Artikel Kompol Riyan Dan Shei
Artikel Kompol Riyan Dan Shei
Abstrak
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia atas keberadaan partai politik ternyata belum
membuat perubahan yang signifikan terhadap perkembangan sosial, ekonomi dan
kedewasaan politik rakyat. Partai politik dan budaya politik di Indonesia belum
mampu memberikan keseimbangan porsi bagi politisi perempuan untuk turut andil
dalam dunia politik. Budaya politik di Indonesia masih menganut sistem patriarki
dimana laki-laki lebih suprioritas atas perempuan dan menganggap bahwa dunia
politik itu adalah milik laki-laki. Irna Narulita merupakan salah satu kandidat dari
partai politik Demokrat yang menunjukan bahwa perempuan harus ikut andil
membangun negeri dengan berkontestasi dan berperan aktif di panggung politik.
Dengan melalui akun instagram miliknya Irna Narulita melakukan komunikasi dan
pemasaran politik agar masyarakat mengenal Irna Narulita sebagai politisi perempuan
yang turut andil dalam PILKADA Pandeglang 2020 dan memilihnya sebagai bupati
Pandeglang.
Kata kunci : kampanye politik, pemasaran politik, politisi perempuan
Abstract
The application of democracy in Indonesia to the existence of political parties has not
shown significant changes to the social, economic development and political maturity
of the people. Political parties and political culture in Indonesia have not been able to
provide a balanced portion for women politicians to contribute to the world of
politics. Political culture in Indonesia still adheres to a patriarchal system in which
men take priority over women and assume that the political world belongs to men.
Irna Narulita is one of the candidates from the Democratic political party which
shows that women must contribute to developing the country by contesting and
playing an active role on the political stage. Through his Instagram account, Irna
Narulita conducted political communication and marketing so that the community
would know Irna Narulita as a female politician who took part in the 2020 regional
election and chose her as the regent of Pandeglang.
Partai dan budaya politik Indonesia belum bisa secara utuh memberikan
porsi yang seimbang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dan berperan aktif di
kancah perolitikan Indonesia, terutama perempuan. Budaya Indonesia cenderung
tumbuh dalam lingkungan yang menganut paham patriarkhi. Keyakinan itu
didasari oleh adanya nilai superiotas laki-laki berada di atas derajat perempuan.
Sementara konsepsi terhadap gerakan keterwakilan perempuan terkesan
terjun bebas dan terpinggirkan. Pandangan akan superioritas laki-laki tersebut
tertanam kuat di masyarakat, menjadi dasar berpikir dan bertindak setiap orang.
Membentuk paham atau konstruksi sosial dengan relasi yang timpang antara
perempuan dan laki-laki. Secara kultural gerakan politik terkesan mengeksploitasi
perempuan dibandingkan memberdayakannya. Menempatkan perempuan hanya
terlibat dalam urusan domestik semata, tidak dalam urusan publik.
Dunia politik masih dipandang sebagai suatu hal yang bersifat jantan karena
stigma politik adalah ranahnya laki-laki. Hal ini memunculkan ketidaksamaan
akses terhadap tataran dunia politik antara perempuan dan laki-laki, khususnya
dalam posisi-posisi pengambilan keputusan.
Riewanto (2009: 16) menganggap bahwa urgensi keterwakilan perempuan di
lembaga legislatif terutama mengaitkannya dengan kuota 30% adalah untuk
memperjuangkan nasib dan kepentingan kaumnya. Perempuan akan berjuang
menghapus ketimpangan kultur sosial yang dialaminya selama berpuluh-puluh
tahun. angka kemiskinan, jumlah buta huruf, rendahnya mutu kesehatan hingga
pekerja sektor informal (buruh tani, migran, maupun PRT), kaum perempuan yang
mendominasinya. Maka untuk meningkat keterwakilan perempuan calon politisi
perempuan harus memiliki strategi komunikasi dan pemasaran politik yang baik
untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat untuk memilih calon politisi
perempuan Hal ini dapat dikatakan merupakan suatu tindakan pragmatis yang
mengabaikan keseriusan proses politik. Selain itu basis sosial politisi perempuan
bukanlah berasal dari gerakan grass root yang sudah memiliki pengalaman dan
kapabilitas akan isu-isu perempuan ataupun isu kesetaraan gender.
Dalam melakukan komunikasi dan pemasaran politik untuk menggalang
suara, pada dasarnya politisi perempuan memiliki kemampuan namun sayangnya
belum dimanfaatkan secara optimal saat kampanye pemilihan. Hal ini dibuktikan
dengan sedikitnya politisi perempuan yang mampu meraih posisi strategis dalam
kursi politik. Keahlian perempuan dalam komunikasi politik perlu diperkuat
dengan beragam upaya untuk mencapai kesetaraan dalam bidang politik dan
memberikan peluang yang sama dengan laki-laki agar bisa terpilih. Strategi yang
dapat dikembangkan ialah strategi komunikatif yang proaktif dengan
mengedepankan unsur kesetaraan gender dalam praktiknya. Dalam demokrasi di
negara modern, kesetaraan akses antara laki-laki dan perempuan telah menjadi
wacana politik yang mana mereka harus secara adil mendapatkan hak yang sama
dalam dunia politik. (Susilo & Nisa, 2018)
Keberadaan perempuan dalam parlemen tidak boleh semata-mata hanya
menjadi hiasan dan secara prosedural memenuhi kuota 30%, namun harus mampu
membenahi persoalan-persoalan masyarakat perempuan yang belum tersentuh oleh
pemangku kebijakan. Perempuan masih memiliki beragam permasalahan yang
membutuhkan perwakilan di parlemen untuk diperjuangkan secara konstitusi
sebagai tindakan perlindungan atas diri perempuan Indonesia. Masalah-masalah
tersebut menjadi masalah yang tidak dapat dimengerti dengan mudah oleh laki-laki
dengan ideologi patriarki yang telah melekat. Masalah-masalah itu antara lain
seperti masalah yang dialami buruh perempuan, kekerasan, pemerkosaan,
perdagangan perempuan, prostitusi, kekerasan dalam rumah tangga, HIV/AIDS,
dan masalah lainnya yang berputar di sekitar perempuan tanpa mendapat porsi
perhatian yang lebih untuk dibawa ke muka pemangku kebijakan agar segara
diberikan solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut. (Ruyati & Kompas,
2012)
Oleh karenanya kemunculan politisi-politisi perempuan merupakan suatu
angin segar dalam dunia perpolitikan Indonesia. Sehingga dalam memasarkan
dirinya dalam pemilihan umum perlu strategi yang matang dalam melakukan
komunikasi politik kepada para masyarakat sipil sebagai kelompok pemilih.
Tantangan bagi politisi perempuan dalam memasarkan dirinya ialah stigma dan
pandangan masyarakat awam atas kualitas politisi perempuan dalam memerankan
isu publik. Memaksimalkan potensi dari politisi perempuan dapat diawali dengan
mengenalkan cara berkomunikasi yang efektif. Bentuk komunikasi politik yang
proaktif mengedepankan kemampuan kandidat dalam beretorika. Yakni bagaimana
teknik komunikasi di depan umum. Agar dapat meyakinkan publik, politisi perlu
tampil sebagai komunikator professional, yakni dapat memberi saran tentang
kondisi politik tertentu, melakukan personal branding dalam kampanye politik,
sekaligus dapat melayangkan argumentasi yang jitu.
Salah satu politisi perempuan yang populer dalam muka publik adalah Irna
Narulita. Ia merupakan sosok politisi permpuan yang ke-ibu-ibuan memilki sis
humanis dan religius yang baik dalam beberap postingan instgramnya Irna
menunjukannua dengan memposting foto bersama anak-anaknya berulang kali,
berfoto bersama para petani dan berfoto dengan para ulama namun dalam
penelitian ini kami ingin meneliti dan menganalisa sisi religius dengan
membangun kedekatn dengan para ulama yang ada du Pandeglang. Irna
merupakan politisi perempuan petaahan yang tahun ini akan kembali berkontestasi
di pilkada Pandeglang untuk menjemput masa 2 periodenya sebagai bupati
Pandeeglang
Dalam melakukan komunikasi dan komunikasi politik, Irna Narulita
merupakan salah satu politisi perempuan yang sangat aktif melakukan personal
branding melalui sosial media instgram miliknya karena dengan media sosial dapat
menjangkau masyarakat luas khusunya masyarakat pandeglang yang aktif di
media sosial instagram dan media sosial juga salab satu media untuk masyrakat
pandeglang berinteraksi dengan pemimpinnya dan dapay menyalurkan aspirasinya
baik itu melalui instagram pribadi Irna Narulita atau melalui humas pemkab
pandeglang yakni Irna Center. Dalam media sosialnya irna melakukan branding
image yang religius dengan postingan
Tinjauan Pustaka
1. Politisi Perempuan
Perempuan dan politik merupakan rangkaiam dua kata yang sering
dijadikan slogan oleh partai politik. Didalam tatanan kehidupan umat manusia
yang di dominasi oleh kaum lain-laki atas kaum perempuan sudah menjadi
akar sejarah yang panjang, didalam tatanan itu perempuan ditempatkan
sebagai the second human being yang berada di bawah prioritas laki-laki yang
membawa implikasi luas dalam kehidupan bersosial. Perempuan selalu
dianggap bukanlah mahluk penting didalam kehidupan melainkan sekdar
pelengkap yang di ciptakan untuk kepentingan laki-laki. Perempuan dan
politik sering dijadikan slogan untuk berkampanye agar kaum perempuan
tertarik memberikan suaranya kepada partai politik. Akan tetapi hanya sebagai
atau sebatas slogan karena saat pemilu berakhir partai politik akan lupa
dengan jani-janji yang di berikan pada saat berkampanye. Kepentingan
perempuan saat berkampanye dijanjikan akan dijadikan sebagai agenda politik
tetapi tidak pernah di realisasikan atau diwujudkan. Perempuan dan politik
merupakan dua hal yang sulit di bayangka terutama pada negara-negara
berkempang. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya budaya-budaya yang
menekan bahwa kedudukan perempuan hanya sebatas dalam lingkungan
keluarga. Sedangkan politik digambarkan sebagai sesuatu yang berkenaan
dengan kekuasaan yang dimana digambarkan seorang pria memiliki hubungan
yang sangat erat dengan politik karna pria memiliki kekuasaan yang tibggi di
keluarga.
Perjuangan perempuan untuk memperoleh kuota dalam pembahasan
RUU pemilu telah membuahkan hasil dengan dimasukannya kuota minimal
30% untuk perempuan, upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi
jumlah kandidat perempuan minimal 30% dan tercapainya jumlah
keterwakilan perempuan yang signifikan di lembaga legislatif yaitu
meningkatkan pemahaman dan kesadaran politik kaum perempuan sehingga
semakin bertambah minat bagi kaum perempuan untuk terjun ke dunia politik.
Pemberdayaan merupakan informasi hubungan kekuasaan antara laki-laki dan
perempuan pada empat level yang berbeda yakni keluarga, masyarakat, pasar
dan Negara. Konsep pemberdayaan dapat dipahami dengan kekuasaan dalam
proses pembuatan keputusan dengan titik tekan pada pentingnya peran
perempuan. Dalam upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dalam 2 sisi
yaitu, Pertama menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan
bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat
dikembangkan. Kedua, memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat
(empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah- langkah positif. (Ii &
Politik, n.d.).
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini kami menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif menjelaskan bagaimana komunikasi dan pemasaran politik yang
dilakukan oleh Irna Narulita melalui sosial media Instragram miliknya lalu
mendeskripsikannya secara rinci
Pembahasan
Media sosial merupakan salah satu media yang saat ini banyak digunakan
oleh para politisi untuk berinteraksi non tatap muka dengan masyarakat lus karena
dinilai lebih efektif dan efisien dikarenakan para politisi dapat langsung menyapa
masyarakat tanpa memandang jauhnya jarak.
Salah satu media sosial yang marak digunakan oleh masyarakat Indonesia
ialah Instagram. Oleh karenanya banyak poltisi yang semakin gencar melakukan
strategi komunikasi dan pemasaran politik melalui media ini. Tampilan fiturnya
yang menarik dan cara penggunaannya yang mudah serta tampilan foto yang
bagus beserta caption yang mudah dibaca oleh penggunanya menjadi alasan media
ini dapat digunakan sebagai alat stratgei komunikasi dan pemasaran politik oleh
politisi. Hal ini yang dilakukan oleh politisi perempuan Irna Narulita dalam
persiapannya berkontestasi di pilkada Pandeglang 2020 demi meraih masa 2
periodenya sebagai bupati Pandeglang Irna Narulita memiliki akun Instagram
dengan nama @irnadimiyati yang memiliki jumlah pengikut sebanyak 63,6 ribu,
mengikuti 804 dan jumlah post 1.918. Dengan jumlah pengikut sebanyak ini
tentunya menjadi keuntungan dan kesempatan bagi Irna Naruliya untuk melakukan
komunikasi dan pemasaran politiknya melalui media sosial Instagram
. Jika dilihat dari jenis pemasarannya, yang dilakukan Irna merupakan jenis
komunikasi psoitif dimana ia lebih menonjolkan citra diri berupa lapabilitasnya
dan berbagai kebijakan yang ia gaungkan. Saasaran kampanye politik Irna hampir
seluruh basis masyarakat seperti ulam, santri, santriwati, perempuan, ibu-ibu,
masyarakat pinggiran, dan lain sebagainya
Foto 1:
Pada foto ini tampak Irna Narulita berada dalam satu frame bersama
dengan masyarakat dan Ulama Pandeglang yang lebih ditonjolkan dalam foto.
Melalui foto ini menggambarkan sisi religius Irna dengan mengajak masyarkakat
untuk melakukan shalat berjamaah di masjid agung Pandeglang. Unsur
komunikasi dapat terlihat dengan jelas dimana ia menggunakan narasi untuk
mengajak masyarakat mengikuti ajakannya dengan menggunakan kata ‘gerakan
subuh berjamaah’ dalam caption tersebut dan memberikan image bahwa ia
merupakan politisi perempuan yang humanis dan religius sesuai dengan citra
kabupaten Pandeglang yang dikenal sebagai kabupaten santri dimana di daerah
Pandeglang banyak sekali santri-santriwati dari berbagai pondok pesantren yang
ada di kabupaten Pandeglang
Foto 2
Pada foto ini Irna ingin memperlihatkan kedekatan dan kepedulian kepada
salah satu kelompok masyarakat yakni ibu-ibu pengajian di kecamatan cipeucang.
Narasi komunikasi dan pemasaran yang dilakukan oleh irna adalah dengan
pendekatan islamis karena kita ketahui bahwa basis massa ibu-ibu pengajian di
Pandeglang sangat banyak karena citra Pandeglang yang religius menjadi salah
satu strategi irna untuk menonjolkan kedekatannya dengan ibu-ibu pengajian di
Pandeglang. Abah H Lili yang Irna tulis di captionya merupakan sosok ulama
berpengaruh di kecamatan cipeucang dengan melakukan pendekatan tersebut irna
bisa mendapatkan massa yang banyak dari keluarga, santri dan teman-teman
beliau.
Foto 3
Foto 4
Kesimpulan
Di zaaman 4.0 ini penggunanaan tekonlogi sangat penting dan sudah menjadi
suatu kebutuhan pokok bagi masyarakat terutama penggunaan sosial media yang
begitu masih digunakan baik itu untuk bisnis ataupun komunikasi. Hal ini yang
kemudian dijadikan alat atau media bagi para politisi untuk melakukan komunikasi
dan pemasaran politiknya. Tentunya kondisi politisi saat ini sudah mengikuti
perkembangan zaman. Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa Irna Narulita
sangat rutin memposting kegiatannya di instagram dalam rangka melakukan
lomunikasi dan pemasaran politik berbasis media sosial melalui Instagram.
Hampir setiap momen dan kesempatan dalam melakukan personal branding Irna di
dokumentasikan sebagai media pemasaran politiknya salah satu hal yang menonol
dalam postingan instagram Irna Narulita atau biasa diaebut juga Irna Dimiyati
yautu melakukan pendekatan dengan para ulama dan melaksanakan kegiatan yang
berbasis agama seperti festival shalatwa, pengajian ibu-ibu, gerkaan shalat
berjmaah dan lain-lainnya. Tentu ini adalah postingan yang positif sekaligus
sebagai sarana Irna untuk mendapatkan suara masyarakat yang begitu banyak dari
kelompok ibu-ibu pengajian santri/santruwati, ulama dan masyarakat Pandeglang
dari berbagai kalangan sehingga efektif sebagai strategi Irna dalam merauh
kemanangan di pilkada Pandeglang 2020.
Daftar Pustaka