Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KIMIA ORGANIK

PERCOBAAN 1
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR

Disusun oleh:

Nama :M Akbar Dirgana


NPM : 10060316106
Shift/Kelompok : A/1
Tanggal Praktikum : Rabu, 15 Juli 2020
Tanggal Laporan : Rabu, 22 Juli 2020
Asisten : Nety Kurniaty, S.Si., M.Sc

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT B


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PNGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2020 M / 1441 H
I. Tujuan Percobaan
1. Praktikan dapat melakukan kalibrasi termometer yang nanti nya akan di gunakan
sebagai tolak ukur kelayakan termometer.
2. Praktikan dapat memahami juga dapat menggunakan alat destilasi sederhana
maupun bertingkat, dan mengetahui prinsip pemisahan suatu zat cair dengan
metode perbedaan titik didih.
II. Prinsip Percobaan
1. kalibrasi termometer dengan cara pengalibrasian secara sederhana dengan
mengunakan air es yang mana nanti nya termometer akan mendekati titik beku,
2. melakukan destilasi sederhana dengan prinsup titik didih yang memiliki rentang
jauh yang mana perbedaan titik didih antar zat cair akan mempengaruhi
penguapan suatu zat tertentu pada rentang suhu tertentu pula dengan ada nya
perbedaan maka nanti nya suatu zat cair yang memiliki titik didih yang lebih
rendah akan menguap terlebih dahulu dan akan di dinginkan di kondensor.
3. Destilasi bertingakat di mana prinsip nya sama dengan destilasi sederhana yaitu
dengan perbedaan titikdidih akan tetapi destilasi sederhana di lakukan untuk
larutan yang memiliki rentang titik didih yang relatif dekat atau pendek perbedaan
dengan destilasi sederhana terletak pada alat pendingin nya yaitu kondensor di
mana destilasi bertingkat memliki dua kondensor yang berfungsi untuk
mendinginkan zat cair yang ikut menguap dikarnakan rentang nya yang relatif
rendah.

III. Teori Dasar


1. Thermometer
Jenis termometer yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah
thermometer yang pipa kacanya berisi cairan. Umumnya cairan akan memuai dengan laju
berbeda untuk jangkauan suhu yang berbeda akan tetapi pengecualian pada raksa yang
memiliki pemuaian yang teratur. Jenis-jenis thermometer cairan, yaitu :
a. Thermometer raksa
Thermometer yang pipa kacanya diisi dengan raksa disebut thermometer raksa.
Thermometer raksa dengan skala celcius adalah termometer yang umum dijumpai dalam
keseharian. Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai untuk pekerjaan laboratoriun (-40
derajat Celcius s/d 350 derajat Celcius). Raksa dalam pipa thermometer akan memuai jika
dipanaskan. Pemuaian mendorong kolom cairan (raksa) keluar dari pentolan pipa menuju ke
pipa kapiler.
b. Thermometer alkohol
Thermometer yang pipa kacanya diisi dengan alkohol disebut thermometer alkohol.
Thermometer raksa dengan skala Celcius adalah termometer yang umum dijumpai dalam
sehari-hari (Tim Abdi Guru, 2007).
Thermometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu dengan tepat dan
menyatakannya dengan suatu angka. Pembuatan thermometer pertama kali dipelopori oleh
Galileo Galilei (1564 – 1642) pada tahun 1595. Alat tersebut disebut dengan termoskop yang
berupa labu kosong yang dilengkapi pipa panjang dengan ujung pipa terbuka. Mula-mula
dipanaskan sehingga udara dalam labu mengembang. Ujung pipa yang terbuka kemudian
dicelupkan kedalam cairan berwarna. Ketika udara dalam tabu menyusut, zat cair masuk
kedalam pipa tetapi tidak sampai labu. Beginilah cara kerja termoskop. Untuk suhu yang
berbeda, tinggi kolom zat cair di dalam pipa juga berbeda. Tinggi kolom ini digunakan untuk
menentukan suhu. Prinsip kerja thermometer buatan Galileo berdasarkan pada perubahan
volume gas dalam labu. Tetapi dimasa ini thermometer yang sering digunakan terbuat dari
bahan cair misalnya raksa dan alkhohol. Prinsip yang digunakan adalah pemuaian zat cair
ketika terjadi peningkatan suhu benda (Douglas, 2001).
2. Destilasi
Destilasi merupakan pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam
penyulingan, campuran zat didihikan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan
kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap
lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa.
Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan masing-masing
komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi didasarkan pada hukum
Roult dan hukum Dalton (Iskandar, 2017).
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut
pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama
dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan destilasi
adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat
yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni.
Pada destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal).
Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat
terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Purba, 2004).
Destilasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Destilasi sederhana Destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik
didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya rendah akan menguap lebih dulu.
Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah
substansi untuk gas. Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi destilasi
sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol. Destilasi vakum,
cairan diuapkan pada tekanan rendah, jauh
dibawah titik didih dan mudah terurai.

b. Destilasi fraksionasi
Destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair dua atau lebih,
dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga digunakan
untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan bekerja pada
tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari destilasi jenis ini
digunakan pada industry minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen
dalam minyak mentah. Perbedaan destilasi fraksionasi dan destilasi sederhana adalah
adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan
suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda bertujuan
untuk pemurnian destilat yang lebih dari plat-plat dibawahnya. Semakin ke atas,
semakin tidak volatile cairannya.
Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap
senyawa dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan molekul
dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Uap akan kaya dengan senyawa yang
lebih volatile atau komponen dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan
terkumpul dan didinginkan, uap akan terembunkan dan komposisinya sama dengan
komposisi senyawa yang terdapat pada uap yaitu dengan senyawa yang mempunyai titik
didih lebih rendah. Jika suhu relative tetap, maka destilat yang terkumpul akan mengandung
senyawa murni dari salah satu komponen dalam campuran (Ristiyani, 2008).
3.4 Pengaruh Zat Pengotor

Pengaruh zat pengotor pada titik didih sangat bergantung pada sifat zat pengotor,
sehingga akan dijumpai pengaruh yang besar bila residu yang volatile masih tetap ada.
Umumnya, sejumlah kecil zat pengotor akan memberikan pengaruh yang kecil pada titik
didih jika dibandingkan pengaruhnya terhadap titik leleh. Dengan demikian, titik didih tidak
memberikan arti yang sama seperti titik leleh untuk karakterisasi bahan-bahan dan
kemurniannya (Achmadi,2001).

3.5 Perubahan wujud

Gambar. Susunan Atom atau Molekul dalam Keadaan Padat, Cair, dan Gas
Sumber: https://www.faculty.ncc.edu/

Jika suatu zat dipanaskan maka akan mengalami kenaikan suhu, perubahan wujud,
atau pemuaian. Demikian pula jika suatu zat cair didinginkan, maka akan mengalami
penurunan suhu dan mengalami pembekuan. Contoh es batu mencair, air menjadi es, iodium
yang menyublim, dan kamfer menyublim. Contoh semangkok air dapat membeku ketika
didinginkan dan dapat kembali mencair ketika dipanaskan. Jika gula dilarutkan dalam air
menghasilkan air gula, ini adalah perubahan fisika.
Berikut menunjukkan proses yang menyertai perubahan wujud zat.

Perubahan wujud zat Proses


Padat menjadi cair Meleleh
Cair menjadi gas Menguap
Cair menjadi padat Membeku
Gas menjadi cair Kondensasi
Padat menjadi gas Menyublim

Jika panas diberikan kepada suatu zat, seperti pada proses meleleh, menguap, dan
sublimasi, prosesnya adalah endoterm. Dalam hal ini, meningkatnya panas suatu zat
menyebabkan kecepatan molekul bergerak lebih cepat.

Jika panas dikeluarkan dari suatu zat, seperti dalam proses meleleh dan kondensasi,
prosesnya disebut eksoterm. Dalam hal ini, berkurangnya panas menyebabkan kecepatan
bergerak lebih lambat. (Ramlawati, dkk. 2017)

3.6 Sifat Fisika Kimia Zat


a. Dietileter

Rumus molekul : C4H10O, C2H5OC2H5

Bentuk : cair

Warna : tidak berwarna

Bau : ciri

Titik lebur : -116,3 °C

Titik didih : 34,6°C

Tekanan uap : 587 hPa


b. Metanol

Rumus molekul : C4H10O, C2H5OC2H5

Bentuk : cair

Warna : tidak berwarna

Bau : menurut :alkohol

Titik didih : 64,7°C

Tekanan uap : 169,3 hPa

c. Aseton

Rumus molekul : CH3COCH3

Bentuk : cair

Warna : tidak berwarna

Bau : seperti buah

Titik lebur : -95,4 °C

Titik didih : 56,2°C

Tekanan uap : 233 hPa


IV. Alat dan Bahan

Alat Bahan
 Termometer  Aquadest
 Geals kimia  Es
 Penangas air  Dietil eter
 Gelas ukur  Batu didih
 Alat destilasi  Aseton
sederhana  metanol
 Alat destilasi
bertingkat
 Stop wach

V. Prosedur

a. Kalibrasi termometer

Di masukan air dan es ke dalam gelas kimia hingga ujung termometer dapat tercelup
seluruh nya kemudian di masukan ujung termometer ke dalam air es yang telah di
sediakan dan lihat lah suhu yang tertera pada termometer bila mana suhu terbaca di
atas 0oC dan di bawah 1oC maka di pastikan bahwasan nya termometer layak di
gunakan

b. Destilasi sederhana

Di lakukan pemasangan alat destilasi sederhana kemudian di buat larutan campuran


berupa air dan dietil eter sebanyak 100 ml dengan perbadingan 1:1 kemudian
campuran di masukan ke dalam labu destilasi dan tambahkan dengan batu didih
kedalam labu kemudian di pasangkan labu ke alat destilasi dan laukan pemanasan
dengan cara di atur suhu didih terhadap suhu didih yang telah di tetapkan dan laukan
pengamatan di mana amati suhu di mana terjadi tetesan pertama dan pada suhu berapa
terjadi tetesan pertama gantilah penampung dengan penampung baru dan Catatlah
suhu dan volume destilat secara teratur setiap selang jumlah penampungan destilat
tertentu,

c. Destilasi bertingkat

Di pasang terlebih dahulu alat destilasi bertingkat kemudian di buat campuran


berupa100ml larutan aseton dan metanol dengan perbandingan 1:1 lalu campuran di
nasukan pada labu destilasi dan di tambahkan batu didih kemudian di pasangkan labu
ke alat destilasi dan laukan pemanasan dengan cara di atur suhu didih terhadap suhu
didih yang telah di tetapkan dan laukan pengamatan di mana amati suhu di mana
terjadi tetesan pertama dan pada suhu berapa terjadi tetesan pertama gantilah
penampung dengan penampung baru dan Catatlah suhu dan volume destilat secara
teratur setiap selang jumlah penampungan destilat tertentu,

VI. Hasil Pengamatan


A. Kalibrasi Thermometer
Sebuah thermometer disiapkan, diamati suhu awal thermometer pada suhu ruang yaitu
25°C. Lalu, air es yang telah dicampur dengan sedikit air disiapkan. Termometer dimasukkan
kedalamnya. Diaduk perlahan campuran tersebut. Penurunan suhu yang didapat pada saat
diamati 0,6°C setelah 10-15 detik tidak terjadi perubahan.

B. Destilasi Sederhana
50ml air dan 50ml dietileter dicampurkan, lalu dimasukkan kedalam labu destilasi dan
ditambahkan juga batu didih kedalamnya. Lalu dipasang labu tersebut pada alat destilasi yang
telah dirangkai. Suhu pada hot matle dinaikkan. Setelah panas, proses destilasi berlangsung.
Tetesan pertama didapat dengan suhu pada termometer yaitu 36°C. lalu pada 4 ml pertama
suhu berubah menjadi 46°C. pada volume destilat 8 ml didapat suhu 49°C, 12 ml didapat
suhu 53°C, dan pada volume destilat 16 ml di dapat suhu 56°C.

Lebih jelasnya adalah sebagai berikut:

Volume Destilat (ml) Suhu Pada Termometer (°C)


Tetesan pertama 36
4 46
8 49
12 53
16 56

Grafik Hasil Destilasi Sederhana:

Destilasi Sederhana
60

50

40

30

20

10

0
Tetesan pertama 4 ml 8 ml 12 ml 16 ml

Destilasi Sederhana
C. Destilasi Bertingkat.

50ml Metanol dan 50ml Aseton dicampurkan dan dimasukkan kedalam labu destilasi
dan juga ditambahkan batu didih kedalamnya. Lalu labu tersebut dipasangkan pada alat
destilasi bertingkat yang telah dirangkai. Setelah itu suhu pada hot malte dinaikkan. Tetesan
pertama didapat dengan suhu pada termometer yaitu 56°C. lalu pada 4 ml pertama suhu
berubah menjadi 58°C. pada volume destilat 8ml didapat suhu 60°C, dan pada volume
destilat 12 dan 16ml di dapat suhu 63°C.

Lebih jelasnya adalah sebagai berikut:

Volume Destilat (ml) Suhu Pada Termometer (°C)


Tetesan pertama 56
4 58
8 60
12 63
16 63

Grafik Hasil Destilasi Bertingkat:

Destilasi Bertingkat
64

62

60

58

56

54

52
Tetesan pertama 4 ml 8 ml 12 ml 16 ml

Destilasi Bertingkat
VII. Pembahasan
pada awal praktikum kali ini di lakukan pengkalibrasian termometer dengan
cara dingin adapun pengkalibrasian termometer pada praktikum kali ini bertujuan
untuk mengetahui bahwasan nya termometer yang di pakai dapat di klasifikasikan
layak pakai., Adapun untuk pengkalibrasian termometer di gunakan metode dingin
yang mana di gunakan nya air dan es hal ini di karnakan air dan es adalah zat yang
paling aman dan juga mudah di dapatkan, dengan di gunakan nya air dan es dalam
pngkalibrasian termometer mengacu pada literatur yang mana es sendiri memiliki titik
beku 0oC sehingga dapat di simpulkan bahwasan nya termometer dapat di kataka
layak pakai bila termometer ketikla di gunakan untuk mengeceksuhu pada air es
termometer akan menunjukan di atas 0oC dan di bawan 1oC
setelah di lakukan pengkalibrasian termometer maka hal selanjut nya adalah
melakukan destilasi dimana destilasi sendiri adalah metode pemisahan campuran zat
yang terlarut dalam suatu larutan, metode ini di dasarkan dengan perbedaan titik didih
adapun destilasi yang di lakukan pada praktek adalah destilasi sederhana dan destilasi
bertingkat, pada destilasi sederhana campuran yang terlarut dalam suatu larutan
memiliki titik didih dengan rantang yang relativ jauh, sehingga larutan yang memiliki
titik didih yang paling rendah akan berubah wujud nya menjadi uap yang nanti nya
akan didinginkan dengan alat destilasi pada kondensor, dengan cara di turunkan
suhunya sehingga larutan yang menguap akan berubah wujut zat nya menjadi cair
kembali.
Adapun kasus pada campuran zat terlarut yang memiliki titik didih dengan
rentang yang relativ pendek, maka di gunakan alat destilasi bertingkat yang mana
perbedaan nya terletak pada jumlah kondensor. pada alat destilasi sederhana hanya
memiliki satu kondensor dan pada alat destilasi bertingkat memiliki dua kondensor,
hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pendinginan pada zat terlarut yang telah
menguap dimana di karnakan rentang nya yang pendek maka zat yang terlarut akan
sedikit bercampur pada saat terjadi nya perubahan bentuk zat dari cair menjadi uap,
dengan memaksimalkan pendinginan nanti nya zat yang sebelum nya bercampur di
karenakan menguap zat cair yang memiliki titik didih yang lebih tinggi akan berubah
wujud zat nya dri uap menjadi cair terlebih dahulu, yang nanti nya zat cair yang
memiliki titidk didih lebih rendah akan dapat melewati kondensor ke dua.
VIII. Kesimpulan
a. Termometer yang di lakukan pengkalibrasian dengan cara dingin menunjukan
angka 25oC pada saat termometer di angkat dan pada saat di masukan pada air
yang telah di campur dengan es maka termometer menunjukan angka 0.7oC
hal ini menunjukan bahwasan nya termometer layak di gunakan
b. Di mana di etil eter yang telah di campur air di pisahkan dengan cara destilasi
sederhana dimana berdasarkan titik didih yang cukup besar yang mana titik
didih memiliki rentang sekitar 30oC di mana titik didih di etil eter sendiri
adalah sekitar 34,6oC dan air memiliki titik didih sebesar 100oC, tetesan
pertama di dapatkan pada suhu 36oC, volume 4ml pada suhu 46oC, volume
8ml pada suhu 48oC, volume 12ml pada suhu 53oC, dan 16ml pada suhu 56oC
c. Aseton dapat dipisahkan dari metanol menggunakan cara destilasi bertingkat.
Berdasarkan perbedaan titik didih yang kecil/berdekatan (kurang dari 30°C).
Karena perbedaan titik didih anatara aseton dan metanol yaitu, titik didih
aseton adalah 56,53 ℃ dan titik didih metanol adalah 64℃. Dimana pada
tetesan pertama didapatkan suhu 56°C, volume 4 ml dengan suhu 58°C,
volume 8 ml dengan suhu 60°C, dan volume 12 ml dan 16 ml dengan suhu
63°C.
IX. Daftar Pustaka

Achmadi. Suminar, (2001), Prinsip-prinsip kimia modern edisi ke empat jilid 1, Erlangga,
Jakarta 105-119.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi ke V. Jakarta : Erlangga.

Hadi. A, (2007), Penerapan dan Pemahaman ISO/IEC 17025: 2005, PT. Grafindo Media
Pratama, Bandung, 70-71.
Halliday, Resnick. 1991. Fisika Jilid 1 . Jakarta : Erlangga.

Iskandar, Soetyono. 2017. Ilmu Kimia Teknik. Yogyakarta : Deepublish.

Khopkar. SM. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.

Pauliza. O, (2008). Fisika Kelompok Teknologi. PT. Grafindo Media Pratama, Bandung.
Purba,Michael. 2004. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Ramlawati, dkk. 2017. Zat dan karakteristiknya (Mata Pelajaran IPA). Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Guru dan

Tenaga Kependidikan.

Anda mungkin juga menyukai