Anda di halaman 1dari 9

1. Jelaskan teori-teori tentang perubahan sosial?

2. Gambar dan berikan masing-masing satu contoh toeri siklus dan teori
perkembangan?

3. Jelaskan bentuk-bentuk perubahan sosial dan berikan contohnya?

4. Jelaskan faktor penyebab perubahan sosial?

5. Uraikanlah faktor-faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial.

1. Teori Evolusi
Teori evolusi mungkin sering kita dengar dalam ilmu Biologi dan secara garis besar, kalian juga pasti
mengetahui inti dari teori ini. Penjelasan Teori Evolusi dalam ilmu sosial juga tidak jauh berbeda. Teori
evolusi menjelaskan bahwa perubahan sosial terjadi secara lambat untuk waktu yang lama di dalam sistem
masyarakat.

Menurut teori ini, perubahan sosial terjadi karena perubahan pada cara pengorganisasian masyarakat, sistem
kerja, pola pemikiran, dan perkembangan sosial. Perubahan sosial dalam teori evolusi jarang menimbulkan
konflik karena perubahannya berlangsung lambat dan cenderung tidak disadari.

Menurut Soerjono Soekanto terdapat tiga teori utama dalam evolusi:

 Teori Evolusi Uniliniear.

Teori ini menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan yang sesuai dengan
tahap-tahap tertentu. Perubahan ini membuat masyarakat berkembang dari yang sederhana menjadi
tahapan yang lebih kompleks.

 Teori Evolusi Universal

Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahapan tertentu yang
tetap karena menurut teori ini kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu.

 Teori Evolusi Multiliniear

Teori ini menyatakan bahwa perubahan sosial dapat terjadi dalam beberapa cara, tetapi cara tersebut
akan mengarah ke arah yang sama, yaitu membentuk masyrakat yang lebih baik.

Teori Fungsionalis
Teori Fungsionalis menyatakan bahwa ketidakpuasan masyarakat terhadap keadaan sosial yang sedang berlaku
merupakan penyebab utama terjadinya perubahan sosial. Ketidakpuasan ini tidak dirasakan oleh semua
anggota masyarakat, sebagian anggota masyarakat tidak menginginkan perubahan.

Tapi, jika lebih banyak yang menginginkan perubahan, biasanya perubahan akan terjadi, tetapi apabila hanya
kelompok minoritas dengan kekuatan kecil yang menginginkan perubahan, maka perubahan tersebut sulit
untuk tercapai.

Teori Konflik
Teori ini sangat sepesial, teori konflik akan menjelaskan bahwa perubahan sosial terbentuk karena adanya
konflik dan ketegangan dalam masyarakat. Konflik ini biasanya berupa pertentangan antar kelas penguasa
dengan masyarakat yang tertindas.

Sehingga, masyarakat dalam kelas yang lebih rendah menginginkan adanya perubahan dengan
mengatasnamakan keadilan. Berdasarkan teori ini, jika memang perubahan yang dikehendaki berhasil tercapai,
maka pada akhirnya masyarakat yang terbentuk akan hidup tanpa pembagian kelas.

Teori Siklus
Teori siklus menyatakan bahwa perubahan sosial ini bagaikan roda yang sedang berputar, artinya perubahan
zamam merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh manusia dan tidak dapat dikendalikan oleh
siapapun.

Bagaimanapun seseorang berusahan untuk mencegah terjadinya perubahan sosial mereka tidak akan mampu,
karena perubahan sosial sudah seperti sifat alami yang dimiliki setiap lingkungan masyarakat.

2. Contoh teori siklus dan teori perkembangan

Teori siklus :

 Perkembangan masa prasejarah


Teori perkembangan :
 perkembangan bangsa indonesia pada awal kemerdekaan hingga kini usia indoonesia
sudah 74 tahun.

3. 1. Perubahan Lambat (Evolusi) 


Perubahan secara lambat memerlukan waktu yang lama dan biasanya merupakan
rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Pada evolusi,
perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu.
Masyarakat hanya berusaha menyesuaikan dengan keperluan, keadaan, dan kondisi
baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. 
Perubahan ini terjadi melalui tahapan-tahapan dari yang sederhana menjadi maju.
Misalnya kehidupan masyarakat suku Kubu di Sumatra. Mereka mengalami perubahan
secara lambat, terutama dalam tempat tinggal dan mata pencaharian hidup. Sampai
saat ini suku Kubu masih menjalankan aktivitas lamanya, yaitu berburu dan meramu
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. 

2. Perubahan Cepat (Revolusi) 


Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi ada yang direncanakan terlebih dahulu dan
ada yang tidak direncanakan. Selain itu ada yang dijalankan tanpa kekerasan dan
dengan kekerasan. Dalam perubahan cepat, kemungkinan timbulnya sifat anarki dan
tindakan kekerasan sangat besar terjadi. Adapun ukuran kecepatan suatu perubahan
sebenarnya relative karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. 
Pada umumnya, suatu perubahan dianggap sebagai perubahan cepat karena mengubah
sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan, politik, ekonomi,
dan hubungan antarmanusia. Suatu revolusi dapat juga berlangsung dengan didahului
suatu pemberontakan. Misalnya revolusi bangsa Indonesia dalam mencapai
kemerdekaannya. 
Secara sosiologis, persyaratan yang harus dipenuhi agar suatu revolusi dapat tercapai
adalah sebagai berikut. 
a. Harus ada keinginan dari masyarakat banyak untuk mengadakan perubahan.
Maksudnya adalah bahwa di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap
keadaan dan harus ada keinginan untuk mencapai keadaan yang lebih baik. b. Ada
seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat untuk
mengadakan perubahan. c. Pemimpin itu harus dapat menampung keinginan atau
aspirasi dari rakyat, untuk kemudian merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu
program kerja. d. Ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya, tujuan itu dapat
dilihat oleh masyarakat dan dilengkapi oleh suatu ideologi tertentu. e. Harus ada
momentum yang tepat untuk mengadakan revolusi, yaitu saat di mana keadaan sudah
tepat dan baik untuk mengadakan suatu gerakan. 

3. Perubahan Kecil 
Perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur
sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Misalnya
perubahan mode pakaian, bentuk rumah, dan mainan anak yang tidak akan membawa
pengaruh yang berarti bagi masyarakat dalam keseluruhannya. 

4. Perubahan Besar 
Perubahan besar adalah suatu perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan
lembaga-lembaganya, seperti dalam system kerja, sistem hak milik tanah, hubungan
kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat. Contohnya adalah adanya industrialisasi.
Industrialisasi telah mengubah masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.
Perubahan itu memberikan pengaruh dalam kehidupan masyarakat, seperti terlihat
dalam hubungan antarsesama. Pada masyarakat agraris, hubungan antarsesama terlihat
sangat akrab dan menunjukkan adanya kebersamaan. Namun pada masyarakat industri
hal itu mengalami perubahan, di mana hubungan lebih didasarkan pada pertimbangan
untung rugi. 

5. Perubahan yang Dikehendaki 


Perubahan bentuk ini merupakan perubahan-perubahan yang diperkirakan atau yang
telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan
perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak itu disebut sebagai agent of change, yaitu
seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat sebagai
pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Misalnya pejabat
pemerintah, tokoh masyarakat, atau mahasiswa. 
Adapun cara yang dapat digunakan untuk memengaruhi masyarakat adalah dengan
rekayasa sosial (social engineering), yaitu dengan sistem yang teratur dan direncanakan
terlebih dahulu. Cara ini sering pula dinamakan perencanaan sosial (social planning).
Contohnya adalah pembangunan berbagai sarana dan prasarana, seperti kawasan
industri, bendungan, jalan, dan lain-lain. 

6. Perubahan yang Tidak Dikehendaki 


Perubahan ini terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat
menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat.
Misalnya rusaknya berbagai fasilitas umum, serta banyak orang yang kehilangan rumah,
keluarga, dan sanak saudara. Pada umumnya sangat sulit untuk meramalkan tentang
terjadinya perubahan yang tidak dikehendaki ini.

7. Perubahan Struktural 
Perubahan ini merupakan perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan
timbulnya reorganisasi dalam masyarakat. Contohnya perubahan sistem kekuasaan dari
kolonial ke nasional. 

4.1.Bertambah atau Berkurangnya Jumlah Penduduk


Perubahan jumlah penduduk dapat disebabkan oleh berkurang atau
bertambahnya jumlah penduduk. Bertambahnya penduduk yang sangat
cepat dapat mengakibatkan perubahan sosial. Seperti di pulau Jawa yang
jumlah penduduknya semakin banyak. Hal ini dapat menyebabkan
perubahan dalam struktur masyarakat, seperti munculnya kelas sosial.
Berkurangnya penduduk disebabkan oleh transmigrasi maupun urbanisasi
penduduk dari desa ke kota. Sehingga di desa terjadi kekosongan karena
tidak ada yang mengelola. Ini mengakibatkan perubahan sosial terjadi di
daerah pedesaan.

2. Konflik dalam Masyarakat


Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik dapat diartikan sebagai suatu proses sosial
terhadap dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu
pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan membuatnya tidak
berdaya atau menghancurkannya.
Konflik dalam masyarakat disebabkan oleh adanya perbedaan dalam
masyarakat. Walaupun konflik bersifat disosiatif atau memecah belah
hubungan dalam masyarakat. Konflik pasti akan diiringi dengan proses
akomodasi yang justru bisa menguatkan ikatan sosial. Hal ini akan tampak
ketika kita membandingkan keadaan sebelum dan sesudah konflik.

3. Penemuan-Penemuan Baru
Penemuan bersifat mengembangkan atau menambahkan suatu
kebudayaan dalam masyarakat. Penemuan unsur kebudayaan yang baru
disebut discovery. Namun, tentu saja penemuan tersebut belum diterima
sepenuhnya oleh masyarakat. Pengenalan dan pengembangan terhadap
unsur kebudayaan yang baru tersebut diperlukan sehingga discovery
menjadi invention. Invention merupakan discovery yang telah diterima dan
telah diterapkan oleh masyarakat.

Contohnya adalah penemuan mobil. Pada awal penemuannya, tentu saja


belum bisa diterima oleh masyarakat untuk menggantikan kereta kuda.
Walaupun mobil lebih mudah perawatannya. Namun pada saat itu
harganya jauh lebih mahal dan kecepatannya tidak secepat kereta kuda.
Sehingga pengembangan pun terus dilakukan guna menekan harga dan
meningkatkan performa mobil.
Untuk menemukan beragam penemuan-penemuan baru, Terdapat 3 faktor
pendorong terhadap individu-individu untuk mencari penemuan-penemuan
baru tersebut, antara lain:
kualitas dari ahli-ahli dalam suatu kebudayaan
kesadaran dari orang perorangan akan kekurangan dalam kebudayaan
perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat
4. Pemberontakan atau Revolusi di Dalam Tubuh Masyarakat itu Sendiri
Revolusi terjadi karena keinginan kuat masyarakat untuk berubah.
Sedangkan pemberontakan terjadi karena keinginan kuat masyarakat untuk
berubah ditolak oleh pemimpin masyarakat tersebut. Revolusi
menyebabkan terjadinya perubahan sosial secara besar-besaran.
Contohnya ialah kejadian revolusi di Rusia pada tahun 1917 yang
menyebabkan perubahan Rusia yang dahulu merupakan kerajaan berubah
menjadi diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin marxis.

Sedangkan terjadinya pemberontakan dimulai dengan adanya


ketidakpuasan sebagian masyarakat. Ketidakpuasan ini ditujukan pada
sistem kekuasaan yang dinilai tidak sesuai sehingga mendorong untuk
keluar dan membuat sistem kekuasaan yang baru / berbeda. Namun
keinginan kuat masyarakat untuk berubah / membuat sistem kekuasaan
yang baru ditolak oleh pemimpin masyarakat sehingga mendorong
sebagian masyarakat yang merasa tidak diuntungkan menggelar aksi
pemberontakan.

B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor penyebab perubahan sosial yang
berasal dari luar masyarakat. Adapun faktor-faktornya adalah sebagai
berikut : lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia, peperangan dan
pengaruh kebudayaan masyarakat Lain.

5. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain


Hubungan yang di lakukan secara fisik antara dua masyarakat memiliki
kecenderungan untuk saling mempengaruhi dan terjadi pertukaran
kebudayaan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa
paksaan, maka disebut demonstration effect. Namun seandainya pengaruh
suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity.
Jika suatu kebudayaan memiliki taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain,
maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur
kebudayaan asli dapat bergeser. Pertemuan tersebut terjadi akibat adanya
komunikasi massa antara kedua belah pihak.

6. Lingkungan Alam Fisik yang Ada di Sekitar Manusia


Perubahan sosial juga dapat disebabkan oleh lingkungan fisik, seperti
terjadinya tsunami, puting beliung, ledakan gunung berapi, gempa bumi
dan lain sebagainya, sehingga menyebabkan masyarakat yang bertempat
tinggal di daerah-daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat
tinggalnya. Sehingga setelah masyarakat tersebut mendiami tempat
tinggalnya yang baru, maka mereka wajib menyesuaikan diri dengan
keadaan sosial yang baru tersebut.

7. Peperangan
Peperangan dengan negara lain berpotensi menyebabkan terjadinya
perubahan perubahan sosial yang sangat signifikan baik pada lembaga
kemasyarakatan atau struktur masyarakat. Terutama pada pihak yang kalah
dalam peperangan. Itu sebabkan karena pihak yang kalah harus menerima
ide-ide atau kebudayaan dari pihak yang menang. Sehingga terjadi
perubahan sosial secara besar-besaran dalam masyarakatnya.

5. Faktor Pendorong
 Memiliki sebuah bentuk akan penimbunana dari kebudayaan dan juga penemuan yang
dimana baru.
 Terdapat perubahan terhadap jumlah penduduk yang ada dalam sebuah negara.
 Terdapat pertentangan dan juga sebuah konflik.
 Terdapat sebuah bentuk akan pemberontakan dan juga revolusi.
 Terdapat sebuah bentuk akan sistem terbuka yang dimana bersal dari lapisan
masyarakat.
 Memiliki sebuah sikap untuk dapat saling memiliki karya dari seseorang dan juga sebauh
keinginan untuk dapat menjadi maju.
 Terdapat sebuah sistem pendidikan yang dimana maju
 Memiliki sebuah orientasi ke depan.
Faktor Penghambat
 Terdapat sebuah bentuk akan perkembangan ilmu pengetahuan yang dimana masih
lambat.
 Terdapat sikap akan masyarkat yang dimana masih sangat tradisional.
 Memiliki sebuah kekurangan terhadap hubungan dengan masyarkat lainnya
 Terdapat sebuah bentuk akn kepentingan yang dimana telah tertanam secara kuat.

Anda mungkin juga menyukai