Anda di halaman 1dari 15

POINT OF VIEW MEMAHAMI ISLAM

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama

Dosen Pengampu Ahmad Bakhruddin S.Pd.I, M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Muhammad Puji Ariyanto ( 202035006 )


2. Eka Ameliana ( 202035009 )
3. Kartika Silvia Indriani ( 202035014 )
4. Ditta Dwi Oktaviani ( 202035022 )

Semester : I ( Satu )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha ESA atas segala rahmatNYA sehingga makalah

ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas

bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun

pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambahi isi

makalah agar menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak

kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

27 September 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………….……….…………………………………..……….…….. i
KATA PENGANTAR ………….……………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI …………………….…………………………………………………….… iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….…………… 1

A. Latar Belakang ….…….…………………………………………………………… 1


B. Rumusan Masalah …………………….……………………………………..….… 1
C. Tujuan …………………….…………………………………………………….… 1
D. Manfaat …………………….…………………………………………..……….… 2

BAB II PEMBAHASAN…………………….………………………………………….…. 3

A. Makna Islam…………………….……………………………………………….... 3
B. Sumber Dan Karakteristik Ajaran Islam…………………….……………………... 5
C. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama…………………….………………………. 7
D. Metodologi Memahami Islam…………………….……………………………….. 7
E. Pedoman Mempelajari Ajaran Islam…………………….………………………… 9

BAB III PENUTUP …………………….………………………………………………… 11

A. Simpulan …………………….……………………………………………………. 11
B. Saran…………………….…………………………………………………….…… 11

DAFTAR PUSTAKA …………………….……………………………………………… 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Surat Al-Maidah ayat 3 yang berarti bahwa “Pada hari ini Aku telah sempurnakan
bagi kalian agama kalian, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian dan Aku pun telah
ridha islam menjadi agama bagi kalian”

Maksud dari ayat diatas yaitu Allah SWT telah memberi wahyu kepada Rasulullah SAW
dan orang-orang yang beriman bahwa Allah telah menyempurnakan islam untuk mereka,
Allah telah mencukupkan dan tidak akan menguranginya untuk selamanya. Dia (Allah) telah
meridai kepadanya, maka Dia tidak akan membencinya selama-lamanya. Islam telah
disempurnakan oleh Allah. Dan Islam sebagai agama yang diridhoi oleh Allah SWT.

Agama Islam diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara
malaikat Jibril. Islam sebagai Agama Rahmatal Lil Alamin yaitu pembawa rahmat bagi
seluruh alam semesta. Ajaran Islam mengajarkan tentang ke-Esaan Allah. Mengabdikan diri
seutuhnya utnuk beribadah kepada Allah. Agama islam menjanjikan surga bagi orang orang
yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya.

Untuk memahami islam secara Kaffah atau menyeluruh,perlu adanya proses dan tekad
yang kuat. Diiringi pula dengan bekal ilmu pengetahuan, sehingga dalam beribadah kepada
Allah bukan hanya sekedar ikut-ikut tetapi memahami betul maksud maupun arti dalam setiap
tindakan yang kita lakukan.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana dengan Kebutuhan Manusia terhadap Agama ?

b. Apa Pengertian, Sumber, dan Karakteristik Ajaran Islam ?

c. Bagaimana Metodologi untuk Memahami Islam ?

C. Tujuan

a. Dapat mengetahui kebutuhan manusia akan pentingnya agama.

b. Dapat memahami pengertian, sumber, dan karakterisktik ajaran islam.

c. Dapat memahami dan menerapkan Metodologi atau cara dalam memahami islam.

1
D. Manfaat

a. Dapat memberikan informasi tentang kebutuhan manusia akan petingnya agama.

b. Dapat memberikan pemahaman tentang Islam secara karakteristik ajarannya.

c. Dapat memberikan pemahaman tentang metodologi memahami islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Islam
a. Makna Islam secara Etimologi
1. Berasal dari kata ‘Salm’ yang berarti damai
Pengertian islam secara harfiah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih. Hal ini
menunjukkan bahwa seorang pemeluk agama islam merupakan orang-orang yang ikhlas
menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT. Penyerahan diri seperti ini
ditanai dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah perintahkan serta menjauhi segala
larangan-Nya. Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai
Nabi dan Rosul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia sampai akhir
zaman.

Kata ‘Salm’ berarti damai atau perdamaian. Seperti yang dijelaskan dalam surat Al
Hujurat ayat 9

“Dan jika ada diantara dua golongan dari orang-orang mu’min berperang maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya
terhadap golongan yang lain maka perangilah orang-orang aau golongan yang berbuat
aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah
kembali (kepada Allah) maka damaikanlah anatara keduanya dengan adil dan berlaku
adillah. Sesungguhnya Allah mneyukai orang-orang yang berlaku adil”

2. Berasal dari kata ‘Aslama’ yang berarti menyerah

Seperti dalam surat An Nisa ayat 125

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang dia pn mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama
Ibrahim yang lurus ? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi Kesayangan-Nya”

Oleh karena itu sebagai seorang muslim hendaknya kita menyerahkan diri kita kepada
atuan islam dan kepada kehendak Allah SWT. Karena insyaallah dengan demikian akan
menjadikan hati kita tentram, tenang, dan damai. Juga dijelaskan dalam Surat yang
berarti “maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal
kepada-Nya lah berserah diri atas segala apa yang ada dilangit dan dibumi, baik dengan
suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah lah mereka kembali”

3
3. Berasal dari kata ‘Istaslama-Mustaslimun’ yang artinya penyerahan total kepada Allah

Dalam Al Qur-an Allah berfirman QS Ash-Shaffat ayat 26

“Bahkan meraka pada hari itu menyerahkan diri”

Sebagai seorang muslim kita harus secara total menyerahkan seluruh jiwa dan raga serta
harta atau segala sesuatu yang kita miliki hanya kepada Allah SWT. Maknanya dalam
setiap perbuatan, tindakan, bicara, bekerja, kebahagiaan, maupun kesusahan hanya
berserah diri seutuhnya kepada Allah.

4. Berasal dari kata ‘Saliim’ yang berarti bersih atau suci

Dalam Al Qur-an Surat Ash-Shaffat ayat 84

“(ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang bersih”

Hal ini menjelaskan bahwa islam merupakan agama yang suci dan bersih yang mampu
menjadikan para pemeluk-pemeluknya untuk memiliki kebersihan dan kesucian jiwa
raganya sehingga dapat mengantarkannya menuju kehagiaan yang haqiqi baik dunia
maupun diakhirat kelak.

5. Berasal dari kata ‘Salam’ yang berarti selamat dan sejahtera

Allah berfirman dalam Al Qur-an surat Maryam ayat 47 yang artinya “semoga
keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku.
Sesungguhnya Dia sangat baik padaku”

Maksud dari ayat diatas yaitu islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat
manusia (pemeluk agama islam) pada keselamatan dan kesejahteraan semasa hidupnya
hingga menuju kehidupan diakhirat yang kekal abadi disana.

Dari penjelasan makna diatas dapat disimpukan bahwa islam berarti bentuk
menghambaan dan pengabdian diri secara kaffah atau menyeluruh untuk tunduk dan
beribadah kepada Allah SWT.

b. Makna Islam Secara Terminologi

Islam adalah wahyu dari Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap
umat manusia sepanjang masa dan setiap persada 1

4
B. Sumber dan Karakteristik Ajaran Islam

Ajaran islam sebagai upaya untuk merespon berbagai masalah umat manusia. Kontribusi
ajaran islam membawa solusi atas permasalahan social masyarakat. Islam menjawab tantangan
zaman sesuai dengan perkembangan zamannya. Hal ini menunjukkan bahwa islam dapat
dilihat dari sisi manapun atas karakteristik yang dimilikinya.

Berikut penjelasan tentang karakteristik ajaran islam :

1. Komprehensif

Ajaran islam membentuk umat dalam satu kesatuan meskipun umat islam berbeda atas
suku bangsa dan budaya. Dalam menjalankan kehidupan dimasyarakat secara umum, umat
islam saling bersatu meskipun terdapat perbedaan.

2. Moderat

Ajaran islam tidak memberatkan satu sisi. Artinya seimbang antara kejiwaan (rohani) dan
kebendaan (jasmani). Hal ini dijelaskan dalam QS Al Baqarah ayat 143 yang
artinya “Demikian pula Kami telah menjadikan kamu umat islam (ummatan washathan)
umat adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas perbuatan kamu”

3. Dinamis

Ajaran islam mempunyai kemampuan bergerak dan berkembang. Dapat membenuk diri
sesuai dengan perkembangan dan kemajuan yang terpancar dari sumber yang terjaga
kesempurnaannya.

4. Universal

Ajaran islam tidak ditujukan kepada suatu kelompok atau bangsa tertentu, melainkan
sebagai Rahmatan Lil ‘alamin sesuai dengan misi yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
Ajaran islam diturunkan oleh Allah SWT sebagai pedoman hidup seluruh manusia yang
bertujuan untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dengan demikian, hukum islam
bersifat universal untuk seluruh umat manusia dimuka bumi ini.

Firman Allah SWT dalam QS Al Anbiya:107 yang artinya “Tidaklah Kami mengutus
engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam”

5
5. Elastis dan Fleksibel

Ajaran islam berisi disiplin ilmu yang dibebankan kepada setiap individu. Disiplin ilmu
tersebut wajib dilakukan bagi yang diperintahkan dan berdosa apabila melanggarnya.
Meskipun sudah ada hukum yang mengikat namun terdapat kelonggaran atau bersifat
luwes, fleksibel, dan manusiawi. Demikian pula dengan adanya qiyas, ijtihad, istihsan, dan
mashlahih mursalah merupakan jala untuk keluar dari kesempitan.

6. Tidak Memberatkan

Manusia adalah makhluk yang mempunyai kemampuan terbatas. Oleh sebab itu, syariat
islam tidak membebani seseorang diluar kemampuannya.

Allah SWT berfirman dalam Al Qur-an surat Al Baqarah:286 yang artinya “Allah tidak
membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya, ia mendapat pahala dari
kebaikan yang diusahakannya dan mendapat siksa dari kejahatan yang diusahakannya”

7. Berangsur-angsur

Ajaran islam diturunkan secara bertahap atau berangsur-angsur. Sebab kondisi dari
psikologis manusia itu sendiri.

8. Sesuai dengan Fitrah Manusia

Dalam konteks ajaran islam sesuai dengan fitrah manusia berarti memiliki watak yang
hakiki dan asli dimiliki oleh setiap insan. Dengan demikian, ajaran islam memberikan
keterangan yang pasti tentang kepercayaan yang hakiki yang ada dalam diri manusia itu
sendiri. Seperti dijalaskan dalam QS Ar-Rum :30 yang artinya “Maka hadapkanlahatas
wajahmu dengan lurus kepada agama Allah dan tetaplah atas fitrah-Nya yang telah
menciptakan manusia sesuai dengan fitrahnya. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah dan
itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”

9. Argumentatif Filosofis

Ajaran islam merupakan ajaran yang argumentative. Maka tidak cukup hanya sekedar
dialog lugas yang mengandalkan pedoman dasar. Akan tetapi harus mengikuti dan
menguasai segala persoalan dengan disertai alasan yang kuat dan argumentasi yang akurat,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ajaran islam tidak mengharuskan umatnya untuk
mempercayai-Nya secara buta. Allah SWT berfirman dalam QS An-Naml:64 yang
artinya “Katakanlah, tunjukakanlah bukti kebenaranmu jika kmu adalah orang-orang yang
benar”

6
Dengan demikian, Al Qur-an dalam menjelaskan setiap persoalan disertai dengan bukti-
bukti atau keterangan-keterangan yang argumentative.

C. Kebutuhan Manusia terhadap Agama

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manusia yang tidak beragama hidupnya
dipenuhi akan kegelisahan. Maksud kegelisahan berarti tidak punya tujuan dan alasan untuk
hidup. Sehingga jika ingin mengakhiri hidupnya sekalipun ia merasa tidak akan berdampak
pada dirinya. Agama bukan sebagai tolak ukur ataupun batasan aturan seseorang. Paradigma
berpikir tersebut harus diubah, bahwasanya agama sebagai pedoman hidup yang senantiasa
memberikan petunjuk untuk kedamaian dan kebahagiaan didunia. Dengan pemahaman
agama secara menyeluruh kita dapat memahami bahwa agama merupakan ajaran dari Tuhan
yang memiliki kebenaran yang mutlak (tidak diragukan).

D. Metodologi Memahami Islam

Metodologi Pendekatan Kajian Islam

Jika dilihat dari segi historisnya, islam dalam artian praktis oleh manusia yang tumbuh
dan berkembang dalam sejarah manusia, maka islam dapat dikatakan sebagai disiplin ilmu
atau ilmu keislaman. Kajian islam sudah menjadi bagaian dari displin ilmu maka termasuk
dalam kajian keilmuan atau objek penelitian. Untuk melakukan pendekatan kajian tersebut
diperlukan metode metode tertentu. Contoh metode pendekatan kajian islam diantaranya
metode filosofis, metode historis, metode teologis, metode sosiologis, dan metode
antropologis. Masing-masing metode diatas bertujuan untuk meneliti dan mengkaji masalah-
masalah yang spesifik dari berbagai masalah keislaman.

1. Metode Filosofis

Filsafat merupakan cabang keilmuan yang mengkaji secara mendalam segala sesuatu untuk
memperoleh informasi atau pengetahuan dengan berpikir nalar sejauh akal pikiran manusia
yang kemudian disimpulkan dan menjadi hasil dari sebuah pemikiran. Metode ini bersifat
mendasar karena meneliti atau mengkaji sesuatu yang dilihat dari hakikat dan akar
permasalahannya. Harun Nasution (1979 :36 ) berpendapat bahwa filsafat intinya adalah
berpikir secara mendalam, seluas-luasnya, dan sebebas-bebasnya, tidak terikat oleh apapun
sehingga sampai kepada dasar dari segala dasar.

7
Metode Filosofis sudah digunakan untuk mengkaji islam.Metode ini digunakan agar dapat
megkaji islam sampai kepada dasar keilmuan sehingga dapat dipahami secara nalar oleh
manusia. Melalui pemahaman filosofis ini, seseorang tidak akan erjebak dengan
pemahaman dan pengamalan agama yang hanya bersifat formalistic 2 Formalistic berarti
pengamalanagama yangtidak didasarkan atas ilmu atau tidak memiliki makna apapun
dalam pengamalan agamanya. Dengan disertai dengan penghayatan dan penjiwaan
terhadap pemahaman agama, seseorang akan merasakan maksud, tujuan, dan makna atas
apa yang diperintahkan dalam agama tersebut.

2. Metode Histories
Secara etimologi histories berarti cerita atau kumpulan kisah-kisah masa lampau. Sedangkan
secara terminology artinya ilmu yang membahas berbagai peristiwa atau gejala dengan
memperhatikan unsur tempat, objek, latar belakang maupun pelaku dalam peristiwa
tersebut. (Taufiq Abdullah, 1986 : 65) menjelaskan bahwa metode histories ini mengajak
seseorang untuk menukik dari alam idealis ke alam yang bersifat empiris dan mendunia.
Dari teori diatas maksud dari metode ini yaitu seseorang akan memahami sesuatu dengan
akal pikirnya yang kemudian diyakini atas apa yang dapat dibuktikan dengan panca indra
dan bersifat universal atau menyeluruh.
Dengan metode histories, seseorang diajak untuk memasuki keadaan yang sebenarnya dan
berhubungan dengan suatu peristiwa. Seperti dalam memahami islam bagaimana sejarah
diturunkan, alasan, dan lain sebagainya. Menurut Kuntowijoyo dalam Al Qur-an sebagai
sumber hukum islam, pada dasarnya memiliki dua bagian :

Pertama berisi konsep ajaran islam

Kedua berisi kisah-kisah sejarahdan perumpamaan

Melalui pendekatan histories seseorang akan mengetahui hikmah yang terkandung dalam
suatu ayat, hukum, maupun tujuan tertentu sehingga dapat memelihara dari kekeliruan
dalam kajian agama islam besera ajaran yang terkandung didalamnya.

3. Metode Teologi

Metode Teologi dapat diartikan sebagai upaya untuk memahami islam dengan
menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak belakang dengan suatu kenyataan.
Pendekatan ini memandang islam dari sisi Ketuhanan dimana tidak ada suatu kekurangan
dan bersifat mutlak sehingga islam diyakini sebagai agama yang sempurna.

8
Jika islam dipahami dengan metode ini, maka dalam aspek kehidupan manusia senatiasa
menunjukkan nilai-nilai luhur. Seperti dalam bidang social, islam tampil dengan nilai-nilai
kemanusiaa, saling tolong-menolong, tenggang rasa, dan kebersamaan. Dalam bidang
ekonomi, islam tampil dengan sifat keadilan dan kejujuran. Selanjutnya dalam bidang ilmu
pengetahuan, islam mendorong pemeluknya agar menguasai ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan teknologi. Demikian pula dalam bidang kesehatan masyarakat yang
mengutamakan kesehatan lingkungan hidup, kebersihan, dan kebudayaan.

Dalam konteks pemahaman metode ini, cara untuk mempelajari islam yakni dengan
meyakini bahwa segala sesuatu yang terdapat di alam semesta ini karena ada Zat Pencipta
yaitu Allah. Dimulai dengan mempelajari dan memahami Al Qur-an sebagai sumber
hukum islam yang utama. Dengan begitu kita akan mendapatkan pengetahuan tentang
kelebihan, kebaikan, dan kesempurnaan islam dan seluruh ajarannya.

E. Pedoman Mempelajari Ajaran Islam

Pedoman Mempelajari Ajaran Islam Memahami islam perlu disertai dengan bekal ilmu
pengetahuan, sehingga dalam beribadah dan menjalankan syariat islam dapat menjiwai dan
merasakan makna yang terkandung disetiap ucapan dan perbuatan kita. Maka perlu adanya
petunjuk untuk bagaimana memahami ajaran islam dengan baik, diantaranya yaitu :

1. Islam harus dipelajari dari sumber yang asli yaitu Al Qur-an dan As Sunnah

Al Qur-an sebagai sumber hukum islam yang utama memberikan penjelasan tentang syariat
islam dan dijadikan sebagai pedoman hidup dunia hingga bekal menuju kehidupan akhirat.
Sedangkan As Sunnah sebagai sumber hukum islam kedua yang menjelaskan tentang isi
dan kandungan dalam Al Qur-an. Dengan mempelajari dan memahami kedua sumber
diatas, dapat menghindari kesalahan dan kekeliruan manusia, sebab Al Qur-an terjamin
keaslian dan kesempurnaannya oleh Allah SWT .

2. Islam harus dipelajari secara universal

Islam harus dipelajari secara menyeluruh bukan terpisah-pisah atau terputus-putus dari satu
sumber kesumber yang lain. Dengan begitu islam dapat dipahami secara utuh sehingga
memperoleh suatu keyakinan dan keimanan dalam menjalankan ibadah sesuai syariat
islam.

9
3. Islam perlu dipelajari dari hasil karya tulis para ulama

Dengan mempelajari hasil karya atas pendapat atas penelitian para ulama yang memahami
bagaimana islam itu sendiri dapat dijadikan sebagai referensi atau ilmu tambahan untuk
memperkokoh pengetahuan kita tentang islam. Sehingga islam tidak hanya dipahami dari
satu sisi Al Qur-an dan As Sunnah namun diperkaya dengan penjelasan ilmu dari para
ulama islam.

Selain itu ada 4 cara yang dilakukan untuk memahami islam yang disampaikan oleh
Nazaruddin Razak3, yaitu :

1. Islam harus dipelajari dari sumber yang asli yaitu Al Qur-an dan Hadist

2. Islam harus dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat tidak sebagian
saja

3. Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh ulama besar, kaum ulama dan
sarjana-sarjana islam karena pada umumnya mereka memiliki pemahaman islam yang baik

4. Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normative teologis yang ada dalam Al Qur-an,
baru kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris, dan sosiologis yang ada
dimasyarakat.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Memahami islam bukan hanya mengerti dasar sumber dan ajaran agama. Tetapi
memahami secara menyeluruh idiologi dan karakteristik ajaranya. Pemahaman tersebut
didapatkan dari Al Qur-an, As Sunnah, Ijma’ dan Qiyas para ulama, maupun analisis
lingkungan sosial. Sehingga pemahaman tersebut bukan hanya satu arah tetapi dari berbagai
sumber yang terpecaya dan saling berhubungan. Dari pemahaman tersebut, islam bukan
sekedar untuk dikaji tetapi diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Terciptanya masyarakat
islam yang saling bertoleransi akan terbentuk dari adanya penerapan ajaran islam secara
kaffah dalam hidup bermasyarakat.

B. Saran

Mempelajari islam harus ditanamkan sedini mungkin. Dimulai dari aktivitas membaca Al
Qur-an beserta artinya dan mempelajari hadist-hadist shohih yang dapat dipercaya sumber dan
keasliannya. Studi tentang islam tidak terbatas akan ruang dan waktu, siapapun dapat
melakukannya dimanapun dan kapanpun.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-125

http://blogersislam.blogspot.com/2015/12/pengertian-agama-islam-menurut-bahasa-d.html

Nata,Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta:Rajawali Press, 2011, 482 hlm

Yusuf, Ali Anwar, Studi agama Islam untuk Perguruan Tinggi,Bandung:CV Pustaka Setia, 2003

Bab I Ebook “ wawasan islam : Paradigma dan system islam” oleh Saifuddin Asyari

Pendapat Ali Syari’ati dalam review buku Metodologi Studi Islam oleh Munari,S.PdI

Bab Metode Memaham Islam dalam review buku Metodologi Studi Islam oleh Munari,S.PdI

12

Anda mungkin juga menyukai