Anda di halaman 1dari 3

6.

Jual Beli Online (E- Commerce)

Jual beli online adalah suatu kegiatan jual beli di mana penjual dan
pembelinya tidak harus bertemu untuk melakukan negosiasi dan transaksi.
Kemudian yang digunakan oleh penjual dan pembeli untuk berkomunikasi yaitu
melalui chat, komputer, telepon, sms dan sebagainya.
Dalam transaksi jual beli online, penjual dan pembeli membutuhkan pihak
ketiga untuk melakukan penyerahan barang yang dilakukan oleh pedagang dan
penyerahan uang yang dilakukan oleh pembeli. Seperti jual beli di atas, kita juga
bisa melakukan jual beli online melalui suatu forum jual beli online atau situs jual
beli online yang sudah menyediakan banyak barang untuk diperjualbelikan. Tidak
hanya itu, untuk mempelancar dan mengamankan transaksi, ada baiknya bila kita
menggunakan jasa pihak ketiga untuk menyimpan uang kita secara aman.
Instagram, Facebook, Line, dan Whatsapp adalah sosial media yang secara
fungsi digunakan untuk bersosialisasi satu sama lain di dunia maya. Keterbatasan
waktu untuk saling jumpa membuat mereka menggunakan sosmed tersebut untuk
saling sapa.
Seiring berjalannya waktu, sosial media tersebut sudah mulai digunakan tidak
hanya untuk berosiasilasasi tapi juga untuk memperoleh penghasilan tambahan.
Perlahan-lahan mulai muncul akun-akun yang diperuntukan untuk jualan.
Terhitung sampai sekarang sudah ada ribuan akun jualan baik di Instagram,
Facebook ataupun Line yang berbentuk OA line.
Sistem bisnis online membuat segalanya menjadi mudah. Contohnya saja
akun jualan di Instagram. Kamu tidak perlu membuka toko dan memajang
jualanmu di toko tersebut bahkan kamu tak perlu garasi khusus untuk
menyimpang barang jualanmu.

Dan bagaimanakah jual beli online menurut pandangan Islam ?


Syarh al-Yaqut an-Nafis karya Muhammad bin Ahmad al-Syatiri:

‫طَ ِة‬2 ‫اس‬ ِّ ‫ع َو‬2


ِ ‫ َرا ِء بِ َو‬2 ‫الش‬ ِ 2‫ا ِظ َو َع ِن ْالبَ ْي‬22َ‫ َو ِر اأْل َ ْلف‬2 ‫ص‬
ُ ِ‫َو ْال ِعب َْرةُ فِي ْال ُعقُو ِد لِ َم َعانِيهَا اَل ل‬
‫ت ُكلُّ ه ِذ ِه ْال َو َسائِ ِل َوأَ ْمثَالِهَا ُم ْعتَ َم َدةُ ْاليَوْ ِم َو َعلَ ْيهَا ْال َع َم ُل‬ِ ‫س َو ْالبَرْ قِيَا‬ ِ ُ‫التِّلِيف‬
ِ ‫ون َوالتَّلَ ْك‬
Yang diperhitungkan dalam akad-akad adalah subtansinya, bukan bentuk
lafalnya. Dan jual beli via telpon, teleks dan telegram dan semisalnya telah
menjadi alternatif utama dan dipraktikkan.

Nihayah al-Muhtaj ila Syarh al-Minhaj karya Syihabuddin Ar-Ramli:


ِ َ‫ ُر أَنَّهُ اَل ي‬2َ‫ظه‬ ْ َ ‫)واأْل‬ ِ ِ‫ائ‬22‫ ُع ْال َغ‬2‫ َّر (بَ ْي‬2‫ا َم‬22‫اع َك َم‬
( ُّ‫ح‬2‫ص‬ َ ُ‫ َره‬2َ‫ا لَ ْم ي‬22‫و َم‬2
َ 2ُ‫ب) َوه‬ ِ َّ‫ ِو ْالفُق‬2ْ‫ر نَح‬2ِ 2‫فِي َغ ْي‬
ْ‫فِ ِه أَو‬2‫ص‬ْ ‫ا فِي َو‬22‫ع َوبَالِ ًغ‬2 ِ 2‫س ْالبَ ْي‬ِ ِ‫ فِي َمجْ ل‬2‫ ًرا‬2‫اض‬ِ ‫انَ َح‬22‫وْ َك‬22َ‫ا َول‬22ً‫ا أَوْ ُمثَ َّمن‬22ً‫َان أَوْ أَ َح ُدهُ َما ثَ َمن‬
ِ ‫ْال ُمتَ َعاقِد‬
‫ظهَ ُر‬ ْ َ‫ض فِي َما ي‬َ َ‫ق أَ ْبي‬ ٍ ‫ضوْ ُء لَوْ نَهُ َك َو َر‬َّ ‫إن َستَ َر ال‬ َ ‫يق التَّ َواتُ ِر َك َما يَأْتِي أَوْ َرآهُ فِي‬
ْ ‫ضوْ ٍء‬ 2ِ ‫َس ْم ِع ِه بِطَ ِر‬
(Dan menurut qaul al-Azhhar, sungguh tidak sah) selain dalam masalah
fuqa’-sari anggur yang dijual dalam kemasan rapat/tidak terlihat- (jual beli
barang ghaib), yakni barang yang tidak terlihat oleh dua orang yang
bertransaksi, atau salah satunya. Baik barang tersebut berstatus sebagai alat
pembayar maupun sebagai barang yang dibayari. Meskipun barang tersebut ada
dalam majlis akad dan telah disebutkan kriterianya secara detail atau sudah
terkenal secara luas -mutawatir-, seperti keterangan yang akan datang. Atau
terlihat di bawah cahaya, jika cahaya tersebut menutupi warna aslinya, seperti
kertas putih. Demikian menurut kajian yang kuat.
Dalam pandangan madzhab Syafi’i (sebagaimana referensi kedua), barang
yang diperjual belikan disyaratkan dapat dilihat secara langsung oleh kedua belah
pihak. Hal ini untuk menghindari tindakan penipuan yang mungkin dilakukan
oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Sebagaimana hadits di bawah ini.
‫صا ِة َوع َْن بَي ِْع ْالغ ََر ِر‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ع َْن بَي ِْع ْال َح‬ َ َ‫ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ ق‬
َ ِ ‫ال نَهَى َرسُو ُل هَّللا‬
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, “Rasulullah telah mencegah (kita) dari
(melakukan) jual beli (dengan cara lemparan batu kecil) dan jual beli barang
secara gharar.” (Shahih: Muktashar Muslim no: 939, Irwa’ul Ghalil no: 1294,
Muslim III: 1153 no: 1513, Tirmidzi II: 349. no: 1248, ‘Aunul Ma’bud IX: 230
no: 3360, Ibnu Majah II: 739 no: 2194 dan Nasa’i VII: 262).
Dalam islam jual beli online termasuk dari akad jual beli salam, yang mana
bai’ as-salam mempunyai pengertian yang sederhana yaitu pembelian barang yang
diserahkan dikemudian hari, sedangkan pembayarannya dilakukan dimuka. Bai’
as-salam juga disebut dengan akad pesanan Oleh sebab itu hukum bai’ as- salam
boleh dalam islam. Oleh karenanya mengapa jual beli online termasuk bai’ as-
salam? Sebab jual beli online itu  menggunakan akad pesanan dalam bisnis pada
zaman sekarang yang mana penjual dan pembeli tidak bertemu secara langsung
dengan hanya melakukan transfer untuk pembayaran dan menggunakan internet
untuk melakukan transaksi antara kedua belah pihak.

Daftar Pustaka :
https://qazwa.id/blog/pelajari-transaksi-bisnis-online-dalam-pandangan-islam/
https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-jual-beli-online-dalam-islam

Anda mungkin juga menyukai