PERCOBAAN 1
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR
Disusun oleh:
b. Destilasi fraksionasi
Destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair dua atau lebih,
dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga digunakan
untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan bekerja pada
tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari destilasi jenis ini
digunakan pada industry minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen
dalam minyak mentah. Perbedaan destilasi fraksionasi dan destilasi sederhana adalah
adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan
suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda bertujuan
untuk pemurnian destilat yang lebih dari plat-plat dibawahnya. Semakin ke atas,
semakin tidak volatile cairannya.
Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap
senyawa dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan molekul
dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Uap akan kaya dengan senyawa yang
lebih volatile atau komponen dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan
terkumpul dan didinginkan, uap akan terembunkan dan komposisinya sama dengan
komposisi senyawa yang terdapat pada uap yaitu dengan senyawa yang mempunyai titik
didih lebih rendah. Jika suhu relative tetap, maka destilat yang terkumpul akan mengandung
senyawa murni dari salah satu komponen dalam campuran (Ristiyani, 2008).
3.4 Pengaruh Zat Pengotor
Pengaruh zat pengotor pada titik didih sangat bergantung pada sifat zat pengotor,
sehingga akan dijumpai pengaruh yang besar bila residu yang volatile masih tetap ada.
Umumnya, sejumlah kecil zat pengotor akan memberikan pengaruh yang kecil pada titik
didih jika dibandingkan pengaruhnya terhadap titik leleh. Dengan demikian, titik didih tidak
memberikan arti yang sama seperti titik leleh untuk karakterisasi bahan-bahan dan
kemurniannya (Achmadi,2001).
Gambar. Susunan Atom atau Molekul dalam Keadaan Padat, Cair, dan Gas
Sumber: https://www.faculty.ncc.edu/
Jika suatu zat dipanaskan maka akan mengalami kenaikan suhu, perubahan wujud,
atau pemuaian. Demikian pula jika suatu zat cair didinginkan, maka akan mengalami
penurunan suhu dan mengalami pembekuan. Contoh es batu mencair, air menjadi es, iodium
yang menyublim, dan kamfer menyublim. Contoh semangkok air dapat membeku ketika
didinginkan dan dapat kembali mencair ketika dipanaskan. Jika gula dilarutkan dalam air
menghasilkan air gula, ini adalah perubahan fisika.
Berikut menunjukkan proses yang menyertai perubahan wujud zat.
Jika panas diberikan kepada suatu zat, seperti pada proses meleleh, menguap, dan
sublimasi, prosesnya adalah endoterm. Dalam hal ini, meningkatnya panas suatu zat
menyebabkan kecepatan molekul bergerak lebih cepat.
Jika panas dikeluarkan dari suatu zat, seperti dalam proses meleleh dan kondensasi,
prosesnya disebut eksoterm. Dalam hal ini, berkurangnya panas menyebabkan kecepatan
bergerak lebih lambat. (Ramlawati, dkk. 2017)
Bentuk : cair
Bau : ciri
Bentuk : cair
c. Aseton
Bentuk : cair
Alat Bahan
Termometer Aquadest
Geals kimia Es
Penangas air Dietil eter
Gelas ukur Batu didih
Alat destilasi Aseton
sederhana metanol
Alat destilasi
bertingkat
Stop wach
V. Prosedur
a. Kalibrasi termometer
Di masukan air dan es ke dalam gelas kimia hingga ujung termometer dapat tercelup
seluruh nya kemudian di masukan ujung termometer ke dalam air es yang telah di
sediakan dan lihat lah suhu yang tertera pada termometer bila mana suhu terbaca di
atas 0oC dan di bawah 1oC maka di pastikan bahwasan nya termometer layak di
gunakan
b. Destilasi sederhana
c. Destilasi bertingkat
B. Destilasi Sederhana
50ml air dan 50ml dietileter dicampurkan, lalu dimasukkan kedalam labu destilasi dan
ditambahkan juga batu didih kedalamnya. Lalu dipasang labu tersebut pada alat destilasi yang
telah dirangkai. Suhu pada hot matle dinaikkan. Setelah panas, proses destilasi berlangsung.
Tetesan pertama didapat dengan suhu pada termometer yaitu 36°C. lalu pada 4 ml pertama
suhu berubah menjadi 46°C. pada volume destilat 8 ml didapat suhu 49°C, 12 ml didapat
suhu 53°C, dan pada volume destilat 16 ml di dapat suhu 56°C.
Destilasi Sederhana
60
50
40
30
20
10
0
Tetesan pertama 4 ml 8 ml 12 ml 16 ml
Destilasi Sederhana
C. Destilasi Bertingkat.
50ml Metanol dan 50ml Aseton dicampurkan dan dimasukkan kedalam labu destilasi
dan juga ditambahkan batu didih kedalamnya. Lalu labu tersebut dipasangkan pada alat
destilasi bertingkat yang telah dirangkai. Setelah itu suhu pada hot malte dinaikkan. Tetesan
pertama didapat dengan suhu pada termometer yaitu 56°C. lalu pada 4 ml pertama suhu
berubah menjadi 58°C. pada volume destilat 8ml didapat suhu 60°C, dan pada volume
destilat 12 dan 16ml di dapat suhu 63°C.
Destilasi Bertingkat
64
62
60
58
56
54
52
Tetesan pertama 4 ml 8 ml 12 ml 16 ml
Destilasi Bertingkat
VII. Pembahasan
pada awal praktikum kali ini di lakukan pengkalibrasian termometer dengan
cara dingin adapun pengkalibrasian termometer pada praktikum kali ini bertujuan
untuk mengetahui bahwasan nya termometer yang di pakai dapat di klasifikasikan
layak pakai., Adapun untuk pengkalibrasian termometer di gunakan metode dingin
yang mana di gunakan nya air dan es hal ini di karnakan air dan es adalah zat yang
paling aman dan juga mudah di dapatkan, dengan di gunakan nya air dan es dalam
pngkalibrasian termometer mengacu pada literatur yang mana es sendiri memiliki titik
beku 0oC sehingga dapat di simpulkan bahwasan nya termometer dapat di kataka
layak pakai bila termometer ketikla di gunakan untuk mengeceksuhu pada air es
termometer akan menunjukan di atas 0oC dan di bawan 1oC
setelah di lakukan pengkalibrasian termometer maka hal selanjut nya adalah
melakukan destilasi dimana destilasi sendiri adalah metode pemisahan campuran zat
yang terlarut dalam suatu larutan, metode ini di dasarkan dengan perbedaan titik didih
adapun destilasi yang di lakukan pada praktek adalah destilasi sederhana dan destilasi
bertingkat, pada destilasi sederhana campuran yang terlarut dalam suatu larutan
memiliki titik didih dengan rantang yang relativ jauh, sehingga larutan yang memiliki
titik didih yang paling rendah akan berubah wujud nya menjadi uap yang nanti nya
akan didinginkan dengan alat destilasi pada kondensor, dengan cara di turunkan
suhunya sehingga larutan yang menguap akan berubah wujut zat nya menjadi cair
kembali.
Adapun kasus pada campuran zat terlarut yang memiliki titik didih dengan
rentang yang relativ pendek, maka di gunakan alat destilasi bertingkat yang mana
perbedaan nya terletak pada jumlah kondensor. pada alat destilasi sederhana hanya
memiliki satu kondensor dan pada alat destilasi bertingkat memiliki dua kondensor,
hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pendinginan pada zat terlarut yang telah
menguap dimana di karnakan rentang nya yang pendek maka zat yang terlarut akan
sedikit bercampur pada saat terjadi nya perubahan bentuk zat dari cair menjadi uap,
dengan memaksimalkan pendinginan nanti nya zat yang sebelum nya bercampur di
karenakan menguap zat cair yang memiliki titik didih yang lebih tinggi akan berubah
wujud zat nya dri uap menjadi cair terlebih dahulu, yang nanti nya zat cair yang
memiliki titidk didih lebih rendah akan dapat melewati kondensor ke dua.
VIII. Kesimpulan
a. Termometer yang di lakukan pengkalibrasian dengan cara dingin menunjukan
angka 25oC pada saat termometer di angkat dan pada saat di masukan pada air
yang telah di campur dengan es maka termometer menunjukan angka 0.7oC
hal ini menunjukan bahwasan nya termometer layak di gunakan
b. Di mana di etil eter yang telah di campur air di pisahkan dengan cara destilasi
sederhana dimana berdasarkan titik didih yang cukup besar yang mana titik
didih memiliki rentang sekitar 30oC di mana titik didih di etil eter sendiri
adalah sekitar 34,6oC dan air memiliki titik didih sebesar 100oC, tetesan
pertama di dapatkan pada suhu 36oC, volume 4ml pada suhu 46oC, volume
8ml pada suhu 48oC, volume 12ml pada suhu 53oC, dan 16ml pada suhu 56oC
c. Aseton dapat dipisahkan dari metanol menggunakan cara destilasi bertingkat.
Berdasarkan perbedaan titik didih yang kecil/berdekatan (kurang dari 30°C).
Karena perbedaan titik didih anatara aseton dan metanol yaitu, titik didih
aseton adalah 56,53 ℃ dan titik didih metanol adalah 64℃. Dimana pada
tetesan pertama didapatkan suhu 56°C, volume 4 ml dengan suhu 58°C,
volume 8 ml dengan suhu 60°C, dan volume 12 ml dan 16 ml dengan suhu
63°C.
IX. Daftar Pustaka
Achmadi. Suminar, (2001), Prinsip-prinsip kimia modern edisi ke empat jilid 1, Erlangga,
Jakarta 105-119.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi ke V. Jakarta : Erlangga.
Hadi. A, (2007), Penerapan dan Pemahaman ISO/IEC 17025: 2005, PT. Grafindo Media
Pratama, Bandung, 70-71.
Halliday, Resnick. 1991. Fisika Jilid 1 . Jakarta : Erlangga.
Pauliza. O, (2008). Fisika Kelompok Teknologi. PT. Grafindo Media Pratama, Bandung.
Purba,Michael. 2004. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.
Ramlawati, dkk. 2017. Zat dan karakteristiknya (Mata Pelajaran IPA). Jakarta: Kementerian
Tenaga Kependidikan.