TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air
Air merupakan salah satu dari tiga komponen yang membentuk bumi (zat padat, air, dan
atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya berupa daratan (dilihat dari
permukaan bumi). Udara mengandung zat cair (uap air) sebanyak 15% dari tekanan atmosfer
(Gabriel, 2001). Air adalah sumber daya alam yang sangat vital, yang mutlak diperlukan bagi
hidup dan kehidupan manusia. Dari waktu ke waktu ke tingkat pemanfaatan air semakin
bertambah. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya air ini bukan hanya disebabkan oleh
tingginya kebutuhan akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi tapi juga beragamnya jenis
pemanfaatan sumber daya air. Sementara, air yang tersedia di alam yang secara potensial dapat
dimanfaatkan manusia tetap tidak bertambah jumlahnya (Sirojuzilam, dan Mahalli, 2008).
Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia karena diperlukan antara lain untuk Rumah
tangga, Industri dan Pertanian dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu
harus diperhatikan kualitas dan kuantitas. Kualitas air mudah diperoleh karena adanya siklus
hidrologi yaitu siklus alamiah yang memungkinkan tersedianya air permukaan dan air laut.
Namun pertumbuhan penduduk dan kegiatan manusia jelas menyebabkan pencemaran air
sehingga kualitas sulit diperoleh (Sutrisno dan Suciati, 1987).
Air mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan. Apabila tidak diperhatikan, maka
air yang dipergunakan masyarakat dapat mengganggu kesehatan manusia. Untuk mendapatkan
air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air
sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah
dari kegiatan Rumah tangga, limbah dari kegiatan Industri dan kegiatan-kegiatan lainnya
(Wardhana, 1999).
c. Air Hujan
Terjadinya air hujan di karenakan proses penguapan, terutama air pemukaan Laut yang naik
ke atmosfer dan mengalami pendinginan kemudian jatuh kepermukaan bumi. Selama proses
penguapan tersebut berlangsung, misalnya saat butiran hujan jatuh ke permukaan bumi
sebagian butiran hujan lainnya akan menguap sebelum sampai di permukaan bumi.
Sebagian lainnya akan tertahan pada tumbuhan dan oleh matahari akan diuapkan kembali ke
atmosfer. Air hujan yang sampai di bumi akan mengisi cekungan kubangan di permukaan
bumi dan sebagian akan mengalir dipermukaan bumi.
2.3. Air Sungai
Air Sungai merupakan air permukaan yang banyak digunakan oleh masyarakat.
Umumnya, air sungai masih digunakan untuk mencuci, mandi, sumber air minum, dan juga
pengairan sawah. Sungai banyak digunakan untuk keperluan manusia seperti tempat
penampungan air, sarana transportasi, pengairan sawah, keperluan peternakan, keperluan
industri, perumahan, daerah tangkapan air, pengendali banjir, ketersediaan air, irigasi,
tempat memelihara ikan, dan sebagai tempat rekreasi (Hendrawan, 2005).
Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai
fungsi serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan manusia. Fungsi sungai yaitu sebagai
sumber air minum, sarana transportasi, sumber irigasi, perikanan dan lain sebagainya.
Aktivitas manusia inilah yang menyebabkan sungai menjadi rentan terhadap pencemaran
air. Begitu pula pertumbuhan industri dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan
(Soemarwoto, 2003).
Sungai memiliki tiga bagian kondisi lingkungan yaitu Hulu, Hilir dan Muara Sungai.
Ketiga kondisi tersebut memiliki perbedaan kualitas air, yaitu:
1. Pada bagian Hulu, kualitas airnya lebih baik, yaitu lebih jernih, mempunyai variasi
kandungan senyawa kimiawi lebih rendah, kandungan biologis lebih rendah.
2. Pada bagian Hilir mempunyai potensial tercemar jauh lebih besar sehingga kandungan
kimiawi dan biologis lebih bervariasi dan cukup tinggi. Pada umumnya diperlukan
pengolahan secara lengkap.
3. Muara Sungai letaknya hampir mencapai laut atau pertemuan sungai-sungai lain, arus air
sangat lambat dengan volume yang lebih besar, banyak mengandung bahan terlarut.
lumpur dari Hilir membentuk Delta dan warna air sangat keruh.
Metode Analisa COD KOK= Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand
= COD) adalah jumlah oksidan Cr2O7(2-) yang bereaksi dengan contoh uji dan dinyatakan sebagai
mg O2 untuk tiap 1000 mL contoh uji. Senyawa organik dan anorganik, terutama organik dalam
contoh uji dioksidasi oleh Cr2O7(2-) dalam refluks tertutup menghasilkan Cr(3+). Jumlah oksidan
yang dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen Oksigen (O2 mg/L) diukur secara spektrofotometri
sinar tampak. Cr2O7(2-) kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 400 nm dan Cr (3+) kuat
mengabsorpsi pada panjang gelombang 600 nm. Untuk nilai KOK 100 mg/L sampai dengan 900
mg/L ditentukan kenaikan Cr(3+) pada panjang gelombang 600 nm. Pada contoh uji dengan nilai
KOK yang lebih tinggi, dilakukan pengenceran terlebih dahulu sebelum pengujian. Untuk nilai
KOK lebih kecil atau sama dengan 90 mg/L ditentukan pengurangan konsentrasi Cr 2O7(2-) pada
panjang gelombang 420 nm.
Total Suspended Solid (TSS) adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh
saringan dengan ukuran partikel maksimal atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. Bagian
yang termasuk TSS adalah lumpur, tanah liat, logam oksida, sulfida, ganggang, bakteri dan
jamur. TSS umumnya dihilangkan dengan flokulasi dan penyaringan. TSS memberikan
kontribusi untuk kekeruhan (turbidity) dengan membatasi penetrasi cahaya untuk fotosintesis
dan visibilitas di perairan sehingga nilai kekeruhan tidak dapat dikonversi ke nilai TSS (Sutrisno
dan Suciastuti, 1991). Kekeruhan adalah kecenderungan ukuran sampel untuk menyebarkan
cahaya, sementara hamburan diproduksi oleh adanya partikel tersuspensi dalam sampel.
Kekeruhan adalah murni sebuah sifat optik pola dan intensitas sebaran akan berbeda akibat
perubahan dengan ukuran dan bentuk partikel serta materi (Sugiharto, 1987). Penentuan zat
padat tersuspensi (TSS) berguna untuk mengetahui kekuatan pencemaran air limbah domestik,
dan juga berguna untuk penentuan efisiensi unit pengolahan air (BAPPEDA, 1997).
2.9. Fosfat
Penentuan kadar Fosfat dilakukan dengan metode secara Fotometri menggunakan
Photometer Lavibond MD 600 . pada kisaran kadar 0,0 mg P/L sampai dengan 1,0 mg
P/L. Prinsip dari metode ini didasarkan pada pembentukan senyawa kompleks
fosfomolibdat yang berwarna biru. Kompleks tersebut selanjutnya direduksi dengan asam
askorbat membentuk warna biru kompleks Molybdenum. Intensitas warna yang
dihasilkan sebanding dengan konsentrasi fosfor. Warna biru yang timbul diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 700nm-880 nm.
2.10. pH
pH merupakan derajat keasaman. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 04 Tahun 2010 baku mutu untuk sungai adalah memiliki pH netral bekisar antara
6,5 – 8,5. Menurut Kristanto (2002) derajat keasaman (pH) sangat erat hubungannya dengan
kandungan logam berat yang terdapat di dalam sungai semakin banyak bahan pencemar
(kandungan logam berat) yang berada di dalam sungai maka akan mengakibatkan rendahnya
nilai derajat keasaman (pH) yang membuat kesadahan air yang bersifat asam, air yang
digolongkan asam karena bersifat bikarbonat dalam air. Derajat keasaman (pH) suatu perairan
juga dipengaruhi oleh faktor alami dan manusia.