Anda di halaman 1dari 18

MENGEMBANGKAN SIKAP POSITIF TERHADAP KEUTUHAN NKRI

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh:

Citra Dewi Anggraeni

Edisty Anindira Patranita

Haldi Priya Ambargil

Siti Janatul Naimi (180721639033)

UNIVERITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN GEOGRAFI

September 2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai negara yang berdiri secara
berdaulat di tengah negara-negara bangsa (nation state) di dunia. Dalam mempertahankan
eksistensinya, NKRI memerlukan dukungan sikap positif seluruh komponen bangsa
Indonesia yakni sebagai faktor pemegang kekuasaan dan kendali kemana dinamika
kenegaraan akan dijalankan, dalam mencapai tujuan negara, sebagaimana terdapat dalam
pembukaan UUD 1945.
Pilar-pilar kehidupan berbagsa dan bernegara sebagai soko guru (tiang penyangga
utama) telah mengalami keraouhan sehingga mengancam keberadaan NKRI. Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa masih sering diperdebatkan dalam
substansi nilai dasar dan nilai instrumentalnya apalagi pada tataran praksisnya. UUD 1945
sebagai landasan konstitusional NKRI, mulai dikiritisi energinya sebagai inti hukum nasional
daam memecahkan persoalan bangsa yang semakin kompleks. Selain itu, demokrasisebagai
pilihan sistempolitik yang terbangun dalam paradigma negara yang berkedaulatan rakyat,
sering dipertentangkan dengan kedaulatan Tuhan, bahkan sampai pada aras kecurigaan
terhadap demokrasi yang dipertentangkan dengan ranah agama. Belum lagi, praksis
semboyan ‘Bhineka Tunggal Ika’ sebagaimana paradiga perekat bangsa, justru menjadi
rawan jika dikaitkan dengan realitas konflik vertikal dan horizontal dalam kehidupan NKRI.
Dalam konteks ini, dibutuhkan adanya sikap dari seluruh warga Indonesia dalam
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Serta mengedepankan sikap arif,
bijaksana, moral, religius, agar NKRI tidak kehilangan NKRI-nya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dari konsep bangsa?


2. Apa yang dimaksud dari konsep negara?
3. Apa yang dimaksud NKRI?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui konsep dasar bangsa


2. Mengetahui konsep dasar negara
3. Mengetahui hakikat NKRI
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Bangsa

1. Pengertian Bangsa

Menurut Otto Bauter(1970) menyebutkan bahwa bangsa adalah suatu persatuan karakter
atau peringai yang timbul karena persatuam nasib. Karakter ini terbentuk karena pengalaman
sejarah budaya yang tumbh da berkembang denganntubuh kembangnya bangsa. Dalam
ensiklopedi Nasional Indonesia,bangsa menurut hukum adalah rakyat atau orang-orangyang
berada didalam suatu masyarakat hukum yang terorganisir, yang menempati bagian atau
wilayah tertentu, berbicara dalam bahasa yang sama (meskipun ada bahasa daerah), memiliki
sejarah, kebiasaan, dan kebudayaan yang sama, serta terorganisir dalam suatu pemerintahan
yang berdaulat. Sedangkan Bung Karno dengan mengacu pendapat Ernest Renan menyatakan
bahwa bangsa itu suatu nyawa, suatu asas-akal, yang terjadi dua hal: pertama, bersama-sama
menjalani suatu riwayat;kedua, mempunyai kemauan,keinginan hidup menjadi satu. Namun
pengertian Ernest Renan sendiri yaitu bangsa dapat terbentuk karena adanya keinginan untuk
hidup bersama (hasrat untuk bersama) dengan perasaan kesetiakawananyang agung. Menurut
F. Ratzel yaitu bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena
adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya (paham geopolitik). Hans Kohn
berpendapat bahwa bangsa adalah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah. Suatu bangsa
merupakan golongan yang beraneka ragam dan tidak bisa dirumuskan. Pendapat Jalobsen
Lipman yaitu bangsa adalah suatu kesatuan budaya (cultural unity) dan kesatuan politik
(political unity).

Adapun definisi bangsa secara umum yaitu menurut sosiologis adalah persekutuan hidup
yang disatukan oleh adanya kesamaan sejarah, keturunan, tradisi, kepercayaan, budaya dan
bahasa. Kumpulan orang yang saling membutuhkan dan bekerja sama dalam rangka
mencapai tujuan dalam suatu wilayah tertentu, itulah yang disebut dengan persekutuan hidup.
Menurut politis yaitu bangsa adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan
mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi keluar dan
kedalam, bangsa diikat oleh sebuah organisasi kekuasaan/politik, yaitu negara beserta
pemerintahannya, serta diikat oleh satu kesatuan wilayah nasional,hukum perundang-
undangan yang berlaku. Sedangka menurut KBBI bangsa memilikiarti sebagai orang-orang
yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah beserta pemerintahan sendiri.
Formulasi konsep bangsa merupakan sekelompok manusia yang: (1) memiliki cita-cita
bersama yang mengikat, mereka menjadi satu kesatuan;(2) memiliki sejarah hidup bersama,
sehingga tercipta rasa senasib sepenanggungan;(3) memilki,adat, budaya, kebiasaan yang
sama sebagai akibat pengalaman hidup bersama;(4) memiliki karakter, perangai yang sama
yang menjadi pribadi dan jati dirinya;(5) menempati suatu wilayah tertentu yang merupakan
kesatua wilayah;(6) terorganisir dalam suatu pemerintahan yang berdaulat sehingga mereka
terikat dalam suatu wilayah hukum.

2. Faktor-faktor Pembentuk Identitas Bangsa

Identitas adalah ciri khas yang membedakan suatu subjek dengan yang lainnya. Identitas
memiliki kedekatan dengan jati diri sebagai ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang dan
didalamnya ada jiwa, semangat, dan daya erak yang dimiliki seseorang atau sekelompok
orang (bangsa) untuk mencapai tujuan tertentu. Dari keterangan tersebut dapat ditegaskan
bahwa identitas bangsa (khususnya bangsa Indonesia) terbentuk dalam suatu proses yang
panjang, yang memiliki potensi diri: (1) pengalaman dalam menghadapi tantangan-tantangan
pada masa lalu;(2) lngkungan geografis dan lingkungan sosial besar pengaruhnya dalam
membentuk karakter bangsa Indonesia;(3) memiliki pandangan hidup yang dipegang untuk
mencapai cita-cita bersama;(4) memiliki keadaban (civility) menjadi salah satu faktor penting
dalam pembentukan identitas bangsa Indonesia pada masa lalu dan ke depan faktor ini harus
diperkuat untuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki jati diri yang baik.

Selain itu, Ramlan Surbakti (1992), menegaskan ada beberapa faktor yang diperkirakan
dapatmenjadi pembentukan identitas bersama suatu bangsa yaitu: (1) faktor primordial,
terkait dengan kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan suku bangsa (nation state); (2)
faktor sakral, terkait dengan kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat, atau ikatan
ideologi dalam masyarakat, yang dapatmembentuk negara bangsa; (3) faktor tokoh, terkait
dengan seorang tokoh yang disegani dan dihormati secara luas oleh masyarakat yang mampu
menyatukan bangsa; (4) faktor sejarah, terkait dengan persepsi sama tentang asal-usul (nenek
moyang), pengalaman masa lalu, seperti penderitaan yang sama akibat dari penjajahan tidak
hanya melahirkan solidaritas (senasib, spenderitaan, dan sepenanggungan); (5) faktor
Bhineka Tunggal ka, terkait dengan primsip bersatu dalam perbedaan (unity in diversity),
walaupun berada dalam suku, agama, ras/etnis, dan golongan, serta adat istiadat; dan (6)
faktor kelembagaan, terkait dengan proses pembentukan bangsa berupa lembaga-lembaga
pemerintahan dan politik, serta birokrasi, angkatan bersenjata, dan partai politik yang dapat
mempertemukan berbagai kepentingan dikalangan masyarakat sehingga tersusun kepentingan
nasional.

2.2 Konsep Dasar Negara

1. Pengertian Negara

Negara merupakan asosiasi manusia yang hidup dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama. Istilah negara merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris, ;state yang
merupakan bahasa Belanda dan Jerman adalah staat, serta Prancis yaitu etat. Kata-kata
tersebut diambil dari dari bahsa latin, status atau statum, yang berarti keadaan yang tegak
serta tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak serta tetap. Di Indonesia istilah
negara berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu nagari atau nagara yang berarti wilayah atau
penguasa.

Secara terminologi, negara diartikan sebagai organisasi tertinggi di antara suatu kelompok
masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu dalam daerah tertentu dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat.

Sedangkan mengenai konsep dasar negara, Miriam Budiarjo (1972), melakukan elaborasi
beberapa definisi negara dari beberapa ahli sebagai berikut:

a. Roger H. Soltau: Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau
persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.
b. Harold J. Laski: Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai
wewenang yang bersifat memaksa terhadap individu atau kelompok yang merupakan bagian
dari masyarakat itu.
c. Max Weber: Negara adalah suatu asosiasi yang mempunyai monopoli dalam penggunaan
kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.
d. Robert Mc. Iver: Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban didala suatu
masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan
oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.
e. Aristoteles: Negara adalah suatu persekutuan dari keluarga dan desa untuk mencapai
kehidupan yang sebaik-baiknya.
f. Logeman: Negara adalah organisasi kemasyarakatan yang dengan kekuasaannya bertujuan
untuk mengatur dan mengurus masyarakat tertentu.
g. Bellefroid: Negara adalah persekutuan hukum yang menempati suatu wilayah untuk selama-
lamanya dan dilengkapi dengan suatu kekuasaan tertinggi untuk menyelenggarakan
kemakmuran rakyat sebesar-besarnya.
h. J. J. Rousseauperserkatan dari rakyat bersama-sama yang melindungi dan mempertahankan
hak masing-masing diri dan harta benda anggota yang tetap hidup dengan bebas merdeka.
i. Krannenburg: Negara adalah suatu organisasi yang imbul karena kehendak diri dari suatu
golongan atau bangsanya sendiri.

2. Tujuan dan Fungsi Negara

Tujuan negara ada bermacam-macam, antara lain: (1) untuk memperluas kekuasaan
semata-mata;(2) untuk menyelenggarakan ketertiban umum;(3) untuk mencapai
kesejahteraan umum. Selain itu, mengenai tujuan negara terdapat beberapa pandangan,
anatara lain sebagai berikut.

a. Ajaran Plato

Menurut Plato, negara bertujuan untuk memajukan kesusilaan manusia, sebagai perseorangan
(individu) dan sebagai makhluk sosial.

b. Ajaran Negara Kekuasaan

Ajaran ini dikemukakan oleh Machiavelli dan Shang Yang. Negara bertujuan untuk
memperluas kekuasaan semata-mata dan karena itu disebut negara kekuasaan. Menurut
ajaran ini orang yang mendirikan negara itu maksudnya untuk menjadikan negara itu besar
dan jaya.

c. Ajaran Theokratis (kedaulatan Tuhan)

Menurut ajaran ini tujua negara untuk mencapai penghidupan dan kehidupa aman dan
tentram dengan taatkepada dan di bawah pimpinan Tuhan. Pimpinan negara menjalankan
kekuasaan hanyalah berdasarkan kekuasa Tuhan yang diberikan kepadanya (Thomas
Aquinas, Agustinus)

d. Ajaran Negara Hukum

Menurut ajaran ini negara bertujuan untuk menyelenggrakan ketertiban hukum dan
berpedoman kepada hukum. Dalam negara hukum, segala kekuasaan alat-alat pemerintahan,
semua orang harus tunduk dan taat kepada hukum. Rakyat tidak boleh bertindak semuanya
sendiri yang bertentangan denan hukum. Hak-hak rakyat dijamin sepenuhnya oleh negara.
Sebaliknya rakyat berkewajiban mematuhi seluruh peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah dari negara itu.

e. Negara Kesejahteraan (welfare state)

Tujuan negara menurut pandangan kesejahteraan adalah mewujudkan kesejahteraan umum.


Dalam negara kesejahteraan, setiap negara harus menyelenggarakan beberapa fungsi
minimum yaitu: (1) melaksanakan ketertian umum;(2) mengusahakan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyatnya;(3) memperkuat pertahanan; dan menegakkan keadilan.

Charles E. Merriam, menyebutkan lima fungsi dari negara yaitu:

1. Keamanan ekstern
2. Ketertiban intern
3. Keadilan
4. Kesejahteraan umum
5. Kebebasan

Adapun fungsi negara secara umum mencakup 4 hal, yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi Kemakmuran an Kesejahteraan

Suatu negara dibentuk dengan tujuan untuk menciptakan kesejahteraan da kemakmuran


rakyat. Oleh karena itu, negara berusaha sebaik-baiknya menciptakan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat. Usaha tersebut antara lain dengan pembangunan di segala bidang dan
menciptakan sistem ekonomi demi tercapainya kesejahteran dan kemakmuran. Akan tetap,
usaha yang dlakukan negara tidak akan berhasil tanpa adanya faktor pendukung, yaitu
dukungan dari rakyatnya. Jadi, bersama dengan negara, rakyat saling bantu dalam memenuhi
tanggung jawab tersebut.

2. Fungsi Keadilan

Negara harus menjamin keadilan bagi seluruh warganya, yaitu dengan tidak membeda-
bedakan baik itu agama, asal-usul, status sosial, dan lain sebagainya. Untuk itu, negara harus
membentuk lembaga-lembaga peradilan serta memberikan keputusan yang seadil-adilnya
bagi rakyatnya di depan hukum.

3. Fungsi Pertahanan
Fungsi pertahanan adalah satu hal penting dalam kelangsungan kehidupa sebuah negara.
Sistem pertahanan yang dimiliki oleh suatu negara akan menentukan dapat bertahan tidaknya
negara tersebut dari serangan-serangan atau ancaman, baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar (negara lainnya).

4. Fungsi Keamanan dan Ketertiban

Stabilitas negara yang kondusif menjamin terlaksananya program-program pembangunan


dengan lancar. Oleh karena itu, negara harus menjaga keamanan dan ketertiban di negaranya.
Selain itu, keamanan dan ketertiban diharapkan dapat mencegah bentrokan-bentrokan dan
pertikaian yang terjadi antar manusia didalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Dan secara umum pula, fungsi negara bisa dirumuskan sebagai berikut:

a. Fungsi Eksternal, yaitu dengan upaya mempertahankan kemerdekaan negara. Dengan kata
lain negara harus berupaya untuk mengatasi segala serangan atau ancaman yang berasal dari
luar negeri.
b. Fungsi Internal, yaitu dengan cara memelihara ketentraman, ketertiban, perdamian, serta
perlindungan terhadap hak-hak yang dimiliki oleh setiap orang.
c. Fungsi Fakultatif, yaitu fungsi negara yang dapat diwujudkan dengan cara peningkatan
kesejahteraan umum baik dari segi ekonomi, intelektual, moral, atau sosial.

1. Unsur-unsur Negara

Terwujudnya suatu negara apabila telah memenuhi empat unsur poko sebagai kesatuan
politik, yaitu rakyat, wilayah, pemerintahan yang berdaulat dan tujuan yang terdapat dalam
UUD negara.

a. Unsur Rakyat

Rakyat suatu negara dimaksdkan semua orang yang pada suatu waktu berada dibawah
naungan kekuasan negara. Rakyat dalam hubungan ini diartikan sebagai sekumpulan manusia
yang dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan yang bersama-sama mendiami suatu wilyah
tertentu.

b. Unsur Wilayah
Wlayah suatu negara bukan hanya wilayah geografis atau wilayah dalam arti sempit, tetapi
wilayah dalam arti luas yang berbasis pada pengertian hukum. Yaitu wilayah di atas nama
mana dilaksanakan yuridiksi negara dan melimputi wilayah geografis maupun udara di atas
wilayah itu sampai ketinggian tidak terbatas, dan laut di sekitar pantai negara itu, yaitu apa
yang disebut “laut terotorial”.

c. Unsur Pemerintah yang berdaulat

Pemerintah merupakan salah satu unsur konstitutif negara. Pemerintah adalah lembaga yang
mengatur dan memimpin negara. Tanpa pemerintah mungkin tidak mungkin negara itu
berjala secara baik. Pemerintah melaksanakan tujuan-tujuan negara dalam mnciptakan
kesejahteraan bersama.

d. Unsur Tujuan

Tujuan sebagai negara harus tercantum di dalam Undang-Undang Dasar Negara. Hal ini
memberikan arah ke mana masyarakat yang telah diorganisasikan itu harus dibawa dalam
mengejar cita-cita nasionalnya.

2. Bentuk Negara dan Kenegaraan

a. Bentuk Negara

Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik (Pasal 1 ayat 1 UUD
1945). Sedangkan di sisi lain, digunakan untuk membagi negar dlam bentuk kesatuan, serikat,
maupun perserikatan negara.

Terkait dengan sifat hubungan suatu negara dalam maupun ke luar, bentuk negara dibagi
menjadi

A) Negara kesatuan
B) Negara serikat (federal)
C) Dominion (Suatu negara merdeka yang dulunya adalah negara jajahan Inggris, tetapi masih
dalam lingkungan kerajaan Inggris dan tetap mengakui Raja/Ratu Inggris sebagai kepala
negaranya).
D) Protektorat (Suatu negara yang ada di bawah lindungan negara lain)

Bentuk pemerintahan dibagi menjadi


A) Monarkhi, yaitu adalah suatu bentuk pemerintahan di mana kekuasaan negara dipegang oleh
raja untuk kepentingan semua rakyat
B) Tirani, yaitu suatu bentuk pemerintahan di mana kekuasaan negara dipegang oleh satu orang
yang menjalankan kekuasaan itu untuk kepentingan penguasa sendiri.
C) Aristokrasi, yaitu suatu bentuk pemerintahan dimana kekuasaan negara berada di tangan
sejumlah kecil orang terbaik yang menjalankan kekuasaannya untuk kepentingan semua
orang.
D) Timokrasi, yaitu suatu bentuk pemerintahan diman tindakan penguasa hanya dilaksanakan
dan ditujukan untuk kepentingan penguasa sendiri.
E) Oligarkhi, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dimana kekuasaan negara berada ditangan
sejumlah kecil orang yang menjalankan kekuasaannya untuk kepentingan mereka sendiri.
F) Demokrasi, yaitu seuatu bentuk pemerintahan dimn kekuasaan negar berada di tangan rakyat
yang menjalankan kekuasaannya untuk kepentingn semua orang.

b. Bentuk Kenegaraan

Disebut bentuk kenegaraaan karena ikatan itu menyerupai negara tapi tidak merupakan suatu
negara. Contohnya

- Perserikatan Negara-negara
Perserikatan Negara-negara Amerika Utara, Perserikatan Jerman
- Uni Personil dan Uni Riil
- Daerah mandat, yaitu daerah yang tadinya jajahan negara yang kalah dalam Perang Dunia I
yang diletakkan di bawah pimpinan salah satu negara yang menang dalam Perang Dunia I
dengan pengawasan LBB.
- Daerah jajahan
- Daerah Trust. Yaitu negara yang sesudah Perang Dunia II diurus oleh beberapa negara di
bawah pengawasan Dewan Perwakilan dari PBB.

2.3 Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

1. Hakikat NKRI
Negara Kesatuan adalah negara yang tidak memiliki bagian di dalamnya yang bernama
negara. Bentuk NKRI tidak boleh diubah lagi menjadi bentuk lain. Sesuai pasal 37 ayat 5
UUD 1945, ditegaskan bahwa Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
tidak dapat dilakukan perubahan.

Bentuk Negara Kesatuan lebih cocok untuk kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki
keragaman geografis dan sosial budaya.

2. Sejarah Berdirinya NKRI

Pemerintah Jepang di Tokyo menjanjikan memberi kemerdekaan bagi Indonesia pada


tanggal 24 Agustus 1945 (Pringgodigdo, A.K., 1989). Lalu dibentuklah Badan Penyelidik
Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 29 April 1945. Setelah itu terjadi tragedi
pengeboman Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, tanggal 14
Agustus Jepang menyerah kepada sekutu (Dekker, N. 1997; Sastrawijaya, S. 1980)

Tanggal 16 Agustus 1945, di rumah Laksamana Maeda di selenggarakan rapat serta


penyusunan teks proklamasi oleh Bung Karno, Bung Hatta, Subardjo, Sukarni, dan Sayuti
Melik.

Tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00, bertempat di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, Ir.
Soekarno membacakan teks proklamasi dlam upacara, dan selanjutnya adalah pengibaran
Bendera Merah Putih. Bersamaan dengan naiknya Sang Merah Putih, para hadirin spontan
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Berikut adalah teks proklamasi.

PROKLAMASI

Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan


dengan cara seksama dan dalam tempo yng sesingkat-singkatnya.

Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun


05’

Atas nama Bangsa Indonesia


Soekarno/Hatta

(tanda tangan Soekarno)

(tanda tangan Hatta)

Hubungan Proklamasi Dengan UUD 1945

Sebagai norma pertama Proklamasi Kemeredekaan menjadi dasar berlakunya semua


aturan lainnya di Indonesia. Secara filosofis, Proklamasi kemerdekaan tidak bisa dipisahkan
dengan pandangan hidup Bangsa Indonesia Pancasila.

Proklamasi kemerdekaan menjadi titik awal berdirinya NKRI, sekaligus menjadi titik
awal terbentuknya tata hukum RI. UUD adalah kerangka tata hukum, sebagai aturan dasar
tertulis yang tertinggi kedudukannya di Negara RI, Pengesahan UUD 1945 oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 adalah bagian dalam menyempurnakan NKRI yang
diproklamasikan sehari sebelumnya.

Penetapan dan Pengesahan UUD 1945

Para pemimpin Bangsa Indonesia yang duduk dalam BPUPKI berhasil menyusun
Rancangan UUD bagi Negara RI sebelum proklamasi kemerdekaan. Rancangan UUD itu
disahkan PPKI tanggal 18 Agustus 1945 sebagai UUD NKRI. Keseluruhan naskah UUD
Negara RI Tahun 1945 kemudian dimuat dalam Berita Republik Indonesia tahun II nomer 7,
terdiri atas tiga bagian, yakni: (1) Bagian Pembukaan; (2) Bagian Batang Tubuh; dan (3)
Penjelasan.

Pada saat terbentuknya Negara Serikat tahun 1949 (periode KRIS 1949) dan Negara
Kesatuan tahun 1950, UUD 1945 sempat dinyatakan tidak berlaku. Melalui Dekrit Presiden
tanggal 5 Juli 1959, UUD Negara RI Tahun 1945 dinyatakan berlaku kembali. Naskah
resminya diundangkan dalam Lembaran Negara No. 75 Tahun 1959 sebagai Kepres No. 150
tahun 1959.
Pada tahun 1999,2000, 2001, dan 2002, UUD 1945 telah mengalami amandemen
sebanyak empat kali sehingga naskah UUD 1945 yang menjadi Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, terdiri atas 21 bab, 73 pasal, dan 170 ayat, 3 ayat
pasal Aturan Peralihan serta 2 pasal Aturan Tambahan.

3. Landasan Hukum NKRI

Landasan hukum NKRI adalah Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus tahun 1945, dan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Landasan hukum NKRI dapat ditemukan pada:


Pasal 1 ayat (1) UUD 1945
Pasal 18 ayat (1)
Pasal 25 A
Pasal 37 ayat (5)

4. Pentingnya Keutuhan NKRI

Menurut cara pandang Geopolitik, kelangsungan hidup suatu bangsa tergantung kepada ruang
untuk hidupnya atau wilayahnya. Keutuhan NKRI, menentukan tercapainya tujuan negara
Indonesia yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu "negara melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; mencerdaskan kehidupan bangsa dan
memajukan kesejahteraan umum; dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial"

5. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Sejak awal kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia menyatakan berdaulat atas seluruh
wilayah bekas jajahan Hindia Belanda. Indonesia adalah negara kepulauan, yang terbesar di
dunia. Sebagai negara kepulauan, maka wilayah negara Indonesia sebagian besar adalah laut,
kira-kira dua pertiga bagian dan sebagian adalah wilayah darat. Perjuangan untuk
menyatukan wilayah laut dengan darat, sudah dimulai sejak tahun 1957 melalui Deklarasi
Juanda. Meskipun banyak ditentang oleh negara lain, namun berkat perjuangan pemimpin
kita yang tak kenal lelah, akhirnya pada tahun 1982 di setujui oleh forum hukum laut
internasional di Montego by Jamaica. Bangsa Indonesia telah berhasil mempersatukan
wilayah laut dengan darat, dan berhasil memperoleh batas wilayah yang lebih baik untuk
pertahanan dan keamanan negara. Wilayah udara pun sangat penting bagi negara. Sekarang,
ruang udara merupakan jalur lalu lintas yang ramai. Negara Republik Indonesia menyatakan
bahwa penguasaan atas ruang angkasa kita sampai ketinggian 36.000 km. Pada ketinggian
tersebut dinamakan orbit Geostasioner. Tidak semua negara memiliki orbit tersebut sebab
hanya negara yang dilewati garis khatulistiwa yang memilikinya.

6. Pembagian Wilayah NKRI

NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan
kota. Kepala Daerah Provinsi disebut gubernur dan kepala daerah kabupaten/kota disebut
bupati/walikota. Demikianlah UUD 1945 pasal 18 ayat (1) mengaturnya. Pembagian wilayah
tersebut sesuai dengan bentuk negara kesatuan. Saat ini wilayah Indosesia terbagi menjadi 34
provinsi.

7. Perjuangan Mempertahankan NKRI

Bangsa kita memiliki pengalaman sejarah panjang dalam mempertahankan keutuhan NKRI.
Pengalaman itu hendaknya menjadi pelajaran agar tidak terulang kembali pada waktu yang
akan datang . Misalnya, kurangnya rasa persatuan dan semangat kebangsaan. Bahkan
beberapa tahun setelah merdeka, persatuan bangsa Indonesia sempat terganggu. Hanya karna
rasa tidak puas kepada pemerintah, mereka memberontak dan bercita-cita memisahkan diri
dari Republik Indonesia. Lalu setelah itu banyak pemberontakan terjadi, rentetan
pemberontakan tersebut bagaikan menikam NKRI dari belakang, apalagi saat itu NKRI masih
sedang menghimpun kekuatan untuk menghadapi penjajah Belanda. Gerakan-gerakan yang
ingin merongrong kekuatan NKRI tersebut harus dihadapi dan dilawan oleh pemerintah dan
rakyat bangsa Indonesia. Oleh karena itu, seluruh komponen NKRI harus selalu waspada
dalam menjaga dan mempertahankan keutuhan wilayah, baik dari dalam maupun upaya
penguasaan bangsa/negara lain. Semangat persatuan, semangat kebangsaan, jiwa patriotisme
atau cinta tanah air harus berkobar dalam dada setiap warga negara Indonesia.

8. Sikap yang Dibutuhkan untuk Menjaga Keutuhan NKRI


A. mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia, dasar negara Indonesia, serta falsafah
hidup sejatinya benar-benar menjadi pedoman hidup yang harus dihayati dan diamalkan ke
dlam setiap sendikehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan mengamalkan nilai yang
terkandung didalam pancasila maka keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat
terjaga.
B. Menggelorakan semangat Bhineka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan Negara yang berarti berbeda-beda tetapi satu
jua. Bhineka Tunggal Ika merupakan ikatan kemajemukan yang Indonesia mliki. Salah satu
cara mearwat kemajemukan bangsa adalah dimana satu sama lain saling toleransi dan
menjada Bhineka Tunggal Ika Ssebagai kekuatan untuk menjaga keutuhan NKRI.
C. Menjalankan Kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai konstitusi UUD 1945
Dalam menjalankankehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya mengacu pada
konstitusi. Dalam UUD 1945 telah diatur jelas mengenai hak dan kewajiban negara..
Kewajiban warga negara hendaknya didahulukan dari pada menuntut hak.
D. Melaksanakan usaha pertahanan Negara
Segala ketentuan mengenai pertahanan Negara tercantum dalam UU nomor 3 tahun 2002
tentang pertahanan negara. Sesuai denganketentuan dalam UU nomor 3 tahun 2002 tentang
pertahanan yang dimaksud adalah: “ usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara,
keuthan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan negara.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sebagai negara yang berdiri secara berdaulat NKRI memiliki kedaulatan akan wilayah
yang jelas serta pengaturan penyelenggaraan pemerintahan secara berdaulat tanpa pengaruh
dari negara lain. Dinamika NKRI, mengharuskan seluruh potensi bangsa untuk bertekad,
mempertahankan keutuhan NKRI, dari berbagai ancaman dan gangguan yang membahayakan
eksistensi NKRI sebagai negara yang berdaulat.
Tentu sebelum menjadi negara yang berdaulat, bangsa Indonesia berjuang untuk mencapai
kemerdekaan. Perjuangan yang dilakukan dengan semangat kebangsaan dan cinta tanah air
oleh para pahlawan. Persatuan dan kesatuan merupakan modal utama untuk mencapai
kemerdekaan tersebut. Sehingga seluruh komponen bangsa harus memiliki keinginan untuk
membela dan mempertahankan kemerdekaan. Selain itu, seluruh komponen bangsa juga
harus mempunyai sikap menjaga kedaulatan NKRI dan keutuhan NKRI berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai