Anda di halaman 1dari 27

BAB III

KEGIATAN PENYELIDIKAN

3.1. Penyelidikan Sebelum Lapangan

Persiapan data sebelum ke lapangan ini penting untuk dilakukan sebagai data
pendukung terhadap hasil yang didapat nantinya dan mempermudah
pekerjaan penyelidikan serta mempersempit ruang pekerjaan yang dilakukan
pada saat penyelidikan dilapangan, sehingga dapat diketahui situasi daerah
disana baik secara bentang alam, akses kesampaian dan lain-lain. Pada tahap
ini, dilakukan pengumpulan data literatur dan data – data penyelidikan
lainnya, antara lain:

 Data hasil pemboran terdahulu

 Peta Geologi Regional dan Sebaran Batubara

 Peta Topografi

 Laporan penyelidikan terdahulu dan

 Literatur sebagai referensi

3.2. Penyelidikan Lapangan

Setelah data sebelum ke lapangan terpenuhi, langkah selanjutnya kegiatan


penyelidikan lapangan yang dilakukan pada IUP-OP PT. Putra Banua Tapin ini
berupa pemetaan geologi dan pemboran yang direkomendasikan dari hasil
pemetaan geologi, pengambilan conto batubara yang lebih sistematis
sehingga diperoleh gambaran kondisi geologi kuantitas dan kualitas sumber
daya batubara di daerah penyelidikan yang lebih pasti, untuk
dipertimbangkan dalam langkah-langkah selanjutnya.

3-1
3.2.1. Pemetaan Geologi

Sasaran utama dalam kegiatan pemetaan geologi ini adalah


menemukan data yang lebih rapat dan akurat dari singkapan batubara
atau batuan lainnya di lapangan, dengan menyusuri aliran sungai,
lembah yang ada atau jalan utama yang kemungkinan bisa ditemukan
singkapan batubara atau batuan lainnya. Posisi singkapan tersebut
kemudian diukur kedudukannya dengan menggunakan kompas
geologi serta posisi yang pasti di peta menggunakan Hand GPS
( digunakan Garmin GPS map 64 CSX ), kemudian diplot di peta dasar.
Selain pengukuran jurus / strike, ketebalan, kemiringan dan sifat fisik
batubaranya serta fenomena geologi lainnya yang bisa berupa
patahan hasil tektonik maupun dari sedimentasi. Selanjutnya data
geologi ini diplotkan ke dalam peta topografi yang ada untuk dibuat
sebaran satuan batuan dan batubara, sehingga dapat menentukan
posisi pemboran yang akan dilakukan secara detail.

a. Lokasi dan Luasan

Lokasi pemetaan geologi berada di Daerah Linuh Kecamatan


Bungur Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan (KW.03.091
P.BJR 2008), Seluas 1.785,25 Ha Ha.

b. Metode dan Skala

1. Observasi dan Pengamatan


Secara umum, pekerjaan pemetaan geologi lapangan mencakup
observasi dan pengamatan singkapan batuan pada lintasan yang
dilalui, mengukur kedudukan batuan, mengukur unsur struktur
geologi, pengambilan sampel batuan, membuat catatan pada
buku lapangan dan mem-plot data geologi hasil pengukuran
keatas peta topografi (peta dasar).

3-2
Singkapan
Informasi-informasi geologi permukaan pada umumnya diperoleh
melalui pengamatan (deskripsi) singkapan-singkapan batuan.
Singkapan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tubuh
batuan/urat/badan bijih yang tersingkap (muncul) di permukaan
akibat adanya erosi (pengikisan) lapisan tanah penutupnya.

Singkapan-singkapan tersebut dapat ditemukan (dicari) pada


bagian-bagian permukaan yang diperkirakan mempunyai tingkat
erosi/pengikisan yang tinggi, seperti :
1. Pada puncak-puncak bukit, dimana pengikisan berlangsung
intensif.

2. Pada aliran sungai, dimana arus sungai mengikis lapisan tanah


penutup.

3. Pada dinding lembah, dimana tanah dapat dikikis


oleh air limpasan.

4. Pada bukaan-bukaan akibat aktivitas manusia, seperti tebing


jalan, sumur penduduk, atau pada parit-parit jalan, tambang
yang sudah ada.

Pengamatan-pengamatan yang dapat dilakukan pada suatu


singkapan antara lain :

1. Pengukuran jurus dan kemiringan (strike & dip) lapisan yang


tersingkap.

2. Pengukuran dan pengamatan struktur-struktur geologi


(minor atau major) yang ada.

3. Pemerian (deskripsi) singkapan, meliputi kenampakan


megaskopis, sifat-sifat fisik, tekstur, mineral-mineral

3-3
utama/sedikit/aksesoris, fragmen-fragmen, serta dimensi
endapan.   

Lintasan (traverse)
Dalam melakukan pemetaan geologi yang sistematis, dibutuhkan
lintasan-lintasan pengamatan yang dapat mencakup seluruh
daerah pemetaan. Perencanaan lintasan tersebut sebaiknya
dilakukan setelah gambaran umum seperti kondisi geologi
regional dan geomorfologi daerah diketahui, agar lintasan yang
direncanakan tersebut efektif dan representatif.
Pada prinsipnya, lintasan-lintasan yang dibuat pada aliran-aliran
sungai atau jalur-jalur kikisan yang memotong arah umum
perlapisan, dengan tujuan dapat memperoleh variasi litologi
(batuan). Kadang-kadang juga diperlukan lintasan-lintasan yang
searah dengan jurus umum perlapisan dengan tujuan dapat
mengetahui kemenerusan lapisan. Secara umum lintasan
(traverse) pemetaan ada 2 (dua), yaitu lintasan terbuka dan
lintasan tertutup. Lintasan terbuka mempunyai titik awal dan titik
akhir yang tidak sama, sedangkan lintasan tertutup bersifat loop
(titik awal dan titik akhir sama). Namun yang perlu (penting)
diperhatikan, informasi-informasi yang diperoleh dari lintasan-
lintasan yang dibuat dapat digunakan sebagai dasar dalam
melakukan korelasi (interpretasi) batas satuan-satuan litologi.

Selain itu, ada juga metode pemetaan yang dikenal sebagai


lintasan kompas dan pengukuran penampang stratigrafi. Lintasan
kompas (measured section atau tali kompas) dilakukan dengan
tujuan membuat penampang (topografi dan litologi) di sepanjang
lintasan. Sedangkan pengukuran penampang stratigrafi dilakukan
untuk mengetahui ketebalan, struktur perlapisan, variasi satuan

3-4
litologi, atau mineralisasi dengan detail (rinci). Umumnya
pengukuran penampang stratigrafi dilakukan pada salah satu
lintasan kompas yang dianggap paling lengkap memuat informasi
litologi keseluruhan wilayah.

Interpretasi dan informasi data   


Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau dihasilkan dari
kegiatan pemetaan geologi/alterasi antara lain :
1. Posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara).

2. Penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan,


bijih, atau batubara.

3. Penyebaran dan pola alterasi yang ada.

4. Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi


(stratigrafi atau formasi).  

5. Struktur geologi yang mempengaruhi kondisi geologi daerah.

6. Informasi-informasi pendukung lainnya seperti


geomorfologi, kondisi geoteknik dan  hidrologi.

7. Bangunan-bangunan, dll.

Sedangkan dalam melakukan interpretasi tersebut, beberapa kaidah


dasar geologi perlu diperhatikan, antara lain :
1. Efek fisiografis ; berhubungan dengan topografi dan morfologi.

2. Zona-zona mineralogis ; berhubungan dengan batas zona


endapan/bijih, zona pelapukan, dan zona (penyebaran) alterasi.

3. Aspek stratigrafi dan litologi ; berhubungan dengan perlapisan


batuan, zona-zona intrusi, dan proses sedimentasi.

4. Aspek struktur ; berhubungan dengan ketidak selarasan, patahan,


lipatan, zona kekar, kelurusan-kelurusan, dll.

3-5
Dari hasil pemetaan geologi/alterasi yang baik, maka dapat
memberikan manfaat antara lain :

1. Daerah (zona) pembawa bijih (zona endapan) dapat diketahui


(diperkirakan).

2. Dapat disusun model geologi endapan yang bersangkutan.

3. Pekerjaan eksplorasi yang berlebihan (di luar zona bijih/endapan)


dapat dihindarkan (efisiensi).

4. Daerah-daerah yang belum dieksplorasi (dipelajari) dapat diketahui


dengan pasti. 

Catatan hasil observasi lapangan biasanya dibuat dengan menggunakan


terminologi deskripsi batuan yang baku terutama dalam penamaan
batuan. Tatanama batuan dan pengelompokkan satuan batuan harus
mengikuti aturan Sandi Stratigrafi. Pada dasarnya, peta geologi disusun
dan diolah di lapangan melalui kegiatan lapangan, kemudian
disempurnakan setelah dibantu dengan hasil analisa di laboratorium
(petrologi / petrografi, paleontologi, radiometri dsb), analisa struktur
dan studi literatur dan data sekunder.
Semua hasil pekerjaan lapangan yang berupa hasil pengukuran
kedudukan batuan, lokasi-lokasi singkapan batuan dan unsur-unsur
geologi lainnya harus diplot pada peta dasar dan pekerjaaan analisis
terhadap hubungan antar batuan atau satuan batuan juga harus
dilakukan dan dipecahkan di lapangan. Hal-hal yang tidak dapat
dikerjakan dan dilakukan di lapangan, seperti misalnya analisa
paleontologi, analisa petrografi, maupun analisa sedimentologi, maka
diperlukan pengambilan contoh batuan guna keperluan analisis di
laboratorium.    Hasil akhir dari suatu pemetaan geologi lapangan
adalah suatu peta geologi beserta penampang geologinya yang
mencakup uraian dan penjelasan dari bentuk bentuk bentang alam atau

3-6
satuan geomorfologinya, susunan batuan atau stratigrafinya, struktur
geologi yang berkembang beserta gaya yang bekerja dan waktu
pembentukannya dan sejarah geologinya. 

Langkah-langkah Pelaksanaan Pemetaan


1. Persiapan : pengetahuan dasar, ATK, peta, formulir kerja, buku
lapangan, palu, kompas, loupe, HCL, kantong sample, dan
peralatan pribadi.
2. Kerja lapangan : lakukan metode pemetaan seperti orientadi
lapangan, lintasan kompas dan pita ukur. Deskripsi singkapan
batuan yang ada, hitung kekar dan sesar (apabila ada).
3. Kerja studio : dilakukan di laboratorium untuk analisis petrografi,
analisis fosil, dll setelah itu susun laporan pemetaan.

3-7
Tabel 3.1. Metode Pemetaan Geologi berdasarkan Observasi dan Pengamatan
KEKURANG
JENIS CARA KELEBIHAN LAIN-LAIN
AN
Ø Plotting Ø Lintasan Ø Ketelitian
stasiun bebas kurang
pengamatan Ø Cepat Ø Hasil
berdasarkan Ø Baik pada plotting
orientasi lahan sulit dicek
terhadap berbukit- kembali
sungai, bukit dan Ø Peta
gunung, bukit jarang topografi
dan lain-lain, tanaman biasanya
sebagai Ø Sebagai terbitan
patokan yang peta tinjau lama,
Metode
mudah untuk sedang di
Orientasi 
dikenal pemeriksa lapangan
Lapangan
dilapangan an banyak
Ø Mengandalka lapangan nama
n peta tempat
topografi dan baru atau
titik patokan kondisi
yang mudah sudah
dikenal berubah
Ø Tidak
terencan
a secara
matang

Ø Lintasan Ø Lintasan Ø Tetap


direncanakan bisa  bergantu
terlebih “potong ng
dahulu. kompas” kepada
Dikontrol Ø Lebih peta
oleh kompas cepat dasar
Metode
dan peta Ø Kaya akan Ø Kerja
Lintasan
rencana titik terikat
Kompas
lintasan stasiun oleh
Ø Plotting dan Ø Ploting rencana
pengamatan cukup lintasan
sesuai teliti
lintasan Ø Mudah
dicek

3-8
Ø Rencanakan Ø  Teliti, Ø Pekerjaan Manfaat
lintasan efektif dan relatif lain :
sebelum ke efisien lama Ø Data
lapangan Ø  Arah Ø Peralatan dapat
Ø Pilih lintasan lintasan harus dipakai
sebaiknya bebas lengkap membua
tegak lurus Ø  Data Ø Dikerjaka t lintasan
strike terpercaya n minimal terukur
Ø Tiap stasiun Ø  Tidak usah 2 orang Ø Membua
bersinambun tergantun (tetapi t
gan g kepada lebih baik penampa
Metode Kompas
Ø Data dicatat peta lagi jika 3 ng
dan Pita Ukur
pada formulir topografi, orang) stratigra
khusus malah bisa fi
Ø Yang diukur: membuat Ø Mendap
Strike/dip peta at peta
lapisan topografi lintasan
batuan, Ø  Mudah kunci
azimut, dicek Ø Membua
slope, jarak t peta
antar stasiun topografi
pengamatan
singkapan.

Langkah-langkah yang dilakukan saat dilapangan dan menyusun peta :


Peta Kerangka Geologi
 Pada peta dasar plot semua singkapan batuan dari tiap statsiun
pengamatan lengkap dengan symbol litologi dan besaran strike/dip
lapisan batuan sedimen.
 Plot nomor statsiun yang sudah di dapat koordinatnya pada peta
dasar
 Plot semua singkapan elemen struktur geologi (singkapan sesar)
lengkap dengan deskripsinya yang ditulis pada keterangan
 Setiap singkapan sesar memiliki datanya sendiri. Lalu olah sesar
tersebut termasuk ke dalam sesar apa

3-9
 Lanjutkan dengan membuat peta kerangka geologi, sambungkan
lintasan antar semua statsiun. Peta ini disiapan untuk membuat
peta jurus perlapisan

Kolom Stratigrafi
 Kelompokan semua singkapan batuan sejenis dan seposisi stratigrafi
 Membuat oenampang geologi setelah peta pola jurus perlapisan
batuan selesai, juga buat peta geologi sebagai draft
 Gunakan prinsip hukum superposisi dengan melibatkan strik/dip
lapisan batuan dan kemiringan lereng
 Susun kolom stratigrafi dari tiap satuan batuan dan hubngan
pengendapannya masing-masing
 Cek dengan fosil dari sampel masing-masing yang telah
diidentifikasikan dan ditentukan usianya dari lab

Peta Pola Jurus Perlapisan Batuan


 Pada peta dasar tersendiri, plot semua symbol strike/dip dengan
besaran angka pengukurannya dari semua singkapan batuan dan
struktur geologi (sesar-sesar)
 Tiap kelompok singkapan batuan sejenis ditandai dengan pola jurus
masing-masing lalu oleh kontur-kontur garis strike yang saling
sejajar sesamanya
 Salah satu kontur strike dapat berfungsi sebagai batas antar satuan-
satuan batuan yang berhubungan selaras
 Pada perubahan facies, yang dinyatakan sebagai hubungan lateral
jari-jemari, melidah, membaji, shale out, dll. Kontur saling sejajar
sesamanya dan memotong batas facies, kemudian menerus sejajar
dengan kontur-kontur pada satuan batuan disampingnya.
 Bila hubungan antar dua satuan batuan tidak selaras, maka kontur
memotong batas satuan

3 - 10
 Atau apabila kontur dari satuan batuan yang lebih tua dipotong oleh
kontur dari satuan batuan yang lebih muda
 Bila hubungannya sebagai paraconformity, maka kontur dari kedua
satuan batuan masih bisa saling sejajar
 Bila ada sesar naik, maka kontur bisa menghilang dibawah sesar
(puncak antiklin yang tersesar-naikkan bisa berimpit atau berada
dibawah sesar tersebut)
 bila ada sesar mendatar (dekstral atau sinistral), maka kontur
terpotong oleh sesar tsb dan di sebelah-menyebelah sesar itu
kontur akan membentuk drag fold (lipatan seretan).
 Untuk satuan batuan yang tidak berlapis (e.g. aneka breksi, batuan
beku, batugamping, dsb) kontur tidak bisa ditarik.
 Dari Peta pola jurus perlapisan batuan diperoleh batas-batas satuan
batuan dan pola sebaran kontur-kontur bernilai jurus/ kemiringan
masing-masing dari tiap satuan batuan tersebut.
 Peta ini menjadi dasar rekonstruksi geolo-gi untuk memperoleh :

1. Peta Geologi,
2. Penampang Geologi
Peta Geologi
 Buat peta geologi berdasarkan peta pola jurus perlapisan batuan :
batas-batas tiap satuan batuan jelas, sumbu lipatan dan sesar-sesar
juga jelas,
 Buat penampang geologi, gunakan metode busur
 Judul, legenda, deskripsi tiap satuan batuan, peta indeks, dsb.,
disesuaikan dengan standard

Peta Geomorfologi
 Tiap satuan peta jelas faktor-faktor pembatasnya ; batuan, pola
deformasi, bentuk topografi permukaan

3 - 11
 Kaji benar-benar relevansinya dengan peta geologi agar anda dapat
menjelas-kannya secara ilmiah kaitan bentuk morfologi dengan
penyebaran satuan batuan, dengan pola sesar, lipatan , dsb.

2. Potret Udara
Pemetaan geologi dapat juga dilakukan dengan bantuan potret udara
sebagai peta dasarnya. Untuk kepentingan pemetaan, potret udara
yang diperlukan adalah potret udara yang saling overlap. Dengan
mempergunakan stereoskop, maka kenampakkan 3 dimensi dari daerah
yang akan dipetakan dapat diperoleh.
Ukuran dan koordinat lembar peta geologi sistematik mengacu pada SK
KBakosurtanal No. 019.2.2/1/1975 atau SK penggantinya.
 Peta geologi sistematik skala 1:25.000 menggunakan peta dasar
topo berukuran 7'30" x 7'30" dengan rangka jala (grid) 15" x 15".
 Peta geologi sistematik skala 1:50.000 menggunakan peta dasar
topo berukuran 15' x 15', dengan rangka jala (grid) 30" x 30".
 Peta geologi sistematik skala 1:100.000 menggunakan peta
dasar topo berukuran 30' x 30', dengan rangka jala (grid) 1'x 1'.
 Peta geologi sistematik skala 1:250.000 menggunakan peta
dasar topo berukuran 1030' x 10, dengan rangka jala (grid) 1' x 1'.
 Peta geologi sistematik skala 1:500.000 menggunakan peta
dasar topo berukuran 2030' x 2030'.
 Peta geologi regional sistematik skala 1:1.000.000 menggunakan
peta d topografi berukuran 80 x 60.
 Peta geologi regional sistematik skala 1:2.000.000 menggunakan
peta dtopografi berukuran 250 x 180
 Peta geologi regional sistematik skala 1:5.000.000 menggunakan
peta dtopografi berukuran 480 x 200
 Peta geologi sistematik skala 1:250.000 mencakup 6 lembar peta
geologi 1:100.000.

3 - 12
 Peta geologi sistematik skala 1:100.000 mencakup 4 lembar peta
berskala 1:50.000.
 Peta geologi regional sistematik lainnya berskala lebih kecil
mencakup seluas wilayah Indonesia. Perluasan ukuran format
peta dapat dilakukan tergantung kebutuhan dan tujuan.

c. Pengambilan Conto, Metoda, Lokasi & Jumlah

Pengambilan conto dilakukan dengan jenis pemboran inti


(corring). Untuk lapisan batubara conto diambil setiap seam
batubaranya untuk lapisan pengotor (parting) dipisahkan dari
conto batubara yang akan di analisa. Conto lapisan batubara
dibungkus dalam plastik sampel kemudian dimasukkan ke dalam
kantong plastik, diberi kode nomor contoh dan dikirim ke
laboratorium yang ditunjuk untuk dianalisa.

3.2.2. Pemetaan Topografi

Pemetaan topografi merupakan salah satu kegiatan eksplorasi dalam


mengambil data permukaan morfologi yang real guna untuk
menggambarkan bentuk rona muka bumi apakah berbentuk
bergelombang lemah hingga kuat dengan data yang dihasilkan berupa
data kontur. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperediksi
terhadap limit penambangan yang direncanakan berdasarkan data
geologi dan topografi dan membuat perencanaan penempatan
infrastruktur di areal penambangan.

a. Lokasi dan Luasan

3 - 13
Lokasi pemetaan geologi berada di Daerah Linuh Kecamatan Bungur
Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan

b. Metode dan Skala

Survey topografi mencakup berbagai kebutuhan di banyak bidang


seperti pertambangan, konstruksi,pekerjaan sipil,perumahan,dan
lainya. Pekerjaan survey geodesi sangat penting karena
berhubungan dengan posisi,keakuratan,ketelitian suatu design baik
itu perumahan, pertambangan, pembangunan konstruksi,
perminyakan.

Metode pemetaan topografi pada dasarnya dapat dikategorikan


atas 3 metode :

1. Metode teresstris

2. Metode Fotogrametris

3. Metode Inderaja

Setiap metode pada dasarnya akan memerlukan :

# Titik kontrol (Horizontal dan Vertikal)

# Koordinat titik-titik obyek relatif terhadap titik kontrol


Salah satu ciri dari topografi adalah penggunaan skalanya yang besar.
Dimana skala ini merupakan perbandingan ukuran antara gambar
dengan keadaan yang sesungguhnya. Skala pada peta pun bervariasi.
Semakin kecil skala maka informasi yang diberikan tidak banyak. Dan
sebaliknya, semakin besar skalanya makan informasi yang
disampaikan sangat detail dan akurat.

Peta topografi sendiri menggunakan skala besar dikarenanan


disesuaikan dengan informasi yang diberikan. Karena peta ini
bertujuan untuk menginformasikan tentang kontur tanah. Tidak

3 - 14
hanya itu, dalam pembuatannya, proses gambar harus dilakukan
secara teliti agar konsumen dapat melihat keadaan topografi tanah
dengan jelas.

Hampir semua jenis peta memiliki skala. Skala peta ini menunjukkan
ukuran pada lembar peta dengan ukuran sebenarnya. Skala peta
terdapa dua jenis yaitu skala garis dan skala angka. Namun, pada peta
topografi biasanya mencantumkan keduanya.

Rumus perhitungan sakala : jarak sebenarnya = jarak di peta x skala.


Sebagai contoh, skala peta 1:25000, maka cara mebacanya yaitu
dalam 1 cm dalam peta adalah 25000 cm atau 25 km di medan
sebenarnya.

3.2.3. Survey Geofisika


Metode geofisika merupakan metode tidak langsung dalam survey
mencari endapan berharga termasuk dalam mencari endapan
batubara. Survey metode-metode geofisika berikut ini akan
membantu dalam pelaksanaan eksplorasi dan pengembangan
batubara secara kontinu, struktur (patahan, lipatan), ketebalan dan
lapisan batubara, kedalaman dari lapisan batubara, dan analisa-
analisa mengenai keadaan dibawah permukaan bumi. Metode
geofisika tersebut :
1. Metode Elektromagnetik
Metode ini digunakan untuk menentukan kontras konduktivitas
bawah permukaan berdasarkan perubahan dalam kualitas air
tanah dan tipe tanah dan batuan. Perubahan komponen-
komponen medan akibat variasi konduktivitas dimanfaatkan
untuk menentukan struktur bawah permukaan.
2. Metode Resistivitas 2-D

3 - 15
Metode potensial yang dilakukan untuk mengukur perubahan
variasi resistivitas secara horizontal maupun vertikal. Dalam
penyelidikan resistivitas untuk eksplorasi batubara dapat
digunakan konfigurasi wenner atau Dipole-dipole dengan spasi
antar elektroda yang disesuaikan dengan tingkatan penyelidikan.
Hasil pengukuran dan pengolahan data yang berupa penampang
resistivitas selanjutnya dapat dikorelasikan dan diinterpretasikan
untuk mendapatkan gambaran kondisi geologi bawah permukaan.

3.2.4. Pengeboran, Sumur Uji dan Parit Uji

Pemboran dilakukan menyebar secara stratigrafi ke arah up – down


dip dan strike kearah sebaran batubara di sebagian wilayah daerah
penyelidikan sesuai dengan daerah prioritas yang ditentukan. Tujuan
utama dari pemboran untuk mengetahui susunan batuan yang berada
diatas dan di dibawah lapisan batubara, konsistensi penyebaran
lapisan batubara pada arah jurus maupun kemiringan, menentukan
ketebalan lapisan dan pengambilan conto lapisan batubara.

Kegiatan pemboran yang dilakukan merupakan kelanjutan dari


tahapan awal pemetaan detail dan juga merupakan kelanjutan dari
kegiatan survey outcrop yang sudah ada sebelumnya. Perbedaan
teknis pelaksanaan pemboran adalah pada tujuan penentuan titik bor
serta jarak antara titik bor (drill spacing) yang disesuaikan dengan
kepentingan teknis serta kondisi teknis dilapangan. Penentuan titik
bor pada tahap ini adalah untuk semua evaluasi teknis dengan tujuan
akhir mendapatkan model sebaran batubara serta perubahan kualitas
batubara. Beberapa perolehan data yang umum di dapat pada
pelaksanaan pemboran adalah sebagai berikut :

3 - 16
1. Stratigrafi daerah bersangkutan secara lengkap,
2. Pola sebaran batubara,
3. Sebaran Batubara ke arah Vertikal dan Horizontal untuk
menghitung cadangan,
4. Perubahan kualitas berdasarkan pola sebaran batubaranya,
5. Unsur-unsur struktur geologi yang mempengaruhi kedudukan
lapisan batubara,
6. Tebal tanah penutup (Overburden dan Interburden) beserta Drit
Parting.
Peralatan bor yang digunakan selama masa kegiatan eksplorasi adalah
1 unit Jacro-175 Rokatera dan MP 75 (Wire Line). Pemboran dilakukan
menggunakan metode Touch Coring dan full corring. Pada metode
Touch Coring dilakukan pada lapisan batubara saja dengan maksimal
pengeboran mencapai 50 meter dan sample dimasukkan kedalam
core box yang disediakan serta didokumentasikan secara baik,
sedangkan full corring diambil sampel baik batubara dan non
batubara utk kepentingan pekerjaan geoteknik tambang nantinya.

Interval / jarak antar lokasi lubang bor berkisar antara 50 - 100 meter
per line pemboran, bervariasi tergantung dari data bor yang
dihasilkan. Hal ini disesuaikan dengan target pencapaian hasil yang
diinginkan. Sehingga diharapkan bisa diperoleh gambaran mengenai
kondisi geologi yang ada, penyebaran dan perkiraan sumber daya
batubaranya.

3.2.5. Penyelidikan Geoteknik


Geoteknik adalah merupakan salah satu dari banyak alat dalam
perencanaan atau design tambang, data geoteknik harus digunakan
secara benar dengan kewaspadaan dan dengan asumsi-asumsi serta

3 - 17
batasan-batasan yang ada untuk dapat mencapai hasil seperti yang
diinginkan.
Tujuan penyelidikan antara lain :
• Mengetahui proses penyelidikan geoteknik
• Menghindarkan kerugian ekonomi akibat design slope pada
tinggi bench
• Menetapkan besarnya sudut kemiringan pit yang dianggap aman
• Pembuatan design Pit

Didalamnya diperdalam pembahasan mengenai permasalahan


kekuatan tanah dan batuan serta hubungannya dengan kemampuan
menahan beban bangunan yang berdiri diatasnya.

Observasi Umum
• Memaksimalkan sudut kemiringan pit membantu
mengoptimalkan pit dalam segi ekonomi (mengurangi strip ratio
secara keseluruhan)
• Pada umumnya kerugian secara ekonomi yang diakibatkan
karena ketidak setabilan lereng, adalah:
1. Kehilangan bijih
2. Biaya stripping tambahan, karena push back baru
untuk recover bijih yang tertutup longsoran.
3. Biaya pembersihan longsoran
4. Biaya yang diasosiasikan dengan pembuatan jalur
jalan angkut baru.
5. Keterlambatan produksi.
6. Produksi yang tidak efisien dikarenakan tidak adanya
akses ke/dari beberapa area kerja.

3 - 18
Gambar 3.1. Ilustrasi ringkasan fungsi utama dari stabilitas kemiringan dalam
penambangan open pit dan untuk nilai ekonomi yang potensial dan meningkatkan
keamanan.

3.3. Penyelidikan Laboratorium

3.3.1. Metode dan Nama Laboratorium

Analisa contoh di laboratorium yang digunakan seperti Laboratorium


Geoservice, menggunakan metode ASTM. Preparasi di laboratorium
ini pada prinsipnya sama.

Setiap contoh dianalisa sebagai berikut :

Analisa Proximate :

: Total Moisture/ Lengas Total ( % a.r )

3 - 19
: Moisture/ Lengas Bawaan ( % adb )

: Ash/ Abu ( % adb, % ar, % db )

: Fixed Carbon/ Karbon Tertambat (% adb, % ar, % db, % daf)

: Volatile Matter/ Zat Terbang ( % adb, % ar, % db, % daf )

: Calorivic Value/ Nilai Kalori ( % adb, % ar, % db, % daf )

: Total Sulphur/ Total Belerang ( % adb, % ar, % db, % daf )

3.3.2. Jenis Conto dan Jumlah

Pengambilan conto dilakukan dengan jenis pemboran inti (corring).


Untuk lapisan batubara conto diambil setiap seam batubaranya untuk
lapisan pengotor (parting) dipisahkan dari conto batubara yang akan
di analisa. Conto lapisan batubara dibungkus dalam plastik sampel
kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik, diberi kode nomor
contoh dan dikirim ke laboratorium yang ditunjuk untuk dianalisa.

3.4. Pengolahan Data


3.4.1. Pengolahan data Geologi
Berikut ini tahapan perincian pengolahan dan analisa data geologi :
Reconcile
Reconcile merupakan bentuk data litologi yang dipidahkan dari form
lapangan ke form soft copy untuk dianalisa lebih detail untuk
dilanjutkan terhadap tahapan penampang bor serta pembuatan cross
section dan lainnya yang berhubungan terhadap analisa geologi.

Rekonstruksi Penampang
Analisa kedua ini merupakan penggambaran terhadap lapisan batuan
atau litologi yang telah dibor guna mendapatkan informasi jenis

3 - 20
batuan serta ketebalan batuan dan sifat karakteristik batuannya yang
diskripisi secara baik.

Rekonstruksi cropline
Analisa ini merupakan penentuan sebaran batubara yaitu penentuan
bentuk croupline setelah dilakukan korelasi terhadap titik bor terhadap
penentuan penamaan seam dari masing-masing data pemboran
tersebut.

Rekonstruksi kolom stratigrafi


Analisa ini merupakan analisa terhadap data bor untuk penentuan
stratigrafi atau susunan laipsan batuan lokal dari yang muda hingga ke
tua berdasarkan umur batuan tersebut.

3.4.2. Pengolahan Data Kualitas


Data – data kualitas batubara yang telah dilab maka hasil dari
beberapa sampel batubara dari hasil corring maupun pengambilan
chanel sampling dari outcrop maka selanjutnya dibuat atau
dimasukkan kedalam tabel kualitas untuk dipelajari penyebaran
kualitas batubara tersebut (iso kualitas) dan selanjutnya di buatkan
peta isopach menggunakan software tambang agar terbentuk kontur
iso kualitas sehingga akan mempermudah penentuan perbedaan
kualitas dari seam batubara, selanjutnya dari data tersebut akan
dilakukan penambangan sesuai dengan kualitas yang ditentukan,
sehingga pada saat pemisahan kualitas batubara (quality control) dan
manajemen stockpile terhadap kualitas yang berbeda.

3 - 21
3.4.3. Pengolahan data Geofisika
Pengolahan data data berdasarkan data geolistrik maka selanjutnya
dilakukan interpretasi korelasi berdasarkan nilai resistivity dari
beberapa penampang yang telah dijadikan dalam produk 2D sehingga
akan diketahu jenis jenis litologi berdasarkan data geofisik tersebut,
hal ini merupakan langkah indikasi awal yang selanjutnya akan
digunakan untuk eksplorasi lanjutan dengan menggunakan metode
pemboran untuk mengetahui data yang lebih pasti dan benar.

3.4.4. Pengolahan data Geoteknik


Kajian analisis yang dilakukan pada site PT. Putra Banua Tapin ini
dengan menggabungkan 3 metode, yaitu metode studi pustaka,
metode observasi lapangan dan metode analisis dari data primer
maupun data sekunder.
Studi pustaka digunakan untuk mendapatkan gambaran awal
mengenai penelitian yang akan dilakukan dari penelitian terdahulu
yang bersumber pada buku, jurnal ataupun paper yang berkaitan
dengan penelitian. Observasi lapangan dilakukan dengan tujuan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan untuk keperluan analisis,
sedangkan analisis merupakan tahapan untuk mendapatkan hasil
berupa nilai (value) dari parameter-parameter yang didapatkan selama
observasi sehingga dapat dikembangkan menjadi sebuah laporan
maupun rekomendasi.
Landasan ataupun metode teori yang dilakukan untuk kajian geoteknik
ini adalah :

1. Rock Quality Designation (RQD)


RQD (Rock Quality Designation) merupakan metode untuk
memperkirakan kualitas dari massa batuan secara kuantitatif. RQD

3 - 22
didefinisikan sebagai persentase dari perolehan inti bor (core) yang
secara tidak langsung didasarkan pada jumlah bidang lemah dan
jumlah bagian yang lunak dari massa batuan yang diamati dari inti bor
(core), hanya bagian yang utuh dengan panjang lebih besar dari dua
kali diameter inti yang dijumlahkan kemudian dibagi panjang total
pengeboran (core run). Persentase terbesar tentang informasi struktur
yang digunakan dalam perencanaan tambang berasal dari inti bor.
Spasi rekahan, posisi relatif terhadap lubang bor, dan jenis pengisian
rekahan harus dideskripsikan secermat mungkin. Semakin banyak
fracture dalam batuan, maka RQD akan semakin rendah. RQD
ditentukan dari inti lubang bor, dengan perhitungan sebagai berikut
(Deere and Deere, 1988) 

Gambar 3.2. Perhitungan Rock Quality Designation (Deere, 1963).

2. Limit Equilibrium Method (LEM)


LEM adalah metode yang menggunakan prinsip kesetimbangan gaya.
Metode analisis ini pertama-tama mengansumsikan bidang kelongsoran

3 - 23
yang dapat terjadi. Terdapat dua asumsi bidang kelongsoran yaitu: bidang
kelongsoran berbentuk circular dan bidang kelongsoran berbentuk non-
circular (bisa juga planar).

Gambar 3.3. bidang kelongsoran berbentuk circular

Gambar 3.4. bidang kelongsoran berbentuk non-circular

Gambar 3.5. Gaya yang bekerja pada bidang irisan

3 - 24
Perhitungan ini dilakukan dengan membagi-bagi tanah yang berada dalam
bidang longsor dalam irisan-irisan sebagai mana pada gambar 1 hingga 3,
oleh karena itu metode ini dikenal juga dengan nama metoda irisan
(method of slice).
Dalam LEM ini faktor keamanan (SF), pada prinsipnya dihitung dari
perbandingan antara kuat geser tanah (f), dengan gaya dorong (τ), atau
dengan perbandingan antara momen tahan (RM) terhadap momen dorong
(DM) sebagaimana ditunjukkan dalam persamaan berikut

Identifikasi batuan merupakan bagian dari deskripsi geoteknik, yaitu


menunjukkan sifat keteknikan batuan, yaitu :
- Warna batuan (dark, gray, brown, yellow, reddish, dsb)
- Bentuk butir/partikel
- Ukuran butir
- Kepadatan
- Kuat geser Struktur tanah
- Konsistensi .
Deskripsi geoteknik yang dilakukan mengikuti standar International Society
of Rock Mechanic (ISRM) seperti tercantum pada Tabel di bawah ini :

Tabel 3.2. Deskripsi litologi untuk geoteknik PT. Putra Banua Tapin

UKURAN BUTIR KEPADATAN KUAT GESER


Type Size (mm) Dr (%) Terms N SPT CLAYS c (kN/m2) Fisik
Clay < 0.002 0 - 15 Very loose 0-4 Excludes
Fine 0.002 - 0.006 15 - 35 Loose 4 - 10 Very soft < 20 between fingers
Silt Medium 0.006 - 0.02 35 - 65 Medium dense 10 - 30 when squeezed
Coarse 0.02 - 0.06 65 - 85 Dense 30 - 50 Moulded by
Soft 20 - 40 light fingers
Fine 0.06 - 0.2 85 - 100 Very dense > 50 pressure
Sand Medium 0.2 - 0.6 KOMPRESIBILITAS Moulded by
Firm 40 - 75 strong fingers
Coarse 0.6 – 2 mv (m2/MN) Terms pressure

3 - 25
Gravel Fine Stiff 75 - 150
2–6 < 0.05 Very low Can be indented
Medium 6 – 20 0.05 – 1 Low by thumb
Coarse 20 – 60 0.1 - 0.3 Medium
Very stiff 150 - 300 Can be indented
Cobbles 60 – 200 0.3 - 0.5 High by thumb nail
Boulders > 200 > 1.5 Very high Hard > 300  
STRUKTUR LAPISAN TANAH WARNA BENTUK PARTIKEL KONSISTENSI KETERANGAN
Intact Sempurna Dark Angular Bersudut LL (%) Plasticity …with shells
Fissured Retak Grey Sub angular Agak bersudut < 35 Low with scattered
cobbles and
Stratified Berlapis-lapis Brown Sub rounded Agak bulat 35 - 50 Medium boulders
Laminated Terbelah Yellow Rounded Bulat 50 - 70 High …with layers or
lenses of fine
Heterogeneous Beragam Reddish Flat Pipih 70 - 90 Very high sand
Fibrous Berongga Lain-lain Elongated Memanjang > 90 Extra high …with some
shell fragments,
        Irregular Tak beraturan     etc.

3. Rock Quality Designation (RQD)

Rock Quality Designation ( RQD) adalah :


a.Prosentase termodifikasi dari perolehan inti dengan jumlah panjang
potongan inti utuh yang melebihi 100 mm (4 inch) dan dibagi dengan
panjang inti.
b. Indeks kualitas batuan tipikal dalam kondisi batuan yang mengalami
pelapukan berat, lunak, retakan, pergeseran, rekahan/pelipatan akan
menyebabkan nilai RQD menurun.
c.Secara sederhana RQD merupakan ukuran persentase batuan yang
terambil dari sebuah interval lubang bor.

3 - 26
Gambar 3.6. Pengukuran RQD pada intibatuan (core)

3 - 27

Anda mungkin juga menyukai