01 GDL Asriwijaya 245 1 p10009 A I PDF
01 GDL Asriwijaya 245 1 p10009 A I PDF
DI SUSUN OLEH :
ASRI WIJAYANTI
NIM : P10 009
DI SUSUN OLEH :
ASRI WIJAYANTI
NIM : P10 009
i
SURAT PERNYATAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta, 2013
Yang Membuat Pernyataan
Asri Wijayanti
NIM. P. 10009
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : P. 10009
SRAGEN
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Ditetapkan di : Surakarta
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
Husada Surakarta.
v
4. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing
5. Tyas Ardi, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan
7. Kedua orang tua ku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. IdentitasKlien ......................................................................... 6
B. Pengkajian .............................................................................. 7
A. Pembahasan ............................................................................ 16
Daftar Pustaka
Lampiran
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran5 LembarKonsultasiKaryaTulisIlmiah
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
- DIII KeperawatanStikesKusumaHusada
Riwayat Pekerjaan : -
PENDAHULUAN
baik. Kadang masyarakat tidak sadar dalam kehidupan sehari hari yang tidak
benar misalnya posisi buang air besar yang salah dan makan makanan yang
kurang serat merupakan salah satu penyebab dari hemoroid (Irawad, 2009).
Hemoroid penyakit yang sering dijumpai dan telah ada sejak jaman
lebih dari 4%. Umur rata-rata penderita hemoroid antara 45-65 tahun. Laki-laki
dan perempuan merupakan resiko yang sama. Rumah Sakit Cipto Mangun
Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang pada tahun 2008 terdapat 252
penyangga pembuluh darah hipertrofi sfinkter ani dan beberapa faktor pemburuk
1
2
aliran darah dan menambah besar hemoroid (Djumhana, 2003). Hemoroid atau
dikenal pula dengan sebutan ambeien adalah suatu pelebaran pembuluh darah
balik (vena) pada anus atau dubur, teraba seperti bola atau benjolan kecil.
Hemoroid dibagi menjadi yaitu internal dan eksternal, eksternal yaitu varises
dibawah otot yang muncul diluar sfingter anal dan biasanya berhubungan
dengan vena rektalis inferior yang terletak dibawah dentura dan ditutupi oleh
epitel gepeng. Hemoroid ekternal dibagi menjadi dua yaitu hemoroid eksternal
akut, berupa bengkak bulat kebiruan pada pinggir anus dan sering terasa sakit
dan gatal sedangkan hemoroid eksternal kronis, hemoroid yang terjadi sudah
terang saat defekasi, nyeri akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh
trombosis (hemoroid eskternal) dan rasa gatal pada daerah anus (Darmawan dan
mengalami trombosis keadaan ini bukan hemoroid dalam arti yang sebenarnya
bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan pada
penderita hemoroid derajat 3 dan 4 tetapi bedah juga dapat dilakukan pada
penderita dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak sembuh dengan
3
cara terapi lainnya dan pada hemoroiddektomi dilakukan sayatan dan jahitan
akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Nyeri adalah alasan utama
nyeri sebagai suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak
Nyeri dibagi menjadi dua, yaitu nyeri akut dan dan kronis. Nyeri akut
adalah nyeri seketika yang biasanya datangnya tiba-tiba dan bisanya berkurang
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan
akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung kurang 6 bulan.
Adapun alasan pasien post hemoroiddektomi bisa terjadi nyeri akut karena
adanya rangsangan mekanik atau kimia pada daera kulit diujung-ujung syaraf
satunya yaitu Ny. M yang mengatakan nyeri yang seperti ditusuk-tusuk dan
terasa sakit pda saat istirahat dan duduk. Nyeri pada pasien post
4
Hemoroiddektomi harus dikelola agar tidak timbul nyeri akut lagi dengan terapi
secara konservatif yang apabila tidak dikelola akan menimbulkan tekanan darah
masalah nyeri dan selama pengelolaan di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen,
dengan keluhan nyeri pada Ny. M didukung oleh data subyektif “Pasien
mengatakan nyeri dubur pada bagian yang habis dioperasi, nyeri terasa tertusuk-
tusuk, skala nyeri 5 nyeri yang dirasakan hilang timbul” dan data obyektif
pengelolaan yang ditujukan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus nyeri pada Ny. M post operasi Hemoroid di RSUD dr.
2. Tujuan Khusus
operasi Hemoroid.
operasi Hemoroid
operasi Hemoroid.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
penulis.
LAPORAN KASUS
Dalam bab ini menjelaskan tentang asuhan keperawatan yang dilakukan pada
Ny. M dengan Post operasi Hemoroid, dilaksanakan pada tanggal 25 sampai 27 April
A. Identitas Pasien
data pasien bernama Ny. M, umur 27 tahun, alamat Sragen, Jawa Tengah, jenis
mulai periksa rawat jalan di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen pada tanggal
22 April 2013, kemudian atas saran dokter pasien dikehendaki opname untuk
SpB. Adapun yang bertanggung jawab kepada pasien adalah Tn. S, umur 37
tahun, alamat Sragen, Jawa Tengah dan hubungan dengan pasien sebagai suami.
6
7
B. Pengkajian
merasakan nyeri dengan skala 5 pada post operasi dan pasien tampak lemah dan
mengeluh anus nyeri seperti panas selama 4 bulan dan sakit saat buang air besar.
Sehingga pada tanggal 22 April 2013 pasien mulai periksa rawat jalan dan
akhirnya opname diruang Mawar RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen dan
riwayat terhadap alergi makanan dan obat. Pada riwayat kesehatan keluarga,
pasien dan keluarga mengatakan tidak ada penyakit keturunan seperti Asma,
penyakit menular dan lain-lain. Genogram: Pasien merupakan ibu rumah tangga
Menurut Gordon, pola kesehatan fungsional terdiri dari 11 yang terdiri dari
pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, pola nutrisi dan eliminasi, pola
eliminasi, pola aktivitas dan latihan, pola istirahat tidur, pola kognitif dan
perseptul, pola persepsi dan konsep diri, pola hubungan dan peran, pola
seksualitas dan reproduksi, pola mekanisme koping, dan pola nilai dan
keyakinan.
8
dan sakit membuatnya tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, keluarga pasien
dan pasien menyatakan bahwa nyeri setelah operasi ambeyen, seperti tertusuk-
Pada kasus ini pola nutrisi dan metabolik, sebelum sakit pasien
mengatakan makan 3 kali sehari (nasi, sayur dan lain-lain) dalam porsi sedang.
Minum air putih kurang lebih 8 gelas dan jarang minum air teh. Pasien tidak
melakukan diet khusus. Sedangkan selama sakit, pasien makan menu diit cair
dari rumah sakit (bubur, sayur dan lain-lain) dan hanya habis setengah porsi,
minum air putih kurang lebih 8 gelas setara dengan 1600 cc. Kulit elastis,
integritas jaringan kulit luar baik, thermoregulasi pasien ditandai dengan suhu
36,5oC.
Pada pola eliminasi, sebelum sakit pasien mengatakan sehari buang air
besar 1 kali, dengan konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan, dan berbau
khas. Buang air kecil kurang lebih 3 kali sehari atau sekitar 700 cc dengan
konsistensi warna urine keruh dan berbau khas. Sedangkan selama sakit, pasien
terpasang kateter terhubung dengan urine bag 1200 cc dari jam 20.00 sampai
jam 05.00, pasien merasa kesakitan saat urine terasa akan mengalir, warna urine
tidak bercampur dengan darah, pasien belum buang air besar setelah operasi dan
Pola aktivitas dan latihan ditemukan hasil bahwa sebelum sakit aktivitas
pasien seperti mobilisasi, di tempat tidur, berpindah, ambulasi dibantu orang lain
(nilai 2), sedangkan aktivitas toileting dibantu orang lain dan alat (nilai 3). Pola
istirahat tidur, sebelum sakit pasien mengatakan dalam sehari tidur kurang lebih
8 jam dengan frekuensi tidur 2 kali yaitu siang dan malam, tidak menggunakan
obat tidur, kondisi saat tidur nyaman dan aman. Selama sakit pasien mengatakan
tidur kurang lebih 3 jam sering terbangun karena terasa nyeri, kondisi
tidak terduga.
Pada kasus ini, Ny. M mengalami masalah pada pola kognitif dan
perasaan, dan pembau. Pasien mengatakan nyeri anus pada luka operasi dan
nyeri bertambah bila untuk bergerak, nyeri perih dan seperti ditusuk-tusuk, skala
darah 120/70 mmHg, frekuensi nadi 80 kali per menit, frekuensi respirasi 20
kali per menit, dan suhu 36,5oC. Pada genetalia, terpasang selang kateter no 24
10
terhubung dengan urine bag dan pada bagian rectum atau anus terpasang tampon
dan kulit sekitar luka tidak merah dan tidak tampak kotor. Pada tanggal 23 Maret
Limfosit 50,95 normal (19-48) dan hasil darah rutin serta kimia darah lainnya
C. Perumusan Masalah
Pada kasus Ny. M dari hasil pengkajian didapatkan data subyektif “Pasien
mengatakan nyeri anus pada luka operasi dan nyeri bertambah bila untuk
bergerak, nyeri perih dan seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 5, nyeri yang
dirasakan hilang timbul” dan data obyektif berupa “Pasien tampak lemah dan
meringis kesakitan, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80 kali per menit,
pernapasan 20 kali per menit, suhu 36,5°C, luka pada bagian rectum terpasang
tampon kulit sekitar tidak tampak merah dan tidak kotor. Maka penulis
yang dilakukan pada Ny. M dengan tujuan dan kriteria hasil yaitu setelah
dengan kriteria hasil yaitu pasien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
dengan skala nyeri 0-3 (0-10), pasien tampak rileks, pasien tidak tampak
meringis kesakitan, dan tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah
120/80 mmHg, frekuensi nadi 60-100 kali per menit, frekuensi pernapasan 16-24
mengatasi masalah keperawatan pada Ny, M antara lain kaji ulang tanda-tanda
nyeri dengan rasional dapat menentukan terapi yang akan dilakukan, berikan
posisi yang nyaman (supine atau semi-fowler) dengan rasional agar pasien rileks
dan membantu mengurangi rasa nyeri, ajarkan teknik relaksasi (nafas dalam)
dengan rasional mengalihkan rasa nyeri, berikan penkes kepada pasien untuk
membatasi gerak atau aktivitas secara bertahap dengan rasional mengurangi rasa
nyeri dan kolaborasi dengan tim medis lain yaitu pemberian analgesik dengan
E. Implementasi
2013, Pukul 09.00 WIB, yaitu mengkaji karakteristik nyeri didapatkan respon
subyektif pasien mengatakan yaitu P: nyeri pada luka operasi ambeyen dan
yang nyaman yaitu semi fowler, respon subyektif positif pasien jam 09.20 pasien
obyektif pasien tampak nyaman dengan posisi tersebut Jam 09.30 perawatan
luka post op hemoroiddektomi melepas tampon dan DC, respon subyektif pasien
mengatakan bersedia, respon obyektifnya luka pasien tidak kotor dan kemerahan
pasien mengatakan masih bingung dan belum bisa, respon obyektifnya pasien
tampak bingung dan tehnik relaksasi belum berhasil. Jam 12.00 memberikan
yaitu obat masuk lewat selang intra vena. Jam 13.00 memberikan penkes untuk
nyeri, dengan P: nyeri pada luka operasi ambeyen dan berkurang nyeri bila
wajah relaks. Pukul 08.35 WIB mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam,
respon subyektif pasien yaitu pasien mengatakan bersedia diajari lagi tehnik
relaksasi nafas dalam pasien mencoba melakukan teknik relaksasi nafas dalam,
respon obyektifnya yaitu obat masuk lewat selang intra vena tidak ada tanda
respon obyektifnya yaitu posisi semi fowler tetap diberikan pada pasien, respon
subyektif pasien yaitu pasien mengatakan bersedia posisi semi fowler, respon
nyeri pada anus, S: skala 3, T : hilang timbul, pukul 09.00 WIB, memberikan
bersedia untuk disuntik, sedangkan respon obyektifnya yaitu obat masuk lewat
selang intra vena tidak ada tanda plebitis, mengevaluasi tehnik relaksasi yang
dilakukan dan klien mengatakan bahwa jika nyeri datang ia melakukan relaksasi.
Pukul 10.00 menganjurkan pasien posisi semi fowler, respon subyektif yaitu
F. Evaluasi
pasien dilakukan pada tanggal 25 April sampai 27 April 2013 dan evaluasi
Subyektif (S): pasien mengatakan P: nyeri pada anus luka post op Ambeyen, Q:
Obyektif (O): ekspresi wajah meringis, pasien tampak kesakitan, terdapat luka
post operasi hari ke satu di atas pubis, terpasang drain yang dialirkan, dilepas
kateter dan tampon, teknik relaksasi belum berhasil, posisi tidur pasien semi
pemberian analgetik.
Subyektif (S): pasien mengatakan nyeri dengan P: nyeri pada anus luka post op
Obyektif (O): ekspresi wajah relaks, masih tampak kesakitan, irigasi sudah
dihentikan, terdapat luka post operasi, tehnik relaksasi sudah berhasil dilakukan,
sebagian. Planning (P): lanjutkan intervensi yaitu kaji karakteristik nyeri dan
Subyektif (S): pasien mengatakan nyeri sudah berkurang bahkan hilang dengan
15
berhasil dilakukan ketika rasa nyeri timbul, posisi semi fowler tetap
dihentikan.
BAB III
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang analisa nyeri akut
berdasarkan teori dan studi kasus “Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Ny.M
dan evaluasi dilakukan pada tanggal 25-27 April 2013 di Ruang Mawar RSUD
1. Pengkajian
pengumpulan data, validasi data dan identifikasi pola atau masalah (Aziz
manifestasi klinis pada hemoroid yaitu nyeri pada anus dan biasanya disertai
oleh susahmya buang air besar. Pada Kasus Ny. M, Ny. M mengeluh nyeri
pada anus selama kurang lebih 4 bulan sebelum dirawat di rumah sakit
16
17
nyeri pada anus dan sudah seperti panas karena terdapat benjolan pada anus.
klinis hemoroid masih mungkin salah pada sekitar 15-20% kasus. Kesalahan
tanggal 25-27 April 2013, didapatkan data bahwa kurang lebih selama 4
bulan klien mengeluh sakit saat buang air besar bila buang air besar
luka operasi dan nyeri bertambah bila untuk bergerak dikarenakan pada saat
gerak dapat menimbulkan nyeri sekali, nyeri perih dan seperti ditusuk-tusuk,
skala nyeri 5, nyeri yang dirasakan hilang timbul. Hal ini sama dengan
konsep teori yaitu setiap pembedahan akan menimbulkan nyeri akut dengan
awitan yang cepat dan tingkat keparahan yang bervariasi (sedang sampai
merah terang saat defekasi, nyeri akibat inflamasi dan edema yang
disebabkan oleh trombosis (hemoroid eskternal) dan rasa gatal pada daerah
dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam
pada pola kognitif dan perseptual yaitu sebelum sakit Ny. M mengatakan
stres dan dapat mengubah gaya hidup dan kesejahteraan psikologi individu.
Saat nyeri akut, denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernapasan
120/70 mmHg. Ini sesuai dengan teori yang ada yaitu pada awal awitan
nyeri akut, respon fisiologis dapat meliputi peningkatan tekanan darah, nadi,
2008). Sedangkan pada denyut jantung atau nadi, pernapasan, dan suhu
tidak terjadi peningkatan dengan hasil nadi 80 kali per menit, pernapasan 20
kali per menit, dan suhu 36,5°C. Hal ini dikarenkan pada kasus Ny. .M,
Pada kasus Ny. M, dilakukan pemeriksaan fisik meliputi anus karena Ny.
Pemeriksaan fisik anus dilakukan dengan cara Inspeksi dan Palpasi. Pada
pasca operasi, pasien terdapat luka anus terpasang tampon dan kulit sekitar
2. Masalah keperawatan
respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat
keperawatan karena nyeri pasca operasi merupakan nyeri akut secara serius
dengan awitan yang cepat dan tingkat keparahan yang bervariasi (sedang
sampai berat). (Tamsuri, 2006). Prevalensi nyeri sedang atau berat pada
kelompok pembedahan perut adalah tinggi pada hari-hari pasca operasi 0-1
(30-55%).
Nyeri Akut memiliki awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas
ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan
2009) karena ketika bagian tubuh terluka oleh tekanan, potongan, sayatan,
dingin atau kekurangan oksigen pada sel, maka bagian tubuh yang terluka
2005). Ditunjang dengan data adanya luka tertutup dan tampak terpasang
3. Perencanaan
yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan
keperawatan selama 3x24 jam karena nyeri tidak dapat diatasi dalam waktu
Potter, 2006) dan kriteria hasil yang ditulis penulis yaitu pasien mengatakan
nyeri berkurang atau hilang dengan skala nyeri 0-1 (0-10); tanda-tanda vital
21
tidak tampak meringis kesakitan karena meringis atau ekspresi wajah yang
menekuk salah satu bagian tubuh, dan postur tubuh yang tidak lazim atau
dengan alasan setiap pernyataan tujuan dan hasil yang diharapkan harus
Ada dua tipe tujuan yang dikembangkan untuk pasien yaitu tujuan jangka
pendek dan tujuan jangka panjang (Potter dan Perry, 2005). Karena penulis
waktu yang singkat, biasanya kurang dari satu minggu, tujuan ini diarahkan
daerah nyeri, edukasi dengan ajari tehnik relaksasi, dengan rasional dapat
Brunner & Suddarth (2005), atur posisi semi-fowler dapat mengurangi nyeri
dengan rasional posisi ini mengurangi tegangan pada insisi yang membantu
dengan rasional agar pasien rileks dan membantu mengurangi rasa nyeri.
Posisi ini dipilih karena penulis belum mengetahui keadaan pasien. Selain
Suddarth, 2002).
bahwa relaksasi efektif dalam menurunkan nyeri post operasi. Pada Ny. M,
selama 3x24 jam karena penulis melaksanakan praktek selama 3 hari dan
pasien. Namun, menurut teori yang ada masalah nyeri tidak dapat diatasi
dalam waktu singkat dan perlu penanganan terlebih dahulu karena nyeri
4. Implementasi
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang
mengkaji tanda-tanda vital. Ini dilakukan karena pada nyeri akut, denyut
Hasil yang didapatkan pada tanggal 25 April 2013 yaitu tekanan darah
120/70 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, dan
suhu 36,5°C dan melakukan perawatan luka dan melepas tampon. intervensi
pada nyeri pada hemoroiddektomi tidak ada perawatan luka akan tetapi,
darah 120/90 mmHg, nadi 81 kali per menit, pernapasan 22 kali per menit,
dan suhu 36,7°C. Kedua, memberikan posisi semi fowler. Menurut Muttaqin
ini mengurangi tegangan pada insisi dan organ abdomen yang membantu
mengurangi nyeri.
meningkatkan tekanan pada ujung saraf dan menyebabkan nyeri (Potter &
Perry, 2005).
pasien untuk pulang dan dirawat di rumah atau rawat jalan. Pasien pulang
5. Evaluasi
dinilai secara S,O,A,P. Pada hari pertama tanggal 25 April 2012 jam 13.00
nyeri tidak dapat dikaji dan dilakukan tindakan, karena masih dalam
yaitu dengan memonitor jahitan dan balutan yang ada pada anus digunakan
untuk koreksi sekaligus terapi paska pembedahan dan melepas balutan atau
tampon.
Pada hari kedua tanggal 26 April 2013 jam 11.00 WIB, ditemukan
nyeri yang secara verbal disampaikan oleh pasien, tetapi nyeri terkadang
masih dirasakan dengan skala yang relatif lebih ringan dari saat dilakukan
pengkajian (skala 4-5) pada daerah anus, tanda-tanda vital dalam batas
sekitar luka tidak tampak merah dan tidak tampak kotor, tanda-tanda vital
meskipun intensitas dan skala lebih rendah dari hari sebelumnya, maka
tempat tidur, dan motivasi kepada pasien untuk tetap melakukan teknik
merasa lebih nyaman dan rileks skla nyeri 3 pada daerah anus, pemeriksaan
tanda-tanda vital dalam batas normal, monitor status nutrisi baik, ambulasi
dan keluhan), dan kondisi jahitan kering dan bersih tidak tampak adanya
indikasi.
diketahui jenis analgesik yang sesuai. Pada evaluasi hari ke tiga dokter
kolaborasi dihentikan.
28
1. Simpulan
Pemenuhan gangguan rasa nyaman nyeri akut Pada Ny. M dengan post
Sragen secara metode studi kasus, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
tingkat skala nyeri, monitor vital sign, ajarkan tehnik relaksasi atau
belum teratasi karena skala nyeri masih berada pada tingkat skala nyeri
2. Saran
komprehensif.