Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENDIDIKAN MATEMATIKA SD

MODUL 2 BILANGAN CACAH

OLEH

RINI NURSEJATI (NIM 826006506)

ROCE MARSAULINA (NIM 826006728)

SITI CHOERIYAH (852947253)

BILANGAN CACAH
I. Pendahuluan

Pada modul ini menyajikan uraian tentang bilangan cacah. Bilangan Cacah
adalah himpunan bilangan asli ditambah dengan bilangan nol. Konsep yang dibahas
menyangkut pengertian bilangan cacah, pengoperasian antara dua atau lebih
bilangan cacah, meliputi operasi penjumlahan, pengurangan,perkalian dan
pembagian.Melalui uraian dan pembahasan diharapkan dapat menambah wawasan
dan pengetahuan yang akan diterapkan dalam melakasanakan tugas mengajar sehari-
hari.
II. Pembahasan
Uraian Materi
a. Bilangan dan lambang
Diawali dengan menyiapkan media atau kartu bilangan : 1, 10, 1000, 100.000
dst. Langkah-langkah yang harus dilakukan guru :
 Menjelaskan nilai tempat yang ditempati oleh angka oleh angka-angka suatu
bilangan yang terdiri dari 5 angka dengan pertolongan kartu bilangan
 Membaca dan menulis lambang bilangan
 Menjelaskan kartu bilangan
 Menulis beberapa lambangan bilangan yang terdiri dari 6 angka
 Menulis beberapa lambang bilangan
b.Bilangan kardinal dan ordinal
Kardinal dikenal sebagai bilangan cacah sedangkan kardinal dikenal sebagai
bilangan asli.
c.Nilai tempat dan ketidaksamaan
Alat peraga yang diperlukan berupa kertas atau kartu bilangan mulai 1, 10, 100,
1000, 10.000, 100.000.

Langkah-langkah pembelajaran :
1. Menjelaskan nilai tempat yang ditempat angka atau lambang bilangan yang
terdiri dari 5 angka.
2. Menjelaskan angka-angka bilangan 6 angka berurtan dari kiri, ratusan ribu hingga
satuan.
3. Menulis beberapa lambang bilangan 6 angka lalu siswa menentukan nilai setiap
angka.
4. Bisa dilakukan diskusi kelompok, diberikan 2 bilangan 6 angka untuk
menentukan bilangan yang kecil dari yang besar.

Contoh soal
1. Tulislah nama bilangan !
2. Tuliskah lambang bilangan lima ribu seratus tiga puluh empat yang digaris
bawahi !
3. Tentukan nilai angka nilai angka yang digaris bawahi 136. 762 !
4. Tuliskan lambang bilangan berdasarkan nilai yang digaris bawahi dari 382. 657 !
5. Tentukan bilangan yang terkecil dari sepasang bilangan 357.812 dan 148.967 !

Rangkuman
 Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran pokok bahasan
bilangan dan bilangan yaitu menyiapkan kartu bilangan yang terbuat dari kertas,
membaca dan menulis lambang bilangan, serta menjelaskan konsep nilai tempat.
 Untuk membandingkan dua buah bilangan, bandingkan masing-masing angka
yang bersesuaian nailai tempatnya dari kedua bilangan tersebut.

Jawaban tes formatif


1. Dibaca tiga puluh lima ribu enam ratus tujuh puluh dua
2. Lambang bilangan + 25.135
3. 136.762 = 700
4. 382.657 + nilai tempat ribuab
5. 357.812>146.967

BILANGAN CACAH, OPERASIONAL SERTA TEKNIK


PENYELESAIANNYA DAN PEMBELAJARANNYA DI SD
A. Bilangan Cacah
Bilangan cacah merupakan himpunan bilangan asli ditambah dengan
bilangan nol. Bilangan asli sendiri merupakan bilangan yang dimulai dari 1
selanjutnya bertambah satu-satu. Ketidaksamaan pada bilangan cacah
Kita bandingkan dua bilangan yang tidak sama misal :
 3 < 8 dibaca 3 kurang dari 8
 9> 5 dibaca 9 lebih dari 5

Pernyataan diatas ini disebut ketidaksamaan


B. Penjumlahan
Pengerjaan jumlah atau penjumlahan merupakan pengerjaan hitung yang
pertama kali dikenal anak-anak.
Fakta-fakta dasar penjumlahan
Yang dimaksud dengan fakta-fakta dasar penjumlahan ialah penjumlahan atau
kombinasi bilangan dari 0 sampai 9, misalnya : 9 + 1, 9 + 2, tetapi 12 + 9 bukan
dasar penjumlahan sebab 12 bukan bilangan yang lambangnya terdiri satu angka
ada 4 pendekatan atau jalan untuk menerangan penjumlahan yaitu :
 Penjumlahan melalui kumpulan
Penjumlahan dengan menggunakan dasar kumpulan didasarkan kepada
gabungan dua kumpulan lepas
Contoh soal :
Saya punya kelereng dua buah. Kemudian saya membeli lagi tiga buah. Berapa
jumlah jumlah kelereng yang sekarang saya miliki ?

 Penjumlahan melalui pengukuran


1. Garis bilangan
2. Timbangan bilangan
3. Dengan batang kuesioner
2+3=5
 Penjumlahan melalui mesin fungsi
Pada umumnya mesin fungsi tidak dipergunakan untuk menerangkan
penjumlahan atau pengerjaan hitung lainnya, tetapi lebih banyak
dipergunakan untuk latihan dan pengenalan fungsi
 Penjumlahan dengan cara bersusun panjang dan pendek
Pak Agus mempunyai kebun kelapa. Pada bulan Januari ia memetik
2.438 buah. Pada bulan Februari ia memetik 1.562 buah. Pada bulan
Maret ia memetik 3. 724 buah jumlah kelapa yang dipetik selama 3 bulan
adalah :
II.438+ 1.562 + 3.724 =

Cara susunan Panjang


2.438 = 2000 + 400 + 30 + 8
1.562 = 1000 + 500 + 60 +2
3.724 = 3000 + 700 + 20 + 4
= 6000 + 1600 + 110 + 14
= 6000 + (1000 + 600 ) + (100 +10) + (10+4)
= (6000+1000) + (600+100) + (10+10)+4
= 7000+ 700 + 20 + 4
= 7.724

Cara susun pendek


2.438
1.562
3.724 +
7.724

Sifat-sifat penjumlahan
1. Tertutup (jumlah setiap dua bilangan cacah sembarangan adalah bilangan cacah pula)
2. Pertukaran (komutatif)
C. Pengurangan
Pada pengurangan kita mencari selisih
1. Fakta-fakta dasar pengurangan
Pada fakta-fakta dasar pengurangan, bilangan yang dikurangi harus kurang atau
sama dengan , sedaangkan pengurangannya ialah bilangan cacah dari 0 sampai
dengan 9.Penjumlahan itu berkaitan dengan penggabungan atau penyatuan
himpunan benda-benda sejenis. Pengurangan berkaitan dengan pemisahan
himpunan benda-benda sejenis.Pada umumnya persoalan pengurangan dapat
dilihat dalam 3 macam keadaan, yaitu :
a) Membuang
b) Mencari suku yang hilang
c) Membandingkan
2. Pengurangan melalui kumpulan
Contoh soal :
Ada 5 buah anak ayam. Dua ekor lari mengejar kupu-kupu. Berapa ekor
anak ayam yang tinggal ?

atau

5–2=3
5 -3 =2

3. Pengurangan melalui pengukuran


Pengurangan dengan pengukuran dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
a) Pengurangan dengan garis bilangan.
b) Pengurangan dengan timbangan bilangan.
c) Pengurangan dengan batang kuesioner.
3. Pengurangan melalui mesin fungsi
4. Pengurangan dengan cara bersusun pendek
Contoh soal :
Didi mengikuti perlombaan jalan cepat. Jarak yang harus ditempuh adalah
8.743 meter. Ia sudah menempuh 5.281 meter. Berapakah jarak yang masih
harus ditempuh Didi

8.743
5.281
_______ _
3.462
5. Sifat-sifat pengurangan
Sifat pengurangan itu tidak cukup pada bilangan cacah, sebab selisih dua
bilangan cacah tidak selalu hasilnya bilangan cacah lagi.
Misalnya dalam 4 – 9 + - 5, meskipun 4 dan 9 itu bilangan cacah tetapi – 5
bukan bilangan cacah. Sifat pengurangan pada bilangan cacah tidak
memenuhi sifat pertukaran

Latihan
1. 3.241
2.123
4.414
_______ +
Selesaikan dengan cara bersusun panjang
2. 2.346
3.213
4.414
Selesai dengan
+ cara bersusun pendek
3. Adi mempunyai kelereng 30 buah. Untuk bermain ia harus membawa 40 buah
kelereng. Berapa buah kelereng lagi harus ia miliki ?
4. 8 3 2 7
3213
3142
_______ -
5. 7.243
5.162
_____ -

Kunci jawaban
1. 3000 + 200 + 40 + 1
2000 + 100 + 20 + 3
4000 + 400 + 10 + 4

9000 + 700 + 70 +8 = 9.778


2. 8.701
3. 3.204
4. 30 + 10 = 40
5. 2.081

D. PERKALIAN
Perkalian bagi anak – anak di tingkat rendah dijelaskan melalui benda-
benda konkret atau gambar benda-benda konkret dan dikaitkan pula dengan
kehidupan sehari-hari
Contoh : Ibu Ani punya 2 dus telur. Masing-masing dus berisi 6 butir. Berapa
butir telur bu Ani

0 0 0
0
1. Fakta Dasar perkalian 0 0 0 0 0
Fakta dasar perkalian ialah perkalian bilangan
0 dari
0 00 sampai dengan 9. Ada 7
pendekatan yang dapat ditempuh yaitu kumpulan, pengukuran, jajaran,
Ibu Ani mempunyai 2 dus
telur, masing-masing dus Model konkrit 2x8=
berisi 6 biji. Model Gambar
Persoalan sehari-hari Simbol
produk cartesius, kartu nilai tempat, blok model Dianes, kantong nilai
tempat, abakus, mesin fungsi dan cara mendatar/bersusun panjang/bersusun
pendek
2. Perkalian melalui Himpunan (kumpulan)
Perkalian dapat diterangkan dengan menggunakan pendekatan himpunan,
yaitu himpunan-himpunan lepas yang ekuivalen dan sejenis
Contoh soal
Fazar mempunya 3 bungkus permen karet, masing-masing bungkus berisi 4
buah permen karet. Berapa buah permen karet yang dimiliki Fajar ?

3 x 4 = 12
Banyaknya anggota himpunan dari 3 himpunan yang masing-masing
anggota 4 buah adalah 3 x 4 = 12
3. Perkalian melalui Pengukuran
Perkalian melalui pendekatan pengukur ada beberapa, yaitu dengan garis
bilang, timbangan bilangan, batang kuesioner dan luas
a. Perkalian dengan garis bilangan

3x2=6
b. Perkalian dengan timbangan bilangan
Untuk menunjukan bahwa 2 x 3 = 6 adalah untuk posisi 3 di sebelah kiri
kita gantungkan dua keping batu timbangan lalu untuk posisi 6 di sebelah
kanan kita gantung satu keping batu timbangan.
c. Perkalian dengan batang kuesioner
Contoh 2 x 5 buatlah persegi panjang dengan lebar 2 satuan dan panjang
5 satuan :
5

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10

1 2

3 4

5 6

d. Perkalian dengan luas


Jajaran (arrange) adalah susunan benda-bena dalam bentuk persegi
panjang

4. Perkalian melalui jajaran

a b

a. Ada 2 baris dan 4 lajur


b. Ada 3 baris dan 5 lajur
5. Perkalian melalui Produk Cartesius
Perkalian silang dari 2 himpunan,
Contoh : Tono punya 2 buah celana dan 3 buah baju. Bila dipasangkan,
berapa buah pasangan yang berbeda yang dimiliki Tono
6. Perkalian dengat alat Nilai peraga Nilai Tempat
Perkalian yang menggunakan alat peraga : kartu nilai tempat, blok model,
Dienes, kantong nilai tempat dan abakus.
7. Perkalian melalui Mesin fungsi
Perkalian ini untuk latihan (drill) dan bersifat untuk rekreasi
8. Perkalian sebagai Penjumlahan Berulang
Contoh soal :
5 x 2 = 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 10
4x2=2+2+2+2=8
Perlu diingat bahwa walaupun hasil akhirnya sama, namun proses 5 x 2 tidak
sama dengan 2 x 5
5 x 2 = 2 + 2 + 2 + 2 +2 = 10
2 x 5 = 5 + 5 = 10
9. Perkalian dengan cara Mendatar, Bersusun Panjang dan Bersusun Pendek
Soal : sebuah hotel mempunyai 376 kamar. Setiap kamar dapat ditempati 4
orang. Berapa orang dapat menempati hotel itu ?
Hasil kali 4 x 376 dapat kita cari dengan cara :
a. Cara mendatar
4 x 376 = 4 x (300 + 70 + 6 )
= ( 4 x 300 ) + (4 x 70) + (4 x 6)
= 1480 + 24
= 1.504
b. Cara bersusun panjang
376
4
________ x
24 ↔ ( 4 x 6)
280 ↔ ( 4 x 70)
1.200 ↔ ( 4 x 300)
_________ +

1.504
c. Cara bersusun pendek
32
376
4
_________ x

1504
10. Sifat-sifat Perkalian
Perkalian merupakan operasi penjumlahan berulang dengan bilangan yang

sama. Misalnya 3 × 2 = 2 + 2 + 2 dan 2 × 3 = 3 + 3. Meskipun hasil akhirnya sama,

perkalian 3 × 2 dan 2 × 3 memiliki arti yang berbeda, di mana 3 × 2 artinya tiga kali

duanya, sedangkan 2 × 3 artinya dua kali tiganya.Penjelasan di atas merupakan

definisi perkalian pada bilangan bulat  yang sudah dibahas pada

postingan sebelumnya.

a. Sifat Tertutup

Salah satu  sifat operasional penjumlahan bilangan bulat  yakni bersifat

tertutup, begitu juga pada perkalian bilangan bulat juga bersifat tertutup. Sifat

tertutup maksudnya bahwa pada perkalian pada bilangan bulat, akan selalu

menghasilkan bilangan bulat juga. Hal ini dapat dituliskan bahwa “Untuk setiap

bilangan bulat p dan q, selalu berlaku p × q = r dengan r juga bilangan bulat”.

Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang sifat tertutup operasi

perkalian pada bilangan bulat, silahkan simak contoh soal di bawah ini.

Contoh Soal 1

a. 3 × 8 = 24

di mana kita ketahui bahwa 3 dan 8 merupakan bilangan bulat dan 24 juga

merupakan bilangan bulat.


b. Sifat Komutatif (Pertukaran)

Operasi perkalian dua bilangan bulat selalu diperoleh hasil yang sama walaupun

kedua bilangan tersebut dipertukarkan tempatnya. Hal ini dapat dituliskan bahwa

“Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku p × q = q × p”.

Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang sifat komutatif (pertukaran)

pada perkalian bilangan bulat, silahkan simak contoh soal di bawah ini.

Contoh Soal 2

a. 2 × (–5) = (–5) × 2 = –10

b. (–3) × (–4) = (–4) × (–3) = 12

c. Sifat Asosiatif (Pengelompokan)

Sifat ini menyatakan bahwa “Untuk setiap bilangan bulat p, q, dan r selalu berlaku

(p × q) × r = p × (q × r)”.

Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang sifat asosiatif

(pengelempokan) operasi perkalian pada bilangan bulat, silahkan simak contoh soal

di bawah ini.

Contoh Soal 3

a. 3 × (–2 × 4) = (3 × (–2)) × 4 = –24


b. (–2 × 6) × 4 = –2 × (6 × 4) = –48

d. Sifat Distributif Perkalian Terhadap Penjumlahan

Sifat ini menyatakan bahwa “Untuk setiap bilangan bulat p, q, dan r selalu

berlaku p × (q + r) = (p × q) + (p × r)”. Untuk lebih memantapkan pemahaman

Anda tentang sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan pada bilangan bulat,

silahkan simak contoh soal di bawah ini.

Contoh Soal 4

a.  2 × (4 + (–3)) = 2 × 1 = 2

=>(2 × 4) + (2 × (–3)) = 8 – 6 = 2

Jadi, 2 × (4 + (–3)) = (2 × 4) + (2 × (–3)) = 2

b.  (–3) × (–8 + 5) = (–3) × (–3) = 9

=>((–3) × (–8)) + (–3 × 5) = 24 – 14 = 9

Jadi, (–3) × (–8 + 5) = ((–3) × (–8)) + (–3 × 5) = 9

11. Perkalian dengan Bilangan kelipatan 10


Untuk perkalian bilangan kelipatan 10 maka diperluhkan mencongkak
Contoh guru menulis beberapa soal perkalian di papan tulis dan murid
menulis hasilnya di kertas masing-masing contoh 4 x 30, 4 x 300, 40 x 30,
40 x 300

E. PEMBAGIAN
Operasi pembagian merupakan operasi yang paling sukar dibandingkan
dengan penjumlahan, pengurangan, dan perkalian. Oleh karena itu perlu dipilih
cara yang tepat untuk menjelaskan operasi hitung ini.
Konsep pembagian diperkenalkan pada siswa dengan menggunakan benda-beda
real atau gambar-gambar real yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari

1. Fakta Dasar Pembagian


Fakta dasar pembagian harus dibagi adalah dari 0 sampai 81 dimana
pembaginya ialah bilangan bulat dari 0 sampai 9
Contoh soal : ada 6 buah kue yang harus dibagi sama diantara 3 anak.
Berapa kue setiap anak ?
Soal diatas dapat diselesaikan dengan menggunakan bermacam-macam
pendekatan yaitu:
 Pembagian melalui Himpunan
Ada 8 kue yang harus dibagi rata kepada 4 orang anak. Berapa kue untuk
tiap anak ?

8:4=2

2. Pembagian melalui Pengukuran


Pembagian melalui pemgukkuran yaitu :
a. Dengan garis bilangan
Soal 10 :

10 : 2 =5
b. Dengan timbangan bilangan
Soal 6: 3 =
Penyelesaiannya :
Pada posisi 6 sebelah kiri timbangan kaitkan sebuah batu timbangan agar
seimbangan mengaitkan 2 batu pada posisi 3 sebelah kanan maka : 6 : 3
=2
c. Dengan batang kuesioner
Soal 8 : 2 =
Ambil sebuah batang kuesioner dari 8 satuan (warna cokelat). Kemudian
letakan disampingnya 4 batang kuesioner dari 2 satuan sehingga pas
menutupi batang dari 8 satuan jadi 8 : 2 = 4
3. Pembagian melalui jajaran
Soal 12 : 4 caranya dengan menyusun 12 ke dalam jajaran tang setiap
barisnya terdiri atas 4 anggota

12 : 4 = 3

4. Pembagian melalui Mesin Fungsi


Ambillah mensin fungsi pembagian 3 atau mesin fungsi 3. Bila ke dalam
mesin fangsi dimasukan kartu dengan angka 6 maka kartu yang keluar itu
adalah angka 6.
5. Pembagian sebagai Pengurangan Berulang
Soal :Misal, seorang Ayah memiliki uang Rp 6.000,- dan ingin membagikan
kepada anaknya yang berjumlah 3 orang dengan sama rata masing-masing
Rp 2.000,-. Berapa akan menerima pembagian uang Ayah?

6.000 : 2.000 = 3

Maksudnya,

6.000 – 2.000 = 4.000 (1)


4.000 – 2.000 = 2.000 (2)
2.000 – 2.000 = 0 (3)

6. Pembagian sebagai Kebalikan Perkalian

a. Jajaran di sebelah kiri itu berarti juga 3 x 4 = 12, jadi dari 12 : 4 = 3


Dari 12 : 4 = 3 diperoleh 3 x 4 = 12
b. Jajaran di sebelah kanan berart 4 x 3 = 12
Dari 12 : 3 = 4 diperoleh 4 x 3 = 12
7. Membagi dengan cara bersusun Pendek
Soal 6.822 :9
Bagilah ratusan dengan 9, 68 : 9 = 7

8. Sifat-sifat Pembagian
Sifat Tertutup

Salah satu sifat operasi penjumlahan bilangan bulat akni bersifat tertutup,

Apakah pada pembagian bilangan bulat juga bersifat tertutup?

Untuk membuktikan hal tersebut silahkan simak contoh soal di bawah ini.

=> 6 : 1 = 6

=> 6 : 2 = 3

=> 6 : 3 = 2

Sifat Komutatif (Pertukaran)

Operasi perkalian dua bilangan bulat selalu diperoleh hasil yang sama

walaupun kedua bilangan tersebut dipertukarkan tempatnya. Misalnya 2 × (–

5) akan sama hasilnya dengan (–5) × 2 yakni –10. Bagaimana dengan

operasi bentuk pembagian pada bilangan bulat?

Untuk membuktikan hal tersebut silahkan simak contoh soal di bawah

berikut ini.

=> 8 : 4 = 2

=> 4 : 8 = ½
Ternyata 8 : 4 ≠ 4 : 8. Oleh karena itu, pada pembagian bilangan bulat

tidak berlaku sifat komutatif (pertukaran). 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa operasi pembagian pada bilangan bulat tidak

bersifat komutatif.

Sifat Asosiatif (Pengelompokan)

Pada perkalian bilangan bulat berlaku sifat asosiatif (pengelompokan),

misalnya (2 × 3) × 4 akan sama hasilnya 2 × (3 × 4) yakni 24. Bagaimana

dengan pada pembagian bilangan bulat? Apakah akan berlaku sifat asosiatif?

Untuk membuktikan hal tersebut silahkan simak contoh soal di bawah

berikut ini :

=> (12 : 6) : 2 = 1

=> 12 : (6 : 2) = 4.

Ternyata (12 : 6) : 2 ≠ 12 : (6 : 2). Oleh karena itu, pada pembagian bilangan

bulat tidak berlaku sifat asosiatatif (pengelompokan).

9. Perpangkatan dan penarikan Akar Pangkat (2 dan 3)


Untuk menentukan rumus pepangkatan tiga maka kalian harus ingat KUNCI
Akar pangkat dua. Akar pangkat dua merupakan kebalikan dari pangkat
dua. Coba mengingat Akar pangkat pangkat dua yuk...

32= 3 × 3 = 9
42= 4 × 4 = 16

Karena 32= 9, maka = =3

Karena 42= 16, maka = =4


Caranya
a. Dua angka terakhir pada kuadrat itu selalu 25. Dalam menulis
kuadratnya, tulislah lebih dahuu 25 dengan ruang kosong di depannya.
Kuadrat 35 ialah ... 25.
b. Untuk menemukan angka di depan 25, kalikan angka pertama dari
bilangannya dengan angka pertama dari bilangannya dengan yang satu
lebih besar dari angka tersebut.
10. Pola-pola pada operasi Bilangan Cacah
Untuk menyelesaikan operasi campuran pada bilangan cacah perlu
diperhatikan hal-hal berikut :
a. Operasi penjumlahan dan pengurangan sama kuat, artinya operasi yang
ditulis lebih dahulu (di sebelah kiri) dikerjakan lebih dahulu.
b. Operasi perkalian dan pembagian sama kuat, artinya operasi yang ditulis
lebih dahulu (di sebelah kiri) dikerjakan lebih dahulu
c. Operasi perkalian dan pembagian lebih kuat daripada operasi
penjumlahan dan pengurangan, artinya operasi perkalian dan pembagian
harus dikerjakan lebih dahulu walaupun ditulis di belakang operasi
penjumlahan atau pengurangan
d. Apabila dalam suatu terdapat tanda kurung, kerjakan operasi yang
didalam tanda kurang terlebih dahulu.

DAFTAR PUSTAKA
Karsos, dkk. 2011. Modul Pendidikan Matematika I. Universitas Terbuka : Jakarta
http://mafia.mafiaol.com/2014/06/sifat-sifat-perkalian-pada-bilangan-bulat.html
diakses pada hari kamis tanggal 01-10-2015
http://mafia.mafiaol.com/2014/07/sifat-sifat-pembagian-pada-bilangan-bulat.html
diakses pada hari kamis tanggal 01 – 10- 2015

Anda mungkin juga menyukai