Anda di halaman 1dari 11

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N DENGAN ALO (ACUTE LUNG


OEDEM) DI RUANG 12 ICU RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG

Fitri Darmayanti1), Ach. Dafir Firdaus2)


nurse.fietry22@yahoo.com
Program Studi Profesi Ners
STIKes Maharani Malang

Abstrak : Edema paru akut adalah terjadi saat dimana cairan intravaskuler keluar ke
ruang ekstravaskuler, jaringan interstisial dan alveoli yang terjadi secara akut.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada Ny. N dengan ALO (Acute Lung Oedem) di Ruang 12 ICU
di RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode kualitatif dalam bentuk studi kasus dengan menggunakan teknik wawancara
free walk dan diskusi menggunakan panduan pengkajian asuhan keperawatan disertai
dengan pemeriksaan fisik. Hasil pengkajian pada pasien ALO (Acute Lung Oedem)
ini ditemukan bahwa pasien mengeluh sesak nafas. Diagnosa keperawatan sesuai
prioritas yang muncul pada Ny. N ada 4 yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan peningkatan produksi sputum, ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan hiperventilasi, gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ventilasi-perfusi, dan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
hipertensi. Dari 4 diagnosa keperawatan yang diangkat didapatkan hasil evaluasi
yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratasi, ketidakefektifan pola nafas
belum teratasi, gangguan pertukaran gas belum teratasi dan ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer dapat teratasi sebagian. Disarankan untuk dapat melanjutkan
intervensi pada ketidakefektifan bersihan jalan nafas, ketidakefektifan pola nafas,
dan gangguan pertukaran gas pada pasien.

Kata kunci: ALO (Acute Lung Oedem), Asuhan Keperawatan.

Abstract : Acute pulmonary edema occurs when the intravascular fluid exits into the
extravascular space, interstitial tissue and alveoli that occur acutely. This study aims
to gain real experience in implementing nursing care on Ny. N with ALO (Acute
Lung Oedem) in Room 12 ICU in RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang. The research
method used is qualitative method in case study by using free walk interview
technique and discussion using nursing care assessment guidance along with physical
examination. The results of this study on ALO (Acute Lung Oedem) patients found
that the patient complained of shortness of breath. Diagnosis of nursing according to
priority that appears on Ny. There are 4 ineffective clearances associated with
increased sputum production, respiratory pattern ineffectiveness associated with
hyperventilation, gas exchange disturbances associated with ventilation-perfusion,
and ineffective perfusion associated with hypertension. Of the 4 nursing diagnoses
raised the results of the evaluation of ineffectiveness clearance of the airway has not
been resolved, ineffectiveness of breath pattern has not been resolved, gas exchange
disruption has not been resolved and ineffectiveness of perfusion can be partially
resolved. It is suggested to continue the intervention on ineffective airway clearance,
ineffective breathing patterns, and gas exchange disorders in patients.

Keywords: ALO (Acute Lung edema), Nursing care

PENDAHULUAN dikarenakan masalah paru, serangan


jantung, trauma, atau bahan kimia
Latar Belakang toksik. Ini dapat juga menjadi tanda
Pulmonary edema adalah istilah awal dari penyakit jantung koroner
yang digunakan ketika edema terjadi (Gumiwang, 2007).
di paru-paru. Area yang langsung Angka kejadian penyakit edema
diluar pembuluh-pembuluh darah kecil paru adalah sekitar 14 diantara
pada paru-paru di tempati oleh 100.000 orang/tahun. Angka kematian
kantong-kantong udara yang sangat melebihi 40%. Tanpa pengobatan yang
kecil yang disebut alveoli. Ini adalah tepat, 90% kasus berakhir dengan
dimana oksigen dari udara diambil kematian. Bila pengobatan yang
oleh darah yang melaluinya, dan diberikan sesuai, 50% penderita akan
karbon dioksida dalam darah selamat. Penderita yang bereaksi baik
dikeluarkan ke dalam alveoli untuk terhadap pengobatan, biasanya akan
dihembuskan keluar. Alveoli sembuh total, dengan atau tanpa
normalnya mempunyai dinding yang kelainan paru-paru jangka panjang
sangat tipis yang mengizinkan (Ningrum, 2009). Angka kematian 
pertukaran udara ini, dan cairan edema paru akut karena infark
biasanya dijauhkan dari alveoli kecuali miokard akut mencapai 38–57% 
dinding-dinding ini kehilangan (Haas, 2002).
integritasnya. Edema paru terjadi oleh Peningkatan tekanan edema paru
karena adanya aliran cairan dari darah disebabkan oleh meningkatnya
ke ruang intersisial paru yang keseimbangan kekuatan yang
selanjutnya ke alveoli paru, melebihi mendorong filtrasi cairan di paru. Fitur
aliran cairan kembali ke darah atau penting dari edema ini adalah
melalui saluran limfatik (Sudoyo, Aru. keseimbangan aliran cairan dan
W, 2006). protein ke dalam paru utuh secara
Bertambahnya cairan dalam fungsional. Peningkatan tekanan
ruang di luar pembuluh darah paru- edema sering disebut kardiogenik,
paru disebut edema paru akut. Edema tekanan tinggi, hidrostatik, atau edema
paru akut merupakan komplikasi yang paru sekunder tapi lebih efektifnya
biasa dari penyakit jantung dan disebut keseimbangan edema paru
kebanyakan kasus dari kondisi ini terganggu karena tahanan
dihubungkan dengan kegagalan keseimbangan pergerakan antara
jantung. Edema paru akut dapat cairan dan zat terlarut di dalam paru
menjadi kondisi kronik atau dapat (Sjaharudin Harun & Sally Aman
berkembang dengan tiba-tiba dan Nasution, 2006).
dengan cepat menjadi ancaman hidup. Mengingat begitu berbahayanya
Tipe yang mengancam hidup dari edema paru akut bagi kesehatan maka
edema paru terjadi ketika sejumlah penulis akan membahas mengenai
besar cairan tiba-tiba berpindah dari edema paru akut dan asuhan
pembuluh darah paru ke dalam paru, keperawatan yang diberikan.
Diharapkan perawat mampu Rumah sakit ini terletak di Jalan Jaksa
memberikan asuhan keperawatan yang Agung Suprapto No.2 Kota Malang.
efektif dan mampu ikut serta dalam Waktu pengambilan data dilakukan
upaya penurunan angka insiden edema pada tanggal 23 November 2016
paru akut melalui upaya promotif, dengan penyelesaian pengambilan data
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. pada tanggal 25 November 2016.
Hasil pengkajian yang dilakukan
peneliti saat di ruang 12 ICU RSUD Objek Penelitian/Partisipan
DR. Saiful Anwar Malang pada Ny. N Dalam studi kasus ini obyek
dengan ALO (Acute Lung Oedem) penelitian atau partisispan yang
didapatkan data: pasien mengalami digunakan adalah satu pasien yaitu
penurunan kesadaran dengan GCS Ny. N dengan diagnosa ALO (Acute
(Glascow Coma Scale) undersedasi Lung Oedem) yang dirawat di RSUD
dan terdapat penumpukan cairan di Dr. Saiful Anwar Malang.
paru-paru sebelah kanan dan terpasang
WSD. Dari hasil pemeriksaan foto Metode Pengumpulan Data
thorak AP menunjukkan hasil adanya Menurut Notoatmodjo (2010),
edema pulmonal. ada beberapa teknik dalam
Berdasarkan latar belakang mengumpulkan data diantaranya:
diatas, maka peneliti tertarik untuk A. Metode Observasi Partisipatif.
menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan Pada metode pengumpulan data
judul “Asuhan Keperawatan pada observasi, peneliti menggunakan
Ny.N dengan ALO (Acute Lung metode pengumpulan data
Oedem) di Ruang 12 ICU RSUD. Dr. observasi partisipatif. Pada jenis
Saiful Anwar Malang”. pengamatan ini, pengamat
benar-benar mengambil bagian
dalam kegiatan-kegiatan yang
METODE PENELITIAN dilakukan oleh sasaran
pengamatan. Dengan kata lain,
Pendekatan atau Strategi Penelitian pengamat ikut aktif
Dalam penyusunan studi kasus berpartisipasi pada aktifitas
ini, peneliti menggunakan metode dalam kontak social yang tengah
deskriptif dalam bentuk studi yang di diselidiki. Jenis teknik ini
kaji secara kualitatif. Dimana biasanya digunakan dalam
menggunakan teknik wawancara free penelitian yang bersifat
walk dan observasi dengan panduan eksploratif, yang mula-mula
pengkajian asuhan keperawatan dipakai dalam penelitian di
disertai dengan pemeriksaan fisik. bidang antropologi.
Dalam kasus ini peneliti
mencoba untuk mengobservasi B. Metode Wawancara Tak
aplikasi teori Orem (self care) pada terstruktur
asuhan keperawatan Ny. N dengan Peneliti menggunakan teknik
ALO (Acute Lung Oedem) di ruang 12 wawancara tak terstruktur
ICU RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. sebagai metode pengumpulan
data dari responden karena
Tempat dan Waktu Penelitian pengumpulan data dan
Penelitian ini dilakukan di pengolahannya dapat berjalan
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. dengan cermat dan teliti, dan
hasilnya disajikan secara teknik teori sebagai upaya pengecekan
kualitatif dan kuantitatif, serta keabsahan data secara teoritis.
interviewer dapat dilakukan oleh
beberapa orang, karena adanya Metode Analisis Data
pertanyaan - pertanyaan yang Dalam penelitian ini peneliti
uniform. menggunakan content analisis dengan
menggunkan interaktif model. Model
C. Metode Tes ini mengandung empat komponen
Dalam hal ini dilakukan metode yang saling berkaitan yaitu:
wawancara tak terstruktur, 1. Pengumpulan data, peneliti
mencoba untuk mengobservasi mengumpulkan informasi,
aplikasi teori Orem (self care) melalui wawancara
pada asuhan keperawatan Ny.N ,pemeriksaan fisik, dokumentasi,
dengan ALO (Acute Lung maupun observasi langsung.
Oedem). 2. Penyederhanaan atau reduksi
data, peneliti memilih informasi
D. Studi Dokumentasi mana yang sesuai dan tidak
Dengan melihat laporan anggota sesuai dengan masalah
tim kesehatan yang lain serta penelitian.
pengambilan data untuk
mengetahui kondisi pasien. Etical Clereance
Masalah etika penelitian
Metode Uji Keabsahan Data keperawatan merupakan masalah yang
Untuk mencapai kesimpulan sangat penting dalam penelitian,
yang valid, maka dilakukan uji mengingat penelitian keperawatan
keabsahan data terhadap semua data berhubungan langsung dengan
yang terkumpul. Uji keabsahan data manusia, maka segi etika penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan harus diperhatikan. Masalah etika
teknik trianggulasi yang dapat yang harus diperhatikan antara lain :
digunakan untuk melakukan uji 1. Inform Concent (Lembar
keabsahan data, yaitu:(1) teknik Persetujuan)
metode, (2 ) teknik sumber, ( 3) teknik 2. Anonimity (Tanpa Kata)
penelitian dan (4) teknik teori. 3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Dalam penelitian ini peneliti 4. Bebas dari eksploitasi
menggunakan tiga teknik yang 5. Resiko (Benefits rasio)
dianggap relevan yaitu teknik metode, 6. Hak untuk mendapatkan
teknik sumber dan teknik teori. pengobatan yang adil (right to
Trianggulasi teknik sumber dalam justice in fair treatment)
penelitian ini dilakukan dengan cara
membandingkan dan mengecek derajat
kepercayaan data penggunaan PEMBAHASAN
pertanyaan pada responden, misalnya
pada keluarga tersebut. Trianggulasi Pengkajian Kasus
teknik metode dilakukan dengan A. Identitas Pasien.
pengecekan data realistik pertanyaan Tanggal pengkajian 23/11/2016
melalui teknik-teknik yang berbeda (13.30). Nama pasien Ny. N
seperti teknik observasi, rekaman, dan dengan alamat kota M. Pasien
wawancara. Selanjutnya, trianggulasi
berusia 18 tahun berpendidikan sign: tekanan darah: 107/68
SD dan status pekerjaan IRT. mmHg, nadi: 110 x/menit,
suhu: 38,9°C, RR: 38 x/menit
B. Status Kesehatan. dengan berat badan 50 kg.
1. Keluhan Utama. a. Sistem pernapasan (B1)
Pasien mengeluh sesak nafas. Pasien bernafas di bantu
2. Riwayat Kesehatan Sekarang. dengan ventilator mode P-
Pada tanggal 11-11-2016 SMIV 20 x/i, fiO2 80%,
(jam 20.30) pasien mengeluh PEEP 10 cmH2O, Tve 320
sesak nafas dan batuk mL, Mve 8,8 l/i, P-support
spontan. Kemudian dibawa 20 cmH2O, P-control 20
ke bidan dengan keadaan cmH2O, SPO2 90%, pola
sesak nafas dan TD 100/90 nafas teratur, terdapat
mmHg. Pasien disarankan suara nafas tambahan
periksa ke RS Lawang ronkhi dan whezzing di
Medika. Pada jam 21.00 kedua lapang paru,
pasien dibawa ke RS Lawang terdapat produksi sekret
Medika dan didapatkan data yang berlebih, pasien
TD : 150/90 mmHg, USG menggunakan jalan nafas
(+), dan pemeriksaan ANC buatan ETT, pasien
didapatkan hasil impartu menggunakan pernapasan
gemeli. Karena pasien dada dan perut, bentuk
mengalami kehamilan dengan dada normochest,
usia 36-38 minggu maka pergerakan dinding dada
pasien dirujuk ke RSSA. tidak simetris.
Kemudian di IGD RSSA b. Sistem Kardiovaskuler (B2)
pasien sesak nafas, perut Irama jantung irreguler,
kencang-kencang, terdapat terdengar BJ1/BJ2, bunyi
lendir, keluar cairan jantung normal, CRT >3
mrembes, dan ekstremitas detik, akral teraba panas,
edema. Kemudian pasien TD: 107/68 mmHg, Nadi:
menjalani operasi SC dan 110x/menit, Suhu: 38,9 ºC,
dirawat di ruang ICU RSSA. CVP 5-15 mmHg.
3. Riwayat Kesehatan c. Sistem Neurologi (B3)
Terdahulu. Kesadaran pasien
Pasien mempunyai riwayat undersedasi dengan GCS
penyakit hipertensi. 1x1, pupil isokor 2 mm,
4. Riwayat Kesehatan Keluarga. reflek cahaya baik,
Keluarga ada yang menderita kadang-kadang kejang.
hipertensi. d. Sistem Persepsi Sensori.
5. Riwayat Alergi. Sklera normal, konjungtiva
Pasien tidak mempunyai anemis,fungsi penglihatan
alergi terhadap obat, baik, tidak menggunakan
makanan, debu,dll. alat bantu penglihatan,
6. Review of System. fungsi pendengaran baik,
Keadaan umum pasien lemah serumen (-).
dengan kesadaran
undersedasi dan status vital
e. Sistem Perkemihan (B4) lain: makan/minum,
Pasien terpasang DC toileting, berpakaian,
(dower cateter) dengan mobilisasi dalam tempat
jumlah produksi urine tidur, berpindah, ambulasi/
1350/7 jam, warna kuning ROM.
jernih dan memiliki bau k. Psiko-Sosio-Spiritual.
khas amoniak, dan tidak Keluarga klien
ada pembesaran pada mengatakan klien dekat
kandung kemih. dengan suami dan
f. Sistem Pencernaan (B5) keluarganya. Klien
Mukosa bibir kering dan memiliki hubungan baik
pecah-pecah, asupan dengan orang lain,
nutrisi dibantu melalui penampilan klien menarik.
NGT, dengan diit N80
6x200 cc, abdomen Perumusan dan Analisa
tegang, bising usus 40 1. Adanya akumulasi cairan
x/menit, muntah (+), intertisial di area alveoli.
cairan lambung (+) warna Menyebabkan meningkatnya
coklat kemerahan, minum jumlah sekret. Sehingga bersihan
± 250 cc/hari. jalan nafas didalam paru tidak
g. Sistem Muskuloskeletal (B6) efektif. Hal ini dibuktikan
Kemampuan pergerakan dengan keadaan pasien yang
sendi terbatas, kaku sendi tidak sadar. Data obyektif dapat
(+), tidak menggunakan dibuktikan dengan pasien
alat bantu gerak, kekuatan terpasang ETT, nafas cepat dan
otot ekstremitas atas 1/1, dangkal, terdapat sekret
ekstremitas bawah 1/1. berwarna kuning kental, adanya
h. Sistem Integumen. retraksi otot dada, adanya rhonki
Warna kulit pucat, turgor (+/+), wheezing (+/+). Hasil
kulit buruk, turgor kulit pengukuran vital sign nadi: 110
tidak elatis, turgor kulit > x/menit, RR : 38 x/menit.
2 detik, adanya edema 2. Adanya penurunan ekspansi
pada ekstremitas atas dan paru. Menyebabkan sesak nafas
bawah, dan adanya luka dan takipnea sehingga
post SC pada perut. menimbulkan pola nafas
i. Personal Hygiene. didalam paru tidak efektif. Hal
Klien mandi 2x/hari ini dibuktikan dengan keadaan
dengan di seka, perawatan pasien yang tidak sadar. Secara
oral hygiene 2x/hari, obyektif dapat dilihat bahwa
rambut klien tidak di cuci, irama nafas cepat dan dangkal,
rambut disisir rapi, adanya retraksi dada, adanya
pakaian diganti setiap pernafasan dada dan perut, nafas
2x/hari, dan selama di RS cuping hidung, Tve :320 mL,
pasien belum dipotong Mve: 8,8 l/i, P-support : 20
kuku. cmH2O, P-control : 20 cmH2O,
j. Aktivitas Dasar. RR : 38 x/menit
Kebutuhan ADLs pasien 3. Adanya hambatan difusi O2 dan
dibantu secara total antara CO2. Menyebabkan hipoksia.
Sehingga pertukaran gas nafas, frekuensi pernafasan
didalam paru terganggu. Hal ini dalam rentang normal tidak ada
dibuktikan klien tidak sadarkan suara nafas abnormal), mampu
diri. Secara obyektif dapat mengidentifikasikan dan
dilihat bahwa irama nafas cepat mencegah faktor yang dapat
dan dangkal, nafas cuping menghambat jalan. Intervensi
hidung, pucat, pH 7,22, pCO2 yang dapat diberikan yaitu,
29,3 mmHg, pO2 45,2 mmHg, auskultasi suara nafas sebelum
bikarbonat (HCO3) 12,0 dan sesudah suctioning, berikan
mmol/L, dan SPO2 80%. O2 dengan menggunakan nasal,
4. Adanya penurunan saturasi gunakan alat yang steril setiap
O2.Menyebabkan terjadinya melakukan tindakan, monitor
sianosis. Sehingga perfusi status oksigen pasien, hentikan
jaringan terganggu. Hal ini suction dan berikan oksigen
dibuktikan klien tidak sadarkan apabila pasien menunjukkan
diri. Secara obyektif dapat bradikardi, peningkatan saturasi
dilihat bahwa nadi lemah dan O2, posisikan pasien untuk
cepat, CRT > 3 detik, edema memaksimalkan ventilasi,
ekstremitas, dan warna kulit keluarkan sekret dengan suction,
pucat. auskultasi suara nafas, dan catat
adanya suara tambahan.
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan 2. Ketidakefektifan pola nafas
nafas berhubungan dengan berhubungan dengan
peningkatan produksi sputum. hipervenilasi.
2. Ketidakefektifan pola nafas Bertujuan setelah dilakukan
berhubungan dengan tindakan keperawatan selama 1x
hiperventilasi. 24 jam diharapkan pola nafas
3. Gangguan pertukaran gas kembali efektif. Kriteria hasil
berhubungan dengan ventilasi- yang diharapkan adalah
perfusi. menunjukkan suara nafas yang
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan bersih, menunjukkan jalan nafas
berhubungan dengan hipertensi. yang paten (klien tidak merasa
tercekik, irama nafas, frekuensi
Intervensi Keperawatan pernafasan dalam rentang
1. Ketidakefektifan bersihan normal, tidak ada suara nafas
jalan nafas berhubungan abnormal), dan tanda-tanda vital
dengan peningkatan produksi dalam rentang normal (tekanan
sputum. darah: 107/68 mmHg, nadi: 110
Bertujuan setelah diberikan x/menit, suhu: 38,9°C, RR: 38
tindakan keperawatan selama x/menit). Intervensi yang dapat
1x24 jam diharapkan jalan nafas diberikan yaitu posisikan pasien
dapat bersih dari putum dan untuk memaksimalkan ventilasi,
kembali efektif. Kriteria hasil auskultasi suara nafas, catat
yang diharapkan adalah suara adanya suara tambahan, monitor
nafas yang bersih, menunjukkan respirasi dan status O2,
jalan nafas yang paten (klien pertahankan jalan nafas yang
tidak merasa tercekik, irama paten, atur peralatan oksigenasi,
monitor aliran oksigen, nafas, catat area penurunan/tidak
observasi adanya tanda-tanda adanya ventilasi dan suara
hipoventilasi, moitor vital sign tambahan, dan auskultasi suara
(TD, N, RR, S), catat adanya paru setelah tindakan untuk
fluktuasi TD, monitor frekuensi mengetahui hasilnya.
dan irama pernafasan, monitor
suara paru, monitor pola Implementasi Keperawatan
pernafasan abnormal, monitor Pelaksanaan tindakan
suhu, warna, kelembaban kulit, keperawatan dilakukan sesuai dengan
monitor sianosis perifer, monitor rencana tindakan keperawatan yang
adanya cushing triad (tekanan telah dibuat dan didokumentasi dalam
nadi yang melebar, bradikardi, pencatatan dan pelaporan.
peningkatan sistolik).
Evaluasi Keperawatan
3. Gangguan pertukaran gas Evaluasi tindakan keperawatan
berhubungan dengan ventilasi- dilakukan sesuai dengan tindakan
perfusi. keperawatan yang telah diberikan
Bertujuan. setelah dilakukan selama 3 hari kemudian
tindakan keperawatan 1x24 jam didokumentasi dalam pencatatan dan
diharapkan pertukran gas dapat pelaporan.
kembali normal. Kriteria hasil
yang diharapkan adalah Analisa Kasus
mendemonstrasikan peningkatan Secara teori dan kenyataan yang
ventilasi dan oksigenani yang ditemukan di lapangan saat pengkajian
adekuat, menunjukkan suara tentang keluhan pasien dan
nafas yang bersih, tidak ada pemeriksaan fisik adalah adanya
sianosis, dan tanda-tanda vital kesamaan dimana adanya
dalam rentang normal (tekanan ketidakefektifan bersihan jalan
darah: 107/68 mmHg, nadi: 110 nafas. Ketidakefektikan jalan nafas
x/menit, suhu: 38,9°C, RR: 38 yaitu adanya rhonki dan whezzing
x/menit). Intervensi yang dapat akibat adanya penumpukan sekret.
diberikan yaitu posisikan pasien Perbedaannya di sini adalah di teori
untuk memaksimalkan ventilasi, pasien sadar penuh, tidak ada otot-
auskultasi suara nafas, catat otot dinding dada. Karena pasien
adanya suara tambahan, monitor sudah masuk hari ke 2 perawatan dan
respirasi dan status O2, monitor hanya ketidakefektifan jalan nafas.
rata-rata, kedalaman irama dan
usaha respirasi, catat pergerakan
dada amati kesimetrisan, P[ENUTUP
penggunaan otot tambahan,
retraksi otot supraclavicular dan Kesimpulan
intercostal, monitor suara nafas Berdasarkan pembahasan yang
(seperti dengkur), monitor pola diuraikan dalam bab 4 studi kasus
nafas (bradipnea, takipnea, pada Ny. N dengan ALO (Acute Lung
kussmaul, hiperventilasi, cheyne Oedem), maka dapat ditarik
stokes, biot), monitor kelelahan kesimpulan sebagai berikut.
otot diafragma (gerakan a. Pengkajian yang dilakukan pada
paradoksis), auskultasi suara Ny. N didapatkan yaitu keadaan
umumnya lemah, adanya retraksi e. Evaluasi tindakan yang
otot dada, nafas cepat dan dilakukan selama 3 hari, sejak
dangkal, pola nafas tidak teratur, tanggal 23-25 oktober 2016
terdapat suara nafas tambahan berdasarkan tujuan dan kriteria
ronkhi (+/+) dan whezzing (+/+) hasil. Dari 4 diagnosa
di kedua lapang paru, terdapat keperawatan yang diangkat
produksi sekret yang berlebih, didapatkan hasil evaluasi, yaitu
pasien menggunakan jalan nafas yaitu dari ketiga diagnosa
buatan ETT bentuk dada semuanya masih belum teratasi
normochest, dan pergerakan dan 1 diagnosa teratasi sebagian.
dinding dada tidak simetris. f. Faktor Pendukung dan
b. Penegakan diagnosa Penghambat:
keperawatan pada kasus Ny. N 1. Faktor pendukung
dibuat berdasarkan kebutuhan Kesediaan pihak rumah sakit
dasar manusia menuntut hirarki dalam mengijinkan dan
Maslow dan prioritas masalah memberikan kebebasan bagi
yang mengancam kehidupan mahasiswa (penulis) untuk
pasien, uraian teoritis mengenai melaksanakan asuhan
diagnosa keperawatan yang keperawatan sesuai standar
mungkin timbul pada pasien terhadap pasien, sikap
ALO (Acute Lung Oedem). kooperatif dari pasien dan
Diagnosa keperawatan sesuai keluarga terhadap
prioritas yang muncul pada Ny. pelaksanaan asuhan
N ada 3, yaitu: keperawatan, adanya
1. Ketidakefektifan bersihan bimbingan yang terarah dari
jalan nafas berhubungan para pembimbing, format
dengan peningkatan produksi yang tersedia yang dibuat dan
sputum. dianjurkan oleh pihak
2. Ketidakefektifan pola nafas pendidikan, khususnya
berhubungan dengan berupa format asuhan
hiperventilasi. keperawatan.
3. Gangguan pertukaran gas 2. Faktor Penghambat
berhubungan dengan a. Keterbatasan dalam
ventilasi-perfusi penelitian ini adalah data
4. Ketidakefektifan perfusi asuhan keperawatan
jaringan perifer berhubungan belum terdokumentasi
dengan hipertensi. dengan baik karena
c. Perencanaan keperawatan yang perencanaan yang
dirumuskan pada pasien Ny. N digunakan selalu
dibuat berdasarkan diagnosa berulang-ulang yang
yang muncul. tidak sesuai dengan
d. Tindakan keperawatan pada keadaan pasien serta
pasien Ny.N pada dasarnya dipersingkat.
mengikuti perencanaan yang b. Terbatasnya referensi
telah dibuat dalam intervensi terbaru bagi penulis yang
keperawatan yang disesuaikan membahas secara
dengan kondisi pasien. mendalam tentang proses
keperawatan pada ALO dimiliki dan teori
(Acute Lung Oedem). keperawatan.
c. Waktu yang kurang 3. Bagi Penulis
cukup karena selalu Perlu di tingkatkan lagi
bertabrakan dengan pengetahuan dan daya anlisis
laporan dinas yang lain terhadap kasus yang di
serta kegiatan rumah dapatkan di lapangan sesuai
sakit. kompetensi khusunya pada
kasus ALO (Acute Lung
Saran Oedem).
A. Teoritis
1. Bagi Peningkatan Kualitas
Asuhan Keperawatan DAFTAR PUSTAKA
Laporan studi kasus ini
diharapkan dapat
disempurnakan lagi ke depan Alpert, JS, Ewy GA. 2002. Pulmonary
dengan asuhan keperawatan Edema. In : Manual of
yang komprehensif dan data Cardiovascular Diagnosis and
yang update. Therapy. Unknown :
2. Bagi Ilmu Pengetahuan Dan Lippincott Williams & Wilkins
Teknologi (IPTEK)
Diharapkan dengan adanya Ane. 2011. kumpulan informasi
laporan studi kasus yang kesehatan, referrat kedokteran,
bersifat ilmiah ini, dapat dan artikel kedokteran islam.
menimbulkan ide-ide kreatif Tersedia:
dalam penerapan asuhan http://dokmud.wordpress.com/
keperawatan yang lebih 2010/03/17/edema-paru-non-
sempurna lagi dan penangnan kardiogenik/. jakarta 16
masalah apendiksitis dalam desember 2016. 11.31 WIB
bidang teknologi modern. (acces online)

B. Praktis Baradero Mery. 2008. Klien


1. Bagi Pasien Gangguan Kardiovaskular:seri
Pasien dan keluarga mampu asuhan keperawatan. Jakarta:
mengerti tentang hidup bersih EGC
dan makanan sehat supaya
selama proses penyembuhan Baughman, Diane C. 2000.
pada pasien tidak terjadi Keperawatan Medikal-
komplikasi ke penyakit Bedah:buku saku untuk
lainnya. Brunner dan Suddarth. Jakarta:
2. Bagi Rumah Sakit (Instansi EGC
Pelayanan Kesehatan)
Perawat ruangan mampu Colquhaun, M. C, 2004. ABC of
mengaplikasikan asuhan Resusitation 5th Edition.
keperawatan sesuai dengan London: BMJ Publishing
masalah utama pasien
berdasarkan kompetensi yang
Frizzell, et all, 2001. Handbook of Suhaemi, emi mimin. 2002. Etika
Pathophysiology. New York: keperawatan: aplikasi dalam
Springhouse corp praktik. Jakarta: penerbit buku
kedokteran egc a.price, sylvia.
Gleadle Jonathan. 2006. Anamnesis
dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta:
Erlangga

Griffiths, M. J. D, 2004. Respiratory


Management in Critical Care.
London: BMJ Publishing

Hudak&Gallo, 2005. Keperawatan


Kritis. Jakarta: EGC

Manafners. 2011. Asuhan


keperawatan edema paru.
Tersedia:
http://manafners.wordpress.co
m/2011/05/15/asuhan-
keperawatan-edema-paru/.
Jakarta 16 desember 2016.
11.09 WIB (acces online)

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar


Asuhan Keperawatan Klien
dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta:Salemba
Medika 

Price, Wilson, 2006. Patolofisologi


Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC

Rokhaeni, eni, dkk. 2001. Buku ajar


keperawatan kardiovaskuler.
Jakarta: bidang pendidikan &
pelatihan pusat kesehatan
jantung dan pembuluh darah
nasional harapan kita.

Smeltzer, BG., 2000. Brunner’s and


Suddarth’s Textbook of
Medical Surgical Nursing 3 ed.
Philadelpia: LWW Publisher

Anda mungkin juga menyukai