Penilaian kinerja setiap perusahaan yakni berbeda-beda alasannya yakni itu tergantung
kepada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Jika perusahaan tersebut bergerak pada sektor
bisnis pertambangan maka itu berbeda dengan perusahaan yang bergerak pada bisnis pertanian
serta perikanan. Maka begitu juga pada perusahaan dengan sektor keuangan. Maka disini ada 5
(lima) tahapan dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum yaitu :
Review di sini dilakukan dengan tujuan semoga laporan keuangan yangsudah di buat
tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia
akutansi, sehingga dengan demikian hasil laporan keuangan tersebut mampu
dipertanggungjawabkan.
2. Melakukan perhitungan
Dari hasil hitungan yang sesuai diperoleh tersebut lalu dilakukan perbandingan dengan
hasil hitungan dari banyak sekali perusahaan lainnya. Metode yang paling umum
dipergunakan untuk perbandingan ini ada dua yaitu :
a. Time series analysis, yaitu membandingkan secara antar waktu atau antara periode,
dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik.
b. Cross sectional approach, yaitu melaksanakan perbandingan terhadap hasil hitungan
rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya
dalam ruang lingkup yang homogen yang dilakukan secara bersamaan.
Dari hasil penggunaan metode ini diperlukan nantinya akan mampu dibentuk suatu
kesimpulan yang menyatakan posisi perusahaan tersebut berada dalam kondisi sangat
baik, baik ,sedang/normal, tidak baik, dan sangat tidak baik.
Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan yakni sehabis dilakukan
ketiga tahap tersebut selanjutnya dilakukan penafsiran untuk melihat apa-apa saja
permasalahan dan kendala-kendala yang di alami perusahaan tersebut.
Pada tahap terakhir ini sehabis ditemukan banyak sekali permasalahan yang dihadapi
maka dicarikan solusi guna memperlihatkan suatu input atau masukan semoga apa yang
menjadi hambatan dan hambatan selama ini mampu terselesaikan.
1. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini juga dapat digunakan untuk
mengetahui kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Rasio yang sering
digunakan yaitu :
a) Gross Profit Margin
Menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba kotor yang dapat
dicapai dari setiap penjualan. Semakin besar hasil perhitungan menandakan semakin
baik kondisi keuangan perusahaan.
Rumus:
b) Net Profit Margin
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu
penjualan rupiah. Semakin tinggi rasio artinya semakin baik, karena menunjukan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Rumus:
2. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban membayar hutang-hutangnya maupun untuk mengecek efisiensi
modal kerja. Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur seberapa likuid suatu
perusahaan, apabila perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajibannya berarti
perusahaan tersebut likuid, sedangkan apabila perusahaan tersebut tidak mampu
memenuhi kewajibanya maka perusahaan tersebut dikatakan ilikuid. Rasio yang sering
digunakan yaitu :
a) Current Ratio
Rasio ini menunjukan perbandingan aset lancar dengan kewajiban lancar. Semakin
tinggi maka artinya semakin baik likuiditasnya. Rumus current ratio adalah:
b) Quick Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau
hutang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan
(Inventory). Nilai persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan karena persediaan
merupakan aktiva lancar yang memiliki tingkat likuiditas yang kecil. Untuk
mengukur rasio ini, semakin tinggi hasilnya maka likuiditas perusahaan semakin baik.
Rumus current ratio adalah :
3. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam melunasi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Jadi perusahaan yang solvable belum tentu tidak likuid (ilikuid), dan perusahaan
yang tidak solvable juga belum tentu ilikuid. Perusahaan yang tidak mempunyai aktiva
yang cukup untuk membayar utang biasanya disebut dengan perusahaan yang unsolvable.
Rasio yang sering digunakan yaitu :
a) Total Debt to Total Assets Ratio
Rasio ini dikenal dengan debt ratio yaitu mengukur besarnya dana yang berasal dari
utang. Rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva
perusahaan. Semakin kecil rasionya makan semakin aman (solvable).
Rumus :
4. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan aktiva atau kekayaan
perusahaan. Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat
aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada
tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang
tertanam padaaktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila
ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.
a) Rasio Perputaran Piutang
Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin tinggi perputarannya
maka semakin efektif pengelolaannya.
Rumus: