Anda di halaman 1dari 14

PERCOBAAN VI

PENENTUAN KONSTANTA DISOSIASI ASAM METIL MERAH SECARA


SPEKTROFOTOMETRI

I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan konstanta disosiasi dari asam metil merah secara spektrofotometri

II. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini akan ditentukan konstanta disosiasi dari suatu asam secara
spektrofotometri. Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah indikator metil merah.
Indikator ini dapat mengalami perubahan warna pada kondisi asam dan basa. Dalam air metil
merah ditemukan sebagai suatu zwitter ion. Dalam suasana asam, senyawa ini berupa HMR yang
berwarna merah dan mempunyai dua bentuk resonansi. Sementara itu, dalam suasana basa
larutan akan kehilangan satu proton dan terbentuk anion MR - yang berwarna kuning. Adapun
kesetimbangan antara kedua bentuk metil merah yang memiliki warna yang berbeda tersebut
ditunjukkan sebagai berikut:

I-metil merah bentuk asam HMR (merah)

H+ OH-

II-metil merah bentuk basa MR- (kuning)


Gambar 10. Kesetimbangan antara Kedua Bentuk Metil Merah
Reaksi pengionan metil merah di atas dapat dinyatakan oleh persamaan reaksi sederhana
berikut:

HMR MR- + H+
Pada percobaan ini, dilakukan pengukuran absorbansi metil merah bentuk I (HMR) dan
bentuk II (MR-) dengan menggunakan UV-Vis. Larutan HMR dan MR- yang digunakan dibuat
dari padatan metil merah yang dilarutkan dalam etanol 95% dan aquades. Larutan yang dibuat ini
merupakan larutan induk dengan konsentrasi 1000 ppm yang berwarna merah pekat. Adapun
perhitungan konsentrasinya adalah sebagai berikut:
1mg metil merah
1 ppm =
L
Yang digunakan adalah 0,1 g metil merah, ini berarti 0,1 gram = 100 mg metil merah, di dalam
100 mL larutan berarti 0,1 L larutan, jadi konsentrasi laruta induk yang dibuat dapat dihitung
yaitu:
100 mg 1000 mg
= =1000 ppm
0,1 L L
Dari larutan induk ini selanjutnya dibuat larutan standar dengan mengencerkan larutan
induk dengan menggunakan etanol dan aquades. Pengenceran dilakukan 20 kali sehingga
diperoleh konsentrasi larutan standar yaitu 50 ppm. Adapun perhitungannya adalah sebagai
berikut.
M 1 . V 1=M 2 .V 2
1000 ppm ×5 mL=x ppm × 100 mL
5× 1000
x ppm= ppm
100
x ppm=50 ppm
Setelah diperoleh larutan standar, selanjutnya dibuat larutan HMR dengan menambahkan
larutan HCl dan aquades ke dalam beberapa bagian dari larutan standar dan dibuat larutan MR-
dengan menambahkan larutan NaOH dan aquades ke dalam beberapa bagian larutan standar.
Adapun perhitungan konsentrasi HMR dan MR- standar adalah
- Konsentrasi HMR:
V1 x M1 = V2 x M2
10 mL x 50 ppm = 100 mL x M2
M2 = 5 ppm
- Konsentrasi MR-:
V1 x M1 = V2 x M2
10 mL x 50 ppm = 100 mL x M2
M2 = 5 ppm
Larutan HMR yang terbentuk berupa larutan yang bening berwarna merah sedangkan
larutan MR- berupa larutan bening berwarna kuning. Selanjutnya dibuat larutan HMR dan MR -
dengan konsentrasi yang berbeda-beda melalui pengenceran masing-masing hingga 0,8; 0,6; 0,4.
Selanjutnya disiapkan larutan dengan komposisi seperti tabel di bawah ini:
Tabel 1. Konsentrasi Pengenceran HMR
Pengenceran Konsentrasi
0,8 kali konsentrasi 4 ppm
0,6 kali konsentrasi 3 ppm
0,4 kali konsentrasi 2 ppm
0,2 kali konsentrasi 1 ppm

Tabel 2. Konsentrasi Pengenceran MR-


Pengenceran Konsentrasi
0,8 kali konsentrasi 4 ppm
0,6 kali konsentrasi 3 ppm
0,4 kali konsentrasi 2 ppm
0,2 kali konsentrasi 1 ppm

Selanjutnya dibuat campuran dengan komposisi seperti pada tabel dibawah ini:
Tabung 1 2 3 4
Larutan Standar 5 mL 5 mL 5 mL 5 Ml
Na-Asetat 0,04 M 12,5 mL 12,5 mL 12,5 mL 12,5 Ml
Asam Asetat 0,02 M 25 mL 12,5 mL 5 mL 2,5 mL
Air 7,5 mL 20 mL 22,5 mL 30 Ml
pH ±5 ±5 ±6 ±6
Pada tabel di atas digunakan kertas indikator untuk mengukur pH larutan, sehingga tidak dapat
ditentukan secara pasti pH larutan, namun diperkirakan dari warna kertas indikator yang
digunakan dan dibandingkan dengan warna standar pada tempat kertas indikator.
Kemudian larutan HMR dan MR- standar diukur absorbansinya sehingga diperoleh
absorbansi HMR sebesar 0,5964 dan panjang gelombang maksimumnya di 522 nm.
Gambar 11. Kurva Pengukuran λmaks HMR
Sementara itu hasil pengukuran absorbansi dari larutan MR - diperoleh panjang gelombang
maksimumnya 428 nm dan absorbansinya 0,362.

Gambar 12. Kurva Pengukuran λmaks MR-


Data tersebut selanjutnya dijadikan acuan untuk mengukur absorbansi dari larutan HMR dan
MR- pada berbagai konsentrasi seperti pada tabel di atas dan juga larutan pada labu 1, 2, 3, dan4.
Dari hasil pengukuran tersebut diperoleh data sebagai berikut:
 Hasil pengukuran absorbansi larutan HMR yang telah diencerkan pada λ maks HMR (522 nm)
Pengenceran Absorbansi larutan HMR Absorbansi larutan MR- ditambah
ditambah HCl NaOH
0,8 kali 0,744 0,022
konsentrasi
0,6 kali 0,485 0,019
konsentrasi
0,4 kali 0,318 0,018
konsentrasi
0,2 kali 0,196 0,012
konsentrasi

 Hasil pengukuran absorbansi larutan pada λ maks MR- (428 nm) :


Pengenceran Absorbansi larutan HMR Absorbansi larutan MR- ditambah
ditambah HCl NaOH
0,8 0,060 0,284
0,6 0,038 0,063
0,4 0,023 0,142
0,2 0,015 0,069

Dari data di atas dapat dibuat kurva hubungan antara absorbansi dan konsentrasi larutan
HMR pada max 522 nm dan 428 nm, serta MR- pada max 522 nm dan 428 nm sebagai berikut.

0.8

0.7
f(x) = 0.18 x − 0.02
R² = 0.97
0.6

0.5
Absorbansi

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Konsentrasi (ppm)

Gambar 13. Kurva Absorbansi terhadap konsentrasi untuk HMR pada λmaks (522 nm)
0.07

0.06
f(x) = 0.02 x − 0
0.05 R² = 0.96

0.04
Absorbansi

0.03

0.02

0.01

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Konsentrasi (ppm)

Gambar 14. Kurva Absorbansi terhadap konsentrasi untuk HMR pada λmaks MR- (428nm)

0.03

f(x) = 0 x + 0.01
0.02 R² = 0.91

0.02
Absorbansi

0.01

0.01

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Konsentrasi (ppm)

Gambar 15. Kurva Absorbansi terhadap konsentrasi untuk MR- pada λmaks HMR (522nm)
0.3

0.25

f(x) = 0.06 x − 0
0.2
R² = 0.51
Absorbansi

0.15

0.1

0.05

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Konsentrasi (ppm)

Gambar 16. Kurva Absorbansi terhadap konsentrasi untuk MR- pada λmaks MR- (428 nm)
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa λmaks HMR adalah 522 nm dan λmaks
MR- adalah 428 nm. Jadi jumlah HMR dan MR- dalam larutan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Abs pada λA = dHMR [HMR] + dMR- [HMR]
Abs pada λB = dHMR [MR-] + dMR- [MR-]
Harga d merupakan slope dari kurva absorbansi terhadap konsentrasi pada λ maks dari HMR dan
λmaks MR-.
 Slope untuk HMR pada λmaks HMR yaitu 522 nm, harga d diperoleh dari perhitungan
sebagai berikut:
d = tan α
0,744−0,196
= 0,183
= 4−1
 Slope untuk HMR pada λmaks MR- yaitu 428 nm, harga d diperoleh dari perhitungan
sebagai berikut.
d = tan α
0,06 − 0.015
= 0,015
= 4−1
 Slope untuk MR- pada λmaks HMR yaitu 522 nm, harga d diperoleh dari perhitungan
sebagai berikut:
d = tan α
0,022 − 0,012
= 0,003333
= 4− 1
 Slope untuk MR- pada λmaks MR- yaitu 428 nm, harga d diperoleh dari perhitungan
sebagai berikut:
d = tan α
0,284− 0,069
= 0,07167
= 4−1
Setelah diperoleh harga d dari masing-masing kurva tersebut, maka jumlah HMR dan MR - dalam
larutan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut
Abs pada λ HMR = dHMR [HMR] + dMR- [MR-]
Abs pada λMR- = dHMR [HMR] + dMR- [MR-]
Di mana data larutan yang pH nya dikondisikan absorbansi pada λ maks HMR :

Labu Absorbansi
1 0,176
2 0,097
3 0,037
4 0,024

Absorbansi pada λ maks MR- :


Labu Absorbansi
1 0,123
2 0,164
3 0,190
4 0,212

1. Jumlah HMR dan MR- pada labu 1, pH 4,85


Diketahui:
Absorbansi pada λHMR = 0,176
Absorbansi pada λMR- = 0,123
d HMR pada λmaks HMR = 0,183
d HMR pada λmaks MR- = 0,015
d MR- pada λmaks HMR = 0,003333
d MR- pada λmaks MR- = 0,07167
Abs pada λ HMR = dHMR [HMR] + dMR- [MR-]………………………………………..(1)
Abs pada λMR- = dHMR [HMR] + dMR- [MR-]….…………………………………….(2)
Perhitungan:
0,176 = 0,183[HMR] + 0,015[MR-]………………………………........| x 0,003333
0,123 = 0,003333[HMR] + 0,07167[MR-]……………………………………| x 0,183
0,000587 = 0,0006099[HMR] + 0,0000499[MR-]
0,0225 = 0,0006099 [HMR] + 0,0131 [MR-]
-
-0,0219 = -0,01305[MR-]
[MR-] = 1,678 ppm
Konsentrasi MR- disubstitusikan ke persamaan 1 sehingga diperoleh
0,176 = 0,183[HMR] + 0,015[MR-]
0,176 = 0,183[HMR] + 0,015[1,678]
0,176 = 0,183 [HMR] + 0,025
0,151 = 0,183[HMR]
[HMR] = 0,825 ppm

2. Jumlah HMR dan MR- pada tabug 2 dengan pH 5,15


Diketahui:
Absorbansi pada λHMR = 0,097
Absorbansi pada λMR- = 0,164
d HMR pada λmaks HMR = 0,183
d HMR pada λmaks MR- = 0,015
d MR- pada λmaks HMR = 0,003333
d MR- pada λmaks MR- = 0,07167
Abs pada λ HMR = dHMR [HMR] + dMR- [MR-]………………………………………..(1)
Abs pada λMR- = dHMR [HMR] + dMR- [MR-]….…………………………………….(2)
Perhitungan:
0,097 = 0,183[HMR] + 0,015[MR-]……………………………….........| x 0,003333
0,164 = 0,003333[HMR] + 0,07167[MR-]…………………………………….| x 0,183
0,01793 = 0,0006099[HMR] + 0,0000499[MR-]
0,03= 0,0006099 [HMR] + 0,0131 [MR-]
-
-0,01208 = -0,01305[MR-]
[MR-] = 0,926 ppm
Konsentrasi MR- disubstitusikan ke persamaan 1 sehingga diperoleh
0,097 = 0,183[HMR] + 0,015[MR-]
0,097 = 0,183[HMR] + 0,015[0,926]
0,097 = 0,183 [HMR] + 0,01389
0,083 = 0,183[HMR]
[HMR] = 0,454 ppm

3. Jumlah HMR dan MR- pada tabung 3 pH 5,53


Diketahui:
Absorbansi pada λHMR = 0,037
Absorbansi pada λMR- = 0,19
d HMR pada λmaks HMR = 0,183
d HMR pada λmaks MR- = 0,015
d MR- pada λmaks HMR = 0,003333
d MR- pada λmaks MR- = 0,07167
Abs pada λ HMR = dHMR [HMR] + dMR- [MR-]………………………………………..(1)
Abs pada λMR- = dHMR [HMR] + dMR- [MR-]….…………………………………….(2)
Perhitungan:
0,037 = 0,183[HMR] + 0,015[MR-]……………………………….........| x 0,003333
0,19 = 0,003333[HMR] + 0,07167[MR-]…………………………………….| x 0,183
0,000123 = 0,0006099[HMR] + 0,0000499[MR-]
0,03477= 0,0006099 [HMR] + 0,0131 [MR-]
-
-0,03465 = -0,01305[MR-]
[MR-] = 2,655 ppm
Konsentrasi MR- disubstitusikan ke persamaan 1 sehingga diperoleh
0,037 = 0,183[HMR] + 0,015[MR-]
0,037 = 0,183[HMR] + 0,015[2,655]
0,037 = 0,183 [HMR] + 0,0368
0,0002 = 0,183[HMR]
[HMR] = 0,001 ppm

4. Jumlah HMR dan MR- pada tabung 4 pH 5,81


Diketahui:
Absorbansi pada λHMR = 0,024
Absorbansi pada λMR- = 0,212
d HMR pada λmaks HMR = 0,183
d HMR pada λmaks MR- = 0,015
d MR- pada λmaks HMR = 0,003333
d MR- pada λmaks MR- = 0,07167
Abs pada λ HMR = dHMR [HMR] + dMR- [MR-]………………………………………..(1)
Abs pada λMR- = dHMR [HMR] + dMR- [MR-]….…………………………………….(2)
Perhitungan:
0,024 = 0,183[HMR] + 0,015[MR-]……………………………….........| x 0,003333
0,212= 0,003333[HMR] + 0,07167[MR-]…………………………………….| x 0,183
0,0007992 = 0,0006099[HMR] + 0,0000499[MR-]
0,03879= 0,0006099 [HMR] + 0,0131 [MR-]
-
-0,037997 = -0,01305[MR-]
[MR-] = 2,912 ppm
Konsentrasi MR- disubstitusikan ke persamaan 1 sehingga diperoleh
0,024 = 0,183[HMR] + 0,015[MR-]
0,024 = 0,183[HMR] + 0,015[2,912]
0,024 = 0,183 [HMR] + 0,04368
0,01968 = 0,183[HMR]
[HMR] = 0,1 ppm
 Menghitung [HMR]/[MR-] dan pKa dari metil merah pada masing-masing pH
dengan menggunakan persamaan pKa = pH – log [MR-]/[HMR]
1. Metil Merah pada pH 4,85

[ MR ] 0 , 825
= =0 , 492
[ HMR ] 1 , 678
pKa = pH – log [MR-]/[HMR]
= 4,85 – log 0,492
= 4,85 – (- 0,308)
= 4,85 + 0,308
= 5,158
2. Metil Merah pada pH 5,15

[ MR− ] 0 , 454
= =0 , 49
[ HMR ] 0 , 926
pKa = pH – log [MR-]/[HMR]
= 5,15 – log 0,49
= 5,15 – (- 0,309)
= 5,459
3. Metil Merah pada pH 5,53

[ MR ] 0 .001
= =0 ,000376
[ HMR ] 2 ,655
pKa = pH – log [MR-]/[HMR]
= 5,53 – log 0,000376
= 5,53 – ( -3,42)
= 5,53 + 3,241
= 8,771
4. Metil Merah pada pH 5,81

[ MR ] 0 .1
= =0 , 034
[ HMR ] 2 ,912
pKa = pH – log [MR-]/[HMR]
= 5,81 – log 0,034
= 5,81 – ( -1,46)
= 5,81 + 1,46
= 7,27
Dari data yang diperoleh maka perlu dibuat kurva untuk menentukan nilai dari Ka itu sendiri.
Berikut ini adalah hubungan antara pH dengan log[MR-]/[HMR].

6.5
6

f(x) = − 0.18 x + 5.09 5.5


R² = 0.39
5
4.5
pH

4 pH
3.5 Linear (pH)

3
2.5
2
-4 -3.5 -3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0
log[MR-]/[HMR]

Gambar 17. Kurva Hubungan antara pH dengan log[MR-]/[HMR]


Dari kurva di atas, ma diperoleh nilai pKa pada log[MR -]/[HMR] sama dengan nol. Intersep atau
perpotongan pada sumbu-y inilah nilai dari pKa sehingga nilai tetapan kesetimbangannya dapat
ditentukan. Berdasarkan nilai tersebut maka nilai Ka dari metil merah adalah:
pKa = - log Ka
5,089 = - log Ka
log Ka = - 5,089
Ka = 10-5,089
= 8,147 x 10-6

III. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat dibuat simpulan bahwa harga konstanta
disosiasi suatu asam dapat ditentukan secara spektrofotometer melalui pengukuran
absorbansinya pada panjang gelombang tertentu. Besarnya harga Ka asam metil merah
berdasarkan hasil percobaan 8,147 x 10-6
DAFTAR PUSTAKA

Atkins.1999. Kimia Fisika Jilid II. Jakarta: Erlangga.


Bird, Tony. 1987. Penuntun Praktikum Kimia Fisika untuk Universitas. Diterjemahkan oleh
Kwee Ie Tjien. Judul Asli : Experiments in Physical Chemistry. Jakarta: PT Gramedia.
Dogra, SK. 1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. Diterjemahkan oleh Umar Mansyur. Judul Asli :
Physical Chemistry Through Problems. Jakarta : Universitas Indonesia – Press.
Retug, Nyoman dan Dewa Sastrawidana. 2004. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Singaraja:
IKIP N Singaraja.
Suardana, I Nyoman. 2005. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Singaraja: Jurusan Pendidikan
Kimia, Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja.
Muderawan, I Wayan. 2009. Analisis Instrumen. Singaraja: Undiksha Press.

Anda mungkin juga menyukai