Anda di halaman 1dari 4

Sari, Kalanjati Cairan serebrospinal dan hidrosefalus

FISIOLOGI CAIRAN SEREBROSPINAL DAN PATOFISIOLOGI HIDROSEFALUS

Dewi Ratna Sari, Viskasari Pintoko Kalanjati


Departemen Anatomi dan Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga

ABSTRACT
Hydrocephalus is a pathology of the brain where an excess accumulation in cerebrospinal fluid (CSF)
volume occurs caused either by excessive production, impaired absorption, both or unknown etiology.
Clinical presentation, degree of severity and impact of hydrocephalus are likely determined by the age of
onset, etiology and duration of hydrocephalus. Most of hydrocephalus cases are shunt system dependent.
However, the shunt system therapy needs regular monitoring and medical follow up because it can lead to
other complications and subsequent brain impairment. Understanding of pathophysiology of hydrocephalus
might give basic knowledge to find the way how to prevent and to treat it with minimal complication.
Keywords: Hydrocephalus, pathophysiology

ABSTRAK
Hidrosefalus adalah keadaan patologis pada otak dimana terjadi penumpukan berlebihan volume cairan
seresbrospinal yang disebabkan baik karena produksi yang berlebihan, gangguan absorpsi, keduanya ataupun
tidak diketahui penyebabnya. Presentasi klinis, derajat keparahan dan dampak hidrosefalus ditentukan oleh
usia saat onset, etiologi dan durasi hidrosefalus. Sebagian besar kasus hidrosefalus tergantung pada sistem
shunt. Namun, terapi system shunt membutuhkan pengawasan dan follow up medis yang teratur karena
masih banyak menyebabkan komplikasi yang lain dan berakhir dengan kesrudakan otak. Pemahaman
terhadap patofisiologi hidrosefalus dapat memberikan pengetahuan dasar untuk menemukan cara
pencegahan dan terapi hidrosefalus dengan komplikasi minimal.
Kata kunci: Hidrosefalus, patofisiologi

Korespondensi: Dewi Ratna Sari, Departemen Anatomi dan Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Airlangga, Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya 60131, Jawa Timur, telp. 031-5053804, fax. 031-
5022075, email: dr.dewirs@gmail.com.

Latar belakang Terapi hidrosefalus dapat melalui terapi medika-


Hidrosefalus kebanyakan merupakan keadaan mentosa dan terapi pembedahan (Listiono, 1998).
patologis dimana terjadi gangguan pembentukan, Terapi medikamentosa ditujukan untuk membatasi
aliran atau penyerapan cairan serebrospinal yang progresivitas hidrosefalus melalui upaya pe-
mengakibatkan peningkatan volume cairan ngurangan sekresi cairan serebrospinal. Terapi
serebrospinal di otak (Lindsay, 2004; Oreskovic & medikamentosa hanya bersifat sementara sebelum
Klarica, 2011). Insiden dan prevalensi hidrosefalus dilakukan terapi definitif atau bila ada harapan
secara keseluruhan sulit diperkirakan karena kemungkinan pulihnya gannguan hemodinamik.
hidrosefalus dapat menjadi penyakit tersendiri Terapi medikamentosa tidak efektif untuk peng-
ataupun dapat berkaitan dengan kelainan saraf obatan jangka panjang karena meningkatkan resiko
yang lain. Hidrosefalus dapat disebabkan karena terjadinya gangguan metabolik. Terapi pem-
kelainan kongenital maupun yang didapat. bedahan yang paling sering digunakan adalah
Hidrosefalus kongenital terjadi pada 3 kasus dalam operasi pintas dengan pemasangan sistem shunt.
1000 kelahiran hidup (Silva, 2004). Onset hidro- Tujuan pemasangan shunt adalah untuk
sefalus bisa bermula pada semua umur, saat janin, mengalihkan aliran cairan serebrospinal dari
perinatal dan neonatal (Fernell, et.al., 1994). sistem saraf pusat ke bagian tubuh yang lain agar
Prevalensi hidrosefalus di Indonesia mencapai 10 dapat diabsorpsi oleh sistem peredaran darah.
permil pertahun, sumber lain menyebutkan insiden Terapi dengan sistem shunt membutuhkan peng-
hidrosefalus berkisar 0,2-4 setiap 1000 kelahiran awasan dan follow up medis yang teratur karena
(Maliawan, 2008). masih banyak menimbulkan komplikasi. Kompli-

23
Majalah Biomorfologi Volume 25 No. 2 Juli 2012

kasi terapi sistem shunt diantaranya infeksi, Sebagian besar cairan serebrospinal diproduksi
kegagalan mekanis dan kegagalan fungsional oleh pleksus koroideus di ventrikel lateral, melalui
(Listiono, 1998). foramen interventrikularis mengalir ke ventrikel III
Kemajuan penanganan hidrosefalus pada dan melalui aquaductus cerebri menuju ke
seperempat abad terakhir ini adalah kemajuan ventrikel IV. Aliran tersebut dibantu oleh adanya
dalam teknik pencitraan, penelitian dasar meka- silia sel-sel ependim yang melapisi ventrikel dan
nisme patofisiologi, dan perkembangan teknologi pulsasi arteri (Crossman & Neary, 2010;
baru penanganan hidrosefalus (Rekate, 1997). Standring, 2008). Sebagian besar cairan sere-
Penelitian dasar tentang patofisiologi hidrosefalus brospinal meninggalkan ventrikel IV melalui
lebih ditekankan saat ini agar dapat menemukan foramen Magendie menuju sisterna magna, sisanya
cara yang lebih baik untuk pencegahan dan terapi menuju ruang subarachnoid di area sudut
hidrosefalus. Oleh karena itu, artikel ini menekan- cerebellopontine melalui foramen Luschka. Cairan
kan pada patofisiologi hidrosefalus untuk me- serebrospinal sebagian besar ke superior me-
nambah pemahaman tentang penyakit tersebut ngelilingi hemisfer cerebri untuk diabsorpsi
sehingga mampu melakukan preventif, diagnostik melalui vili arachnoidalis di sinus sagitalis superior
dan kuratif dengan komplikasi yang minimal. dan masuk ke sistem vena. Vili arachnoidalis
merupakan invaginasi arachnoid mater ke dalam
Diskusi lumen sinus duramater. Reabsorpsi cairan tersebut
Cairan serebrospinal karena tekanan hidrostatik di ruang subarachnoid
Sistem ventrikel dan ruang subarachnoid di otak lebih tinggi dibandingkan di sinus duramater dan
dan medulla spinalis mengandung cairan tekanan osmotik darah vena lebih tinggi di-
cerebrospinal. Cairan serebrospinal diproduksi bandingkan cairan serebrospinal (Stranding, 2008;
oleh pleksus koroideus yang terletak di ventrikel Crossman & Neary, 2010). Sirkulasi cairan
lateral, ventrikel III dan ventrikel IV. Cairan serebrospinal tidak mempunyai sistem intrinsik
serebrospinal juga diproduksi oleh lapisan tetapi gerakan aliran cairan serebrospinal dibantu
ependim ventrikel dan cairan ekstraseluler dari oleh pulsasi pembuluh darah, respirasi dan
parenkim otak dalam jumlah sedikit (Crossman & perubahan postur tubuh (Waugh & Grant, 2001).
Neary, 2010; Standring, 2008). Cairan serebrospinal berperan penting mem-
Pleksus koroideus merupakan salah satu pertahankan hidup diantaranya adalah menyokong
komponen sawar darah otak. Pleksus koroideus dan melindungi otak dan medula spinalis,
dibentuk oleh invaginasi lapisan vaskular piamater bertindak sebagai bantalan dan peredam
ke dalam lumen ventrikel dan lapisan ependim goncangan antara otak dan tulang tengkorak,
khusus (Crossman & Neary, 2010; Standring, mempertahankan tekanan yang stabil di sekitar
2008). Sel-sel pada lapisan ependim khusus struktur otak, menjaga kelembaban otak dan
mengandung banyak enzim spesifik yang terlibat medula spinalis, sebagai pengangkut neuro-
dalam transpor ion-ion dan hasil metabolit. Sel-sel transmiter, nutrisi dan hasil metabolit otak,
lapisan ependim juga mempunyai mikrovili dan mempertahankan keseimbangan elektrolit dan
ikatan antar sel tight junction (Standring, 2008; metabolit dan mengkompensasi perubahan volume
FitzGerald, 2007). darah intrakranial (jumlah darah dalam otak)
Cairan serebrospinal diproduksi sebagian melalui (Greitz, 2004; Waugh & Grant, 2001).
proses sekresi aktif, sebagian melalui difusi pasif. Patofisiologi hidrosefalus
Total volume cairan serebrospinal didalam Patofisiologi hidrosefalus lebih kompleks di-
ventrikel dan ruang subarachnoid kira-kira 120- bandingkan presentasi klinis maupun radio-
150 ml (Crossman & Neary, 2010; Greitz, 2004). logisnya. Hidrosefalus menyebabkan perubahan
Cairan ini disekresi 0.35-0.40 ml per menit yang makroskopik, fisiologis, biokimia dan ultrastruktur
berarti bahwa secara normal, 50% volume total otak. Beberapa faktor dasar yang menentukan
cairan serebrospinal diganti setiap 5-6 jam. Cairan derajat keparahan luka dan dampak akhir yang
serebrospinal berupa cairan yang jernih, tidak disebabkan hidrosefalus diantaranya adalah usia
berwarna, mengandung sedikit protein, sedikit sel, saat onset, etiologi dan durasi penyakit. Durasi
dan mempunyai komposisi elektrolit yang berbeda penyakit mempunyai peran yang sangat penting
dengan darah (Standring, 2008). dalam menentukan reversibilitas luka. Durasi

24
Sari, Kalanjati Cairan serebrospinal dan hidrosefalus

penyakit yang lama menyebabkan pemulihan Gangguan aliran cairan serebrospinal menyebab-
fungsi yang sedikit setelah terapi hidrosefalus kan peningkatan resistensi sehingga akan mening-
(Silva, 2004). katkan tekanan cairan serebrospinal secara
Hidrosefalus terjadi sebagai akibat dari produksi proporsional dalam upaya mempertahankan
cairan serebrospinal yang berlebihan, penurunan resorpsi yang seimbang (Listiono, 1998).
absorpsi cairan serebrospinal, gangguan aliran Peningkatan tekanan sinus vena menyebabkan
serebrospinal, peningkatan resistensi aliran cairan peningkatan tekanan vena kortikal sehingga
serebrospinal dan peningkatan tekanan sinus vena. menyebabkan volume vaskuler intrakranial
Konsekuensi dari kelima hal tersebut adalah bertambah. Peningkatan tekanan sinus vena juga
peningkatan tekanan intrakranial dan dilatasi menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial
ventrikel sebagai upaya mempertahankan ke- sampai batas yang dibutuhkan untuk mem-
seimbangan sekresi dan absorpsi. Dilatasi ventrikel pertahankan aliran cairan serebrospinal terhadap
tergantung dari letak sumbatan sehingga dapat tekanan sinus vena yang relatif tinggi.
berupa biventrikuler, triventrikuler atau kuadri- Konsekuensi klinis dari hipertensi vena ini
ventrikuler (Listiono, 1998; Oreskovic & Klarica, tergantung dari komplians tengkorak. Bila sutura
2011). kranial sudah menutup, dilatasi ventrikel akan
Mekanisme terjadinya dilatasi ventrikel selama diimbangi dengan peningkatan volume vaskuler,
perkembangan hidrosefalus disebabkan karena peningkatan vena akan diterjemahkan dalam
kompresi sistem serebrovaskuler, redistribusi bentuk klinis dari pseudotumor cerebri. Bila
cairan serebrospinal maupun cairan ekstraseluler tengkorak masih dapat beradaptasi, kepala akan
didalam sistem saraf pusat, perubahan mekanis membesar dan volume cairan akan bertambah.
dari otak (peningkatan elastisitas otak, gangguan Derajat peningkatan resistensi aliran cairan
viskoelastisitas, kelainan turgor otak), efek tekanan serebrospinal dan kecepatan perkembangan
pulsasi cairan serebrospinal, hilangnya jaringan gangguan hidrodinamik berpengaruh pada
otak, dan pembesaran volume tengkorak (pada penampilan klinis (Listiono, 1998).
penderita muda) akibat adanya regangan abnormal Klasifikasi hidrosefalus berdasarkan lokasi
pada sutura kranial (Listiono, 1998). sumbatan dibedakan menjadi hidrosefalus non-
Obstruksi aliran cairan serebrospinal menyebabkan komunikan (obstruktif) dan hidrosefalus komuni-
dilatasi ventrikel lateral pada hidrosefalus kan. Hidrosefalus nonkomunikan (obstruktif)
komunikan sehingga meningkatkan fungsi absorpsi disebabkan karena obstruksi aliran serebrospinal
cairan serebrospinal di ventrikel lateral. didalam sistem ventrikel. Hidrosefalus komunikan
Peningkatan fungsi absorpsi ditandai dengan (non-obstruktif) disebabkan karena gangguan
peningkatan energi aliran pulsasi cairan absorpsi cairan serebrospinal, terjadi obstruksi
serebrospinal yang kembali ke ventrikel lateral, diluar sistem ventrikel sehingga cairan
yang menyebabkan tabrakan aliran pulsatil cairan serebrospinal ventrikel masih berhubungan dengan
serebrospinal dengan parenkim otak di dinding ruang subarachnoid (Lindsay, 2004; Oreskovic &
ventrikel sehingga mengakibatkan dilatasi Klarica, 2011).
ventrikel lateral (Lee & Yoon, 2009). Madsen Penyebab hidrosefalus
(2006) menyatakan bahwa segala sesuatu yang Penyebab hidrosefalus nonkomunikan (obstruktif)
menyebabkan obstruksi akan merubah gerakan bisa dibedakan didapat maupun kongenital.
dinamis pulsasi cairan serebrospinal (Madsen, Penyebab hidrosefalus nonkomunikan yang
2006). didapat adalah stenosis aquaductus cerebri (adhesi
Produksi cairan serebrospinal yang berlebihan setelah infeksi atau perdarahan), tumor supra-
sebagian besar disebabkan karena tumor pleksus tentorial yang menyebabkan herniasi tentorial,
koroideus (papiloma atau karsinoma). Produksi hematom intrakranial, tumor (di ventrikel, area
yang berlebihan akan menyebabkan peningkatan kelenjar pineal, fossa posterior), abses granuloma,
tekanan intrakranial untuk mempertahankan dan kista arachnoid. Penyebab hidrosefalus
keseimbangan antara sekresi dan resorpsi cairan nonkomunikan yang kongenital adalah stenosis
serebrospinal, sehingga ventrikel akan melebar. aquaductus cerebri, sindroma Dandy Walker
Gangguan aliran cairan serebrospinal merupakan (atresia foramen Magendie dan foramen Luschka),
awal dari kebanyakan kasus hidrosefalus. dan malformasi Arnorld Chiari. Sedangkan penye-

25
Majalah Biomorfologi Volume 25 No. 2 Juli 2012

bab hidrosefalus komunikan (non-obstruktif) for therapy. The Neuroradiology Journal, 19,
adalah penebalan leptomening dan atau melibatkan hal.475-495.
granulatio arachnoidalis, peningkatan viskositas Lee & Yoon, 2009. Hypothesis for lateral ventricular
cairan serebrospinal (kandungan protein tinggi), dilatation in communicating hydrocephalus: new
produksi cairan serebrospinal berlebihan (papiloma understanding of the Monro-Kellie hypothesis in
plexus koroideus) dan iatrogenik. the aspect of cardiac energy transfer through
Penebalan leptomening dan atau melibatkan arterial blood flow. Med Hypotheses, 72(2),
granulatio arachnoidalis diantaranya disebabkan hal.174-7.
karena infeksi (piogen, tuberkulosis, jamur), Lindsay, K.W. Bone, I. & Callander, R., 2004.
perdarahan subarachnoid (spontan, trauma, Neurology and neurosurgery illustrated. Edisi
postoperatif) dan meningitis karsinomatous ke-4. London: Elsevier limited, hal.370.
(Lindsay, 2004). Penyebab iatrogenik pada Listiono, L.D.,1998. Ilmu bedah saraf Satyanegara.
umumnya karena hipervitaminosis A akut maupun Edisi ke-3. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
kronis yang meningkatkan sekresi cairan hal.273-274.
serebrospinal dan meningkatkan permeabilitas Madsen, J.R. Egnor, M. & Zou, R., 2006. Cerebrospinal
sawar darah otak (Listiono, 1998). fluid pulsatility and hydrocephalus: the fourth
circulation. Di dalam: Clinical neurosurgery.
Simpulan Proceeding of the congress of neurological
Hidrosefalus merupakan kondisi patologi otak surgery, 53, USA: Lippincott William &
yang menyebabkan penumpukan cairan sere- Wilkins, hal.48-52.
brospinal. Derajat keparahan dan dampak hidro- Maliawan, S. Andi, A.I. & Bakta, M., 2008.
sefalus ditentukan oleh onset usia, etiologi dan Perbandingan teknik endoscopic third
lama hidrosefalus. Sebagian besar kasus ventriculostomy (ETV) dengan ventriculo-
hidrosefalus diterapi dengan pemasangan sistem peritoneal shunting (VP Shunting) pada
shunt. Pemasangan sistem shunt membutuhkan hidrosefalus obstruktif: perbaikan klinis dan
pengawasan dan follow up medis yang teratur perubahan interleukin-1β, interleukin-6, dan
karena banyaknya komplikasi yang ditimbulkan neural growth factor cairan serebrospinalis.
bisa berakhir dengan kerusakan otak permanen, Jurnal Penyakit Dalam, 9(1).
dan kematian. Kerusakan yang ditimbulkan juga Oreskovic, D. & Klarica, M., 2011. Development of
mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosial pasien hydrocephalus and classical hypothesis of
dengan hidrosefalus. Pemahaman tentang anatomi, cerebrospinal fluid hydrodynamics: facts and
fisiologi dan patofisiologi lebih ditekankan agar illusions. Progress in Neurobiology, 94, hal.239-
dapat memberikan penanganan hidrosefalus 250.
dengan komplikasi yang minimal sehingga Silva, M.C., 2004. Pathophysiology of hydro-cephalus.
meningkatkan keberhasilan terapi, menurunkan Di dalam: G. Cinalli, W.J., Maixner, C., Sainte-
mortilitas dan morbiditas hidrosefalus. Rose eds. Pediatric Hydrocephalus. Italia:
Springer Verlag.
Daftar pustaka Standring, S., 2008. Ventricular System and
Crossman, A.R. & Neary, D., 2010. Ventricular system Subarachnoid Space. Di dalam: Gray’s anatomy.
and cerebrospinal fluid. Di dalam: The anatomical basis of clinical practice. Edisi
Neuroanatomy an illustrated colour text. Edisi ke-40. London: Elsevier limited, hal.242-244.
ke-4. London: Elsevier limited, hal.53-57. Waugh, A. & Grant, A., 2001. Ross & Wilson anatomy
Fernell, E. Hagberg, G. & Hagberg B., 1994. Infantile and physiology in health and illness. Edisi ke-9.
hydrocephalus epidemiology: an indicator of China: Churchill Livingstone, hal.148-149.
enhanced survival. Archives of Disease in
Childhood, 70, hal.l23-128.
Fitzgerald, M.J.T., 2007. Blood supply of the brain. Di
dalam Clinical neuroanatomy and neuroscience.
Edisi ke-5. London: Elsevier limited, hal.63.
Greitz, D, 2004. Radiological assessment of
hydrocephalus: new theories and impli-cations

26

Anda mungkin juga menyukai