Anda di halaman 1dari 22

B.

Sejarah Atletik di Indonseia

1. Atletik Di Indonesia pada Zaman penjajahan

Di Indonesia atletik dikenal lewat bangsa Belanda yang selama tiga setengah abad telah menjajah negeri
ini. Namun demikian atletik tiada dikenal secara luas. Yang mendapat kesempatan melakukan latihan-
latihan atletik hanyalah sekolah-sekolah dan kemiliteran saja, itupun sekedar untuk melengkapi
kebutuhan pendidikan jasmani saja. Organisasi atletik pertama kali didirikan di Indonesia pada Zaman
Belanda adalah Nederlands Indisehe Atletiek Unie yang disingkat NIAU yang dalam bahasa Indonesia
berarti : Perserikatan Atletik Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1917. Propaganda untuk
menyebarkan atletik memang ada tetapi usaha untuk mendirikan perkumpulan-perkumpulan atletik
atau cabang dari NIAU hanya dapat terlaksana dibeberapa kota besar yang mempunyai sekolah-sekolah
lanjutan dan yang ada tangsi-tangsi militernya, antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya,
Yogyakarta,Semarang, Solo, Medan.

Hampir setiap menjelang tutup tahun ajaran diadakan pertandingan-pertandingan olehraga dengan
atletik sebagai nomor utamanya, baik yang berbentuk pertandingan antar kelas, antar sekolah atau
antar kota. Pada tahun 1943 di Solo diselenggarkan perlombaan atletik segitiga antar pelajar Sekolah
Menengah Bandung, Yogya, dan Solo. Pelajar-pelajar dari Bandung di bawah panji-panji GASEMBA
(Gabungan Sekolah Menengah Bandung ) dari Yogya GASEMMA ( Gabungan Sekolah Menengah
Mataram ) dan dari Solo GASEMBO (Gabungan Sekolah Menengah Solo ). Perlombaan atletik untuk
umum juga sering diadakan. Lari jarak jauh dan lari jarak pendek dengan membawa beban adalah yang
paling sering diperlombakan. Dalam bidang organisasi selama masa pendudukan Jepang ini juga
nampak ada kemajuan. Perhimpunan-perhimpunan atletik juga bermunculan dibeberapa kota besar,
antara lain IKADA ( Ikatan Atletik Djakarta ),GABA ( Gabungan Atletik Bandung ), IKASO ( Ikatan Atletik
Solo) IPAS ( Ikatan Perhimpunan Atletik Surabaya ) dan lain-lain. Pada tahun 1949 oleh ISI ( Iakatan Sport
Indonesia ) diselenggarakan Pekan Olahraga di lapangan IKADA yang diikuti oleh sejumlah atlet dari
seluruh Jawa. Atlet-atlet yang menonjol pada pendudukan Jepang antara lain : Soetantio, pelari 100m
yang mencapai 11,00 detik. Soetrisno , atlet Pancalomba dan Bram Matulessi, pelempar Lembing.

2. Atletik setelah Indonesia Merdeka

Dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-
Hatta, maka terbukalah bagi bangsa Indonesia untuk memajukan dan mengembangkan bangsa dan
negara dalam segala bidang, termasuk memajukan keolahragaan pada umumnya dan khususnya cabang
olahraga atletik. Meskipun pada waktu itu bangsa Indonesia sedang berjuang mati-matian untuk
mempertahankan kemerdekaan melawan Belanda dengan sekutunya yang ingin kembali menjajah
Indonesia, namun rakyat Indonesia terutama para pelajar dan mahasiswanya masih tetap melakukan
atletik. Ditempat-tempat yang tidak diduduki tentara Belanda, disaat-saat tidak melakukan perang
gerilya, mereka berlatih dan berlomba atletik yang merupakan cabang olahraga yang digemari. Pada
bulan Januari 1946 dikota Solo diselenggarakan kongres yang ingin menghidupkan kembali semangat
keolahragaan di Indonesia,maka didirikan “PORI” (Persatuan Olahraga Republik Indonesia). Langkah
pertama yang dilakukan PORI adalah menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON). Maksud
penyelenggaraan PON pada masa revolusi fisik melawan kekuatan Belanda dengan sekutunya yang
menduduki kota-kota besar diIndonesia, mengandung tujuan yang lebih mulia ialah memberi kejutan
politik kepada dunia agar terbuka matanya bahwa negara Republik Indonesia yang diproklamasikan
pada tanggal 17 Agustus 1945 itu benar-benar ada. PON diadakan di Solo dibuka oleh Presiden Soekarno
pada tanggal 12 September 1948, dihadiri oleh wakil Presiden dengan segenap anggota kabinet,hadir
pula wakil-wakil dari negara lain termasuk pejabat Komisi Tiga Negara PBB diIndonesia. Atlet-atlet yang
terkenal pada waktu itu adalah :

- Soedarmodjo , sebagai pelompat tinggi

- Arie Mauladi , sebagai pelompat jangkit

- Soetopo , menjuarai 5000 m dan 10.000 m

- Nasir Rosydi , pelari gawang dan lompat jauh

- Fuat Sahil , pelari 400 m

- Soetrisno , tolak peluru dan lempar cakram

- Darwati , pelari 100 m

- Anie Salamun , Pelempar cakram

Pada tanggal 3 September 1950 berkumpullah tokoh-tokoh atletik dari perhimpunan atletik beberapa
daerah Indonesia di kota Semarang untuk membentuk Induk organisasi atletik bagi seluruh wilayah
Indonesia. Lahirlah kemudian organisasi atletik yang diberi nama “ Persatuan Atletik Seluruh Indonesia”
disingkat PASI. Sebagi langkah pertama di Bandung pada bulan Desember 1950 yang diikuti tidak hanya
atlet-atlet dari pulau Jawa tetapi juga dari Sulawesi. Langkah selanjutnya adalah menjadikan PASI dapat
diterima sebagai anggota IAAF agar atlet-atlet Indonesia dapat mengikuti Olympiade dan perlombaan-
perlombaan Internasional lainnya. Pemusatan latihan yang pertama kali diadakan di Yogyakarta dalam
rangka persiapan pengiriman atlet untuk mengikuti Asian Games I yang diselenggarakan di New Delhi,
India pada bulan Maret 1951. beberapa atlet yang memperoleh medali perunggu pada Asian games I
adalah :

- Soedarmodjo , untuk lompat tinggi

- Hardarsin , untuk lompat jangkit

- A.F Matulessy , untuk lempar lembing

- Anie Salamun , untuk lempar cakram

- Regu estafet 4 x 400 m atas nama : Tri Wulan, Nyi. Soerjowati, Darwati, dan Lie Jiang Nio.

Atlet putri Kamah, berhasil memperoleh medali perunggu untuk lempar lembing. Tahun 1959 kejuaraan
Nasional di Jakarta. Tahun 1960 seleksi Nasional di Bandung dalam rangka persiapan Asian Games ke-4
yang akan diselenggarakan di Jakarta tahun 1962. Disamping itu PASI mengirimkan peninjau ke
Olympiade di Roma untuk mempelajari seluk beluk penyelenggaraan Olympiade dalam rangka persiapan
menjadi tuan rumah Asian Games yang akan diselenggarakan di jakarta. Semenajk ditetapkan Jakarta
sebagai tempat penyelenggaran Asian Games IV , PASI berusaha sekuat tenaga agar dapat mencapai
sukses bukan hanya sukses dalam penyelenggaraan tetapi juga sukses dalam prestasi atlet-atletnya.
PASI mengirimkan peninjau ke Olympiade Roma dan mendatangkan tenaga-tenaga penasihat dari
Jepang yang telah berhasil sebagai penyelenggara Asian Games III. Dibidang peningkatan prestasi PASI
mendatangkan pelatih-pelatih dari luar negeri. Pelatih yang didatangkan adalah Bin Miner, Norman Ford
dan Tom Rosandich dari Amerika Serikat, disamping untuk meningkatkan prestasi para atlet yang
dimasukkan dalam pusat latihan atau TC (Training Center), mereka juga dimafaatkan untuk menatar
kader-kader pelatih. Indonesia. Segala persiapan menjadi tuan rumah Asian Games IV berjalan lancar,
berkat bantuan sepenuhnay dana dan fasilitas dari pemerintah RI. Tahun 1962 Asian Games IV
dilaksanakan di Jakarta. Pemusatan latihan yang dilakukan dengan persiapan yang cukup ternyata
membuahkan hasil yang membanggakan. Untuk pertama kali atlet-atlet Indonesia dapata memperoleh
medali emas dalam perlombaan Internasional meskipun bari tingkat Asia. Mohammad Sarengat
memperoleh 2 medali emas untuk lari 100 m (10,4) dan Untuk lari gawang 110 m (14,3) serta dua
perunggu untuk lari 200 m ( 21,6). Awang Papilaya memperoleh 2 medali perunggu untuk 800 m (2:40,8)
dan Lompat jauh. Regu estafet 4 x 100 m putri memperoleh medali perunggu atas nama Suratmi,
Emawati, W.Tomasoa, Wiewiek Machwijar (50,5). Tahun 1963 penyelenggaraan GANEFO I di Jakarta.

Tahun 1964 kejuaraan Nasional di Jakarta. Sayang pada tahun ini karena alas an politis, Indonesia tidak
mengikuti Olympiade yang diselenggarakan di Tokyo, meskipun atletnya telah dipersiapkan dengan baik.
Pada tahun 1964 ini Indonesia mengirimkan atlet-atletnya ke RRC. Beberapa rekor dipecahkan ternyata
sampai sekarang masih bertahan. Rekor Untung Pribadi lompat tinggi galah (3,95), I G.Ngurah Manik
lempar lembing 66,91, Usman Effendi tolak peluru 15,26.

Tahun 1965 meletuslah peristiwa G30S/PKI yang merupak tragedi nasional bagi bangsa Indonesia ,
sehingga PON VI yang sedianya akan dilaksanakan di Jakarta gagal. Tahun 1966 mengikuti SEA GAMES V
di Bangkok. Medali perak didapatkan oleh regu 4 x 100 m atas nama Soepardi, Jootje Oroh, Bambang
Wahyudi dan Agus Soegiri.. meskipun tidak memperoleh medalai, beberapa rekor Indonesia telah
dipecahkan di Bangkok yang sampi tahun 1979 belum diperbaharui antara lain rekor lari 800 m oleh
Charanjit Singh (1:50,7) ; rekor lari 4 x 100 m : oleh Eddy, Charanjit Singh,V Gosal dan Agus Sorgiri
(3:15,3) ; rekor lari 3.000 m Steeple chase oleh Nicky Patiasina (9:25,1) ; tahun 1968 kejuaraan Nasional
di Jakarta yang dikuti oleh para atlet dari Singapura. ; Tahun 1969 PON VII di Surabaya ; tahun 1970
kejuaraan di Semarang, Indonesia mengirimkan atletny untuk mengikuti Asian Games VI di Bangkok.
Hasil yng diperoleh medali perunggu untuk lari 200 m dan 100 m atas nama Carolina Rieuwpassa. Tahun
1971 kejuaraan nasional di Jakarta.

PASI bekerja sama coaching clinic atletik yang diikuti oleh 45 orang coach muda dari seluruh daerah di
Indonesia. Carolina Rieuwpassa dikirim ke Jerman untuk berlatih menghadapi olympiade Munich.
Selama berlatih di jermania memperbaiki rekor Nasional 100 m menjadi 11,7 detik dan 200 m menjadi
22,2 detik sampai tahun 1979 rekor ini belum ada yang menumbangkannya. Tahun kejuaraan Nasional
di Jakarta Carolina Rieuwpassa dikirim ke Jerman untuk mengikuti Olympiade di Munich. Pada lari 100 m
babak penyisihan ia menduduki urutan kedatangan ke 6 dengan catatan waktu 12,23 sedangkan pada
lari 200 m babak pendahuluan ia menempati urutan kedatangan ke 6 dengan catatan waktu 24,68 detik.
Kemudian PASI mengirimkan 22 atlet kekejuaraan atletik Asia di Manila tanpa memperoleh medali.

Tahun 1975 kejuaraan Nasional di Jakarta. Pada tahun ini di selenggarakan Asian Games VII di Taheran
Indonesia tidak mengirimkan tim atletik. Tahun 1975 kejuaraan di Jakarta disamping itu untuk
meningkatkan prestasi atletik di Indonesia perlu meningkatkan frekwensi perlombaan. Maka pada tahun
1976 ini diselenggarakan kejuaraan atletik se-Jawa dan Bali di Semarang tahun 1976 merupakan tahun
penyelenggaraan Olympiade. Indonesia mengirimkan Carolina Rieuwpassa untuk mengikuti olympiade
di Montreal. Beberapa atlet ke Pakistan dan Malaysia. Tahun 1977 penyelenggaraan PON IX di Jakarta.
Untuk pertama kali Indonesia mengikuti SEA GAMES IX di Kuala Lumpur. Indonesia memperoleh 2
medali emas melalui Carolina Rieuwpassa untuk lari 100 m dan Usman Efendi untuk lempar cakram,
serta 5 medali perak dan medali perunggu.

Tahun 1978 Asian Games VII diselenggarakan di Bangkok. Athun 1978 kejuaraan di Jakarta diikuti juga
oleh atlet dari Singapura. Sebagai balasan ikut sertanya atlet mengikuti Sukan di Singapura. Beberapa
rekor di pertajam : Jefrry Matahelemual memperbaiki rekor dari 200 m menjadi 21,1 detik. Mujiono
memperbaiki rekor dari 400 m menjadi 47,8 detik. Regu nasional 4 x 100 m memecahkan rekor menjadi
40,930detik. Meny Moffu memperbaiki rekor lari gawang menjadi 51,9 detik. Starlet memperbaiki rekor
800 m menjadi 2:14,0 detik yang juga mempertajam rekor lari 1.500 m menjadi 4:36,4 detik. Tahun 1978
adalah tahun penyelenggaraan Asian Games VIII yang seharusnya dilaksanakan di Pakistan, tetapi karena
situasi Negara Pakistan tidak memungkinkan kemudian diselenggarakan di Bangkok. Karena alasan
politis penyelenggaraan perlombaan atletik Asian Games VIII tidak mendapat restu dari IAAF dan
pesertanya diancam skorsing. Dengan pertimbangan Indonesia akan menjadi tuan rumah SEA GAMES I
tahun 1979, maka Indonesia tidak mengirimkan atlet-atletnya.

C. Sejarah Atletik di Dunia

Atletik berasal dari kata Yunani yaitu Atlon,Atlun yang berarti pertandingan atau perjuangan. Jadi atletik
menurut Ensoklopedi Indonesia berarti Pertandingan dan Olah raga pada Atletik. Atletik yaitu suatu
Cabang olah raga mempertandingkan Lari,Lompat,Jalan dan Lempar. Olah raga Atletik mula-mula di
populerkan oleh bangsa Yunani kira-kira pada Abad ke-6 SM. Orang yang berjasa mempopulerkannya
adalah Iccus dan Herodicus. Atletik yang terkenal sekarang sudah lain dari pada yang dilakukan oleh
bangsa Yunani dulu. Tetapi walaupun demikian dasarnya tetap sama yaitu Berjalan, lari, lompat dan
lempar. Karena mempunyai berbagai unsur inilah atletik dikatakan sebagai ibu dari segala cabang Olah
raga. Mengandung berbagai unsur gerakan sehari-hari. Pada zaman Primitif sangat penting artinya untuk
mencari nafkah dan mempertahankan hidup. Mereka hidup dengan berburu binatang liar, diperlukan
ketangkasan, kecepatan dan kekuatan. Pandangan hidup pada zaman itu adalah yang kuat;yang
berkuasa sehingga untuk dapat tetap hidup dan mempertahankan diri mereka harus berlatih jasmani.

Pada zaman Yunani dan Romawi kuno telah terlihat arah latihan jasmani. Istilah atletik ini juga bisa
dijumpai dalam berbagai bahasa antara lain dalam bahasa Inggris Athletic, dalam bahasa Perancis
Ateletique, dalam bahasa Belanda Atletiek, dalam bahasa Jerman Athletik. Untuk dapat memahami
pengertian tentang Atletik, tidaklah lengkap jika tidak diketahui sejarah atau riwayat istilah atletik serta
perkembangannya sebagai salah satu cabang olahraga mulai zaman purbakala sampai zaman modern
ini. Memahami sejarah tidak hanya sekedar untuk pengertian dan pengetahuan tetapi mengetahui dan
mengikuti perkembangan atletik sejak zaman kuno sampai dengan zaman sekarang. Dengan mengetahui
kejadian-kejadian pada masa lampau, dapat diambil hikmahnya untuk menentukan langkah-langkah
dimasa yang akan datang.

1. Atletik pada zaman kuno

Atletik yang meliputi Jalan,Lari,Lompat dan Lempar boleh dikatakan cabang olah raga yang paling tua,
sama tuanya dengan manusia pertama di dunia, sebab manusia pertama didunia sudah harus
berjalan,lari,lompat dan lempar untuk mempertahankan hidupnya. Sebagai contoh pada zaman Primitif
manusia mencari makan di hutan, tiba-tiba bertmu dengan binatang buas. Apakah yang akan
dilakukannya jika tidak menggunakan senjata? Tentu akan lari secepat-cepatnya untuk menghindarkan
diri dari terkaman binatang buas itu, dan kalau pada waktu melepaskan diri ada benda yang
merintanginya tentu ia akan melompatinya. Bila ia membawa senjata misalnya tombak,atau sempat
memungut kayu atau batu, maka senjata tersebut akan dilemparkannya kepada binatang buas tersebut.
Dalam contoh tersebut manusia telah mempergunakan kecakapan lari, lompat dan lempar untuk
mempertahankan diri dari terkaman binatang buas. Lari,lompat dan lempar adalah suatu bentuk
gerakan yang tidak ternilai artinya bagi hidup manusia. Gerakan itu semuanya ada dalam olahraga
atletik. Bahkan gerakan-gerakan tersebut menjadi dasar dan intisari dari semua cabang olahraga. Itulah
sebabnya atletik disebut sebagai “Ibu Olahraga”.

Lari sebagai olahraga dalam bentuk perlombaan sudah dikenal oleh bangsa Mesir Purba pada tahun
1500 SM, sedangkan bangsa Asyria Purba dan Babylonia Purba di Mesopotamia pada tahun 100 SM.
Pada tahun 776 SM bangsa Yunani Purba sudah mengadakan pesta olahraga secara teratur dalam waktu
yang telah ditentukan. Pesta olahraga tersebut mula-mula tidak dimaksudkan sebagai olahraga, tetapi
sebagai upacara peringatan, yaitu memperingati orang-orang yang telah meninggal setelah masa 4
tahun. Orang Yunani mempunyai kepercayaan bahwa rohroh yang telah meninggal, selalu mengembara
kemana-mana ketempat kediamannya, dimana ia pernah hidup. Roh-roh itu akan merasa gembira
apabila melihat hal-hal yang menyenangkan hatinya ketika ia masih hidup. Oleh karena itu tiap 4 tahun
sekali bangsa Yunani mengadakan pesta untuk menghormati leluhur dan dewadewanya.

Dalam pesta tersebut diadakan permainan-permainan gerak badan yang oleh bangsa Yunani disebut
Gymnastiek karena dilakukan dalam keadaan gymnos yang artinya telanjang. Dari Gymnastiek itulah
terjadinya suatu pertandingan (athlon) yang sering disebut juga dengan Agonistik (kepandaian
bergumul). Permainan yang terkenal dalam pesta tersebut diantaranya permainan yang disebut
Pentathlon yaitu pertandingan lari,melompat,melempar lembing dan bergumul yang disatukan dalam
suatu pertandingan olahraga. Pentathlon atau Panca lomba ini merupakan pertandingan yang utama
didalam perlombaan nasional di Negeri Yunani waktu itu.

Menurut para ahli sejarah , atletik sudah dilakukan di Negeri Yunani pada abad ke-6 sebelum nabi Isa AS
lahir. Pendapat ini berdasarkan lukisan yang terdapat pada jambang-jambang zaman itu dan dari tulisan
ahli filsafat yang bernama Xenophenes. Perkembangan atletik pada waktu itu sangat erat hubungannya
dengan perlombaan di Yunani yang mengalami Zaman keemasan kira-kira tahun 500-400 SM. Mulai dari
itu munculnya dua orang bangsa Yunani yang bernama Iccus dan Herodicus yang disebut-sebut sebagai
peletak dasar dari latihan yang mengkhususkan satu bagian atau satu nomor saja, seperti latihan untuk
lari cepat, melempar dan melompat.

Sampai abad ke-12 sesudah Masehi atletik belum banyak diketahui oleh masyarakat. Beberapa kejadian
atau peristiwa yang diketahui adalah sebagai berikut :

Tahun 1154 Tanah-tanah yang terbuka di kota London dipergunakan oleh penduduknya untuk atletik.

Tahun 1330 Raja Inggris Edward III melarang rakyatnya melakukan atletik.

Tahun 1414 Raja Inggris mengizinkan lagi bagi rakyatnya untuk melakukan atletik.

Tahun 1917 Perkumpulan atletik yang pertama didirikan di negeri Inggris oleh Captain Mason.
Perkumpulan ini bernama Necton Guild
Tahun 1834 Syarat minimum untuk mengikuti pertandingan ditetapkan oleh suatu badan seperti : 440
yards – 60 detik ; 1 mil – 5 menit.

Tahun 1855 Buku atletik mengenai lari cepat , diterbitkan untuk pertama kalinya.Tanah-tanah yang
terbuka di kota London dipergunakan oleh penduduknya untuk atletik.

Tahun 1860 di San Fransisco didirikan suatu perkumpulan atletik yang bernama Olympiade Club, yang
disebut sebagai perkumpulan yang pertama di Amerika. Di Inggris kejuaraan atletik untuk pertama
kalinya dilangsungkan pada tahun 1866. Sesudah itu atletik mulai tersebar keseluruh dunia. Kejuaraan
atletik di Amerika Serikat di selenggarakan oleh New York Athletic Club dalam tahun 1868. Pada
perlombaan ini atlet-atlet untuk pertama kalinya memperkenalkan Spikes (sepatu14berpaku) kepada
dunia atletik di negeri Belanda, atletik telah diperlombakan pada tahun 1878 dan tahun 1901 didirikan
suatu perkumpulan atletik seluruh Negara Belanda.

2. Berdirinya Organisasi Atletik

Awal abad XIX merupakan mas menggeloranya kembali semangat berolahraga dikalangan masyarakat
luas, termasuk berkembangnya olahraga atletik. Perkumpulan-perkumpulan atletik mulai dibentuk.
Perlombaan-perlombaan atletik banyak diselenggarakan. Di Inggris pada tahun 1817 didirikan
perkumpulan atletik yang pertama oleh Captain Mason dengan nama Necton Guild. Pada tahun 1834
syarat minimum untuk mengikuti perlombaan ditetapkan oleh badan/komite,misalnya syarat minimum
untuk lari 440 yards = 60 detik,l lari 1 mil = 5 menit.

Pada tahun 1855 untuk pertama kalinya diterbitkan buku mengenai lari cepat (sprint) Inggris
menyelenggarakan perlombaan antarnegara di Eropa,terutama antara Inggris dengan Perancis. Pada
tahun 1860 perkumpulan atletik yang pertama di Amerika Serikat didirikan di San Fransisco dengan
nama Olympic Club. Kejuaraan atletik di Amerika Serikat baru diselenggarakan pada tahun 1868 oleh
New York Athletic Club. Setelah itu sering diadakan perlombaan-perlombaan atletik antara Amerika
Serikat dengan negara-negara Eropa. Persatuan atletik yang menghimpun perkumpulan-pekumpulan
atletik mulai dibentuk.

Ø Tahun 1880 di Inggris berdiri British Amateur Athletic Board.

Ø Tahun 1887 di New Zealand berdiri New Zealand Amateur Athletic Association.

Ø Tahun 1899 di Belgia berdiri Ligue Royale d’Athletime dan di Canada Track and Field Association.

Ø Tahun 1885 di Afrika selatan berdiri South African Amateur Athletic Union dan d

Ø Swedia berdiri Svenska Fri-Idrotts Forbunder.

Ø Tahun 1896 di Norwegia berdiri Norges Fri-Idrettsfor-bund.

Ø Tahun 1897 di Australia berdiri The Amateur Athletic Union of Australia, di Czechoslovikia berdiri
Ceskoslovensky Athleticky Svanz, di Yunani berdiri Association Haenengue d’Athletikai Szovetse.

Ø Tahun 1911 di Belanda berdiri Koninklijke Nederlandeseh Athleriek Unie.

Sampai saat ini tidak kurang dari 170 negara telah membentuk organisasi atletik yang menjadi induk
perkumpulan-perkumpulan atletik di setiap negara. Perlombaan atletik telah sering diselenggarakan,
demikian pula perlombaan antar negara tetapi belum ada peraturan perlombaan yang seragam
sehingga sering timbul perselisihan paham dalam menentukan pemenang. Baru pada tanggal 17 Juli
1912 tiga hari setelah selesai nya perlombaan atletik pada Olympiade Modern V di Stockholm tokoh-
tokoh atletik dari 17 negara yang mengikuti Olympiade dari Amerika Serikat, Australia, Austria, Belgia,
Canada, Chili, Denmark, Finlandia, Hongaria, Inggris, Jerman, Mesir, Norwegia, Perancis,Rusia, Swedia
dan Yunani, berdiskusi untuk membentuk suatu badan Internasional Atletik yang membuat peraturan-
peraturan dan penyelenggaraan perlombaan atletik yang lengkap.

Badan tersebut didirikan dengan nama International Amateur Athletic Federation (IAAF), sebagai ketua
adalah J. Sigfrit Edstrom dengan sekretaris Jendral merangkap Bendahara (Honorary Secretary-
Treasurer): Kristian Henstrom keduanya dari Swedia. Peraturan teknis untuk perlombaan internasional
yang pertama disahkan pada kongres yang ketiga tahun 1914 di Lyon Perancis. Sejak terbentuknya IAAF
ini penyelenggaraan perlombaan-perlombaan atletik semakin baik, terutama dalam segi
pengorganisasian.

BAB III

NOMOR ATLETIK

A. Jalan Cepat

Pengertian Gerak Jalan Cepat

Jalan cepat adalah gerak maju dengan melangkah tanpa adanya hubungan terputus dengan tanah.
Setiap kali melangkah kaki depan harus menyentuh tanah sebelum kaki belakang meninggalkan tanah.
Saat melangkah satu kaki harus berada di tanah, maka kaki tersebut harus lurus/ lutut tidak bengkok
dan tumpuan kaki dalam keadaan posisi tegak lurus. Unsur- unsur dalam gerak jalan cepat adalah
disiplin , semangat , kekompakan , keuletan , kerapihan dan daya tahan. Gerak jalan cepat biasanya
dilaksanakan di lapangan atau di jalan raya. Perlengkapan ketika akan jalan cepat adalah sepatu pdl dan
membawa tempat minum.

Teknik Jalan Cepat

Agar dapat menjelaskan dan melakukan teknik jalan cepat yang benar, maka anda perlu dapat
menjelaskan perbedaan yang nyata antara berjalan dan berlari, serta anda dapat melakukan teknik jalan
yang biasa dengan benar. Berikut ini mengenai teknik jalan cepat yang benar.

1. Teknik Jalan Cepat

Jalan cepat merupakan salah satu nomor dalam cabang atletik dan resmi diperlombakan dalam
kejuaraan-kejuaraan atletik, baik nasional maupun internasional. Teknik pelaksanaan jalan cepat dapat
dirinci sebagai berikut :

a. Start
Startnya menggunakan start berdiri, karena start dalam jalan cepat tidak mempunyai pengaruh yang
berarti, maka tidak perlu ada teknik khusus yang perlu dipelajari atau dilatih. Sikap start yang lazim
digunakan ada pada abaaba “Bersedia” murid/anak-anak menempatkan kaki kiri di belakang garis start,
sedang kaki kanan di samping belakang kaki kiri, dengan badan agak condong ke depan dan kedua
lengan rileks. Pada aba-aba “Ya” atau bunyi tembakan pistol, segera melangkahkan kaki kanan ke depan,
disusul kaki kiri dan terus berjalan.

b. Langkah

Langkah dimulai dengan gerakan mengangkat paha kaki ayun ke depan lutut, terlihat tungkai bawah
bergantung lemas, karena ayunan paha ke depan, tungkai bawah ikut terayun ke depan, menyebabkan
lutut menjadi lurus. Kemudian menapak pada tumit terlebih dahulu menyentuh tanah, bersamaan
dengan mengangkat tumit, selanjutnya ujung kaki tumpu lepas dari tanah, ganti dengan kaki ayun.
Begitu seterusnya selalu ada kaki yang menumpu,

jadi tidak ada saat melayang.

c. Condong Badan

Mulai dari kepala, punggung/dada, pinggang sampai tungkai bawah sedikit condong ke depan.

d. Ayunan Lengan

Siku di tekuk kurang lebih 90 derajat, ayunan lengan kiri ke depan bersamaan dengan mengangkat paha
dan kaki kanan, sehingga koordinasinya adalah lengan kiri bersamaan dengan kaki kanan, dan lengan
kanan bersamaan dengan kaki kiri.

e. Finish

Tidak ada teknik khusus gerakan masuk finish dalam jalan cepat. Biasanya jalan terus sampai melewati
garis finish, baru dikendorkan kecepatannya setelah melewati kira-kira tiga sampai lima meter. Untuk
memperoleh langkah-langkah yang benar, maka pemindahan badan dan kaki satu ke kaki yang lain
harus nampak jelas, ini kelihatan pada gerak panggul. Gerakan ini perlu dilatih agar terbiasa melakukan
teknik gerakan jalan cepat yang benar. Jadi sikap dan gerakan jalan cepat adalah badan dalam posisi
tegak, pandangan lurus ke depan, siku ditekuk, dan tangan dikepalkan dengan rileks.

B. Lompat

Lompat Jauh

Yang menjadi tujuan dari lompat jauh adalah pencapain jarak lompatan yang sejauh jauhnya. Maka
untuk mencapai jarak lompat yang jauh, terlebih dahulu si pelompat harus memahami unsur – unsure
pokok pada lompat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalm awalan :

Ø Awalan, yaitu untuk mendapat kecepatan pada waktu akan mellompat. Awalan itu harus dilakukan
dengan secepat – cepatnya serta jangan mengubah langkah pada saat akan melompat. Jarak awalan
biasanya 30 – 50 meter.
Ø Tolakan, yaitu menolak sekuat – kuatnya pada papan tolakan dengan kaki terkuat ke atas (tinggi dan
kedepan).

Ø Sikap badan diudara, yaitu harus diusahakan badan melayang Selama mungkin dan diusahakan
badan tetap seimbang.

Ø Sikap badan pada waktu jatuh/mendarat, yaitu sipelompat harus mengusahakan jatuh / mendarat
dengan sebaik – baiknya jangan sampai jatuhnya badan atau lengan ke belakang, karena akan
merugikan. Mendaratlah dengan kedua kaki dan lengan kedepan.

Macam – macam gaya yang umum digunakan :

1. gaya jongkok atau Truck (kauer)

2. gaya berjalan diudara atau Lauf (walking/running in the air)

3. gaya menggantung atau melenting atau schnepper/hang.

Hal – hal yang perlu dihindari :

1. Memperpendek atau memperpanjang langkah terakhir sebelum bertolak.

2. Bertolak dari tumit dengan kecepatan yang tidak memadai.

3. Badan miring jauh kedepan atau kebelakang.

4. Fase yang tidak seimbang.

5. Gerak kaki yang premature.

6. Tak cukup angkatan kaki pada pendaratan.

7. Satu kaki turun mendahului kaki lain pada darat.

Hal – hal yang harus diperhatikan/dilakukan

1. pelihara kecepatan sampai saat menolak

2. capailah dorongan yang cepat dan dinamis dan balok tumpuan.

3. Rubahlah sedikit posisi lari, baertujuan mencapai posisi lebih tegak.

4. Gunakan gerakan kompensasi lengan yang baik

5. Capailah jangkuan gerak yang baik.

6. Gerak akhir agar dibuwat lebih kuat dengan menggunakan lebih besar daya kepadanya.

7. Latihan gerakan pendaratan.

8. Kuasai gerak yang betul dari lengan dan kaki dalam meluruakan dan membengkokkan.

Lompat Tinggi
Tujuan dari lompat tinggi agar dapat mencapai lompatan yang setinggi – tingginya. Pada lompat tinggi
sama halnya dengan lompat jauh, yaitu memerlukan :

Ø Awalan biasanya ancang – ancang itu di pergunakan 3Ø langkah, 5 langkah dan 7 langkah dan
sebagainya, serta langkah yang terakhir panjang dan berat badan dibelakang.

Ø Sikap badan saat berada di atas mistar

Ø Sikap badan saat waktu jatuh dan mendarat.

Macam macam gaya pada lompat tinggi

1. gaya Gunting (Scissors)

Gaya gunting ini boleh dikatakan gaya Swenney, sebab pada waktu sebelumnya (yang lalu) masih
digunakan gaya jongkok.Terjadi pada tahun 1880 – permulaan abad ke 20. maka antara tahun 1896
swenny mengubahnya dari gaya jongkok itu menjadi gaya gunting. Karena gaya jongkok kurang
ekonomis.

Cara melakukan:

Ø Bila si pelompat pada saat akan melompat, memakai tumpuan kaki kiri (bila ayunan kaki kanan), maka
ia mendart (jatuh) dengan kaki lagi.

Ø Di udara badan berputar ke kanan, mendarat dengan kaki kiri, badan menghadap kembali ke tempat
awalan tadi.

2. gaya guling sisi (Western Roll)

Pada gaya ini sama dengan gaya gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri lagi dan bila kaki kanan
jatuhnyapun kaki kanan hanya beda awalan, bdari tengah tapi dari samping

3. Gaya Guling (Straddle)

Cara melakukan :

Ø Pelompat mengambil awalan dari samping atara 3, 5, 7, 9, langkah: Tergantung ketinggian yang
pentung dalam mengambi awalan langkahnya ganjil.

Pada saat akan melompat langkah yang terkhir panjang.

Ø Menumpu pada kaki kiri atau kanan, maka ayunan kaki kiri/kanan kedepan. Setelah kaki ayun itu
melewati mistar cepat badan balikkan, hingga sikap badan diatas mistar telungkup.pantat usahaka lebih
tinggi dari keoala, jadi kepala tunduk.

Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan kanan bila
tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur punggung tangan dan berakhir pada
bahu dan berkhir dengan cepat.

4.Gaya Fosbury Flop


Cara melakukannya :

Ø Awalan,haus dilakukan dengan cepat dan menikung/agak melingkar,dengan langkah untuk awalan
tersebut kira – kira 7-9 langkah.

Ø Tolakan, Untuk tolakan kaki hampir sama dengan lompat tinggi yang lainny. Yakni harus kuat dengan
bantuan ayunan kedua tangan untuk membantu mengangkat seluruh badan. Bila kaki tolakan
menggunakan kaki kana, maka tolaka harus dilakukan disebelah kiri mistar. Pada waktu menolak kaki
bersamaan dengan kedua tangan keatas disamping kepala, maka badan melompat keaas dan
membuwat putaran 180 derajat dan dilakukan bersama – sama.

Ø Sikap badan diatas mistar, Hendaknya sikap badanØ diatas mistar terlentang dengan kedua kaki
tergantung lemas, dan dagu agak ditarik ke dekat dada dan punggung berada diatas mistar merupakan
busur yang melenting.

Ø Cara mendarat, mendarat pada karet busaØ dengan ukuran(ukuran 5 x 5 meter dengan tinggi 60 cm
lebih) dan di atasnya ditutup dengan matras sekitar 10 – 20 cm, dan yang mendarat pertama kali adalah
punggumg dan bagian belakang kepala.

Hal – hal yang perlu diperhatikan :

1. Lari awalan yang terlalu cepat

2. Meluruskan kaki penolak terlalu jauh kedepan.

3. Gerak kombinasi kaki yang tidak sempurna.

4. Badan condong mendekati mistar.

5. Posisi tangan pada mistar terlalu tinggi.

6. Melewati mistar dalam posisi duduk.

7. Membuat lengkung badan terlalu awal.

8. Gerak terlambat dari gaerk angkat kaki akhir.

Hal – hal yang harus di utamakan :

1. Lari awalan dengan kecepatan yang terkontrol.

2. Hindari kecondongan tubuh kebelakang terlalu banyak.

3. Capailah gerakan yang cepat pada saat bertolak dan mendekati mistar.

4. Usahakan angkat vertikan pada saat take off/pada saat kaki bertolak meninggalkan tanah.

5. Doronnglah bahu dan lengan keatas pada saat take off.

6. Lengkungkan punggung di atas mistar.

7. Usahakan mengangkat yang sempurna dengan putaran kedalm dari lutut kaki ayun (bebas).

8. Angkat kemudian luruskan kaki segera sesudah membuat lengkung


C. Lari

Sprint (Lari Jarak Pendek)

Pengertian

Lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 m sampai dengan jarak 400 m. oleh karena
itu kebutuhan utama untuk lari jarak pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek
adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus lancer dan
efisien dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi.

Lari jarak pendek bila dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa tahap yaitu :

Ø tahap reaksi dan dorongan (reaction dan drive)

Ø tahap percepatan (acceleration)

Ø tahap tansisi/perobahan (transition)

Ø tahap kecepatan maksimum (speed maximum)

Ø tahap pemeliharaan kecepatan (maintenance speed)

Lari jarak menengah

Lari jarak menengah menempuh jarak 800 m dan 1500 m. start yang digunakan untuk lari jarak
menengah nomor 800 m adalah start jongkok, sedangkan untuk jarak 1500 m menggunakan start
berdiri. Pada lari 800 m masing –masing pelari berlari di laintasannya sendiri, setelah melewati satu
tikungan pertama barulah pelari–pelari itu boleh masuk ke dalam lintasan pertama Hal yang perlu
diperhatikan pada lari jarak menengah adalah penyesuaian antara kecepatan dan kekuatan / stamina
dari masing –masing pelari

2. Teknik Start Berdiri untuk Lari Jarak Menengah ( 1.500 m )

Teknik start berdiri untuk lari jarak menengah adalah :

a. Aba –aba “ bersedia”

Dengan sikap tenang tetapi menyakinkan melangkah maju ke depan, berdiri tegak di belakang garis
start.

b.Aba –aba “ siap “

Mengambil sikap kaki kiridi depan dan kaki kanan di belakang, tidak menginjak garis start, badan
condong ke depan.

c. Aba –aba “ ya “

Mulai berlari dengan kecepatan yang tidak maksimal melainkan cukup setengah atau tiga perempat dari
kecepatan maksimal.

3. Teknik Gerakan lari Jarak Menengah


Teknik gerakan lari jarak menengah meliputi :

a. Posisi kepala dan badan tidak terlalu condong, sikap badan seperti sikap orang berlari b. Sudut
lengan antara 100 –110 derajat

b. Pendaratan pada tumit dan menolak dengan ujung kaki

c. Ayunkan kedua lengan untuk mengimbangi gerak kaki

d. Mengayunkan lutut kedepan tidak setinggi pinggul

e. Pada waktu menggerakkan tungkai bawah dari belakang ke depan tidak terlalu tinggi

Lari sambung atau lari estafet

Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan
secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari sambung terdapat empat orang pelari, yaitu
pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan
dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari
sebelumnya ke pelari berikutnya. Nomor lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100
meter dan nomor 4 x 400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan
tetapi pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan
kecepatan dari setiap pelari.

.Teknik

a. Latihan Teknik Lari Sambung No Latihan Teknik Penerimaan Tongkat 1 Dengan cara melihat (visual)
Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari sambil menolehkan kepala untuk melihat
tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya. 2 Dengan cara tidak melihat (non visual) Pelari yang
menerima tongkat berlari sambil mengulurkan tangan kebelakang. Selanjutnya pelari sebelumnya
menaruh tongkat ke tangan si pelari setelahnya.

b. Daerah Pergantian Tongkat No Cara Menempatkan Antara Pelari-Pelari 1 Pelari ke 1 Di daerah start
pertama dengan lintasan di tikungan 2 Pelari ke 2 Di daerah start kedua dengan lintasan lurus 3 Pelari ke
3 Di daerah start ketiga dengan lintasan tikungan 4 Pelari ke 4 Di daerah start keempat dengan lintasan
lurus dan berakhir di garis finish

c. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet 1. Pemberian tongkat sebaiknya bersilang,
yaitu pelari 1 dan 3 memegang tongkat pada tangan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4
menerima/memegang tongkat pada tangan kiri. 2. Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan
keistimewaan dari masing- masing pelari. Misalnya pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam
lingkungan. Pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang baik. 3. Jarak penantian
pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat seperti pada waktu latihan. 4. Setelah
memberikan tongkat estafet jangan segera keluar dari lintasan masing-masing.

d. Peraturan Perlombaan 1. Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter, lebar 1,2
meter dan bagi pelari estafet 4 x 100 meter ditambabh 10 meter pra-zona. Pra-zona adalah suatu
daerah dimana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi disini tidak terjadi
penggantian tongkat. 2
Gambaran Tongkat Estafet

Ø Panjang Tongkat Estafet : 29,21 Cm

Ø Diameter tongkat estafet :

Untuk Dewasa

Ø : 3,81 Cm

Untuk Anak-anak

Ø : 2,54 cm

Teknik Lari Sambung (Estafet)

Suksesnya lari estafet sangat bergantung dari kelancaran penggantian tongkat. Waktu yang dicapai akan
lebih baik (lebih cepat) jika pergantian tongkat estafet berlangsung dengan baik pula. Suatu regu lari
estafet yang terjadi dari pelari-pelari yang baik hanya akan dapat memenangkan perlombaan, jika
mampu melakukan pergantian tongkat estafet dengan sukses.

Ukuran tongkat yang digunakan pada lari estafet adalah

Ø Panjang tongkat : 28-30 cm

Ø Diameter tongkat : 38 mm

Ø Berat tongkat : 50 gr

Pada lari sambunga ada beberapa macam cara dalam pemberian tongkat estafet dari pelari kepada
pelari berikutnya. Secara garis besar, pergantian tongkat srtafet itu ada 2 macam, yaitu dengan melihat
(visual) dan tanpa melihat (nonvisual).

D. Lempar

a. Lempar lembing

Lempar lembing merupakan salah satu cabang olahraga dalam atletik. Olahrga ini dilakukan dengan
melemparkan lembing dalam jarak tertentu.Untuk mencapai jarak maksimum, atlet harus
menyeimbangkan tiga hal, yaitu kecepatan, teknik dan kekuatan.

Perkembangan

Atlet Skandinavia mendominasi 50 tahun pertama kejuaraan lempar lembing pria.Lalu, kejuaraan
tersebut dilakukan oleh Swedia pada tahun 1896.Lempar lembing menjadi bagian dari olimpiade sejak
tahun 1908 dan pada tahun 1932 diadakan kejuaraan lempar lembing untuk perempuan dalam
olimpiade.

Aturan permainan

Ukuran, bentuk, berat minimum dan pusat gravitasi dari lembing ditentukan oleh aturan dari
International Association of Athletics Federations (IAAF).Dalam kejuaraan internasional, laki-laki
melempar lembing yang panjanganya antara 2,6-2,7 meter dan dengan berat minimum 800
gram.Sementara itu, perempuan melempar lembing yang panjangnya antara 2,2-2,3 meter dan dengan
berat minimum 600 gram.Lembing tersebut dilengkapi dengan pegangan yang terbuat dari tali dan
terletak di pusat gravitasi lembing.[4] Untuk laki-laki letak pusat gravitasi antara 0,9-1,06 meter
sedangkan untuk perempuan terletak antara 0,8-0,92 meter.

b. Lempar cakram

Lempar cakram (Bahasa Inggrisnya Discus Throw) adalah salah satu cabang olahraga atletik. cakram yang
dilempar berukuran garis tengah 220 mm dan berat 2 kg untuk laki-laki, 1 kg untuk perempuan. Lempar
cakram diperlombakan sejak Olimpiade I tahun 1896 di Athena, Yunani.

Cara melempar cakram dengan awalan dua kali putaran badan caranya yaitu: memegang cakram ada 3
cara, berdiri membelakangi arah lemparan, lengan memegang cakram diayunkan ke belakang kanan
diikuti gerakan badan, kaki kanan agak ditekuk, berat badan sebagian besar ada dikanan, cakram
diayunkan ke kiri, kaki kanan kendor dan tumit diangkat, lemparan cakram 30 derajat lepas dari
pegangan, ayunan cakram jangan mendahului putaran badan, lepasnya cakram diikuti badan condong
ke depan.

Latihan dasar menggunakan ring karet atau rotan

Ø Diawali dengan sikap tegap

Ø Langkahkan salah satu kaki sambil mengayunkan ring ke depan

Ø Lanjutkan ayunan hingga mengelilingi tubuh, jaga agar lengan memegang ring tetap lurus dan berada
di bawah ketinggian bahu

Ø Langkahkan kaki lurus ke depan (berlawanan dengan arah tangan). Ikuti gerakan pinggul dan dada ke
depan. Kemudian lepaskan ring, ayunkan tangan ke atas dan langkahkan kaki belakang ke depan.

Cara memegang cakram:

Pegang dengan buku ujung jari-jari tangan, ibu jari memegang samping cakram, kemudian pergelangan
tangan ditekuk sedikit ke dalam

Mengayunkan cakram

Ayunkan cakram dengan ring ke depan dan ke belakang di samping tubuh. Pada saat mengayunkan
cakram, tangan yang memegang cakram direntangkan sampai lurus. Jangan sampai lepas.

Gerakan lempar cakram[butuh rujukan]

Ada 3 tahap dalam melempar cakram

Persiapan

Berdiri dengan kedua kaki dibuka lebar

Pegang cakram dengan tangan kanan. Ayunkan sampai di atas bahu sambil memutar badan ke kiri,
kemudian ke kanan secara berulang-ulang. Saat cakram diayun ke kiri, bantu tangan kiri dengan cara
menyangganya.
Pelaksanaan

Ø Ayunkan cakram ke depan lalu ke belakang

Ø Pada saat cakram di belakang, putar badan dan ayunkan cakram ke samping-depan-atas (membentuk
sudut 40o )

Ø Lepaskan cakram pada saat berada di depan muka

E. Tolak

Tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu alat bundar(peluru) dengan
berat tertentu yang terbuat dari logam, yang dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai
jarak sejauh jauhnya.

Teknik memegang peluru

Ada 3 teknik memegang peluru:

Ø Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang
ibu jari dalam sikap sewajarnya.

Ø Untuk orang yang berjari kuat dan panjang.

Ø Jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru.

Ø Biasa dipakai oleh para juara. Seperti cara di atas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi,
sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru.

Ø Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil. tidak cocok untuk anak anak
dibawah 9thn.

Teknik meletakkan peluru pada bahu

Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher
bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di
samping kiri badan.

Teknik menolak peluru

Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain. Peluru dipegang dengan tangan
kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar. Peluru dipegang dengan dua tangan dengan
sikap berdiri agak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah
belakang dan peluru digelindingkan ke depan.

Sikap awal akan menolak pelur

Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di
samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki
kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat,
badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan
kiri masih pada sikap semula.

Cara menolakkan peluru

Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru.
Jalannya dorongan atau tolakan peda peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o.

Sikap akhir setelah menolak peluru

Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan
dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk
memelihara keseimbangan.

BAB IV

PERATUARAN DAN PERWASITAN ATLETIK

A. Jalan

1. Peraturan

Penilaian diskualifikasi. Para juri atau wasit yang ditunjuk harus memilih salah seorang Ketua Wasit. Dan
semua juri atau wasit harus mampu bertindak sebagai individu. Dan bila menurut pendapat :

a. Dua orang wasit atau juri, di mana salah seorang harus ketua wasit, atau

b. Tiga orang juri atau wasit selain ketua wasit.

Berpendapat bahwa bila cara berjalan seorang peserta tidak memenuhi persyaratan jalan cepat sesuai
definisi diatas pada saat tertentu selama perlombaan, yang bersangkutan dinyatakan dis-kualifikasi,
yang diberitahukan kepadanya secara langsung oleh wasit. Dan diawasi langsung oleh IAAF atau
diadakan atas izinnya, tidak diperbolehkan adanya dua juri/wasit yang berasal dari satu
kewarganegaraan yang sama. Ketentuan diskulifikasi yaitu peserta lomba yang mendorong, memotong
dan menghalangi atlet peserta lain dan berakibat menghambat gerak laju peserta. Jika keadaan tidak
memungkinkan untuk memberitahukan diskualifikasi pada peserta, maka dilakukan sesudah
perlombaan berakhir.

Pada lomba jalan cepat di lintasan (dalam stadion) seorang peserta yang didiskualifikasi harus
secepatnya meninggalkan lintasan, sedang pada lomba jalan cepat di jalan umum, peserta yang
didiskualifikasi harus segera melepaskan nomor dada yang dipakainya. Disarankan untuk menggunakan
bendera putih diancungkan sebagai tanda Peringatan dan juga untuk memberitahukan kepada petugas
(Juri), peserta dan penonton bahwa pesarta tersebut didiskualifikasi. Dalam perlombaan internasioanal
dengan jarak lebih dari 20 km harus disediakan pos-pos penyegar(sponging point) oleh panitia maupun
peserta sendiri, setiap jarak sesudah 5 km, 10 km, 15 km. Peserta didiskualifikasi bila
mengambil/menerima penyegar diluar pos-pos yang telah ditentukan. Untuk olimpiade atau Kejuaraan
Daerah atau Regional, sirkuit untuk nomor 20 km jalan cepat harus maximum 3000 m dengan minimum
1500 m.

Setiap peserta harus mengirimkan formulir pendaftarannya untuk nomor lomba jalan cepat 50 km atau
30 mil (atau lebih) disertai surat keterangan dari dokter, setiap peserta harus bersedia diminta
mengikuti tes jasmaniah (physical examination) oleh dokter yang ditunjuk oleh panitia.

2. Wasit

Mereka harus selalu mengawasi dan mengecek terhadap kaki depan berhubungan dengan tanah
sebelum kaki yang lain meninggalkan tanah, dan kaki ini diluruskan minimal sesaat.

Diskwalifikasi

Apabila dua orang wasit (salah satu wasit kepala) sependapat bahwa caranya jalan (atlit tersebut) tidak
sempurna dilakukan, atau apabila tiga orang wasit berpendapat hal yang sama.

Peringatan

Seorang atlit jalan cepat akan diberikan peringatan apabila jalannya tidak menepati peraturan /
ketentuan dan dia tak akan diberikan peringatan ke dua. Atlit hanya akan diperingatkan satu kali, bila
membuat pelanggaran yang sama kedua kali, dia langsung di keluarkan / didiskwalifikasi.

Penyegaran

Dalam event jalan cepat 20 km atau lebih, minuman penyegar akan disediakan sesudah 1 km dan
kemudian tiaaappp 5 km.

B. Lompat

1. Peraturan

a) Lintasan awalan lompal jauh lebar minimal 1,22 m dan panjang 45 m.

b) Panjang papan tolakan 1,22 m; lebar 20 cm dan tebal 10 cm.

c) Pada sisi dekat dengan tempat mendarat harus diletakkan papan plastisin untuk mencatat bekas
kaki pelompat bila ia berbuat salah tolak sekurang-kurangnya 1 m dari tepi depan bak pasir pendaratan.

d) Lebar tempat pendaratan minimal 2,7b m jarak antara garis tolakan sampai akhir tempat lompatan
minimal 10 m.

e) Permukaan pasir di dalam tempat pendaratan harus sama tinggi/datar dengan sisi atas papan
tolakan

2. Wasit
Pada tingkat elit, pesaing lari ke bawah landasan pacu (biasanya dilapisi dengan sama permukaan karet
sebagai trek lari, karet remah juga divulkanisir karet ) dan melompat sejauh yang mereka dapat dari
papan kayu 20 cm / 8 inci lebar yang dibangun flush dengan landasan ke dalam lubang diisi dengan
kerikil halus atau pasir tanah. Jika pesaing mulai lompatan dengan setiap bagian dari kaki melewati garis
busuk, melompat dinyatakan busuk dan tidak ada jarak dicatat. Sebuah lapisan plasticine ditempatkan
segera setelah dewan untuk mendeteksi kejadian ini. Seorang pejabat (mirip dengan wasit ) juga akan
menonton melompat dan membuat tekad. Pesaing dapat memulai melompat dari setiap titik di
belakang garis busuk, namun jarak yang diukur akan selalu tegak lurus terhadap garis busuk untuk
istirahat terdekat di pasir disebabkan oleh setiap bagian dari tubuh atau seragam. Oleh karena itu,
adalah demi kepentingan terbaik dari pesaing untuk mendapatkan sebagai dekat dengan garis busuk
mungkin. Pesaing diperbolehkan untuk menempatkan dua tanda di sepanjang sisi landasan untuk
membantu mereka untuk melompat secara akurat. Pada lebih rendah bertemu dan fasilitas, plasticine
kemungkinan akan tidak ada, landasan pacu mungkin permukaan yang berbeda atau jumper dapat
memulai melompat mereka dari tanda dicat atau ditempel di landasan.

C. Lari

1. Peraturan

Lari Jarak Pendek

Lari jarak pendek istilah lainnya adalah Sprint. Pelarinya disebut Sprinter. Pada umumnya kita kenal tiga
macam start:

1. Start Jongkok

2. Start Melayang

3. Start Berdiri

4. Nomor yang diperlombakan :

5. 100, 200, dan 400 m

6. 4 x 100, 4 x 400 m lari sambung.

Lari Jarak Menengah

1. Pelari mulai start dalam lintasannya masing-masing bisa pindah lintasan setelah lingkungan
pertama.

2. Dilakukan start tanpa pembagian lintasan dari belakang garis start yang dibuat sedemikian
sehingga menempuh jarak yang sama.

3. Sepatu yang digunakan harus ada 6 buah paku pada solnya.

Lari Estafet ( Lari Sambung )

Ø 4 x 100 m : Pelari berlari pada lintasannya masing-masing.

Ø 4 x 400 m : Hanya pelari pertama yang menempati lintasannya, pelari II setelah menerima tongkt
bebas lintasannya.
Start digunakan pada lari estafet :

Ø Pelari I menggunakan start jongkok, pelari II, III, dan IV start melayang.

Ø Ukuran tongkat lari estafet :

Ø Panjang 28 – 30 cm ------ berat 50 gr

Ø Diameter 38 mm ------ Bahan : Kayu berongga permukaan licin

Ø Daerah pengoperan tongkat disebut wissel.

Ø Panjang 20 m terbagi atas 10 sebelum batas pergantian tongkat.

Ø Cara pergantian tongkat :

Ø Visual ( dengan melihat ) sering digunakan pada nomor 4 x 400 m memberikannya dari atas.

Ø Non Visual ( tanpa melihat ) digunakan pada nomor 4 x 400 m memberikan tongkatnya dari bawah.

D.    Lempar

Lempar Cakram / Discus Throw

Gaya pada lempar cakram :

Ø  Gaya menyamping

Ø  Gaya membelakangi / memutar

Teknik gaya menyamping :

Ø  Awalan

Ø  Gerakan ayunan tangan

Ø  Gerakan akhir

Teknik gaya membelakangi / memutar :

Ø  Awalan

Ø  Gerakan memutar

Ø  Lentingan tangan

Ø  Sikap akhir.

Ukuran lapangan :

-          Bentuk lingkaran diameter 2,50 m.

-          Sudut area lemparan 40o.

Ukuran cakram :

Ø  Putra          :           Berat 2, diameter 21,9 cm – 22,1 cm, tebal 4,4 – 4,6 cm.

Ø  Putri          :           Berat 1, Diameter 18,0 cm – 18,2 cm, tebal 3,7 -3,9 cm.

Ø  Putaran cakram saat lepas dari  lengan sesuai dengan arah jarum jam / keluar dari telapak tangan dari depan.
Lempar Lembing / Javelin Throw

Unsur pokok lempar lembing :

Ø  Awalan : Lari secepat-cepatnya dengan lengan membentuk siku-siku.

Ø  Lemparan : tangan dijulurkan ke belakang mata lembing serong keatas.

Ø  Sikap badan waktu melempar : Badan agak digerakkan ke belakang.

Ø  Sikap badan saat selesai melempar : Langkahkan kaki kanan ke depan untuk menahan badan.

Ukuran lembing :

-          Putra : Berat 805 -825 gr ( 800 gr ), panjang : 2,6 m – 2,7 m.

-          Putri : Berat 605 – 620 gr ( 600 gr ), panjang : 2,2 m – 2,3 m.

Cara memegang lembing :

Ø  Cara Amerika : Ibu jari dan jari telunjuk berada tepat belakang balutan.

Ø  Cara Finlandia : Jari telunjuk di belakang balutan.

Ø  Cara menjepit ( Tang )

Ø  Gaya lempar lembing :

Ø  Gaya Jingkat (Hop Step)

Ø  Gaya silang.

E.     Tolak Peluru

Gaya tolak peluru secara teknis ada 3 :

1.          Gaya menyamping / Orthodox

2.          Gaya membelakangi / O’brean

3.          Gaya berputar / Barish Mikov

Ukuran lapangan :

-          Bentuk lingkungan dengan diameter 2,135 m, lebar garis batas 5 cm.

-          Sudut sektor lemparan 40o dari titik pusat lingkaran.

Ukuran peluru :

-          Putra : berat 7,26 kg diameter 110 – 130 mm.

-          Putri : berat 4 kg diameter 90 – 110 mm.

Teknik dasar tolak peluru :

a.       Cara memegang peluru.

b.      Cara meletakkan peluru ----- menempel pada dagu.

c.       Sikap awalan ----- sesuai dengan gaya yang dipakai.

d.      Cara menolakkan peluru ----- julurkan tangan sampai ke ujung.

e.       Sikap akhir ----- langkah kaki kanan ke arah kaki kiri dengan melompat dan dengan cepat pindahkan kaki kiri ke belakang.
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

            Di dalam olahraga atletik banyak sekali melibatkan bagian-bagian tubuh bagian atas dan bawah mulai dari otot, sendi,

sumbu dan bidang. Hasil dari kombinasi yang lengkap dari bagian-bagian tubuh tersebut menghasilkan suatu gerakan dan fisik

yang baik dalam atletik.

B. Saran

            Sebagai calon guru olahraga, dengan mengetahui analisis olahraga atletik yaitu mengetahui sejarah, nomer yang di

pelombakan dan peraturan dalam atletik serta diharapkan dapat menjadi suatu pegangan dalam membelajarkan anak didiknya

kelak.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, A. 1996. Pemanfaatan Ergonomi dan Fisiologi Olahraga untuk Pembangunan Manusia
dan Masyarakat Indonesia Seutuhnya. Denpasar:Program Pascasarjana Ergonomi dan Fisiologi Olahraga

Muhajir. 2007 Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan SMA . Jakarta : Erlangga

Muhajir. 2005 Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan SMA . Jakarta : Erlangga

Abidin, Akros. 2003 Pedidikan Jasmani dan Kesehatan SMP . Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai