Bahan obat yang mudah larut dalam air akan lebih mudah diabsorpsi
sehingga akan lebih cepat memberikan efek terapi. Sehingga untuk zat
aktif yang mudah larut dan stabil dalam air, lebih baik bila dibuat dalam
bentuk cair.
Bahan obat yang relatif tidak larut dalam air, absorpsinya kurang
sempurna. Oleh karena itu dilakukan upaya untuk mempertinggi
kelarutan obat dengan cara :
1) Hidrolisa
Reaksi hidrolisa adalah reaksi peruraian suatu zat oleh air. Contoh bahan obat yang mudah mengalami hidrolisa adalah
Aspirin dan obat-obat golongan Antibiotika ( misal : Ampisilin, Amoksisilin, Tetrasiklin, dll ). Terhidrolisanya Aspirin
ditandai dengan timbulnya bau Asam Asetat / cuka.
Bahan obat yang mudah terhidrolisa harus dibuat dalam bentuk padat ( tablet, kapsul, serbuk ), karena dalam suasana
lembab atau berair bahan obat tersebut akan terurai sehingga tidak efektif lagi sebagai obat bahkan mungkin bisa
membentuk senyawa yang bersifat racun ( toksik ).
Untuk bahan obat yang mudah terhidrolisa tersebut bila tetap hendak dibuat bentuk cair sebaiknya dipilihkan pelarut non
Kestabilan bahan air, misal : Etanol, Propilenglikol, Gliserin atau dibuat sediaan sirup kering / dry syrup. ( Keterangan : Sirup kering yaitu
sirup berisi serbuk obat, yang ketika akan digunakan harus ditambahkan pelarut air suling atau air matang dalam jumlah
obat tertentu. Sirup kering ini setelah dilarutkan tidak boleh digunakan lagi setelah 7 hari, karena bahan obat sudah mengalami
hidrolisa).
2) Oksidasi
Pada beberapa bahan obat akan terjadi reaksi oksidasi bila terpapar cahaya terlalu lama, terkena panas atau bila bereaksi
dengan gas oksigen. Contoh : Iodium, Kalium Permanganat (PK).
Terjadinya reaksi oksidasi ditandai dengan berubahnya warna, bau bahan obat, atau terbentuknya endapan.
Antioksidan untuk sediaan farmasi yang pembawanya berupa air adalah Natrium bisulfit dan Asam Askorbat ( Vitamin C ).
Sedang pada sediaan farmasi berupa minyak digunakan antioksidan Alfatokoferol ( Vitamin E ).
Untuk menghasilkan suatu respon biologis molekul obat pertama-tama
harus menyeberangi sutau membrane biologis yang bertindak sebagai
pembatas lemak.
Khusus untuk obat yang bersifat larut air maka perlu pula diketahui
konstanta disosiasi agar diketahui bentuk molekul atau ion. Bentuk
molekul lebih mudah terabsorpsi daripada bentuk ion.
Polimorfisa adalah bahan aktif solida yang minimum
mempunyai dua bentuk kristal
Perlu dicari untuk data preformulasi
1.Berapa jumlah polimorf
2.Stabilita bentuk metastabil
Polimerfisme 3.Adanya bentuk gelas amorf
4.Kemungkinan stabilisasi bentuk metastabil
5.Kelarutan setiap bentuk kristal
6.peningkatan kelarutan dalam proses dan penyimpanan
Indikator : Titik Leleh
Buat data preformulasi zat aktif dibawah ini
1. Amoxicillin
TUGAS !!!
2. Parasetamol
INDIVIDU
Buat dalam Ms.Word