Anda di halaman 1dari 10

Nama : Muhammad Diennis Dwi Mustika

Nim : E1R020083

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Dosen Pembimbing : Sawaludin, Spd.,Mpd.

Judul : “Pancasila Dalam Arus Sejarah Indonesia”

Sejarah bangsa Indonesia bisa di bilang sangat panjang, mulai dari penjajahan
tiada henti selama 350 tahun dari belanda dan belum lagi dari Negara Negara yang lain seperti
Portugis, Inggris, Jepang, dan masih banyak lagi, sebelum akhirnya Indonesia merdeka pada
tanggal 17 Agustus 1945.

Perumusan pancasila adalah salah satu perjalanan sejarah Indonesia yang paling
bersejarah. Dimulai dari pembentukkan BPUPKI sampai diresmikannya pada tanggal 18 Agustus
1945 oleh PPKI yaitu lembaga yang mempunyai wewenang dalam merumuskan dan
mengesahkan dasar negara pada saat itu.

 Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia

Dalam sejarah, Pancasila mengalami tiga Periode yaitu Periode Pengusulan


Pancasila, Periode Perumusan Pancasila, dan Periode Pengesahan Pancasila.

1. Periode Pengusulan Pancasila

Jauh sebelum pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya Ideologi Bangsa di


awali dengan lahirnya rasa Nasionalisme yang menjadi pembuka gerbang menuju kemerdekaan
Indonesia. Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo seperti yang di kutip oleh Mochtar Pabottinggi
dalam artikelnya yang berjudul “Pancasila sebagai Modal Rasionalitas Politik, menerangkan
bahwa benih Nasionalisme sudah mulai tertanam kuar dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia
yang sangat menekankan soldaritas dan kesatuan bangsa. Kemudian di susul lahirnya Soempah
Pemoeda 28 Oktober 1928 merupakan momen momen perumusan diri bagi bangsa
Indonesia.Semuanya merupakan modal politik awal yang sudah di miliki tokoh tokoh pergerakan
sehingga sidang sidang maraton BPUPKI yang di fasilitasi oleh Laksamana Maeda, sehingga
tidak ada sedikit pun intervensi dari pihak jepang.

Perumusan Pancasila Pertama kali dilakukan pada sidang BPUPKI pada tanggal
29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945. BPUPKI di bentuk oleh Jepang pada tanggal 29 April 1945
dengan jumlah anggota 60 orang. Badan yang di ketuai oleh dr. Radjiman Wedyodiningrat yang
di damping oleh dua orang ketua muda yaitu Raden Panji Suroso dan Ichibangase. BPUPKI di
lantik oleh letjen Kumakichi Harada, Panglima Tentara ke – 16 jepang di Jakarta, pada 28 mei
1945 dan keesokkan harinya pada tanggal 29 mei 1945 di mulailah sidang pertama BPUPKI
tentang materi pokok untuk dasar negara.

Tokoh tokoh yang berperan penting dalam pengusulan dasar negara yaitu Muh.
Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Tokoh tokoh tersebut menyampaikan pendapa mereka
tentang dasar negara dengan menurut pandangan mereka. Salah satu tokoh yang menyampaikan
pendapatnya adalah Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 yang di kenal juga sebagai “Hari
Lahirnya Pancasila”. Berikut gagasannya tentang dasar negara.

1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia


2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

Berdasarkan catatan sejarah, lima butir gagasan itu di beri nama Pancasila oleh
Soekarno. Setelah pidato dari Soekarno tersebut sidang menerima usulan nama Pancasila sebagai
dasar negara. Kemudian Panitia Kecil 8 orang yang bertugas menampung usul – usul seputar
calon dasar negara.

2. Periode Perumusan Pancasila


Sidang kedua BPUPKI pada tanggal 10 - 16 juli 1945 adalah menjadi awal
periode perumusan Pancasila Karena pada saat itu di setujuinya naskah awal “Pembukaan
Hukum Dasar” yang kemudian di kenal dengan nama Piagam Jakarta. Piagam merupakan naskah
awal pernyataan Kemerdekaan Indonesia. Rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta sebagai
berikut:

1. Ketuhanan dengan menjalankan syariat islam bagi pemeluk pemeluknya.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradap.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawarakatan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ketika Indonesia sedang sibuk mempersiapkan kemerdekaan menurut scenario


jepang, tiba tiba terjadi perubahan peta politik dunia. Salah satu penyebabnya adalah takluknya
jepang kepada sekutu dengan di tandai jatuhnya bom atom di Hiroshima pada tanggal 6 Agustus
1945. Sehari setelahnya Jepang mengeluarkan maklumat yang berisi:

1. Pertengahan Agustus akan di bentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan


Indonesia.
2. Panitia itu rencananya akan di lantik 18 Agustus 1945 dan mulai bersidang
19 Agustus 1945.
3. Direncanakan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945.

Keesokkan paginya, 8 Agustus 1945 Soekarno, Hatta, dan Rajiman di panggil


Jendral Terauchi yang berkedudukan di Saigon, Vietnam. Ketiga tokoh tersebut di berikan
wewenang untuk segera membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan bagi Indoensia sesuai
dengan maklumat yang di keluarkan jepang 7 Agustus 1945. Sepulangnya dari Saigon ketiga
tokoh tersebut langsung membentuk PPKI yang beranggotakan 21 orang.

Jatuhnya boom di Hiroshima tidak membuat Jepang menyerah, Amerika dan


sekutu akhirnya menjatuhkan boom lagi di Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945 yang
membuat jepang semakin melemah dan akhirnya membuat Jepang menyerah tanpa syarat kepada
sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Konsekuensi dari kekalahan jepang setiap daerah yang di
jajah jepang harus di serahkan kepada sekutu termasuk Indonesia. Karena kekosongan kekuasaan
akibat kekalahan jepang, maka para tokoh politis pada saat itu segera mengambil keputusan
dengan mempercepat kemerdekaan Indonesia.

3. Periode Pengesahan Pancasila

Peristiwa penting lainya terjadi pada tanggal 12 Agustus 1945, ketika Soekarno,
Hatta, dan Rajiman di panggil oleh penguasa jepang di Asia Tenggara ke Saigon untuk
membahas tentang Hari Kemerdekaan Indonesia seperti yang dijanjikan. Namun, di luar dugaan
pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu. Pada 15 Agustus Soekarno, Hatta, dan
Rajiman kembali ke Indonesia. Kedatangan mereka di sambut oleh para pemuda yang mendesak
agar kemerdekaan Indonesia di lakukan secepatnya karena mereka tanggap terhadap perubahan
politis pada saat itu. Perubahan yang cepat itu membuat kesalahpahaman antara Golongan Muda
dengan Golongan Tua sehingga terjadilah penculikan Soekarno dan Muh. Hatta ke Rengas
Dengklok, tindakan para pemuda itu berdasarkan keputusan rapat yang diadakan pada pukul
24.00 WIB menjelang 16 Agustus 1945 di cikini no. 71 Jakarta.

Melalui jalan berliku, akhirnya di cetuskannya Proklamasi Kemerdekaan


Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Teks Proklamasi di diktekan oleh Muh. Hatta dan di
tulis oleh Soekarno pada dini hari, lalu naskah itu diketik oleh Sayuti Malik. Teks Proklamasi
yang sudah di susun itu akhirnya di bacakan pada 17 Agustus 1945.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yakni 18 Agustus 1945, PPKI


bersidang untuk menentukan dan menegaskan posisi bangsa Indonesia dari yang semula di jajah
menjadi bangsa yang merdeka. PPKI yang semula badan yang bentuk oleh Jepang, sejak saat itu
di anggap mandiri dan menjadi badan nasional.

Sejarah bangsa Indonesia juga mencatat bahwa rumusan Pancasila yang di sahkan
PPKI ternyata berbeda dengan rumusan Pancasila yang tercantum dalam Piagam Jakarta. Ini
terjadi karena ada tuntutan dari wakil yang mengatasnamakan masyarakat Indonesia bagian
timur yang menemui Bung Hatta yang mempertanyakan tentang 7 kata di belakang kata
“Ketuhanan” yaitu “dengan menjalankan syariat syariat islam bagi pemeluk pemeluknya”.
Tuntutan ini di tanggapi dengan sangat arif oleh para pendiri yaitu dengan di hapus 7 kata di
belakang ketuhanan dan dig anti oleh “Yang Maha Esa”.

Setelah Kemerdekaan di Proklamasikan yang di ikuti dengan pengesahan Undang


– Undang 1945, maka yang seharusnya roda pemerintahan yang seharusnya berjalan dengan baik
dan tertib, ternyata menghadapi sejumlah tantangan yang mengancam kemerdekaan dan
eksistensi Pancasila. Salah satu bentuk ancaman itu muncul dari belanda yang ingin menjajah
kembali Indonesia.

 Alasan diperlukannya Kajian Pancasila dalam Sejarah Indonesia

Terdapat 5 alasan mengapa diperlukannya Kajian Pancasila dalam sejarah


Indonesia yaitu sebagai berikut:

1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia

Identitas Nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada
padanan sebelumnya. Perlu di rumuskan oleh suku - suku tersebut. Istilah Identitas Nasional
secara terminologys adalah suatu cirri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa dengan bangsa lain.

Pemaparan Pancasila sebagai identitas bangsa atau jati diri bangsa Indonesia
dapat di temukan dalam berbagai literatur, baik dalam bentuk bahasan sejarah bangsa Indonesia
maupun dalam bentuk bahasan pemerintahan bangsa Indonesia. As’ad Ali dalam buku Negara
Pancasila; Jalan Kemashlahatan Berbangsa mengatakan bahwa Pancasila sebagi identitas
kultural dapat ditelusuri dari kehidupan agama yang berlaku dalam masyarakat Indonesia.
Karena tradisi dan kultur bangsa Indonesia dapat ditelurusi melalui peran Agama - agama besar
seperti: peradapan Hindu, Budha, Islam, dan Kristen. Agama – agama tersebut menyumbangkan
dan menyempurnakan konstruksi nilai, norma, tradisi, dan kebiasaan kebiasaan yang
berkembang dalam masyarakat.

2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai - nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental
dan tingkah laku serta amal perbuatan yang berciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa
lain. Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik dank has karena tidak ada pribadi yang
benar benar sama. Meskipun nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatua, kerakyatan, dan keadilan
juga terdapat dalam ideology bangsa - bangsa lain, tetapi bagi bangsa Indoensia kelima sila
tersebut mencerminkan kepribadian bangsa karena diangkat dari nilai nilai kehidupan
masyarakat Indonesia sendiri dan di laksanakan secara simultan. Karena Pancasila merupakan
kristalisasi dari nilai nilai yang di miliki dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri
yaitu sebagai petunjuk hidup sehari hari dan juga merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di
pisahkan antara satu dengan yang lain.

3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indoensia.

Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai – nilai


ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya,
kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai
pedoman kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad yang kuat untuk
mengamalkan dalam kehidupan nyata.

Sebagai pandangan hidup bangsa, di dalam Pancasila terkandung konsep dasar


kehidupan yang di cita – citakan serta dasar pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud
kehidupan yang dianggap baik. Oleh karena itulah Pancasila harus menjadi pemersatu bangsa
bagi masyarakat Indonesia, tidak boleh mematikan keanekaragaman yang ada sebagai Bhineka
Tunggal Ika. Dengan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa maka segala upaya bangsa
Indonesia dalam membangun dirinya akan terarah sesuai dengan pedoman dari pandangan
bangsa Indonesia.

4. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa


Sebagaiman dikatakan von savigny bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya
masing masing, yang di namakan volkgeist. Pancasila sebagai bangsa lahir bersamaan dengan
lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila telah ada sejak dahulu kala bersamaan dengan adanya
bangsa Indonesia.

5. Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur

Perjanjian luhur, artinya nilai nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian
bangsa disepakati oleh para pendiri negara sebagai dasar negara Indonesia. Kesepakatan para
pendiri negara tentang Pancasila sebagai dasar negara merupakan bukti bahwa pilihan yang
diambil pada waktu itu merupakan sesuatu yang tepat.

 Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila dalam Kajian Sejarah Pancasila.
1. Sumber Historis Pancasila

. Secara Historis, sejak zaman kerajaan unsur Pancasila sudah muncul dalam
kehidupan bangsa kita. Agar nilai nilai Pancasila selalu melekat dalam kehidupan bangsa
Indonesia, maka nilai – nilai yang tergantung dalam setiap pancasila tersebut kemudian
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara. Sebagai sebuah dasar negara, Pancasila harus
selalu dijadikan acuan dalam bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Semua peraturan perundang - undangan yang ada juga tidak boleh bertentangan
dengan nilai - nilai pancasila.

2. Sumber Sosiologis Pancasila

Nilai – nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila – sila
Pancasila bukan hanya hasil konseptual seorang raja, melainkan juga hasil karya besar bangsa
Indoensia sendiri, yang diangkat dari nilai – nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
sendiri melalui proses refleksi filosofi para pendiri negara. Dengan kata lain, nilai nilai Pancasila
berasal dari kehidupan sosiologis masyarakat Indonesia.

3. Sumber Politis Pancasila

Pancasila dalam tatanan tertentu merupakan ideology politik, yaitu mengandung


nilai – nilai yang menjadi kaidah penuntun dalam mewujudkan tata tertib sosial politik yang
ideal. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Budiarjo “ Ideologi politik adalah himpunan nilai –
nilai, ide, norma – norma, kepercayaan dan keyakinan yang dimiliki seseorang atau sekelompok
orang, atas dasar dimana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan masalah politik yang di
hadapainya dan menentukan tingkah laku politiknya.

 Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila dalam Sejarah Bangsa


1. Argumen tentang Dinamika Pancasila dalam Sejarah Bangsa

Dinamika Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia memperlihatkan adanya


pasang surut dalam pemahaman dan pelaksanaan nilai – nilai Pancasila. Contohnya

a) Pada masa pemerintahan presiden Soekarno, terutama pada 1960 –an


NASAKOM lebih popular daripada Pancasila
b) Pada zaman pemerintahan Soeharto, Pancasila dijadikan pembenar
kekuasaan melalui penatara P-4 sehingga pasca turunnya Soeharto ada
kalangan yang mengidentikkan Pancasila P-4
c) Pada masa pemerintahan era 67 reformasi, ada kecenderungan para
penguasa tidak respek terhadap Pancasila, seolah – olah Pancasila
ditinggalkan

2. Argumen tentang tantangan tantangan terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa


dan Bernegara

Salah satu tantangan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah
meletakkan nilai – nilai Pancasila tidak dalam posisi sebenarnya sehingga nilai – nilai Pancasila
menyimpang dari kenyataan hidup berbangsa dan bernegera contoh :

a) Pengangkatan presiden seumur hidup oleh MPRS dalam TAP


No.III/MPRS/1960 tentang pengangkatan Soekarno sebagai Presiden
Seumur Hidup. Hal tersebut bertentangan dengan pasal 7 Undang – undang
Dasar 1945.
 Esensi dan Urgensi Pancasila dalam KajianSejarah Bangsa Indonesia untuk Masa
Depan
1. Esensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa

Pancasila pada hakikatnya merupakan filsafat negara dan Pandangan Hidup


Bangsa. Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat negara karena mengandung unsur berikut :

a) Alas an filosofis berdirinya suatu negara


b) Setiap produk hukum di Indonesia harus berdasarkan nilai Pancasila

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengandung unsure unsure agama, budaya, dan adat
istiadat.

2. Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa

Pengetahuan tentang Pancasila yang ada dalam masyarakat tidak sebanding


dengan semangat penerima masyarakat terhadap Pancasila sesuia dengan hasil survey KOMPAS
pada 1 juni 2008 yang menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang pancasila merosot
secara tajam.

Daftar Pustaka

Nurwadani,Paristiyanti dkk. 2016. Pendidikan Pancasila. Jakarta : RISTEKDIKTI

Akbar, Sukri.” MAKALAH PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA


PANCASILA”.Mataram, November 2017

https://www.academia.edu/37867806/MAKALAH_PANCASILA_DALAM_ARUS_SEJARAH
_BANGSA_INDONESIA_PANCASILA_DALAM_ARUS_SEJARAH_BANGSA_INDONESI
A

Amelia, Ratih. “Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia”.2018


http://pancasila81.blogspot.com/2018/07/pancasila-dalam-arus-sejarah-bangsa.html

Nash, Hamzah.” Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila dalam
Kajian Sejarah Bangsa Indonesia”.2018

https://www.academia.edu/34768088/D_Membangun_Argumen_tentang_Dinamika_dan_Tantan
gan_Pancasila_dalam_Kajian_Sejarah_Bangsa_Indonesia

Anda mungkin juga menyukai