Anda di halaman 1dari 18

Analisis Potensi Pendapatan Asli Daerah Sebagai Sumber Pembiayaan

Pembangunan Daerah Sumatera Utara

Oleh : Ramadona Simbolon dan Sri Elviani *)

Intisari

Penelitian bertujuan untukmengetahui dan menganalisis Pendapatan Asli Daerah


sebagai sumber pembiayaan pembangunan daerah Sumatera Utara, menganalisis
potensi PendapatanAsli Daerah sebagai sumber pembiayaan pembangunan daerah
yang dapat dikembangkan di Sumatera Utaradanmenganalisis dan menyusun strategi
pengembangan potensi Pendapatan Asli Daerah sebagai sumber pembiayaan
pembangunan daerah di Sumatera Utara.
Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa pajak daerah, retribusi daerah dan
hasil kekayaan daerah yang dipisahkan secara simultan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kemandirian fiskal. Secara parsial pajak daerah dan hasil kekayaan
daerah yang dipisahkan berpengaruh terhadap kemandirian fiskal, sehingga retribusi
daerah tidak berpengaruh terhadap kemandirian fiskal. Pajak Daerah merupakan
sumber pendapatan yang memiliki kontribusi terbesar terhadap kemandirian fiskal,
sedangkan retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah kontribusinya masih
kecil terhadap APBD Propinsi Sumatera Utara. Oleh karena itu perlu ditingkatkan peran
BUMD dan retribusi daerah untuk meningkatkan penerimaan daerah dan mewujudkan
kemandirian fiskal Propinsi Sumatera Utara.

Kata kunci : Pajak Daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan dan kemandirian fiskal.

PENDAHULUAN membangun daerah berdasarkan


Latar Belakang kemampuan dan kehendak daerah
Sebelum era reformasi harapan sendiri ternyata dari tahun ke tahun
pemerintah daerah untuk dapat dirasakan semakin jauh dari kenyataan.

212
*) Dosen FE UISU Medan Vol. XV No. 1
Edisi Jan – April 2017
Yang terjadi adalah ketergantuan fiskal untuk mendukung berjalannya
dan subsidi serta bantuan pemerintah lembaga-lembaga publik tersebut
pusat sebagai wujud ketidakberdayaan secara ekonomis, efisien, efektif,
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam transparan, dan akuntabel sehingga
membiayai Anggaran Pendapatan dan cita-cita reformasi yaitu menciptakan
Belanja Daerah (APBD). good governance benar-benar tercapai.

Era reformasi memberikan peluang Melihat kondisi sumber penerimaan di


bagi perubahan paradigma Sumatera Utara, ternyata Pendapatan
pembangunan nasional dari paradigma Asli Daerah (PAD) belum bisa
pertumbuhan menuju paradigma diharapkan untuk dijadikan tumpuan
pemerataan pembangunan secara lebih dalam mencukupi kebutuhan dana
adil dan berimbang. Dikeluarkannya untuk pengeluaran daerah. Untuk
kedua UU No. 22 tahun 1999 dan UU menghindari persoalan dalam era
No. 25 tahun 1999 desentralisasi pada masa mendatang,
tentangPerimbanganKeuanganAntaraP Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera
emerintahPusatdan Daerah Utara perlu melakukan upaya-upaya
memberikan implikasi yang sangat yang serius dalam rangka
mendasar yang mengarah pada perlu meningkatkan kemampuan keuangan
dilakukannya reformasi sektor publik daerah yang bersumber dari PAD.
dan dipakainya paradigma baru dalam Kondisi Pendapatan Asli Daerah di
pengelolaan keuangan daerah. Dimensi Sumatera Utara ditunjukkan dengan
reformasi sektor publik tersebut tidak kontribusi Pendapatan Asli Daerah
saja sekedar perubahan format hanya sekitar 25% dari penerimaan
lembaga, akan tetapi mencakup daerah Sumatera Utara.
pembaharuan alat-alat yang digunakan
213
*) Dosen FE UISU Medan Vol. XV No. 1
Edisi Jan – April 2017
Sejalan hal tersebut, makaperlu yang perlu diberdayakan diantaranya
dilakukan Kajian Pengembangan adalah investasi, obligasi dan PDRB
Potensi PendapatanAsli Daerah perkapita. Untuk menggali potensi lokal
SebagaiSumber Pembiayaan dan meningkatkan kinerja keuangan
Pembangunan Daerah Sumatera Utara. dalam rangka mewujudkan kemandirian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji daerah pada pelaksanaan otonomi
dan menganalisis kemampuan daerah terletak pada kemampuan
keuangan daerah untuk membiayai keuangan daerah untuk membiayai
pembangunan daerah. Ciri utama yang penyelengaraan pemerintahannya,
menunjukkan suatu daerah otonom sehingga sudah sewajarnya apabila
harus memiliki kewenangan dan PAD dijadikan salah satu barometer
kemampuan untuk menggali sumber- dalam pelaksanaan otonomi daerah.
sumber keuangannya sendiri, Masalahnya proporsi penerimaan yang
mengelola dan menggunakan berasal dari PAD Provinsi jumlahnya
keuangan yang cukup memadai untuk kecil, sehingga terjadi
membiayai penyelenggaraan ketidakseimbangan keuangan daerah
pemerintahan daerahnya. (fiscal gap) antara kemampuan daerah
Ketergantungan kepada bantuan pusat (fiscal capacity) dan kebutuhan daerah
harus seminimal mungkin, sehingga (fiscal need).
PAD khususnya pajak menjadi bagian
sumber keuangan terbesar (Koswara, Tujuan Penelitian
1999). Untuk meningkatkan potensi Tujuan penelitian ini adalah untuk :
sumber-sumber pembiayaan a. Mengetahui
pembangunan daerah atau juga biasa danmenganalisisPendapatanAsli
disebut dengan Pendapatan Asli Daerah
Daerah (PAD), ada beberapa faktor sebagaisumberpembiayaan
214
*) Dosen FE UISU Medan Vol. XV No. 1
Edisi Jan – April 2017
pembangunan daerah Sumatera Jenis dan Sumber Data
Utara. Penelitian ini menggunakan jenis data
b. Menganalisis potensi sekunder (time series) selama periode
PendapatanAsli Daerah tahun 2005 s/d 2012.Data yang
sebagaisumber pembiayaan diperoleh berupa data realisasi
pembangunan daerah yang dapat penerimaan Anggaran Pendapatan
dikembangkan di Sumatera Utara. Belanja Daerah (APBD) atau Total
c. Menganalisis dan menyusun Penerimaan
strategi pengembangan potensi Sumber data lainnya berupa buku-buku
Pendapatan Asli Daerah sebagai laporan tahunan beberapa terbitan
sumber pembiayaan seperti : Statistik Keuangan Pemerintah
pembangunan daerah di Sumatera Daerah Sumatera Utara, PDRB
Utara Sumatera Utara dan jurnal-jurnal
beberapa terbitan yang dapat diperoleh
METODE PENELITIAN diberbagai instansi.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam Metode Pengumpulan data
penelitian ini adalah jenis penelitian Metode pengumpulan data adalah
asosiatif dengan hubungan kausal atau melalui studi pustaka. Data dalam
sebab akibat dan penelitian deskriptif penelitian ini diperoleh dalam bentuk
kualitatif. Variabel-variabel yang diteliti yang sudah jadi dari Kantor Gubernur
dalam penelitian ini adalah pajak Provinsi Sumatera Utara. Data yang
daerah, retribusi daerah, hasil berbentuk tahunan diolah dalam bentuk
pengelolaan kekayaan daerah yang triwulanan untuk menyeragamkan
dipisahkan, dan kemandirian fiskal. periode masing-masing variabel.

215
*) Dosen FE UISU Medan Vol. XV No. 1
Edisi Jan – April 2017
Teknik Analisis Data Analisis Deskriptif
Teknik analisis yang Selain analisis regresi berganda,
digunakan untuk menjawab tujuan penelitian ini juga menggunakan
dalam penelitian ini adalah analisis analisis deskriptif. Analisis deskriptif ini
regresi berganda dan dikombinasikan digunakan untuk mengetahui dan
dengan metode analisis deskriptif. menganalisis besarnyaPAD yang
terdiridari Pajak Daerah, Retribusi
AnalisisRegresi Linear Berganda Daerah, Hasil Kekayaan Pemerintah
Persamaan regresi linier berganda Daerah yang dipisahkan dan
dalam penelitian ini adalah sebagai selanjutnya menyusun strategi
berikut : pengembangan potensi-potensi
penerimaan daerah dalam
DKF =  + β1PD + β2RD + β3HPKD + e meningkatkan PAD yang akan
Keterangan : digunakan untuk pembangunan daerah.
DKF : Derajat Kemandirian Fiskal
PD : Pajak Daerah PEMBAHASAN
RD : Retribusi Daerah Sumber-sumber Pembiayaan
HPKD : Hasil Pengelolaan Pembangunan Provinsi Sumatera
Kekayaan Daerah Utara
Dipisahkan Hasil uji F menunjukkan bahwa pajak
 : Konstanta. daerah, retribusi daerah,

 : Koefisien Regresi. danhasilkekayaandaerah yang

e : Residual dipisahkan berpengaruh terhadap


derajat kemandirian fiskal. Hal ini
terlihat dari nilai F hitung 34,274 > 2,51
dan signifikan karena nilai sig. sebesar
216
*) Dosen FE UISU Medan Vol. XV No. 1
Edisi Jan – April 2017
0.000<0.05. Hasil penelitian ini mengalokasikan belanja sesuai dengan
menunjukkan bahwa sumber-sumber prioritas dan untuk pembangunan,
pembiayaan keuangan Pemerintah sehingga tercipta kesempatan untuk
Provinsi Sumatera Utara, khususnya bekerja bagi masyarakat dan
PAD berasal dari pajak daerah, meningkatkan penghasilan masyarakat
retribusi daerah dan hasil pengelolaan serta kesejahteraannya.
kekayaan daerah yang dipisahkan. Hal
tersebut dibuktikan dengan struktur Pajak Daerah (X1) dan Kemandirian
APBD Pemerintah Provinsi Sumatera Fiskal (Y)
Utara yang beberapasumber Hasil uji secara parsial dengan
penerimaannya terdiri dari pajak menggunakan uji t menunjukkan bahwa
daerah, retribusi daerah, pajak daerah berpengaruh terhadap
danhasilkekayaandaerah yang derajat kemandirian fiskal. Hal ini
dipisahkan. terlihat dari nilai t hitung 10,129 > 1,714
Berdasarkan hasil analisa di dan signifikan karena nilai sig. sebesar
atas, maka Provinsi Sumatera Utara 0.000 < 0.05. Hasil penelitian ini
perlu meningkatkan penerimaan menunjukkan bahwa pajak daerah
khususnya dari PAD yang terdiri dari merupakan sumber yang digunakan
pajak daerah, retribusi daerah, dan untuk membiayai belanja rutin dan
hasil pengelolaan kekayaan daerah belanja pembangunan Pemerintah
yang dipisahkan sehingga dapat Provinsi Sumatera Utara. Jika dilihat
meningkatkan kemampuan dari nilai koefisien regresinya yaitu
keuangannya dan menciptakan sebesar 1,100. Hal ini menunjukkan
kemandirian fiskal bagi Provinsi bahwa pengaruh pajak daerah
Sumatera Utara. Selain itu Pemerintah terhadap kemandirian fiskal adalah
Provinsi Sumatera Utara perlu positif dan signifikan yang berarti
217
*) Dosen FE UISU Medan Vol. XV No. 1
Edisi Jan – April 2017
bahwa pajak daerah Retribusi Daerah (X2) dan
merupakansalahsatu sumberutama Kemandirian Fiskal (Y)
dalam pembiayaan pembangunan Hasil uji secara parsial dengan
daerah Provinsi Sumatera Utara. menggunakan uji t menunjukkan bahwa
Besaran persentase kontribusi pajak retribusi daerah tidak berpengaruh
daerah terhadap pendapatan asli terhadap derajat kemandirian fiskal. Hal
daerah Provinsi Sumatera Utara rata- ini terlihat dari nilai t hitung 1,326 < dari
rata mencapai di atas 90 persen. t tabel 1,714 dan tidak signifikan karena
Berdasarkan analisis nilai sig. sebesar 0.198 < 0.05. Hasil
perhitungan, maka diperoleh kontribusi penelitian ini menunjukkan bahwa
pajak daerah terhadap PAD sangat kontribusi retribusi daerah terhadap
signifikan dengan rata-rata > 90%. PAD dan penerimaan daerah pada
Hasil estimasi antara pajak daerah dan APBD masih sangat kecil. Hal ini juga
kemandirian fiskal di Provinsi dapat dibuktikan dari rata-rata
Sumatera Utara menunjukkan bahwa kontribusi retribusi daerah terhadap
pajak daerah berpengaruh positif dan PAD hanya sebesar 0,1 persen.
signifikan terhadap kemandirian fiskal
dengan nilai t statistik pajak daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
sebesar 10,129 lebih besar dari t tabel Dipisahkan (X3) dan Kemandirian
(1,714). Hasil estimasi ini menunjukkan Fiskal (Y)
bahwa dengan semakin meningkatnya Hasil uji secara parsial Hasil
pajak daerah, maka akan semakin Pengelolaan Kekayaan Daerah
meningkatkan kemandirian fiskal. Dipisahkan (HPKD)dengan
menggunakan uji t menunjukkan bahwa
HPKD berpengaruh terhadap derajat
kemandirian fiskal. Hal ini terlihat dari
218
*) Dosen FE UISU Medan Vol. XV No. 1
Edisi Jan – April 2017
nilai t hitung 3,539 > 2,51 dan signifikan utama pembiayaan pembangunan
karena nilai sig. sebesar 0.000<0.05. daerah Provinsi Sumatera Utara
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sehingga dapat meningkatkan
HPKD merupakan sumber Pendapatan kesejahteraan masyarakat.
Asli Daerah potensil yang dapat
digunakan untuk membiayai belanja Analisis Potensi Sumber-Sumber
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Pembiayaan Pembangunan Daerah
Jika dilihat dari nilai koefisien Sumatera Utara
regresinya yaitu sebesar 0,251, maka
kontribusi HPKD Provinsi Sumatera Berdasarkan analisis dalam penelitian
yang ada saat ini masih belum ini, maka terlihat bahwa sumber-
maksimal. sumber penerimaan daerah saat ini
Berdasarkan analisis hanya pajak daerah yang memberikan
perhitungan, terlihat bahwa rata-rata kontribusi terbesar, namun secara
kontribusi Hasil Pengelolaan Kekayaan umum sumber-sumber penerimaan
Daerah Dipisahkan (HPKD) terhadap daerah tersebut yang akan digunakan
PAD rata-rata hanya 0,5 persen. Hal ini untuk pembiayaan pembangunan
membuktikan bahwa kinerja BUMD daerah di Provinsi Sumatera Utara
belum maksimal, sehingga belum masih belum optimal. Hal ini terlihat
mampu untuk meningkatkan PAD dari kontribusi masing-masing variabel
secara signifikan. Hal ini tentunya sumber-sumber pembiayaan
membutuhkan strategi dan solusi dalam pembangunan tersebut diantaranya
pemberdayaan BUMD, sehingga dapat retribusi daerah hanya sebesar 0,1
meningkatkan labanya dan persen, HPKD sebesar 0,5 persen,
berkontribusi secara signifikan terhadap dana bagi hasil sebesar 0,1 persen,
PAD dan menjadi salah satu sumber dana alokasi umum sebesar 0,1
219
*) Dosen FE UISU Medan Vol. XV No. 1
Edisi Jan – April 2017
persen, dana alokasi khusus sebesar Strategi Pengembangan Penerimaan
0,1 persen, dan pendapatan lain-lain Pajak Daerah
yang sah hanya sebesar 0,05 persen. Berdasarkan data Penerimaan
Pajak Daerah Propinsi Sumatera Utara
Strategi Pengembangan Sumber- terjadi peningkatan nilai masing-masing
Sumber Pembiayaan Pembangunan sumber penerimaan pajak daerah
Daerah Provinsi Sumatera Utara setiap tahunnya, khususnya untuk
Berdasarkan analisis statistik pajak kenderaan bermotor, bea balik
terkait pengaruh masing-masing nama kenderaan bermotor dan pajak
variabel terhadap kemandirian fiskal bahan bakar kenderaan bermotor. Oleh
dan analisis secara deskriptif terhadap karena itu Peningkatan penerimaan
kelemahan-kelemahan dan belum daerah dari pajak daerah yang ada di
optimalnya sumber-sumber Provinsi Sumatera Utara dalam
pembiayaan pembangunan daerah meningkatkan potensi sumber
Provinsi Sumatera Utara, maka penerimaan daerah yang akan
diperlukan solusi dan strategi dalam digunakan untuk membiayai
peningkatan sumber-sumber pembangunan daerah dapat dilakukan
penerimaan daerah tersebut sehingga sebagai berikut :
dapat dijadikan sebagai sumber 1. Menaikkan tarif pajak untuk Pajak
pembiayaan pembangunan daerah Kenderaan Bermotor, khususnya
Provinsi Sumatera Utara dan Sedan, Jeep, Station Wagon, Truck,
menciptakan kemandirian fiskal. Pick Up (Tidak Umum), Sepeda
Beberapa strategi dalam peningkatan Motor, Scooter.
penerimaan daerha tersebut akan 2. Meningkatkan penjualan kenderaan
diuraikan sebagai berikut di bawah ini. di atas air, melalui pemberdayaan
pariwisata yang menggunakan
220
*) Dosen FE UISU Medan Vol. XV No. 1
Edisi Jan – April 2017
kenderaan di atas air, sehingga
dapat meningkatkan penjualan Investasi merupakan suatu faktor
kenderaan di atas air, serta krusial bagi kelangsungan proses
meningkatkan penerimaan pajak pembangunan ekonomi (suistanable
kenderaan di atas air. development) atau pertumbuhan
ekonomi jangka panjang.
Selain itu strategi peningkatan pajak Pembangunan ekonomi melibatkan
juga dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan produksi (barang dan
peningkatan investasi, sehingga dapat jasa) di semua sektor-sektor ekonomi.
meningkatkan kesejahteraan Dengan adanya kegiatan produksi,
masyarakat untuk mampu maka terciptalah kesempatan kerja dan
meningkatkan daya beli masyarakat. pendapatan masyarakat meningkat,
Besarnya kontribusi pajak daerah yang selanjutnya menciptakan/
Provinsi Sumatera Utara terhadap meningkatkan permintaan di pasar.
kemandirian fiskal, maka Pemerintah Pasar berkembang dan berarti juga
Provinsi Sumatera Utara perlu volume kegiatan produksi, kesempatan
melakukan peningkatan pajak secara kerja dan pendapatan dalam negeri
terus-menerus. Salah satunya adalah meningkat dan seterusnya, maka
dengan meningkatkan investasi, terciptalah pertumbuhan ekonomi.
dimana dalam jangka panjang investasi Dalam pembangunan daerah
akan meningkatkan potensi output dan Provinsi Sumatera Utara diperlukan
mendorong pertumbuhan ekonomi berbagai fasilitas modal. Pemerintah
secara terus-menerus baik melalui daerah perlu memfasilitasi berbagai
penanaman modal dalam negeri aktivitas peningkatan perekonomian,
(PMDN) maupun penanaman modala salah satunya dengan membuka
asing (PMA). kesempatan berinvestasi.
221
*) Dosen FE UISU Medan Vol. XV No. 1
Edisi Jan – April 2017
Pembangunan infrastruktur dan daerah lainnya juga penting terkait
pemberian berbagai fasilitas dengan pengembangan sumber daya
kemudahan dilakukan untuk manusia dan infrastruktur fisik dalam
meningkatkan daya tarik investasi. Hal upaya meningkatkan daya tariknya dan
ini menunjukkan bahwa pembangunan memenangkan persaingan (KPPOD,
infrastruktur industri mempunyai 2003). Memang bukan hal yang mudah
dampak yang nyata terhadap kenaikan untuk menarik investasi masuk ke
penerimaan daerah. Dengan kata lain, suatu daerah. Beberapa hal yang perlu
pembangunan berbagai fasilitas ini diperhatikan adalah kesiapan
akan berujung pada peningkatan infrastruktur (listrik, air, jalan,
kemandirian daerah. Menurut pelabuhan, dan sebagainya), kondisi
Suryaningrum (2000), sumber-sumber geografis daerah, pengalaman daerah
pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan dalam mengurus investasi serta
dalam tiga hal, yaitu : (1) pertumbuhan kemauan yang keras dari pemerintah
yang disebabkan oleh modal, (2) daerah untuk menarik investor yang
pertumbuhan yang disebabkan oleh ditunjukkan dengan kebijakan-
tenaga kerja, dan (3) pertumbuhan kebijakan yang dikeluarkan akan
yang disebabkan oleh perubahan mendorong masuknya investasi ke
dalam produktivitas (Suryaningrum, daerah, disamping juga kesiapan dari
2000). Dengan demikian investasi masyarakat setempat untuk menerima
sangat berpengaruh terhadap masuknya investasi ke daerah tersebut
pertumbuhan ekonomi. Apabila faktor-faktor tersebut cukup
Selain itu kemampuan daerah untuk kondusif, niscaya perkembangan
menentukan faktor-faktor yang dapat investasi akan membaik dan investor
digunakan sebagai alat ukur daya saing akan tertarik untuk menanamkan
perekonomian daerah relatif terhadap modalnya di daerah tersebut. Untuk
222
*) Dosen FE UISU Medan Vol. XV No. 1
Edisi Jan – April 2017
meningkatkan peluang berinvestasi di menciptakan pelayanan perizinan
Provinsi Sumatera Utara, maka perlu dan investasi maka permohonan
adanya suatu strategi dari pemerintah perizinan dapat diproses di satu
daerah berupa reformasi mendasar tempat sehingga birokrasi menjadi
berkaitan dengan perbaikan iklim bisnis lebih pendek, cepat dan efisien.
dan investasi, yaitu : 3. Tiga hal utama yang diinginkan
1. Reformasi pelayanan investasi. investor, yaitu : (1) penyederhanaan
Otonomi daerah dan desentralisasi sistem perizinan; (2) penurunan
fiskal telah memberikan peran berbagai pungutan yang tumpang
pemerintah daerah dalam hal tindih; (3) transparansi biaya
prosedur aplikasi dengan terlebih perizinan.
dahulu investor harus mendapatkan 4. Reformasi peraturan dapat dimulai
beberapa persetujuan, perizinan oleh pemerintah daerah
dan restu BKPMD untuk tahap awal
diantaranya (JETRO, 2003). Strategi Pengembangan Retribusi
2. Koordinasi antar tingkat pemerintah Daerah
baik vertikal maupun horizontal. Berdasarkan data Jumlah
Beberapa pemerintah daerah telah sumber penerimaan retribusi daerah
menerapkan sistem Unit Pelayanan yang ada terjadi peningkatan nilai
Terpadu (UPT) dalam pelayanan masing-masing sumber penerimaan
perizinan. Sistem ini ditujukan untuk retribusi daerah setiap tahunnya,
menyederhanakan birokrasi khususnya untuk retribusi jasa umum
perizinan. Beberapa pemerintah dan retribusi jasa usaha. Oleh karena
daerah telah menerapkan Sistem itu Peningkatan penerimaan daerah
Perizinan Satu Atap (SINTAP). Hal dari retribusi daerah yang ada di
ini diperlukan karena dengan Provinsi Sumatera Utara dalam
223
*) Dosen FE UISU Medan Vol. XV No. 1
Edisi Jan – April 2017
meningkatkan potensi sumber 2. Peningkatan pengawasan
penerimaan daerah yang akan terhadap penerimaan pajak baik
digunakan untuk membiayai terhadap wajib pajak maupun
pembangunan daerah dapat dilakukan petugas pajak. Untuk wajib pajak
sebagai berikut : harus ada kontrol dari pemerintah
1. Penyederhanaan sistem dan daerah terhadap nota penjualan.
prosedur pajak dan retribusi Sedangkan untuk petugas harus
daerah, melalui : ada peningkatan Pengawasan
a. Pelayanan prima dalam artian Melekat (Waskat) dari atasan
bahwa waktu dan tempat kepada bawahan. Bagi retribusi
harus jelas serta sikap yang yang menggunakan karcis dapat
ramah dari petugas pajak itu dilakukan dengan cara stop
sendiri. Untuk tahap awal bisa opname karcis agar jelas antara
dibentuk seperti KP2T untuk penerimaan dan pengeluaran pada
pajak dan retribusi daerah, akhir tahun. Selain itu perlu
dimana masyarakat hanya dilakukan hal-hal sebagai berikut :
pergi ke satu tempat untuk a. Membenahiperaturan-
melakukan pembayaran. peraturandaerahterkaitdengan
b. Sistem jemput bola oleh berbagaijenispungutanpajakm
petugas pajak.karena masih aupunretribusi.
belum efektifnya sistem yang b. Perlu meminta masukan yang
ada, maka pemerintah daerah kepada masyarakat dalam
dapat secara langsung pembuatan peraturan daerah
mendatangi wajib pajak yang khususnya pajak daerah dan
ada. retribusi daerah agar
masyarakat tidak terbebani.
224
*) Dosen FE UISU Medan Vol. XV No. 1
Edisi Jan – April 2017
c. Peningkatan sumber daya Sumut. Sumber HPKD terbesar
manusia, dalam hal ini bisa adalah penerimaan dari PT Bank
berupa pemberian pelatihan Sumut, dimana pada Tahun 2011
bagi petugas pajak dan 2012 mencapai Rp 200
(pembinaan tersebut dilakukan milyaran. Jika seluruh BUMD yang
oleh atasan). ada di Provinsi Sumatera Utara
memiliki kinerja seperti PT Bank
Strategi Pengembangan Hasil Sumut, maka penerimaan HPKD
Pengelolaan Kekayaan Daerah dari seluruh BUMD akan mencapai
Dipisahkan (HPKD) trilyunan rupiah. Hal ini akan
Berdasarkan data Jumlah meningkatkan kontribusi HPKD
sumber penerimaan HPKD yang ada terhadap PAD secara signifikan.
terlihat bahwa penerimaan HPKD yang 2. Membentuk Undang-Undang
ada di Provinsi Sumatera Utara, masih tentang BUMD, setelah dicabutnya
belum signifikan. Hal itu terlihat dari Undang-Undang No. 5 Tahun 1962
kontribusi HPKD belum signifikan tentang BUMD, sehingga BUMD
terhadap PAD. Peningkatan memiliki payung hukum yang jelas
penerimaan dari HPKD dapat dilakukan dalam melaksanakan
dengan berbagai langkah dan tindakan operasionalnya dan dalam
yang sifatnya strategis dalam rangka Undang-Undang tersebut, BUMD
meningkatkan sumber-sumber harus memiliki kebebasan dalam
pembiayaan pembangunan daerah mengembangkan operasinya serta
Provinsi Sumatera Utara adalah jenis usahanya.
sebagai berikut : 3. Meningkatkan ataupun
1. Mempertahankan BUMD yang menghentikan BUMD yang
kinerjanya baik seperti PT Bank kinerjanya buruk, karena hanya
225
*) Dosen FE UISU Medan Vol. XV No. 1
Edisi Jan – April 2017
akan menambah beban 5. Pemberian wewenang dan
Pemerintah Provinsi Sumatera pendelegasian kebijakan yang
Utara, yang dapat digantikan lebih besar dan luas oleh pimpinan
BUMD yang baru dengan bidang daerah kepada BUMD dalam
usaha yang dapat menghasilkan operasionalnya. BUMD tidak boleh
laba cukup besar, seperti dalam dijadikan sapi perah atau kereta
bidang kontruksi maupun bidang politik bagi kepentingan birokrat
jasa tol dan lainnya. maupun partai politik. Hal ini harus
4. Menempatkan orang-orang yang sejalan dengan tujuan BUMD
profesional yang memiliki skill dan tersebut didirikan adalah tetap
kompetensi sesuai bidang usaha profit oriented untuk menambah
BUMD yang digarap. Selain itu PAD.
peningkatan kompetensi dan 6. Mengatasi kelemahan internal
profesionalisme direksi beserta dengan penetapan kembali core
stafnya dalam menjalankan bisnis, likuidasi unit usaha yang
perusahaan sebagai usaha selalu merugi. Memperbaiki sistem
komersial murni yang manajemen dengan cara
mengutamakan pertimbangan memperluas pangsa pasar dengan
efesiensi dan pencapaian laba mempertahankan pasar lama dan
usaha yang memadai. Direksi dan mencari pasar baru, mengadopsi
staf yang ditempatkan di BUMD teknik produksi baru yang lebih
haruslah orang-orang yang efesien dan efektif serta
mempunyai jiwa dan semangat memperbaiki koordinasi antar
wiraswasta/entrepeneurship dalam BUMD dalam industri hulu dan hilir.
menjalankan operasional usaha. Memaksimumkan peluang
eksternal berupa upaya kerjasama
226
*) Dosen FE UISU Medan Vol. XV No. 1
Edisi Jan – April 2017
yang saling menguntungkan terhadap PAD dan penerimaan
dengan perusahaan sejenis atau daerah dalam APBD.
yang ada keterkaitan. Bentuk kerja 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan
sama bisa berupa joint venture Daerah yang Dipisahkan (HPKD)
atau bentuk kerja sama lainnya. berpengaruh terhadap kemandirian
fiskal Provinsi Sumatera Utara,
KESIMPULAN namun kontribusinya terhadap
Berdasarkan analisis dan PAD dan total penerimaan daerah
pembahasan yang telah dikemukakan masih sangat kecil.
sebelumnya maka dapat ditarik 4. Sumber-sumberpembiayaan
kesimpulan sebagai berikut : pembangunan Provinsi Sumatera
1. Pajak daerah berpengaruh positif Utara masih bertumpu pada pajak
dan signifikan terhadap daerah, dana alokasi umum dan
kemandirian fiskal Provinsi dana alokasi khusus, dimana
Sumatera Utara, dimana kontribusi sumber-sumber penerimaan
pajak daerah terhadap Pendapatan daerah Provinsi Sumatera Utara
Asli Daerah (PAD) Provinsi belum optimal sehingga belum
Sumatera Utara dan total dapat menciptakan kemandirian
penerimaan APBD yang cukup fiskal.
signifikan.
2. Retribusi daerah tidak berpengaruh
terhadap kemandirian fiskal
Provinsi Sumatera Utara, hal ini
terlihat dari kontribusi retribusi
daerah yang tidak signifikan

227
*) Dosen FE UISU Medan Vol. XV No. 1
Edisi Jan – April 2017
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Bachrul Elmi, 2002. Keuangan Pemerintah Daerah Otonomi di Indonesia. UI Press,


Jakarta.

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2011. Sumatera Utara Dalam Angka Tahun
2011.

Direktorat Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bappenas. 2008. KPS


Kemitraan Prasarana dan Sarana. Mengamankan Investasi Jalan tol.

Fabozzi, F., 2004.Bond Market, Analysis and Strategies. 5th eds.; Prentice Hall
International Editions.

Fong, H. Gifford and F. J. Fabozzi, 1985.Fixed Income Portfolio Management. Dow


Jones, Irwin, Illinois, USA.

Fabozzi, F.J., Martellini, L. And Philippe Priaulet, 2006. Advanced Bond Portfolio
Managemen t: Best Practices in Modelling and Strategies. John Wiley and Sons
Inc.

Kementerian Keuangan RI, 2008. Buku Penyelenggaraan Pemerintahan dan


Pembangunan Daerah.

Kementerian Keuangan RI, 2009. Permenkeu No.171.1/PMK.07/2008 tentang


Penetapan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2009. Laporan
Penelitian Mekanisme dan Penggunaan DAK, Lembaga Penelitian Smeru.

Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman
dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar
Negeri

228
*) Dosen FE UISU Medan Vol. XV No. 1
Edisi Jan – April 2017
Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No.
005/M.PPN/06/2006 tentang Tatacara Perencanaan dan Pengajuan Usulan
serta Penilaian Kegiatan yang Dibiayai dari Pinjaman dan/atau Hibah Luar
Negeri;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 95/PMK.02/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan


dan Mekanisme Pemantauan Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
dan Pinjaman Daerah.

UNDP. 1997. Developing Capacity ForEfective Governance. Workshop for UNDP


Country Offices.

UU Nomor 17, Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

UU Nomor 1, Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat


dan Pemerintahan Daerah.

213
229
*) Dosen FE UISU Medan Vol. XV No. 1
Edisi Jan – April 2017

Anda mungkin juga menyukai