Anda di halaman 1dari 28

FASHION ORNAMEN

Disusun Oleh :
Ridha Naafia
19513249001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
Macam-macam Teknik Sulaman

Berikut beberapa teknik tusuk yang sering digunakan dalam teknik menyulam diantaranya

1. Tusuk mendatar
Seperti namanya, Teknik tusuk mendatar dilakukan dengan
cara melakukan tusukan mendatar dan dibuat lurus. Teknik
ini biasanya digunakan untuk mengisi pola yang masih
kosong.

2. Tusuk Simpul
Tusuk simpul merupakan teknik yang menyerupai bentuk
titik. Teknik ini juga berguna untuk menambahkan tekstur ke
setiap desain pada sulaman agar lebih estetik. Teknik ini
dibuat dengan melilitkan benang di sekitar jarum dan
memasangnya kembali di titik di mana ia muncul melalui
kain sehingga membentuk seperti bulatan.

3. Tusuk Rantai
Tusuk rantai yaitu tusuk mempunyai arah horizontal atau
vertikal dimana masing-masing tusuk saling tindih menindih
sehingga membentuk rantairantai yang sambung
menyambung.
4. Tusuk Jelujur
Tusuk jelujur merupakan teknik menyulam dasar. Teknik
ini dilakukan dengan cara memasukkan jarum masuk dan
keluar dengan jarak yang teratur. Kamu boleh mengatur
pola dengan pensil terlebih dahulu agar terlihat lebih rapi.
Biasanya teknik ini digunakan untuk menyulam berbagai barang seperti sarung
bantal,gorden, dan alas meja.
5. Tusuk Menyilang
Tusukan silang ini biasanya digunakan untuk membuat
kruistik. Seperti namanya, tusukan ini dilakukan dengan
cara menyilang.Caranya juga sangat mudah yaitu dengan
melakukan tusukan dengan arah miring dari kiri atas ke
kanan bawah kemudian masukkan lagi jarum dari kiri
bawah ke kanan atas.
6. Tusuk Tikam Jejak
Tusuk tikam jejak merupakan teknik yang menyerupai
bentuk batang dan teknik ini mirip dengan tusuk jelujur
namun teknik lebih rapat. Teknik sulam ini sering digunakan
pada untuk menyulam permukaan pada kain, untuk
membentuk garis tipis yang digunakan untuk membentuk
bunga dan batang tanaman. Jahitan batang mudah digunakan
dalam membentuk garis/melengkung sehingga cocok untuk desain sulaman seperti
membentuk pola kupu-kupu pada batang stitch.

7. Tusuk batang/tangkai
Tusuk tangkai digunakan untuk mebuat batang, ranting dan
untuk mengisi bidang

8. Tusuk rumani
Tusuk rumani biasa digunakan untuk membuat daun dan
bunga-bunga. dan bentuk bidang yang panjang.
9. Tusuk bunga
Tusuk bunga biasa digunakan untuk membuat bentuk bunga.

10. Tusuk daun


Tusuk daun dapat digunakan untuk membuat berbagai
bentuk daun

11. Tusuk bullion


Tusuk bullion dapat digunakan untuk membuat bentuk
bunga kecil dan hiasan bulir-buliran.

12. Tusuk lurus


Tusuk lurus dapat digunakan untuk membuat bentuk bunga
dan rumput

13. Tusuk satin


Tusuk satin digunakan untuk membuat helai daun dan bentuk-
bentuk bebas
14. Tusuk pipih
Tusuk pipih yaitu tusuk yang dibuat turun naik sama panjang
dan menutup seluruh permukaan ragam hias.

15. Tusuk biku


Tusuk biku yaitu tusuk yang mempunyai arah
diagonal ke kiri dan ke kanan
16. Tusuk palestrina
Tusuk palestrina yaitu tusuk mempunyai arah horizontal dan
setiap tusukan mempunyai tonjolan atau buhulan

17. Tusuk kepala peniti


Tusuk kepala peniti yaitu tusuk yang mempunyai
pilihan-pilihan pada permukaan kain dan menutup
semua permukaan ragam hias
18. Tusuk Flanel
Tusuk flanel biasa digunakan untuk mengelim
pinggiran busana yang diobras. Tusuk flannel sering
digunakan, terutama untuk busana yang dibuat dari bahan
yang harganya mahal, disamping itu tusuk flannel juga dapat
digunakan sebagai hiasan, sebagai tusuk dasar dan sulaman
bayangan.

19. Tusuk piguar


Tusuk piguar biasanya berfungsi untuk memasangkan bulu
kuda pada jas atau mantel. Tusuk piquar dapat juga
digunakan sebagai tusuk hias pada busana atau lenan rumah
tangga.
20. Tusuk Rantai Terbuka

Tusuk rantai terbuka juga termasuk dalam tusuk hias yang dipakai
pada jahitan hiasan. Berikut ini cara menjahit dengan teknik tusuk
rantai terbuka.

21. Tusuk Bintang Delapan

Tusuk bintang delapan dipakai untuk jahitan hiasan juga. Cara


menjahitnya perhatikan gambar dan keterangan berikut ini.

22. Tusuk Rantai Terbuka


Tusuk hias ini banyak dipakai . Dapat dikombinasikan dengan tusuk
hias lainnya, untuk membuat pinggiran dan sebagai pengisi bidang
yang merupakan pola ragam hias beranting.

23. Tusuk diamond


24. Tusuk cevron

25. Tusuk Cretan

26. Simpul perancis( frech knot)

27. Tusuk Laba-laba

28. Tusuk Bullion/ rose/ benang sari


29. Botton hole
Karakteristik Jenis-Jenis Sulaman

A. Sulaman Putih (Sewarna)

Dalam menghias kain dikenal adanya sulaman putih dan sulaman berwarna. Sulaman
putih adalah sulaman yang warna benang hiasnya sama dengan warna bahan (tekstil) yang
dihiasi. Yang termasuk sulaman putih yaitu sulaman inggris, sulaman rechelie, dan sulaman
matelase

1. Sulaman Inggris

Sulaman inggris merupakan sulaman yang motif-motifnya berbentuk bulat, bulat


panjang dan berbentuk titik-titik air mata, yang tidak terlalu lebar, cukup kecil-kecil saja dan
berlubang. Selain bentuk bulat, bulat panjang dan titik air mata ada pula bentuk ringgitan-
ringgitan yang sering digunakan untuk pinggiran. Sulaman ini dikerjakan dengan benang yang
sewarna dengan bahannya atau boleh berbeda hanya tingkatan warnanya saja misanya hijau
dengan hijau muda.

 Cara mengerjakan lubang-lubang motif sulaman inggris

a. Pertama motif dijelujur sekeliling bolak balik (holbin).

b. Pada tiap bentuk dibuat garis menyilang dan dipotong menurut bentuk tetapi jangan sampai
memotong jelujurnya. Yang dipotong bagian dalamnya sedikit demi sedikit.

c. Bagian yang telah digunting diselesaikan dengan tusuk balut ataupun tusuk feston, guntingan
diteruskan dan teruskan kembali dengan tusuk balut/ tusuk feston sampai selesai. Pada ujung
yang runcing juga diselesaikan menurut bentuk supaya tidak mudah robek.

d. Apabila lubang telah selesai maka pekerjaan yang lain yaitunmenyelesaikan garis-garis
motif tersebut yang tidak perlu dilubangi dengan tusuk tangkai.

e. Kadang-kadang ada juga yang menyelesaikan ujung bagian luar motif yang berlubang
diperpanjang dengan tusuk pipih menurut bentuk.

 Cara mengerjakan ringgitan:

a. Tepi ringgitan dijelujur bolak balik (holbin)


b. Ringgitan diisi dengan tusuk yang menggelembung misalnya tusuk rantai yang warna
benangnya juga harus sama dengan benang penyelesaiannya.

c. Setelah ringgitan terisi kemudian diselesaikan dengan tusuk feston yang rapat, supaya tusuk
isi tidak kelihatandan tusuk feston tersebut harus mengikuti bentuk ringgitannya. Tusuk feston
pada sudut harus meruncing pula

2. Sulaman Rechelieu

Sulaman rechelie disebut juga dengan sulaman terbuka (seperti renda). Motif dari
sulaman ini berlubang-lubang pula dimana pada lubang kadang-kadang diberi beberapa
rentangan benang yang di feston (brides). Dengan demikian lubang-lubang pada sulaman
rechelie harus lebar (lebih besar dari pada sulaman inggris). Di luar lubang masih ada garis
motif yang mengelilinginya yang harus diselesaikan dengan tusuk feston, dengan kaki feston
menghadap kedalam, sedangkan bagian lubang kaki feston menghadap keluar. Dalam
mendesian rechelie ini harus diingat bahwa jarak antara garis lubang dan garis luarnya tidak
boleh terlalu dekat supaya tidak tumpang tindih

 Cara mengerjakan sulaman reschelieu:

a. Motif dijelujur sambil merentangkan benang untuk brides (tren)’

b. Brides (tren) adalah benang yang direntangkan 2 atau 3 kali balikan dan berkas benang itu
dibalut dengan tusuk feston yang tidak boleh tembus di kain.

c. Tiap-tiap garis motif diselesaikan dengan tusuk feston yang rapat. Pada bagian lubang kepala
feston harus menghadap kelubang.

d. Bagian yang tidak berlubang kepela feston menghadap keluar.

e. Setelah semua motif selesai di feston maka bagian yang seharusnya berlubang digunting
dengan hati-hati, jangan sampai bridesnya ikut tergunting.

f. Dapat pula dalam mengerjakan rechelie ini lubang-lubang digunting terlebih dahulu setelah
dijelujur, baru feston dan bridesnya dikerjakan. Hal ini menjaga supaya bridesnya tidak ikut
tergunting.
3. Sulaman Matelase

Matelase disebut juga dengan sulaman relief atau sulaman timbul. Relief ini terjadi
bukan dari tusuk-tusuk hias melainkan dari kain-kain pelapisnya ataupun kapas. Kain yang
digunakan disini dapat berbagai macam kain, baik itu polos, berbunga, berkotak dan
sebagainya. Motif-motif pada matelase ini di kerjakan dengan setikan mesin atau tusuk tikam
jejak yang menemus ke semua lapisan. Motif janganlah terlalu lebar supaya diperoleh motif
yang bagus.

 Cara Mengerjakan sulam Matelase.


1. Teknik Italia

(1)Bahannya terdiri 2 lapis ( atas dan bawah), untuk pelapis bawah hendaknya bahan yang
jarang tenunannya karena untuk mempermudah memasukkan kapas/benang sebagai isi motif
supaya timbul.
(2)Kain bawah diletakkan pada kain atas tepat di sekeliling motif dengan dijelujur.
(3)membuat tusuk tikam jejak ke sekeliling motif
(4)mengisi motif dari bagian buruk dengan sedikit mebuka serat lapisan untuk memasukkan
kapas sebagai isinya.
(5)dikerjakan hingga semua motif selesai.
2. Tehnik Inggris

(1)Bahan yang digunakan selain lapisan atas dan bawah terdapat juga lapisan pengisi bisa
memakai kain flanel, busa lembaran atau linen tebal yang lain.
(2)Bahan yang terdiri dari 3 lapis dijelujur bagian tepinya.
(3)Garis-garis motif disetik dengan mesinatau dengan tusuk tikam jejak.
(4)Kerjakan hingga selesai semua garis motifnya.
4. Sulaman bayangan
Disebut sulaman bayangan karena yang berfungsi sebagai hiasn adalah
bayangannya saja.Sulaman ini dikerjakan pada kain yang tembus terang seperti, foal, paris,
sifon dan sebagainya. Tusuk yang digunakan tusuk bayangan atau tusuk flanel, dan untuk
garis – garis dikerjakan dengan tusuk tikam jejak.Motif – jangan terlalu lebar, kalau terlalu
lebar supaya dibagi untuk memperoleh hasil yang baik.
 Cara mengerjakan :
a) Motif dibuat pada kertas tebal ( manila )
b) Kain dibentangkan diatas motif tersebut dan dijelujur tepinya.
c) Disulam dengan tusuk bayangan jika dikerjakan dari bagian baikkin dan dengan tusuk
flanel apabila mengerjakanya dari bagian buruk kain.Terakhir motif berupa garis – garis
diselesaikan dengan tusuk tikam jejak

B. Sulaman Berwarna
Yang dimaksud sulaman berwarna dalam menghias kain adalah sulaman yang
menggunakan bermacam-macam warna benang. Bahan yang dapat di hiasnya pun bermacam-
macam seperti bahan polos, kain bagi, bahan bermotif dan sebagainya dimana teknik hiasannya
dapat menyesuaikan dengan bahan tersebut, adapun sulaman berwarna meliputi:

1. Sulaman Fantasi
Sulaman fantasi ialah sulaman yang mempergunakan bermacam-macam tusuk hias,
kurang lebih 3 tusuk hias dan 3 macam benang. Pada teknik ini banyak menggunakan tusuk
yang berat dan rapat. Perlu diperhatikan bahwa dalam mengerjakan sulaman fantasi tersebut
apabila bahan yang dihiasi tipis janganlah memakai tusuk-tusuk yang berat dan benang yang
besar.
 Cara mengerjakan sulaman fantasi:
a. Motif dipindahkan pada bahan. Pemindahan motif janganlah menggunakan karbon supaya
tidak kotor. Motif dibuat pada kertas minyak dengan pensil, pada bagian sebaliknya ditebali
pula dengan pensil. Ditempelkan pada bahan lalu digambar sesuai motif. Maka motif tersebut
akan menempel pada bahan.
b. Motif yang memerlukan tusuk-tusuk yang berat dikerjakan terlebih dahulu.
c. Tusuk-tusuk hias yang ringan dan berupa garis-garis lengkung diselesaikan.
d. Pada bagian buruk semua benang dimatikan dan tiras-tiras benang dibersihkan.
e. Perlu diingat motif yang akan dikerjakan dengan tusuk yang berat janganlah terlalu lebar.
Kalau terlalu lebar maka motifnya dibagi-bagi.

2. Sulaman Aplikasi
Sulaman Aplikasi ialah melekatkan secamping kain pada kain bagian baiknya dengan
menggunakan tusuk hias. Tusuk hias yang digunakan pada umumnya ialah tusuk feston atau
tusuk pipih. Bahan yang dapat dihiasi dengan teknik aplikasi adalah semua jenis bahan. Benang
hias yang digunakan hendaklah yang kuat dan tidak luntur.
 Cara mengerjakan aplikasi:
a. Motif di gambar pada kain yang dihiasi
b. Motif digambar pada kain pelekat yang bentuknya sama
c. Kain pelekat diguntingdan ditempelkan pada bagian baik kain yang dihias dengan dilem atau
dijelujur. Arah serat kain pelekat harus sama dengan arah serat kain yang dihias
d. Motif kain yang telah ditempel diselesaikan dengan di feston tepi-tepinya, dan tidak boleh
terlalu jarang
3. Melakatkan Benang
Melekatkan benang adalah menghiasi kain yang menggunakan benang besar dan
dilekatkan pada kain dengan: menggunakan benang yang lebih kecil (lebih halus) serta
memakai tusuk hias. Bahan yang dihiasi haruslah bahan yang polos, benang pelekat hendaklah
kontras dengan warna bahannya supaya hiasan tersebut menonjol. Tusuk hias yang digunakan
untuk mengikat cukup satu macam saja yaitu tusuk lilit.
 Cara mengerjakan :
a) Motif digambar pada bahan yang akan dihias.
b) Benang besar dilekatkan pada motif sambil diselesaikan dengan tusuk balutnya.
c) Tusuk balut ( lilit ) diatur sedemikian rupa, jangan terlalu rapat dan jangan terlalu jarang.
d) Masing – masing ujung benang pelekat harus disisakan beberapa panjang, dimasukkan pada
bagian buruk dan dimatikan supaya hiasan lekatan benang tidak mudah ditarik dan lepas.
4. Sulaman Tiongkok
Sulaman tiongkok adalah sulaman berwarna dimana tusuk hias yang dominan adalah
tusuk panjang pendek (pipih). Sulaman ini memiliki ciri khas dimana dalam satu motif
misalnya bunga, daun atau yang lain menggunakan lebih dari satu warna benang yang warna-
warna ini tersusun dari beberapa tingkatan warna dari yang muda ke yang tua atau sebaliknya.
 Cara mengerjakan sulaman tiongkok:
a. Memindahkan motif pada kain
b. Motif yang besar-besar dikerjakan lebih dahulu dimulai dari tepi mengikuti bentuk motifnya
dengan warna yang paling muda atau paling tua dengan tusuk panjang pendek
c. Apabila motifnya berupa daun maka harus berhenti ditengah-tengah yang seoleh-oleh
seperti tulang daun, kalau motif bukan daun bersambungan terus.
d. Motif yang lain yang berupa garis-garis diselesaikan dengan tusuk rantai, tusuk tangkai,
ataupun tusuk yang lain

5. Sulaman perancis

Sulaman perancis merupakan sulaman yang timbul (relief) karena motif- motifnya
diisi dengan tusuk-tusuk hias sehingga bentuknya cembung. Sulaman ini banyak dipergunakan
untuk monogram atau simbol-simbol. Disini tusuk yang digunakan tidak banyak antara lain
tusuk rantai untuk pengisi, tusuk pipih untuk penyelesaian motif dan tusuk tikam jejak untuk
pinggirannya.

 Cara mengerjakan sulaman perancis:


a. Menjelujur motif bolak balik
b. Mengisi motif dengan tusuk rantai dan pada bagian tengah harus tebal
c. Menyelesaikan motif tersebut dengan bentuk pipih yang letaknya tegak lurus dengan sisi-
sisi motif. Tusuk pipih ini harus rapat betul supaya isi tidak kelihatan. Apabila motifnya
berupa garis lengkung maka tusuk pipih letaknya juga harus mengikuti garis.
d. Penyelesaian terakhir bagian tepi motif dipinggiri dengan tusuk tikam jejak

6. Sulaman Janina
Sulaman janina adalah sulaman yang seluruhnya terdiri dari tusuk-tusuk flanel yang
rapat, bersusun mengisi seluruh bidang motifnya. Motif yang berupa garis-garis selesaikan
dengan tusuk tangkai ataupun tusuk yang lain. Sulaman ini dapat digunakan untuk menghias
berbaga bentuk benda seperti halnya pada sulaman fantasi. Motif-motif sulaman janina dapat
menggunakan motif sulaman fantasi, hanya saja penyelesaiannya dengan tusuk flanel saja yang
setiap pinggiran flanel dipinggiri dengan tusuk tikam jejak.
 Cara mengerjakan sulaman janina:
a. Setelah motif dipindahkan pada kain langsug dapat diselesaikan dengan tusuk flanel. Apabila
motifnya lebar supaya dibagi.
b. Motif lain yang berupa garis-garis diselesaikan dengan tusuk tangkaiataupun yang lain.
c. Setelah semua flanel selesai maka tepi-tepi motif dipinggiri dengan tusuk tikam jejak.
Benang pinggiran ini dapat sama warnanya dengan flanelnya ataupun warna lain. Tikam jejak
ini harus persis di tepi-tepi flanel.
7. Hiasan Holbin
Hiasan holbin adalah hiasan yang hanya menggunakan satu macam tusuk hias yaitu tusuk
jelujur. Tusuk jelujur ini dibuat bolak balik, sehingga motif pada bagaian baik dan buruk kain
betul-betul sama. Motif hiasan holbin dapat juga menggunakan motif hiasan tusuk silang.
Benang hias yang digunakan dapat satu warna ataupun menggunakan beberapa warna benang
dengan kombinasi yang harmonis. Apabila hanya menggunakan satu warna benang hendaklah
warna benang tersebut kontras dengan bahannya supaya hiasan itu nampak dengan jelas.
 Cara mengerjakan hiasan holbin:
a. Menjelujur yang pertama menurut motif dengan jarak jelujur yang sama, baik yang arahnya
horizonatal maupun vertikal, dan selalu beraturan menurut persilangan kain bagi.
b. Menjelujur yang kedua pada bagian jelujur yang pertama yang masih terbuka, sehingga
motif-motif terbentuk dari jelujur yang bolak balik.

8. Hiasan dengan tusuk silang


Hiasan merupakan hiasan yang hanya menggunakan satu tusuk yaitu tusuk silang. Bahan
yang digunakan sebaiknya dari dari kain yang mudah dihitung seratnya ( kain bagi ).
Cara mengerjakan :
a) Motif tidak digambar pada bahan, cukup melihat gambar yang tersedia sewaktu
mengerjakan.
b) Pertamakali tusuk silang ini dikerjakan dengan menusukkan tusuk – tusuk kesatu arah yang
serong.
c) Tusuk itu diulangi kearah kebalikannya supaya diperoleh kilau yang bagus dari motif yang
dikerjakan, serta dari bagian buruk akan kelihatan rapi, sejajar dan arah dari benang
beraturan tidak ada yang menyilang. Jadi tusuk penutup ( bagian atas ) harus terletak pada
satu arah.
Hiasan tusuk silang dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Hiasan kruistik.
Dalam kruistik ini yang diselesaikan dengan tusuk silang
hanya motifnya saja, bidang diluar motif sama sekali tidak
dikerjakan.

b. Hiasan asisi.
Ciri khas dari hiasan asisi ialah pada batas motif
dikerjakan dengan tusuk holbin. Dengan demikian pada
hiasan asisi menggunakan dua tusuk hias yaitu tusuk
holbin dan tusuk silang.

c. Hiasan tapisseri
Hiasan tapiseri adalah hiasan yang semua bidangnya diisi dengan
tusuk silang, baik yang berupa motif maupun yang bukan motif

9. Sulaman Jerman
Sulaman jerman disebut pula dengan sulaman rata karena sulaman ini sama sekali
tidak diisi. Sulaman ini seluruhnya dikerjakan dengan tusuk pipih yang letaknya miring
(diagonal), kecuali motif yang berupa garis-garis. Berbagai benda dapat dihiasi dengan
sulaman ini asal dari bahan yang berwarna polos. Motif sulaman ini dapat seperti motif sulaman
fantasi.
 Cara mengerjakan sulaman jerman:
a. Motif dipindahkan pada kain
b. Motif dikerjakan dengan tusuk pipih yang miring, tanpa dijelujur terlebih dahulu
c. Motif yang berupa garis-garis lengkung dan yang lain dikerjakan dengan tusuk tangkai atau
yang lain d. Perlu diperhatikan apabila motif berupa lengkungan-lengkungan maka kemiringan
tusuk pipih harus mengikutinya.

10. Merubah dan menghias corak


Mengubah corak merupakan suatu jenis sulaman berwarna yang dikerjakan pada kain
bercorak sederhana, misalnya corak kotak–kotak, bulat atau onde–onde dan corak bergaris.
Tusuk hias yang digunakan cukup satu atau dua macam, seperti tusuk rantai, tusuk rantai
terbuka, tusuk pipih, tusuk silang. Meski demikian khusus, dalam mengubah corak, jangan
menggunakan tusuk silang semua karena akan mengarah pada teknik menghias yang lain.
Teknik menggambar desain sulaman mengubah corak, disesuiakan dengan corakkain yang
akan digunakan, jika kainnya kotak–kotak, buat terlebih dahulu corakkotak–kotak tersebut,
baru ditambahkan motif yang diinginkan. Gambar kerja dibuatp ada kertas yang terlebih dahulu
dibuat coraknya kemudian dibuat tusuk-tusuk hias yang digunakan
11. Sulaman Arab
Sulaman yang motifnya diselesaikan dengan tusuk pipih, diatas tuisuk pipih diberi
rentangan benang yang bersilangan dengan warna benang yang sama atau warna lain. Tempat
benang bersilangan ditumpuki dengan tusuk silang atau tusuk jelujur dengan warna benang
yang berbeda.
Cara mengerjakan
a) Motif dipindahkan pada bahan yang akan dihias.
b) Motif yang perlu diselesaikan dengan fusuk pipih perlu
dikerjakan.
c) Diatas tusuk pipih diberi rentangan benang dari tepi
motif sehingga bentuknya menyilang diatas tusuk pipih
tersebut.
d) Disetiap persilangannya diselesaikan dengan tusuk silang atau tusuk jelujur. Motif lain
yang berupa garis – garis diselesaikan dengan tusuk rantai atapun tusuk lainnya

12. Sulaman Tiongkok


Sulaman Tiongkok merupakan jenis sulaman yang mempunyai ciri khusus, yaitu setiap
motifnya diisi penuh dengan tusuk pipih panjang pendek dan pewarnaan pada setiap motif
dilakukan secara bertingkat. Teknik menggambar desain sulaman Tiongkok, setelah diberi
warna dasar, setiap motif dapat diblok sesuai dengan warna yang diinginkan secara bertingkat.
Gambar kerja diselesaikan dengan membuat garis-garis yang panjang pendek secara rapat
menyerupai tusuk pipih pada setiap motifnya.
 Cara Mengerjakan
a) Motif dipindahkan pada bahan yang akan dihias.
b) Motif yang besar – besar dikerjakan lebih dahulu dimulai dari tepi mengikuti bentuk
motifnya dengan warna yang paling muda atau paling tua, dengan tusuk panjang pendek.
c) Apabila motifnya berupa daun maka harus berhenti ditengah – tengah yang seolah – olah
seperti tulanh daun, kalau motif bukan daun bersambungan terus.
d) Motif lain yan berupa garis – garis diselesaikan dengan tusuk rantai, tusuk tangkai atau tusuk
yang lain.

13. Smock
Smock adalah suatu teknik hiasan untuk melekatkan kerut-kerut dengan menggunakan
berbagai tusuk dan benang hias sehingga menghasilkan suatu bentuk hiasan yang baik. Smock
ada tiga macam yaitu smock inggris, smock belanda dan smock jepang.
1. Smock Inggris
Smock inggris adalah smock yang terjadi karena adanya tarikan benang sehingga
berbentuk kerutan-kerutan yang kecil-kecil (halus) dan rata. Karena berupa kerutan-kerutan
maka bahan yang diperlukan minimum harus dua kali lipat dari besarnya hiasan yang
dikehendaki. Bahan untuk smock inggris dapat yang polos maupun yang bermotif.
 Cara mengerjakan smock inggris
a. bahan yang akan di smock diberi tanda garis-garis (dengan pensil)
b. tanda- tanda yang telah dibuat dijelujur kecil-kecil atau disetik dengan setikan mesin yang
jarang
c. jelujur tersebut ditarik sedikit demi sedikit sehingga terjadi kerut-kerut yang bentuknya
(besar-kecilnya) sesuai dengan kehendak kita
d. supaya bentuknya tetap maka jelujuran pada kerut-kerut dapat disetik dengan mesin yang
menggunakan benang sewarna dengan bahan
2. Smock Belanda
Smock belanda banyak digunakan untuk menghiasi pakaian wanita dan anak. Dapat
untuk menghiasi bahan yang berbintik, berkotak, kain bagi ataupun bahan yang polos karena
smock ini terbentuk dari kerut-kerut maka bahan yang dipilih hendaknya yang tipis supaya
kerutnya bagus. Benang hias yang digunakan dapat diambil yang besar atau kecil, halus atau
kasar disesuaikan dengan bahannya. Tusuk hias yang digunakan haruslah tusuk hias yang dapat
meregang dan mengerjakannya pada bagian baik bahan.
 Cara mengerjakan smock belanda:
a. menentukan lebar bahan sesuai dengan panjang smock yang dikehendaki. Bahan yang tipis
harus lebih banyak dari pada bahan yang tebal. Bahan yang tipis dapat sampai 3 x lebarnya,
dan bahan tebal cukup 1 ½ atau 2 x lebarnya.
b. Menjelujur berdasarkan kotak-kotak, bintik-bintik, atau garis-garis pada kain yang polos.
Jarak jelujur satu dengan yang lain kurang lebih 1 cm dan letak jelujur sejajar
c. Benang jelujur ditarik untuk membuat kerutan-kerutan yang panjangnya tertentu dan
dimatikan
d. Kerutan-kerutan tersebut mulai di snock dengan menggunakan macam-macam tusuk hias
yang mudah meregang misalnya flanel, lilit, dan menggunakan beberapa warna benang. Pada
umumnya bentuk smock belanda berbiku-biku, dan dengan tusuk lilit yang dibuat demikian
rupa dapat membentuk smock yang bagus. Dalam mengerjakan tusuk hias janganlah
menariknya kuat-kuat supaya benda yang dihias dapat meregang dan terletak dengan baik
e. Setelah smock selesai dikerjakan benang-benang jelujur harus dicabut kembali
f. Apabila bahan yang dismock tersebut merupakan bagian dari benda lain maka selekas
mungkin diletakkan pada tempatnya.

3. Smock Jepang
Smock jepang adalah smock yang bentuknya gelembung-gelembung atau cekungan-
cekungan. Karena bentuknya yang demikian maka bahan yang digunakan hendaklah yang
lunak serta tidak mudah kusut. Benang yang digunakan harus yang kuat dan sewarna dengan
bahannya. Menyemoknya dari bagian buruk bahan.
 Cara mengerjakan smock jepang:
a. pada bagian buruk kain dibuat kotak-kotak dengan pensil. Antara 1 sampai 2 cm sisi kotak-
kotak tersebut
b. masing-masing kotak diberi tanda pada bagian-bagian tertentu yang harus dihubungkan
(digabungkan jadi satu) dan dimatikan. Ujung panah menunjukkan sudut yang satu dengan
yang lain harus digabungkan
c. menyemok yaitu menggabungkan dan mematikan masing-masing sudut atau bagian-bagian
yang telah diberi tanda, dalam menggabungkan, masing-masing sudut atau bagian hanya
diambil satu atau dua serat benang dari kainnya supaya tidak kelihatan dari bagian baik kain,
dan benang jahit harus sewarna dengan kainnya, serta jarum jahit harus yang kecil.
d. Jika smock merupakan bagian dari benda lain sebelum ditempelkan pada bendanya misalnya
baju maka tepi-tepi smock maka harus disetik dengan mesin supaya smock tidak mudah lepas.

14. Terawang
Terawang adalah suatu tehnik untuk menhias kain yang dikerjakan dengan jalan
mencabut benang tertentu yang kemudian disatukan kembali menurut aturan – ateran tertentu
atau dihiasi dengan tusuk tertentu pula.
Bahan yang dapat dihiasi dengan terawang adalah bahan yang polos dan dapat dicabut
seratnya serta dikerjakan dengan benang sewarna ataupun warnalain sebagai hiasan. Terawang
dapat dibedakan menjadi :
a. Terawang pinggiran
Adalah terawang yang biasa digunakan untuk menyelesaikan kelim dari lenan rumah
tangga., dapat juga digunakan untuk menghias pakaian. Untuk mengerjakan terawang
pinggiran ini benang cukup dicabut dari satu arah saja..
Ada 4 macam terawang pinggiran :
1. Terawang tegak.
2. Terawang berbiku.
3. Terawang swedia.
4. Terawang dengan ikatan benang

1. Terawang tegak
a) Mencabut benang beberapa helai menurut panjangnya atau lebarnya.
b) Bagian – bagian yang bertiras diselesaikan dengan tusuk feston.
c) Beberapa serat benang yang tidak dicabut misalnya 4 atau 6 serat benang disatukan dengan
tusuk terawang.
d) Menyatukan benang yang tidak dicabut pada kedua bagian letaknya sejajar sehingga
diperoleh terawang tegak.
2. Terawang berbiku
a) Mencabut benang dari satu arah.
b) Beberapa benang disatukan dengan tusuk terawang pada satu tepi.
c) Tepi yang lain mengambil separo dari benang yang disatukan pertama dan separo dari yang
kedua disatukan dengan menggunakan tusuk terawang pula.
3. Terawang swedia
a) Pertama membuat terawang terawang tegak yang agak lebar.
b) Setelah terawang tegak selesaibagian tengahnya dimasukkan benag yang dapat
memasukkan berkas benang yang telah diterawang tadi sehingga bentuknya bagus.
4. Terawang dengan ikatan benang
a) Pertama membuat terawang tegak yang agak lebar.
b) Kemudian setiap tiga atau beberapa berkas terawang dijadikan satu dengan ikatan benang
pada bagian tengahnya.
c) Ikatan benang pada bagian tengah ini dapat dibuat buhul ataupun diberi hiasan dengan tusuk
hias lain.

b. Terawang hiasa.
Terawang hiasan adalah terawang yang biasa digunakan untuk menghiasi bidang pada
suatu benda, baik berupa pakaian maupun lenan rumah tangga. Terawang ini lebih mudah jika
dikerjakan pada kain bagi (matting, strimin ) supaya tidak sulit dalam menghitungnya.
Pada garis besarnya terawang hiasan dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Terawang persia. Terawang persia adalah terawang yang cara mengerjakannya tanpa
mencabut benang
 Cara mengerjakan :
a) Pada satu titikdibuat tusuk lurus atau tusuk rantai terbuka yang bentuknya melingkar atau
setengah lingkaran yang besarnya terserah kemauan kita.
b) Penggunaan tusuk hias bisa satu macam saja atau kmbinasi dari dua tusuk hias.
c) Lubang – lubang kecil terjadi karena adnya tarikan tusuk hias yang berpusat pada satu titik.
Terawang ini diatur sedemikian rupa sehingga membentuk suatu hiasan yang indah.
2. Terawang puntotirato. Terawang puntotirato adalah terawang yang cara mengerjakannya
harus mencabut benang dari satu arah, baik arah panjang maupun arah lebarnya
 Cara mengerjakan :
a) Mencabut benang pada bahan selebar yang dikehendaki.
b) Untuk mencabut ini salah satu bagian perlu digunting, dan bagian yang bertiras tersebut
harus difeston.
c) Bagian bahan yang terbuka setelah dicabut benangnya dari satu aarah diisi dengan tusuk
bolak balik dengan bentuk – bentuk tertentu dan menggunakan benang beberapa warna
sampai benang kain tidak terlihat sama sekali. Motif dari terawang ini hendaknya ditentukan
lebih dahulundalam karangan kita
3. Terawang hardanger. Terawang hardanger merupakan terawang yang cara
mengerjakannya haarus mencabut serat benang bahan yang dihias dari dua arah.
 Cara mengerjakan
a) panjang dan lebar menurut bentuk yang Bahan dicabut benang nya dari dua arah
dikehendaki sehingga terjadi kotak – kotak yang berlubang, dan jumlah benang yang
ditinggalkan harus sama.
b) Bagian tepi motif yang dicabut benangnya digunting dan diselesaikan dengan tusuk feston
atu pipih.
c) Jika menghendaki terawang ini diisi maka kotak – kotak yang berlubang diisi dengan
rentangan benang yang dibelitkan, apabila menghendaki tanpa isi maka kotak – kotak itu
dibiarkan saja.
d) Bagian benang yang ditinggalkan semuanya diselesaikan dengan tusuk bolak balik
yang rapat sehingga benang tidak kelihatan lagi.
15. Sisipan dan menghias tula

Hiasan tula adalah hiasn yang diterapkan pada kain tula ( tile ) dan pada benda –benda
yang tidak begitu besar misalnya selendang, kerudung, tutup baki, alas vas dan sebagainya.
Hiasan ini kikerjakan dengan sisipan tula apabila lubang tula kecil, jika lubang tula besar maka
hiasan dengan menghias tula. Tusuk hias yang digunakan hendaknya tusuk yang tidak rapat,
misalnya tusuk rantai terbuka, duri ikan, batu karang dan sebagainya.

 Cara mengerjakan menhias tula :


a) Motif digambar pada kertas manila.
b) Tula diletakkan diatas motif dan dijelujur.
c) Tula dihias sesuai dengan motif yang telah digambar dikertas.

16. Melekatkan pita dan pita biku.


Tusuk hias yang digunakan dapat bervariasi, begitu juga warna benang hiasnya. Tusuk
hias yang digunakan haruslah tusuk yang jarang dan jarak antara tusuk hias yang satu dengan
yang lainnya harus diperhitungkan. Melekatkan pita dan pita biku dapat berdiri sendiri atau
dikombinasikan. Motif pada umumnya lurus atau menyudut.
 Cara mengerjakan hiasan lekatan benang :
a) Motif ditentukan pada bahan cukup berupa garis – garis saja.
b) Pita dijelujur pada motif yang telah ditentukan. Ujung – ujung pita harus dilipat kedalam
supaya tidak bertiras.
c) Pita dihiasi dengan tusuk – tusuk hias. Warna benang tusuk hiasnya dapat beberapa warna
dengan kombinasi yang baik. Tidak boleh menggunakan tusuk silang sekeliling pita.
d) Setelah tusuk hias pada pita semua selesai maka semua jelujur harus dibuka.
 Cara mengerjaka lekatan pita biku
a) Motif digambar bahan cukup berupa garis – garis saja.
b) Pita biku dijelujur bagian tengahnya, Ujung – ujung pita dilipat kedalam supaya tidak
bertiras.
c) Pita biku dihias dengan tusuk hias, bagian tepi yang berbiku harus dilekatkan pada bahan
dengan tusuk hias. Pada bagian tengah tidak boleh dijahit atau dipenuhi dengan dengan
tusuk hias. Apabila menghendaki tengah pita biku dihias, jarak tusuk hias supaya jarang –
jarang saja.
d) Setelah tusuk hias selesai dikerjakan maka jelujur, mka jelujur harus dilepas.
Macam- Macam Kombinasi Warna

Anda mungkin juga menyukai