Anda di halaman 1dari 33

BUKU AJAR

FARMAKOTERAPI 4;
PROBLEM REPRODUKSI WANITA
DAN TERAPINYA

Diuraikan oleh;
Suci Hanifah

Jurusan Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Indonesia
2011
PENGANTAR

“Wanita sering merasa kehilangan eksistensinya ketika tidak


dapat memberikan keturunan…”begitu pendapat sebagian besar wanita.
Mengapa? Wanita dilahirkan dimuka bumi dengan tugas mulia untuk
memberikan regenerasi sehingga mampu melakukan fungsi reproduksi.
Dari sekian tahapan reproduksi anak, fase yang terpanjang adalah ada
pada pihak ibu. Jika si bapak berperan pada satu tahap saja yaitu
menyediakan sperma, maka peran ibu sangatlah banyak dalam
rangkaian tahap reproduksi. Mulai dari persiapan ovum (telur) hingga
matang, menyiapkan jalan bagi pertemuan telur dengan sperma,
melakukan pembuahan ovum oleh sperma, implantasi (penempelan
zigot), menyediakan tempat perkembangan janin selama 9 bulan
termasuk nutrisi dan oksigen, hingga saatnya siap untuk dilahirkan.
Tak heran, jika wanita diciptakan dengan kelengkapan organ (bagian
tubuh) yang kompleks dan sangat berbeda dengan laki-laki untuk
mendukung semua proses kelahiran bayi tersebut.
Selama periode kehidupan, wanita akan mengalami tiga fase
meliputi pertama fase premenstruasi yang terjadi sebelum wanita
mengalami menstruasi. Fase ini diakhiri dengan periode menarche yaitu
menstruasi pertama kali. Kedua yaitu fase reproduksi yang diawali dari
menarke dan setiap bulan mengalami menstruasi. Pada fase ini, wanita
dapat mengalami kehamilan, atau dapat melakukan fungsi reproduksi
dengan baik. Ketiga yaitu menopose. Fase ini adalah fase di mana
wanita kembali tidak dapat mengalami menstruasi sehingga tidak dapat
melakukan fungsi-fungsi reproduksi. Bagaimanapun, ketiga fase ini
adalah tahap-tahap kehidupan yang hampir pasti terjadi pada setiap
wanita dan menjadi anugrah yang indah dan perlu disyukuri.

FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI: SEBUAH PENGANTAR


Organ reproduksi wanita sering disebut dalam satu ruang yang disebut
pelvic, yang terluar adalah labia, kemudian vagina, cervix (leher rahim),
uterus/endometrium (rahim), tuba faloopi (saluran telur), dan ovarium
(tempat dihasilkannya sel telur), seperti gambar 1
Secara medis, susunan organ tersebut dimaksudkan untuk melakukan
fungsi-fungsi reproduksi.
Selain organ-organ reproduksi, untuk melakukan fungsi
reproduksinya, tubuh wanita dilengkapi dengan sistem-sistem tubuh
yang lain yaitu system endokrin-hormon dan sistem syaraf yang sangat
mendukung semua proses reproduksi. Di dalam tubuh, kedua sistem ini
berfungsi sebagai komunikator atau pembawa pesan sehingga organ-
organ tubuh dapat merespon pesan tersebut, sehingga terjadilah fungsi
reproduksi.
Sistem hormon yang paling berperan dalam reproduksi wanita
adalah hormon estrogen-progesteron. Sementara system syaraf berfungsi
di dalam pengaturan libido dan pacuan hormon dari hipotalamus (otak).
Sistem syaraf di hipotalamus dapat menghasilkan hormon GnRH yang
memacu FSH di hipofisis, sehingga FSH dapat memacu ovarium untuk
menghasilkan estrogen. Hormon estrogen progesterone adalah hormon
yang memiliki fungsi yang sangat banyak bagi wanita.

FUNGSI ESTROGEN
• Pengembangan pubertas dan karakterististik seksual
– Perkembangan mamae dll, pengaturan siklus ovulasi,
menstruasi, dan penebalan endometrium, meningkatkan
lubrikasi dan menebalkan vagina
• Mempengaruhi pertumbuhan/perkembangan
– Menekan perkembangan tubuh ke atas
– Menurunkan massa otot
– Meningkatkan metabolisme
– Meningkatkan pembentukan tulang
– Meningkatkan osteoblast dan mengurangi osteoklast melalui
– Mencegah hiperkeratinasi di gigi dan gusi
• Mempengaruhi sistem koagulasi
– Meningkatkan permeabilitas kapiler
– Meningkatkan faktor koagulasi ii, vii, ix, dan x, plasminogen
– Menurunkan antitrombin iii
• Mempengaruhi metabolisme
– Meningkatkan HDL, menurunkan LDL
– Meningkatkan kesepatan metabolism lemak. Meningkatkan
sekresi kolesterol dan menurunkan sekresi asam empedu
– Estrogen meningkatkan level globulin yang terikat kortisol,
tiroksin, dan hormon sex
– Meningkatkan total protein
• Menjaga keseimbangan cairan dan elastisitas di kulit,
vaskularisasi kulit, reabsorbsi Na
• Mempengaruhi sistem kardiovaskuler
– Penggunaan jangka panjang menyebabkan penurunan
renin, angiotensin, endotelin, dan antitrombin
– Meningkatkan produksi nitric oxide memalui pelibatan
aktivasi protein kinase b
– Meningkatkan produksi prostasiklin
– Estrogen meningkatkan perkembangan sel endotel dan
menghambat proliferasi dinding sel pembuluh darah

FUNGSI PROGESTERON
• Mempengaruhi ovulasi dan siklus menstruasi
• Menurunkan proliferasi endometrium yang dilakukan estrogen,
dan menyebabkan perkembangan endometrium sekretori
• Mempertahankan kehamilan
• Perkembangan kelenjar mamae
• Meningkatkan respon ventilatori dan menurunkan pCo2 alveoli
dan arterial pada fase luteal dan kehamilan
• Mempeengaruhi system syaraf pusat melalui mekanisme unknown
(mengaktivasi reseptor gaba, drowsiness)
• Progesteron menstimulasi aktivitas lipoprotein lipase dan disposisi
lemak
• Meningkatkan LDL, menurunkan HDL
• Progesteron mengurangsi efek aldosteron di renal dan
menurunkan reabsorbsi natrium yang meningkatkan sekresi
mineralokortikoid dari kortek adrenal

Kompleksitas Organ Reproduksi dan Konsekuensi Fiqih


Sistem reproduksi wanita membawa konsekuensi-konsekunsi
dalam hal peribadahan bagi orang Islam. Salah satu konsekuensinya
adalah terkait dengan cairan yang dikeluarkan dari organ reproduksi.
Rahim wanita dapat mengeluarkan secret/cairan yang bermacam-
macam yaitu keputihan yang bisa berupa cairan rahim fisiologis atau
secret infeksi, cairan libido, dan darah akibat runtuhnya dinding rahim.
Pada konteks fiqih, macam-macam cairan ini dikenal dengan istilah
wadzi, madzi, darah haidl, darah wiladah, nifas, dan darah istihadzoh.
1. Keputihan (menurut fiqih disebut wadzi). Cairan rahim yang
normal berwarna putih dan tidak bau, secara normal dikeluarkan
pada periode masa subur atau keringat. Cairan ini secara fiqih
tidak najis. Begitupun dengan keputihan yang disebabkan oleh
adanya infeksi. Biasanya keputihan yang disebabkan oleh infeksi
memiliki ciri-ciri berupa terjadinya perubahan warna menjadi
lebih kuning dan disertai dengan bau atau gatal. Perubahan
warna dan bau ini menunjukkan adanya aktivitas mikrobia di
saluran rahim kita. Timbulnya cairan keputihan jenis ini secara
medis perlu mendapatkan terapi. Namun perlu kehati-hatian
kemungkinan keluarnya cairan rahim ini bersama-sama dengan
keluarnya cairan dari uretra (saluran kencing), mengingat
lokasinya yang memang sangat berdekatan (lihat gambar 1).
Karena jika cairan yang keluar itu dari saluran kencing, maka
hukumnya menjadi najis.
2. Cairan libido (menurut fiqih disebut madzi). Cairan libido
dihasilkan oleh vagina dan sekitar servikx ketika seorang wanita
terangsang. Pada saat seksualitasnya terangsang, organ-organ di
pelvic cenderung akan mengalami kontraksi sehingga
disekresikanlah cairan dari kelenjar barthroli. Secara medis,
cairan ini berfungsi untuk memberikan pelicin pada vagina,
sehingga pada saat melakukan konsepsi atau hubungan suami
istri tidak terasa sakit. Sehingga secara medis, cairan ini normal,
namun secara fiqih cairan ini bersifat najis.
3. Darah rahim. Pada kondisi normal, setiap wanita akan mengalami
periode menstruasi rata-rata 28-30 hari sekali selama 7 hari.
Darah yang dikeluarkan pada periode menstruasi ini akibat
runtuhnya dinding rahim akibat penurunan kadar hormon
estrogen dan progesteron. Secara medis, darah ini normal, namun
secara fiqih darah ini najis, dan wanita yang mengalaminya juga
diklasifikasikan dalam keadaan berhadats, sehingga tidak boleh
melakukan ibadah-ibadah ritual yaitu sholat, puasa, wukuf,
memegang-membaca alqur’an. Selain menstruasi, wanita juga
secara normal dapat mengeluarkan darah ketika mulai
melahirkan hingga 60 hari sesudahnya. Darah ini, secara medis
normal, dan secara fiqih diperlakukan sama dengan menstruasi.
Wanita dapat mengeluarkan darah yang secara medis tidak
normal dikarenakan banyak hal. Contohnya adalah perdarahan
akibat kista atau tumor, pemasangan KB yang tidak sesuai,
perdarahan karena trauma fisik, dll. Keluarnya darah yang tidak
normal atau akibat adanya penyakit perlu diterapi, dan secara
fiqih masuk klasifikasi istihadzoh. Darah istihadzoh tetap
dihukumi najis, namun wanita yang mengalami tidak dianggap
berhadats, sehingga tetap wajib melakukan sholat dan puasa.
_____________________________________________________
1. Definisi najis dan hadats
Najis adalah sesuatu yang kotor (tidak suci) dan harus dihilangkan atau
disucikan ketika akan beribadah. Najis ini ada 3 macam yaitu
a. najis mukhafafah kencing bayi laki-laki kurang 2 tahun dan belum
mendapatkan asupan makanan selain air susu ibu
b. najis muthowashitoh, air kencing, kotoran, darah, nanah, dll
c. najis mugholadoh, air liur anjing dan babi
hadats adalah keadaan seseorang yang ‘kotor’ secara fiqih sehingga
menyebabkan tidak syahnya ibadah. Macam hadats ini ada 2 yaitu
d. Hadats kecil adalah yang keadaan yang dapat disucikan dengan
berwudhlu atau tayamum. Contohnya keluar sesuatu dari 2 jalan (kentut,
kencing, buang air) dan tidur dengan pantat tidak menetap
e. Hadats besar adalah keadaan yang harus disucikan dengan mandi besar
atau tayamum. Contohnya adalah haidl, melahirkan, nifas, gila, dan
murtad
2. Hal-hal yang dilarang saat berhadats
a. Sholat, puasa, wukuf, membawa dan memca alquran,
3. Batasan-batasan istihadzoh.
a. Ketika seorang wanita mengeluarkan darah diluar darah yang normal
(diluar menstruasi atau melahirkan). Sebelumnya perlu diketahui batasan
haidh
4. Cara-cara beribadah saat istihadzoh (sebelum sholat atau wukuf)
a. Hambat keluarnya darah dari rahim dengan kapas, atau tampon, atau
pembalut yang bersih. Khusus untuk ibadah puasa, wanita yang
istihadzoh tidak perlu senantiasa menghambat keluarnya darah dan
tidak perlu bersuci.
b. Bersuci (wudhlu atau mandi)
c. Sholat atau wukuf

PROBLEMATIKA MENSTRUASI

Menstruasi adalah keluarnya darah dari rahim wanita yang sehat


dalam tiap siklus menstruasi. Pada hakikatnya, menstruasi adalah
keadaan normal berupa peluruhan dinding endometrium sebagai
konsekuensi dari tidak terjadinya kehamilan.
Jumlah frekuensi menstruasi seorang wanita sama dengan jumlah
frekuensi pematangan telur, yaitu satu kali dalam satu siklus
menstruasi. Jika seorang wanita menstruasi sebulan sekali, maka
artinya dia mengalami satu kali pematangan telur (punya 1 telur yang
matang) dan satu kali mentruasi.
Definisi ini sama dengan definisi haidl menurut fiqih. Hanya saja
perbedaanya adalah pada batasan durasi (lama waktu) yang bisa
dianggap menstruasi atau haidl. Medis lebih banyak berbicara pada
angka rata-rata (dalam statistika disebut nilai mean) dari hasil studi
epidemiologi, sementara fiqih lebih menggunakan nilai paling minimal
dan maksimal yang masih mungkin terjadi pada keadaan normal.
Menurut medis, mentruasi terjadi pada wanita dengan usia rata-rata 10
tahun. Durasi rata-rata menstruasi adalah 5-7 hari dengan lama siklus
28 hari. Durasi yang lebih pendek atau lebih panjang, tidak
menyebabkan perubahan definisi mentruasi namun sering dikaitkan
dengan ketidaknormalan menstruasi. Sementara menurut fiqih, batasan
haidh adalah jika terjadi pada wanita minimal usia 9 tahun dengan
durasi minimal 24 jam dan maksimal 15 hari, dengan lama suci (jarak
dengan haidl selanjutnya) minimal 15 hari. Sehingga jika seorang wanita
mengeluarkan darah beberapa jam saja, atau justru sangat lama
misalnya 16 hari maka tidak lagi bisa disebut sebagai haidl, namun
masuk kategori istihadzoh.

Fisiologi Mentruasi
Menstruasi dapat terjadi melalui proses fisiologis selama satu siklus
yang terbagi dalam 2 fase, yaitu fase folikuler dan fase luteal.
Fase folikuler
Pada awal mulanya, folikel (calon sel telur) yang dihasilkan oleh ovarium
akan mengalami proses pematangan. Proses pematangan ini dipacu oleh
adanya hormon-hormon hipotalamus-hipofisis. Hipotalamus
menghasilkan GnRH yang menyebabkan hipofisis terangsang untuk
menghasilkan FSH. FSH inilah kemudian yang memacu perkembangan
folikel sehingga akan membesar. Pembesaran folikel ini akan
menghasilkan banyak sel-sel granulosa yang dapat mensekresikan
estrogen. Tingginya estrogen ini akan memacu pengeluaran LH oleh
hipofisis dan menyebabkan folikel semakin besar. Pembesaran ini, akan
menyebabkan dihasilkannya progesteron, yang akan semakin
mempercepat pematangan folikel. Peningkatan Estrogen dan Progesteron
inilah yang kemudian justru memberikan umpan balik negatif terhadap
hipotalamus dan hipofisis sehingga GnRH dan FSH/LH justru rendah.
Akibatnya, pematangan folikel akan berakhir sehingga lepaslah ovum
(sel telur) dan korpus luteum (ibarat cangkang telur). Keluarnya sel telur
ini memberikan peluang untuk bertemu dengan sperma dan terjadi
kehamilan.
Fase luteal
Fase luteal diawali dari lepasnya ovum dan korpus luteum. Disebut fase
luteal karena korpus luteum ini tinggal mengalami fase degenerasi.
Korpus luteum yang sebenarnya mengandung banyak progesteron
menyebabkan tingginya kadar hormon ini selama fase luteal.
Peningkatan jumlah hormon progesteron menyebabkan penebalan
dinding endometrium yang sebenarnya bertujuan untuk menyediakan
tempat perkembangan janin jika terjadi pertemuan ovum dengan
sperma. Namun jika ovum tidak bertemu dengan sperma, maka kadar
hormon progesteron ini akan semakin turun seiring dengan degenerasi
dari korpus luteum. Penurunan kadar progesteron sampai mencapai
titik yang sangat rendah berakibat ketiadaan senyawa yang menjaga
endometrium, sehingga terjadilah peluruhan dinding endometrium yang
berupa perdarahan mestruasi.

Problematika Mestruasi
Menjelang menstruasi hingga saat menstruasi terjadi, umumnya
wanita akan mengalami berbagai macam keluhan. Keluhan ini sangat
beragam, sehingga sering dinyatakan, jika kau dapati seribu wanita
menstruasi, maka akan kau dapati pula seribu keluhan. Keluhan-
keluhan ini pada umumnya dapat diklasifikasikan ke dalam 2 macam
yaitu :
1. Keluhan nyeri fisik, sering disebut dismenorhe.
Keluhan ini bisa berupa nyeri abdomen (perut), sakit kepala,
badan terasa pegal-pegal, sakit punggung dan lain sebagainya.
Keluhan ini dapat terjadi akibat peluruhan dinding endometrium
yang menyebabkan dilepaskannya senyawa asam arakhidonat dan
menimbulkan serangkaian proses sintesis (pembentukan)
prostaglandin yaitu senyawa yang memberi pesan nyeri dan
inflamasi atau peradangan). Akibatnya wanita menstruasi
merasakan nyeri, sakit, dan semacamnya yang bersifat fisik.
Keluhan psikis dan perilaku, sering disebut premenstrual
syndrome (PMS) yang bisa berupa premenstrual disphoric
disorder (PMDD) atau Dismenorhe. Berdasarkan laporan, PMS
terjadi pada 20-50% wanita dengan pengalaman PMS moderate, 3-
5% diantaranya memiliki berbagai macam simptom (gejala) yang
severe (parah)
2.
PMS adalah perubahan mood (selama phase uteal) yang
merupakan kombinasi dari fisik, psikis dan kebisaaan yang
menyebabkan disfungsi atau mempengaruhi aktivitas normal,
yang terjadi pada wanita yang menyertai menstruasi
PMDD: adalah gangguan premenstruasi yang umumnya ditandai
dengan gangguan psikis hingga perilaku antara lain sensitif,
gelisah, depresi, perubahan mood, perasaan sedih, ingin marah,
ingin menangis, dan semacamnya.
Keluhan ini terjadi akibat rendahnya kadar estrogen-progesteron
yang menyebabkan kegagalan sintesis serotonin yaitu salah satu
senyawa yang membawa pesan dalam sistem syaraf.
Dismenorhe adalah gangguan-gangguan fisik yang menyertai
menstruasi bisanya berupa nyeri perut atau badan terasa pegal-
pegal, sakit kepala, dan lain sebagainya. Keluhan ini terjadi
karena pada saat terjadi peluruhan dinding endometrium, banyak
dilepaskan senyawa-senyawa asam arakhidonat yang
menyebabkan dilepaskannya prostaglandin, yaitu suatu mediator
yang menimbulkan rasa nyeri dan inflamasi (peradangan).

Selain keluhan-keluhan seperti di atas, wanita yang mengalami


menstruasi juga dapat mengalami problem berupa kelainan siklus.
Terkadang, wanita akan mengalami perubahan kebiasaan
menstruasinya. Perubahan ini paling sering berupa frekuensi atau
durasi mentruasi. Pernah kita dengar seseorang atau bahkan kita
sendiri mengalami perubahan siklus menstruasi hanya karena gagal
ujian, putus cinta, atau masala-masalah sepele yang lain. Karena
mengalami masalah, menstruasi yang sedianya hanya 7 hari dalam
sebulan menjadi lebih panjang atau sebaliknya siklusnya yang
memanjang sehingga menstruasi 2 bulan sekali atau bahkan lebih lama.
Konsep medis membagi ketidaknormalan siklus menstruasi menjadi
1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya
a. Hipermenorea/menoragia (jika wanita mengalami
menstruasi lebih banyak dari biasanya baik volumenya
maupun lamanya)
b. Hipomenorea (jika wanita mengalami menstruasi lebih
sedikit dari biasanya baik volume maupun lamanya)
2. Kelainan siklus
a. Polimenorea (jika siklus menstruasinya lebih pendek)
b. Oligomenorea (jika siklus menstruasinya lebih panjang)
c. Amenorea (jika tidak mengalami mentruasi)
Kelainan jumlah dan siklus mentruasi, umumnya hanya
dikarenakan oleh perubahan yang sifatnya fisiologis (perubahan aspek
psikologis yang berpengaruh terhadap fungsi hipotalamus menghasilkan
GnRH atau di dalam merespon umpan balik estrogen progesteron).
Kejadian paling sering pada usia muda (remaja).

Beberapa temuan terkait PMS

- Pengaruh rytme sirkodian pada PMS


Ritme sirkadian tubuh akan mempengaruhi pengeluaran hormon
melatonin (hormone yang tidak spesifik pada hipofisis untuk regulasi
hormone lain) yang dapat memicu terjadinya PMS terutama pada malam
hari. Dalam keadaan gelap, kerja dari hormone ini akan meningkat dan
menimbulkan gejala PMS lebih hebat pada saat malam hari.
- Pengaruh neutransmitter pada PMS
Neurotransmiter yang berhubungan langsung dengan PMS adalah
norepinefrin dan serotonin. Pada PMS terjadi saat estrogen
progesteron rendah yang menyebabkan produksi NE dan serotonin
berkurang. Rendahnya serotonin ini menyebabkan keluhan-keluhan
psikis.
- Pengaruh prostaglandin pada PMS
Pada saat menstrusi prostaglandin sebagai mediator nyeri meningkat
sehingga menaikkan kontraksi myometriun pada uterus
menyebabkan nyeri. Progesteron naik  PGF2  naik  hiperaktif
miometrium
- Pengaruh vitamin pada PMS
Vitamin dapat menaikkan sintesis serotonin. Apabila terjadi defisiensi
vitamin maka pembentukan serotonin tidak terjadi akibatnya timbul
PMS. Vitamin yang banyak berpengaruh adalah vitamin E.
- Pengaruh hormonal pada PMS
Pada keadaan PMS jumlah hormone estrogen menurun sedangkan
estrogen berperan pada proses sintesis neurotransmitter dimana jika
terjadi defisiensi serotonin akan menimbulkan gejala PMDD berupa
depresi, irritability, impulsivity, aggression. Pada saat menstruasi, rasio
Estrogen:Progesteron > 0,01, yang sebelumnya
E 1 E 1
 berubah menjadi 
p 100 P 100
Ketika estrogen naik maka akan menginduksi siklooksigenase,
sementara jika progesterone turun maka akan menghambat
phospolipase A2
Vasopressin adalah hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis posterior.
Perannya adalah bekerja menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh.
Jika vasopressin naik, maka kontraksi di uterus akan meningkat.
Rekomendasi terapi
Mesntruasi adalah fisiologis. Namun jika disertai dengan keluhan-
keluhan maka bisa mengganggu kualitas hidup wanita. Sehingga tujuan
terapi pada problem menstruasi adalah mengatasi keluhan, bukan
menghentikan menstruasinya. Kelainan-kelainan di atas dapat diberikan
terapi, terutama yang sifatnya fisik berupa nyeri, mules, ataupun sakit
kepala. Evaluasi kebutuhan akan terapi didasarkan atas tingkat
keparahannya:
1. Tingkat keparahan ringan: jika keluhan tidak sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari
2. Tingkat keparahan sedang: jika keluhan sampai mengurangi
kualitas dan kuantitas aktivitas sehari-hari.
3. Tingkat keparahan berat: jika keluhan sampai menyebabkan
seorang wanita harus meninggalkan aktivitas sehari-harinya.

Pada wanita dengan keluhan ringan, sebaiknya tidak perlu


diterapi. Terapi umum dibutuhkan pada wanita yang mengalami
keluhan menstruasi pada tingkat keparahan sedang dan berat. Terapi
yang disarankan pada wanita yang mengalami nyeri ini adalah obat-obat
golongan Antiinflamasi nonSteroid dengan pilihan terbaik yaitu Asam
Mefenamat atau Ibuprofen. Obat-obat ini terbukti efektif menghambat
sintesis prostaglandin yang menyebabkan rasa nyeri akibat menstruasi.
Khusus rasa nyeri berupa mastitis (nyeri pada payudara), terapi
terbaiknya adalah vitamin E. Vitamin E, terbukti dapat meghambat
sintesis dopamin. Keluhan psikis dan perilaku sebaiknya juga tidak
perlu diterapi, namun jika memang sangat mengganggu, obat-obat dari
golongan antidepressan bisa digunakan. Karena gangguan psikis pada
saat menstruasi sering dikaitkan dengan rendahnya serotonin, maka
obat yang terbaik adalah obat yang dapat meningkatkan level serotonin
dalam darah (SSRI). Namun obat-obat ini tentunya tidak dijual bebas
dan hanya bisa dibeli dengan resep dokter.
Kelainan siklus perlu diwaspadai jika wanita dalam periode
program menginginkan kehamilan atau ketika ketidaknormalan itu
disertai dengan ciri-ciri yang mendukung adanya penyakit tertentu
(biasanya tumor atau kanker). Wanita yang sedang merencanakan
kehamilan akan terbantu menjalani program kehamilan jika siklus
menstruasinya normal. Sementara itu, kelainan siklus maupun volume
darah yang berlebihan dan terus menerus, jika ada indikasi ke arah
penyakit (tumor), seharusnya perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan
berupa USG dan atau pemeriksaan penanda tumor (misalnya Ca-125).
Jika wanita mengalami kelainan siklus ini, maka pengembalian siklus
bisa dilakukan dengan memberikan obat hormon berupa estrogen dan
progesteron (kontrasepsi oral kombinasi) selama 3 kali siklus
menstruasi. Dengan obat ini, siklus hormon estrogen dan progesteron
yang ada di dalam tubuh kembali normal. Obat estrogen dan
progesteron ini umumnya mengandung 21 tablet estrogen-progestron
dan 7 tablet yang berisi vitamin saja sehingga kadar estrogen dan
progesteron turun/rendah, akibatnya terjadilah menstruasi setiap 28
hari sekali.
KERANGKA PENANGANAN DISMENORHE
Kelainan organic
Tidak Ya

Kelainan endoskopi dismenorhea sekunder


Tidak Ya
Dismenorhea primer, infeksi subklimis
 Gejala tidak kelihatan
Ada tidak

Nyeri Keinginan hamil


Ada Tidak Ada Belum
Periksa lebih lanjut Didrogesteron pil KB

Nyeri Nyeri
Antiprostaglandin

TERAPI PADA PMS


PILIHAN PERTAMA
Non pharmakologi (tanpa obat)
- Edukasi dan konseling
- Kurangi stress
- Diet baik seimbang dan frekuensi makan
- Kurangi asupan gula, garam, kafein
- Hindari alcohol, nikotin, dan obat beracun
- Olahraga
- Pola tidur yang baik
Pemberian Vitamin/mineral
- Kalsium 1 g/hari
- Vitamin B6 (Pyridoxine) 50-100 mg bid
- Magnesium 50-100 mg bid
- Multivitamin
Pengatasan Weight gain/bloating (udem)
- Spironolakton 25 mg bid-qid
- Hydrochlortiazid 25-50 mg od-bid
- Triamteren 50-100 mg gd-bid
Pengatasan Mastodynia (rasa sakit pada payudara)
- Pembatasan kafein
- Vitamin E 200-600 IU gd
- Evening primprose oil 0,5-1,5 g bid
Pengatasan Nyeri (kram, sakit kepala)
- Ibuprofen 200-400 mg tiap 4-6 j (tidak lebih dari 1,2 g/d)
- Asam mefenamat 500 mg, diikuti 250 mg tiap 6 jam sampai 500 mg
terjadi (tidak lebih dari 7 hari)
- Aspirin atau acetaminafen 325-650 mg tiap 4-6 jam
- Naproxen sodium 550 mg, diberikan 275 mg tiap 6-8 jam sampai 550
mg bid (tidak lebih dari 1,375 g/hari
Pengatasan Insomnia
- Pembatasan kafein
- Diphenhydramine 25-50 mg
TERAPI KEDUA (JIKA TERAPI PERTAMA GAGAL)
Pengatasan Mastodynia
- Bromocriptine 2,5-7,5 mg bid dari 10-14 hari sampai mens
- Danazol 50-100 mg bid
Pengatasan Anxiety/deppresi (gangguan psikis)
- Aplrazolam 0,25-0,5 mg bid-gid dari 10-14 hari sebelum mens, dosis
dihentikan secara bertahap
- Buspirone 5-20 mg tid atau dari 10-14 hari sebelum mens
- Nortriptyline 50-125 mg/hari sampai 150 mg/hari
- Clomipramine 25-75 mg/hari sampai 250 mg/hari
- Nefozodone 100-400 mg/hari
- Fluoxetine 20-40 mg/hari (selama phase iuteal atau terapi lanjutan)
(sertraline, paroxetine, fluvoxamine atau venlafaxine sebagai
alternative terapi)
- Lithium carbonate 300-600 mg bid untuk perubahan mood,
(Valproate atau carbamazepine sebagai terapi alternative)
Terapi Hormonal
- Progesterone (PO, sublingual, vaginal atau supporektal) 2 mg bid dari
10-14 hari sebelum mens. PO atau IM terapi chronie (di pertanyakan
kemanfaatannya dalam PMS)
- Estradiol 1-2 mg/d (PA) progestin intermittent, 0,05-0,2 mg/24 jam
(transdermal) intermitten progestin
- Kontrosepsi oral (biphasik/triphasik)
TERAPI KETIGA (JIKA TERAPI KEDUA GAGAL)
- Terapi Antiestrogen (Danazol 200-400 mg/d untuk 3-6 bulan)
- Agonis GnRH (Leuprolide 3,75 mg IM setiap bulan untuk 6 bulan)
- Bilateral ovariestomy
PENANGANAN LAIN :
*) Untuk mengurangi retensi natrium dan cairan, maka selama 7-10 hari
sebelum haid pemakaian garam dibatasi dan minum sehari-hari agak
dikurangi. Pemberian obat diuretic (HCT 50mg sehari) untuk kurang
lebih 5 hari dapat bermanfaat.
*) Progesterone sintetik dalam dosis kecil dapat diberikan selama 8-10
hari sebelum haid untuk mengimbangi kelebihan relative dari estrogen
*) Pemberian testosteron dalam bentuk methiltestosteron 5mg sebagai
tablet isap dapat pula diberikan untuk mengurangi kelebihan estrogen,
hormone androgen jangan diberikan lebih dari 7 hari dalam siklus
*) Beri pengertian bahwa masalah-masalah bersangkutan dengan seks
dan lingkungan dapat mempunyai pengaruh jelek terhadap keluhan-
keluhannya

Konsekuensi Problematika Menstruasi terhadap Fiqih


Sejarah banyak berkisah tentang perilaku yang tidak adil terhadap
wanita yang sedang haidl pada zaman sebelum islam. Budaya
pengucilan wanita menstruasi pada zaman dahulu karena ada anggapan
wanita yang sedang haidl membawa darah penyakit. Hasil-hasil
penelitian, ada yang menudukung bahwa pada saat menstruasi, wanita
menghasilkan senyawa yang disebut menotoxin. Senyawa inilah yang
kemudian dikaitkan dengan kepercayaan orang dulu, bahwa wanita
yang mengalami menstruasi harus dipisahkan dari khalayak umum.
Haidl berasal dari bahasa arab yang juga bermakna kotoran, artinya
bahwa pada saat haidl, wanita sedang dalam keadaan tidak suci
(berhadats), meskipun islam tidak mengajarkan pengucilan bagi wanita
yang sedang haidl.
Secara fiqih, haidl hanya membawa konsekuensi berupa,
dilepaskannya kewajiban-kewajiban atas ibadah rutin. Ibadah yang
dilarang pada masa haidl adalah sholat, puasa, wukuf di arofah,
berdiam diri di masjid, jinabah (bersetubuh), dan membawa/membaca
al-quran. Diantara ibadah-ibadah tersebut, puasa wajib di bulan
romadhlon tetap harus diganti setelah romadhlon usai. Hikmah yang
bisa diambil adalah bahwa Allah memberikan keringanan kepada wanita
yang sedang haidl yang biasanya disertai dengan berbagai macam
keluhan.
Setelah haidl selesai, konsekuensi yang juga harus dilakukan
adalah ghuslu (mandi besar). Rukun mandi besar ini ada dua yaitu niat
membersihkan dari hadats besar karena Allah dan meratakan air ke
seluruh tubuh.
Seorang wanita yang mengalami kelainan siklus seringkali
menimbulkan masalah fiqih terkait perhitungan masa haidl dan
istihadzoh. Tulisan diatas sudah menjelaskan tentang bagaimana
definisi menstruasi menurut fiqih, sehingga jika seseorang mengalami
menstruasi lebih dari 15 hari, maka wanita ini sebenarnya mengalami
kemungkinan adanya masa istihadzoh.
Klasifikasi istihadzoh ada 2 macam yaitu berdasarkan frekuensi
haidl dan berdasarkan kemampuan membedakan darah haidl.
Kemampuan membedakan darah haidl ini artinya bisa membedakan
kapan keluar darah kuat kapan lemah. Yang termasuk darah kuat
adalah jika berwarna merah sampai hitam, sementara darah lemah jika
berwarna coklat hingga merah muda. Wanita bisa pada kondisi tidak
mampu membedakan karena faktor lupa, tidak memperhatikan, atau
memang pergantian warna selama siklus tersebut tidak jelas.
1. Mubtada’ (baru pertama kali haidl)
a. Mubtada’ ghoiru mumayyizah (tidak dapat membedakan
darah
Jika seseorang pertama kali haidl lebih dari 15 hari dan tidka
dapat membedakan warna darah, maka yang dianggap haidh
mengikuti kebiasaan lama haidl ibunya. Sisanya dianggap
istihadzoh. Jika tidak tau kebiasaan ibunya maka yang
dianggap haidl hanya 1 hari saja
b. Mubtada’ mumayyizah
Jika seseorang pertama kali haidl lebih dari 15 hari dan dapat
membedakan warna darah, maka yang dianggap haidh adalah
yang warna darahnya kuat Sisanya dianggap istihadzoh

2. Mu’tadiah (sudah berkali-kali haidl)


a. Mubtada’ ghoiru mumayyizah (tidak dapat membedakan
darah
Jika seseroang sudah sering haidh dan saat ini lebih dari 15
hari, dan tidak dapat membedakan warna darah, maka yang
dianggap haidh mengikuti kebiasaan lama haidl sebelumnya.
Jika tidka tau/memperhatikan kebiasaan haid sebelumnya
maka yang dianggap haidl hanya 1 hari saja
b. Mubtada’ mumayyizah
Jika seseorang sudah sering haidl dan saat ini haidh lebih dari
15 hari dan dapat membedakan warna darah, maka yang
dianggap haidh adalah yang warna darahnya kuat Sisanya
dianggap istihadzoh
Berikut ini contoh-contoh kasus dan perhitungan hari haidl dan
istihadzhoh
PROBLEMATIKA KEHAMILAN

Fisiologi Kehamilan
Fase reproduksi terpenting bagi wanita adalah kehamilan. Karena
serangkaian perubahan dan perkembangan organ reproduksi wanita
adalah bertujuan untuk dapat dilakukannya fungsi reproduksi. Proses
kehamilan sendiri secara medis sebenarnya fisiologis (normal), meskipun
dalam perjalanannya sering menimbulkan keluhan-keluhan yang
menimbulkan konsekuensi medis.
Mekanisme terjadinya kehamilan adalah saat masuknya sperma
ke dalam rahim wanita kemudian bertemu dengan sel telur di saluran
telur. Pertemuan ini dapat berlanjut menjadi proses pembuahan yaitu
penyatuan sperma yang membawa 22 kromosom dengan sel telur yang
membawa 22 kromosom, sehingga dihasilkanlah zigot (benih janin).
Zigot ini kemduian menagalami serangakain proses perkembangan
berupa embriogenesis, organogenesis, dan perkembangan ukuran. Pada
fase embriogenesis, zigot berkembang membentuk plasenta, kantong
janin, dan amnion. Berlanjut dengan fase organogenesis yang
merupakan fase pembentukan organ-organ. Setelah masa organogenesis
maka janin akan tumbuh membesar sampai akhirnya siap untuk
dilahirkan. Selama proses kehamilan ini, plasenta banyak menghasilakn
hormon-hormon kehamilan berupa HCG. Hormon inilah yang menjadi
parameter kehamilan dan dapat dideteksi melalui tes pack. Jika kadar
HCG tinggi, hasil tes pack positif, yang berarti kemungkinan besar ada
kehamilan. Pada hamil anggur, HCG sangat tinggi, sehingga terdeteksi
positif hamil, meskipun sebenarnya buka kehamilan yang sebnarnya.

Problematika Kehamilan
Hormon HGC inilah yang memicu timbulnya mual muntah selama
kehamilan, meskipun hormon ini pula lah yang menyebabkan penebalan
rahim selama kehamilan. Sehingga semakin tinggi HCG, semakin mual-
muntah, semakin kuat pula cengkeraman janin dalam rahim. Hormon
HCG ini memacu produksi hormon estrogen dan progesteron yang
senantiasa meningkat selama kehamilan. Hal ini dikarenakan kedua
hormon inilah yang menyebabkan terjadinya penebalan rahim.
Penebalan rahim ini diperlukan selama kehamilan untuk menopang
perkembangan janin. Tingginya hormon estrogen dan progesteron ini
sering memberikan konsekuensi munculnya berbagai macam keluhan
selama kehamilan.
Berbagi keluhan selama kehamilan dapat diklasifikasikan ke dalam ;
• Gangguan terkait Ketidakcukupan nutrisi
• Gangguan terkait Ketidaknormalan fisiologis (hormonal)
• Gangguan terkait dengan penyebab idiopatik (tidak
diketahui)
• Gangguan terkait Ketidaknormalan perkembangan janin
• Gangguan terkait Ketidaknormalan lama/waktu hamil

1. Wanita hamil membutuhkan nutrisi yang lebih banyak karena janin


yang dikandung juga butuh nutrisi untuk perkembangannya. Nutrisi
yang dibuuthkan pada wanita hamil meningkat menjadi sekitar 2400
Kkal/hari. Selain itu, kebutuhan mineral juga meningkat. Suplemen
yang sangat direkomendasikan bagi wanita hamil adalah;
a. asam folat, diberikan sedini mungkin. Pemberian asam folat sedini
mungkin bermanfaat bagi perkembangan otak. Bahkan ada EBM yang
menyatakan pemberian asam folat seharusnya sejak merencanakan
kehamilan. Inilah mengapa penting mengetahui kehamilan sedini
mungkin, supaya dapat diberikan nutrisi sedini mungkin pula.
Pemberian asam folat juga disinyalir dapat menurunkan rasa mual-
muntah pada kehamilan. Dosis yang disarankan adalah 1000 U perhari.
b. Kalsium, diberikan sejak awal kehamilan untuk menambah nutrisi
kalsium pada ibu hamil karena meningkatnya kebuuthan kalsium. Pada
ibu hamil yang kekurangan kalsium, biasanya terjadi tanda-tanda
pengeroposan gigi. Dosis yang dibutuhkan adalah 600 mg/hari dengan
asumsi setiap hari sudah mendapatkan kalsium dari makanan sebanyak
600 mg
c. Fe. Jika ibu tidak anemia, suplemen besi baru direkomendasikan
pada trimester kedua kehamilan. namun jika anemia, maka pemberian
suplemen besi dapat sedini mungkin. Suplemen ini diberikan untuk
mengatasi dan mencegah anemia akibat rposes kehamilan dan
melahirkan. Senyawa ini sering menimbulkan konstipasi, sehingga
pemberiannya harus disertai dengan mengkonsumsi banyak serat dan
minum. Dosis yang dibutuhkan adalah 800 mg.

2. Gangguan kehamilan yang paling sering adalah berupa keluhan-


keluhan fisiologis yang disebabkan karena peningkatan kadar hormon-
hormon kehamilan HCG, estrogen, dan progesteron. Karena hormon ini
punya efek sistemik, maka keluhan yang timbul akibat kehamilan
inipun juga bisa sangat luas. Keluhan ini antara lain

a. Infeksi mulut dan gigi, sering berakibat gusi berdarah. Tingginya


hormone menyebabkan perubahan pH, yang cocok bagi mikrobia
sehingga terjadi infeksi. Infeksi ini jika tidak diatasi dapat berakibat
menjalarnya kuman ke dalam tubuh sehingga bisa menimbulkan
infeksi pada rahim, dan menyebabkan kontraksi berlebih, sehingga
memicu keguguran
Terapi yang tepat: Wanita seharusnya segera ke dokter gigi begitu
mengetahui hamil, baik untuk membersihkan maupun merawat atau
memperbaiki gigi berlubang. Menjaga kebersihan mulut dengan sering
menyikat gigi, berkumur air garam (sebaiknya hangat).
b. Keluhan Mual-muntah (hiperemesis gravidarum, morning sickness)
dan refluks. Mual muntah terjadi karena tingginya progesterone
menyebabkan penurunan peristaltic lambung, makanan jadi lambat
dikeluarkan. Risiko mual muntah adalah kekurangan nutrisi yang
seharusnya justru dibutuhkan jumlah yang lebih banyak pada wanita
hamil.
Terapi yang tepat: makan sedikit-sedikit tapi sering. Menghindari
makanan yang merangsang muntah. Jika tetap mual dapat
menggunakan obat prokineti agent; metoklopramid atau antihistamin
berupa fenotiazin.
c. Konstipasi. Terjadi karena tingginya progesterone menyebabkan
penurunan peristaltic usus. Risiko yang ditimbulkan adalah
hemoroid.
Terapi yang tepat: Banyak makan serat, jika gagal berikan laksatif
suppositoria atau enema.
d. Sering buang air kecil. Pada awal kehamilan terjadi karena pengaruh
peningkatan hormonal. Pada periode akhir kehamilan, kondisi
diperparah karena adanya tekanan rahim ke kandung kencing,
sehingga frekuensi berkemih akan semiakin meningkat. Kondisi ini
fisiologis, jadi tidak perlu diterapi.
e. Mudah lelah, nafas lebih pendek. Nafas yang terengah-engah pada
wanita hamil dikarenakan pembesaran rahim yang menekan
diafragma, sehingga pernafasan menjadi lebih sering. Kondisi ini
fisiologis, tidak perlu diterapi. Senam pernafasan dan relaksasi akan
membantu memperpanjang nafas dan bermanfaat pada saat
melahirkan.
f. Candidiasis atau keputihan. Keputihan terjadi karena tingginya
progesterone menyebabkan perubahan pH sehingga mikroba patogen
lebih bertahan tinggal di sekitar pelvic. Terapi yang tepat adalah
menjaga kebersihan pelvic, atau dengan pemberian antibiotic atau
antijamur.
g. Perubahan kulit: menjadi kehitam-hitaman/hiperpigmentasi.
Tingginya estrogen memacu rpoduksi melanin lebih banyak, sehingga
terjadi hiperpigmentasi. Kondisi ini tidak perlu diterapi. Setelah
melahirkan, hiperpigmentasi dapat berangsur-angsur hilang. Jika
muncul rasa gatal karena ada peregangan kulit karena pembesaran
perut, dapat diberikan salep salisilat. Pemberian salep hidrokortison
terlalu kuat untuk kasus ini, dan tidak disarankan digunakan lebih
dari lima hari.
3. Gangguan kehamilan berupa idiopatik yang banyak terjadi adalah
hipertensi kehamilan dan preeklamsia
Beberapa prinsip perbedaan karakteristik hipertensi pada wanita
hamil adalah sebagai berikut:
1). Hipertensi gestasional
a) Tekanan darah ≥140/90 mmHg, muncul saat mulai kehamilan
b) tidak ada proteinuria
c) tekanan darah menjadi normal kembali < 12 minggu
postpartum
2) Hipertensi Kronik
a) Tekanan darah ≥140/90 mmHg sebelum kehamilan atau
didiagnosa sebelum usia kehamilan 20 minggu
b) Hipertensi pertama kali didiagnosa setelah usia kehamilan 20
minggu dan persisten setelah 12 minggu post partum.
3) Preeklampsia / Eklampsia
a) Tekanan darah ≥140/90 mmHg setelah 20 minggu kehamilan
yang awalnya tekanan darahnya normal dan proteinuria ≥ 0,3
g/24 jam pengumpulan urin atau 1+ dipstick
b) Eklampsia ditandai dengan kejang pada preeklampsia disertai
koma.
4) Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
a) Proteinuria ≥ 0,3 g / 24 jam pada wanita hamil dngan hipertensi
b) Proteinuria timbul setelah 20 minggu kehamilan
c) rendahnya jumlah platelet < 100.000 pada wanita dengan
hipertensi dan proteinuria sebelum 20 minggu kehamilan

Pada wanita hamil dengan hipertensi, pilihan obat yang paling aman
adalah metildopa dan hidralazin. Pada preeklamsia sendiri
klasifikasinya adalah:
a. Preeklamsia ringan
Pada preeklamsia ringan, terapi terbaik adalah istirahat dengan
bedrest. Pemberian antioksidan seperti vitamin C, vitamin B
komplek, Vitamin E, asetilsalisilat, dll disinyalir dapat
memberikan perbaikan dan mencegah preeklamsia menjadi
preeklamsia berat.
b. Preeklamsia sedang-berat
Pada preeklamsia berat sudah ada minimal 3 tanda atau gejala
berupa hipertensi, edema, proteinurea, atau ada HELLP syndrome.
Terapi pada level ini adalah antihipertensi dan antikonvulsan.
Tujuannya adalah mencegah terjadinya kejang dan menjaga janin
hingga saat kelahiran.

4. Gangguan kehamilan ini sering berakibat gagalnya perkembangan


janin, sehingga terjadi abortus. Abortus adalah kegagalan kehamilans
sebelum 16 minggu. Jika terjadi tanda-tanda-tanda akan terjadi
abortus, misalnya muncul flek darah, dapat diberikan obat-obat penguat
kandungan yang umumnya berupa senywa progesterone sintetik
mislanya alilestrenol. Meskipun demikian, seringkali penyebabnya sering
tidak diketahui dan tidak dapat dicegah. Berdasarkan laporan, >60 %
abortus disebabkan karena kelainan pada tingkat kromosom yang tidak
dapat dicegah.

5. Kelainan pada lamanya waktu kehamilan


Normalnya, kehamilan membutuhkan waktu 37-42 minggu.
Namun, pada beberapa orang bias mengalami kehamilan preterm,
sehingga kontraksi sudah sering terjadi sebelum aterm. Akibatnya bayi
bias dilahirkan sebelum waktunya. Untuk mengurnagi kontraksi pada
kehamilan preterm dapat diberikan obat-obat berupa tokolitik yaitu
antagonis kalsium, magnesium sulfat, antagonis prostaglandin dan
diberikan terapi tambahan kortikosteroid untuk merangsang alveolus
paru. Jika ada indikasi infeksi yang meneybabkan kontraksi, maka
diberikan antibiotic. Konsekuensi yang dapat ditimbulkan adalah belum
sempurnanya fungsi pernafasan bayi, sehingga diperlukan bayi harus
dikondisikan seperti di dalam rahim.
Sebaliknya, pada wanita yang hamil dengan waktu yang lebih dari
42 minggu dapat memberikan konsekuensi pada keracunan janin,
karena air ketuban umumnya sudah tidak baik lagi. JIka terjadi
perpanjangan usia kehamilan, dapat diresepkan obat-obat induksi
kelahiran. Obat-obat ini bekerja dengan cara meningkatkan kontraksi
otot rahim. Obat-obatnya adalah agonis prostaglandin, atau oksitosin.
Senyawa ini dapat diberikan jika tidka terjadi kontraksi atau bukaan
sampai usia kandungan lebih dari 42 minggu.

Kehamilan dan Konsekuensi Fiqih


Menurut fiqih, kehamilan dapat terjadi dari suami istri yang syah.
Batasan kehamilan yang minimal adalah enam bulan dan maksimal
empat tahun. Sehingga jika bayi dilahirkan setelah enam bulan
kehamilan, maka nasabnya ikut suami. Selama masa kehamilan,
seharusnya tidak terjadi haidl, namun pada sedikit orang tiap bulan
mengeluarkan bercak darah. Menurut fiqih sebagian ulama, bercak
darah itu bias dianggap haidl, namun pada umumnya sepakat tidak
menganggap itu darah haidl, sehingga selama masa kehamilan, tidak
ada kebebasan untuk tidak beribadah, meskipun keluar bercak darah
yang rutin tiap bulan.

Aborsi dan konsekuensi fiqih


Aborsi yang dilakukan pada usia kandungan lebih dari 120 hari
dihukumi haram, sedangkan aborsi sebelum kandungan 120 hari terjadi
perbedaan pendapat diantara ulama. Ada yang menyatakan keharaman,
dan ada juga yang tidak. Namun, jika kita hubungkan dengan
penjelasan sebelumnya, pada usia kandungan 120 hari, janin sudah
berwujud manusia utuh, sehingga secara medis malah justru sudah
dianggap pembunuhan. Pada wanita yang baru saja menaglami aborsi,
pada umumnya akan mengeluarkan darah beberapa hari. Jumhur
ulama menyatakan, jika aborsi berlangsung pada usia >120 hari, maka
dihukumi nifas,namun jika <120 hari tergantung dari pendapat
sebelumnya, yaitu pada usia berapa, abortus diperbolehkan. Ulama
yang berpendapat pelarangan abotrus pada usia kandungan berapa
pun, akan menganggap nifas pada aborsi usia berapapun.

Melahirkan dan konsekuensi fiqih


Pada saat melahirkan, wanita mengeluarkan darah yang disebut darah
wiladah. Darah wiladah minimal adalah satu tetes. Darah wiladah ini
umumnya dilanjutkan dengan darah nifas. Lama kelaurnya nifas
minimal satu tetes dan maksimal 60 hari. Rata-rata wanita yang
melahirkan normal mengalami masa nifas selama 40 hari. Metode
persalinan bedah sesar umumnya membutuhkan waktu nifas yang lebih
pendek. Durasi ini penting diketahui, untuk menentukan kemungkinan
terjadinya istihadzoh sebagaimana penjelasan sebelumya. Jika seorang
wanita sampai hari ke 61 setelah melahirkan masih mengeluarkan
darah, maka yang 60 hari dihukumi nifas, sedangkan yang 1 hari
dihukumi istihadzoh, sehingga wanita itu tetap wajib sholat.
KONTRASEPSI
Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Secara umum,
kontrasepsi bertujuan untuk mencegah terjadinya konsepsi. Tujuan
khusus kontrasepsi adalah sebagai berikut:
1. Fase mencegah kehamilan
a. Sebelum mempunyai anak pertama
b. Pilihan kontrasepsi ideal : reversibel
2. Fase menjarangkan kehamilan
a. Setelah mempunyai anak pertama
b. Pilihan kontrasepsi ideal : reversibel
3. Fase mengakhiri kesuburan.
a. Setelah mempunyai cukup anak
b. Pilihan kontrasepsi ideal : efektivitas tinggi

Keterangan:
Reversibel artinya: pengembalian kesuburan setelah kontrasepsi
dihentikan
Efektif artinya: kemampuan mencegah terjadinya kehamilan

Mekanisme fisiologis;
Kontrasepsi adalah upaya mencegah terjadinya kehamilan. Kehamilan
dapat terjadi jika ada ovum, sperma, dan dilanjutkan proses pertemuan
dan pembuahan. Sehingga mencegah kehamilan dapat dilakukan
dengan cara
1. Mencegah adanya ovum
Seperti penjelasan sebelumnya, ovum itu berasal dari
perkembangan folikel yang dirangsang oleh FSH/LH.
Perkembangan folikel dapat dilakukan dengan cara menghambat
rangsangan FSH/LH. Caranya dapat dilakukan dengan
memberikan senyawa hormone berupa estrogen dan atau
progesterone. Estrogen dan progesterone yang tinggi dapat
menyebabkan umpan balik negative kepada hipotalamus sehingga
dihasilkan GnIH yang beraksi menghambat hipofisis untuk
menghasilkan FSH/LH. Alhasil FSH/LH rendah, sehingga tidak
bisa melakukan proses perkembangan folikel. Folikel yang tidak
berkembang tidak bisa mematangkan ovum, sehingga tidak
mungkin terjadi kehamilan.
a. Pil kontrasepsi kombinasi (berisi estrogen dan progesterone). Pil
kontrasepsi ini terdiri dari 28 pil, 21 pil berisi hormone, 7 yang
lain berisi placebo (vitamin)
Pil ini ada dua jenis yaitu:
1. Monofasik
Monofasik artinya hanya ada satu kekuatan dosis selama
siklus. Pil ini tidak memungkinkan terjadinya penurunan
kadar estrogen-progesteron yang signifikan sehingga sering
tidak menimbulkan menstruasi.
2. Trifasik
Trifasik artinya ada 3 macam kategri dosis, sehingga profil
kadar estrogen-progesteronnya menyerupai profil kadar
fisiologis di dalam tubuh, sehingga umumny wanita yang
menggunakan pil trifasik ini lebih nyaman dan tetap
mengalami menstruasi setiap bulan sekali.
b. Minipill kontrasepsi (berisi porgesteron)
Minipill kontrasepsi hanya berisi progesterone saja, sehingga
ukuran pilnya mini/kecil. Pemberian kontrasepsi ini
diindikasikan bagi seseorang yang kontraindikasi dengan
estrogen misalnya pada wanita yang sedang menyusui.
c. Kontrasepsi injeksi (progesterone)/ Kontrasepsi susuk (implant)
Kontrasepsi injeksi diberikan setiap 1-3 bulan sekali. Obat ini
memungkinkan progesterone dapat lepas secara lambat di
dalam tubuh.
2. Mencegah adanya sperma
Mencegah sperma dapat dilakukan dengan memberikan senyawa
estrogen. Senyawa ini menyebabkan umpan balik negative kepada
FSH/LH sehingga FSH rendah dan tidka terjadi spermatogenesis.
Metode kontraspesi ini sangat jarang digunakan.
Risiko dari kontrasepsi hormonal estrogen-progesteron adalah
munculnya efek samping. Penggunaan kombinasi bertujuan untuk
mengurangi dosis masing-masing obat, sehingga butuh dosis yang
lebih kecul, dan efek samping dapat diminimalkan.
3. Mencegah pertemuan ovum-sperma
Mencegah pertemuan ovum dengan sperma dapat dilakukan
dengan kontrasepsi alat. Misalnya kondom, diafragma, atau
AKDR. Pada umumnya, alat-alat kontrasepsi ini tidka hanya
bekerja menghambat sperma secara fisik, namun juga dilengkapi
dengan spermisida yang dapat mematikan sperma. Risiko
penggunaan kontrasepsi alat ini adalah:penggunaannya yang lebih
rumit, ada kemungkinan alergi, atau terjadinya iritasi atau infeksi
jika pemasangannya tidak tepat, dan terjdainya kehamilan
ektopik. Selain alat, mencegah pertemuan juga bisa dilakukan
dengan kontrasepsi pantang berkala. Prinsip metode ini adalah
ovum dapat bertahan hidup 24-72 jam, sementara sperma
bertahan hidup 24 jam. Artinya kehamilan dapat dicegah jika
tidak tidak terjadi pertemuan ovum-sperma sepanjang waktu 3
hari sebelum ovulasi hingga 1 hari setelah ovulasi.
4. Mencegah pembuahan
Mencegah pembuahan dapat dilakukan dengan pil emergensi. Pil
ini berisi estrogen dosis tinggi (sekitat 3 kali dosis kontrasepsi
oral). Estrogen dosis tinggi diketahui dapat meningkatkan pH,
merubah kekentalan cairan rahim, sehingga menghambat proses
pertemuan, pembuahan, sekaligus implantasi.

Beberapa pertimbangan penting dalam memilih kontrasepsi


adalah :
1. Apa tujuan kontrasepsi
Jika bertujuan menhentikan kesuburan, dipilih kontrasepsi
dengan efektivitas tinggi
Sementara jika tujuannya mencegah atau menjarangkan
kehamilan, dipilih kontrasepsi dengan reversibilitas yang tinggi.
2. Profil kesehatan pengguna kontrasepsi
Seseorang yang akan menggunakan kontrasepsi hormonal
tidka boleh memiliki riwayat penyakit yang menjadi
kontraindikasi senywa hormonal yang akan digunakan.
Kontraindikasi Estrogen: batu empedu, kanker payudara,
tromboemboli.
Kontraindikasi Progesteron: hiperlipid, hipertensi, menyusui,
riwayat bleeding.

Jenis Kontrasepsi Karakteristik


Kontrasepsi Oral Efektivitas baik, reversibilitas cepat
Kombinasi 2-3 siklus setelah dihentikan atau 3
minggu setelah melahirkan
Kontrasepsi Efektivitas lebih rendah dari KOK,
progesterone reversibilitas juga lebih lama dari KOK
tunggal (minipill
atau injeksi)
Kontrasepsi Efektivitas diragukan, reversibilitas sangat
emergensi cepat
AKDR Efektivitas baik, reversibilitas cepat,
setingkat dengan KOK
Pantang berkala Efektifitas diragukan, reversibilitas sangat
cepat
Tubektomi Efektifitas paling baik, reversibililas hanya
20%

Kontrasepsi hormonal berisi estrogen-progesteron, atau progesterone


tunggal.
Estrogen
• Bentuk alami estrogen yang paling aktif adalah 13-b estradiol
diikuti estron, dan estriol. Dietilstilbestrol setingkat estradiol’
• Senyawa nonsteroid yang memiliki aktivitas estrogenik
– Flavon, isoflavon, coumestan, fitoestrogen
Progesteron
• Sering disebut sebagai progestins, progestational agents,
progestagens, progestogens, gestagens, or gestogens
• Yang aktf secara alamiah di dalam tubuh adalah 17a-
acetoxyprogesterone, 9-nortestosterone derivatives (estranes), and
norgestrel, medroxyprogesterone acetate (mpa) and megestrol
acetate, 19-nortestosterone
• Derivate progesterone berbeda-beda, untuk efek progestational;
norgestrel, gestagen, efek estrogenik; norethydrel, efek
antiestrogenik ; norethindron aret, dan efek Androgenik ;
norgestel, desogestrel

Beberapa karakteristik kontrasepsi hormonal


ORAL KONTRASEPSI (KOMBINASI ESTROGEN – PROGESTERONE),
sering disingkat KOK

KOK merupakan metode yang paling popular, harus digunakan setiap


hari. KOK efektif dan reversible karena mampu membalikkan fertilitas
dengan cepat. KOK mencegah kehamilan dengan cara menekan FSH dan
LH. Pil Oral ini sering dibuat mikronisasi untuk menaikkan luas
permukaan. Untuk membuat perubahan polaritas, estradiol dibuat
dalam bentuk ester, karena diusus pHnya basa sehingga menyebabkan
absorbsi naik

Komponennya merupakan kombinasi EE dengan progesterone. Jenis


Estrogen yang digunakan umumnya adalah Ethynil estradiol (EE)
merupakan derivate paling aktif sementara Mestranol merupakan
produk dari EE.
Formulasi KOK ada dua macam yaitu yang berisi 28 pil terdiri dari 21
hormon, 7 plaseto (vitamin) dan beriisi 21 pil terdiri dari 21 hormon
(ada fase 7 hari tidak minum obat). Ada 3 macam formulasi
1) Monophasik; satu macam dosis tidak mens

2) Biphasik; dua macam dosis 10 20


3) Trifasik; 3 macam dosis 10 20 30 10

Manfaat KOK di luar fungsinya sebagai kontrasepsi adalah


- Mencegah PID pelvix inflammatory disease
- Mencegah Ovarian Ca
- Mencegah Ertopic pregnancy (hamil di luar kandungan)
- Mengurangi PMS Mittelschmerz
- Mengurangi Anemia
- Mengurangi Rheumatoid arthritis
- Meningkatkan kehalusan dan elastisitas kulit

Kontraindikasi absolut dari pemberian oral kontrasepsi


1. Thrombosis atau Gangguan koagulasi
2. Gangguan fungsi liver
3. Kanker payudara
4. Pendarahan vagina
5. Prognancy/kehamilan
6. Merokok diatas 35 tahun

Efek samping yang akan muncul akibat penggunaan KOK bias terjadi
karena pasien sensitive estrogen, progesterone, atau androgen. Jika
pasien sensitive dengan estrogen efek samping yang sering muncul
adalah Migraine, cramp, nausea parah. Pada pasein seperti ini, maka
dosis estrogen perlu diturunkan. Namun, jika pasien lebih sensitif
terhadap progestin maka akan muncul efek samping excessive weight
gain, tiredness, variqose vein, toxemia sehingga dosis progesterone
perlu diturunkan. Selain itu, bias juga pasien mengalami sensitive
androgen sehingga muncul efek samping kulit berminyak, hirsutism,
dan jerawat. Efek samping androgenic ini umumnya timbul akibat
progesterone.

Hal yang perlu diperhatikan dari penggunaan KOK adalah potensi


interaksi obat. Selain itu, kepatuhan juga perlu diperhatikan. Jika
terlewat tidak menggunakan dalam rentang beberapa jam, maka dapat
langsung menggunakan KOK secepatnya, jika baru teringat pada hari
kedua maka bisa digunakan 2 pil dalam sehari, namun jika teringat
pada hari ketiga, maka hari ketiga minum 2 pil hari keempat minum
2pil juga. Namun, jika lebih dari itu, maka kemungkinan KOK tidka lagi
efektif, sehingga untuk mencegah kehamilan perlu penggunaan
kontrasepsi yang lain.

KONTRASEPSI EMERGENCY
Pemberian kontrasepsi emergensi dapat mencegah kehamilan setelah
koitus/bersenggama. FDA mengajukan formula yang isinya 100 mg
etinil estradiol + 1 mg norgestrel/0.5 mg levonorgestrel. Mekanisme
pastinya belum jelas, namun prediksinya dapat mengubah suasana
endometrium, mencegah implantasi serta fertilisasi sel telur,
menghambat transport sperma atau sel telur. Pada kasus emergency
penggunaan progesterone lebih baik karena fungsi estrogen hanya pada
proliferasi sementara progesterone berfungsi pada penyiapan implantasi
pada dinding endometrium. Penggunaan kontrasepsi emergency (post
coital morning after-fill). Penggunaan kontrasepsi ini paling lambat
digunakan dua hari setelah senggama atau dalam 72 jam pasca
senggama.

PROGESTIN/MINIPILL
Kontrasepsi ini mengandung progesterone saja. Jenis progesterone yang
digunakan adalah Medroxi progesterone. Efektivitas kontrasepsi ini
rendah, dan lebih banyak efek samping. Penggunaannya
direkomendasikan pada wanita yang dikontraindikasikan dengan
penggunaan estrogen. Saat ini sudah tidak banyak digunakan.

KONTRASEPSI LONG ACTING PROGESTIN


Merupakan kontrasepsi kerja lama yang memiliki aktivitas sama dengan
kontrasepsi oral kombinasi. Kandungannya berupa medroxy
progesterone asetat dan levonogesterol. Mekanisme pencegahan
kehamilan dilakukan dengan cara menghambat penurunan LH (LH
surge), menurunkan implantasi, dan mempertebal mucus serviks. Efek
samping berupa gangguan pada menstruasi, sehingga dianjurkan untuk
akseptor yang bermotivasi tinggi dan telah mendapat cukup konseling
tentang pendarahan.
Kekurangan kontrasepsi long acting, reversibilitas lebih kesuburan tidak
segera pulih setelah suntikan dihentikan lama (umumnya enam bulan),
selain juga muncul pola menstruasi yang kacau.

LONG ACTING PROGESTIN IMPLANT


Selain dengan cara injeksi, juga tersedia kontrasepsi dalam bentuk
implant. Mekanismenya sama dengan injeksi progestin yaitu dengan
cara mengeblok produksi LH sehingga mencegah ovulasi. Bila terjadi
ovulasi, progesterone mengurangi motilitas ovum pada tuba faloppi, dan
bila fertilisasi terjadi progesterone akan menipiskan endometrium untuk
mengurangi terjadinya implantasi. Fungsi progesterone yang lain adalah
menebalkan mucosa serviks, sehingga mennyebabkan barier bagi
penetrasi sperma. Sediaan yang ada berupa depo medroxy progesterone
asetat (DPMA) 150 mg, pada otot pada saat 5 hari setelah onset
perdarahan mens. Efek ini menghambat ovulasi selama 3 bulan. Depo
provera 100 dan 400 mg/m/kurang efektif dibandingkan dengan
Kelebihan progestin adalah dapat digunakan sewaktu laktasi, dan
menurunkan seizure. Efek samping yang sering terjadi adalah
pendarahan dan sindrome hipoestrogen.
Progeseteron dan analognya berupa MPA dilaporkan meningkatkan LDL
dan menurunkan HDL. 19-norprogestin memberikan efek lebih buruk
daripada MPA, sementara untuk progesterone yang dimikronisasi
mmebrikan efek lebih baik, sebagaimana estrogen.

Kontrasepsi dan konsekuensi fiqih


Hukum kontrasepsi menurut islam dapat berbagai macam, tergantung
dari niat dan akibatnya:
1. Apabila penggunaannya mengakibatkan tidak bias hamil
(reversibilitasnya sangat rendah) maka kontrasepsi ini haram.
Jenis kontrasepsi yang sering dimasukkan kategori ini adalah
tubektomi dan vasbektomi. Berdasarkan laporan, reversibilitas
tubektomi adalah 20%.
2. Apabila penggunaan kontrasepi ini reversibilitasnya tinggi, dan
pengguna kontrasepsi menggunakannya untuk tujuan mengatur
jarak kehamilan atau kelahiran sehingga pendidikan anak lebih
baik, maka hukumnya adalah mubah
3. Apabila menggunakan kontrasepsi dengan reversibilitas tinggi,
dan bertujuan untuk menghentikan kesuburan (tidak ingin punya
anak lagi), maka hukumnya makruh sampai haram.
4. Apabila menggunakan kontrasepsi karena kondisi fisiknya sudah
tidak memungkinkan hamil, misalnya karena sakit, sehingga jika
hamil justru membahayakan ibu, maka hukumny sunah sampai
wajib.
Pada zaman rasulullah SAW dikenal kontrasepsi dengan cara ‘azl. Yaitu
metode kontrasepsi alami, dengan cara mencegah masuknya sperma ke
dalam rahim.

MENOPOSE

Menopose adalah kondisi dimana sudah terjadi amenorhe (tidak


menstruasi) permanen. Menopose dapat terjadi secara fisiologis maupun
patologis. Secara fisiologis, menopose terjadi pada wanita yang berusia
lanjut, rata-rata 45-50 tahun. Secara patologis, dapat disebabkan
karena penyakit misalnya tumor ovarium, histerektomi, dan lain-lain.
Seseorang dapat mengalami menopose lebih muda jika memiliki faktor
risiko sebagai berikut:
1. Riwayat keluarga
Hal yang diturunkan adalah terkait dengan usia menarke dan
kebiasaan menstruasi. Usia menarke dan kebiasaan menstruasi
seorang wanita baisanya akan mengikuti kebiasaan ibunya atau
saudara perempuan ayahnya. Usia menarke yang lebih dini,
ternyata memberikan risiko menopose lebih lambat. Usia menarke
yang dini menggambarkan kesiapan system reproduksi pada usia
muda, artinya system reproduksi berkembang cepat. Hal ini
menggambarkan system reproduksi baik. Sistem reproduksi yang
baik member konsekuensi lambatnya menopose. Kebiasaan
menstruasi yang banyak dan lama disinyalir mempercepat
menopose.
2. Gaya hidup tidak sehat (merokok, minum alcohol). Semakin tidak
sehat gaya hidup seseorang, semakin cepat mengalami menopose.

Mekanisme terjadinya menopose adalah bahwa pada usia


reproduksi jumlah folikel wanita mengalami pengurangan setiap periode
menstruasi, sehingga pada suatu saat jumlah folikelnya kembali seperti
pada saat anak-anak. Sedikitnya folikel ini berakibat pada tidak sensistif
lagi terhadap rangsangan FSH/LH. Karena tidak sensitive, meskipun
FSH dan LH merangsang folikel, namun folikel tetap tidak dapat
merespon dan tidak mengalami perkembangan, sehingga tidak terjadi
ovulasi. Kegagalan perkembangan folikel menyebabkan kegagalan
produksi estrogen dan progesterone oleh folikel, akibatnya tidak terjadi
penebalan endometrium dan tidak terjadi penurunan kadar estrogen
dan progesterone, sehingga tidak menstruasi. Kondisi rendahnya
estrogen dan progesterone ini memberikan umpan balik positif terhdap
GnRH sehingga kadar GnRH meningkat dan memcau FSH/LH. Pada
wanita yang menopose FSH/LH ini akan senantiasa meningkat,
sehingga kadar homorn ini menjadi parameter untuk mendiagnosis
terjadinya menopose.

Diagnosis menopose ditegakkan dengan parameter FSH >40 IU/L.


Meskipun di Indonesia, penegakan diagnosis sangat jarang digunakan
parameter pengukuran kadar hormone. Pada umumnya, hanya
digunakan parameter subyektif yaitu:
1. Tidak menstruasi selama lebih dari 1tahun
2. Mengalami gejala-gejala menopose, seperti mudah emosi, hot
flashes, kulit mulai keriput, dan lain-lain.

Pada umumnya, menopose adalah fisiologis, sehingga tidak selalu


menyebabkan keluhan yang mengganggu. Meskipun demikian, secara
teoritis, menopose menyebabkan penurunan kadar hormone estrogen
(hipoestrogenik) dan progesterone yang memberikan konsekuensi-
konsekuensi medis. Sebagaimana penjelasan sebelumnya, estrogen
adalah hormone yang sangat berperan dalam banyak system tubuh.
Sehingga jika terjadi hipoestrogenik, maka dapat terjadi konsekuensi
medis berupa:
1. Atropi vagina
Rendahnya estrogen menyebabkan jaringan perlvic menjadi
rendah kadar air dan natriumnya, sehingga lebih kering.
Keringnya daerah pelvis sering berakibat dispaerunia (rasa sakit
pada saat berhubungan) dan disfungsi seksual.
2. Ketidaknormalan vasomotor
Pada menopose terjadi perubahan pada pusat pengatur suhu di
hipotalamus sehingga muncul rasa panas (hot flashes), perubahan
mood/emosi, insomnia, dan penurunan memori.
3. Penyakit kardiovaskuler
Estrogen berperan dalam berbagai fungsi vaskuler. Hipoestrogenik
menyebabkan fungsi ini berkurang sehingga terjadi hipertensi,
dislipidemia, sehingga memicu terjadinya penyakit kardiovaskuler
4. Osteoporosis
Estrogen menghambat kerja osteoklas. Hipoestrogenik
menyebabkan aktivitas osteoklas meningkat, kalsium di tulang
banyak di pecah dan direabsorbsi ke darah, sehingga terjadi
densitas tulang menurun, terjadilah osteoporosis.

Adapun gejala yang paling sering muncul adalah:


GEJALA dan MANIFESTASI KLINIK
1. Hot flash
Terjadi akibat naik aliran darah dalam pembuluh darah wajah, leher,
dada, dan punggung, dimana berlangsung 30 detik – 5` selama 1
tahun
2. Vagina menjadi kering, karena penipisan jaringan pada dinding
vagina, sehingga ketika melakukan hubungan seksual bisa terjadi
nyeri
3. Gejala psikis dan emosional, mudah tersinggung malam hari
gelisah dan tidak bisa tidur, karena estrogen
4. Berkeringat pada malam hari, orang mudah tersinggung
5. Pusing, kesemutan, palpitasi, jantung berdebar
6. Inkontinensia (rasa pingin pipis terus)
7. Gejala lain
Insomnia, fatigue (lelah) perubahan mood seperti PMS

Menopose juga kondisi fisiologis, sehingga terapi baru diperlukan


jika muncul gangguan yang mengganggu. Tujuan terapinya adalah
untuk meningkatkan kualitas hidup.

TERAPI
1. Terapi fitoestrogen. Fitoterapi biasnaya lebih dipilih karena
rendahnya efek samping. Mengingat menopose itu kejadian yang
lama, sehingga terapinya pada umumny juga lama. Komponen
tanaman yang memiliki aktivitas estrogen sehingga dapat
berikatan dengan reseptor estrogen adalah senyawa flavon dan
isoflavon.
2. Terapi farmakologi menopause. Berdasarkan penelitian, terapi
farmakologi dengan hormon
a. Estrogen
Contohnya adalah 17  estradiol. Target efek terapinya
adalah kulit, adrenal, kardiovaskuler, sistem syaraf pusat,
dan, tulang
b. Progestin
Biasanya selama 10-12 hari dikombinasikan dengan
estrogen, digunakan untuk mengurangi factor resiko
pendarahan dan untuk mengatasi hiperplasia endometrium
Efek samping estrogen dan progesterone
Progesterone; jerawatan, urtikaria, retensi cairan, gejala EI, gang,
siklus haid, perubahan libido, haid tidak teratur, gejala
prahaid, depresi pireksia, insomnia, alopesia dan hirsotima.
Peringatan: DM, menyusui, hipertensi, pen. Jantung, hati
atau ginjal
Estrogen; Mual, muntah, BB, payudara besar dan nyeri, gejala mirip
premens, retensi cairan, perubahan fungsi hati, terus
kolestatik, ruam kulit, depresi, sakit kepala, iritasi dari
lensa kontak. Peringatan; pengurangan estrogen jangka
lama tanpa diimbangi progesterone, menaikkan resiko
kanker endometrium pada wanita yang uterusnya utuh.
Migraine, riwyt fibrocystic payudara, fibroik uterus dapat
membesar
3. Terapi androgen. Androgen berikatan dengan reseptor sebagai
prekursor pembuatan estrogen di ovarium, sehingga digunakan
untuk terapi
Terapi
Terapi pada masing-masing komplikasi
1. Vasomotor instability
Paling baik dipilih bentuk Conjugated equine estrogen 0,3-0,625
mg/d p.o selama 25 hari siklus. Selain itu juga bias menggunakan
micronized estrodiol p.o, Ethynil estradiol p.o, Esterified estrodiol p.o.
Atau menggunakan estrogen dosis rendah yang dikombinasikan
dengan progestin 10-12 hari dari siklus. Pada umumny pasien
merasakan gejala hilang selama beberapa hari terapi. Tapi, meskipun
gejala hilang, terapi harus tetap dilanjutkan selama minimal 1
minggu terapi.
2. Urogenital atropi.
Terapi paling baika adalah estrogen dalam bentuk vaginal
cream/transdermal. Estradiol cream 0,1 mg estrodiol/hari 1-2
minggu dienestrol, atau conjugated estrogen
3. Osteoporosis.
Terapi osteoporosis akan efektif jika pemberiaannya sejak
perimenopose (sebelum menopose). Terapi hormone ini lebih efektif
untuk profilaksis. Terapi yang terbaik adalah estrogen
dikombinasikan dengan suplemen kalsium dan vitamin D. Sediaan
yang disarankan adalah Estrogen 0,625 mg/hari atau estrogen 0,312
mg/hari + Ca 1500 mg/hari
4. Kardiovaskuler.
Terapi pada kardiovaskuler juga paling baik diberikan pada
perimenopose. Sediaan yang disarankan adalah estrogen p.o dengan
dosis sama seperti pada osteoporosis. Jika sudah menopose dan
terjadi penyakit kardiovaskuler, pemberian hormon estrogen maupun
progesteron sudah tidak lagi efektif. Terapi yang dapat diberikan
adalah terapi untuk kardiovaskulernya.

Beberapa karakteristik hormonal berdasarkan rute pemberian sebagai


berikut;; Sediaan Oral memberi keuntungan berupa absorbsi lebih
banyak terutama dengan formulasi mikronisasi, efek terhadap perbaikan
profil lipid lebih baik. Namun kerugiannya mengalami first pass effect
(FPE). Pada sediaan cream sulit untuk mengontrol dosis, namun tepat
untuk symptom urogenital yang bersifat lokal. Pada sediaan
transdermal, FPE kecil, namun efek pada lipid profil juga lebih rendah
sehingga dari sisi perbaikan profil lipid tidak menguntungkan

Menopose dan konsekuensi Fiqih


Wanita yang akan mengalami menopose, akan melalui periode
perimenopose. Pada periode perimenopose ini, banyak wanita akan
mengalami perdarahan, atau perubahan kebiasan dan siklus haidl,
sehingga pemahaman tentang haidl dan istihadhoh sebagaimana
dikupas di atas, harus dipahami lagi. Jika pada perimenopose
mengalami periode haidl lebih dari 15 hari, maka artinya ada masa
istihadhoh. Jika wanita sudah mengalami menopose, kemudian terjadi
perdarahan, maka secara medis sebenarnya darah itu sudah bukan
darah menstruasi lagi, sehingga dikategorikan darah istihadzoh.

Anda mungkin juga menyukai