P-ISSN 2622-5050
Volume 3, Nomor 1, April 2020 O-ISSN 2622-6456
Halaman: 17-26 DOI: http://dx.doi.org/10.35941/jakp.3.1.2020.2856.%25p
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam
pengembangan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), perkembangan Gapoktan, dan hubungan antara
peran PPL dan perkembangan Gapoktan. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan mulai bulan
Agustus sampai Oktober 2015. Peran penyuluh pertanian dalam pengembangan Gapoktan dianalisis
dengan Khi Kuadrat. Hubungan antara peran PPL dan perkembangan Gapoktan diuji dengan korelasi
Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran PPL ditunjukkan dengan skor 39,27 dan
perkembangan Gapoktan dengan skor 36,79. Hasil analisis data menunjukkan χ 2hitung sebesar 8,06 dan
χ2tabel (α = 0,05) sebesar 3,84 serta thitung sebesar 3,92 dan ttabel (α = 0,05) sebesar 1,68 sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang erat antara peran PPL dan perkembangan Gapoktan di Desa
Wonosari, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.
ABSTRACT
The purposes of this research were to know the role of Field Agriculture Instructor (FAI) in the
development of Farmers Groups Association (FGA), the development of FGA, and the relationship
between the role of FAI and the development of FGA. This research was conducted during three months
from August to October 2015. The role of FAI in the development of FGA was analyzed by using Chi
Square. The relationship between the role of FAI and the development of FGA was test by using Rank
Spearman. The results of this research show that the role of FAI shows with the score of 39.27 and the
development of FGA with the score of 36.79. The results of data analysis show χ2count of 8.06 and χ2table (α
= 0.05) of 3.84 also tcount of 3.92 and ttable (α = 0,05) of 1.68 so that can be concluded that there is a
close relationship between the role of FAI and the development of FGA in Wonosari Village, Sepaku
Subdistrict, Penajam Paser Utara District.
tersebut dapat diperoleh petani antara lain penduduknya adalah petani padi dengan
dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) produksi padi 358.119 ton pada luas lahan
melalui penyelenggaraan kegiatan 73.627 ha (Dinas Pertanian Tanaman
penyuluhan pertanian (Kartasapoetra, Pangan Provinsi Kalimantan Timur, 2013).
1994). Melihat kondisi tersebut perlu adanya
Penyuluhan dapat menjadi sarana dukungan sumberdaya manusia yang
kebijakan yang efektif untuk mendorong berkualitas melalui penyuluhan pertanian
pembangunan pertanian dalam situasi petani dengan pendekatan kelompok, agar
yang tidak mampu mencapai tujuannya. Hal produktivitas semakin meningkat.
ini karena keterbatasan pengetahuan dan Kabupaten Penajam Paser Utara
wawasan petani. Oleh karena itu agen merupakan kabupaten yang berada di
penyuluhan pertanian harus memainkan Provinsi Kalimantan Timur yang
peranan yang sangat penting dalam mengandalkan pertanian sebagai sektor
meningkatkan kompetensi petani. PPL juga pendapatan daerah. Luas wilayah Kabupaten
diharapkan memainkan peranan baru, Penajam Paser Utara yakni 3.333,06 km2 di
seperti memperkenalkan pertanian yang mana 133.476 ha diantaranya berupa lahan
berkelanjutan yang menuntut keterampilan- pertanian, perikanan, dan kehutanan. Pada
keterampilan baru (Ban, 1999). tahun 2013 luas lahan pertanian mencapai
Sektor pertanian mempunyai peranan 18.369 ha dari luas keseluruhan Kabupaten
strategis terutama sebagai penyedia pangan Penajam Paser Utara.
rakyat Indonesia, berkontribusi nyata dalam Produksi padi di Kabupaten Penajam
penyediaan bahan baku industri, bioenergi, Paser Utara sebagai penyangga kebutuhan
penyerapan tenaga kerja yang berdampak beras di Kalimantan Timur. Berdasarkan
pada penurunan tingkat kemiskinan, dan data Badan Pusat Statistik Provinsi
menjaga kelestarian lingkungan. Sejalan Kalimantan Timur (BPS Kaltim) (2014),
dengan hal tersebut Kementerian Pertanian produksi padi pada tahun 2013 sebesar
2010-2014 telah menetapkan visi yaitu 72.667 ton dengan luas lahan 14.963 ha. Hal
pertanian industrial unggul berkelanjutan, ini membuat kabupaten ini sebagai salah
berbasis sumberdaya lokal untuk satu penghasil padi terbesar kedua setelah
meningkatkan kemandirian pangan, nilai Kabupaten Kutai Kartanegara di Provinsi
tambah, ekspor, dan kesejahteraan petani. Kalimantan Timur. Kabupaten ini juga
Dalam mewujudkan visi misi tersebut memiliki kelembagaan petani yang
diperlukan pelaku usaha yang berkualitas, berkembang dan mandiri agar petani lebih
handal, berkemampuan manajerial, dan optimal melaksanakan usahataninya, salah
kewirausahaan. Organisasi bisnis diharap- satunya adalah Gapoktan.
kan mampu membangun usahatani yang Kabupaten Penajam Paser Utara
berdaya saing dan berkelanjutan sehingga memiliki empat kecamatan yakni
dapat meningkatkan posisi tawarnya. Oleh Kecamatan Penajam, Waru, Babulu, dan
karena itu, kapasitas dan kemampuan Sepaku. Kecamatan Sepaku merupakan
mereka harus terus ditingkatkan, salah daerah penghasil padi ladang terbesar
satunya melalui penyuluhan dengan pertama di Kabupaten Penajam Paser Utara
pendekatan kelompok (82/Permentan/ yaitu sebesar 70,92% (BPS Kaltim, 2012).
OT.140/8/2013). Jumlah Gapoktan yang berada di Kabupaten
Gubernur adalah penanggung jawab Penajam Paser Utara adalah 53 Gapoktan
pengembangan Gabungan Kelompok Tani dengan 638 kelompok tani didalamnya dan
(Gapoktan) tingkat provinsi. Penanggung jumlah keseluruhan petani sebanyak 16.500
jawab operasionalnya adalah Sekretaris jiwa.
Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sepaku memiliki 15
Provinsi dan dibantu oleh dinas atau Gapoktan dengan jumlah 208 kelompok
instansi terkait di tingkat provinsi. Provinsi tani. Dari sekian banyak Gapoktan yang ada
Kalimantan Timur merupakan provinsi di Kecamatan Sepaku, Gapoktan di Desa
yang sebagian kegiatan ekonominya di Wonosari adalah satu-satunya Gapoktan
sektor pertambangan walaupun sebagian yang mendapatkan dana Penguatan Modal
JAKP, 3(1): 17-26, April 2020 19
Usaha Kelompok (PUMK). Dana tersebut Data yang diperlukan dalam penelitian
diperuntukkan pembangunan fisik atau ini adalah data primer dan data sekunder.
penguatan modal sebagai bagian dari Data primer diperoleh dengan cara
pemberdayaan kelompok. observasi langsung ke lokasi penelitian dan
Gapoktan di Desa Wonosari terdiri dari mengadakan wawancara langsung dengan
10 kelompok tani dengan 8 kelompok kelas responden menggunakan daftar pertanyaan
pemula serta 2 kelompok kelas lanjut. Nama yang telah disusun sesuai dengan tujuan
Gapoktan di Desa Wonosari ini sama penelitian. Data sekunder adalah data yang
dengan nama desa tersebut yakni Gapoktan diperoleh dari kantor desa serta BP3K,
Wonosari yang berdiri sejak 10 Februari maupun aparat pemerintah yang
2008. Perkembangan Gapoktan di Desa mempunyai aktivitas dalam kegiatan
Wonosari ini dari tahun lalu dan sekarang Gapoktan. Petani responden yaitu kelompok
mengalami peningkatan, yakni hasil panen tani dalam Gapoktan terdiri dari ketua
berupa tanaman pangan dan hortikultura. kelompok tani dan anggota yang berada di
Sebagian kelompok tani didalamnya Desa Wonosari, Kecamatan, Sepaku
mendapat bantuan sapi Bali untuk ternak Kabupaten Penajam Paser Utara.
dari pemerintah. Penentuan sampel dalam penelitian
Keberadaan Gapoktan di Desa Wonosari dengan proporsional random sampling.
tak lepas dari peran PPL yang berada di Jumlah sampel yaitu sebanyak 37
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) responden.
Kecamatan Sepaku yang mempunyai tujuan Peran PPL dalam pengembangan
melakukan pemberdayaan kelembagaan Gapoktan diketahui dengan mengunakan
petani. Salah satu faktor yang analisis Chi Square (χ2). Selanjutnya untuk
mempengaruhi pengembangan Gapoktan mengetahui hubungan antara peran PPL
adalah peran PPL. Pengembangan Gapoktan dalam pengembangan Gapoktan
khususnya Desa Wonosari belum berjalan menggunakan Rank Spearman dan uji t.
dengan baik karena masih terdapat salah
satu hambatan yang dihadapi dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
pengembangan Gapoktan seperti sulitnya
proses pencairan dana bantuan dari Profil Gabungan Kelompok Tani
pemerintah. Hambatan yang terdapat dalam (Gapoktan) Wonosari
Gapoktan tersebut baik dari segi kegiatan Gapoktan Wonosari merupakan salah satu
unit usaha maupun dari PPL dan kebijakan dari 15 Gapoktan yang ada di wilayah
pemerintah yang belum sepenuhnya Kecamatan Sepaku. Gapoktan Wonosari
mendukung perkembangan Gapoktan. Oleh terletak di Desa Wonosari, Kecamatan
karena itu diperlukan kajian yang mendalam Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.
mengenai peran PPL dalam pengembangan Gapoktan Wonosari terbentuk pada tanggal
Gapoktan. 10 Februari 2008 yang merupakan gabungan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk dari 10 kelompok tani yang ada di Desa
mengetahui: Wonosari, dengan jumlah anggota 236
1. Peran PPL dalam pengembangan orang. Kesepuluh kelompok tani tersebut
Gapoktan. adalah: Harapan Baru, Hidup Bersama, Kwt
2. Perkembangan Gapoktan. Mulia Sari, Sido Muncul, Tani Mulyo,
3. Hubungan antara peran PPL dan Sanjaya, Sumber Makmur, Sumber Rejeki,
perkembangan Gapoktan. Sido Maju, Ngudi Makmur. Kelompok tani
di Desa Wonosari terdiri dari 8 kelompok
METODE PENELITIAN tani pemula dan 2 kelompok tani lanjut.
Pengurus dipilih secara musyawarah untuk
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga melaksanakan tugas organisasi.
bulan sejak bulan Agustus sampai dengan Komoditas unggulan petani di Gapoktan
Oktober 2015. Lokasi penelitian di Desa Wonosari yaitu tanaman pangan,
Wonosari, Kecamatan Sepaku, Kabupaten hortikultura (sayuran), dan ternak sapi Bali.
Penajam Paser Utara. Gapoktan Wonosari berdiri dengan modal
20 RAMADANI dkk. – Peran PPL dalam Pengembangan Gapoktan
sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri terhadap kinerja. Pendidikan sangat
berasal dari simpanan pokok, simpanan diutamakan bagi PPL agar dapat membantu
wajib, bantuan atau hibah untuk Gapoktan dalam menyelesaikan
memperbesar usahanya. Gapoktan permasalahan yang ada di lapangan. PPL
Wonosari memperoleh modal pinjaman dari dituntut mampu mengajarkan keterampilan,
anggota, koperasi, bank atau lembaga- membuat inovasi, dan menyampaikan
lembaga keuangan lainnya dan sumber lain. informasi tentang teknologi yang baru
kepada ketua maupun anggota Gapoktan
Peran Penyuluh Pertanian Lapangan yang dibinanya.
(PPL) Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian
PPL berperan mendorong pembangunan maka PPL berperan sebagai pendidik bagi
pertanian. Di lain pihak, petani mempunyai petani. PPL memfasilitasi petani untuk dalam
kebebasan untuk menerima atau menolak penggunaan teknologi pertanian yang lebih
saran yang diberikan PPL. PPL hanya dapat modern. PPL dibantu dengan adanya kontak
mencapai sasarannya jika perubahan yang tani dalam memperlancar proses belajar
diinginkan sesuai dengan kepentingan petani. petani. Gapoktan sebagai wadah kelas belajar
PPL perlu merencanakan beberapa hal yang bersama bagi petani. PPL sebagai pendidik
dapat membantu petani dalam mengambil bertindak memberi pengarahan dalam
keputusan yang efektif sehingga dapat berusahatani, memberikan tanggapan dalam
meningkatkan produktivitas Gapoktan yang setiap permasalahan, mendata permasalahan
ada di Desa Wonosari. Peran PPL dalam yang ada dalam Gapoktan. Pendekatan
pengembangan Gapoktan di Desa Wonosari, kepada Gapoktan agar lebih mudah untuk
Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam memberi pengarahan dalam perbaikan
Paser Utara dijelaskan sebagai berikut. maupun upaya pemecahan masalah.
Respon PPL sebagai pendidik dari hasil
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) penelitian adalah sebagai berikut. Responden
sebagai Pendidik menilai PPL mendata permasalahan berupa
Pendidikan merupakan salah satu faktor gagal panen dan permodalan dalam
penting yang dapat mempengaruhi cara Gapoktan. PPL selalu tanggap menghadapi
petani dalam mengelola usahataninya. setiap permasalahan. Pendekatan PPL
Tingkat pendidikan akan berpengaruh bagi kepada petani berjalan dengan baik, tetapi
petani dalam menerima informasi baru yang karena keterbatasan waktu yang dimiliki PPL
disampaikan PPL. Hal ini disebabkan sehingga dinilai masih kurang efektif. PPL
kesadaran petani tentang pentingnya mendiskusikan cara yang baik dalam
informasi dan hubungan dengan PPL pemecahan masalah dengan para anggota
menjadikan petani lebih produktif dalam Gapoktan sehingga dapat diperoleh
berusahatani. pemecahan masalah yang sesuai dengan
Petani di lokasi penelitian rata-rata hanya harapan para petani.
berpendidikan Sekolah Dasar sehingga Responden menilai kemampuan PPL
mereka tidak memiliki keahlian khusus yang dalam mengajarkan cara usahatani yang baik
bisa diandalkan untuk mencari pekerjaan masih dinilai kurang karena materi
lain selain pekerjaan yang hanya penyuluhan tidak sesuai harapan petani. PPL
mengandalkan fisik semata. Namun adapula dinilai menjalankan tugas dengan baik walau
responden yang sempat menyelesaikan ada petani yang kurang sependapat karena
pendidikannya hingga jenjang setingkat tidak sesuai dengan keinginan dan harapan
Sekolah Menengah Atas (SMA). Pendidikan para petani. PPL melakukan pendekatan
formal sebagian responden memang kepada petani dengan baik. Cara PPL dalam
termasuk kategori rendah, akan tetapi bersosialisasi kepada petani baik. Tetapi
pendidikan non formal dapat membantu karena keterbatasan waktu yang dimiliki PPL
menambah wawasan tentang pertanian. sehingga pengarahan usahatani belum
Jenjang pendidikan PPL yang ada di berjalan dengan baik. Sebagian petani
lokasi penelitian adalah Diploma 4. Tingkat enggan untuk menerima teknik berusahatani
pendidikan PPL sangat berpengaruh yang baru. PPL sebaiknya mengajar secara
JAKP, 3(1): 17-26, April 2020 21
beranggapan bahwa bimbingan dan motivasi memantau langsung ke lahan pertanian milik
yang penyuluh berikan tak semuanya petani. Kunjungan ke tempat tinggal yang
bermanfaat. Hal itu karena petani tidak bisa dilakukan PPL kurang tepat waktu karena
secara langsung menerapkan apa yang PPL pada siang atau sore hari petani tidak berada
berikan karena kendala rendahnya di rumah, sehingga pertemuan hanya malam
pendidikan serta faktor usia para anggota saja sesuai jadwal.
Gapoktan. PPL diharapkan memberikan
motivasi serta informasi secara bertahap agar Program Kerja Bersama
anggota dapat menerima informasi tersebut Penyusunan Rencana Definitif Kelompok
dengan baik. (RDK), Rencana Definitif Kebutuhan
Peran PPL dalam pengembangan Kelompok (RDKK) serta keterbukaan
Gapoktan paling banyak sebagai penasehat. penyuluh tentang Rencana Kerja Penyuluh
PPL selalu terbuka kepada Gapoktan tentang (RKP) dilakukan oleh PPL dan Gapoktan.
usulan rencana kerja Gapoktan, sehingga Selain memberikan pengarahan dan
tidak terjadi tumpang tindih kegiatan. bimbingan kepada Gapoktan, PPL
Bimbingan dan motivasi PPL kepada petani menyediakan blanko RDK dan RDKK untuk
terkesan tidak menggurui sehingga petani diisi oleh pengurus Gapoktan. Pengisian
dapat menerima usulan tersebut dengan baik. RDK dilakukan satu kali dalam setahun.
Permasalahan yang dihadapi petani selalu RDK berisi rincian kegiatan dan kesepakatan
dibantu penyuluh untuk diselesaikan dengan bersama dalam pengelolaan usahatani.
keterbukaan antara petani dan PPL sehingga RDKK dilakukan satu kali dalam satu
PPL dapat berperan aktif sebagai penasehat. musim tanam atau empat bulan. RDKK
merupakan alat perumusan kebutuhan sarana
Pengembangan Gabungan Kelompok dan prasarana produksi (Peraturan Menteri
Tani (Gapoktan) Pertanian No. 273 Tahun 2007). Program
PPL bertugas sebagai penanggungjawab kerja bersama sudah bersifat partisipasif,
operasional perkembangan kelompok tani transparan, dan berorientasi kepada petani
dan Gapoktan di tingkat desa berdasarkan terutama anggota Gapoktan. Penyusunan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor program kerja secara bersama termasuk
273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman kategori dalam berkembang, sehingga peran
Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok penyuluh sebagai pendidik dalam
Tani dan Gapoktan Tahun 2007. PPL pengembangan Gapoktan telah berjalan
tersebut bertugas di wilayah kerja Desa cukup baik serta berperan.
Wonosari.
Aturan yang Tertulis
Pertemuan Rutin Gapoktan memiliki aturan maupun norma
Pada kelompok tani selalu ada kegiatan tertulis yang disepakati dan ditaati seluruh
rutin yang dilakukan oleh anggota. PPL hadir anggota dan berisi hak serta kewajiban setiap
pada saat pertemuan atau musyawarah yang anggota Gapoktan. Norma yang tertulis
diadakan Gapoktan Wonosari. PPL aktif bertujuan untuk mendisiplinkan anggota
mendampingi dan memberikan pengarahan Gapoktan. Apabila ada anggota yang
kepada pengurus dan anggota Gapoktan. PPL melanggar akan diberi sanksi tegas dari
memberikan konfirmasi kepada pengurus Gapoktan.
Gapoktan atau petani terlebih dahulu untuk Aturan tertulis sudah berjalan dengan
memastikan kehadiran. Pertemuan rutin yang baik dengan pemberian sanksi yang tegas
telah disepakati dalam Gapoktan yakni dua kepada semua anggota, tetapi aturan kurang
kali dalam sebulan. sesuai dengan harapan anggota Gapoktan.
Kunjungan maupun pemberian informasi Tidak semua anggota menyatakan apa saja
kunjungan sudah berjalan walau kurang aturan yang sesuai. Karena ketidakhadiran
efektif. Kunjungan ke lapangan yang PPL beberapa anggota dalam pertemuan sehingga
hanya sebatas pertemuan rutin yang biasa aturan yang tertulis masih jauh dari harapan
dilakukan dengan Gapoktan. Akan tetapi anggota Gapoktan. Aturan yang tertulis
sebagian petani berharap bahwa PPL dapat dalam indikator pengembangan Gapoktan
JAKP, 3(1): 17-26, April 2020 23
telah berjalan cukup baik. Penyuluh berperan pendapat dengan sesama petani. Kurangnya
sebagai pemimpin dalam pengembangan keterbukaan petani kepada PPL sehingga
Gapoktan. PPL kesulitan untuk mengetahui apa
permasalahan yang dihadapi petani saat ini.
Pemupukan Modal PPL berperan sebagai penasehat. Akan tetapi
Gapoktan memperoleh modal dari masih ada anggota Gapoktan yang kurang
pemerintah berupa program Pengembangan terbuka kepada PPL karena bimbingan serta
Modal Usaha Kelompok (PUMK) dan dana motivasi yang diberikan PPL kurang sesuai
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan dengan harapan serta keinginan petani. Perlu
(PUAP). Selain itu modal diperoleh dari adanya keseimbangan pada setiap peran PPL
koperasi simpan pinjam maupun bank dalam pengembangan Gapoktan sehingga
terdekat. Dana PUAP yang dimiliki kegiatan pendidikan, motivasi serta
Gapoktan hanya 40% yang dapat digunakan pembinaan berjalan sesuai harapan.
dalam usahatani dan 60% sisanya masih di Skor tertinggi d i t e m u k a n pada
bank. Hal ini dikarenakan sistem pencairan penyusunan program kerja bersama karena
dana yang harus menyertakan laporan tingkat keterbukaan PPL dalam penyusunan setiap
partisipasi anggota Gapoktan dalam setiap rencana kerja penyuluh maupun dalam RDK
kegiatan penyuluhan serta pelatihan. Tingkat dan RDKK, sehingga program kerja yang
partisipasi anggota Gapoktan rendah akan dilaksanakan dapat sesuai dengan
sehingga proses pencairan dana mengalami kebutuhan Gapoktan dan PPL. Pemupukan
kendala. modal memiliki skor terendah, karena belum
Dana bantuan PUMK berupa lumbung maksimalnya penggunaan dana bantuan
padi, akan tetapi hanya digunakan sekali dan PUAP. Bantuan lumbung padi dari dana
belum berkelanjutan. Bantuan lainnya berupa PUMK penggunaannya tidak berkelanjutan,
alat pertanian (seperti terpal, traktor serta sehingga bangunan tersebut terbengkalai dan
bulldozer), sapi bali, bibit tanaman karet, dan tidak dipergunakan kembali. Gapoktan
bibit tanaman durian. Pemupukan modal Wonosari mengadakan usaha simpan pinjam
yang ada di Gapoktan belum berjalan dengan dan dana hibah yang dapat dimanfaatkan
baik. PPL berperan sebagai pemimpin dalam sebagai modal berusahatani (Tabel 1).
pengembangan Gapoktan. Peran PPL perlu
ditingkatkan lagi dalam menumbuhkan Tabel 1. Perkembangan Gapoktan.
semangat anggota Gapoktan agar dapat aktif No. Pengembangan Skor Kategori
berpartisipasi pada setiap pelatihan dan Gapoktan
penyuluhan pertanian. 1 Adanya pertemuan 7,05 Berkembang
rutin.
2 Penyusunan program 11,46 Berkembang
Kerjasama Antar Anggota kerja secara bersama.
Kerjasama antar anggota kelompok tani 3 Memiliki aturan 7,76 Berkembang
dan PPL dalam Gapoktan baik dan yang tertulis.
pemecahan suatu permasalahan dilakukan 4 Adanya pemupukan 4,95 Tidak
modal. berkembang
secara musyawarah. PPL aktif membantu
5 Kerjasama yang baik 5,57 Berkembang
petani dalam memecahkan masalah yang antar anggota.
dialami oleh Gapoktan maupun petani. Jumlah 36,79 Berkembang
Walaupun hingga saat ini sebagian petani Sumber: Data primer (diolah) (2015).
tidak memberitahu PPL tentang
permasalahan yang mereka hadapi karena Gapoktan Wonosari memiliki 10
sebagian petani berpendapat bahwa kelompok tani yang terbentuk pada tahun
permasalahan yang ada dapat mereka lalui 2007 (Tabel 2 dan 3). Peningkatan kelas
tanpa bantuan PPL. kelompok tani hanya terjadi pada dua
Petani yang memiliki permasalahan kelompok tani yakni Sido Maju dan Ngudi
dalam berusahatani tidak secara langsung Makmur, karena terkait proses sertifikat
menemui PPL untuk mencari jalan keluar kelompok tani yang mengalami kendala.
dalam permasalahannya. Namun petani lebih Peningkatan kelas kelompok tani tidak
memilih untuk saling bertukar pikiran dan terjadi dari awal pembentukan kelompok
24 RAMADANI dkk. – Peran PPL dalam Pengembangan Gapoktan