Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA

DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI RIAU

Trio Saputra
Universitas Lancang Kuning Jl. Yos Sudarso KM.8 Rumbai Pekanbaru

Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja
terhadap disiplin kerja pegawai pada dinas pemuda dan olahraga provinsi riau.Di
dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan analisa data dengan metode
Kuantitatif,yaitu data yang dapat dihitung berupa angka-angka diperoleh melalui
penyebaran angket penelitian terhadap responden atau pegawai itu sendiri,dan
terdiri dari data Primer dan data Sekunder.Hasil model summary dengan prediktor
(constan) motivasi kerja terlihat dimana nilai R disebut juga dengan koefesien
korelasi adalah 0,461 artinya koefisien korelasi bertanda (+) positif artinya
memiliki hubungan yang sedang searah. Nilai R square (R2) adalah 0,226 artinya
pengaruh motivasi kerja terhadap disiplin kerja sebesar 22,6%. Semakin baik
motivasi yang dimiliki oleh seorang pegawai maka akan tercermin dari disiplin
pegawai tersebut. Hasil kerja yang baik tentunya didasarkan pada motivasi yang
baik pula. Sebaliknya apabila motivasi kerja pegawai tidak terbangun dengan baik
maka akan berujung pada hasil kerja yang asal-asalan serta bisa jadi mengancam
pencapaian tujuan organisasi, oleh sebab itu diharapkan dinas khususnya dinas
pemuda dan olahraga provinsi riau tetap memberikan motivasi kepada
pegawainnya dalam meningkatkan disiplin kerja.

Kata kunci : disiplin, motivasi kerja, kantor

Abstract :The purpose of this study was to determine the effect of work motivation to
discipline employees working at the picturesque official pemuda dan olahraga
provinsi riau .Di in writing this essay the author uses data analysis with
quantitative methods, ie data can be calculated in the form of figures obtained
through a questionnaire study of the respondents or employees itself, and consists
of data is primary and secondary data.The model results summary predictors
(constan) work motivation seen in which the value of R is also called the
correlation coefficient is 0.461 means that the correlation coefficient is marked
(+) positive means to have a relationship that is being unidirectional. Rated R
square (R2) is 0.226 means that the influence of work motivation to work
discipline by 22.6%. The better the motivation which is owned by an employee it
will be reflected on the employee discipline. Good work must be based on good
motivation anyway. Conversely, if the employee motivation is not well established
it will culminate in the work carelessly, and may threaten the achievement of
organizational goals, therefore, are expected to remain firm particularly
picturesque official to motivate their employees to improve work discipline

Key word : dicipline, motivation work, official

A. Pendahuluan lebih tinggi terhadap setiap individu untuk


Perkembangan ilmu pengetahuan lebih meningkatkan kinerja mereka sendiri
dan teknologi yang sangat pesat, dan masyarakat luas. Agar eksistensi diri
membawa perubahan pula dalam tetap terjaga, maka setiap individu akan
kehidupan manusia. Perubahan-perubahan mengalami stress terutama bagi individu
itu membawa akibat yaitu tuntutan yang yang kurang dapat menyesuaikan diri

50
dengan perkembangan tersebut. Misalnya di dasari oleh tingkat kedisiplinan
seorang supir yang sudah lama bekerja yang dapat menjelaskan suatu
pada dinas dan tidak pernah mendapat pekerjaan baik personal dan tim dapat
tugas untuk mengantar tamu asing karena diselesaikan sebagaimana hasil yang
tidak mempunyai kemampuan berbicara diharapkan (Gusti, 2012). Berbagai
atau menggunakan bahasa Inggris. Adanya penelitian yang telah dilakukan para ahli
perkembangan tersebut, mengakibatkan manajemen dan pengalaman para praktisi
pegawai harus mengubah pola dan sistem dalam berbagai organisasi, menyatakan
kerjanya sesuai dengan tuntutan yang ada bahwa salah satu indikator manajemen
sekarang. sumber daya manusia yang efektif
Standar sumber daya manusia yang adalah kedisiplinan yang berkaitan
berkualitas adalah ditandai dengan langsung dengan keberhasilan peningkatan
keterampilan yang memadai, professional kinerja, baik pada tingkat personal,
dan kreatif. (Helmi, 2003) kelompok kerja dan pada tingkat
mengidentifikasi karakteristik dari sumber organisasi.
daya manusia yang berkualitas melalui Hal ini karena kedisiplinan dalam
faktor-faktor yang menentukan tenaga kaitannya dengan kinerja dan
kerja yang berkualitas, yaitu tingkat produktivitas kinerja itu sendiri memuat
kecerdasan, bakat, kepribadian, tingkat semua hal yang diperlukan dalam proses
pendidikan, kualitas fisik, etos (semangat kerja yang efektif, sebagaimana dijelaskan
kerja) dan disiplin kerja. melalui aspek-aspek yang terkandung
Disiplin sebagaimana asal katanya dalam kedisplinan (Hasibuan, 2011), yaitu:
discipline (inggris) yang berarti tertib, persepsi sebagai motif yang mendorong
taat, mengendalikan tingkah laku, untuk menghargai orang lain sehingga
penguasa diri, kendali diri, latihan terkondisikan ketentraman atau
membentuk, meluruskan atau ketenangan dalam bekerja (aspek
menyempurnakan sesuatu, sebagai psikologis), relevansi sikap pegawai
kemampuan mental atau karakter dengan standar serta tujuan yang
moral, hukum yang diberikan untuk dirumuskan dalam organisasi
melatih atau memperbaiki, kumpulan (aspek personal), kecenderungan
atau sistem peraturan bagi tingkah laku meleburnya sikap individu dalam
(Perpustakaan UGM, 2003) kehidupan kelompok (aspek sosial), dan
Pendapat beberapa ahli tersebut lingkungan kerja yang kondusif karena
menjelaskan semua kondisi tersebut yang berkembangnya nilai-nilai kebersamaan
51
menjadi aspek lingkungan yang olahraga provinsi riau, Untuk melihat
mengembangkan fungsi kedisiplinan dalam tingkat disiplin dari absensi pegawai
bekerja selama 5 tahun terakhir dapat penulis
Data yang didapat peneliti dari tampilkan dalam tabel berikut ini:
objek penelitian di dinas pemuda dan

Tabel 1. Absensi Pegawai Dinas pemuda dan olahraga provinsi riau


tahun 2010 s/d 2014
Jumlah
Jumlah Jumlah Hari Absensi Persentase
Jumlah Hari Absensi Pegawai Pegawai Absensi
Tahun
Pegawai Kerja selama satu Selama Pegawai
Satuan tahun satu (%)
Tahun
2010 118 Orang 231 Hari 27258 Hari 253 0,93%
2011 118 Orang 228 Hari 26904 Hari 279 1,04%
2012 119 Orang 230 Hari 27370 Hari 302 1,10%
2013 121 Orang 234 Hari 28314 Hari 381 1,35%
2014 125 Orang 228 Hari 28500 Hari 480 1,68%
Sumber : Dinas pemuda dan olahraga provinsi riau 2014

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pegawai. Rendahnya motivasi kerja yang
dalam 5 tahun terakhir rata-rata jumlah diberikan terhadap pemberdayaan Sumber
absensi pegawai menunjukan Daya Manusia (SDM) akan mempengaruhi
peningkatkan frekuensi. Pelaksanaan kinerja anggota organisasi dalam
kegiatan suatu organisasi tanpa adanya memberikan pelayanan yang professional
suatu motivasi kerja yang mendukung kepada konsumen, dan juga etos kerja
dapat mengakibatkan secara otomatis (darma tintri, 2005).
disiplin kerja menurun dan akan Dinas pemuda dan olahraga provinsi
berpengaruh langsung kepada kegiatan- riau mempunyai tugas menyelenggarakan
kegiatan lainnya. Oleh karena itu kewenangan disentralisasi bidang
dibutuhkan suatu sistem yang efektif kepemudaan dan olahraga dan
sehingga diharapkan dapat menghasilkan melaksanakan wewenang yang
dampak positif untuk perkembangan dilimpahkan pemerintah kepada gubernur
organisasi. selaku wakil pemerintah dalam rangka
Hubungan antara motivasi kerja dekonsentrasi dan tugas pembantu. Untuk
sangat penting dalam upaya meningkatkan melihat kinerja pegawai negri sipil pada
kepuasan kerja pegawai/

52
dinas pemuda dan olahraga provinsi riau ditampilkan tabel sebagai berikut :

Tabel 2. kinerja pegawai dinas pemuda dan olahraga


provinsi riau tahun 2009 s/d 2014
Tahun Jumlah pegawai Jumlah DP3 Rata-rata nilai DP3
2010 118 7749 65,67
2011 118 8019 67,96
2012 119 8360 70,25
2013 121 8708 71,97
2014 125 9579 76,63
Sumber : dinas pemuda dan olahraga provinsi riau 2014

Nilai DP3 menunjukkan seseorang pegawai melaksanakan kegiatan


peningkatan. Penilaian kinerja pegawai kerja dengan kinerja yang baik.
adalah menilai ratio hasil kerja Dilihat dari persentase kinerja dapat
nyatadengan norma hasil kerja, sikap kerja menandakan motivasi kerja pegawai, hal
dan cara kerja setiap pegawai. Penilaian ini juga merupakan salah satu gejala pada
kerja pegawai yang diperoleh dari hasil pegawai yang menderita stres kerja, hal
evaluasi kesepakatan kerja (performance tersebut dapat mengakibatkan seseorang
agreement) yang dituangkan dalam memiliki kinerja yang rendah, dan terlihat
bimbingan kerja secara periodik. pada tingkat hasil DP3 yang meningkat
Dengan adanya perencanaan kinerja lima tahun terakhir oleh sebab itu mesti
yang merupakan suatu proses dimana adanya peningkatan kinerja pegawai yang
pegawai dan pimpinan bekerja sama dinilai dari DP3.
merencanakan apa yang seharusnya Fungsi pengembangan perilaku
dikerjakan pegawai pada tahun mendatang, disiplin itu sendiri dalam organisasi
menentukan bagaimana semangat seringkali dilakukan dengan pemberian
semangat bekerja harus diukur, mengenali sanksi dan hukuman, dimana untuk
dan merencanakan cara mengatasi kendala beberapa kasus dianggap efektif namun
serta mencapai pemahaman bersama tidak selalu berfungsi dalam setiap kasus
tentangf pekerjaan itu. Kinerja tindakan indisipliner . Menurut (Umum,
seseorangsemakin baik bila mempunyai 2012) tindakan pendisiplinan dengan
keahlian yang tinggi, bersedia bekerja hukuman tidak selalu dapat merubah
karena digaji atau diberi upah sesuai perilaku pegawai untuk bertindak lebih
perjanjian, mempunyai harapanmasa depan baik, bahkan apabila tindakan pendisiplinan
yang lebih baik. Mengenai gaji atau upah tersebut tidak tepat penerapannya, dapat
dan adanya harapan merupakan motivasi mengakibatkan semakin buruknya kinerja

53
pegawai
tersebut (darma tintri, 2005). Kedisiplinan
B. Metode Penelitian
seharusnya adalah keadaan tertib dimana
Dalam menganalisis masalah yang
orang yang tergabung dalam organisasi
terjadi pada pegawai Dinas pemuda dan
tunduk pada peraturan yang telah ada
olahraga provinsi riau penulis
dengan senang hati dimana proses
menggunakan metode deskriptif yaitu
pendisiplinan sebagai latihan dalam
suatu cara yang menjelaskan dan
program pembinaan yang bertujuan
menguraikan secara terperinci dengan
mengembangkan diri agar dapat
mengumpulkan, mengelompokkan,
berperilaku tertib.(Mangkunegara, 2003)
mentabulasi data serta menghubungkan
Meningkatnya persentase absensi
dengan konsep-konsep teoretis yang
pegawai dapat menandakan menurunnya
relevan dengan masalah penelitian ini dan
motivasi kerja pegawai dan hal ini juga
kemudian penulis menarik kesimpulan.
merupakan salah satu gejala pada orang
Sedangkan untuk mengukur seberapa besar
yang menderita stress kerja, hal tersebut
pengaruh motivasi terhadap disiplin kerja
dapat menyebabkan seseorang memiliki
pegawai analisis data secara kuantitatif,
kinerja yang rendah, dan terlihat pada
dengan memberikan skor atau bobot nilai
tingkat absensi pegawai yang meningkat
pada kuesioner
untuk lima tahun terakhir mesti adanya
peningkatan disiplin pegawai yang dinilai
C. Hasil Dan Pembahasan
dari absensinya.
Untuk melihat bagaimana pengaruh
Oleh sebab itu penulis tertarik untuk
motivasi kerja terhadap disiplin kerja
dapat melakukan penelitian untuk
pegawai dinas pemuda dan olahraga
mengetahui seberapa besar pengaruh
provinsi riau berdasarkan hasil penelitian
motivasi kerja terhadap disiplin pegawai
dengan pengolahan data SPSS versi 18.00
tersebut. Maka peneliti mengambil judul:
maka dapat peneliti tampilkan hasil output
“Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
sebagai berikut:
Disiplin Kerja Pegawai Pada Dinas
pemuda dan olahraga provinsi riau”.
a. persamaan regresi linier sederhana

54
Tabel 3. Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12,555 3,222 3,896 ,000
motivasikerja ,171 ,166 ,161 1,031 ,309
a. Dependent Variable: disiplinkerja

Maka persamaan yang diperoleh dari


formulasi ini adalah : b. Koefisien Determinasi
Y=12,555+0,171x koefisien determinasi (R2) pada
Dimana : intinya mengukur seberapa jauh
a = 12,555 artinya jika tidak ada kemampuan model dalam mendorongan
perubahan pada motivasi kerja menerangkan variasi variabel dependen
(variabel bebas), maka nilai (terikat). Nilai koefisien determinasi (R2)
disiplin kerja pegawai sebesar yang mendekati satu berarti variabel-
12,555 sebagai nilai konstan variabel independennya (bebas)
untuk (variabel terikat). menjelasakan hampir semua informasi
b = 0,171 artinya setiap peningkatan yang dibutuhkan memprediksi variabel
motivasi kerja sebesar satu dependen. Hasil perhitungan koefisien
satuan akan mempengaruhi determinasi penelitian ini dapat terlihat
peningkatan disiplin kerja pada tabel berikut :
pegawai sebesar 0,171 satuan.

Pada hasil output program SPSS dapat peneliti tampilkan :


Tabel 4. Model Summary
Model Std. Error of the
R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 ,461 ,226 ,102 2,268

a. Predictors: (Constant), motivasikerja

Pada hasil output SPSS tabel model hubungan yang sedang searah. Nilai R
summary dengan prediktor (constant) square (R2) adalah 0,226 artinya pengaruh
motivasi kerja terlihat dimana nilai R di motivasi kerja terhadap disiplin kerja
sebut juga dengan koefisien korelasi sebesar 22,6% dan sisanya dipengaruhi
adalah 0,461 artinya koefisien korelasi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
bertanda (+) positif artinya memiliki penelitian ini.

55
c. Pengujian hipotesis Uji t berguna untuk menguji
Hipotesis yang diajukan oleh penulis signifikasi regresi (b), yaitu apakah
dalam penelitian ini adalah ada hubungan variabel independen (X) memotivasi
positif motivasi kerja dengan disiplin kerja berpengaruh secara nyata atau tidak.
pada pegawai di dinas pemuda dan Dalam pengujian hipotesis ini
olahraga provinsi riau, maka analisis penulis mengambil tingkat
dilakukan dengan menggunakan teknik Uji kepercayaan sebesar 95% dengan
t. = 0,05.
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12,555 3,222 3,896 ,000
motivasikerja ,171 ,166 ,161 1,031 ,309
a. Dependent Variable: disiplinkerja

Diketahui : sesuatu. Sebalikya, individu yang rasa


Maka T hitung 1,031 > T tabel 0,680 percaya dirinya rendah akan mengalami
ini berarti Ho ditolak, artinya motivasi hambatan-hambatan dalam hidupnya, baik
kerja memiliki pengaruh yang signifikan dalam berinteraksi dengan individu lain
terhadap disiplin kerja. maupun dalam pekerjaan.
Penelitian ini bertujuan untuk Salah satu faktor untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara meningkatkan disiplin kerja adalah
motivasi kerja dengan disiplin kerja pada motivasi. Pada dasarnya suatu dinas bukan
pegawai di dinas pemuda dan olahraga saja mengharapkan pegawai mau dan
provinsi riau. Berdasarkan hasil analisis mampu bekerja secara giat, tetapi
dengan menggunakan teknik regresi linear bagaimana memiliki motivasi yang tinggi
sederhana diketahui bahwa hipotesis yang untuk mencapai tujuan organisasi,
diajukan penelitian terbukti atau diterima. kemampuan, kecakapan dan keterampilan
Dari motivasi kerja yang dimiliki, pegawai tidak artinya apabila tidak diikuti
kesuksesan dan keberhasilan hidup dengan motivasi yang tinggi dari setiap
seseorang seseorang akan dapat pegawai guna meningkatkan disiplin kerja.
diprediksikan. Individu yang semangat Sumber daya manusia merupakan
biasanya selalu bersikap optimis dan yakin faktor yang dominan dalam mencapai
akan kemampuannya dalam melakukan tujuan organisasi perlu mendapat perhatian

56
secara khusus. Pemimpin unit kerja atau terus dipertahankan hingga need
dinas memiliki kewajiban untuk selalu terpuaskan dan tension berkurang.
memotivasi agar meningkatkan disiplin (Makta, Noor, Sc, Kapalawi, & Mars,
kerjanya, dengan demikian kerja sama dan 2013)(Murti & Srimulyani, 2013)
saling memahami tugas dan fungsi dari Mengatakan bahwa motivasi adalah
setiap unit kerja dapat berjalan dengan penggerak (arousal), penuntun (direction),
baik. dan ketekunan (persistence) dalam
(Lynch, 2013) Memberikan bertingkah laku. Pengertian tersebut
pengertian tentang motivasi sebagai memuat tiga aspek motivasi, yaitu
kebutuhan yang mendorong perbuatan ke penggerak, penuntun, dan ketekunan.
arah suatu tujuan tertentu. Motivasi juga Penggerak merupakan aspek yang dapat
diartikan sebagai pemberian atau dirasakan ketika kita bertanya mengapa
penimbulan motif. Motif adalah yang orang melakukan sesuatu atau bekerja.
melatarbelakangi individu untuk berbuat Penuntun merupakan aspek yang dapat
mencapai tujuan tertentu. Para ahli dirasakan ketika kita bertanya mengapa
psikologi memberikan kesamaan antara orang mengerjakan jenis pekerjaan
motif dengan needs (dorongan, tertentu. Ketekunan merupakan aspek yang
kebutuhan). Motivasi kerja adalah sesuatu dapat dirasakan ketika kita bertanya
yang menimbulkan semangat atau mengapa orang masih tetap mengerjakan
dorongan kerja. Sehingga motivasi kerja pekerjaannya tersebut.
disebut sebagai pendorong semangat kerja. (Lynch, 2013) menjelaskan motivasi
Sebuah hipotesis pengurangan tegangan sebagai satu proses yang menghasilkan
(tension) digunakan untuk menjelaskan suatu intensitas, arah, dan ketekunan
proses munculnya perilaku yang individual dalam usaha untuk mencapai
dimotivasi oleh adanya kebutuhan (need). satu tujuan. Motivasi umum bersangkutan
Munculnya need akan mengganggu dengan upaya ke arah setiap tujuan,
stabilitas kepuasan, dan menciptakan sehingga fokus disempitkan pada tujuan
keadaan yang tidak nyaman, sehingga organisasi agar mencerminkan minat
menimbulkan tension dalam diri individu. tunggal dalam perilaku yang berkaitan
Tension akan membantu memacu individu dengan kerja. Ketiga unsur kunci dalam
melakukan tindakan (action), untuk definisi motivasi adalah intensitas, tujuan,
mengatasi keadaan yang tidak nyaman dan ketekunan. Intensitas menyangkut
tersebut. Tindakan (action) tersebut akan seberapa keras seseorang berusaha.

57
Usaha yang dilihatkan pegawai diartikan sebagai suatu sikap, tingkah laku
dengan Disiplin kerja, disiplin cenderung dan perbuatan yang berlaku dalam
diartikan sebagai hukuman dalam arti organisasi dinas atau yayasan baik yang
sempit, namun sebenarnya disiplin tertulis maupun tidak namun disepakati
memiliki arti yang lebih luas dari bersama. Menurut Nurmansyah (2010)
hukuman. Menurut (Maharani, 2010) disiplin adalah sikap kesediaan dan
disiplin adalah kesanggupan menguasai kerelaan seseorang untuk memahami dan
diri yang diatur. Disiplin berasal dari mentaati norma-norma peraturan yang
bahasa latin, yaitu diciplina yang berarti berlaku disekitanya. Dalam kaitannya
latihan atau pendidikan, kesopanan dan dengan pekerjaan.
kerohanian serta pengembangan tabiat. Menurut (Maharani, 2010)
Disiplin menitik beratkan pada (Hasibuan, 2011) bentuk disiplin yang
bantuan kepada pegawai untuk baik akan tercermin pada suasana:
mengembangkan sikap yang baik tingginya rasa kepedulian pegawai
terhadap pekerjaan. Disiplin pegawai terhadap pencapaian tujuan
yang baik akan mempercepat tercapainya dinas,tingginya semangat dan gairah
tujuan organisasi, sedangkan disiplin yang kerja dan inisiatif para pegawai dalam
rendah akan menjadi penghalang dan melakukan pekerjaan, besarnya rasa
memperlambat pencapaian tujuan tanggung jawab para pegawai untuk
organisasi. melaksanakan tugas dengan sebaik-
Disiplin adalah ketaatan terhadap baiknya, berkembangnya rasa memiliki dan
aturan dan disiplin tidak berkaitan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan
dengan nilai dari apa yang akan dicapai pegawai, sertameningkatkan efisiensi dan
oleh suatu aturan, dengan kata lain setiap prestasi kerja pegawai.
disiplin ditujukan dengan tidak Disiplin kerja dapat dilihat sebagai
mempertimbangkan apakah aturan yang sesuatu yang besar manfaatnya, baik bagi
ditaati bermanfaat atau tidak sebelum kepentingan organisasi maupun bagi para
pada akirnya membuat pegawai pegawainya. Bagi organisasi adanya
bergairah untuk bekerja. Bicara tentang disiplin kerja akan menjamin
disiplin kerja yang tinggi erat kaitan nya terpeliharanya tata tertib dan kelancaran
dengan kinerja, perstasi kerja atau pun pelaksanaan tugas, sehingga diperoleh
K3. Menurut (Psikologi & Riau, 2013) hasil yang optimal. Sedangkan bagi
kedisiplinan lebih tepat kalau pegawai akan diperoleh suasana kerja
yang menyenangkan sehingga akan
58
menambah semangat kerja dalam mempengaruhi peningkatan disiplin kerja
melaksanakan pekerjaannya. Dengan pegawai sebesar 0,171 satuan
demikian, pegawai dapat melaksanakan Pada hasil output SPSS tabel model
tugasnya dengan penuh kesadaran serta summary dengan prediktor (constan)
dapat mengembangkan tenaga dan motivasi kerja terlihat dimana nilai R
pikirannya semaksimal mungkin demi disebut juga dengan koefesien korelasi
terwujudnya tujuan organisasi (Hasibuan, adalah 0,461 artinya koefisien korelasi
2011). bertanda (+) positif artinya memiliki
Motivasi kerja merupakan suatu hubungan yang sedang searah. Nilai R
upaya untuk menciptakan suasana square (R2) adalah 0,226 artinya pengaruh
bekerja yang semangat,aman,nyaman, motivasi kerja terhadap disiplin kerja
dan tujuan akirnya membentuk sebesar 22,6% dan sisanya dipengaruhi
kedisiplinan kerja yang tinggi. Maka dari oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
itu motivasi kerja mutlak untuk penelitian ini.
dilaksanakan pada setiap jenis bidang Pengujian hipotesis metode yang
pekerjaan tanpa terkecuali. Upaya peneliti gunakan yaitu pengujian terhadap
motivasi kerja diharapkan dapat memicu nilai t. Untuk nilai T hitung dengan
semagat pegawai dalam menjalankan Tingkat signifikan 0,05 dengan derajat
kerjanya sehingga pegawai dapat bebas = jumlah sampel – jumlah variabel
mencapaikan visi dan misi dinas. maka perolehan (42-2) = 40, dimana
dilakukan tes 2 sisi (two tailed) maka
D. Kesimpulan variabel (1/2 0,5:40)= 0.680. T hitung
Dari hasi penelitian baerdasarkan sebagai berikut : Nilai X (motivasi kerja)
output dengan menggunakan program dimana T hitung = 1,031 Maka T hitung
SPSS dapat diketahui yaitu hasil 1,031 > T tabel 0,680 ini berarti Ho
persamaan regresi linear sederhana ditolak, artinya motivasi kerja memiliki
Y=12,555+0,171x, dimana a= 12,555 pengaruh yang signifikan terhadap disiplin
artinya jika tidak ada perubahan pada kerja.
motivasi kerja (variabel bebas), maka nilai
disiplin kerja pegawai sebesar 12,555 E. Saran
sebagai nilai konstan untuk variaabel Semakin baik motivasi yang dimiliki
terikat b= 0,171 artinya setiap peningkatan oleh seorang pegawai maka akan tercermin
motivasi kerja sebesar ssatu satuan akan dari disiplin pegawai tersebut. Hasil kerja
yang baik tentunya didasarkan pada

59
motivasi yang baik pula. Sebaliknya Pendidikan Kabupaten Ciamis, I(3),
191–203.
apabila motivasi kerja pegawai tidak
Makta, L., Noor, H. N. B., Sc, M.,
terbangun dengan baik maka akan Kapalawi, I., & Mars, M. S. P. H.
(2013). Pengaruh Motivasi Kerja
berujung pada hasil kerja yang asal-asalan
Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di
serta bisa jadi mengancam pencapaian Unit Rawat Inap Rs . Stella Maris
Makassar.
tujuan organisasi, oleh sebab itu
Hasibuan, M. S. P. (2011). Manajemen
diharapkan dinas khususnya dinas pemuda Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi
Jakarta: Bumi Aksara.
dan olahraga provinsi riau tetap
Helmi, F. A. (2003). Disiplin Kerja.
memberikan motivasi kepada pegawainnya Psikologi, 32–42.
Lynch, S. (2013). Perilaku Organisasi.
dalam meningkatkan disiplin kerja.
Dynamical Systems with Applications
Pegawai dinas pemuda dan olahraga Using MATLAB, 53, 1–21.
https://doi.org/10.1017/CBO97811074153
provinsi riau harus lebih meningkatkan
24.004
lagi disiplin kerjanya. Didalam proses Maharani, I. R. (2010). Pengaruh
Penerapan Disiplin Kerja terhadap Prestasi
komunikasi antara atasan dan bawahan
Kerja Pegawai Dinas Pendidikan
sehingga terjalin hubungan yang baik, dan Kabupaten Ciamis, I(3), 191–203.
Mangkunegara, A. A. A. P. (2003).
kejelasan dan konsisten untuk menjalani
Manajemen Sumber Daya Manusia
aturan-aturan yang telah dibuat. Perusahaan. Remaja Rosdakarya.
https://doi.org/10.1038/cddis.2011.1
Murti, H., & Srimulyani, V. A. (2013).
Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
Pegawai Dengan Variabel Pemediasi
Kepuasaan Kerja Pada Pdam Kota
DAFTAR PUSTAKA
Madiun. JRMA Jurnal Riset Manajemen
Darma Tintri, F. (2005). Pengaruh Disiplin
Dan Akuntansi, 1(1), 10–17.
Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
Perpustakaan UGM, i-lib. (2003).
Pegawai Pada Pt . Food Station
Meningkatkan Daya Saing Perpustakaan
Tjipinang Jaya. Gunadarma, 2(2), 1–
Melalui Total QualityManagement. Jurnal
13.
I-Lib UGM. Retrieved from http://i-
Gusti, Messa Media. (2012). Pengaruh
lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?
Kedisiplinan, Motivasi Kerja, Dan
dataId=5133
Persepsi Guru Tentang
Psikologi, F., & Riau, U. I. (2013).
Kepemimpinan Kepala Sekolah
hubungan disiplin kerja dengan penerapan
Terhadap Kinerja Guru Smkn 1
K3.
Purworejo Pasca Sertifikasi.
Umum, T. O. (2012). Komunikasi Dalam
Universitas Negri Yogyakarta, 3(1).
Organisasi. Teori Organisasi Umum, 1(1),
Hasibuan, M. S. P. (2011). Manajemen
1–12.
Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi
Jakarta: Bumi Aksara.
Helmi, F. A. (2003). Disiplin Kerja.
Buletin Psikologi, 4(2), 32–42.
Maharani, I. R. (2010). Pengaruh
Penerapan Disiplin Kerja Terhadap
Prestasi Kerja Pegawai Dinas
60

Anda mungkin juga menyukai