Anda di halaman 1dari 2

PEMBERIAN ANESTESI

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :15 Agustus 2017

Halaman :1/2

H. DARMAWAN, Amd Kep


UPTD PUSKESMAS
NIP. 19680903 198812 1
PESAGUAN
001

1. Pengertian Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit


atau nyeri secara lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran.

2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas dalam melakukan pemberian anestesi


lokal dan sedasi kepada pasien.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Pesaguan Nomor


Tahun tentang Pemberian Layanan Klinis Di UPTD Puskesmas.

4. Referensi Chris Tanto et all, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Keempat, Jilid
Kedua,. Penerbit Media Aesculapius, FKUI, Jakarta. 2014

5. Prosedur A. Petugas mempersiapkan Alat Dan Bahan :


1. Lidocain 2 % atau Lidocain Compositum
2. Spuit 1 ml atau 2,5 ml
3. Kapas alkohol
4. Larutan povidon iodine
B. Jika menggunakan Lidocain Compositum petugas memastikan
bukan merupakan kontraindikasi, meliputi :
1. Organ akral : telinga, jari kaki dan tangan, cuping hidung dan
penis
2. Penderita lanjut usia ( geriatri )
3. Penderita hipertensi
4. Penderita penyakit kardiovaskular
5. Penderita Diabetes Mellitus
C. Petugas mempersiapkan pasien :
1. Petugas memberitahukan pasien / keluarga pasien tindakan
yang akan dilakukan dan meminta pasien mengisi form
informed consent
2. Petugas meminta pasien untuk berbaring dengan posisi yang
nyaman
D. Petugas memilih teknik anestesi :
1. Teknik infiltrasi : penyuntikan langsung diarahkan di sekitar
tempat lesi, luka atau insisi. Cara yang sering digunakan
adalah blokade lingkar dan obat disuntikkan intradermal atau
subkutan.
2. Teknik field block : obat ditempatkan pada cabang-cabang
saraf yang lebih besar mengelilingi daerah tindakan.
3. Teknik block saraf : Obat ditempatkan pada batang saraf yang
besar sehingga daerah yang dilayani saraf yang bersangkutan
akan teranestesi.

Prosedur I ( Teknik Infiltrasi )


Untuk lesi- lesi permukaan ( superfisialis)
1. Petugas membersihkan sekitar luka dengan antiseptik.
2. Petugas memasukkan lidocain ke dalam spuit
3. Petugas menusukkan jarum suntik menyusur kulit secara
subkutan.
4. Petugas melakukan aspirasi.
5. Petugas menyuntikkan perlahan-lahan sambil mencabut jarum,
bila tidak masuk pembuluh darah
6. Petugas mencabut jarum pada jarak tertentu, melakukan
aspirasi dan penyuntikan, demikian seterusnya sampai daerah
yang dimaksud selesai di anestesi.
7. Petugas melakukan pengurutan pada tempat yang dianestesi
agar obat merata dan menunggu kerja obat.
Prosedur II ( Teknik Field Block ) :
Digunakan pada pengangkatan lesi kecil hingga sedang.
1. Petugas membersihkan sekitar luka dengan antiseptik.
2. Petugas memasukkan lidocain ke dalam spuit
3. Petugas menusukkan jarum suntik, arahkan pada satu sisi
daerah yang akan dianestesi..
4. Petugas melakukan aspirasi.
5. Petugas menyuntikkan obat sambil menarik mundur jarum.
6. Petugas menarik jarum tetapi tidak sampai habis lalu
menyuntikkan ke arah yang bersudut dengan arah suntikan
pertama ( sisi lain dari lesi ).
7. Petugas melakukan aspirasi.
8. Petugas menyuntikkan obat sambil menarik mundur jarum.
9. Petugas mengulangi prosedur di atas pada benjolan lainnya
10. Petugas menyuntikan obat dengan ujung suntikan pada kedua
sisi bertemu dengan ujung suntikan lainnya.
Prosedur III ( Teknik Block Saraf ) :
1. Petugas membersihkan sekitar luka dengan antiseptik.
2. Petugas memasukkan lidocain ke dalam spuit
3. Petugas menusukkan jarum suntik pada daerah proksimal dari
daerah yang akan dilakukan tindakan.
4. Petugas menanyakan kepada pasien apakah merasa kesemutan
saat jarum disuntikkan ( jika merasa kesemutan berarti posisi
suntikan sudah tepat ).
5. Petugas melakukan pengurutan pada tempat yang dianestesi
agar obat merata dan menunggu kerja obat.
6. Petugas menusukkan jarum ke daerah tindakan untuk
memastikan blok berhasil.

6. Unit terkait Ruang Tindakan


7. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan

2/2

Anda mungkin juga menyukai