Anda di halaman 1dari 5

Resume Auditing 2

Nama : Ingga Mala Lesti


Nim : 43218010075
Resume : TM 5

A. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO


UTANG USAHA.
Karena semua transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran umumnya mengalir melalui utang
usaha, akun ini penting bagi audit atas siklus akuisisi dan pembayaran. Utang usaha adalah
kewajiban yang belum dibayar atas barang dan jasa yang diterima dalam peristiwa bisnis yang
biasa.
Utang usaha harus dibedakan dari kewajiban akrual dan kewajiban berbunga. Kewajiban akan
dianggap utang usaha hanya jika total kewajiban itu diketahui dan terhutang pada tanggal neraca.
Jika kewajiban mencakup pembayaran bunga, hal tersebut harus dicatat sebagai wesel bayar,
utang kontrak, utang hipotik, atau utang obligasi.
Jika pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi terkait menunjukkan bahwa
pengendalian telah beroperasi secara efektif, dan jika hasil prosedur analitis memuaskan, auditor
mungkin akan mengurangi pengujian atas rincian saldo utang usaha. Akan tetapi, karena utang
usaha cenderung material bagi sebagaian besar perusahaan, auditor hampir selalu melaksanakan
sejumlah pengujian atas rincian saldo.

1.      Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Utang Usaha (Tahap I)


Focus yang diberikan banyak perusahaan pada perbaikan aktivitas manajemen mata rantai
suplainya telah menimbulkan banyak perubahan dalam rancangan system yang digunakan untuk
mengawali serta mencatat aktifitas akuisisi dan pembayaran. Usaha untuk merampingkan proses
pembelian barang dan jasa telah mengubah semua aspek siklus akuntansi dan pembayaran bagi
banyak perusahaan. Pengaturan system tersebut dapat menjadi kompleks. Auditor harus
memahami sifat perubahan system tersebut utuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan
pengendalian manajemen yang terkait mempengaruhi kemungkinan salah saji yang material
dalam utang usaha.
2.      Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren (Tahap I)
Seperti halnya Piutang usaha, utang usaha seringkali saldonya berjumlah besar dan terdiri dari
sejumlah besar saldo vendor serta relative mahal untuk mengaudit akun tersebut. Karena alasan
itu auditor umumnya menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi yang relative tinggi untuk
utang usaha. Auditor sering menilai risiko inheren sebagai sedang atau tinggi. Mereka peduli
dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo pisah batas dan kelengkapan karena berpotensi
menimbulkan kurang saji saldo akun.
3.      Menilai Risiko Pengendalian dan Merancang serta Melaksanakan Pengujian pengendalian
dan pengujian Substantif atas Transaksi (tahap I dan II)
Setelah menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan risiko inheren , auditor menilai risiko
pengendalian berdasarkan pemahaman terhadap pengendalian internal. Pengujian sustantif
bergantung pada keefektifan relative pengendalian internal yang berhubungan  dengan utang
usaha. Setelah menilai risiko pengendalian, auditor merancang dan melaksanakan pengujian
pengendalian serta pengujian substrantif atas transaksi akuisisis dan pengeluaran kas.
4.      Merancang dan Melaksanakan Prosedur analitis (tahap III)
tujuan audit atas utang usaha secara keseluruhan adalah untuk menentukan apakah saldo utang
usaha telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan secaraa layak. Nilai realisasi tidak dapat
diterapkan pada kewajiban. Penekanan yang penting dalam audit atas kewajiban dan aktiva.
ketika memverifikasi aktiva auditor menekankan lebih saji melalui verifikasi dengan konfirmasi,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dokumen pendukung.auditor tidak boleh mengabaikan
kemungkinan aktiva mengalami kurang saji tetapi lebih memperhatikan lebih saji. Karena lebih
saji ekuitas pemilik dapat terjadi baik dari lebih saji aktiva atau kurang saji kewajiban,
merupakan hal yang alami bagi akuntan public untuk menekankan kedua salah saji tersebut.
Penggunaan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sama dengan yang diterapkan untuk
memverifikasi piutang usaha, karena tujuan itu juga dapat diterapkan pada kewajiban dengan
tiga modifikasi kecil:
1.      Tujuan nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Nilai realisasi hanya dapat
diterapkan pada aktiva.
2.      Aspek hak dalam tujuan hak dan kewajiban tidak dapat diterpkan pada kewajiban. Untuk aktiva
auditor menggunakan hak klien atas penggunaan dan pelepasan aktiva. untuk kewajiban auditor
memperhatikan kewajiban klien atas pembayaran kewajiban.
3.      Untuk kewajiban, penekanan diberikan pada pencarian kurang saji dan bukan lebih saji.
Gambar 19-3
Metodologi untuk Merancang Pengujian atas Rincian Saldo bagi Utang Usaha

Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi utang usaha

Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk utang usaha

Menilai risiko pengendalian untuk siklus akuisisi dan pembayaran.

Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk utang usaha

Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi
untuk siklus akuisisi dan pembayaran.

Merancang pengujian atas rincian saldo utang usaha untuk memenuhi tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo

Prosedur audit

Ukuran sampel

Item yang dipilih

Penetapan waktu
 
Pengujian Kewajiban Setelah Periode
Karena menekankan pada kurang saji dalam akun kewajiban, pengujian kewajiban setelah
periode (out-of-period liabilities test)  merupakan hal yang penting bagi utang usaha. Luas
pengujian untuk mengungkapkan utang usaha yang belum tercatat, sering disebut pencarian
utang usaha yang belum tercatat, sangat tergantung pada penilaian risiko pengendalian dan
materialitas saldo akun yang potensial. Prosedur audit yang sama digunakan untuk
mengungkapkan utang yang belum tercatat dapat diterpkan pada tujuan keakuratan.
Memeriksa dokumentasi yang mendasari pengeluaran kas selanjutnya, auditor memeriksa
dokumen pendukung menyangkut pengeluaran kas setelah tanggal neraca guna menentukan
apakah pengeluaran kas dilakukan untuk kewajiban periode berjalan. Jika memang untuk
kewajiban periode berjalan, auditor harus menelusurinya ke neraca saldo utang usaha untuk
memastikan bahwa pembayaran tersebut telah dilakukan.
Memeriksa dokumentasi yang mendasari untuk tagihan yang belum dibayar beberapa minggu
setelah akhir tahun, auditor melaksanakan prosedur ini dengan cara yang sama seperti
sebelumnya dan untuk tujuan yang sama.prosedur ini berbeda karena dilakukan untuk kewajiban
yang belum dibayar mendekati akhir pekerjaan lapangan audit bukan untuk kewajiban yang telah
dibayar.
Menelusuri laporan penerimaan yang dikeluarkan sebelum akhir taun ke vaktur vendor terkait,
semua barang dagang yang diterima sebelum akhir taun periode akuntansi harus dicantumkan
sebagai utang usaha.
Menelusuri laporan vendor yang menunjukan saldo yang jatuh tempo ke neraca saldo utang
usaha, jika klien menyimpan file laporan vendor, auditor dapat menelusuri setiap laporan yang
memiliki saldo yang jatuh tempo pada tanggal neraca ke listing untuk memastikan bahwa hal itu
telah dicantumkan sebagai utang usaha.
Mengirim konfirmasi ke vendor dengan siapa klien melakukan bisnis, walaupun penggunaan
konfirmasi untuk utang usaha kurang begitu umum ketimbang untuk piutang usaha, auditor
kadang-kadang menggunakannya untuk menguji vendor yang dihapus dari daftar utang usaha,
transaksi yang dihilangkan dan saldo akun yang salah saji.
Pengujian pisah batas (cutoff tests) utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah transaksi
yang dicatat bebrapa hari  sebelum dan setelah tanggal neraca dicantumkan pada periode yang
benar. Lima pengujian audit kewajiban setelah periode yang baru saja kita bahas semuanya
,merupakan pengujian pisah batas untuk akuisisi tapi menekankan pada kurang saji.
Hubungan pisah batas dengan observasi fisik persediaan, dalam ,menentukan apakah pisah batas
utang usaha sudah benar, sangatlah penting jika pengujian pisah batas dikoordinasikan  dengan
observasi fisik persediaan.
Perbedaa dalam perjalanan, menyangkut utang usaha, auditor harus membedakan antara akuisisi
persediaan atas dasar FOB destination dan atas dasar FOB origin. Untuk FOB destination, hak
akan berpindah ke pembeli ketika persediaan diterima, sehingga hanya persediaan yang diterima
pada atau sebelum tanggal neraca yang harus dimasukan dalam persediaan  dan utang usaha pada
akhir tahun. Jika akuisisi dilakukan atas dasar  FOB origin,perusahaan harus mencatat persediaan
dan utang yang terkait pada periode berjalan jika pengiriman dilakukan pada atau setelah tanggal
neraca.
Perbedaan antara faktur vendor dan laporan vendor, auditor harus membedakan antara faktur
vendor dengan laporan keuangan ketika memverivikasi jumlah yang terutang kepada vendor.
Auditor akan memperoleh bukti yang sangat handal mengenai setiap transaksi ketika mereka
memeriksa faktur faktur vendor dan dokumen pendukung terkait setiap laporan  penerimaan dan
pesanan pembelian.
Perbedaan antara laporan vendor dan konfirmasi perbedaan yang paling penting terletak pada
sumber informasinya. Laporan vendor disiapkan oleh vendor (pihak ketiga yang independen)
tetapi berada ditangan klien pada saat auditor memeriksanya. Hal ini memberikan klien
kesempatan untuk mengubah laporan vendor untuk menyimpan laporan tertentu dari auditor.

Anda mungkin juga menyukai