Anda di halaman 1dari 7

JPPM Vol. 9 No.

2 (2016)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN KOGNITIF


DAN AFEKTIF PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT
KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Eva Juliandita1), Sri Rezeki2), Andoko Ageng Setyawan3)
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Islam Riau

juliandita.eva@gmail.com

ABSTRACT
This research aims to develop the cognitive and affective assessment on the subject of the quadrilateral
class VII Junior High School. This research is a development that was conducted in December 2014 -
January 2015. The data collection in this study was taken in January 2015. The subject of this study is the
assessment of cognitive and affective on the subject of rectangles in accordance with the demands of
Curriculum 2013. The measured parameters is the validity and effectiveness of the device. Analysis of the
data in this study is a qualitative analysis of the validation lecturers and legibility problems by six class IX
students who have received the material quadrilateral, and quantitative analysis of the results of the
processing of the questionnaire validation and learning outcomes of students who performed a total of 4
meetings in class VII2 SMP Muhammadiyah 2 Pekanbaru, the level of effectiveness is obtained from a
comparison of the number of students who completed the number of students in attendance (expressed in
percent). The level of effectiveness achieved on a range of cognitive assessment (22% - 88%) and the
effectiveness of the affective ratings range (14% - 96%). Once revised, the importance of the final product
affective and cognitive assessment tools on the subject of the quadrilateral class VII Junior High School
were tested validity and effectivity.

Keywords: Assessment Cognitive, Affective Assessment and Curriculum 2013

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat penilaian kognitif dan afektif pada pokok
bahasan segiempat siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan yang dilaksanakan pada bulan Desember 2014 - Januari 2015. Sedangkan pengambilan
data pada penelitian ini diambil pada bulan Januari 2015. Subjek penelitian ini adalah perangkat penilaian
kognitif dan afektif pada pokok bahasan segiempat yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.
Parameter yang diukur adalah tingkat validitas dan efektivitas perangkat. Analisis data dalam penelitian
ini adalah analisis kualitatif dari validasi dosen dan keterbacaan soal oleh 6 siswa kelas IX yang telah
menerima materi segiempat serta analisis kuantitatif dari hasil pengolahan angket validasi dan hasil
belajar siswa yang dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan pada kelas VII 2 SMP Muhammadiyah 2
Pekanbaru, maka diperoleh tingkat efektivitas yaitu dari perbandingan banyaknya siswa yang tuntas
dengan jumlah siswa yang hadir (dinyatakan dalam persen). Tingkat efektivitas yang dicapai pada
penilaian kognitif berkisar (22% - 88%) dan efektivitas penilaian afektif berkisar (14% - 96%). Setelah
direvisi, maka didapat produk akhir perangkat penilaian kognitif dan afektif pada pokok bahasan
segiempat siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama yang teruji kevaliditasnya dan keefektivitasnya.

Kata Kunci : Penilaian Kognitif, Penilaian Afektif dan Kurikulum 2013

250
Eva Juliandita, dkk

A. PENDAHULUAN
Pada dewasa ini dibutuhkan Keterampilan kognitif dan psikomotorik
peningkatan mutu pendidikan yang baik, adalah kemampuan penguasaan konten
hal ini dilakukan oleh berbagai pelaku yang dapat dilatihkan.
pendidikan, seperti guru, kepala sekolah, Kenyataan di lapangan dan dari hasil
dinas pendidikan dan lain sebagainya. wawancara dengan guru SMP
Dalam penentuan mutu pendidikan yang Muhammadiyah 2 Pekanbaru dan SMP
diharapkan semakin meningkat, akan Negeri 2 Perawang menunjukkan bahwa
terlihat pada tercapainya tujuan saat ini perangkat penilaian yang telah
pendidikan, terutama pada kurikulum 2013 dibuat guru, belum mengukur kemampuan
yaitu “Pendidikan Berkarakter”. kognitif sampai ke tingkatan tertinggi dari
Menurut Kunandar (2014: 3), “proses Taksonomi Bloom, yakni C4, C5, dan C6
belajar mengajar yang baik harus didahului (berdasarkan analisis pada buku siswa
dengan persiapan yang baik. Oleh karena maupun guru). Tingkatan soal yang berbeda
itu, sudah seharusnya guru sebelum antara tuntutan kurikulum dengan soal yang
mengajar menyusun perencanaan atau dibuat guru dikarenakan siswa belum
perangkat pembelajaran.” Jadi, dengan terbiasa dengan pembelajaran kurikulum
perangkat pembelajaran yang baik akan 2013 yang baru dilaksanakan pada tahun
memiliki kualitas yang tinggi. Sehingga ajaran ini. Sehingga, dalam pembuatan soal
proses pembelajaran dapat berlangsung untuk mengukur kemampuan kognitif lebih
baik, dan kemampuan masing-masing siswa pada penyesuaian dengan kemampuan
dapat dinilai dengan tepat dan akurat. siswa yang ada masih terbatas pada
Sebagai landasan untuk tingkatan Taksonomi Bloom C1, C2, dan
mengembangkan pembelajaran yang C3.
dimaksud perlu ditelaah perangkat Peneliti melakukan analisis
pembelajaran yang sebenarnya. Dalam kebutuhan dengan wawancara dan analisis
penelitian ini permasalahan yang dibahas perangkat penilaian yang dibuat oleh guru,
dan dikembangkan diorientasikan pada maka dibutuhkan perangkat penilaian pada
aspek pengembangan instrumen perangkat aspek kognitif yang mencakup semua
penilaian. Menurut Sudjana (2013: 2) karakteristik siswa yang ada dengan
menyatakan hasil belajar dipengaruhi oleh kemampuan heterogen. Hal ini juga sangat
kemampuan siswa dan tinggi rendahnya dibutuhkan oleh guru yang tidak bisa
atau efektif tidaknya proses pembelajaran memenuhi media yang ada, sesuai dengan
yang dilakukan guru berpengaruh terhadap model pada kurikulum 2013 dan juga
hasil belajar. kendala waktu yang tidak sesuai di
Pada aspek kognitif, berdasarkan lapangan untuk pembelajaran serta
pada dokumen kurikulum 2013 penilaian, serta dibutuhkan keseragaman
(Kemendikbud, 2012: 7) 4 dan 7 yaitu dalam penilaian.
penekanan kompetensi ranah sikap, Pada aspek afektif, berdasarkan pada
keterampilan kognitif, keterampilan dokumen kurikulum 2013 bahwa sikap
psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu adalah kemampuan penguasaan konten
satuan pendidikan dan mata pelajaran yang lebih sulit dikembangkan dan
ditandai oleh banyaknya KD suatu mata memerlukan proses pendidikan yang tidak
pelajaran. Proses pembelajaran didasarkan langsung. Menurut Kunandar (2014: 104),
pada upaya menguasai kompetensi pada “ranah afektif adalah ranah yang berkaitan
tingkat yang memuaskan dengan dengan sikap dan nilai. Ada asumsi bahwa
memperhatikan karakteristik konten sikap seseorang terhadap sesuatu bisa
kompetensi dimana pengetahuan adalah dipengaruhi dari pengetahuan yang dimiliki
konten yang bersifat tuntas (mastery). seseorang terhadap sesuatu itu.” Jadi, hasil

251
Pengembangan Perangkat Penilaian Kognitif dan Afektif

dari proses pembelajaran aspek afektif kevaliditasnya dan keefektivitasnya melalui


terjadi secara tidak langsung, dan antara tahapan uji desain produk.
sikap (afektif) dengan pengetahuan Evaluasi pendidikan (educational
(kognitif) saling berhubungan. evaluation) dapat diartikan sebagai
Kenyataan di lapangan dan analisis penilaian dalam bidang pendidikan atau
perangkat penilaian afektif yang penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan
dikembangkan oleh guru menunjukkan dengan kegiatan pendidikan. Menurut
bahwa indikator-indikator berdasarkan Mardapi (2008: 8), “evaluasi merupakan
kompetensi inti yang telah ada pada salah satu rangkaian kegiatan dalam
kurikulum 2013 (sikap spiritual dan sikap meningkatkan kualitas, kinerja, atau
sosial), belum sepenuhnya dikembangkan produktivitas suatu lembaga dalam
oleh guru. Hal inilah yang menghambat melaksanakan programnya”. Sedangkan
dalam penilaian secara keseluruhan, menurut Jahja (dalam Bahri, 2010: 245),
terutama bagi guru yang masih belum “evaluasi adalah memberikan pertimbangan
mengerti akan pengembangan indikator dari atau harga nilai berdasarkan kriteria
aspek setiap KI (Kompetensi Inti). tertentu, untuk mendapatkan evaluasi yang
Berdasarkan wawancara pada guru sekolah meyakinkan dan objektif dimulai dari
SMP Muhammadiyah 2 Pekanbaru dan informasi-informasi kualitatif dan
SMP Negeri 2 Perawang, perbedaan kriteria kuantitatif. Instrumennya (alatnya) harus
yang dikembangkan setiap guru, akan cukup shahih, kukuh, praktis, dan jujur.”
membuat penilaian berbeda, sehingga Jadi, evaluasi merupakan kegiatan untuk
penentuan ranking akan berbeda setiap mempertimbangkan dan menilai sesuatu
sekolah. berdasarkan kriteria tertentu baik secara
Berdasarkan hasil wawancara dan kualitatif maupun kuantitatif menggunakan
observasi perangkat penilaian aspek afektif, instrumen (alat) yang shahih.
dibutuhkan suatu perangkat penilaian yang Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian
sudah dikembangkan dengan kriteria yang diartikan sebagai proses menentukan nilai
sama berdasarkan setiap indikator yang ada. suatu objek. Berdasarkan pada
Hal ini dibutuhkan, agar penilaian setiap Permendikbud Nomor 81A tahun 2013
sekolah akan sama, sehingga penentuan (Lampiran VI), “penilaian merupakan
ranking akan sama setiap sekolah. Dalam serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
pendistribusian juga sangat dibutuhkan menganalisis, dan menafsirkan data tentang
pada sekolah yang berada di luar kota, agar proses dan hasil belajar peserta didik yang
pedoman penilaiannya adalah perangkat dilakukan secara sistematis dan
yang sudah jadi. berkesinambungan, sehingga menjadi
Agar hasil evaluasi dapat informasi yang bermakna dalam
dipergunakan sebagai bahan dan dasar pengambilan keputusan.” Selain itu,
perbaikan kualitas proses pembelajaran berdasarkan Depdiknas (2006: 1),
menuju perbaikan kualitas hasil “matematika membekali peserta didik
pembelajaran, maka guru dituntut untuk untuk mempunyai kemampuan berfikir
memperhatikan kualitas perangkat logis, analitis, sistematis, kritis serta
pembelajaran yang digunakan supaya kemampuan bekerja sama.” Jadi, penilaian
tujuan evaluasi tercapai. Oleh karena itu dalam matematika yaitu menentukan nilai
perlu dikembangkan suatu produk penilaian dari suatu objek berdasarkan pada tujuan
pada aspek kognitif dan afektif yang sesuai pembelajaran matematika. Pada kurikulum
dengan kebutuhan evaluasi. Tujuan yang 2013, penilaian SMP dan SMP dinamakan
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “Penilaian Autentik”, yaitu kegiatan
untuk menghasilkan produk penilaian pada menilai peserta didik yang menekankan
aspek kognitif dan afektif yang teruji pada apa yang seharusnya dinilai, baik

252
Eva Juliandita, dkk

proses maupun hasil dengan berbagai uraian pada taksonomi Bloom sampai C6
instrumen penilaian. (mencipta).
Ranah kognitif berkenaan dengan Ranah afektif berkaitan dengan sikap
hasil belajar intelektual yang terdiri dari dan nilai. Beberapa ahli mengatakan bahwa
enam aspek, dalam Taksonomi Bloom yang seseorang yang memiliki penguasaan
sudah direvisi menurut Airasian et al. kognitif tingkat tinggi akan dapat
(2010: 43), yaitu “kategori-kategori dalam diramalkan perubahan sikapnya. Pada
dimensi proses kognitif adalah mengingat, kurikulum 2013 (dalam Kurinasih dan
kemudian memahami dan mengaplikasikan, Berlin, 2014: 65) membagi kompetensi
ke proses-proses yang jarang dijumpai, sikap menjadi dua yaitu: sikap spiritual dan
yakni menganalisis, mengevaluasi dan sikap sosial. Pada penelitian ini hanya akan
mencipta.” Produk yang akan dibuat dibuat produk pengembangan dari lembar
peneliti berupa tes tertulis dengan bentuk observasi, penilaian diri maupun
jurnal.

B. METODE PENELITIAN
Bentuk penelitian ini adalah melakukan revisi terhadap hasil uji
penelitian pengembangan dengan istilah lapangan.
Research & Development (R & D). Teknik pengumpulan data dalam
Menurut Borg and Gall (dalam Setyosari, penelitian ini dilakukan dengan:
2013: 222) menyatakan bahwa penelitian 1. Rancangan perangkat penilaian aspek
pengembangan adalah suatu proses yang kognitif dan afektif yang sesuai
dipakai untuk mengembangkan dan dengan kurikulum 2013 yang sudah
memvalidasi produk penelitian. Penelitian divalidasi oleh validator.
dilaksanakan pada SMP Negeri 22 2. Angket terbuka, yaitu dengan
Pekanbaru dan SMP AL Mujtahadah untuk mengisi lembar penilaian validitas
pengujian terbatas, serta pengujian besar instrumen oleh validator yang
pada SMP Muhammadiyah 2 Pekanbaru. dianggap ahli dalam bidang evaluasi
Subjek penelitian ini adalah produk yang dan juga berpengalaman dalam
dikembangkan, yaitu perangkat penilaian membuat soal.
kognitif dan afektif. Instrumen 3. Tes, untuk menguji kelayakan
pengumpulan data dalam penelitian dan perangkat penilaian yang telah
pengembangan ini adalah melalui angket dirancang (uji coba terbatas dan uji
validasi yang diisi oleh 4 dosen serta 1 guru coba skala besar).
sebagai validator. Analisis data yang digunakan dalam
Langkah penelitian pengembangan penelitian ini yaitu:
ini terdiri atas kajian tentang temuan 1. Analisis kualitatif, dilakukan antara
penelitian produk yang akan lain dengan melihat dari tampilan
dikembangkan, mengembangkan produk dan isi dari desain instrumen.
berdasarkan temuan-temuan tersebut, a.Validasi
melakukan uji coba lapangan sesuai latar di Untuk mengetahui apakah
mana produk tersebut dipakai dan desain produk sudah layak
digunakan atau tidak
Tabel 1. Penilaian Umum
Penilaian Umum
Keterangan :
A. Dapat digunakan tanpa revisi
B. Dapat digunakan dengan revisi kecil
C. Dapat digunakan dengan revisi besar
D. Belum dapat digunakan

253
Pengembangan Perangkat Penilaian Kognitif dan Afektif

kata lain, dilakukan atas dasar


b. Observasi dan Wawancara pengamatan yaitu:
Untuk menentukan analisis a.Validasi
kebutuhan akan perangkat ideal, Validitas instrumen penilaian
dilakukan observasi pada perangkat ditentukan oleh nilai rata-rata skor
yang dibuat guru serta dilakukan yang diberikan validator. Instrumen
wawancara kepada guru dan siswa. perangkat penilaian dianggap valid
2. Analisis kuantitatif, dilakukan antara jika penilaian rata-rata validator
lain dengan uji empiris atau dengan dikategorikan valid atau sangat valid.

1) Angket Validasi Penilaian Afektif


Tabel 2. Kategori Validitas Menurut Penilaian Validaztor
No Pencapaian Nilai (Skor) Kategori Keterangan
Validitas
1 11.00-16.00 Tidak Valid Tidak boleh digunakan
2 17.00-23.00 Kurang Valid Tidak boleh digunakan
3 24.00-30.00 Cukup Valid Boleh digunakan setelah direvisi besar
4 31.00-37.00 Valid Boleh digunakan setelah revisi kecil
5 38.00-44.00 Sangat Valid Sangat baik untuk digunakan
Sumber: Modifikasi dari Akbar (2013: 78)

2) Angket Validasi Penilaian Kognitif


Tabel 3. Kategori Validitas Menurut Penilaian Validator
NO Pencapaian Nilai (Skor) Kategori Validitas Keterangan
1 13.00-14.00 Tidak Valid Tidak boleh digunakan
2 15.00-17.00 Kurang Valid Tidak boleh digunakan
3 18.00-20.00 Cukup Valid Boleh digunakan setelah direvisi besar
4 21.00-23.00 Valid Boleh digunakan setelah revisi kecil
5 24.00-26.00 Sangat Valid Sangat baik untuk digunakan
Sumber: Modifikasi dari Akbar (2013: 78)

b. Efektivitas Dinyatakan dengan rumus berikut


Untuk menentukan apakah (Kubes, 2011)
produk sudah dapat digunakan dalam
menentukan kemampuan siswa.

Tabel 4. Kriteria Efektivitas Hasil Belajar Kognitif dan Afektif


Presentase Kriteria
Sangat efektif
70%-79% Efektif
60%-69% Cukup efektif
50%-59% Kurang efektif
Tidak efektif
Sumber: Kubes (2011: 29)

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Data hasil validasi instrumen penilaian afektif) pada validasi I, namun hal
penilaian kognitif dan afektif dari kelima ini berbeda pada penilaian umum yang
validator diperoleh skor dengan jumlah masih belum dapat digunakan dan
rata-rata sebesar 21 (kategori valid membutuhkan revisi besar. Pada validasi II
penilaian kognitif) dan 31.4 (kategori valid diperoleh skor dengan jumlah rata-rata 25

254
Eva Juliandita, dkk

(kategori sangat valid penilaian kognitif) bahasa yang menimbulkan salah tafsir oleh
dan 41.2 (kategori sangat valid penilaian siswa. Pada pengujian besar di kelas VII2
afektif) yang sejalan dengan penilaian dengan jumlah siswa 28 terdapat beberapa
umum yang sudah bisa digunakan dengan soal pada penilaian kognitif yang belum
revisi kecil dan tanpa revisi. efektif serta 2 indikator pada penilaian
Pada pengujian terbatas yang afektif yang tidak afektif seperti gotong
dilakukan kepada 6 orang siswa kelas IX royong dan percaya diri. Hal ini dapat
didapat bahwa siswa belum terbiasa dengan dilihat pada tabel berikut.
beberapa soal pada tahapan C6 (mencipta)
serta adanya revisi pada bagian gambar dan
Tabel 5. Nilai Efektivitas pada Penilaian Kognitif
Pertemuan Soal Jumlah Siswa Tuntas Nilai Kategori
Efektivitas
I Kerja Mandiri 19 siswa 70% Efektif
Kuis 11 siswa 40% Tidak Efektif
II Kerja Mandiri 6 siswa 25% Tidak Efektif
Kuis 11 siswa 45% Tidak Efektif
III Kerja Mandiri 24 siswa 88% Sangat Efektif
Kuis 6 siswa 22% Tidak Efektif
IV Kerja Mandiri 12 siswa 66% Cukup Efektif
Kuis 13 siswa 72% Efektif
Sumber: Olahan data skor siswa pada tiap pertemuan

Tabel 6. Nilai Efektivitas pada Penilaian Afektif


Jenis Sikap Siswa Tuntas Nilai Efektivitas Kategori
Spiritual 27 siswa 96% Sangat Efektif
Sosial (Jujur) 20 siswa 71% Efektif
Sosial (Disiplin) 27 siswa 96% Sangat Efektif
Sosial (Tanggung 26 siswa 92% Sangat Efektif
Jawab)
Sosial (Toleransi) 26 siswa 92% Sangat Efektif
Sosial (Gotong 18 siswa 35% Tidak Efektif
Royong)
Sosial (Santun/ Sopan) 26 siswa 92% Sangat Efektif

Sosial (Percaya Diri) 4 siswa 14% Tidak Efektif

Sumber: Olahan data skor siswa pada tiap pertemuan

D. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan pada penelitian yang masih tidak efektif dan cukup efektif serta
telah dilaksanakan, diperoleh perangkat beberapa soal lain sudah efektif dan sangat
penilaian kognitif dan afektif yang valid efektif. Pada penilaian afektif, terdapat
pada pokok bahasan segiempat siswa kelas beberapa indikator masih tidak efektif serta
VII Sekolah Menengah Pertama yang beberapa indikator lain sudah efektif dan
sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 (K- sangat efektif.
13). Pada penilaian kognitif, beberapa soal

255
Pengembangan Perangkat Penilaian Kognitif dan Afektif

DAFTAR PUSTAKA
Didik Berdasarkan Kurikulum 2013).
Akbar,Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Pembelajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Kurinasih, Imas & Sani, Berlin. 2014.
Implementasi Kurikulum 2013
Amjad, Amir dkk. 2011. Buku Panduan Konsep dan Penerapannya.
Akademik, PPL dan Penulisan Surabaya: Kata Pena.
Skripsi. Pekanbaru: FKIP Universitas
Islam Riau. Mardapi, Djemari. 2008. Teknik
Penyusunan Instrumen Tes dan
Azwar, Saifuddin. 2007. Penyusunan Skala Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Press.
Pelajar.
Prihantoro, Agung. 2010. Pembelajaran,
Bahri, Syaiful. 2010. Guru dan Anak Pengajaran, dan Asesmen (Airasian,
Didik Dalam Interaksi Edukatif. Peter W., et al. Terjemahan). Buku
Jakarta: PT Rineka Cipta. asli diterbitkan tahun 1956. New
York: David Mckay Company.
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi
Mata Pelajaran Matematika SMP Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian
Sekolah Menengah Pertama dan Pendidikan & Pengembangan.
Madrasah Tsanawiah. Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil


2012. “Kurikulum 2013”. Proses Belajar Mengajar. Bandung:
http://kangmartho.com (2013). Remaja Rosdakarya
“Permendikbud Nomor 81A.”
http://ruangkreasikita.blogspot.com Sudijono, Anas. 2013. Pengantar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja
Kubes, Ibnu. 2011. “Efektivitas Instrumen Grafindo Perkasa.
Evaluasi Hasil Belajar Menggunakan
Media Elektrik Quiz Pada Materi Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pokok Larutan Buffer Kelas XI Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
MAN 1 Salatiga.” Semarang: Institut Kualitatif, dan R & D. Bandung :
Agama Islam Negeri Walisongo. Alfabeta.

Kunandar. 2014. Penilaian Autentik Uno B., Hamzah & Koni, Satria. 2014.
(Penilaian Hasil Belajar Peserta Assessment Pembelajaran. Jakarta:
PT Bumi Aksara

256

Anda mungkin juga menyukai