Anda di halaman 1dari 48

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

NAMA : FADLI IBRAHIM


NIM : 191910201110

KELAS :E

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS JEMBER
2020

i
JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Pertemuan 1 Kontrak Mata Praktikum

BAB 1 KARAKTERISTIK MODUL SEL SURYA DENGAN


SIMULINK MATLAB
Pertemuan 2 Pengumpulan Tugas Pendahuluan, Pre Test dan Pengambilan Data
Karakteristik Modul Sel Surya Dengan Simulink Matlab
Pertemuan 3 Asistensi dan Post Test Karakteristik Modul Sel Surya Dengan
Simulink Matlab

BAB 2 KARAKTERISTIK ARRAY SEL SURYA DENGAN


SIMULINK MATLAB
Pertemuan 4 Pengumpulan Tugas Pendahuluan, Pre Test dan Pengambilan Data
Karakteristik Array Sel Surya Dengan Simulink Matlab
Pertemuan 5 Asistensi dan Post Test Karakteristik Array Sel Surya Dengan
Simulink Matlab

BAB 3 KARAKTERISTIK PV MODUL RIIL


Pertemuan 6 Pengumpulan Tugas Pendahuluan, Pre Test dan Pengambilan Data,
dan Pengolahan Data Karakteristik PV Modul Riil
Pertemuan 7 Pengolahan Data Karakteristik PV Modul Riil
Pertemuan 8 Asistensi dan Post Test Karakteristik PV Modul Riil

Pertemuan 9 UJIAN TENGAH PRAKTIKUM

BAB 4 PERMANENT MAGNET SYNCROUNOUS GENERATOR


Pertemuan 10 Pengumpulan Tugas Pendahuluan, Pre Test dan Pengambilan Data
Permanent Magnet Syncrounous Generator
Pertemuan 11 Asistensi dan Post Test Karakteristik Array Sel Surya dengan
Permanent Magnet Syncrounous Generator

BAB 5 ……………..
Pertemuan 12 Pengumpulan Tugas Pendahuluan, Pre Test dan Pengambilan Data
Karakteristik Array Sel Surya Dengan Simulink Matlab
Pertemuan 13 Asistensi dan Post Test Karakteristik Array Sel Surya Dengan
Simulink Matlab

Pertemuan 14 UJIAN AKHIR PRAKTIKUM

ii
SOP & TATA TERTIB PRAKTIKUM

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Dosen dan Asistensi wajib hadir pada pelaksanaan praktikum.
2. Teknisi dan asisten laboratorium harap selalu memeriksa jadwal dan
menyiapkan alat maupun bahan praktikum.
3. Pelaksanaan praktikum harus mengacu pada SOP & Tata Tertib Praktikum,
penjadwalan serta buku petunjuk praktikum yang telah disepakati bersama.
4. Laporan praktikum berbentuk jobsheet/ LKS dengan nama "Buku Petunjuk
Praktikum (BPP)".
.5. Data praktikum yang berupa angka atapun huruf dapat ditulis pada BPP.
6. Data praktikum yang berupa gambar dapat dicetak kemudian ditempel pada BPP.
7. Praktikum dilaksanakan 14 kali pertemuan ditambah ujian praktikum dengan
jadwal sesuai SISTER.
8. Satu kali kegiatan praktikum sama dengan satu SKS sama dengan 150 menit
.dengan kapasitas 20 mahasiswa.
9. Kegiatan praktikum terdiri dari beberapa percobaan dengan jenis kegiatan antara
. lain Pre-Test, Pengambilan Data, Post-Test, dan Asistensi.
10. Tidak ada kegiatan praktikum yang diperbolehkan diluar jadwal praktikum.

B. ASISTEN LABORATORIUM
1. Asisten laboratorium diperbolehkan memandu jalannya praktikum namun tetap
dalam pengawasan dosen.
2. Asisten laboratorium tidak diperkenankan memberi hukuman/sanksi serta
penilaian.
3. Asisten laboratorium diperbolehkan melakukan pengecekan data-data hasil
praktikum.

C. MAHASISWA
1. Mahasiswa wajib memakai jas lab saat pelaksanaan kegiatan praktikum. Bagi
mahasiswa yang tidak menggunakan jas lab dilarang mengikuti kegiatan
praktikum.
2. Toleransi keterlambatan 15 menit bagi mahasiswa, terlambat lebih dari itu
mahasiswa dilarang mengikuti kegiatan praktikum.
3. Jika dalam suatu percobaan mahasiswa tidak mengikuti salah satu dari kegiatan
tersebut, maka tetap diperbolehkan mengikuti kegiatan lain.
4. Tidak ada susulan bagi mahasiswa yang melewatkan pre-test, pengambilan data
maupun post-test. Hal ini berkaitan dengan tidak diperbolehkannya kegiatan
praktikum diluar jadwal praktikum. Namun, dosen diperbolehkan (tidak wajib)
memberikan tugas pengganti/ tambahan kepada mahasiswa untuk mengganti
kegiatan yang dilewatkan.
5. Sama seperti perkuliahan, mahasiswa diperbolehkan mengikuti ujian praktikum
jika memenuhi 75% kehadiran.
6. Mahasiswa WAJIB mengikuti setiap instruksi dosen pengampu. Setiap tindakan
mahasiswa dalam laboratorium yang diluar instruksi atau tanpa seizin dosen
pengampu dapat disanksi nilai nol.

iii
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................... i

JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM ........................................................... ii

SOP & TATA TERTIB PRAKTIKUM .................................................................. iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv

BAB 1. KARAKTERISTIK PANEL SURYA DENGAN SIMULASI MATLAB ..... 1

BAB 2. KARAKTERISTIK LARIK (ARRAY) SURYA DENGAN SIMULINK


MATLAB............................................................................................................... 13

BAB 3. KARAKTERISTIK PV MODUL RIIL ...................................................... 27

iv
KARAKTERISTIK PANEL SURYA
1 DENGAN SIMULASI MATLAB

1.1. Tujuan Praktikum


Tujuan pada praktikum ini adalah mempelajari karakteristik panel surya dengan
cara mempelajari hubungan antara:
1. Tegangan dan arus pada setiap nilai irradiasi tertentu.
2. Daya dan tegangan pada irradiasi tertentu.

1.2. Landasan Teori

1.2.1. Cara Kerja Sel Surya

Panel surya, seringkali juga disebut sebagai photovoltaic panel (PV panel) atau PV
module adalah sebuah modul yang tersusun dari sel-sel surya (photovoltaic cell) yang
merupakan material semikonduktor yang dapat mengubah energi yang berasal dari
cahaya matahari menjadi energi listrik.

- - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - Silikon Tipe N - - - - - - - - - - - - - Elektron
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - - - -
++++ + + + + ++ + + + + Depletion + + + + + + + + + + + ++ PN Junction
+ + ++++ + + + + ++++
+ + ++++ + + + + ++++
+ +
+ +
++++
++++
+ +
+ +
+ +
+ +
++++
++++
Region { -
+ +
- - - -
++++
- -
+ +
- -----
+ + ++++
+ + ++++ + + + + ++++ + + ++++ + + + + ++++
+ + ++++ + + + + ++++ + + ++++ + + + + ++++
+ + ++++ ++ ++ ++++ Silikon Tipe P + + + + + + + + + + + + + +
+ + ++++ + + + + ++++
+ + ++++ + + + + ++++
+ + + + + + + + + + + + + + Hole

(a) (b)

Gelombang Cahaya Elektron


Gelombang Cahaya

- - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - -
- - - - - - -
Semakin banyak -
- - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - muatan negatif - - - - - -- - - -
+ + + + + + + + + ++ + + + + + ++++ + + +
-- - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - ---
++ ++++ ++ + + ++++ + + ++++ + + + + ++++
+ + ++++ + + + + ++++ + + ++++ + + + + ++++
+ + ++++ + + + + ++++ + + ++++ + + + + ++++
++ ++++ ++ ++ ++++ Semakin banyak
+ + ++++ + + + + ++++
muatan positif
+ + ++++ + + + + ++++ + + ++++ + + + + ++++
+ + ++++ + + + + ++++ + + ++++ + + + + ++++
+ + ++++ + + + + ++++ + + ++++ + + + + ++++
+ + ++++ + + + + ++++ + + ++++ ++ + + ++++

(c) (d)

Gambar 1.1 Cara Kerja Sel Surya

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 1


Bagaimana sebuah sel surya mengubah energi cahaya menjadi enegi listrik adalah
seperti terlihat dalam Gambar 1.1.
Jika dua buah keping Silikon dengan tipe yang berbeda (Tipe P dan Tipe N)
digabungkan seperti terlihat dalam Gambar 1.1 (a), maka pada bagian yang bersentuhan (P-
N junction) tersebut akan terbentuk apa yang disebut dengan Potential barrier di mana
elektron-elektron bebas dari Silikon Tipe N akan berpasangan dengan hole-hole dari Silikon
Tipe P. Potential barrier ini menyebabkan Silikon Tipe N sedikit lebih positif dan Silikon
Tipe P sedikit lebih negatif seperti terlihat dalam Gambar 1.1 (b). Keadaan ini adalah keadaan
ketika sel surya tidak mendapatkan energi dari cahaya matahari.
Jika sel ini terkena cahaya matahari, karena Silikon Tipe N yang menghadap pada
matahari jauh lebih tipis dari Silikon Tipe P yang ada bagian bawah, maka foton cahaya
matahari akan menembus bagian negatif dan energinya akan membebaskan elektron-
elektron yang berikatan dengan hole di depletion region. Elektron-elektron yang bebas
ini akan kembali pada Silikon Tipe N sehingga muatan negatif pada bagian ini semakin
banyak. Sebaliknya, hole-hole yang terbebas kerena energi cahaya ini akan kembali ke
Silikon Tipe P yang membuat muatan positif pada bagian ini semakin banyak seperti
terlihat dalam Gambar 1.1 (c). Hal ini membuat beda potensial (tegangan) dari bagian
positif dan bagian negatif semakin besar.
Jika pada permukaan Silikon Tipe N dan Tipe P diberi pita-pita konduktor dan
dari pita-pita konduktor ini dihubungkan beban, maka elektron-elektron akan mengalir
dari Silikon Tipe N ke Silikon Tipe P seperti dalam Gambar 1.1 (d). Aliran elektron ini
menggambarkan aliran listrik yang mengalir ke beban yang terhubung dari bagian positif
ke negatif.

1.2.2. Model Kelistrikan Panel Surya


Model kelistrikan sebuah panel surya adalah seperti terlihat dalam Gambar 1.2. di
bawah ini.

Id Ish Rs +

IPV Rsh

Gambar 1.2 Model Kelistrikan Sel Surya

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 2


Persamaan (1.1) menyatakan hubungan antara arus output (I) dan tegangan (V)
pada sebuah panel surya.

(+ )
− [ − + (1.1)
= −1]−

(1.2)
=

Dengan,

: Arus yang sel surya ketika mendapat cahaya matahari (ampere)


0 : Arus saturasi Diode (ampere)

ℎ : Resistansi paralel (shunt) dari sel surya (ohm)


: Resistansi seri dari sel surya (ohm)
: Jumlah sel surya yang terhubung seri
: Tegangan output (volt)
: Tegangan thermal Diode (volt)

: Muatan elektron = 1,062 × 10−19 C

: Faktor idealitas Diode

: Konstanta Boltzmann = 1,381 × 10 −23 J/K

: Temperatur Kelvin pada standard test condition (STC)

Kenyataannya, spesifikasi atau datasheet sebuah panel surya tidak memberikan


informasi yang sedemikian lengkap. Sebuah modul surya hanya menyediakan informasi
tentang , , dan . Oleh sebab itu semua parameter lain yang diperlukan untuk membangun
model ini harus dihitung atau diturunkan dari informasi yang tersedia tersebut.
= ( /0,61)
= /
= /
= /
(1.3)
Dengan,

: Tegangan sel surya pada saat daya maksimum (volt) (1.4)


: Tegangan panel surya pada saat daya maksimum (volt) (1.5)

(1.6)

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 3


: Tegangan open circuit sel surya (volt volt
: Tegangan open circuit panel surya (volt)
: Resistansi sel surya pada saat daya maksimum (ohm)
: Arus panel surya saat daya maksimum (ampere)

Selanjutnya , ℎ dan 0 diselesaikan secara iteratif dengan beberapa nilai awal untuk beberapa parameter yaitu ℎ dan yaitu:
ℎ0 = 100 ×
0=
/ memberikan

(1.7)

(1.8)
Kemudian iterasi dilakukan untuk menghitung Persamaan (1.9) sampai dengan
Persamaan (1.15).

= − −
(1.9)

− (1.10)

0=

−1

= log ( + 1) (1.11)
0

=

(1.12)

= (
ℎ −)
(1.13)

ℎ−+

= / (1.14)
(1.15)
=

− −

ℎ0
0 Dengan,
: Nilai awal resistansi paralel dari sel surya (ohm)
: Nilai awal tegangan PN junction Diode (V)
: Tegangan PN junction pada saat daya maksimum (V)
: Arus Diode saat daya maksimum (A)
: Resistansi Diode saat daya maksimum (ohm)
Selanjutnya , ℎ dan 0 diselesaikan secara iteratif dengan memberikan

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 4


1.2.3. Pemodelan Panel Surya dengan Matlab
Untuk dapat disimulasikan, persamaan-persamaan untuk pemodelan PV panel di
atas diimplementasikan ke dalam model dalam Matlab. Pemrograman bisa dilakukan
dengan M-file atau dengan menggunakan blok-blok model Simulink yang juga disediakan
pada Matlab. Dalam praktikum ini akan digunakan model PV panel yang disusun dengan
menggunakan Simulink. Untuk menjalankan simulasi ini setidak- tidaknya digunakan
Matlab Release 2013a.
Model panel surya yang dibuat dan digunakan dalam praktikum ini adalah seperti
terlihat dalam Gambar 1.3 (a). Model ini memiliki satu port Simulink input dengan label
G yang harus diberi dihubungkan dengan nilai irradiasi dalam satuan W/m2. Pada sisi
kanan block model ini terdapat satu port Simulink untuk pengukuran di mana bisa diambil
nilai tegangan, arus dan daya dari PV panel.
Terminal dengan label (+) dan (-) adalah terminal Simpower System yang dapat
digunkan untuk menghubungkan beban, PV panel yang lain maupun block komponen
Simpower System yang lain jika diperlukan.

(a) (b)

Gambar 1.3 Block Model Panel Surya yang Disusun dengan Matlab Simulink

Gambar 1.3 (b) menunjukkan jendela input untuk , , dan . Informasi ini biasanya
tersedia pada bagian belakang dari sebuah panel surya komersial.

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 5


1.3. Peralatan yang Digunakan
Dalam percobaan ini peralatan yang digunakan adalah:

1. Personal Computer 1 buah


2. Software Matlab minimal R 2013a. 1 buah
3. Softaware MS-Excel 1 buah

1.4. Prosedur Percobaan

1.4.1. Rangkaian Percobaan

Rangkaian percobaan untuk menentukan atau untuk dapat menggambarkan


karakteristik panel surya adalah seperti terlihat dalam Gambar 1.4. Dalam rangkaian
tersebut terdapat beberapa block Simulink yaitu Constant, Bus Selector dan Display serta
block SimPower System yaitu Series RLC Branch, Ground dan Powergui.

Gambar 1.4 Rangkaian Penentuan Karakteristik Panel Surya

1.4.2. Langkah Percobaan


1. Susunlah komponen-komponen model seperti terlihat dalam Gambar 1.4.

2. Set powergui pada time sampling 50 10-6

3. Atur nilai Irradiance pada nilai 1000 W/m2 .

4. Atur nilai resistansi beban seperti terlihat dalam Tabel 1.1

5. Run simulasi.

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 6


6. Catat nilai arus PV, tegangan PV dan daya PV pada Tabel 1.1. untuk
setiap perubahan nilai resistansi.

7. Ulangi langkah 3 sampai dengan 6 dengan nilai irradiasi 800, 600, 400
dan 200 W/m2 .

8. Catat hasilnya dalam Tabel 1.1

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 7


1.5. Data Hasil Percobaan

1.5.1. Tabel Hasil Percobaan


Tabel 1.1 Data Hasil Percobaan

R G = 1000 W/m2 G = 800 W/m2 G = 600 W/m2 G = 400 W/m2 G = 200 W/m2
No
(ohm) I (amp) V (volt) I (amp) V (volt) I (amp) V (volt) I (amp) V (volt) I (amp) V (volt)

1. 10-6
2. 2
3. 4
4. 6
5. 8
6. 10
7. 12
8. 14
9. 16
10. 18
11. 20

12. 109

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 8


1.5.2. Grafik Hasil Percobaan

Gambar 1.5 Grafik hasil percobaan krakteristik

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 9


1.6. Analisis Data dan Pembahasan

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 10


Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 11
1.7. Kesimpulan

1.8. Lembar Evaluasi


TTD
No Kegiatan Keterangan Nilai
Assisten/Tgl.

1 Pre-Test

2 Pengambilan Data

3 Assistensi Laporan

4 Post-Test

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 12


KARAKTERISTIK LARIK
2 (ARRAY) SURYA DENGAN

SIMULINK MATLAB

2.1. Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum karakteristik array sel surya dengan simulink Matlab adalah
untuk mengetahui pengaruh konfigurasi seri-pararel pada modul PV, dengan cara:
1. Mengamati perubahan arus dan tegangan ketika beberapa modul PV
dihubungkan seri dan paralel.
2. Menentukan nilai resistansi beban yang akan menghasilkan daya maksimum
pada beberapa nilai irradiasi ketika beberapa modul disusun seri dan paralel.

2.2. Landasan Teori


Sebuah array atau larik surya adalah rangkaian beberapa modul atau panel surya
yang disusun secara seri atau paralel atau seri-paralel (tergantung kebutuhan). Tujuan dari
mengkonfigurasikan panel atau modul ini adalah untuk mendapatkan parameter arus dan
tegangan sesuai dengan spesifikasi sistem yang disyaratkan atau menyesuaikan dengan
spesifikasi komponen penyusun sistem yang lain.

Gambar 2.1 Cell, Module, dan Array PV

Gambar 2.1 menunjukkan apa yang dimaksud dengan sel (cell), modul/panel
(module/panel) dan larik (array) surya. Sel surya adalah komponen terkecil yang
kemudian disusun secara seri-paralel untuk menyusun sebuah modul/panel, dan

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 13


selanjutnya modul-modul surya ini dikonfigurasikan secara seri-paralel untuk menyusun
sebuah larik surya.
Penyusunan seri-paralel sel surya untuk membangun sebuah modul/panel surya
hanya bisa dilakukan di pabrik perakitan modul surya atau PV panel karena memerlukan
peralatan-perlatan khusus agar dihasilkan panel surya yang handal untuk dioperasikan di
lapangan. Sebaliknya, penyusunan panel-panel surya untuk membangun sebuah larik
surya dilakukan di lapangan di mana sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)
tersebut akan dioperasikan. Hal ini dikarenakan pada setiap modul/panel surya sudah
disediakan terminal pengkabelan yang memudahkan untuk merangkaiankan modul-
modul tersebut. Gambar 2.2 menujukkan bagaimana beberaoa modul/panel surya dapat
dirangkaikan dengan konfigurasi seri dan paralel untuk membangun larik surya.
Dalam Gambar 2.2 (c) diberikan contoh sebuah diagram pengawatan beberapa
modul surya yang dirangkaikan seri dan paralalel. Satu rangkaian yang tersusun seri dari
beberapa modul (tidak hanya panel surya) seringkali disebut dengan sebuah string.

(a). Koneksi Seri 2 Modul Surya (c). Larik Surya dengan Rangka dan Dudukan

4 5

(b). Koneksi Paralel 2 Modul Surya (d). Diagram Koneksi Larik Surya

Gambar 2.2 Cell, Module, dan Array PV

2.2.1. Hubungan Seri-Paralel Modul Surya Identik


Sebuah modul surya atau PV module memiliki parameter umum yaitu tegangan
rangkaian terbuka (Voc), arus hubung singkat (Isc), tegangan pada saat daya maksimum (V mp)
dan arus pada saat daya maksimum (Imp). Untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam
pembahasan, karena untuk selanjutnya akan ada parameter-parameter untuk modul/panel dan
parameter-parameter untuk larik (array), maka digunakan subscript ganda. Sebagai contoh,
untuk parameter module digunakan Vmpp dan Impp

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 14


sebagai simbol tegangan dan arus pada saat daya maksimum, sedangkan untuk parameter
array digunakan Vmpa dan Impa untuk melambangakan tegangan dan arus pada saat daya
maksimumnya.
Secara teoritis, jika dua buah panel atau lebih dihubungkan seri, maka tegangan
larik surya yang dihasilkan adalah penjumlahan dari tegangan-tegangan panel atau modul
yang terangkai seri tersebut. Jika modul-modul itu adalah identik, maka:

=
dan =
(2.1)

Hal ini tidak berlaku pada arus larik surya yang dihasilkan dari panel-panel identik
yang dihubungkan seri. Persamaan arus yang dihasilkan dari array yang dihasilkan dari
panel yang dihubung seri adalah:

=
dan =
(2.2)

Untuk panel-panel identik yang dihubungkan secara paralel berlaku persamaan-


persamaan tegangan dan arus sebagai berikut:
=
dan =
(2.3)
dan
= =

(2.4)
Dengan,
: Tegangan array surya pada saat daya maksimum (volt)
: Tegangan panel surya pada saat daya maksimum (volt)
: Tegangan open circuit array surya (volt)
: Tegangan open circuit panel surya (volt)
: Arus array surya saat daya maksimum (ampere)
: Arus panel surya saat daya maksimum (ampere)
: Arus hubung singkat array surya (ampere)
: Arus hubung singkat surya (ampere)
: Jumlah panel surya identik yang tersusun seri pada array
: Jumlah panel surya identik yang tersusun paralel pada array

Gambar 2.3 menunjukkan kurva V-I dari 3 buah panel indentik yang dihubungkan
seri dan paralel. Terlihat bahwa untuk modul-modul yang dirangkai seri besarnya yang
dihasilkan sesuai dengan Persamaan (2.1), sedangkan untuk panel-panel identik

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 15


yang dirangkai paralel besarnya yang dihasilkan sesuai dengan hubungan Persamaan
(2.3).

3Isc

3 modul
paralel
2Isc

2 modul
paralel
Isc

1 modul 2 modul 3 modul


seri seri V
Voc 2Voc 3Voc
Gambar 2.3 Kurva V-I untuk Hubungan Seri dan Paralalel Modul Surya

Gambar 2.4 memperlihatkan kurva V-P dari panel-panel identik yang dihubungkan
seri dan paralel. Dari gambar tersebut terlihat bahwa daya maksimum array (Pma) yang
dihasilkan, baik untuk hubungan seri maupun paralel adalah perkalian dari jumlah
modul/panel dengan daya maksimum sebuah modul/panel tunggal yang digunakan untuk
menyusun array tersebut.

P
3 modul
paralel
3Pm
2 modul
paralel
2Pm

Pm 3 modul
2 modul seri
1 modul
V
Voc 2Voc 3Voc

Gambar 2.4 Rangkaian seri-pararel modul sel surya

2.2.2. Penentuan Nilai Resistansi Daya Maksimum (Rmp)


Untuk mendapatkan output daya maksimum dari sebuah modul/panel maka modul
harus dibebani dengan beban yang menyebabkan modul tersebut beroperasi pada dan
pada beban tersebut akan mengalir . Perkalian dan adalah daya

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 16


maksimum dari modul tersebut . Nilai resistansi yang menyebabkan modul/panel
menghasilkan daya makimum ini disebut dengan .
Pada standard test condition (STC), nilai dapat diprediksi dengan mudah
berdasarkan data spesifikasi yang biasanya tertempel d dai sisi belakang modul/panel
surya. pada STC dapat dihitung sebagai:
= /

Jika modul/panel ini kemudian dirangkai dengan modul lain yang (2.5)
membentuk sebuah array, maka nilai resistansi yang akan menyebabkan identik
menghasikan daya maksimum pada STC dapat dihitung sebagai: array
= /

Untuk array yang tersusun dari rangkaian seri modul identik, maka:
= /

(2.6)
=
Untuk array yang tersusun dari rangkaian paralel modul identik, maka:
= / /
= /
(2.7)

(2.8)

(2.9)

(2.10)

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 17


2.3. Peralatan yang Digunakan
Dalam percobaan ini peralatan yang digunakan adalah:

1. Personal Computer 1 buah


2. Software Matlab minimal R 2013a. 1 buah
3. Softaware MS-Excel 1 buah

2.4. Prosedur Percobaan


2.4.1. Rangkaian Percobaan

Rangkaian percobaan untuk dapat menggambarkan karakteristik array surya dan


untuk mengetahui nilai resistansi daya maksimum pada setiap perubahan nilai konfigurasi
adalah seperti terlihat dalam Gambar 2.5 dan Gambar 2.6. Dalam rangkaian kali ini
terdapat beberapa block Simulink tambahan daripada percobaan yang sebelumnya seperti
jumlah modul yang dirangkai seri-pararel, Goto-From yang menampilkan jendela
keluaran untuk satu module, Current Measurement dan Voltage Measurement, Product
untuk mendapatkan nilai daya dari rangkaian array modul sel surya, Constant, Bus
Selector dan Display serta block SimPower System yaitu Series RLC Branch, Ground dan
Powergui.

Gambar 2.5 Rangkaian Simulasi Array (Pararel)

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 18


Gambar 2.6 Rangkaian Simulasi Array (Series)

2.4.2 Langkah Percobaan


1. Susunlah komponen-komponen model seperti terlihat dalam Gambar 2.5.

2. Set powergui pada time sampling continuous.

3. Atur nilai Irradiance pada nilai 1000 W/m2 .

4. Atur nilai resistansi seperti pada Tabel 2.1.

5. Run simulasi.

6. Catat nilai arus array PV, tegangan array PV dan daya array PV pada
Tabel 2.1.

7. Ulangi langkah 4 sampai dengan 6 dengan setiap perubahan jumlah


module seperti pada Tabel 2.1

8. Catat hasilnya dalam Tabel 2.1

9. Lakukan percobaan dengan langkah yang sama dengan menggunakan


rangkaian dalam Gambar 2.6 dan catat hasilnya dalam Tabel 2.2.

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 19


2.5. Data hasil Percobaan

2.5.1. Tabel Data hasil Percobaan

Tabel 2.1 Rangkaian Paralel PV


R 1 Module Paralel 2 Module Paralel 3 Module Paralel 4 Module Paralel
No.
( ) V(volt) I(amp) P(watt) V(volt) I(amp) P(watt) V(volt) I(amp) P(watt) V(volt) I(amp) P(watt)

1. 109

2. 24,4

3. 18,3

4. 12,2

5. 6,1

6. 10-9

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 20


Tabel 2.2 Rangkaian Seri PV
R 1 Module Paralel 2 Module Paralel 3 Module Paralel 4 Module Paralel
No.
( ) V(volt) I(amp) P(watt) V(volt) I(amp) P(watt) V(volt) I(amp) P(watt) V(volt) I(amp) P(watt)

1. 109

2. 6,1

3. 3,05

4. 2,03

5. 1,52

6. 10-9

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 21


2.5.2. Grafik Hasil Percobaan

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 22


Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 23
2.6. Analisis Data dan Pembahasan

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 24


Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 25
2.7. Kesimpulan

2.8. Lembar Evaluasi

TTD
No Kegiatan Keterangan Nilai
Assisten/Tgl.

1 Pre-Test

2 Pengambilan Data

3 Assistensi Laporan

4 Post-Test

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 26


3 KARAKTERISTIK PV MODUL RIIL

3.1. Tujuan Praktikum


Tujuan percobaan praktikum Karakteristik PV Modul Riil ini adalah:
1. Untuk mendapatkan data arus, tegangan dan daya dari modul surya atau PV
module secara riil dan langsung dengan menggunakan alat ukur yang
tersedia di laboratorium.

2. Memperlajari cara pengolahan data yang dihasilkan dari percobaan


untuk mendapatkan persamaan hubungan antara parameter.

3.2. Landasan Teori


Data percobaan yang diambil dengan menggunakan peralatan yang sebenarnya
(bukan model simulasi) relatif lebih acak dan mengandung banyak error dibandingkan
dengan data yang dihasilkan dari percobaan dengan menggunakan simulasi. Hal ini
dikarenakan keterbatasan peralatan, error yang terjadi selama pengambilan data serta
ketergantungan kondisi cuaca.
Sebuah modul surya yang dibebani dengan beban tetap akan menghasilkan
tegangan dan arus yang bervariasi pada nilai irradiasi yang bervariasi. Artinya ada
hubungan antara parameter irradiasi dengan tegangan dan arus sehingga dapat dibuat
persamaan yang menjelaskan pengaruh radiasi pada dua parameter tersebut. Lebih jauh
lagi, hubungan anatara irradiasi dan daya yang bisa dihasilkan pada setiap nilai irradiasi
juga dapat diturunkan dari percobaan yang dilakukan.
Untuk mendapatkan persamaan-persamaan tersebut dapat dilakukan dengan
melakukan regresi polynomial terhadap data-data yang didapatkan dengan percobaan
secara langsung.

3.2.1. Regresi Polinomial Orde Satu

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 27


Regresi polynomial orde satu dilakukan jika kecenderungan hubungan antara dua
variable data percobaan cenderung linier atau membentuk persamaan garis lurus dengan
gradient tertentu.
Persamaan umum untuk polynomial orde satu adalah:
=0+1 (3.1)

Konstanta 0 dan 1 didapatkan dengan:

( 2)( )−( )() (3.2)


0 = ( 2)− ( )2

()−( )( ) (3.3)
1=
( 2) − ( )2

Dengan:
: Jumlah pasangan data

: Nilai x dari data ke i

: Nilai y dari data ke i

3.2.2. Regresi Polinomial Orde Dua


Regresi polynomial orde dua adalah untuk menentukan persamaan hubungan
antara dua variable yang nantinya akan membentuk persamaan:
= + + 2 (3.4)
0
1 2

Konstanta 0, 1 dan 2 didapatkan dengan:

0=
[ 2 4−( 3)2] −[4− 2 3] +[ 3−( 2)2] 2
(3.5)
2 4 2 3 − [( 2)3 + ( 3)2 + 4( )2]
+2

1=
−[4−23] + [ 4−( 2)2]− [ 3 −2]2 (3.6)
+2 23 − [( 2)3 + ( 3)2 + 4( )2]
24

2=
[3−( 2)2] − [ 3−2] +[ 2 −( )2] 2
(3.7)
2 4 +22 − [( 2)3 + ( 3)2 + 4( )2]
3

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 28


3.3. Peralatan yang Digunakan
Alat yang digunakan:

1. Solar Power Meter 1 buah


2. Multimeter 2 buah
3. PV Module 50 Wp 1 buah
4. Pewaktu (timer) 2 buah
5. Beban (resistor kapur) secukupnya
6. Kabel secukupnya

3.4. Prosedur Percobaan

3.4.1. Rangkaian Percobaan


Untuk melakukan percobaan yang dapat menggambarkan karakteristik PV Modul
Riil maka dikonfigurasikan seperti pada Gambar 3.2. Dalam Rangkaian ini digunakan PV
Modul 50 Wp Riil dengan pengujian secara real-time. Penggunaan Multimeter digunakan
untuk memonitoring parameter tegangan dan arus yang dihasilkan oleh PV Modul dengan
kondisi terbebani. Sedangkan solar power meter digunakan untuk memonitoring nilai
irradiance secara real time.

Solar Power Meter

Timer

PV Module

Multimeter 2
5W25J

Multimeter 1

Resistor

Gambar 3.2 Pengujian Polaritas Trafo Tunggal

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 29


3.4.2. Langkah Percobaan
1. Susunlah peralatan seperti dalam Gambar 3.2.

2. Atur timer 1 dan timer 2 pada waktu yang bersamaan pada multimeter
dan solar power meter.

3. Atur alat sehingga berada pada kondisi menyala dan siap


melakukan pengambilan data.

4. Catat nilai tegangan (V), arus (I), irradiance (G) setiap 30 detik selama
10 menit secara real time.

5. Catat hasilnya pada Tabel 3.1.

6. Lakukan pengolahan data menggunakan regresi polinomial untuk


mendapatkan persamaan yang menyatakan hubungan antara irradiance dengan
tegangan dan daya.

7. Catat hasil pengolahan data pada Tabel 3.2.

8. Lakukan analisis yang menjelaskan hubungan antara irradiance dan


tegangan serta hubungan irradiance dengan daya.

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 30


3.5. Data Hasil Percobaan

3.5.1. Tabel Data Hasil Percobaan


Tabel 3.1 Data Hasil Percobaan

Waktu Irradiance Tegangan Arus Daya


No.
(WIB) (G) (V) (I) (P)
1 13:01 830 16.027 0.788 12.629
2 13:01:30 849 16.011 0.787 12.601
3 13:02 819 16.064 0.786 12.626
4 13:02:30 830 15.980 0.783 12.512
5 13:03 800 15.973 0.784 12.523
6 13:03:30 822 15.982 0.783 12.514
7 13:04 801 15.980 0.786 12.560
8 13:04:30 832 15.992 0.786 12.570
9 13:05 854 15.995 0.788 12.604
10 13:05:30 845 15.996 0.788 12.605
11 13:06 856 16.017 0.789 12.637
12 13:06:30 850 16.024 0.789 12.643
13 13:07 862 16.011 0.788 12.617
14 13:07:30 864 15.960 0.786 12.545
15 13:08 854 15.937 0.786 12.526
16 13:08:30 830 15.932 0.785 12.507
17 13:09 821 15.921 0.784 12.482
18 13:09:30 830 15.900 0.790 12.561
19 13:10 196 11.971 0.587 7.027
20 13:10:30 194 12.063 0.594 7.165

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 31


Tabel 3.2 Hasil Olah Data

Irradiance Tegangan Interpolasi Daya Interpolasi


No
(W/m2) (Volt) (watt)

1 50 11.156 4.529
2 100 11.463 5.470
3 150 11.770 6.352
4 200 12.077 7.176
5 250 12.384 7.942

6 300 12.690 8.650

7 350 12.997 9.299


8 400 13.304 9.890
9 450 13.611 10.423
10 500 13.918 10.897
11 550 14.225 11.313
12 600 14.532 11.671
13 650 14.838 11.971
14 700 15.145 12.212
15 750 15.452 12.395
16 800 15.759 12.520
17 850 16.066 12.587
18 900 16.373 12.595
19 950 16.679 12.545
20 1000 16.986 12.437

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 32


3.5.2. Grafik Hasil Percobaan

Gambar 3.3 Grafik Hasil Percobaan Karakteristik G-V PV Modul Riil

Gambar 3.4 Grafik Hasil Percobaan Karakteristik G-P PV Modul Riil

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 33


3.6. Analisis Data dan Pembahasan

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 34


Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 35
3.7. Kesimpulan

3.8. Lembar Evaluasi


TTD
No Kegiatan Keterangan Nilai
Assisten/Tgl.

1 Pre-Test

2 Pengambilan Data

3 Assistensi Laporan

4 Post-Test

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 36


Permanent Magnet
4 Synchronous Generator
(PMSG)
4.1. Tujuan Praktikum

4.2. Landasan Teori

4.3. Peralatan yang Digunakan

Alat yang diperlukan antara lain;


1. PMSG 12 Kutub 1 buah
2. Tachometer 1 buah
3. Multimeter 2 buah
4. Oscilloscop 1 buah
5. Dimmer 1 buah
5. Beban (Resistor Kapur) secukupnya
6. Kabel secukupnya

4.4. Prosedur Percobaan

4.4.1. Rangkaian Percobaan


Untuk mengetahui karakteristik dari proses pembangkitan listrik menggunakan
permanent magnet synchronous generator, diperlukan pengambilan beberapa data yang
mendukung, seperti tegangan, arus, rpm, dan frekuensi. Untuk mempermudah langkah
pengambilan data maka rangkaian dikonfigurasikan seperti pada Gambar 4.3 dan 4.4.
Pada Gambar 4.3 PSMG berada pada kondisi tidak berbeban, dan Gambar 4.4 PSMG
terbebani dengan resistor kapur. Dimmer digunakan sebagai masukan pada motor, dan
tachometer untuk mengetahui kecepatan putar pada PMSG, oscilloscope digunakan untuk
memonitoring frekuensi dan tegangan RMS. Sedangkan untuk multimeter sebagai alat
bantu monitoring tegangan dan arus yang dihasilkan pada PMSG.

4.4.2. Langkah Percobaan


1. Susunlah peralatan seperti pada Gambar 4.4.
2. Atur multimeter, tachometer, oscilloscope pada kondisi menyala.

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 37


3. Kalibrasi peralatan yang telah menyala.
4. Putar dimmer sampai motor dapat menggerakkan generator kemudian tunggu
dan stabilkan pergerakan dari generator.
5. Gunakan multimeter, tachometer dan oscilloscope secara bersamaan untuk
memulai pengambilan data.
6. Amati pergerakan dan hasil yang tertampilkan pada monitor peralatan selama
2 menit.
7. Catat hasil pengamatan pada Tabel 4.1.
8. Susunlah peralatan seperti pada Gambar 4.5.
9. Ulangi kegiatan 2 sampai 6.
10. Catat hasil pengamatan pada Tabel 4.2

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 38


4.5. Data Hasil Percobaan

4.5.1. Tabel Hasil Percobaan


Tabel 4.1 Data hasil Percobaan PMSG tanpa Beban
Revolution per Tegangan
Tegangan Arus Frekuensi
No. Minutes RMS
(V) (I) (Hz)
(RPM) (VRMS)
1. 20

2. 60

3. 100

4. 140

5. 180

6. 220

7. 260

8. 300

9. 340

10. 380

11. 420

12. 460

13. 500

14. 540

15. 580

16. 620

17. 660

18. 700

19. 740

20. 780

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 39


Tabel 4.2 Data hasil Percobaan PMSG Terbebani
Revolution Tegangan
Beban Tegangan Arus Frekuensi
No. per Minutes RMS
(Ohm) (V) (I) (Hz)
(RPM) (VRMS)
1. 20

2. 60

3. 100

4. 140

5. 180

6. 220

7. 260

8. 300

9. 340

10. 380

11. 420

12. 460

13. 500

14. 540

15. 580

16. 620

17. 660

18. 700

19. 740

20. 780

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 40


4.6. Analisis Data dan Pembahasan

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 41


Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 42
4.7. Kesimpulan

4.8. Lembar Evaluasi


TTD
No Kegiatan Keterangan Nilai
Assisten/Tgl.

1 Pre-Test

2 Pengambilan Data

3 Assistensi Laporan

4 Post-Test

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 43


5
5.1. Tujuan Praktikum

5.2. Landasan Teori

5.3. Peralatan yang Digunakan

5.3.1. Prosedur Percobaan Penghitungan Rugi-rugi Mesin

5.3.2. Prosedur Percobaan Pengaruh Pembebanan dan Kumparan Medan

5.4. Data Hasil Percobaan

5.5. Analisis dan Pembahasan

5.6. Kesimpulan

5.7. Lembar Evaluasi

Buku Petunjuk Praktikum Pembangkit Tenaga Listrik 44

Anda mungkin juga menyukai