Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“Analisis Regresi Berganda Pada Variabel Dummy Menggunakan


Software SPSS"

Studi Kasus : Pengaruh Besarnya Biaya Iklan dan Tipe Perusahaan


Terhadap Laba yang diperoleh Perusahaan

DISUSUN OLEH :
RISA DAMAYANTI (H1011171022)
MARIA WISDA ADVENTA (H1011171032)

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Analisis Regresi. Dengan dosen pengampu Nurfitri Imro’ah,
S.Si., M.Si dan Shantika Martha, S.Si., M.Si

Adapun topik pembahasan dalam makalah ini adalah regresi dengan


variabel dummy yang mengambil studi kasus tentang Pengaruh Besarnya Iklan dan
Tipe Perusahaan terhadap Laba yang diperoleh Perusahaan.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang


penggunaan analisis regresi dengan variabel dummy. Penyusun berharap, semoga
makalah ini bermanfaat baik bagi penyusun sendiri maupun bagi pembaca. Tak ada
gading yang tak retak, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang konstruktif dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan
makalah di masa yang akan datang.

Pontianak, 08 Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan................. .................................................................................. 3

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................. 4

2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................................. 4

BAB III PEMBAHASAN .............. ....................................................................... 6

3.1 Data.................................................................................................................. 6

3.2 Metode ............................................................................................................. 8

3.3 Interpretasi Output ........................................................................................... 9

BAB III PENUTUP……. .............. ...................................................................... 19

3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 19

3.2 Saran................................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA…..…………………………………………………….…..20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan didirikan bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan,


mempertinggi daya saing, dan meminimalkan biaya produksi untuk mencapai laba
maksimal. Perkembangan perusahaan dan laba yang dicapai perusahaan dapat
digunakan sebagai alat ukur terhadap keberhasilan perusahaan dalam menjalankan
aktivitas yang berkenaan dengan operasinya. Jika tujuan perusahaan itu tercapai
maka kelangsungan hidup perusahaan mampu dipertahankan dan mampu bersaing
dengan perusahaan lain.

Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan yang ingin
dicapai. Salah satu tujuan tersebut adalah untuk mendapatkan laba yang tinggi
dengan meminimalkan biaya-biaya yang terjadi dalam proses produksi. Biaya
merupakan salah satu sumber informasi yang penting dalam analisis strategik
perusahaan. Pada dasarnya masalah yang sering timbul adalah perencanaan biaya
yang kurang sesuai dengan apa yang terjadi sesungguhnya (realisasi biaya). Suatu
perusahaan memproduksi barang dengan kualitas yang baik, harga relatif murah
dibandingkan pesaing, dan tersebar keberbagai tempat tetapi apabila calon pembeli
tidak diberi tahu adanya produk tersebut, diingatkan atau dibujuk untuk
membelinya, maka produk tersebut tidak akan bisa laku dan segala sesuatu yang
dilakukan akan sia-sia. Konsumen sangat memerlukan informasi untuk menentukan
keputusan suatu produk yang akan mereka beli. Keputusan yang selalu diharapkan
oleh produsen, apakah pesan yang disampaikan lewat iklannya telah dapat
menjangkau pasar yang telah diharapkan atau belum. Apabila telah menjangkaunya
berarti mencerminkan keberhasilan pengiklanan dan sudah tentu akan
meningkatkan permintaan. Kegiatan periklanan yang dilakukan agar tujuan dari

1
perusahaan dapat tercapai pastinya membutuhkan biaya. Biaya-biaya ini disebut
dengan biaya iklan. Iklan juga berarti aktivitas yang mengkomunikasikan
keunggulan produk dan membujuk sasaran untuk membelinya. Sudah pasti
perusahaan ingin selalu meningkatkan jumlah penjualan untuk mendapatkan laba
yang lebih besar. Iklan diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan, dengan
demikian laba yang diperoleh perushaan juga akan meningkat. Dalam era
globalisasi persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik maupun
di pasar internasional. Di dalam dunia usaha mempertahankan kelangsungan hidup
merupakan tujuan penting yang harus dilaksanakan disamping tujuan untuk terus
meningkatkan penjualan dan laba. Dengan kondisi persaingan yang semakin tinggi,
membuat setiap perusahaan saling berpacu untuk memperluas pasar. Harapan dari
adanya perluasan pasar adalah meningkatnya penjualan sehingga perusahaan akan
memiliki lebih banyak konsumen. Berdasarkan latar belakang diatas, penyusun
tertarik untuk melakukan analisis terkait seberapa besar pengaruh biaya iklan dan
tipe perusahaan (asing dan nasional) terhadap besarnya laba yang diperoleh
perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana kegunaan analisis regresi dengan dummy variable.

b. Bagaimana pengaruh tipe perusahaan dan biaya iklan terhadap besarnya


laba perusahaan.

c. Bagaimana proses pemodelan regresi dengan dummy variable.

d. Berapa besarnya laba 2 macam perusahaan (perusahaan asing dan


perusahaan nasional).

2
1.3 Tujuan Masalah

a. Mengetahui kegunaan analisis regresi dengan dummy variable.

b. Menganalisis pengaruh tipe perusahaan dan biaya iklan terhadap


besarnya laba perusahaan.

c. Melakukan pemodelan regresi dengan dummy variable.

d. Memprediksi besarnya laba 2 macam perusahaan (perusahaan asing dan


perusahaan nasional).

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk


mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Dalam analisis regresi,
variabel yang mempengaruhi disebut independent variable (variabel bebas) dan
variabel yang dipengaruhi disebut dependent variable (variabel terikat). Jika dalam
persamaan regresi hanya terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat, maka
disebut sebagai persamaan regresi sederhana, sedangkan jika variabel bebasnya
lebih dari satu, maka disebut sebagai persamaan regresi berganda.

Analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan suatu variabel tak


bebas pada satu atau lebih variabel bebas (explanatory variable), dengan maksud
menaksir dan atau meramalkan nilai rata-rata variabel tak bebas. Secara umum,
model regresi sederhana dapat dituliskan dalam bentuk:

Y ̂i = β0+ β1Xi+εi

Dimana :

Y ̂i = Variabel tak bebas

Xi = Variabel bebas bebas

β0 = Nilai intersep

β1 = Nilai slope (menunjukkan koefisien regresi)

εi = Sisaan

4
2.1.1 Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda sebenarnya sama dengan analisis regresi


linear sederhana, hanya variabel bebasnya lebih dari satu buah. Persamaan
umumnya adalah:

Y = b0+ b1X1+ b2X2+ .... + bnXn

Dengan Y adalah variabel terikat, dan X adalah variabel-variabel bebas, a


adalah konstanta (intersept) dan b adalah koefisien regresi pada masing-masing
variabel bebas.

2.1.2 Regresi dengan Variabel Dummy

Variabel dummy adalah variabel yang digunakan untuk membuat kategori


data yang bersifat kualitatif, khususnya jenis data nominal (dalam hal ini variabel
yang dimaksud adalah variabel independen). Pada dasarnya variabel ini tidak
mempunyai arti secara kuantitatif, tetapi hanya digunakan untuk mengidentifikasi
perbedaan kategori dari variabel yang bersifat kualitatif. Biasanya variabel dummy
dikodekan dengan bilangan 0 dan 1. Misalkan untuk jenis kelamin, dapat dikodekan
dengan bilangan 0 untuk perempuan dan 1 untuk laki-laki atau sebaliknya.
Banyaknya kategori sama dengan banyaknya kategori dikurangi 1. Secara umum
model regresi berganda dengan variabel dummy sama dengan model regresi linear
berganda. Perbedaannya adalah pada variabel independennya yang mengandung
variabel yang bersifat kategorik (dummy variable).

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Analisis ini dilakukan
untuk menaksir besarnya laba pada dua macam perusahaan (swasta asing dan
swasta nasional) bila ditinjau dari besarnya biaya iklan yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk membuat iklan mengenai produknya. Untuk perusahaan swasta
asing, laba yang diamati adalah laba yang diperoleh dari hasil penjualan produknya
di wilayah Indonesia. Analisis dilakukan terhadap 50 data besarnya biaya iklan
pada 2 tipe perusahaan swasta (perusahaan asing dan perusahaan nasional) yang
dinyatakan dalam satuan juta rupiah yakni sebanyak 27 perusahaan asing dan 23
perusahaan nasional serta besarnya laba perusahaan yang dinyatakan dalam juta
rupiah seperti diberikan pada Tabel 1 berikut :

6
Tabel 1. Besarnya laba berdasarkan biaya iklan dan tipe perusahaan

7
3.2 Metode

Metode analisis yang digunakan adalah regresi dengan variabel dummy


menggunakan software IBM SPSS, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Buka software SPSS, klik variable view dan tentukan nama variabel yang meliputi
laba, iklan dan tipe perusahaan.

2. Definisikan kategori pada variabel tipe perusahaan kedalam bentuk angka sesuai
dengan keterangan pada studi kasus dengan cara mengklik values pada variabel
tipe.

3. Setelah selesai mengkategorikan variabel tipe perusahaan, masukkan data studi


kasus kedalam SPSS pada data view.

4. Lakukan pengujian regresi dengan cara mengklik menu analyze > regression >
linear sehingga muncul kotak linear regression, masukkan variabel laba pada
kolom dependent lalu masukkan variabel iklan dan tipe pada kolom
independent, pilih method “enter”.

5. Klik button statistics, beri tanda check list pada bagian estimates, covariance
matrix, model fit, collinearity diagnostics, durbin-watson.

6. Continue, kemudian klik button plots sehingga akan muncul kotak dialog linear
regression : plots, lalu pindahkan *SRESID pada kolom Y dan *ZPRED pada
kolom X, beri tanda ceklis pada normal probability plot.

7. Klik Continue, kemudian klik button save, pada kotak dialog linear regression:
save, beri tanda ceklis pada unstandardized di bagian residuals.

8. Klik Continue, kemudian klik OK sehingga diperoleh output.

9. Lakukan uji normalitas dengan cara mengklik analyze > descriptive statistics >
explore kemudian pindahkan variabel unstandardized residual [RES_1] ke kolom
dependent list.

8
10. Klik button plots, kemudian beri tanda ceklis pada bagian normality plots with
tests.

11. Klik continue kemudian klik OK untuk melihat hasil output.

3.3 Interpretasi Output

Analisis dilakukan dengan menggunakan software IBM SPSS 22, sebelum


melakukan analisis, dilakukan pengkategorian pada variabel tipe perusahaan yakni
0 untuk tipe perusahaan nasional dan 1 untuk tipe perusahaan asing dengan cara
mentransformasi. Karena kasus yang diteliti memiliki lebih dari satu variabel, maka
terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi yang meliputi uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji normalitas. Hasil pengujian asumsi
adalah sebagai berikut :

1. Uji Multikolinearitas

Tabel 2. Output SPSS tabel koefisien

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 1.335 .508 2.628 .012

Iklan .431 .056 .624 7.707 .000 .782 1.278

Tipe 2.663 .563 .383 4.733 .000 .782 1.278

a. Dependent Variable: Laba

9
Pada pengujian multikolinearitas, hasil yang diharapkan adalah tidak
terjadi multikolinearitas, yakni antara variabel independen tidak berkorelasi.
Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada bagian collinearity statistics di
tabel coefficients, yakni besaran nilai Tollerance dan VIF. Dari output pada
tabel 2 dapat dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut :

a. Hipotesis

H0 : ρ = 0 > (Tidak terjadi multikolinearitas)

H1 : ρ ≠ 0 > (Terjadi multikolinearitas)

b. Titik Kritis

Tollerance > 0,1 (Gagal tolak H0)

VIF < 10 (Gagal tolak H0)

c. Statistik Uji

Variabel Tollerance VIF

Tipe Perusahaan 0,782 1,278


Tipe Perusahaan 0,782 1,278

d. Keputusan

Tollerance

Tipe perusahaan 0,782 > 0,1 (Gagal Tolak H0)

Biaya iklan 0,782 > 0,1 (Gagal Tolak H0)

VIF

10
Tipe perusahaan 1,278 > 10 (Gagal Tolak H0)

Biaya iklan 1,278 > 10 (Gagal Tolak H0)

e. Kesimpulan

Hasil pengujian hipotesis data yang ada gagal menolak H0 yang berarti tidak
terjadi multikolinearitas yakni tidak terdapat korelasi antar variabel independen
(tipe perusahaan dan biaya iklan)

2. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian asumsi heteroskedastisitas dapat dilihat dengan melihat sebaran scatter


plot antara nilai residual standardize predicted value dengan regression studentized
residual seperti terlihat pada gambar berikut :

11
Gambar 10. Output SPSS Scatter plot

Pada Gambar 10. Terlihat bahwa persebaran residual terhadap data tersebar
tanpa membentuk pola tertentu, sedangkan bila dilihat nilai batasan pada pita
memiliki nilai batasan yang berbeda antara batasan yang atas dan batasan yang
bawah, yakni 4 untuk batas atas dan -2 untuk batas bawah, hal ini menunjukkan
data mengandung unsur heteroskedastisitas.

12
3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan salah satu pelanggaran asumsi model regresi
klasik, yaitu faktor gangguan dari setiap pengamatan yang berbeda tidak saling
mempengaruhi (independen). Untuk melihat hasil pengujian autokorelasi dapat
dilihat nilai Durbin Watson pada output tabel model summary seperti yang terlihat
pada tabel berikut :
Tabel 3. Output SPSS model summary

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .871a .759 .749 1.75374 2.073

a. Predictors: (Constant), Tipe, Iklan

b. Dependent Variable: Laba

Dari hasil output diatas dapat dilakukan pengujian hipotesis seperti berikut :
a. Hipotesis
H0 : ρ = 0 (Tidak terjadi autokorelasi)
H0 : ρ ≠ 0 (Terjadi autokorelasi)
b. Daerah kritis
0 < d < dL
4-dL< d < 4 (Tolak H0)
dL< d < dU
4-dU< d < 4-Dl (Tidak ada keputusan)
dU< d <4-dU (Gagal tolak H0)
c. Statistik Uji
d = 2,073
dL = 1,4625
dU = 1,6283

13
d. Keputusan
dU < d <4-dU
1,6283 < 2,073 < 4-1,6283
1,6283 < 2,073 < 2,3717
e. Kesimpulan
Hasil pengujian autokorelasi menggunakan kriteria pengujian durbin
watson dU < d <4-dU (1,6283 < 2,073 < 2,3717) gagal menolak H 0 yang
berarti tidak terjadi autokorelasi.

4. Uji Normalitas
Untuk melihat hasil pengujian normalitas dapat dilihat nilai sig. Pada output
tabel tests of normality, apabila sampel yang digunakan lebih dari atau sama dengan
50 maka digunakan tes kolmogorov-smirnov, sedangkan apabila sampel yang
digunakan kurang dari 50 maka digunakan tes shapiro-wilk. Dalam kasus ini,
sampel yang digunakan sebanyak 50, maka untuk menguji normalitas digunakan
nilai sig. pada kolom Kolmogorov-smirnov.

Tabel 4. Output SPSS tests of normality

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Unstandardized Residual .107 50 .200* .951 50 .036

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Dari output pada Tabel 4, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis sebagai
berikut :

14
a. Hipotesis
H0 : Residual berdistribusi normal
H1 : Residual tak berdistribusi normal
b. Tingkat signifikansi
α = 0,05
c. Daerah kritis
Sig < α (Tolak H0)
d. Statistik Uji
Sig = 0,200
e. Keputusan
0,200 > 0,05
Sig > α (Gagal tolak H0)
f. Kesimpulan
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% data yang ada gagal
menolak H0 (nilai Sig > α) yang berarti bahwa residual berdistribusi normal.

Setelah melakukan pengujian asumsi dan keempat asumsi terpenuhi,


selanjutnya akan dibahas output hasil analisis sebagai berikut :

Tabel 5. Output SPSS tabel ANOVA

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 455.256 2 227.628 74.011 .000a

Residual 144.553 47 3.076

Total 599.809 49

a. Predictors: (Constant), Tipe, Iklan

b. Dependent Variable: Laba

15
Tabel ANOVA diatas menunjukkan hasil uji simultan untuk mengetahui
kesesuaian model. Dari hasil output dapat dilakukan pengujian hipotesis
sebagai berikut :
a. Hipotesis
H0 : β1 = β2 = 0 ( Model tidak sesuai )
H1 : β1 ≠ β2 ≠ 0 (Model sesuai )
b. Tingkat signifikansi
α = 0,05
c. Daerah kritis
Sig < α (Tolak H0)
Fhit > Ftabel (Tolak H0)
d. Statistik Uji
Sig = 0,000
e. Keputusan
0,000 < 0,05
Sig < α (Tolak H0)
f. Kesimpulan
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% data yang ada menolak
H0 yakni nilai Sig < α yang berarti menunjukkan bahwa model sesuai.

Tabel coefficients digunakan untuk melakukan uji parsial. Hasil pengujian


parsial pada Tabel 6 dapat dilihat pada besarnya nilai sig. (p-value) yang
menunjukkan bahwa besarnya nilai konstanta dan kedua variabel (tipe perusahaan
dan biaya iklan) berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya laba perusahaan
karena nilai sig < α (0,05), yakni secara berurutan bernilai
0,012, 0,000 dan 0,000.
Selain itu, dari Tabel 6 juga diperoleh besar konstanta b0 = 1,335, b1 =
2.663 dan b2 = 0,431, sehingga dengan demikian diperoleh persamaan regresinya:
Laba = 1,335 + 2,663 (Tipe perusahaan) + 0,431 (Biaya iklan)

16
Tabel 6. Output SPSS tabel koefisien
Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Toleranc
Model B Std. Error Beta t Sig. e VIF

1(Constant
1.335 .508 2.628 .012
)

Iklan .431 .056 .624 7.707 .000 .782 1.278

Tipe 2.663 .563 .383 4.733 .000 .782 1.278

a. Dependent
Variable: Laba

Maka dapat disimpulkan bahwa laba perusahaan swasta asing yang


melakukan pembiayaan iklan untuk produknya berbeda secara nyata dengan
perusahaan swasta nasional yang juga melakukan pembiayaan untuk membuat
iklan, yaitu rata-rata sebesar 2.663 juta rupiah. Misal, bila perusahaan swasta asing
dan nasional sama-sama mengeluarkan biaya iklan sebesar 1 juta rupiah, maka
prediksi laba mereka adalah:
a. Perusahaan swasta asing:
Laba = 1,335 + 0,431*1 + 2.663*1 = 4,429 juta rupiah
b. Perusahaan swasta nasional:
Laba = 1,335 + 0,431*1 + 2,663*0 = 1,766 juta rupiah
Selisih laba mereka: 4,429– 1,766 = 2,663 juta rupiah

17
Tabel 7. Output SPSS model summary

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .871a .759 .749 1.75374 2.073

a. Predictors: (Constant), Tipe, Iklan

b. Dependent Variable: Laba

Tabel 7 menampilkan besarnya R (koefisien korelasi) dan Adjusted R


square (koefisien determinasi) untuk kasus regresi berganda. Nilai Adjusted R
square sebesar 0,749 menunjukkan bahwa kemampuan model menjelaskan
pengaruh biaya iklan dan tipe perusahaan terhadap besarnya laba yang diperoleh
perusahaan adalah sebesar 74,9%, sedangkan sisanya 24,1% dijelaskan oleh
variabel lain.

18
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Regresi dengan variabel dummy merupakan salah satu teknik analisis yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang
mengandung variabel kategorik terhadap variabel dependen.
2. Hasil analisis menunjukkan bahwa tipe perusahaan dan biaya iklan
berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya laba perusahaan.
3. Dari hasil analisis diperoleh persamaan regresi
Laba = 1,335 + 2,663 (Tipe perusahaan) + 0,431 (Biaya iklan)
4. Bila perusahaan swasta asing dan nasional sama-s ama mengeluarkan biaya
iklan sebesar 1 juta rupiah, maka prediksi laba mereka adalah:
a. Perusahaan swasta asing:
Laba = 1,335 + 0,431*1 + 2,663*1 = 4,429 juta rupiah
b. Perusahaan swasta nasional:
Laba = 1,335 + 0,431*1 + 2,663*0 = 1,766 juta rupiah
Selisih laba mereka: 4,429 – 1,766 = 2,663 juta rupiah

4.2 Saran
Semakin tinggi biaya iklan yang dikeluarkan maka akan semakin tinggi pula
laba yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan dapat
memaksimalkan kegiatan pengiklanan produknya sehingga selain bertujuan untuk
meningkatkan laba, cara ini juga dapat mempertahankan eksistensi perusahaan
sehingga perusahaan akan mampu bersaing dalam perdagangan dunia.

19
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Deny.2007. Analisis Regresi dengan Variabel Dummy.


https://ineddeni.files.wordpress.com/2007/08/dummy_up1.pdf diakses pada 13
juni 2015 pukul 15:00 WIB
Nurvitasari, Eka.2007. Perbandingan Model Pengeluaran Rumah Tangga di Batam
dan Karimun Menggunakan Regresi dengan Dummy Variable
http://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=866 diakses pada 13 juni 2015 pukul
14:29 WIB
Qudratullah, Farhan M.2013. Analisis Regresi Terapan Teori, Contoh Kasus, dan
Aplikasi dengan SPSS.Yogyakarta: Andi Offset
Sufren dan Natanael, Yonathan.2013. Mahir Menggunakan SPSS Secara Otodidak.
Jakarta: Kompas Gramedika.

20

Anda mungkin juga menyukai