Konsep Oksigen 2 PDF
Konsep Oksigen 2 PDF
PENGELOLAAN KASUS
5. Terapi Oksigen
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen lebih dari udara atmosfer atau
FiO2 21%.Tujuan terapi oksigen adalah mengoptimalkan oksigenasi jaringan dan
mencegah asidosis respiratorik, mencegah hipoksia jaringan, menurunkan kerja
napas dan kerja otot jantung, serta mempertahankan PaO2 60% mmHg atau SaO2
90% (Tarwoto & Wartonah, 2010).
Indikasi terapi okseigen diberikan pada: perubahan frekuensi atau pola
napas, perubahan atau gangguan pertukaran gas atau penurunan, hipoksemia,
menurunnya kerja napas, menurunnya kerja miokard, dan trauma berat (Tarwoto
& Wartonah, 2010).
Pemberian oksigen/ terapi oksigen dapat dilakukan melalui dua metode
yaitu: sistem aliran rendah dan sistem aliran tinggi menurut (Tarwoto &
Wartonah, 2010).
1) Sistem aliran rendah
Pemberian oksigen dengan menggunakan sistem ini ditujukan pada
pasien yang membutuhkan oksigen tetapi masih mampu bernapas normal,
karena teknik sistem ini menghasilkan FiO2 yang bervariasi atau tidak
konstan, sangat dipengaruhi oleh aliran, reservoir, dan pola napas pasien.
Contoh pemberian oksigen dengan aliran rendah adalah dengan menggunakan
nasal kanula, sungkup muka sederhana (simple mask), sungkup muka dengan
kantong rebreathing, dan sungkup muka dengan kantong non-rebreathing.
B. Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi, dan evaluasi.Pengkajian ini dilakukan dengan auto
anamnesadan allo anamnesa, pengamatan, observasi langsung, pemeriksaan fisik
menelaah catatan medis dan catatan perawat (Hidayat, 2006).
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan pada masalah kebutuhan oksigen
meliputi: ada atau tidaknya riwayat gangguan pernapasan (gangguan hidung dan
tenggorokan) seperti epistaksis (kondisi akibat luka/kecelakaan, penyakit rematik
akut, sinusitis akut, hipertensi, gangguanpada sistem peredaran darah dan kanker),
Obstruksi nasal (Kondisi akibatpolip, hipertropi tulang hidung, tumor dan
influenza), dan keadaan lainyang menyebabkan gangguan pernapasan (Hidayat,
2006).
b. Pemeriksaan Fisik
1. Mata: konjungtiva pucat (anemia), konjungtiva sianosis (hipoksemia),
konungtiva terdapat pethecial (karena emboli lemak atau endokarditis).
2. Kulit: sianosis perifer, sianosis secara umum, penurunan turgor, edema,
dan edema periorbital.
2. Analisa data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status
kesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri
dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.Data fokus
adalahdata tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan
danmasalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakanterhadap klien.
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien
yangdilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta
kebutuhankeperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi
merupakan tahapawal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul
didapatkan datadasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien.Selanjutnya
data dasar itu digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan
asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-
masalahpasien.Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit
(Intialassessment), selama klien dirawat secara terus menerus (Ongoing
assasment) sertapengkajian ulang untuk menambah/ melengkapi data (re-
assesment).
Tujuan pengumpulan data adalah untuk memperoleh informasi tentang
keadaan kesehatan klien, menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien,
menilai keadaan kesehatan klien, membuat keputusan yang tepat dalam
menentukan langkah-langkahberikutnya
10
3. Rumusan masalah
a. Tidak efektifnya cara pembersihan saluran napas
Definisi : kondisi dimana pasien tidak mampu membersihkan sekret/ slem
sehingga menimbulkan obstruksi saluran pernapasan dengan tujuan
mempertahankan saluran pernapasan.
Kemungkinan berhubungan dengan :
1) Menurunnya energi dan kelelahan
2) Infeksi trakeobronkial
3) Gangguan kognitif dan persepsi
4) Trauma
5) Bedah toraks
Kemungkinan data yang ditemukan :
1) Suara napas tidak normal
2) Perubahan jumlah pernapasan
3) Batuk
4) Sianosis
5) Demam
6) Kesulitan bernapas (dispnea)
Tujuan yang diharapkan :
1) Saluran pernapasan pasien menjadi bersih
2) Pasien dapat mengeluarkan secret
3) Suara napas dan keadaan kulit menjadi normal
11
12
13
4. Perencanaan
1) Tidak efektifnya cara pembersihan saluran napas
Tujuan : saluran pernapasan pasien menjadi bersih, pasien dapat
mengeluarkan sekret, suara napas dan keadaan kulit menjadi normal.
Intervensi Rasional
1. Monitor jumlah, bunyi napas, AGD 1. Peralatan dalam keadaan siap
2. Sediakan alat suction dalam 2. Gangguan saluranpernapasan
kondisi baik.
3. Pertahankan intake cairan 3.000 3. Membantu mengencerkan secret
ml/hari
4. Terapi inhalasi dan latihan
4. Mengeluarkan secret
pernapasan dalam dan batuk
efektif.
5. Memberikan rasa nyaman
5. Bantu hygiene oral setiap 4 jam
6. Mempertahankan sirkulasi
6. Mobilisasi pasien setiap 2 jam
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Dispnea
26
27
4. Diagnosa keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelelahan otot pernafasan
ditandai dengan mengatakan sesak napas, nyeri di dada, tidak mampu
melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perkusi
ventilasi ditandai dengan mudah lelah, nyeri, sesak napas.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum di tandai
dengan tidak dapat melakukan aktivitas apapun saat sesak timbul dan
hanya dapat melakukan aktivitas ringan saja.
28
29
30
31
32
33
34
35
36