang ada yang prioritas kegiatan, sehingga seringkali
cenderung berorientasi proyek (yang ada usulan kegiatan yang tidak bisa
berorientasi jangka pendek dan diakomodasi atau tidak dapat terealisasi.
berkonotasi uang) menjadi orientasi Proses seleksi usulan salah satunya
program (orientasi jangka panjang dan dengan melalui tahap verifikasi awal
lebih berkonotasi sebagai gerakan yaitu survey lapangan yangdilakukan
pembangunan). oleh personil perangkat daerah.
Secara umum masyarakat hanya Kekurangan petugas survey lapangan
mengajukan usulan yang bersifat fisik, mengakibatkan SKPD terlambat dalam
dan seringkali usulan tersebut tidak pengecekan lokasi usulan yang
mewakili kebutuhan masyarakat yang harusnyadilakukan diawal proses
sebenarnya namun hanya sebatas perencanaan. Akibatnya dokumen
keinginan. Masyarakat belum perencanaan tidakdapat mencantumkan
sepenuhnya mampu mengidentifikasi detail lokasi kegiatan.
permasalahan atau kebutuhan mereka. Proses seleksi usulan selain
Oleh karena itu pihak pemerintah daerah surveyyaitu pemberian pertimbangan
harus selektif dalam proses penentuan dari perangkat daerah mengenai layak
prioritas ketika mengakomodasi usulan atau tidaknyasuatu usulan masyarakat
mereka.Oleh sebab itu pendampingan diakomodasi. Untuk ini dibutuhkan
masyarakat oleh Dinas dan pihak yang sumber daya manusia organisasi yang
ahli dalam bidang permasalahan mampu memberikan masukan yang
sangatlah penting sehingga dapat tepat untuk perencanaan yang lebih baik.

66
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 6 (1) (2018): 58-71

Kelemahan yang ditemui dalam c. Hasil survey menunjukkan lokasi lain


mekanisme perencanaan pembangunan yang lebih prioritas untuk ditangani.
diiringi oleh kekuatan pengaruh dari Hal ini bisa disebabkan oleh
aktor-aktor perumus kebijakan publik ketidaktepatan masyarakat dalam
yang melekat sepanjang tahapan proses menentukan masalah mereka (keinginan
perencanaan di daerah menimbulkan bukan kebutuhan). Sebab lain adalah
pergeseran usulan kegiatan setiap tahun. kurang cermatnya atau keterbatasan
Berdasarkan informasi yang diperoleh masyarakat dalam melakukan kajian
dari hasil wawancara dengan informan terhadaplingkungan tempat tinggal
Lurah Sei Putih Tengah disimpulkan ada mereka dan sekitarnya, sehingga lokasi
delapan tipe pergeseran jenis atau yang lebih prioritas untuk ditangani
volume atau lokasi kegiatan berdasarkan justru terabaikan dan akhirnya
proses yang terjadi, yaitu: ditemukan oleh tim survey SKPD.
a. Usulan kegiatan tidak detail d. Pengalihan jenis pekerjaan
Usulan kegiatan yang tidak Hal ini biasanya terjadi setelah
mencantumkan spesifikasi lokasi akan lokasi yang diusulkan diverifikasi oleh
menyulitkan tim verifikasi di lapangan, timsurvey SKPD, kemudian berdasarkan
sehingga usulan yang seperti ini pertimbangan teknis dan efisiensi
cenderung ditinggalkan atau diabaikan. dialihkan kepada jenis pekerjaan yang
Sementara usulan dari sumber lain yang lebih tepat untuk penanganannya.
lebih detail akan menjadi prioritas e. Pengurangan volume pekerjaan
pemerintah daerah untuk diverifikasi Sejalan dengan penjelasan poin
sehingga berpeluang untuk dianggarkan. diatas, hal ini juga dilakukan dalam
b. Usulan kegiatan bukan merupakan rangka efisiensi karena keterbatasan
kebutuhan yang mendesak anggaran yang dialokasikan oleh
masyarakat. pemerintah daerah untuk pekerjaan
Adakalanya melakukan identifikasi tersebut.
masalah yang tidak tepat, sehingga f. Pekerjaan dilakukan bertahap
mereka mengajukan usulan kegiatan Hal ini tidak berarti bahwa
sebagai solusi atas keinginan mereka, pekerjaan dilaksanakan tidak sesuai
bukan kebutuhan yang sebenarnya. dengan volume yang diusulkan, hanya
Melalui verifikasi, pemerintah daerah saja pekerjaan dilakukan bertahap
akan mengecek kondisi yang sebenarnya karena keterbatasan anggaran dan akan
sebelum usulan diakomodasi

67
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 6 (1) (2018): 58-71

dilanjutkan atau diselesaikan di tahun diperoleh pelaksanaan perencanaan


anggaran berikutnya. pembangunan di Kelurahan Sei Putih
g. Pemanfaatan kurang efektif Tengah Kecamatan Medan Petisah
Kegiatan yang diusulkan oleh dinilai belum efektif. Dari hasil
masyarakat perlu dipertimbangkan juga pengamatan kegiatan terealisasi ditahun
dari sisi efektivitas pemanfaatannya, 2015, serapan usulan kegiatan yang
sehingga dana yang dialokasikan tidak berasal dari Musrenbang hanyasebagian.
terbuang percuma dan fasilitas yang Hal ini disebabkan masih terdapatnya
dibangun nantinya dapat dirasakan kelemahan-kelemahandalam pelaksanaan
manfaatnya oleh orang banyak. sehingga perlu pembenahan belum
h. Pemerataan penerima manfaat memadai, dan peran aktor perumus
Pertimbangan ini dilakukan agar kebijakan publik yang signifikan. Ada
masyarakat merasakan keadilan dan beberapa hal yang jadi keluhan
upaya pemerataan kesejahteraan dari masyarakat tentang hasil pelaksanaan
pemerintah daerah, sehingga setiap pasca Musrenbang Kelurahan yang
wilayah maupun kelompok masyarakat belum terealisasi program mana yang
memiliki peluang yang sama untuk ingin dikerjakan nantinya, dan
merasakan manfaat pembangunan dan banyaknya usulan sekadar memenuhi
kemajuan. list program yang diajukan, tanpa ada
Proses perencanaan pembangunan jaminan berapa jumlah program yang
daerah yang berlangsung secara umum terakomodasi.
masih memiliki beberapa kekurangan. Hasil pelaksanaan Musrenbang di
Untuk mengoptimalkan keberhasilan Kelurahan Sei Putih Tengah belum
perencanaan hingga ke tahap benar-benar berjalan dengan
implementasi perlu upaya serius untuk sepenuhnya, hanya sebagian dan itupun
membenahinya sejak proses pengajuan harus menunggu beberapa tahun
usulan kegiatan, penyusunan dokumen lamanya di sebabkan beberapa faktor
perencanaan dan anggaran hingga diantaranya, yaitu:
realisasi, termasuk dalam hal Faktor anggaran, banyaknya
pengendalian atau evaluasi. prioritas pembangunan yang
akandilaksanakan hasil dari penggalian
Simpulan
aspirasi masyarakat, masih kurang
Berdasarkan hasil analisis serta
diimbangi dengan dukungan anggaran
data-data dari observasi peneliti
maupun wancara yang peneliti lakukan
68
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 6 (1) (2018): 58-71

yang memadai, sehingga tidaksemua Dunn. William.Pengantar Analisis


program pembangunan dapat terealisasi. Kebijakan Publik. Gajah Mada
Faktor keakuratan usulan Universal Press: Yogyakarta. 2003.
kegiatan, usulan kegiatan yang diajukan Edmund M, Burke. Sebuah Pendekatan
olehmasyarakat mulai dari musrenbang Partisipasi Dalam Perencanaan
Kelurahan kurang memilikikualitas Kota: Yayasan Sugijanto
untuk diprogramkan menjadi sebuah Soegijoko, 2004.
prioritas kebutuhan masyarakat, Hamdi, Muchlis. Kebijakan Publik:
sehingga pada tahapan yang lebih tinggi Proses, Analisis, dan Partisipasi, Jakarta:
usulan tersebut tidak terakomodasi. Ghalia Indonesia, 2014.
Tidak terjaringnya program- HAW. Widjaja. Otonomi Daerah dan
program yang diajukan juga terjadi Daerah Otonom. Jakarta,
karena beberapa faktor, seperti RajaGrafindoPersada, 2002.
kesalahan postur anggaran, program Islamy, M. Prinsip-prinsip
Irfan.
yang bertentangan dengan norma Perumusan Kebijakan
hukum, atau SDM masyarakat yang Negara. Jakarta:Bumi Aksara, 2000.
masih lemah dan prioritas Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis
pembangunan daerah tidak sesuai Riset Komunikasi, Jakarta:
dengan program, dan beberapa faktor Kencana Prenada Media Group, 2006.
lainnya. Karianga, Partisipasi
Hendra.
Masyarakat Dalam Pengelolaan
KeuanganDaerah: Perspektif
Daftar Pustaka Hukum dan Demokrasi, Jakarta:
Ainur Rahman dkk. Politik, Partisipasi Kencana PrenadaMedia Group,
dan Demokrasi dalam 2011.
PembangunanMalang, Averroes Kountor, D.M.S, Ronny.
Metode
Press, 2009. Penelitian Untuk Penulisan Skripsi
Alexander, Abe. Perencanaan Daerah & Tesis:PPM, 2003.
Memperkuat Prakarsa Rakyat Moleong, Lexy J. Meteodologi Penelitian
Dalam Otonomi Daerah. Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Yogyakarta, Lapera Pustaka Rosdakarya, 2002.
Utama, 2001. Mulyana, Dedy. Teknik Praktis Riset
Komunikasi, Jakarta: Kencana
PrenadaMedia Group, 2006.

69
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 6 (1) (2018): 58-71

Nasution, Zulkarnaen. Solidaritas Sosial Tangkilisan, Hesel, Nogi. Evaluasi


Masyarakat Transisi, Padang: Kabijakan Publik, Penjelasan,
UNPPress, 2012. Analisis, dan Trasformasi
Nugroho, D Riant. Kebijakan Publik, Pemikiran.Yogyakarta: Balairung,
Formulasi, Implementasi 2003.
danEvaluasi.Jakarta: Gramedia, Terry, George.R. Prinsip-prinsip
2004. Manajemen. Bumi Aksara: Jakarta, 2003.
Setiady, Elly. Ilmu Sosial Budaya& Dasar, Undang-undang Nomor 25 tahun 2004
Jakarta: Kencana Prenada tentang Sistem Perencanaan
MediaGroup, 2007. Pembangunan Nasional.
Sjafrizal, Perencanaan
Pembangunan
Daerah Dalam Era Otonomi, Undang-undang Nomor 32 tahun 2004
Jakarta:PT. Raja Gravindo tentang Pemerintahan Daerah.
Persada, 2014. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2007
Siagian, Sondang P. Manajemen tentang Organisasi Perangkat
Strategik, Bumi Aksara: Jakarta, Daerah.
1982. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun
Sunarno. Dasar-Dasar KebijakanPublik: 2008 Tahapan Tata
tentang
Kajian Proses Analisis Carapenyusunan, Pengendalian
Kebijakan,Yogyakarta: UNY, 2010. dan Evaluasi pelaksanaan
Supriady, Britakusumah Riyadi Deddy. RencanaPembangunan Daerah.
Perencanaan Pembangunan Winarno, Budi. Teori dan Proses
DaerahStrategi Menggali Potensi Kebijakan Publik.Yogyakarta: Penerbit
Dalam Mewujudkan Otonomi MediaPressindo, 2002.
Daerah. PT.GRAMEDIA PUSTAKA Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri
UTAMA, 2003. Negara Perencanaan
Suyanto, Bagong. Metode Penelitian Pembangunan
Sosial, Jakarta: Kencana Pranada Nasional dan Menteri Dalam Negeri
MediaGroup, 2005. No.0295/M.PPN/1/2005.050/166/SJ
Subarsono, AG. Analisis Kebijakan Bahan Pelatihan : Penyusunan Rencana
Publik: Konsep, Teori dan Pembangunan Daerah bagi
Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Eksekutif, Legislatif dan
Pelajar, 2006. Organisasi Masyarakat Sipil.

70
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 6 (1) (2018): 58-71

http://gerryprotokol.wordpress.com/2011/
01/05/-perencanaan-
pembangunan-daerah. (di akses
pada tanggal 09 Maret 2017. 15:45
WIB)
http://wazni.staff.unri.ac.id/pemerintahan
-daerah-dilihat-dari-beberapa-
aspek. (di akses pada tanggal 03
Maret 2017. 20:50 WIB)
http://pkmklanri.org/2013/02/18/pengemb
angan-perencanaan-dalam-
perumusan-kebijakan-publik. (di
akses pada tanggal 10 Maret 2017.
11:55 WIB)
http://sosbud.kompasiana.com/2011/06/17
/partisipasi-masyarakat-hanyalah-
mimpi-373788.html. (di akses
pada tanggal 20 Maret 2017. 13:45
WIB)
http://nissa2601.blogspot.com/2011/05/pa
rtisipasi-masyarakat-dalam-
pelaksanaan.html(di akses pada
tanggal 26 Maret 2017. 17:23
WIB)
http://myh0use.blogspot.co.id/2012/11/tesi
s-implementasi-kebijakan-
pemungutan.html.(di akses pada
tanggal 03 Maret 2017. 14:02
WIB).

71
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 6 (1) (2018): 58-71

72

Anda mungkin juga menyukai