6320 13175 1 SM PDF
6320 13175 1 SM PDF
Abstrak
Diabetes Self-Management Education (DSME) merupakan salah satu metode pengelolaan diabetes secara
berkelajutan dengan memfasilitasi pengetahuan, dan ketrampilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh DSME terhadap manajemen diri penderita DM tipe 2. Penelitian quasi-experimental design ini
menggunakan pendekatan pre and post test non equivalent gruop design. Sampel terdiridari 66 responden yang
dipilih secara purposive sampling (33 responden kelompok intervensi dan 33 responden kelompok kontrol). Hasil
penelitian menunjukkan mayoritas responden adalah perempuan (72.7% kelompok intervensi dan 69.7% kelompok
kontrol), berusia 36-45 tahun (78.8% kelompok intervensi dan 87.9% kelompok kontol).Analisis hasil penelitian juga
menunjukkan DSME berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan (p=0.000), peningkatan pola makan (p=0.000),
peningkatan latihan fisik (p=0.001), peningkatan terapi farmakologis (p=0.000) dan peningkatan monitoring guladarah
(p=0.000) pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Trienggadeng Kecematan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya.
Berdasarkan hasi lpenelitian ini dapat disimpulkan bahwa DSME dapat bermanfaat bagi pasien DM tipe 2 untuk
mengontrol dan mengelola penyakit yang dialaminya.
.
Kata Kunci : DSME, Pengetahuan, Pola Makan, Latihan Fisik, Monitoring Gula Darah, Terapi Farmakologis
Abstract
Abstract
Keywords : DSME, Knowledge, Dieatary Habit, Physical Exercise, Blood Sugar Monitoring, Pharmacologic Therapy
Korespondensi:
* Rahmawati, Magister Keperawatan, Program Pascasarjana, Universitas Syiah Kuala,
Darussalam, Banda Aceh, Email: andraaufar@gmail.com 46
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN: 2338-6371 Rahmawati, Tahlil, Syahrul
daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 Manajemen diri DM yang efektif diperoleh
yaitu 14,7%, dan ranking ke-6 didaerah jika individu memiliki pengetahuan dan
perdesaan yaitu 5.8% (Riskesdas, 2007). ketrampilan untuk melakukan pengelolaan
Angka prevalensi DM untuk wilayah Pidie DM secara mandiri. Keberhasilan
Jaya diperkirakan akan meningkat sebesar manajemen diri membutuhkan partisipasi
3.1% dari tahun 2013 sampai 2014. Laporan aktif pasien, keluarga dan masyarakat. Untuk
rekap Penyakit Tidak Menular (PTM) dari mencapai keberhasilan pengelolaan DM,
Puskesmas Trienggadeng mengatakan angka dibutuhkan penanganan DM secara mandiri
kunjungan pasien DM ke Puskesmas dan berkelanjutan atau yang dikenal sebagai
Kecamatan Trienggadeng pada Tahun 2013 Diabetes Self Management Education
berjumlah 370 orang (Dinas Kesehatan Pidie (DSME) yang meliputi pemahaman tentang
Jaya, 2014) penyakit DM, makna dan perlunya
pengendalian dan pemantauan DM, penyulit
DM juga akan memberikan dampak yang
DM, intervensi farmakologis dan non-
signifikan terhadap penurunan kualitas
farmakologis, hipoglikemi, masalah khusus
sumber daya manusia dan peningkatan biaya
yang dihadapi, cara mengembangkan system
kesehatan (Fransisca, 2012). Parmet (2004)
pendukung dan mengajarkan ketrampilan,
melaporkan bahwa penderita DM akan
serta cara mempergunakan fasilitas
beresiko mengalami komplikasi penyakit
perawatan kesehatan yang ada (Funnel,
jantung koroner, hipertensi, dan
Brown, Childs, Haas, Hosey, dkk, 2010).
peningkatan konsentrasi kolesterol. Untuk
itu, PERKINI (2001) mengaris bahwahi Penanganan DM secara mandiri dan
perlunya pendidikan pengelolaan diri untuk berkelanjutan yang terdapat didalam DSME,
penderita DM guna mencegah komplikasi merupakan bagian dari pendidikan
akut dan jangka panjang. Penderita DM kesehatan yang tidak hanya melibatkan
membutuhkan perawatan yang kompleks pengetahuan dan ketrampilan, tetapi juga
dan berkelanjutan, yang mencakup konseling psikologis jika diperlukan untuk
pendidikan kesehatan (edukasi), diet memfasilitasi gaya hidup (Poretsky, 2010).
(rencana makanan), latihan fisik (exercise), DSME menggunakan pedoman konseling dan
dan pengobatan (Misnadiarly, 2006) intervensi perilaku untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai diabetes dan
Manajemen diri merupakan kunci dalam
meningkatkan keterampilan individu dan
penatalaksanaan penyakit kronis secara
keluarga dalam mengelola penyakit DM
komprehensif (Atak, Tanju & Kenan, 2010).
48
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN: 2338-6371 Rahmawati, Tahlil, Syahrul
proyektor dan pada saat selesai intervensi klien sebelum intervensi dengan
setiap responden diberikan leaflet. DSME menggunakan uji chi square dan juga
terdiri dari 6 sesi yaitu: melakukan uji normalitas data menggunakan
Sesi 1 dan 2 yaitu intervensi penyuluhan uji Kolmogrov Smirnov. Analisis bivariat
kesehatan tentang penyakit DM tipe 2 yang menggunakan non parametrik wilcoxon rank
dilaksanakan selama 2 hari (2x45 menit) oleh test untuk melihat perbedaan antara pre test
peneliti. Metode penyajiannya dengan tanya dengan post test didalam kelompok itu
jawab, diskusi dan pemutaran vidio tentang sendiri dan juga untuk melihat perbedaan
mekanisme penyakit DM tipe 2, Sesi 3 yaitu antar kelompok menggunakan uji mann
intervensi penyuluhan kesehatan tentang whitney.
pengaturan pola makan penderita DM tipe 2
Hasil
oleh peneliti. Sesi 4 yaitu intervensi
penyuluhan kesehatan tentang latihan fisik Gambaran karakteristik responden penelitian
pada penderita DM tipe 2. Sesi 5 yaitu ditunjukkan dalam Tabel 1. Tabel 1
intervensi penyuluhan kesehatan tentang menunjukkan bahwa pada kelompok
monitoring kadar gula darah penderita DM intervensi sangat banyak responden berumur
tipe 2 dan melakukan cek gula darah mandiri antara 36-45 tahun (78.8%), perempuan
oleh peneliti. Sesi 6 yaitu intervensi (72.7%), lama menderita DM tipe 2 satu
penyuluhan kesehatan tentang terapi sampai lima tahun (72.7%), dan sangat
farmakologis oleh peneliti. Post test dilakukan banyak responden melakukan pemeriksaan
pada kelompok kontrol dan intervensi sendiri (90.9%) dengan frekuensi
dengan menggunakan soal yang sama dengan pemeriksaan satu kali sampai dua kali
pretest. Postets dilakukan satu minggu perbulan (72.7%). Kebanyakan responden
setelah intervensi yaitu pada waktu dan juga mendapatkan terapi medis/minum obat
tempat yang berbeda. (66.7%), dan mempunyai penyakit penyerta
(57.6%) dengan tingkat pendidikan
responden kebanyakan rendah (63.6%).
Analisis data meliputi analisis univariat dan
Sedangkan pada kelompok kontrol, sangat
analisis bivariat. Sebelum analisis bivariat
banyak responden berumur 36-45 tahun
dilakasanakan maka dilakukan terlebih
(87.9%), lama menderita DM tipe 2 satu
dahulu uji kesetaraan antara kelompok
sampai lima tahun (78.8%), dan melakukan
intervensi dan kelompok kontrol untuk
pemeriksaan sendiri (84.8%).
mengidentifikasi varian variabel karaktersitik
50
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN: 2338-6371 Rahmawati, Tahlil, Syahrul
Tabel 1. Karakteristik Responden DM Tipe 2 antara Pengaruh DSME Terhadap Manajemen Diri
Kelompok Intervensi dan Kontrol (n = 66)
Penderita DM Tipe 2 ditunjukkan pada Tabel
Karakteristik Jumlah 2.
Intervensi Kontrol Total P value
F % F %
Usia
1. 26-35 Tahun 7 21.2 4 12.1 11 0.50 Tabe 2. Pengaruh DSME Terhadap Manajemen Diri
55 9 Penderita DM Tipe 2 Di Puskesmas Trienggadeng
2. 36-45 Tahun 26 78.8 29 87.9 (n=66)
Waktu Kelompok P
Jenis Kelamin
Test Intervensi Kontrol value
1. Laki-laki 9 27.3 10 30.3 19 1.000
(Mean, ±SD) (Mean, ±SD)
2. Perempuan 24 72.7 23 69.7 47
Pretest 19.878, ±4.702 19.424, ±4.416 0.877
Tingkat
Postest 27.363, ±4.567 19.939, ±5.098 0.000
Pendidikan
1. Rendah 21 63.6 23 69.7 44
2. Menengah 12 36,4 8 24.2 20 0.236
3. Tinggi 0 0 2 6.1 2
Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan
Lama Menderita
DM 24 72.7 26 78.8 50 bahwa nilai mean pretest pada kelompok
1. 1-5 tahun 7 21.2 5 15.2 12 0.813
intervensi (19.878) dan kelompok kontrol
2. 6-10 2 6.1 2 6.1 4
tahun (19.424) secara sttistik tidak ada perbedaan
3. > 10 tahun
yang signifikan (p value 0,877). Sedangkan
Terapi Medis
1. Obat 22 66.7 11 33.3 33 nilai mean postest pada kelompok intervensi
Minum 7 21.2 17 51.5 24 0.019
2. Obat injeksi 4 12.1 5 15.2 9 (27.363) dan pada kelompok kontrol (19.939)
3. Tidak ada secara signifikan berbeda (p value 0.000). oleh
Penyakit karena itu, ada pengaruh DSME terhadap
Penyerta 19 57.6 12 36.4 31 0.139
1. Ada 14 42.4 21 63.6 35 kemampuan pelaksanaan manajemen diri
2. Tidak ada
penderita DM tipe 2 (H0 ditolak).
Pemeriksaan
Sendiri
1. Ada 30 90.9 28 84.8 58 0.706
2. Tidak ada 3 9.1 5 15.2 8 Pembahasan
Frekuensi
Pemeriksaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
1. Tidak ada 3 9.1 5 15.2 8
2. 1-2 kali per 24 72.7 22 66.7 46 0.746 pengaruh DSME terhadap manajmen diri
bulan 6 18.2 6 18.2 12
3. > 2 kali per pasien DM tipe 2, hasil analisis didapatkan P
bulan
valeu post test 0.000 artinya ada pengaruh
yang sangat signifikan DSME pada
responden. DSME dapat meningkatkan
manajemen diri responden mengenai
51
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN: 2338-6371 Rahmawati, Tahlil, Syahrul
52
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN: 2338-6371 Rahmawati, Tahlil, Syahrul
58