Anda di halaman 1dari 4

RESUME

ASPEK UMUM INDUSTRI PT. PERTIWI AGUNG (LANDSON)

Penulis : Dismas Adi Prabowo, S.Farm. & Widia Indri Nugraha, S.Farm.
Judul : Laporan PKPA di PT. Pertiwi Agung (Landson)
Resumer : Leo Imario Tarigan, S.Farm. (198115073)

Sejarah
Pertiwi Agung merupakan salah satu industri farmasi yang ada di
Indonesia yang berdiri pada tanggal 26 Oktober 1967. Pertiwi Agung dikenal
dengan nama Landson yang berasal dari nama pendirinya, yaitu Mr. Lou yang
kemudian mengelola PT. Pertiwi Agung bersama dengan putranya atau dalam
Bahasa Inggris disebut Son sehingga menjadi Mr. Low and Son yang disingkat
Landson.
Pada tahun 1984, manajemen PT. Agung Pertiwi ini diambil alih oleh
kelompok usaha Menjangan Sakti Group . Mensa Group merupakan kelompok
usaha yang bergerak di bidang farmasi dan kosmetik. Pertiwi Agung ini
direorganisasi secara struktural di bawah pimpinan Bapak Sudharta, dan dibentuk
suatu tim manajemen yang profesional untuk meningkatkan kualitas
produk, memperkuat jajaran marketing maupun keuangan.
Pada tahun 1993 pembangunan fisik PT. Pertiwi Agung di kawasan
industri di Jl. Pada tanggal 26 dan 27 April 2005 dilaksanakan Mapping Industri
Farmasi dan PT. Pada Tahun 2004 untuk memenuhi persyaratan GMP dilakukan
perbaikan dan perluasan pabrik menjadi 8000 m2 termasuk penambahan fasilitas
untuk produksi serbuk effervescent sachet, soft capsule, dan tablet, yang
diselesaikan pada November 2007.
Pada September 2010 semua Sertifikat GMP telah diperbaharui. Pertiwi
Agung memiliki 144 jenis produk, antara lain obat, obat tradisional, food
supplement, dan over the counter product.

Struktur Organisasi
Jabatan tertinggi dalam Struktur Organisasi PT. Pertiwi Agung adalah
President Director, di bawahnya terdapat Managing Director yang membawahi
Plant General Manager, Commercial General Manager, Finance & Accounting
General Manajer, Quality Operational Manager, HR Manager, Demand Planner,
dan IT Manager.

Sistem Menejemen Mutu (QMS)


Sistem Manajemen Mutu PT. Pertiwi Agung mengacu pada panduan yang
ada pada ISO 9001: 2008 didokumentasikan pada bagian:
a. Pedoman Mutu, yang memuat kebijakan, tujuan, organisasi, dan ringkasan
prosedur.
b. Prosedur Standar, memuat operasional secara rinci yang mendukug
pernyataan kebijakan dan ringkasan prosedur yang terdapat dalam Pedoman
Mutu.
c. Dokumen Pendukung, termasuk diantaranya Instruksi Kerja (IK), manual
teknik, panduan, dan lain – lain yang melengkapi Prosedur Standar, CPOB
dan CPOTB.

Manajemen Resiko Mutu (QRM)


Manajemen risiko merupakan metode yang digunakan untuk
memperkirakan dan menggolongkan parameter kritis dalam fungsionalitas atau
suatu proses. Tujuannya untuk memaksimalkan proteksi pada pasien (Customer)
dengan biaya yang masuk akal dan sumber yang terbatas serta untuk
meningkatkan kualitas dan compliance. Pengkajian resiko mutu di PT. Pertiwi
Agung menggunakan diagram Ishikawa (fishbone) dan metode FMEA (Failure
Mode Effect Analysis).
Terdapat beberapa elemen penting dalam proses manajemen risiko antara
lain:
a. Risk assessment, meliputi risk identification, risk analysis, dan risk
evaluation
b. Risk control, meliputi risk reduction dan risk acceptance
c. Risk review yaitu dengan melakukan review dan monitoring terhadap resiko
yang terjadi
d. Komunikasi dimana semua bagian di atas harus dikomunikasikan dengan
semua bagian terkait
e. Prosedur FMEA

Sistem Air Handling Unit


Sistem Air Handling Unit (AHU) berfungsi sebagai suplai udara di area
produksi. Rekualifikasi AHU di PT. Pertiwi Agung dilakukan setiap dua tahun
sekali. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian mikrobiologi (particle at
rest, contact plate, yeast and mold), smoke test, pengukuran suhu, kelembaban,
perbedaan tekanan, intensitas cahaya, dan air change.
Jumlah AHU yang ada di PT. Pertiwi Agung berjumlah 29 unit yang
dipasang di area produksi, meliputi area locker black, ruang ganti, ruang
sampling, penimbangan, pencampuran/granulasi, pengeringan, pencetakan, filling
kapsul, penyalutan, enkapsulasi, stripping, ruang produk antara, ruang produk
ruahan, ruang pengujian IPC, ruang trial R&D, ruang office, dan ruang cuci
peralatan. Sistem AHU dimonitoring oleh satu set sistem kontrol yang dilengkapi
dengan PC atau disebut dengan BAS (Building Automation System) yang
dijalankan oleh seorang operator. Monitoring dilakukan untuk menjaga suhu,
kelembaban relative udara, dan penghematan energi.
Filter-filter AHU dipantau oleh indikator tekanan Pascal (Pa) dengan
sinyal transmisi ke monitor BAS. Untuk menghindari risiko terjadinya
kontaminasi silang dan penurunan pressure ruangan serta menjaga RH rendah di
ruangan produksi, pada airlock material dan personil dipasang buzzer alarm
untuk memberikan tanda (alarm) agar tidak membuka dua pintu yang berlawanan
secara bersamaan dan sistem satu pintu terbuka, dimana jika salah satu pintu
terbuka, maka pintu lain akan terkunci.

Pengolahan Air Untuk Produksi


Proses pengolahan air di PT. Pertiwi Agung berasal dari sumur dengan
kedalaman lebih dari 200m yang digunakan untuk proses produksi, pencucian
akhir mesin, dan MCK.
a. Portable Water
Potable water dipakai sebagai bahan baku pembuatan purified water. Proses
pengolahan potable water dilakukan dengan melalui sand filter berisi pasir
silika untuk menyaring lumpur dan kotoran. Kemudian potable water
didistribusikan dengan menggunakan pompa distribusi untuk keperluan
domestik dan juga untuk bahan baku purified water setelah melalui carbon
filter.
b. Purified Water
Pembuatan purified water dilakukan dengan menggunakan metode ion
exchange resin. Dalam proses demineralisasi air terdapat 4 kolom, yaitu
Kolom Carbon Filter, Kolom Cation Filter, Kolom Anion Filter, Kolom
Mixbed Filter
Setelah beberapa waktu pemakaian kolom karbon, kation, anion dan
mixbed lama kelamaan akan menjadi jenuh, sehingga perlu dilakukan proses
regenerasi agar menjadi aktif kembali. Pengujian purified water harus dilakukan
secara rutin.

Pengolahan Limbah
Pengolahan limbah di PT. Pertiwi Agung dilakukan oleh Departemen
Engineering, dibedakan menjadi 3 yaitu:
a. Limbah B3
Limbah B3 berasal dari departemen Produksi, QC, R&D, PPIC serta
departemen lain di PT.Pertiwi Agung seperti produk rejected, retur, recall
kadaluarsa, dan larutan kimia asam dan basa. Lokasi penyimpanan limbah B3
harus diletakkan jauh dari penampungan air yang terbuka dan wadah limbah
tertutup selama penyimpanan dan pemindahan material.
b. Limbah Non B3
Limbah non B3 merupakan limbah yang berasal dari domestik, kantin,
kantor, warehouse, dan produksi seperti bahan kemas sekunder dan primer.
Limbah padat non B3 yang bernilai ekonomis dan tidak bernilai ekonomis
harus dipisahkan.
c. Limbah Cair
Limbah cair yang berasal dari proses produksi dilakukan dengan proses
pengolahan limbah cair biologi. Tahap awal yaitu semua limbah cair
dikumpulkan dalam bak sumpit, lalu dipompa ke tanki netralisasi dan
dialirkan dalam bak yang berisi bakteri anaerob 1 dan 2, kemudian limbah
dialirkan pada bak aerasi yang berisi bakteri aerob, lalu limbah dipindahkan
ke bak clarifier, berlanjut ke bak sedimentasi dan dialirkan ke fish pond,
tahap terakhir yaitu dialirkan ke sungai sekitar penduduk.

Anda mungkin juga menyukai