Anda di halaman 1dari 1

Pentingkah Melestarikan Bahasa Daerah?

Salah satu media komunikasi yang biasa digunakan adalah Bahasa. Setiap negara memiliki Bahasa
daerah sebagai bahasa ibu yang digunakan sehari-hari dalam keluarga. Bahasa daerah melambangkan
jati diri suatu bangsa tersebut.

Indonesia merupakan negara kepualauan yang terdiri dari banyak bahasa daerah. Peringkat ke-2 yang
memiliki Bahasa daerah terbanyak setelah Papua Nugini. Berdasarkan dari laman website Badan
Pengembangan Pembinaan Bahasa Kementrian dan Kebudayaan jumlah bahasa daerah di Indonesia
mencapai 652 jenis.

Mengutip dari laman website kemendikbud beberapa bahasa daerah di Indonesia mengalami
kemunduran bahkan terancam punah. UNESCO (badan PBB yang bergerak dibidang ilmu pengetahuan
dan kebudayaan) menjelaskan bahwa 2 bahasa daerah di Indonesia mengalami kepunahan yaitu bahasa
Tobati dari Jayapura, Papua dan Bahasa Hitu dari Ambon, Maluku. Masyarakat terutama pemuda
Indonesia benar-benar dilema akan Bahasa yang akan dikuasai.Pada satu sisi mengharuskan untuk
mempelajari dan melestarikan Bahasa daerah.Namun pada sisi yang lain juga dituntut untuk menguasai
Bahasa asing seperti Bahasa inggris. Grafik menunjukkan, setiap tahunnya bahasa daerah di Indonesia
mengalami kemunduran secara signifikan. Dari jumlah awal 652 (UNESCO) menjadi 640 bahasa daerah
yang tersisa. Selain itu 17 bahasa daerah yang stabil, namun terancam punah. Bahasa tersebut yaitu
berasal dari Sumatera (Kerinci), Sulawesi (Mandar, Minahasa, Pamona, BoneBalongo, Wolio), NTT
(Rongga), Maluku (Buru, Lisabata, Luhu) dan Papua (Meoswar, Kuri/Nabi, Aframa, Gresi, Ormu,Toro,
Senggi)

Peran masyarakat dalam melestarikan Bahasa daerah bisa dengan mengenalkan sedini mungkin dengan
anak-anak dan menggunakan Bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan budaya tersebut
dapat membuat masyarakat mencintai dan mempertahankan budaya dan Bahasa lokal di era persaingan
globalisasi. Sedangkan peran pemerintah sendiri bisa dengan membuat program dalam penerapan
Bahasa daerah. Contohnya dengan menerapkan Bahasa tersebut terhadap salah satu mata pelajaran
sekolah. Selain itu, membuat kelompok seni setiap daerah juga dapat dijadikan program dengan
mengenalkan Bahasa daerah langsung pada masyarakat.

Suatu bahasa daerah dikatakan terancam punah apabila jumlah penuturnya tidak mencapai angka 100
orang.Sedangkan dikatakan stabil dan berkembang jumlah penuturnya melebihi 1 juta orang seperti
minagkabau, melayu, batak dan jawa.Oleh karena itu, sangat penting untuk melestarikan kembali
Bahasa daerah dalam keluarga dan masyarakat sehingga generasi muda tetap menjaga budaya luhur
bangsa. Namun juga harus mempelajari Bahasa asing seperti Bahasa inggris agar tidak ketinggalan
zaman.

Anda mungkin juga menyukai