Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

UNSUR SINTESIS SENYAWA


KOORDINASI

Nama : Lina Anjani


NIM 181810301022
Kelas/Kelompok : A/6

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
- Gelas ukur 10 mL
- Botol semprot
- Labu erlenmeyer 250 mL
- Penjepit
- Gelas kimia 250 mL
- Kaki tiga
- Kasa
- Lampu spiritus
- Pipet tetes
3.1.2 Bahan
- Akuades
- Asam oksalat 1M
- Asam sulfat
- Aseton
- Etanol 95%
- Hidrogen peroksida
- Natrium oksalat
- Padatan Fe(NH4)2SO4.6H2O
3.2 Diagram Alir

Fe(NH4)2SO4.6H2O

- ditimbang padatan sebanyak 1,5 gram


- diisi gelas ukur dengan akuades sebnayak 9 mL
- dimasukkan 9 mL akuades ke dalam gelas kimia 250 mL
- ditambahkan 3 tetes asam sulfat pekat ke dalam gelas kimia 250 mL
- ditambahkan 1,5 gram padatan
- dilakukan pengadukan
- ditambahkan H2C2O4 1M sebanyak 5 mL
- dilakukan pengadukan
- dipanaskan hingga mendidih
- didinginkan larutan
- dilakukan dekantasi setelah terbentuk endapan
- dicuci dengan akuades
- dimasukkan endapan ke dalam erlenmeyer
- ditambahkan natrium oksalat jenuh sebanyak 5 mL
- diaduk sampai homogen
- dipanaskan kembali dalam penangas hingga suhu 40oC
- ditambahkan larutan H2O2 sebanyak 5 mL setetes demi setetes
- ditambahkan larutan H2C2O4 1M sebanyak 3,5 mL hingga volumenya 4
mL
- dipanaskan hingga mendidih
- disaring panas-panas
- ditambahkan 2,5 mL etanol 95% ke dalam filtrat
- didiamkan 12 jam
- dicuci kristal warna hijau dengan etanol 95% dan aseton beberapa tetes
- dikeringkan di udara terbuka tanpa terkena cahaya

Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang sintesis senyawa koodinasi, dengan tujuan
mengetahui sintesis senyawa koordinasi dari suatu sampel. Menurut Effendy (2008), senyawa
koordinasi merupakan senyawa yang terbentuk karena adanya ikatan antara ligan dengan ion
pusat. Ligan merupakan molekul sederhana yang dalam senyawa kompleks bertindak sebagai
donor pasangan elektron. Sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah amonium besi
(II) sulfat atau dengan nama lain feron amonium sulfat (Fe(NH4)2SO4.6H2O). Amonium besi
(II) sulfat ini mengandung dua kation yang berbeda, yaitu Fe 2+ dan NH4+ yang
diklasifikasikan sebagai garam ganda dari besi sulfat dan amonium sulfat.
Perlakuan pertama yang dilakukan pada praktikum ini yaitu menimbang padatan garam
Fe(NH4)2SO4.6H2O sebanyak 1,5 gram dan mengukur akuades dalam gelas ukur sebanyak 9
mL. Akuades yang telah diukur tersebut dimasukkan ke dalam gelas kimia berukuran 250 mL
dan ditambahkan dengan 3 tetes larutan asam sulfat pekat. Penambahan dari larutan asam
sulfat tersebut bertujuan agar akuades berubah menjadi suasana asam, dimana asam sulfat
merupakan pelarut yang mengandung proton yang dapat diionkan. Padatan garam
Fe(NH4)2SO4.6H2O yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam gelas kimia tersebut untuk
direaksikan dengan akuades yang telah ditambahkan dengan asam sulfat. Padatan
Fe(NH4)2SO4.6H2O digunakan karena padatan ini bersifat stabil sehingga tidak akan
mengganggu pembentukan kompleks dari kristal yang diinginkan. Padatan
Fe(NH4)2SO4.6H2O tersebut berbentuk serbuk yang bertujuan untuk mempercepat reaksi,
karena laju reaksi berbanding lurus dengan luas permukaan zat. Perlakuan selanjutnya yaitu
larutan digoyangkan secara perlahan dan hati-hati dengan tujuan menghomogenkan zat
terlarut dan zat pelarut. Larutan yang telah homogen ditambahkan dengan larutan H2C2O4 1M
sebanyak 5 mL dan berubah warna menjadi kuning. Warna kuning tersebut menandakan
bahwa terjadi reaksi asam. Fungsi dari penambahan larutan H2C2O4 1M yaitu sebagai
penyedia ligan oksalat. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Fe(NH4)2SO4.6H2O(s) + H2C2O4(aq) → FeC2O4(s) + H2(g) + (NH4)2SO4(aq) + 6H2O(l)...(4.1)
Perlakuan selanjutnya yaitu larutan digoyangkan kembali untuk mendapatkan larutan
yang homogen. Larutan yang telah homogen selanjutnya dipanaskan hingga mendidih,
dengan tujuan semakin mempercepat terjadinya reaksi antara besi dengan asam sulfat
sehingga semua serbuk besi dapat larut. Larutan yang telah dipanaskan kemudian didinginkan
untuk mendapatkan endapan yang berwarna kuning untuk didekantasi. Endapan kuning yang
terbentuk tersebut merupakan FeC2O4, lalu dicuci dengan menggunakan sedikit akuades
dengan tujuan agar tidak ada kotoran yang masih tersisa dalam endapan tersebut. Perlakuan
selanjutnya, endapan yang telah dicuci dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer baru untuk
ditambahkan dengan larutan natrium oksalat jenuh sebanyak 5 mL dan diaduk secara
perlahan agar homogen. Penambahan larutan natrium oksalat bertujuan untuk menjenuhkan
Fe(III) dengan oksalat. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
FeC2O4.2H2O (s) + Na2CO42- (aq) → Na2[Fe(C2O4)2].2H2O ...(4.2)
Larutan yang telah homogen dipanaskan kembali dalam penangas dengan suhu 40oC. Larutan
H2O2 ditambahkan setetes demi setetes hingga sebanyak 5 mL. Penambahan larutan H 2O2
berfungsi sebagai oksidator yang mengoksidasi Fe(II) menjadi Fe(III). Persamaan reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
Na2[Fe(C2O4)2].2H2O + H2O2 → 2Fe2+ + 2C O 2- + Fe3+ + OH- + 2H2O ...(4.3)
2 4

Perlakuan selanjutnya yaitu larutan H2C2O4 1M ditambahkan sebanyak 3,5 mL ketika larutan
masih panas hingga volumenya menjadi 4 mL. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Fe(OH)3 + 3H+ → Fe3+ + 3H2O ...(4.4)
Fe3+ + 3C2O42- → Fe(C2O4)33- ...(4.5)
(hijau)
Larutan dipanaskan kembali hingga mendidih, lalu disaring dalam keadaan panas dengan
tujuan hasil yang didapatkan baik. Filtrat yang dihasilkan ditambahkan dengan larutan etanol
95% sebanyak 2,5 mL. Tujuan ditambahkan etanol yaitu untuk mengurangi kelarutan produk
sehingga kristal dapat terbentuk. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
3Na+ + Fe(C2O4)33- + 3H2O → Na3[Fe(C2O4)3].3H2O ...(4.6)
Langkah selanjutnya yaitu kristal Na3[Fe(C2O4)3].3H2O didiamkan selama 12 jam. Kristal
berwarna hijau yang terbentuk dicuci dengan etanol 95% dan ditetesi dengan aseton. Proses
pencucian dengan etanol tersebut bertujuan untuk menghilangkan sisa asam oksalat yang
terkandung dalam kristal. Penggunaan etanol dikarenakan asam oksalat tidak dapat larut
dengan sempurna dalam air sehingga digunakan etanol untuk membersihkannya. Langkah
selanjutnya yaitu kristal tersebut dikeringkan terbuka tanpa terkena cahaya. Cahaya yang
terkena kristal dapat menyebabkan berlangsungnya transfer elektron internal dalam senyawa
kompleks. Senyawa kompleks Na3[Fe(C2O4)3].3H2O akan tereduksi menjadi senyawa
kompleks (II) oksalat dan ligan oksalat yang terbentuk akan teroksidasi menjadi gas CO2.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum sintesis senyawa koordinasi adalah
senyawa koordinasi merupakan senyawa yang terbentuk karena adanya ikatan antara ligan
dan ion pusat. Kristal yang dihasilkan dari sintesis senyawa koordinasi merupakan kristal
Na3[Fe(C2O4)3].3H2O yang berwarna hijau. Kristal tersebut dapat larut dalam senyawa yang
bersifat polar dan tidak dapat larut dalam senyawa yang bersifat non-polar.

5.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu pada saat penambahan suatu larutan
dilakukan secara hati-hati karena larutan yang digunakan cukup berbahaya dan bersifat asam.
Penambahan larutan yang ditambahkan seharusnya diamati secara teliti, sehingga perubahan
yang terjadi terlihat dengan jelas. Perhitungan kristal sebaiknya dilakukan agar dapat
diketahui massa dari kristal tersebut sesuai teoritis atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA

Effendy. 2008. Teori VSEPR, Kepolaran, dan Gaya Antarmolekul. Malang : Bayumedia.

Anda mungkin juga menyukai