LAPORAN PRAKTIKUM
FAKULTAS TEKNIK
2020
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum Mekanika Tanah ini disusun sebagai tugas ketiga mata
kuliah Pengujian Mekanika Tanah.
Menyetujui :
NIP. 196008181986031003
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan praktikum pengujian mekanika tanah tentang “Uji Batas-Batas Atterberg
Melalui Batas Cair dan Batas Plastis”.
Laporan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Eko Setyawan, S.T, M.T selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Pengujian Mekanika Tanah.
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan dan doa
3. Teman – teman yang telah memberikan dukungan dan arahan dalam
pembuatan proposal ini
4. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna., untuk
itu saran dan kritik yang membangun penyusun butuhkan demi kesempurnaan
laporan yang akan datang. Penyusun berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Sampul i
Lembar Pengesahan ii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel vi
Isi Laporan
2. Dasar Teori 1
7. Pembahasan 8
2. Dasar Teori 9
7. Pembahasan 13
Kesimpulan 15
Lampiran 16
iv
Daftar Pustaka17
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Hasil Praktikum Liquid Limit 5
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peralatan Praktikum Liquid Limit 2
vii
ISI LAPORAN
A. Batas Cair (Liquid Limit)
1. Judul / Jenis Pengujian
Uji Batas Cair (Liquid Limit)
2. Dasar Teori
Batas-batas Atterberg (Atterberg Limits) disebut sebagai kadar air
yang berkenaan dengan perbatasan antara keadaan-keadaan konsistensi
pada tanah (Atterberg 1911). Suatu kondisi fisis dari tanah berbutir-halus
pada kadar air (didefinisikan sebagai perbandingan antara massa air
dengan massa padat suatu partikel) tertentu dikenal sebagai konsistensi.
Berdasarkan kadar airnya, tanah digolongkan dalam tiga kondisi yaitu
kondisi cair, plastis, semi-padat, atau padat (solid).
1
w1−w2
W × 100 %
w2−w3
Dimana :
W = kadar air
w 1 = berat tanah basah + can
w 2 = berat tanah kering + can
w 3 = berat can
3. Maksud dan Tujuan
Mencari kadar air pada liquid limit (batas cair) dari sampel tanah.
Hasil uji batas ini dapat diterapkan untuk menetukan konsistensi perilaku
material dan sifatnya pada tanah kohesif, dimana konsistensi tanah
tergantung dari nilai batas cairnya. Disamping itu, nilai batas cair ini
dapat digunakan untuk menentukan nilai indeks plastisitas tanah yaitu
nilai batas cair dikurangi dengan nilai batas plastis.
4. Alat dan Bahan
a. Alat
Alat Cassagrande
Standard grooving tool
Can
Spatula
Mangkuk porselin
Oven
Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr
Botol penyemprot
b. Bahan
Sampel tanah lolos saringan No.ASTM sebanyak 1 kg
Air suling
a b c d
2
Gambar 1 Peralatan Praktikum Liquid Limit
5. Cara / Langkah Kerja
a. Persiapan
1) Menyiapkan tanah lolos saringan no. 40 ASTM, dengan kondisi
kering udara.
2) Menimbang seluruh can
3) Memberi label pada can sesuai dengan jumlah ketukan yang
akan dipakai.
b. Jalannya Praktikum
1) Memasukkan sampel tanah ke dalam mangkuk porselin dan
kemudian campur dengan air suling dan aduk dengan spatula
hingga tanah menjadi homogen.
2) Memasukkan sampel tanah ke dalam mangkuk cassagrande
selapis demi selapis dan diusahakan tidak ada udara di antara
setiap lapisan dengan spatula. Tebal tanah yang dimasukkan
kurang lebih hingga setebal 0.5 inch pada bagian tengahnya.
3) Membuat celah di tengah-tengah tanah dalam mangkuk
cassagrande dengan menggunakan grooving tool dalam arah
tegak lurus mangkuk, dilakukan dengan hati–hati agar tidak
terjadi retak pada bagian bawahnya.
3
tepat merapat sepanjang 0.5 inch. Pada saat itu hentikan alat
w1−w2
W × 100 %
w2−w3
Dimana :
W = kadar air
w1 = berat tanah basah + can
w2 = berat tanah kering + can
w3 = berat can
Tabel 2 Pengolahan Data Praktikum Liquid Limit
N(x) 18 21 28 39
W(y) 88,3 % 89,8 % 86,7% 82,0 %
92.0
89.8
90.0
88.3f(x) = − 9.11 ln(x) + 116.14
88.0R² = 0.84
86.7
86.0
Kadar Air (W) (%)
84.0
82.0
82.0 5
80.0
78.0
Jumlah Ketukan
(N)
y9,111ln x 116,14
maka untuk N = 25
y 259,111ln 25116,1486,81 %
Jadi, besar Liquid Limit pada cara 1 adalah 86,81%.
Cara 2
Dengan Rumus:
0,121
N
¿=W n × ( )
25
Dengan : LL = liquid limit
Wn = kadar air pada ketukan ke-n
N = jumlah ketukan
0,121
18
¿1=89,8 % × ( )
25
=84,8
0,121
21
¿1=88,3 % × ( )25
=87,92 %
0,121
28
¿1=86,7 % × ( )
25
=87,86 %
0,121
39
¿1=82,0 % ×
25 ( ) =86,50 %
6
31-40 39 82,0 86,50
LLrata-rata = 86,79
|¿
Kesalahan Relatif = cara2 −¿cara 1
¿ cara 2 |×100 %
Kesalahan Relatif = |86,79−86,81
86,79 |× 100 %=0,03 %
Menentukan harga Flow Index (FI)
Harga Flow Index (FI) didapatkan dengan mencari selisih
nilai kadar air pada saat 100 ketukan dan 10 ketukan pada persamaan
logarithmic dari grafik kadar air (W) vs jumlah ketukan (N).
FI=WN 100−WN 10
Kadar air untuk N = 10
WN10=−9,111ln (10)+116,14=95,16%
Kadar air untuk N = 100
WN 100=−9,111 ln (100)+116,14=74,18%
FI=74,18%−95,16%=−20,98%
7. Pembahasan
7
B. Batas Plastis (Plastic Limit)
1. Judul / Jenis Pengujian
Uji batas plastis (Plastic Limit)
2. Dasar Teori
Di dalam laboratorium, plastic limit didefinisikan sebagai kadar
air pada batas dimana sampel tanah digulung pada pelat kaca hingga
mencapai diameter kurang lebih 1/8inch (3,2 mm) dan tanah tersebut tepat
retak-retak halus. Dari percobaan ini dapat ditentukan Plastic Index (IP),
dimana:
I pLLPL
8
Gambar 5 Plasticity Chart
9
Gambar 6 Typical Attergberg Limits for Soils
Mencari kadar air pada plastic limit (batas plastis) dari sampel
tanah atau untuk menentukan batas terendah kadar air ketika tanah dalam
keadaan plastis, dan angka Indeks Plastisitas suatu tanah.
a. Alat
Plat kaca
Container
Spatula
Mangkuk porselin
Oven
Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
Botol penyemprot
b. Bahan
Sampel tanah lolos saringan No. 40 ASTM
10
Air suling
11
penutup container agar berat total container seperti pada saat
menimbang berat tanah basah sebelumnya.
c. Perbandingan dengan ASTM
1) Pada percobaan, waktu penggulungan tanah tidak ditentukan,
sedangkan pada ASTM waktu p enggulungan tanah maksimum
adalah dua menit.
2) Pada percobaan, setelah tanah digulung dan terjadi retak–retak,
maka tanah tersebut dibagi menjadi dua bagian sama besar dan
dimasukkan ke dalam container. Sedangkan pada ASTM, tanah
yang telah digulung akan diremukkan kembali dan digulung
kembali sampai sampel tanah tersebut sukar untuk digulung
kembali.
6. Hasil Uji, Perhitungan, dan Grafik
a. Data Hasil Praktikum :
Tabel 5 Data Hasil Praktikum Plastic Limit
Can No. R8 R9
Berat tanah basah + can 36,9 gr 36,4 gr
Berat tanah kering + can 31,7 gr 31,2 gr
Berat can 21,5 gr 21,3 gr
b. Perhitungan
Dimana :
W = kadar air
w1 = berat tanah basah + can
w2 = berat tanah kering + can
w3 = berat can
12
Tabel 6 Pengolahan Data Praktikum Plastic Limit
R9
Can No. R8
36,4 gr
Berat tanah basah + can 36,9 gr
31,2 gr
Berat tanah kering + can 31,7 gr
21,3 gr
Berat can 21,5 gr
9,9 gr
Berat tanah kering 10,2 gr
5,2 gr
Berat air 5,2 gr
52,5 %
Kadar air 51,0 %
51,0 % +52,5 %
Kadar Air Rata−rata ( PL ) = =51,75 %
2
Plastic Index:
I p=¿−PL
7. Pembahasan
Pengolahan data untuk menentukan kadar air pada batas plastis
dilakukan dengan menghitung kadar air dari data sampel tanah yang
didapatkan dari praktikum. Dari data praktikum, praktikan mendapatkan
tiga buah data untuk masing-masing sampel tanah, yaitu berat container,
berat tanah basah dengan container, dan berat tanah kering
dengan container. Selanjutnya praktikan menghitung berat sampel tanah
kering, berat air dalam tanah, dan kadar air dari sampel tanah.
13
Selanjutnya, dari hasil pengolahan data batas cair dan batas
plastis, praktikan dapat menentukan besar indeks plastisitas sampel
tanah. Indeks plastisitas adalah selisih dari kadar air pada batas cair
dengan kadar air pada batas plastis. Dari perhitungan yang praktikan
lakukan, didapatkan besar indeks plastisitas sebesar 35,03%.
14
KESIMPULAN
15
LAMPIRAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17