F MYASTHENIA GRAVIS
RUANG ICU, DI RSUD MANGUSADA BADUNG
TANGGAL 2-5 OKTOBER 2020
OLEH:
NI KADEK DEWI PERMANA SARI
17.321.2727
A11-B
Data tambahan:
Analisa Gas Darah:
pH: 7,20, PaCO2: 53, PaO2: 105, HCO3: 26, Saturasi: 94%
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. F
Umur : 26 tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan.
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Br. Trengguli, Cokroaminoto
Tanggal Masuk : 1 Oktober 2020
Tanggal Pengkajian : 2 Oktober 2020
No. Register : 3458
Diagnosa Medis : Myasthenia Gravis
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Saat MRS: keluarga pasien mengatakan kelemahan pada anggota gerak pasien
Saat ini: keluarga pasien mengatakan pasien lemas
5 Paracetamol 3x1 flash IV Nyeri, sakit kepala, demam Nyeri punggung dan
tubuh terasa lemah
6 Plasmafaresis 5x55 ml IV Pre-timektomi, krisis Hipotensi dam sepsis
miastenik, kelemahan yang yang ditangani dengan
cepat dan progresif pemberian cairan dan
antibiotik
2) Latihan
Sebelum sakit
Keluargaasien mengatakan pasien tidak memiliki gangguan pada pergerakannya, pasien dapat
bergerak secara mandiri dan beraktifitas seperti biasanya.
Saat sakit
Keluarga pasien mengatakan saat sakit pasien diam di kamar saja, hanya berbaring, keluarga
pasien mengatakan jika pasien ingin bergerak harus di bantu.
e. Pola kognitif dan Persepsi
Pasien mengatakan mengetahui bahwa pasein mengalami kelemahan pada otot-ototnya dan
harus dirawat untuk pemantauan kesehatannya. Pasien telah diberikan informasi menganai
penyakit yang dideritanya. Pasien mengatakan saat sakit lidahnya terasa pahit saat menelan.
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Pasien menjawab pertanyaan dengan sesuai, mengenal orientasi waktu dan tempat, pasien
berkomunikasi menggunakan kertas dan pulpen..
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Lemas
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : Verbal= 5, Motorik= 6, Eye= 4
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 68x/ menit , Suhu = 38,3o , TD = 100/60 mmHg, RR=
terpasang ventilator
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher :
Kepala :
Inspeksi : Rambut bersih, warna hitam, tidak terdapat pembengkakan, pertumbuhan
rambut merata, tidak terdapat lesi
Palpasi : tidak ada cekungan di ubun-ubun, terdapat nyeri tekan pada bagian pelipis
Mata :
Inspeksi : bentuk mata simetris kanan kiri, sklera anikterik, konjuntiva ananemis, tidak
ada nistagmus/strabismus
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Telinga
Inspeksi : bentuk simetris kanan kiri, tidak terdapat lesi, tidak memakai alat bantu dengar
Palpasi : tidak terdapat benjolan dan tidak terdapat nyeri tekan
Hidung :
Inspeksi : bentuk simetris, tidak terdapat lesi, terdapat secret, tidak terdapat pernafasan
cuping hidung, terpasang ventilator mekanik
Palpasi : tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan
Mulut :
Inspeksi : bentuk simetris, mukosa bibir lembab, tidak terdapat sianosis sentral, tidak
terdapat caries, lidah kelu, tidak terdapat sariawan
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Leher :
Inspeksi : tidak terdapat lesi, tidak terdapat distensi vena jugularis, tidak terdapat
pembesaran kelenjar tiroid, terpasang neck colar
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, nadi karotis teraba
b. Dada :
Paru
I= terdapat sekret pada jalan nafas, terpasang alat bantu ventilator, SPO2 94-95%
P= tidak terdapat nyeri tekan, vibrasi dada normal, tidak terdapat vocal fremitus
Per= suara paru sonor
A= suara wheezing pada kedua lapang paru
Jantung
I= iktus cordis tidak tampak
P= tidak terdapat nyeri tekan , tidak terdapat cardiomegali, iktus cirdis teraba
Per= suara jantung pekak
A= suara S1 S2 tunggal reguler
c. Payudara dan ketiak :
Tidak terkaji
d. Abdomen :
I= bentuk simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat distensi abdomen, tidak terdapat
hiperpigmentasi
A= bising usus terdengar normal, bising usus 20x/menit
Per= suara timpani
P= tidak teraba massa, nyeri tekan pada bagian perut kiri atas
e. Genetalia :
Tidak dilakukan pengkajian
f. Integumen :
I= warna kulit kuning langsat, persebaran rambut merata, tidak terdapat sianosis
P= akral teraba dingin, kulit teraba hangat, turgor kulit elastis, CRT <3 detik
g. Ekstremitas :
Atas
I= bentuk simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat edema, tidak terdapat atrofi, mampu
menggerakkan ekstremitas atas
P= tidak terdapat nyeri tekan, turgor kulit elastis, CRT < 3 detik
Bawah
I= bentuk simetris, tidak terdapat edema, tidak terdapat lesi, tidak mampu menggerakkan
ekstremitas bawah
P= tidak terdapat nyeri tekan, turgor kulit elastis, CRT < 3 detik
.Nilai Kekuatan Otot:
4444 4444
1111 1111
h. Neurologis :
Pengkajian saraf kranial :
1. Nervus Olfaktori (N.I) : tidak ditemukan kelainan
2. Nervus Optikus (N.II) : tidak ditemukan kelainan
3. Nervus Okulomotoris (N.III) : tidak ditemukan kelainan
4. Nervus Trochlearis (N.IV) : tidak ditemukan kelainan
5. Nervus Trigeminus (N.V) : tidak mampu mengunyah
6. Nervus Abdusen (N.VI) : tidak ditemukan kelainan
7. Nervus Fasialis (N.VII) : tidak ditemukan kelainan
8. Nervus Vestibulocochlearis (N.VIII) : tidak ditemukan kelainan
9. Nervus Glosofarineus (N.IX) : tidak ditemukan kelainan
10. Nervus Vagus (N.X) : tidak mampu menelan
11. Nervus Asesoris (N.XI) : tidak ditemukan kelainan
12. Nervus Hipoglosus (N.XII) : lidah pasien kelu, sulit
menggerakkan lidah
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Analisa Gas Darah:
pH: 7,20
PaCO2: 53 mmHg
PaO2: 105 mmHg
HCO3: 26 mEg/L
SPO2: 94-95%
2. Pemeriksaan radiologi
-
3. Hasil konsultasi
-
4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
-
5. ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
DATA Interpretasi MASALAH
(Sesuai dengan patofisiologi)
DS: - Myasthenia Gravis Gangguan Ventilasi
DO: ↓ Spontan
Pasien terpasang Kelemahan otot-otot pernapasan
ventilator mekanik ↓
Nadi: 68x/menit Gangguan pernapasan
Hasil AGD: ↓
D. Implementasi Keperawatan
Hari/ Tgl/ No Tindakan Keperawatan Evaluasi Proses Ttd
Jam dx
Jumat, 2 1 Memonitor kondisi yang DS: pasien mengatakan dingin
Oktober meningkatkan konsumsi oksigen DO: suhu pasien 38,3oC, suhu
2020 (mis. Demam, menggigil, kejang kulit pasien hangat, akral teraba
/ 10.00 dan nyeri) dingin, pasien tampak mengigil
wita
10.03 wita
3 Mengkolaborasi pemberian cairan DS: pasien mengatakan
dan elektrolit intravena mengigil
DO: pasien tampak tenang, suhu
pasien 38,3oC
10.10 wita
1 Mengkolaborasi pemilihan mode DS: pasien mengatakan sedikit
ventilator tidak nyaman karena terpasang
ventilator tetapi sudah merasa
lebih baik
DO: pasien menggunakan mode
SIMV
berkedip) berkedip
DO: pasien mampu merespon
komunikasi dengan
menggunakan tulisan dan kedip
mata,
1
Mereposisi pasien setiap 2 jam DS: pasien mengatakan sudah
13.15 wita nyaman dengan posisinya
sekarang
08.20 wita
2 Mengidentifikasi kebutuhan DS: pasien mengatakan tidak
dilakukan penghisapan nyaman pada ventilator seperti
ada yang menganjal
DO: terdapat sekret di ETT,
SPO2 95%, pH: 7,25, PaCO2:
50 mmHg, PaO2: 103 mmHg,
HCO3: 25 mEg/L, nadi 75x/
menit
2
14.50 wita Mengkolaborasi pemilihan mode
DS: pasien mengatakan nyaman
ventilato
DO: pasien menggunakan mode
SIMV
1 lemas
DO: SPO2 96%, pH: 7,30,
PaCO2: 49 mmHg, PaO2: 102
mmHg, HCO3: 26 mEg/L,
18.30 terdapat sekresi pada jalan nafas
Mereposisi pasien setiap 2 jam
E. Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl
No No Dx Evaluasi TTd
Jam
1 Senin, 5 1 S: -
Oktober 2020/ O: SPO2: 96%, terdengar suara
14.00 tambahan wheezing dikedua lapang
paru, terdapat sekresi pada jalan
nafas
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
2 Senin, 5 2 S: -
Oktober 2020/ O: Terdengar suara tambahan wheezing
14.00 pada kedua lapang paru, produksi
sputum belum menurun, pasien
tidak mampu batuk efektif
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
3 Selasa, 28 Juli 3 S: Pasien mengatakan sudah tidak
2020/ 09.30 kedinginan ataupun mengigil
wita O: Suhu tubuh pasien 37,2oC, pasien
tidak tampak pucat, akral teraba
hangat
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
4 Selasa, 28 Juli 4 S: Pasien mengatakan lemas
2020/ 09.30 O: Pasien belum mampu mengerakkan
wita ektremitas, kekuatan otot belum
baik, pasien tampak lemah
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
5 Selasa, 28 Juli 5 S: -
2020/ 09.30 O: Pasien belum mampu berbicara,
wita lidah pasien kelu, pasien hanya
dapat berkomunikasi dengan tulisan
atau kedip mata
A: Malasalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Jika pasien menggunakan alat bantu napas atau ventilator, maka mode apa yang paling tepat
diterapkan pada pasien tersebut.
Pasien menggunakan alat ventilator dengan menunggunakan mode Target Volume (SIMV)
SIMV merupakan mode yang memberikan bantuan volume sama seperti VC tetapi
hanya sebagain. Mode ini memberikan trigger yang sensitif terhadap respon napas spontan
dari pasien. Jika pasien tidak mampu meakukan trigger napas, maka mesin akan tetap
membantu dengan frekuensi yang sudah ditentukan.