Anda di halaman 1dari 9

ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN

“Organisasi Perawat Gigi Dan Terapis Gigi“


Dosen : Lina Sari,S.SiT. M.Kes

Disusun Oleh : Jelita Putri (2012402033)


Tingkat 1/ Semester 1

D3 Keperawatan Gigi
POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2020/ 2021
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah yang berjudul “Organisasi Perawat Gigi Dan Terapis Gigi“

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandar Lampung, 23 September 2020

Jelita Putri
Daftar isi

HALAMAN JUDUL................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

 A. Latar Belakang.....................................................................................
 B. Rumusan Masalah................................................................................
 C. Tujuan...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................

 2.1 Organisasi Perawat Gigi.....................................................................


 2.2 Organisasi Terapis Gigi dan Mulut.....................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

 3.1 Kesimpulan.........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengingat profesi perawat gigi merupakan tugas mulia yang tidak terlepas
dari fungsi kemanusiaan dalam bidang kesehatan, maka perlu memiliki suatu kode
etik yang dijiwai oleh nilai nilai Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Seorang
perawat gigi dalam menjalankan profesinya perlu membawa diri d a l a m
masyarakat, teman sejawat, maupun profesinya.

Dengan Rachmat Tuhan Yang Maha Esa serta didorong keinginan luhur
untuk mewujudkan martabat, wibawa dan kehormatan profesi perawat gigi,
maka Perawat Gigi yang bergabung dalam wadah Persatuan Perawat Gigi
Indonesia ( PPGI ) dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab merumuskan
Kode Etik Perawat Gigi Indonesiayang wajib dihayati, ditaati dan diamalkan
oleh setiap Perawat Gigi yang menjalankanprofesinya di wilayah hukum Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut.
a. Apa saja organisasi perawat gigi?
b. Apa saja organisasi terapis gigi dan mulut?

C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, tujuannya adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui organisasi perawat gigi
2. Untuk mengetahui organisasi terapis gigi dan mulut
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Organisasi Perawat Gigi

Sejarah profesi perawat gigi di Indonesia bermula dari berdirinya Sekolah Perawat
Gigi (SPG) yang dilandasi oleh terbitnya Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
27998 / Kab tertanggal 30 Desember 1950. Keputusan tersebut berlaku mulai 1 Agustus
1951, maka dimulailah adanya Sekolah Perawat Gigi yang pertama di Jakarta. Pada
tahun 1953 Sekolah Perawat Gigi Jakarta meluluskan Perawat Gigi yang pertama,

Selanjutnya pada  tahun 1957 Sekolah Perawat Gigi diubah menjadi Sekolah Pengatur
Rawat Gigi (SPRG). Dan di tahun 1959 didirikan Sekolah Pengatur Teknik Gigi (SPTG)
yang merupakan pendidikan lanjutan setara Diploma I (lama pendidikan 1 tahun setelah
SPRG/ SMA).  SPTG ini meluluskan lulusan pertamanya pada tahun1960.

Pada saat itu, banyak sekali perawat gigi yang menambah kemahiran menjadi
tekniker/ teknisi gigi dengan melanjutkan pendidikan di SPTG. Sehingga antara perawat
gigi dan teknisi/ tekniker gigi terjalin ikatan yang kuat dan merasakan bahwa kedua
lulusan sekolah tersebut berada pada rumpun yang sama, sehingga pada tahun 1967
berdiri Ikatan Perawat Gigi dan Tehniker Gigi Indonesia ( IPTGI ).

Keberadaan IPTGI ini diakui kurang “gregetnya” bahkan ada pihak-pihak yang
menyebutkan bahwa IPTGI ini ada tapi berjalan  tanpa kegiatan atau vakum. Pada tahun
1986 dilaksanakan kongres I IPTGI di Ciloto. Kemudian sejalan dengan perubahan
kebijakan di Departemen Kesehatan pada waktu itu yang mengharuskan adanya
pemisahan antara profesi perawat gigi dan tekniker/ teknisi gigi maka pada tanggal 13
September 1996 bertempat di Caringin Bogor para perwakilan perawat gigi se-Indonesia
mendeklarasikan organisasi Persatuan Perawat Gigi Indonesia.

Visi & Misi PPGI

Visi :
Menjadikan  profesi perawat gigi indonesia sebagai profesi yang diakui di tingkat
nasional maupun di tingkat ASEAN pada tahun 2017
Misi :

 Mewujudkan tata kelola organisasi yang bersih, terbuka dan bertanggung jawab
 Meningkatkan kerjasama dengan semua stakeholders organisasi
 Melanjutkan upaya - upaya perbaikan mutu pendidikan dan pelayanan
keperawatan gigi
 Melanjutkan upaya - upaya perbaikan kesejahteraan anggota
 Mengupayakan keanggotaan ppgi di federasi profesi sejenis di tingkat
internasional
Nilai - Nilai :

 Integritas
 Transparansi
 Kerjasama

Seiring terbitnya Undang-Undang No36/2014 tentang Tenaga Kesehatan, Persatuan


Perawat Gigi Indonesia (PPGI) merubah nama organisasi Persatuan Terapis Gigi dan
Mulut Indonesia (PTGMI). Perubahan tersebut terjadi pada saat Munas VII PPGI di
Padang, Sumatera Barat, Kamis (14/9/2017).

Perubahan tersebut sesuai dengan UU baru, kata Yannurdin Ketua Panitia Munas.
Beberapa perubahan terjadi dalam nomenklaturnya, jika sebelumnya perawat gigi
kelompok keperawatan bersama bidan dan perawat, sekarang kelompok teknis medis
dengan sebutan prosesi terapis gigi dan mulut. Pada Munas VII PPGI mereka
membentuk kepengurusan baru periode 2017-2021, serta menetapkan standar profesi,
standar pelayanan terapis gigi dan mulut serta standar pendidikan untuk terapis.

Yannurdin menerangkan, sudah barang tentu dengan kondisi saat ini mengharuskan
perawat gigi menyiapkan diri dengan berbagai upaya peningkatan kompetensi serta paket
regulasi profesi. Kemudian, ini merupakan Munas terakhir PPGI dengan berhasil
merubah nama PTGMI. Salah satunya dengan merubah atau mengganti nama dan
AD/ART organisasi.

2.2 Organisasi Terapis Gigi Dan Mulut

Dental Therapist di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 20 Tahun 2016. Disebutkan dalam PP tersebut bahwa Dental Therapist/ terapis
gigi dan mulut merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan yang telah lulus pendidikan
kesehatan gigi, perawat gigi, atau terapis gigi dan mulut yang memiliki kewenangan
untuk menyelenggarakan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut sesuai dengan
bidang keahlian yang dimilikinya.
Keputusan Menteri Kesehatan No. 284 Tahun 2006 tentang standar pelayanan asuhan
kesehatan gigi dan mulut adalah suatu pedoman yang harus digunakan oleh perawat gigi
dalam menjalankan tugas pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut agar tercapai
pelayanan yang bermutu. Kompetensi Terapis Gigi dan Mulut di Indonesia diatur juga
dalam PP Nomor 20 Tahun 2016. Dalam peraturan tersebut, disebutkan bahwa terapis
gigi memiliki kewenangan untuk melakukan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
sebagai berikut
1. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut, meliputi :
a) Promosi kesehatan gigi dan mulut kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
b) Pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut, guru serta dokter kecil
c) Pembuatan dan penggunaan media/alat peraga untuk edukasi kesehatan
gigi dan mulut, dan
d) Konseling tindakan promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut
2. Upaya pencegahan penyakit gigi
a) Bimbingan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut untuk individu,
kelompok dan masyarakat
b) Penilaian faktor risiko penyakit gigi dan mulut
c) Pembersihan karang gigi
d) Penggunaan bahan/material untuk pencegahan karies melalui - Pengisian
pit dan fissure gigi dengan bahan fissure sealent - Penambalan Atraumatic
Restorative Treatment/ART dan/ atau - Aplikasi fluor
e) Skrining kesehatan gigi dan mulut, dan
f) Pencabutan gigi sulung persistensi atau goyang derajat 3 dan 4 dengan
lokal anastesi.
3. Manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi :
a) Administrasi klinik gigi dan mulut.
b) Pengendalian infeksi, hygiene, dan sanitasi klinik.
c) Manajemen program UKGS, dan
d) Manajemen program UKGM/UKGMD.
4. Pelayanan kesehatan dasar pada kasus kesehatan gigi terbatas, meliputi :
a) Pencabutan gigi sulung dan gigi tetap satu akar dengan lokal anastesi.
b) Penambalan gigi satu atau dua bidang dengan glass ionomer cement atau
bahan lainnya.
c) Perawatan pasca tindakan.
5. Dental assisting, meliputi :
a) Asistensi pada pelayanan kedokteran gigi umum, dan
b) Asistensi pada pelayanan kedokteran gigi spesialistik. Selain memiliki
kewenangan seperti disebutkan di atas, dalam melaksanakan kewenangan
tersebut, dental therapist dapat melaksanakan pelayanan sebagai berikut:
 Di bawah pengawasan atas pelimpahan wewenang dengan mandat
dari dokter gigi, bila tidak terdapat dokter gigi di suatu daerah.
 Berdasarkan penugasan pemerintah sesuai kebutuhan.
 Dalam rangka pelimpahan kewenangan tersebut dapat bertindak
sebagai terapis gigi, bagi Anda yang telah mendapat pelatihan
tambahan.
 Pelimpahan kewenangan tersebut hanya dapat dilaksanakan di
fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah dan atau pemerintah
daerah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Seiring terbitnya Undang-Undang No36/2014 tentang Tenaga Kesehatan, Persatuan


Perawat Gigi Indonesia (PPGI) merubah nama organisasi Persatuan Terapis Gigi dan
Mulut Indonesia (PTGMI). Perubahan tersebut terjadi pada saat Munas VII PPGI di
Padang, Sumatera Barat, Kamis (14/9/2017).

Perubahan tersebut sesuai dengan UU baru, kata Yannurdin Ketua Panitia Munas.
Beberapa perubahan terjadi dalam nomenklaturnya, jika sebelumnya perawat gigi
kelompok keperawatan bersama bidan dan perawat, sekarang kelompok teknis medis
dengan sebutan prosesi terapis gigi dan mulut. Pada Munas VII PPGI mereka
membentuk kepengurusan baru periode 2017-2021, serta menetapkan standar profesi,
standar pelayanan terapis gigi dan mulut serta standar pendidikan untuk terapis.

Yannurdin menerangkan, sudah barang tentu dengan kondisi saat ini mengharuskan
perawat gigi menyiapkan diri dengan berbagai upaya peningkatan kompetensi serta paket
regulasi profesi. Kemudian, ini merupakan Munas terakhir PPGI dengan berhasil
merubah nama PTGMI. Salah satunya dengan merubah atau mengganti nama dan
AD/ART organisasi.
Daftar Pustaka

http://eprints.ums.ac.id/53640/3/BAB%20I.pdf

https://www.pubinfo.id/instansi-970-ppgi--persatuan-perawat-gigi-indonesia-.html

http://repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/3.%20BAB%20II%20-%20Copy
%20P1337425218097.pdf

Anda mungkin juga menyukai