Bab Ii. Geologi PT
Bab Ii. Geologi PT
GEOLOGI
2-1
2.1.1. Geomorfologi Regional
Secara fisiografi daerah Kabupaten Tapin merupakan bagian dari tinggian
Meratus, sedangkan bagian baratnya merupakan Cekungan Barito.
Termasuk dalam tinggian meratus sebagian besar meliputi wilayah bagian
timur yang umumnya disusun oleh batuan Pra-Tersier, sedangkan Cekungan
Barito ditempati oleh batuan sedimen Tersier yang menempati bagian barat
daerah penyelidikan. Secara geomorfologi daerah ini dapat dibagi menjadi 5
satuan, yaitu satuan geomorfologi Pedataran Landai, Punggungan Gamping,
Perbukitan Bergelombang, Perbukitan dan Pegunungan.
2-2
ini, sebagian besar berupa hutan sekunder yang mulai jarang
pepohonannya.
2-3
2.1.1.5 Satuan Geomorfologi Pegunungan
Satuan geomorfologi ini menempati luas daerah 15 % dari
luas Kabupaten Tapin dengan ketinggian antara 225 – 798 Mdpl.
Aliran sungai yang mengalir di satuan ini mempunyai pola
pengaliran radial dan dendritik dan umumnya bermuara ke sungai
tapin, sebagian lainnya bermuara ke sungai mengkaok di bagian
selatan. Stadium erosi pada aliran sungai menunjukkan tahap muda,
terlihat dari bentuk lembah dan alur-alur sungai yang berbentuk huruf
V meruncing ke bagian dasarnya.
Batuan penyusun satuan geomorfologi ini berupa batuan
granit (Kgr) dan lava andesit-basaltik dari kelompok batuan gunung
api haruyan. Batuan granit dan batuan andesit-basaltik umumnya
telah terkekarkan kuat dan setempat telah terpatahkan. Sementara
penggunaan lahan saat ini berupa hutan primer yang belum
terganggu, dan kawasan hutan lindung..
2-4
Gambar 2.3. Pembagian fisiografi regional Kalimantan
2-5
ini kalau dikompilasi pada peta geologi regional, termasuk dalam
formasi batuan yang disebut Formasi Warukin pada Peta Geologi
Lembar Amuntai. Litologi yang menyusun daerah penelitian secara
umum merupakan satuan batuan yang pada umumnya terdiri dari
batulumpur (lingkungan rawa).
2-6
kisaran umur Oligosen. Formasi ini terendapkan didalam
lingkungan neritik dengan ketebalan formasi sekitar 1000 m.
2. Formasi Warukin (Tmw)
Formasi Warukin dicirikan dengan batubara yang tebal dan kadar
kelembaban yang tinggi. Formasi ini terdiri dari perselingan
batupasir kuarsa halus-kasar setempat konglomeratan dan
batulempung, dengan sisipan batulempung pasiran dan batubara
yang terendapkan pada lingkungan paralik dengan ketebalan
diperkirakan mencapai 1250 m. Fosil foraminifera yang
terkandung dalam batulempung pasiran antara lain Amonia
indica (Le Roy), Cellanthus sp., Amphistegina sp., Florilus sp.,
Lepidocyclina sp., Austrotrillina howchini (Schlumberger),
menunjukkan kisaran umur Miosen Tengah - Miosen Akhir
(Sikumbang dan Heryanto, 1994).
3. Formasi Dahor (TQd)
Berumur Miosen Atas sampai Plistosen, terdiri dari batupasir
kuarsa, setempat terdapat sisipan batulempung dan lignit.
Formasi Dahor (Qtd) merupakan formasi pembawa lignit
diendapkan dalam lingkungan paralic pada kala Plio-Pleistosen
(Rustandi dkk, 1995). Formasi ini di lapangan agak kurang jelas,
karena secara fisik hampir mirip dengan formasi di bawahnya
yaitu Formasi Warukin. Di lapangan lingkungan pengendapan
antara lingkungan lakustrin dengan paya-paya dan darat tidak
dapat dibedakan. Di samping itu Formasi Dahor yang muda dan
tidak kompak ini sangat mudah mengalami pelapukan.
4. Endapan Aluvial Muda (Qa)
Satuan ini teramati terutama sebelah selatan aliran Sungai Kusan.
Hampir semua anak sungai yang mengalir di daerah ini
menunjukkan endapan aluvial yang tebal berupa campuran
2-7
berbagai ukuran butir mulai kerakal sampai pasir halus. Demikian
juga di bagian hulu Sungai Batulaki endapan aluvial ini tersingkap
menutupi sebagian besar Formasi Warukin dan Berai. Material
pembentuknya terdiri atas hasil rombakan dari satuan batuan
yang lebih tua: mulai material batuan beku basa, granitik, sampai
fragmen batubara sebagai rombakan dari Formasi Tanjung dan
Formasi Warukin. Dalam satuan aluvial ini dijumpai beberapa
kegiatan tambang rakyat yang mengusahakan penambangan emas
secara tradisional.
2-8
Gambar 2.5. Peta geologi regional daerah penyelidikan IUP-OP PT. Putra Banua
Tapin
2-9
2.1.3. Struktur Geologi Regional
Menurut Pardiarto dan Wahyu (2006) kegiatan tektonik daerah ini
diduga telah dimulai sejak zaman Jura yang megakibatkan
bercampurnya batuan ultrabasa (harzburgit, peridotit, serpentinit
dan gabro), batuan sekis garnet ampibolit dan batupasir terkersikan
Struktur geologi sudah terbentuk sejak ktifitas vulkanik Kapur Bawah-
Atas menghasilkan beberapa formasi batuan, yaitu : Formasi
Haruyan (lava basaltik, berstruktur aliran), Formasi Pitab (perselingan
batupasir,lanau, batu lempung, breksi polimik, rijang, batu gamping
dan lava basalt), Formasi Batununggal (batu gamping kelabu
kehitaman). Kegiatan magmatisma ditunjukkan oleh terobosan
batuan granitik yang disebut Granit Batang Alai dan granodiorit,
sedangkan pada Kapur Akhir berupa kegiatan terobosan diorit
terhadap Formasi Pitab. Secara tidak selaras diatas batuan Pra-
Tersier diendapkan batuan sedimen Tersier dari Formasi Tanjung,
Formasi Berai, Formasi Warukin, Formasi Dahor, dan Alluvium.
Struktur lipatan berupa antiklin disepanjang pegunungan Meratus
dengan sumbu berarah tenggara - barat laut, sejajar dengan struktur
ini teridentifikasi sesar naik berarah barat daya - timur laut dengan
kemiringan kearah barat laut yang dimulai dari selatan Pleihari
kearah timur hingga ke bagian aliran Sungai Sampanahan. Studi dari
data geofisika menunjukkan bahwa antiklinorium Meratus –
Samarinda diperkirakan mempunyai kemiringan sumbu berarah
umum utara dan secara regional terindikasi berdasarkan jurus
batuan bahwa zona patahan secara umum dapat dibagi menjadi tiga
blok yaitu blok utara, tengah dan selatan. Blok utara telah
mengalami pengangkatan pada sayap sebelah barat anticlinorium di
sepanjang utara zona sesar dan disebut sebagai zona sesar Tanjung.
Blok tengah terletak antara zona sesar Tanjung dan zona sesar
2 - 10
Klumpang yang dicirikan oleh munculnya batuan terobosan granitik
dan ultrabasa sepanjang zona sesar. Sedangkan blok selatan dicirikan
oleh luasnya perkembangan sesar berarah timur laut yang erat
kaitannya dengan komplek batuan terobosan diorit dan ultrabasa.
Sejumlah sesar berarah tenggara - barat laut yang berasosiasi
dengan endapan magnetit di wilayah Pleihari dan dapat diamati dari
munculnya perpotongan sistim sesar dari semua blok diatas.
Kenampakan struktur regional Kalimantan.
2 - 11
2.2. Penyelidikan dan Hasil Terdahulu
Penyelidikan terdahulu merupakan penyelidikan awal yang dilakukan untuk
dipergunakan dan dikembangkan untuk kegiatan eksplorasi lanjutan sebagai
bahan untuk mempermudah penyelidikan yang lebih detail sehingga data
yang dihasilkan menjadi lebih akurat. Dimana hasil terdahulu PT. Putra Banua
Tapin berupa :
1. Rekapitulasi Data Eksplorasi Terdahulu
2. Geomorfologi dan Topografi Daerah Penyelidikan Terdahulu
3. Litologi dan Stratigrafi Penyelidikan Terdahulu
4. Struktur Geologi Penyelidikan Terdahulu
5. Sumberdaya Penyelidikan Terdahulu
2 - 12
singkapan, evaluasi dan verifikasi data cadangan batubara (data bor,
log bor, geofisika logging, korelasi lubang bor, data kualitas batubara,
data topografi).
a. Pemeriksaan Kondisi Lapangan Terdahulu
Wilayah areal rencana tambang ini merupakan wilayah
perkebunan karet berupa perkebunan karet kepemilikan individu
(KKPA) dan perkebunan karet inti rakyat (PIR) serta perkebunan
karet milik PTP dan sisanya berupa pemukiman penduduk dan
semak belukar.
1) Flora
2 - 13
2) Fauna
2 - 14
b. Pengamatan Singkapan lapangan Terdahulu
Pengamatan singkapan ketebalan batubara bervariasi, yaitu
antara 0,2 m - 8,5 m, arah penyebaran batubara relatif berarah
Barat daya - Timur laut dengan batuan pengapitnya (roof dan
floor) adalah batulempung (calystene-mudstone), batulanau
(siltstone) dan batupasir kuarsa (sandstone).
2 - 15
c. Data Pemboran Terdahulu
2 - 16
6. Tebal tanah penutup (Overburden dan Interburden) beserta
Drit Parting.
Peralatan bor yang digunakan selama masa kegiatan eksplorasi
adalah 1 unit Jacro-175 (Wire Line). Pemboran dilakukan
menggunakan metode touchCoring Pada metode touch Coring
dilakukan pada lapisan batubaranya dengan maksimal
pengeboran mencapai 10- 49.50 meter dan sample dimasukkan
kedalam core box yang disediakan serta didokumentasikan
secara baik.
Interval / jarak antar lokasi lubang bor berkisar antara 100 - 300
meter per line pemboran, bervariasi tergantung dari data bor
yang dihasilkan. Hal ini disesuaikan dengan target pencapaian
hasil yang diinginkan. Sehingga diharapkan bisa diperoleh
gambaran mengenai kondisi geologi yang ada, penyebaran dan
perkiraan sumber daya batubaranya. Perincian data hasil
pemboran
Kegiatan penyelidikan yang dilakukan pada IUP-Operasi Produksi
PT. Putra Banua Tapin berupa pemboran yang direkomendasikan
dari hasil pemetaan geologi, pengambilan conto batubara
sebelumnya untuk dipertimbangkan dalam langkah-langkah
selanjutnya.
2 - 17
Tabel 2.1 .Daily drill report terdahulu PT. Putra Banua
PT. PUTRA BANUA TAPIN
Driller : Wellsite : Date :
Depth From
Bor hole Drill Elevation To Thickness
Rig Easting Northing Drilled Depth Seam Lithology Deskripsi
No. Hole (m) (m) (m)
(m) (m)
0 4 4
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
4 5.7 1.7 A C
kaca, Bretile, Keras
1 GR 001 282445 9643675 35 5.7 10.7 5
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
10.7 11.6 0.9 B C
kaca, Bretile, Keras
11.6 35 23.4
0 6.5 6.5
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
6.5 7.3 0.8 B C
kaca, Bretile, Keras
2 GR 002 282497 9643758 35 7.3 20 12.7
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
20 20.2 0.2 C C
kaca, Bretile, Keras
20.2 35 14.8
0 2.9 2.9
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
2.9 5 2.1 C C
kaca, Bretile, Keras
5 16 11
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
3 GR 003 282473 9643758 35.5 16 16.7 0.7 D C
kaca, Bretile, Keras
16.7 23 6.3
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
23 23.7 0.7 E C
kaca, Bretile, Keras
23.7 35.5 11.8
0 3.8 3.8
4 GR 004 282497 9643786 35
3.8 6 2.2 D C Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
2 - 18
kaca, Bretile, Keras
6 16.5 10.5
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
16.5 17.3 0.8 E C
kaca, Bretile, Keras
17.3 35 17.7
0 32 32
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
5 GR 005 282445 9643785 35 32 34.2 2.2 F C
kaca, Bretile, Keras
34.2 35 0.8
0 26.5 26.5
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
6 GR 006 282873 9644198 35 26.5 27 0.5 G C
kaca, Bretile, Keras
27 35 8
0 26.5 26.5
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
26.5 15.5 -11 F C
kaca, Bretile, Keras
7 GR 007 282830 9642437 35 15.5 16.5 1
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
16.5 17.5 1 G C
kaca, Bretile, Keras
17.5 35 17.5
0 14.9 14.9
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
14.9 15.5 0.6 D C
kaca, Bretile, Keras
8 GR 008 282858 9644247 35 15.5 16.5 1
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
16.5 17.5 1 E C
kaca, Bretile, Keras
17.5 35 17.5
9 GR 009 282888 9644425 35 0 11.7 11.7
11.7 12.3 0.6 B C Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
kaca, Bretile, Keras
2 - 19
12.3 25.4 13.1
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
25.4 26.1 0.7 A C
kaca, Bretile, Keras
26.1 35 8.9
0 3.5 3.5
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
3.5 5.7 2.2 C C
kaca, Bretile, Keras
10 GR 010 282962 9644379 37.2 5.7 33.7 28
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
33.7 34.3 0.6 D C
kaca, Bretile, Keras
34.3 37.2 2.9
19.2
0 19.24
4
19.4 Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
19.24 0.2 F C
4 kaca, Bretile, Keras
21.3
19.44 1.88
DHS- 2
11 283802 9646654 41
01 Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
21.32 26.5 5.18 G C
kaca, Bretile, Keras
26.5 27.4 0.9
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
27.4 28.5 1.1 C
kaca, Bretile, Keras
28.5 41 12.5
DHS-
12 283808 9646644 30 0 30 30
02
0 29.4 29.4
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
29.4 34.6 5.2 C C
kaca, Bretile, Keras
DHS-
13 283874 9646581 42 34.6 35.1 0.5
03
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
35.1 40.3 5.2 D C
kaca, Bretile, Keras
40.3 42 1.7
2 - 20
DHS-
14 283881 9646574 34.5 0 34.5 34.5
04
DHS-
15 283941 9646518 30 0 30 30
05
DHS-
16 284011 9646443 30 0 30 30
06
DHS-
17 284078 9646372 48 0 48 48
07
DHS-
18 283804 9646651 10.5 0 10.5 10.5
08
DHS-
19 283804 9646651 16.5 0 16.5 16.5
08 A
0 7.4 7.4
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
7.4 7.6 0.2 A C
kaca, Bretile, Keras
DH SB
20 279984 9645479 25.7 24.0
- 01 7.6 16.45
5
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
24.05 25.7 1.65 B C
kaca, Bretile, Keras
21 DH SB 279985. 9645468 41 0 17.9 17.9
- 02 9 .25 22.0 Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
17.9 4.19 B C
9 kaca, Bretile, Keras
26.7
22.09 4.66
5
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
26.75 28.1 1.35 C C
kaca, Bretile, Keras
28.1 38.0 9.97
7
2 - 21
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
38.07 38.5 0.43 C
kaca, Bretile, Keras
38.5 41 2.5
0 8.28 8.28
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
8.28 8.5 0.22 D C
kaca, Bretile, Keras
10.6
8.5 2.15
5
DH SB 279979. 9645505
22 30 Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
- 03 1 .7 10.65 10.8 0.15 E C
kaca, Bretile, Keras
10.8 23.6 12.8
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
23.6 24.1 0.5 C
kaca, Bretile, Keras
24.1 30 5.9
0 3 3
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
3 3.35 0.35 A C
kaca, Bretile, Keras
3.35 7.8 4.45
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
7.8 8.55 0.75 B C
kaca, Bretile, Keras
DH SB 9645555 14.5
23 279972 20 8.55 6.02
- 04 5 7
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
14.57 16.2 1.63 C C
kaca, Bretile, Keras
19.8
16.2 3.64
4
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
19.84 20 0.16 D C
kaca, Bretile, Keras
0 22.4 22.4
DH SB Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
24 279959 9645579 28.5 22.4 22.6 0.2 D C
- 05 kaca, Bretile, Keras
22.6 28.5 5.9
2 - 22
19.8
0 19.85
5
DH SB
25 279961 9645608 28.5 22.0 Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
- 06 19.85 2.18 E C
3 kaca, Bretile, Keras
22.03 28.5 6.47
DH
26 GURU - 280224 9645645 34.5 0 34.5 34.5
01
0 14.5 14.5
DH
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
27 GURU - 280239 9645641 34.5 14.5 15 0.5 F C
kaca, Bretile, Keras
02
15 34.5 19.5
0 17 17
DH
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
28 GURU - 280195 9645481 34.5 17 17.5 0.5 G C
kaca, Bretile, Keras
03
17.5 34.5 17
0 5 5
DH
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
29 GURU - 280214 9645381 34.5 5 5.5 0.5 G C
kaca, Bretile, Keras
04
5.5 34.5 29
0 9.75 9.75
DH
10.7 Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
30 GURU - 280192 9645344 34.5 9.75 1 E C
5 kaca, Bretile, Keras
05
10.75 34.5 23.75
0 13.5 13.5
DH
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
31 GURU - 280270 9644852 34.5 13.5 15 1.5 D C
kaca, Bretile, Keras
06
15 34.5 19.5
32 DH 280293 9644852 34.5 0 10.5 10.5
2 - 23
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
GURU - 10.5 12 1.5 C C
kaca, Bretile, Keras
07
12 34.5 22.5
0 7.85 7.85
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
7.85 13.2 5.35 A C
kaca, Bretile, Keras
13.2 18 4.8
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
NB - 18 22.5 4.5 B C
33 280612 9646031 49.5 kaca, Bretile, Keras
11
27.2
22.5 4.75
5
28.2 Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
27.25 0.98 C C
3 kaca, Bretile, Keras
28.23 49.5 21.27
0 4.2 4.2
SBR - Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
34 282466 9643770 27 4.2 6.4 2.2 C C
02 kaca, Bretile, Keras
6.4 27 20.6
0 4 4
SBR - Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
35 282624 9643783 27 4 5.4 1.4 G C
03 kaca, Bretile, Keras
5.4 27 21.6
0 14 14
TSJ - Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
36 282624 9643783 30 14 21.1 7.1 E C
03 kaca, Bretile, Keras
21.1 30 8.9
0 9 9
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
CS1_T 9 13 4 F C
37 280160 9643741 30.5 kaca, Bretile, Keras
SJ
13 16 3
16 28.5 12.5 C Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
2 - 24
kaca, Bretile, Keras
28.5 30.5 2
0 2 2
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
2 4.7 2.7 F C
kaca, Bretile, Keras
CS2_T
38 280196 9643758 12 4.7 4.9 0.2
SJ
Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
4.9 10 5.1 G C
kaca, Bretile, Keras
10 12 2
0 25 25
CS3_T Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
39 280827 9641945 32.5 25 27.4 2.4 E C
SJ kaca, Bretile, Keras
27.4 32.5 5.1
0 14 14
CS4_T Hitam, Gores hitam kecoklatan, Sub
40 280196 9643758 31.1 14 21.1 7.1 D C
SJ kaca, Bretile, Keras
21.1 31.1 10
911.5
2 - 25
d. Data Kualitas Terdahulu
Batubara yang dijumpai pada daerah rencana tambang, ditinjau
dari kondisi fisik di lapangan dan kondisi topografi tidak
terganggu oleh perubahan struktur yang mencolok.
2 - 26
Temperature. Beberapa contoh dianalisa mengenai kandungan F
(Flourine) dan Chlorine.
2 - 27
salah satu log bor PT. Putra Banua Tapin yang telah diproses
dalam bentuk 2D .
Gambar 2.9. Salah satu log bor terdahulu PT. Putra Banua Tapin
2 - 28
Gambar 2.10. Kolom litologi lubang bor terdahulu PT. Putra Banua Tapin
2 - 29