Materi Antropologi Kelas X Bahasa Dan Budaya PDF
Materi Antropologi Kelas X Bahasa Dan Budaya PDF
Kompetensi Dasar :
3.1. Mengidentifikasi manfaat Antropologi dalam mengkaji tentang kesamaan dan keragaman budaya,
agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa
4.1. Melakukan kajian literatur, diskusi, dan pengamatan terkait dengan manfaat Antropologi dalam mengkaji
tentang kesamaan dan keragaman budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa beserta
unsur-unsurnya
Materi Pokok :
Konsep dasar, peran fungsi, dan keterampilan Antropologi dalam mengkaji Kesamaan dan keberagaman
budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa
I. DASAR-DASAR ANTROPOLOGI
A. Pengertian Antropologi
Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi
budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata
bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan
logos memiliki arti cerita atau kata.
B. Cabang Ilmu Antropologi
Paleoantropologi
Antropologi Fisik
Somatologi
ANTROPOLOGI
Prehistori
Etnolinguistik
Antropologi Budaya
Etnologi
Etnopsikologi
D. Pendekatan Antropologi
Studi kebudayaan adalah sentral dalam antropologi. Bidang kajian utama antropologi
adalah kebudayaan dan dipelajari melalui pendekatan. Berikut 3 macam pendekat utama
yang biasa dipergunakan oleh para ilmuwan antropologi.
1. Pendekatan holistic
Kebudayaan dipandang secara utuh (holistik). Pendekatan ini digunakan oleh para
pakar antropologi apabila mereka sedang mempelajari kebudayaan suatu masyarakat.
Kebudayaan di pandang sebagai suatu keutuhan, setiap unsur di dalamnya mungkin
dipahami dalam keadaan terpisah dari keutuhan tersebut. Para pakar antropologi
mengumpulkan semua aspek, termasuk sejarah, geografi, ekonomi, teknologi, dan
bahasa. Untuk memperoleh generalisasi (simpulan) tentang suatu kompleks
kebudayaan seperti perkawinan dalam suatu masyarakat, para pakar antropologi
merasa bahwa mereka harus memahami dengan baik semua lembaga (institusi) lain
dalam masyarakat yang bersangkutan.
2. Pendekatan komparatif
Kebudayaan masyarakat pra-aksara. Pendekatan komparatif juga merupakan
pendekatan yang unik dalam antropologi untuk mempelajari kebudayaan masyarakat
yang belum mengenal baca-tulis (pra-aksara). Para ilmuwan antropologi paling sering
mempelajari masyarakat pra-aksara karena 2 alasan utama. Pertama, mereka yakin
bahwa setiap generalisasi dan teori harus diuji pada populasi-populasi di sebanyak
mungkin daerah kebudayaan sebelum dapat diverifikasi. Kedua, mereka lebih mudah
mempelajari keseluruhan kebudayaan masyarakat-masyarakat kecil yang relatif
homogen dari pada masyarakat-masyarakat modern yang kompleks. Masyarakat-
masyarakat pra-aksara yang hidup di daerah-daerah terpencil merupakan laboratorium
bagi para ilmuwan antropologi.
3. Pendekatan historic
Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. Pendekatan dan unsur-unsur historik
mempunyai arti yang sangat penting dalam antropologi, lebih penting dari pada ilmu
lain dalam kelompok ilmu tingkah laku manusia. Para ilmuwan antropologi tertarik
pertama-tama pada asal-usul historik dari unsur-unsur kebudayaan, dan setelah itu
tertarik pada unsur-unsur kebudayaan yang unik dan khusus.
B. Agama
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata
lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan
berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan
berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
C. Tradisi
Tradisi (Bahasa Latin: traditio, "diteruskan") atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling
sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari
kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu,
atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang
diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa
adanya ini, suatu tradisi dapat punah.
Contoh Tradisi di Indonesia :
Tradisi Nyongkolan
(Mengiringi Pengantin menuju
Pengantin Perempuan)
Dengan penelitian tentang sisa-sisa tubuh manusia dan berbagai alat yang ada pada saat
era manusia pra sejarah, maka kita mampu menganalisa perbedaan cara dan pola hidup
manusia. Perkembangan pola hidup tersebut ditunjukkan dengan bentuk dan bahan dari
pealatan yang dipergunakan hingga saat ini.
Evolusi/ perubahan pola hidup menunjukkan kemampuan manusia mengikuti era/
perkembangan jaman, seiring dengan tuntutan social masyarakat dari yang paling
sederhana hingga tuntutan hidup yang semakin kompleks pada zaman sekarang.
Dengan penelitian tersebut, maka diharapkan antropologi dapat menjelaskan kepada
seluruh manusia bahwa manusia berasal dari nenek moyang yang sama, atau berasal dari
masyarakat yang hidup dengan pola hidup paling sederhana, yaitu berburu dan meramu.
B. Somantologi
Yaitu ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengan mengamati ciri-ciri fisik.
Secara Garis besar, ras penduduk di dunia terbagi atas 3 ras (suku bangsa) yaitu Mongoloid,
Negroid, Kaukasoid.
2. Negroid
Ciri khas utama anggota ras Negroid adalah kulit yang
berwarna hitam dan rambut keriting. Meskipun
anggota ras Khoisan dan ras Australoid juga
berfenotipe kulit hitam dan rambut keriting, mereka
tidak dianggap termasuk ras Negroid.
3. Kaukasoid
Sebagian besar penghuni Eropa, Afrika
Utara, Timur Tengah, Pakistan dan India
Utara.[2] Keturunan mereka juga
menetap di Australia, Amerika Utara,
sebagian dari Amerika Selatan, Afrika
Selatan dan Selandia Baru. Anggota "ras
Kaukasoid" biasa disebut "berkulit putih".
Dengan penelitian tersebut diharapkan siswa akan mampu memahami bahwa ada
kemungkinan bahwa manusia berasal dari ras yang sama, sehingga perbedaan yang terjadi
tidak berdampak buruk bagi masyarakat dengan cara menyadari hal tersebut.
C. Prehistori
Prehistori adalah ilmu yang mempelajari zaman prasejarah. Zaman prasejarah dapat
dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan
untuk mengacu kepada masa di mana terdapat
kehidupan di muka Bumi dimana manusia
mulai hidup.
D. Etnolinguistik
Etnolinguistik merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari struktur bahasa
berdasarkan cara pandang dan budaya yang dimiliki masyarakat. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Humboldt bahwa perbedaan persepsi kognitif dan perbedaan
pandangan dunia dari suatu masyarakat dapat dilihat dari bahasanya. Dikatakan bahwa
“each language...contains a characteristics worldview” (Wierzbicka, 1992: 3).
Dalam pandangan etnolinguistik, terdapat
keterkaitan antara bahasa dengan
pandangan dunia penuturnya. Sementara
itu, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, etnolinguistik merupakan cabang
linguistik yang menyelidiki hubungan antara
bahasa dan masyarakat pedesaan atau
masyarakat yang belum mempunyai tulisan.
E. Etnologi
Etnografi berasal dari dua kata yaitu ethnos artinya bangsa, dan
graphy atau grafien artinya gambaran atau uraian. Jadi, etnografi
adalah uraian atau gambaran tentang bangsa-bangsa di suatu
tempat dan di suatu waktu. Gambaran bangsa-bangsa tersebut
meliputi adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa, peralatan yang
digunakan, aktivitas ekonomi, dan gambaran fisik bangsa tersebut,
misalnya warna kulit, tinggi badan, rambut, bentuk muka, dan
sebagainya.
Etnologi adalah ilmu bagian dari antropologi budaya yang mencoba
menelusuri asas-asas manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
meneliti seperangkat pola kebudayaan suku bangsa yang menyebar diseluruh dunia. Jadi,
ada beberapa objek yang menjadi kajian etnologi yaitu:
1. Mempelajari pola-pola kelakuan masyarakat seperti adat-istiadat perkawinan, struktur
kekerabatan, sistem ekonomi dan politik, agama, cerita-cerita rakyat, kesenian dan
musik, serta perbedaan pola tersebut dalam kehidupan masyarakat sekarang.
2. Mempelajari dinamika kebudayaan seperti perubahan dan perkembangan kebudayaan
serta bagaimana suatu kebudayaan mempengaruhi kebudayaan lain, termasuk juga
interaksi antara berbagai kepercayaan dan mekanisme pelaksanaannya dalam suatu
kebudayaan serta dampaknya bagi kepribadian seseorang.
F. Etnopsikologi
Deskripsi-deskripsi tentang kepribadian suatu bangsa dalam karangan-karangan etnografi
zaman lampau itu biasanya mempergunakan konsep-konsep dan istilah-istilah yang tak
cermat dan kasar. Ciri-ciri kepribadian yang negatif, tiap konsep yang dipakai dalam
pelukisan seperti itu pun tidak cermat di pandang dari sudut ilmu psikologi.
Sadar akan kekurangan ini, ada beberapa ahli
antropologi sekitar tahun 1920, yang berhasrat
mendeskripsikan kepribadian bangsa dengan lebih
cermat. Kecuali mereka juga mempersoal-kan secara
ilmiah, apakah konsep “kepribadian bangsa” itu benar-
benar ada.
Suatu ciri bangsa atau suku bangsa dan sampai berapa
jauhkah terkecualian terhadap kepribadian para individu
tertentu sebagai warga bangsa itu mengkin. Untuk
seorang ahli antropologi tentu perlu mengetahui banyak
tentang ilmu psikologi serta konsep-konsep dan teori-
teori yang dikembangkan di dalamnya.
Penyimpangan oleh individu-individu terhadap apa yang lazim dilakukan oleh umum yang
patuh terhadap adat itulah yang merupakan pangkal dari proses perubahan kebudayaan.
Perhatian terhadap tindakan yang menyimpang dari tindakan umum inilah yang
menyebabkan bahwa para ahli antropolgi kemudian menaruh perhatian terhadap konsep-
konsep dan teori-teori psikologi, karena seluk-beluk kelakuan dan tindakan individu itu
hanya dapat dipelajari dan dipahami melalui ilmu psikologi.
Jadi etnopsikologi dapat dikatakan studi antropologi yang menggunakan ilmu psikologi dan
menjadi ilmu bagian antropologi yang mempelajari tentang kepribadian suku bangsa.
G. Etnografi
Adalah analisis perbandingan pola budaya untuk menjelaskan perbedaan dan persamaan di
antara masyarakat.
Misalnya :
Terdapat kesamaan pola menanam masyarakat Indonesia, hal ini disebabkan karena iklim
di Indonesia yang relatif sama. Yang membedakan adalah kondisi tanah dan topografi
daerah masing-masing.
H. Ekspansi Budaya
Ekspansi dapat diartikan masuknya bangsa asing ke negara lain dengan tujuan ingin
menjajah dan menguasai negara tersebut. Negara yang pernah berekspansi ke Indonesia
yaitu Belanda, Spanyol, Portugis dan Jepang.
Ekspansi Budaya artinya ikutnya pengaruh perubahan budaya akibat dari terjadinya
ekspansi bangsa barat di negara yang lebih lemah.
Dampak dari Ekspansi budaya tentu dapat berpengaruh positif dan negatif bagi kebudayaan
asli dari bangsa yang dijajah.
I. Penetrasi Budaya
Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu
kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
1. Penetration pasipique
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh
kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan
tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya
masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan
hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau
sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk
kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk
bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli
Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan
sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan sintesis adalah bercampurnya dua
kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat
berbeda dengan kebudayaan asli.
J. Amalgamasi
Amalgamasi adalah istilah kuno sekarang sebagian besar untuk perkawinan dan antar
pembiakan dari etnik yang berbeda atau ras. Di dunia berbahasa Inggris, istilah ini
digunakan dalam abad kedua puluh.
Di Amerika Serikat, sebagian diganti setelah 1863 dengan istilah perkawinan antara suku
atau bangsa. Sementara itu, istilah amalgamasi bisa mengacu pada antar pembiakan yang
berbeda putih maupun etnis non-putih, istilah perkawinan antara suku atau bangsa
dimaksud antar pembiakan khusus untuk kulit putih dan non-putih, terutama Afrika-
Amerika
K. Asimilasi
Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas
kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh
usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi
perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan
perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.
Hasil dari proses asimilasi yaitu semakin tipisnya batas perbedaan antarindividu dalam
suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas antarkelompok. Selanjutnya, individu
melakukan identifikasi diri dengan kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan
kemauannya dengan kemauan kelompok. Demikian pula antara kelompok yang satu
dengan kelompok yang lain.
Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut:
Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda
Terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang
relatif lama
Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri
Materi Pokok :
Budaya, perwujudan, unsur, Isi atau substansi Budaya, dan nilai Budaya
A. BUDAYA (PENGERTIAN)
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh, budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.
Kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat (Selo Soemardjan &
Soelaiman Soemardi)
B. PERWUJUDAN KEBUDAYAAN
Wujud kebudayaan menurut J.J. HOENIGMAN, adalah :
1. Gagasan (wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat
diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu
dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan
buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut
3. Artefak (Karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud
kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang
satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya
(artefak) manusia.
c. Sistem Pengetahuan
Meliputi pengetahuan tentang flora & fauna, waktu, ruang, bilangan, tubuh manusia dan
perilaku antar sesama manusia
e. Seni
Meliputi Seni Rupa, Seni Sastra dan Seni Pertunjukan
g. Sistem Produksi
Seperti Distribusi, Transportasi, Komunikasi dan Peralatan Sehari-hari
b. Pandangan Hidup
Pandangan hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dan dipilih
secara selektif oleh individu dipercaya kebenarannya, dan menimbulkan tekad pada bangsa
itu untuk mewujudkannya.
c. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan
kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena hasil penyelidikan sendiri,
melainkan karena diterima orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang
lain itu disebabkan karena orang itu dipercaya. Dalam agama terdapat kebenaran-
kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberikan Tuhan, baik langsung atau tidak
langsung kepada manusia.
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu
dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan Pada Diri Sendiri
Kepercayaan kepada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya kepada
diri sendiri pada hakekatnya adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kepercayaan Kepada Orang Lain
Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya kepada terhadap kata hatinya,
atau terhadap kebenarannya. Karena ada ucapan yang berbunyi ” orang dipercaya
karena ucapannya”.
d. Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi,
mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan
gambaran keseluruhan yang berarti. Mangkunegara (dalam Arindita, 2002) berpendapat
bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan.
Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (Input),
pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan
dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap. Adapun Robbins (2003)
mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di
mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar
memberi makna kepada lingkungan mereka.
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan proses aktif yang
memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai
satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan
dalam menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu
melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat
indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses
pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik
dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu
yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak.
Leavitt (dalam Rosyadi, 2001) membedakan persepsi menjadi dua pandangan, yaitu
pandangan secara sempit dan luas. Pandangan yang sempit mengartikan persepsi sebagai
penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan pandangan yang luas
mengartikannya sebagai bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
Sebagian besar dari individu menyadari bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu
sama dengan kenyataan, jadi berbeda dengan pendekatan sempit, tidak hanya sekedar
e. Etos Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat, etos adalah watak khas dari suatu kebudayaan yang tampak
(dari luar). Contoh etos antara lain, gaya tingkah laku, kegemaran, atau benda-benda hasil
budaya yang khas. Menurut Clifford Geertz, etos budaya adalah sifat, watak, dan kualitas
kehidupan sekelompok masyarakat atau bangsa. Termasuk ke dalam cakupan etos adalah
moral, sikap perilaku, dan gaya estetika atau kepekaan seseorang terhadap seni dan
keindahan. Berikut ini contoh etos budaya orang Jawa. Watak khas orang Jawa penuh
ketenangan dan kepasrahan diri. Disamping itu, pada pribadi orang Jawa terpancar adanya
keselarasan, moral yang tinggi, kejujuran, dan dapat menerima keadaan sebagaimana
adanya.
6. NILAI BUDAYA
Menurut Theodorson dalam Pelly (1994) :
a. Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip-prinsip umum
dalam bertindak dan bertingkah laku.
b. Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai menurut Theodorson relatif sangat kuat
dan bahkan bersifat emosional.
c. Nilai dapat dilihat sebagai tujuan kehidupan manusia itu sendiri
Nilai budaya terdiri atas :
a. Simbol-simbol Budaya
Yaitu slogan yang terlihat kasat mata (jelas)
Contoh : “Tatas Tuhu Trasna”
b. Sikap
Yaitu tingkah laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut.
Contoh : Dengan slogan “Tatas Tuhu Trasna”, orang Lombok harus memiliki sifat mampu
patuh terhadap aturan yang ada
c. Kepercayaan
Kepercayaan yang tertanam, mengakar & menjadi acuan dalam berperilaku (tidak terlihat)