Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian pada wanita di


seluruh dunia (Charalambous et al., 2017). WHO memperkirakan kejadian
kanker payudara tahun 2010 sebanyak 11 juta dan bertambah menjadi 27
juta pada tahun 2030 (Abidin et al., 2014). Prevalensi kanker payudara di
Indonesia menempati urutan kedua. Data Riset Kesehatan Dasar 2013
menyebutkan kejadian kanker payudara di Indonesia mencapai 0.5 per
1000 wanita dan Provinsi DIY menempati prevalensi kanker payudara
tertinggi sebesar 2.4 per 1000 wanita (Kemenkes RI, 2015).

Penatalaksanaan kanker payudara dapat melalui terapi supportive


berupa dukungan psikososial dan spiritual untuk meningkatkan kualitas
hidup, sedangkan terapi modalitas diantaranya kemoterapi (Roe, 2011).
Kemoterapi mempunyai efek samping yang tidak mengenakkan serta biaya
yang dikeluarkan sangat besar (Hastuti & Dwiprahasto, 2012). Efek
samping kemoterapi antara lain nyeri, kelelahan, alopecia, anoreksia dan
insomnia (Setiawan, 2015). Emosi negatif seperti berkurangnya rasa
percaya diri terhadap kemampuan fisik, kecemasan terhadap ancaman
kematian bahkan rendahnya partisipasi dalam pengobatan dapat
mengakibatkan penurunan kualitas hidup (Misgiyanto & Susilowati, 2015;
Jiayuan et al., 2017). Kualitas hidup merupakan ukuran persepsi pasien
terhadap kesejahteraan diri (O’Neil, 2013). Pencapaian kualitas hidup yang
baik dibutuhkan seseorang untuk memperoleh status kesehatan yang baik
dan mempertahankan kemampuan atau fungsi fisik seoptimal dan selama
mungkin (Rochmayanti, 2011).

Perawatan spiritual sesuai ajaran Islam dapat diberikan di Indonesia


karena 87.18% penduduk Indonesia adalah muslim (Badan Pusat Statistik,
2010). Salah satu intervensi dengan pendekatan spiritual yaitu
mendengarkan Asmaul Husna. Penerapan mendengarkan Asmaul Husna
mudah dan cepat serta tidak invasif bagi yang mendengarkan (Tristanti,
2010). Asmaul Husna yang dilagukan dapat memberikan ketenangan dan
mempunyai efek terhadap proses penyembuhan (Afrianti, 2016). Saat
mendengarkan Asmaul Husna, otak mendapat rangsangan dari luar dan
bekerja memproduksi zat kimia berupa neuropeptida yang akan diserap
didalam tubuh sehingga dapat memberi rasa nyaman (Lukman, 2012).
Mendengarkan Asmaul Husna dapat mendekatkan diri pada Allah dan
membentuk seseorang menjadi pribadi yang pasrah terhadap Tuhan
sehingga timbul harapan dan pandangan positif (Patimah et al., 2015).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penjelasan mengenai kanker payudara dan penanganan?
2. Bagaimana pembahasan mendengarkan asmaul husna terhadap kualitas
hidup pasien kanker payudara?
3. Bagaimana prosedur mendengarkan asmaul husna yang dilakukan
terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah pembelajaran mata kuliah Keperawatan Komplementer
dengan materi psikoreligi mahasiswa semester 7 dapat memahami
mengenai penjelasan psikoreligi dan ada berapa bentuk psikoreligi
serta mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikannya nanti.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai kanker payudara dan
penanganan.
2. Untuk mengetahuai pembahasan mendengarkan asmaul husna
terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara
3. Untuk mengetahui prosedur mendengarkan asmaul husna yang
dilakukan terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara
1.4 Manfaat
Penulisan ini akan bermanfaat bagi mahasiswa yaitu :
1. Menambah pemahaman mengenai pengertian kanker payudara dan
cara penanganan dengan mendengarkan asmaul husna.
2. Menambah dan meningkatkan sumber bacaan atau referensi untuk
meningkatkan kualitas pengetahuan mahasiswa keperawatan
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa terapi mendengarkan asmaul husna dapat
memberikan ketenangan dan mempunyai efek terhadap proses penyembuhan. Saat
mendengarkan Asmaul Husna, otak mendapat rangsangan dari luar dan bekerja
memproduksi zat kimia berupa neuropeptida yang akan diserap didalam tubuh sehingga
dapat memberi rasa nyaman. Dengan mendengarkan asmaul husna, membentuk
seseorang menjadi pribadi yang pasrah terhadap Tuhan sehingga timbul harapan dan
pandangan positif

4.2 Saran
1. Mahasiswa
Bagi mahasiswa hendaknya mampu memanajemen stres dan waktu istirahat dengan
baik, sehingga mampu melakukan koping yang tepat terhadap permasalahan pada
kehidupan sehari-hari. Manajemen waktu istirahat yang tepat tentu akan mampu
meningkatkan kualitas aktivitas di siang hari.
2. Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang terapi mendengarkan asmaul
husna dengan dikembangkan lebih dengan jumlah sampel yang lebih besar serta
mengontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan, nyeri, dan
pelaksanaan terapi dengan lebih selektif lagi. Penelitian selanjutnya dapat
mengembangkan penelitian miixed methods dengan di pantau langsung oleh peneliti
sehingga hasilnya lebih bermakna.
3. Bagi Keperawatan
Bagi keperawatan hendaknya terapi medis yang terintegrasi dengan ilmu religius
dapat dikembangkan lebih jauh lagi. Tak sekedar hanya menjadi tuntunan agama,
namun juga dapat diaplikasikan di dunia keperawatan secara khususnya dan dunia
medis secara umum
Sumber :

Afifah, V. A., Sagiran, S., & Sumaryani, S. (2018). Pengaruh Mendengarkan Asmaul Husna
Terhadap Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi Di RSUD
Kota Yogyakarta. DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN
KEPERAWATAN, 9(2), 664-678.

Anda mungkin juga menyukai