Anda di halaman 1dari 11

ISSN: 2477-0620 112

1121

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROJECT-BASED LEARNING(PjBL) UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA
KELAS XI SMA N 2 GUNUNGPUTRI BOGOR

Penerapan Pembelajaran
Project Based Learning
(PjBL) Untuk
Meningkatkan
Kemampuan Matematis
Siswa Kelas XI SMA N 2
Gunung Putri Bogor
Linda
SMA Negeri 2 Gunungputri, Kabupaten Bogor
linda.bundanadia@gmail.com

ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Project-Based Learning


dalam meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa. Metode penelitian ini
adalah mixed method dengan Embedded design. Sampel penelitian ini adalah siswa
kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan siswa XI IPA 2 sebagai kelas kontrol.
Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan
terhadap data tes awal, tes akhir, dan gain ternormalisasi kemampuan pemahaman
matematis, serta terhadap data tes kedua kelompok dilakukan uji perbedaan rerata antara
dua populasi dengan uji t. Analisis kualitatif dilakukan untuk menelaah aktivitas guru
dan siswa selama pembelajaran Project-Based Learning dan sikap siswa terhadap
pembelajaran yang menggunakan model Pembelajaran Project-Based Learning. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa
yang mendapatkan model pembelajaran Project-Based Learning lebih baik daripada
siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositori dan Respon siswa terhadap
pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Project-Based
Learning adalah positif.

Kata kunci: Pembelajaran Matematika, Project-Based Learning, Pemahaman


Matematis Siswa dan Aktivitas Siswa.

ABSTRACT: The purpose of this study to determine the effect of Project-Based


Learning in improving the ability of students' mathematical understanding. This
research method is a mixed method with Embedded design. The sample was a class XI
student of Natural Sciences and 3 as the experimental class XI student of Natural
Sciences 2 as the control class. The data were analyzed quantitatively and qualitatively.
Quantitative analysis was conducted on the initial test, the final test, and normalized
gain understanding of mathematical ability, as well as against two groups of test data to
test the mean difference between the two populations with the t test. Qualitative analysis
was undertaken to examine the activities of teachers and students during the learning
Project-Based Learning and the students' attitudes toward learning model Learning
Project-Based Learning. The results showed that increased understanding of
mathematical ability of students who get a learning model Project-Based Learning is
better than students who had expository and Student responses to the implementation of

GEMAEDU Vol. 2 No.2 Maret 2017 Penerapan... (Linda


ISSN: 2477-0620 113
mathematics learning model Project-Based Learning is positive. 1131

Keywords: Mathematics Learning, Project-Based Learning, Mathematical


Understanding Students and Student Activities.

GEMAEDU Vol. 2 No.2 Maret 2017 Penerapan... (Linda


ISSN: 2477-0620 114
1141

PENDAHULUAN bermakna pada situasi atau


Matematika sebagai salah satu permasalahan-permasalahan lebih luas.
mata pelajaran di sekolah memegang Pemahaman menurut Copeland
peranan penting dalam membentuk (Sumarmo, 1987: 26), dibedakan jadi
siswa menjadi berkualitas, karena dua jenis, yaitu pemahaman knowing
matematika merupakan suatu sarana how to (dapat mengerjakan sesuatu
berpikir untuk mengkaji sesuatu secara secara rutin/algoritmik) dan knowing
logis dan sistematis. Sehingga perlu (mengerjakan sesuatu dengan sadar
adanya peningkatan mutu pendidikan akan proses yang dikerjakannya.
matematika. Salah satu hal yang harus Sedangkan pemahaman menurut
diperhatikan adalah meningkatkan Skemp (Sumarno, 1987:27) dibedakan
pemahaman konsep matematika siswa menjadi 2 jenis, yaitu pemahaman
di sekolah. Belajar matematika instrumental dan relasional.
merupakan proses aktif siswa untuk Pemahaman instrumental adalah hapal
merekonstruksi makna atau konsep- sesuatu secara terpisah atau dapat
konsep matematika. Hal ini berarti, menerapkan sesuatu pada perhitungan
bahwa belajar matematika merupakan rutin/sederhana, mengerjakan secara
proses untuk menghubungkan materi algoritmik saja. Sedangkan
yang dipelajari dengan pemahaman pemahaman relasional adalah dapat
yang dimiliki. mengaitkan sesuatu dengan hal lainnya
Kemampuan pemahaman secara benar dan menyadari proses
matematik adalah salah satu tujuan yang dilakukan.
penting dalam pembelajaran, Pembelajaran matematika
memberikan pengertian bahwa materi- merupakan salah satu mata pelajaran
materi yang diajarkan kepada siswa yang masih dianggap sulit dipahami
bukan hanya sebagai hafalan, namun oleh siswa. Oleh karena itu dalam
lebih dari itu dengan pemahaman siswa proses pembelajaran matematika
dapat lebih mengerti akan konsep diperlukan suatu metode mengajar
materi pelajaran itu sendiri. yang bervariasi. Hal ini dalam
Pemahaman matematik juga mengajar tidak harus
merupakan salah satu tujuan dari setiap menggunakanmetodesama untuk
materi yang disampaikan oleh guru. semua pokok bahasan, sebab dapat
Pemahaman matematis dapat terjadi bahwa suatu metode mengajar
dipandang sebagai proses dan tujuan tertentu cocok untuk satu pokok
dari suatu pembelajaran matematika. bahasan tetapi tidak untuk pokok
Pemahaman matematis sebagai proses bahasan yang lain. Kenyataan yang
menunjukkan kemampuan dalam terjadi adalah penguasaan siswa
menerapkan konsep atau teori yang terhadap materi matematika masih
dipahami pada keadaan dan situasi- tergolong rendah jika dibanding
situasi lain. Sedangkan pemahaman dengan mata pelajaran lain. Kondisi
matematis sebagai suatu tujuan berarti seperti ini terjadi pula pada SMA N 2
suatu kemampuan memahami konsep, Gunung Putri Bogor.Hal ini dapat
membedakan sejumlah konsep-konsep dilihat dari banyaknya siswa yang
yang saling terpisah serta kemampuan nilainya tidak mencapai KKM. Nilai
melakukan perhitungan secara KKm untuk matematika yaitu 75, dari

GEMAEDU Vol. 2 No.2 Maret 2017 Penerapan... (Linda


hasil observasi menunjukkkan realistik.Project-Based Learning
banyaknya siswa yang mengalami merupakan pembelajaran inovatif yang
kesulitan memahami materi matematik berpusat pada siswa (student centered)
dan sebagian siswamemiliki motivasi dan menempatkan guru sebagai
belajar yang masih rendah. motivator dan fasilitator, dimana siswa
Melihat fenomena tersebut, diberi peluang bekerja secara otonom
maka perlu diterapkan suatu sistem mengkonstruksi belajarnya.
pembelajaran yang melibatkan peran Pembelajaran Project-Based
siswa secara aktif dalam kegiatan Learning (PjBL) adalah metoda
pembelajaran untuk meningkatkan pembelajaran yang menggunakan
pemahaman konsep siswa disetiap proyek/kegiatan sebagai media. Siswa
jenjang pendidikan. Salah satu model melakukan eksplorasi, penilaian,
pembelajaran yang melibatkan peran interpretasi, sintesis, dan informasi
siswa secara aktif adalah Pembelajaran untuk menghasilkan berbagai bentuk
Project-Based Learning. Melalui model hasil belajar. Pembelajaran Project-
pembelajaran ini diharapkan siswa Based Learning (PjBL) merupakan
dapat mengemukakan pemikirannya, metode belajar yang menggunakan
saling bertukar pendapat, saling bekerja masalah sebagai langkah awal dalam
sama jika ada teman dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
kelompoknya yang mengalami pengetahuan baru berdasarkan
kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan pengalamannya dalam beraktifitas
pemahaman siswa untuk mengkaji dan secara nyata. (Depdikbud 2013)
menguasai materi pelajaran matematika Menurut Thomas, dkk
sehingga nantinya akan meningkatkan (1999) dalam Wena (2010:68)
pemahaman konsep siswa. disebutkan bahwa Pembelajaran
John Dewey (Dimyati dan berbasis proyek merupakan model
Mudjiono, 2006: 116) menekankan pembelajaran yang memberikan
bahwa belajar menyangkut apa yang kesempatan kepada guru untuk
harus dikerjakan murid untuk dirinya mengelola pembelajaran di kelas
sendiri, maka inisiatif harus datang pada dengan melibatkan kerja proyek.
murid-murid sendiri. Guru adalah Sedangkan aktivitas belajar adalah
pembimbing dan pengarah yang segala kegiatan yang dilakukan dalam
mengemudikan perahu, tetapi tenaga proses interaksi (guru dan siswa) dalam
untuk menggerakan perahu tersebut rangka mencapai tujuan belajar.
haruslah berasal dari murid yang Aktivitas yang dimaksudkan di sini
belajar. penekanannya adalah pada siswa, sebab
Buck Institute for Education dengan adanya aktivitas siswa dalam
(BIE) (Khamdi, 2007) “Project-Based proses pembelajaran terciptalah situasi
Learning adalah model pembelajaran belajar aktif, seperti yang dikemukakan
yang melibatkan siswa dalam kegiatan oleh Rochman Natawijaya dalam
pemecahan masalah dan m teemberi Depdiknas, 2013 : 31, belajar aktif
peluang siswa bekerja secara otonom adalah “Suatu sistem belajar mengajar
mengkonstruksi belajar mereka sendiri, yang menekankan keaktifan siswa
dan puncaknya menghasilkan produk secara fisik, mental intelektual dan
karya siswa bernilai dan emosional guna memperoleh hasil
belajar yang berupa perpaduan antara meningkatkan pemahaman matematis
aspek kognitif, afektif dan psikomotor” siswa pada jenjang SMA. Peneliti
Berdasarkan latar belakang yang telah tertarik melakukan penelitian yang
dikemukakan di atas, maka peneliti berjudul Penerapan Pembelajaran
tertarik mengetahui apakah Project-Based Learning (PjBL) untuk
pembelajaran dengan menggunakan Meningkatkan Kemampuan
Project-Based Learningakan Pemahaman Matematis.

METODE Kebenaran hasil penelitian tidak banyak


Metode penelitian yang didukung oleh kepercayaan berdasarkan
digunakan dalam penelitian ini konfirmasi dari pihak-pihak yang
menggunakanMixed Method Embedded diteliti, sehingga instrumen yang
Design. Metode ini merupakan digunakan antara lain lembar observasi,
penguatan dari proses penelitian yang angket dan wawancara. Populasi dalam
menggunakan metode tunggal penelitian ini adalah siswa kelas XI
(kualitatif ataupun kuantitatif), karena Sekolah Menengah Atas Negeri 2
pada metode penyisipan (Embedded Gunungputri kabupaten Bogor. Yang
Design) peneliti hanya melakukan menjadi sampel dalam penelitian ini
mixed (campuran) pada bagian adalah kelas XI IPA 3 sebagai kelas
pendekatan kualitatif pada penelitian eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai
yang berkarakter kuantitatif (Indrawan kelas kontrol.
& Yaniawati : 2014). Pendekatan Desain yang digunakan dalam
kuantitatif dilakukan dalam bentuk dalam penelitian ini adalah “Control
Quasi Eksperimen dengan desain Group Pretest-Postest Desaign”
eksperimen yang dilakukan adalah (Arikunto, 2005 : 86). Desain dapat
desain kelompok pretest dan postest. digambarkan senbagai berikut :

A O1 X O2

A O3 O4
Keterangan:
A : pemilihan sampel secara acak
X : Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
O : Pretes dan postes kemampuan pemahamanmatematis siswa

HASIL DAN PEMBAHASAN aktivitas siswa dan guru selama


Hasil pembelajaran matematika dan sikap
Data yang diperoleh dan siswa terhadap pelajaran matematika,
dianalisis dalam penelitian ini berupa model pembelajaran Project-Based
nilai hasil pretest dan postest pada Learning dan soal-soal kemampuan
aspek kemampuan pemahaman pemahaman matematis.
matematis siswa. Selain itu dilihat juga
untuk mengetahui kesamaan 0,004. Hal tersebut menunjukkkan
rerata kemampuan pemahaman bahwa Ho ditolak karena nilai
matematis siswa yang memperoleh signifikasi yang diperoleh lebih kecil
pembelajaran Project-Based Learning dari 0,05. Maka dapat disimpulkan
dan pembelajaran ekspositori dihitung bahwa dengan menggunakan
uji kesamaan rerata skor postes dengan pembelajaran berbasis proyek terdapat
uji Mann-Whitney-U. peningkatan yang signifikan terhadap
Berdasarkan hasil yang kemampuan pemahaman matematis
diperoleh dari uji Mann-Whitney, dapat siswa dari pada pembelajaran
dilihat bahwa nilai signifikasi adalah ekspositori.
Pembahasan menggabungkan siswa yang pandai
1. Kemampuan Pemahaman dalam satu kelompok agar bisa
Matematis dalam Pembelajaran membimbing temannya dalam
Project-Based Learning kelompok. Pembelajaran berbasis
Pada awal pembelajaran siswa proyek merupakan metode belajar yang
diberikan arahan dalam pembelajaran menggunakan masalah sebagai langkah
Project-Based Learninguntuk awal dalam mengumpulkan dan
pemahaman matematis siswa.Aspek mengintegrasikan pengetahuan baru
atau indikator pemahaman matematis berdasarkan pengalamannya dalam
yang diukur adalah kemampuan beraktivitas secara nyata.Melalui
instrumental dan pemahaman relasional. pembelajaran berbasis proyek, proses
Kemampuan pemahaman instrumental inquiry dimulai dengan memunculkan
adalah kemampuan menyatakan ulang pertanyaan penuntun (a guiding
konsep yang telah dipelajari, dapat question) dan membimbing peserta
menerapkan sesuatu pada perhitungan didik dalam sebuah proyek kolaboratif
sederhana/rutin dan mengerjakan yang mengintegrasikan berbagai subjek
secara algoritmik, sedangkan (materi) dalam kurikulum.
pemahaman relasional adalah Langkah kedua adalah
kemampuan yang dapat mengaitkan menyusun perencanaan proyek yaitu
sesuatu dengan hal lainnya secara benar tiap kelompok merancang langkah-
dan menyadari proses yang dilakukan. langkah kegiatan penyelesaian proyek
Dalam pembelajaran Project- dari awal sampai akhir beserta
Based Learning, guru menjelaskan pengelolaannya. Kegiatan perancangan
langkah-langkah (sintaks) yang proyek ini berisi aturan main dalam
dilakukan siswa, yaitu : menentukan pelaksanaan tugas proyek, pemilihan
pertanyaan mendasar, membuat desain aktivitas yang dapat mendukung tugas
proyek, menyusun penjadwalan, proyek, pengintegrasian berbagai
memonitor kemajuan proyek, menguji kemungkinan penyelesaian tugas
hasil, dan evaluasi pengalaman. proyek, perencanaan sumber/bahan/alat
Langkah pertamapenentuan yang dapat mendukung penyelesaian
pertanyaan mendasar yaitu penentuan tugas proyek dan kerja sama antar
tugas apa yang harus dilakukan dan anggota kelompok.
penentuan kelompok belajar siswa yang Langkah ketiga menyusun
diarahkan oleh guru (peneliti). Dalam jadwal bersama guru dan siswa
penentuan kelompok, peneliti menentukan berapa lama proyek
tersebut harus selesai.Siswa di bawah bahwa pembelajaran berbasis proyek
pendampingan guru melakukan mempunyai ciri-ciri siswa dapat
penjadwalan semua kegiatan yang telah memilih topik dan / atau proyek
dirancangnya, harus disepakati dan presentasi/produk, menghasilkan
dipatuhi. produk akhir misal presentasi,
Langkah keempat adalah rekomendasi untuk memecahkan
monitoring, guru memonitor kelompok masalah yang terkait dengan dunia
mana yang belum mengerti dan yang nyata, melibatkan berbagai disiplin
sudah dalam mengerjakan tugas baik di ilmu, bervariasi dalam durasi waktu,
dalam kelas maupun di luar jam menampilkan guru dalam peran
pelajaran. Guru juga menanyakan tugas fasilitator. Setelah selesai presentasi
kelompok yang mau dipersentasikan. guru membimbing siswa untuk
Langkah ini merupakan langkah membuat kesimpulan tentang materi
pengimplementasian rancangan proyek yang telah dipelajari.
yang telah dibuat. Aktivitas yang dapat Langkah keenam adalah
dilakukan dalam kegiatan proyek di mengevaluasi pengalaman siswa
antaranya adalah dengan a) membaca, berupa tujuan pembelajaran, mamfaat
b) meneliti, c) observasi, d) interviu, e) yang diperoleh siswa dengan
merekam, f) berkarya seni, g) pembelajaran Project-Based
mengunjungi objek proyek, atau h) Learningdan kesan yang dirasakan
akses internet. Guru bertanggungjawab siswa setelah dilakukannya
memonitor aktivitas siswa dalam pembelajaran tersebut. Guru dan
melakukan tugas proyek mulai proses peserta didik pada akhir proses
hingga penyelesaian proyek. Pada pembelajaran melakukan refleksi
kegiatan monitoring, guru membuat terhadap aktivitas dan hasil tugas
rubrik yang akan dapat merekam proyek. Proses refleksi pada tugas
aktivitas siswa dalam menyelesaikan proyek dapat dilakukan secara individu
tugas proyek. maupun kelompok. Pada tahap evaluasi,
Langkah kelimayaitu menguji peserta didik diberi kesempatan
hasil dimana tiap kelompok mengemukakan pengalamannya selama
mempersentasikan hasil proyeknya di menyelesaikan tugas proyek yang
depan kelompok lain. Kelompok yang berkembang dengan diskusi untuk
tidak persentasi menanggapi dan memperbaiki kinerja selama
menyanggah penemuan kelompok yang menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap
presentasi. Hasil proyek dalam bentuk ini juga dilakukan umpan balik terhadap
produk, baik itu berupa produk karya proses dan produk yang telah
tulis atau laporan yang dipresentasikan dihasilkan.
dan/atau dipublikasikan kepada siswa Dilihat darihasil penelitian yang
yang lain dan guru atau masyarakat telah dikemukakan sebelumnya,
dalam bentuk pameran produk dibandingkan dengan pembelajaran
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan ekspositori, pembelajaran Project-
pendapat The National Council of Based Learningmenunjukkan peran
Teachers of Mathematics (NCTM) yang berarti dalam peningkatan
Principles and Standards for School kemampuan pemahaman matematis
Mathematics (2000) yang menjelaskan siswa. Dari hasil penelitian dapat
dinyatakan bahwa faktor pembelajaran terhadap nilai pretest. Nilai pretest ini
memberikan pengaruh signifikan merupakan landasan bagi peneliti untuk
terhadap peningkatan kemampuan mengambil keputusan apakah penelitian
pemahaman siswa. Secara umum hal tersebut data yang dikumpulkan berasal
ini menunjukkan bahwa siswa yang dari populasi yang sama. Nilai
memperoleh pembelajaran Project- pretestakan menunjukkan kemampuan
Based Learningmengalami peningkatan awal siswa sebelum diberikan perlakuan
pemahaman matematis yang lebih baik dengan metode tertentu.
daripada siswa yang memperoleh Sebelum proses pembelajaran
pembelajaran ekspositori. dimulai, diberikan pretest pada kelas
Pembelajaran matematika eksperimen dan kelas kontrol. Hasil
dengan menggunakan pembelajaran analisis data pretest menggunakan uji t
Project-Based Learningdapat menunjukkan kemampuan pemahaman
meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa kelas eksperimen daan
matematis siswa karena dalam proses kelas kontrol tidak berbeda secara
pembelajaran siswa dilibatkan secara signifikan. Dengan kata lain kelas
aktif dalam masalah-masalah kompleks eksperimen dan kelas kontrol memiliki
berupa persoalan-persoalan dalam kemampuan awal yang sama. Hasil
kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai analisis data diperoleh bahwa skor
dengan yang Thomas, Margendoller, & rerata kemampuan pemahaman
Michaelson, 1999, bahwa pembelajaran matematis sebelum penelitian memiliki
Project-Based Learning adalah sebuah kemampuan awal yang sama secara
model atau pendekatan pembelajaran signifikan antara siswa yang
yang inovatif, yang menekankan belajar memperoleh pembelajaran berbasis
konstektual melalui kegiatan-kegiatan proyek dengan siswa yang memperoleh
yang kompleks. pembelajaran ekspositori. Hal ini
Data yang dianalisis diperoleh menunjukkan bahwa sebelum
dari dua kelas.Kelas pertama sebagai pembelajaran dilaksanakan kedua kelas
kelas eksperimen dan kelas kedua memiliki kemampuan yang sama.
sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen Setelah pelaksanaan
diberi perlakuan dengan metode PJBL pembelajaran selesai, dilakukan postest
sedangkan kelas kontrol menggunakan untuk melihat pencapaian kemampuan
metode ekspositori.Dari kedua metode pemahaman matematis siswa. Hasil uji
tersebut kemudian dianalisis hasil nya skor postest menunjukkan bahwa
yang megacu pada pemahaman pencapaian kemampuan matematis
matematis siswa dan aktivitas siswa yang memperoleh pembelajaran
siswa.Apakah dengan metode berbasis proyek lebih baik daripada
PjBLmemberikanpengaruh terhadap siswa yang memperoleh ekspositori.
tingkat pemahaman matematis atau Hasil pengolahan data postest
tidak berpengaruh dan apakah metode kemampuan pemahaman matematis
PjBL memberikan pengaruh terhadap siswa menunjukkan bahwa nilai rata-
aktivitas siswa. rata kelas eksperimen lebih tinggi dari
Untuk mengetahui apakah kedua pada kelas kontrol. Setelah dilakukan
kelas termasuk dalam populasi yang uji kesamaan dua nilai rata-rata, untuk
sama maka dilakukan pengujian kemampuan pemahaman matematis
siswa kelas eksperimen dan kelas pada proses pembelajaran harus
kontrol dengan melakukan uji t aksen melibatkan seluruh aspek psikofisis
diperoleh bahwa kemampuan siswa baik jasmani maupun rohani
pemahaman matematis siswa kelas (Suhana, 2014: 21). Dalam
eksperimen dan kelas kontrol berbeda pembelajaran berbasis proyek, guru
secara signifikan.Secara umum harus mampu mengkondisikan kelas
kemampuan pemahaman matematis agar proses pembelajaran berlangsung
siswa yang melakukan pembelajaran dengan baik.
berbasis proyek lebih baik secara Pada awal pertemuan
signifikan daripada siswa yang belajar pembelajaran Project-Based Learning,
secara ekspositori. siswa mengalami kebingungan dan
Untuk mengetahui seberapa masih kaku karena metode
besar peningkatan kemampuan pembelajaran tersebut jarang dilakukan
pemahaman matematis siswa kelas di kelas. Proses diskusi untuk
eksperimen dan kelas kontrol, maka membahas hasil yang diperoleh kurang
dilakukan data gain ternormalisasi (N- berjalan lancar. Kendala yang dihadapi
gain). Kemampuan pemahaman siswa di awal penerapan metode
matematis diperoleh rata-rata gain pembelajaran berbasis proyek
kelas eksperimen lebih tinggi dari rata- diantaranya adalah kesulitan
rata gain kelas kontrol dan keduanya mengemukakan ide untuk
termasuk kategori sedang. Walaupun menyelesaikan masalah, ragu
kelas eksperimen dan kontrol sama- memberikan komentar dan saran serta
sama mempunyai N-gain kategori tidak dapat memberikan kritikan
sedang, tetapi setelah dilakukan uji non terhadap masalah matematika.
parametric Mann-Whitney diperoleh Pada pertemuan selanjutnya
bahwa rata-rata N-gain kelas siswa sudah mulai terbiasa dengan
eksperimen dan N-gain kelas kontrol metode pembelajaran berbasis proyek
berbeda secara signifikan.Dengan tersebut dan mampu menarik minat
demikian kesimpulan yang diperoleh siswa, karena pembelajaran berbasis
adalah model pembelajaran berbasis proyek ini mampu menciptakan suasana
proyek dapat meningkatkan belajar yang berbeda dan melibatkan
kemampuan pemahaman matematis keaktifan setiap siswa.Selain itu,
siswa. pembelajaran berbasis proyek membuat
2. Aktifitas Guru dan Siswa dalam siswa aktif dalam diskusi kelompok dan
Pembelajaran Berbasis Proyek dalam diskusi kelas. Hal ini sejalan
Pada penelitian ini peneliti dengan yang diungkapkan Dierich
bertindak sebagai pengajar kelas dalam Suhana (2014:22) yang
eksperimen dan kontrol.Berdasarkan menyatakan bahwa aktifitas adalah
hasil observasi, aktivitas guru dan siswa kegiatan-kegiatan lisan (oral) yaitu
dalam pembelajaran berbasis proyek mengungkapkan suatu fakta atau
berjalan dengan baik dalam setiap prinsip, menghubungkan suatu kajian,
pertemuan.Peran guru dalam mengajukan pertanyaan, memberi saran,
pembelajaran di dalam kelas mengemukakan pendapat,
memfasilitasi siswa dalam setiap berwawancara, diskusi dan instrupsi.
pembelajaran berbasis proyek.Keaktifan
ISSN: 2477-0620 120
1201

Pada awal pembelajaran siswa matematika. Hal ini dapat dilihat dari
dihadapkan pada situasi atau masalah minat dan kesungguhan siswa terhadap
yang terdapat dalam LKS, kemudian pembelajaran matematika dan siswa
siswa mendiskusikannya pada dengan senang hati menerima model
kelompok masing-masing untuk pembelajaran berbasis proyek.
membuat dugaan. Siswa yang Demikian pula halnya dengan
mengalami kesulitan, mereka sikap siswa terhadap pembelajaran
berkonsultasi kepada guru. Setelah berbasis proyek, sikap siswa memiliki
kegiatan penemuan selesai dan siswa sikap positif terhadap masing-masing
telah mengerjakan LKS, lalu guru indikator. Hal ini dikarenakan siswa
memberikan kesempatan kelompok sering mengkonstruksi sendiri konsep
untuk mempersentasikan temuan matematika yang akan dipelajari
mereka di depan kelas. Kelompok daripada hanya menerima dan
yang lain menanggapi dan memberikan menunggu konsep matematika yang
saran dan kritik. diberikan guru. Selain itu, mereka
Berdasarkan pengamatan beranggapan bahwa mengkontruksi
peneliti, siswa lebih aktif dalam sendiri konsep matematika dapat
mengemukakan hasil kerja mereka. memudahkan mereka menyelesaikan
Pada akhir pembelajaran dengan masalah matematika.
bimbingan guru, siswa menyimpulkan Sikap positif tersebut
hal-hal yang mereka temukan dalam ditunjukkan pula dari pernyataan siswa
proses pembalajaran. Pada bagian bahwa mereka menyukai
penutup siswa diberikan tugas berupa menyimpulkan hasil diskusi karena
proyek penelitian berikutnya yang harus dapat membantu mereka dalam
dikerjakan diluar jam pelajaran sekolah memahami konsep matematika yang
dan hasilnya berupa laporan penlitian dipelajari. Pembelajaran berbasis
mereka. Secara keseluruhan proyek guru bisa memfasilitasi ketika
pelaksanaan pembelajaran Project- siswa mengungkapkan ide-ide dalam
Based Learning sesuai dengan tujuan pembelajaran.
yang telah direncanakan. Sikap siswa terhadap soal
3. Sikap Siswa Terhadap kemampuan pemahaman matematis
Matematika, Pembelajaran juga menunjukkan hal positif, siswa
Berbasis Proyek dan Soal memiliki sikap positif terhadap masing-
Kemampuan Pemahaman masing indikator. Siswa merasakan
Matematis bahwa dalam pembelajaran berbasis
Berdasarkan hasil analisis proyek dapat memotivasi siswa untuk
terhadap sikap siswa, dilihat bahwa mengungkapkan ide yang dimiliki,
setelah siswa diberikan pembelajaran menambah pemahaman konsep
berbasis proyek , siswa memiliki sikap matematika yang dipelajari dan
positif terhadap masing-masing memberi mamfaat untuk kehidupan
indikator dan pembelajaran sehari-hari.
PENUTUP Saran
Simpulan Berdasarkan simpulan dan
Simpulan dalam penelitian ini temuan selama penelitian, maka
adalah sebagai berikut : diajukan beberapa saran sebagai berikut
1. Peningkatan kemampuan :
pemahaman matematis siswa yang 1. Kepada para siswa agar lebih aktif
memperoleh pembelajaran Project- lagi agar pembelajaran lebih
Based Learning lebih baik daripada bermakna.
siswa yang memperoleh 2. Kepada guru matematika,
pembelajaran ekspositori. pembelajaran berbasis proyek bisa
2. Siswa yang mendapat pembelajaran jadi salah satu alternatif metode
Project-Based Learning lebih aktif belajar yang dapat dilakukan
daripada siswa yang mendapat secara efektif di sekolah.
pembelajaran ekspositori. 3. Kepada sekolah agar dapat
menyediakan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan untuk
pembelajaran berbasis proyek

DAFTAR PUSTAKA National Council of Teachers of


Arikunto, S. 2005. Prosedur Penelitian Mathematics. 2000. Principles
suatu Pendekatan Praktek. and Standars for School
Jakarta :Rieneka Cipta. Mathematics.Reston, VA:
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar NCTM.
dan Pembelajaran. Jakarta: Suhana, C. 2014. Konsep Strategi
Rieneka Cipta. Pembelajaran. Bandung.
Indrawan, R & Yaniawati P. 2014. Refika Aditama.
Metode Penelitian. Kuantitatif, Sumarmo, U. 1987. Kemampuan
kualitatif dan Campuran untuk Pemahaman dan Penalaran
Manajemen, Pembangunan dan Matematika Peserta Didik SMA
Pendidikan. Bandung. dikaitkan dengan Kemampuan
Kementerian Pendidikan dan Penalaran Logik Pesrta Didik
Kebudayaan. 2013. Materi dan beberapa Unsur Proses
Pelatihan Guru Implementasi Belajar Mengajar. Disertasi
Kurikulum 2013. Jakarta. PPS IKIP Bandung : tidak
Badan Pengembangan diterbitkan.
Sumberdaya Manusia Thomas, J.W., dkk. 1999. Project Base
Pendidikan dan Kebudayaan. Learning: A Handbook of
Jakarta Middle and High School
Khamdi, W. 2008. Project-Based Teacher. Novato CA: The Buck
Learning: Pendekatan Institute for Education.
Pembelajaran Inovatif. [online]. Wena, Made. 2010. Strategi
Tersedia : Pembelajaran Inovatif
http://www.snapdrive.net/files/5 Kontemporer: Suatu Tinjauan
71708/PBL. [2 mei 2009]. Konseptual Operasional.
Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai