Anda di halaman 1dari 13

Laporan Hasil Praktikum Sains :

Penerapan Hukum Archimedes Pada Telur

Disusun oleh :
Hana Rohadianita Altaf (X MIPA 7 / 12)

SMA NEGERI 2 CIBINONG


Jalan Karadenan No. 5 Cibinong, Bogor, Jawa Barat 16913
Telp. (0251) 8654347
Tahun pelajaran 2020/2021

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Laporan Hasil Praktikum Sains : Penerapan Hukum
Archimedes Pada Telur ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Dra. Kristiana K, M.Pd. pada bidang studi Sains. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang hukum
archimedes bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Kristiana K, M.Pd.


selaku guru biologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan saya.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
ini.

Saya menyadari, laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
saya nantikan demi kesempurnaan laporan ini.

Bogor, 5 Agustus 2020

Hana Rohadianita

Daftar Isi
JUDUL ……………………………………………………………… I
KATA PENGANTAR ………………………………………..…… II
DAFTAR ISI …………………………………………………..…. III
BAB I PENDAHULUAN ……………..……………….…………….. IV
I. LATAR BELAKANG ………………….………………….. IV
II. RUMUSAN MASALAH ……………………………. V
III. TUJUAN PENELITIAN …………………………….. VI
IV. MANFAAT PENELITIAN …………………………….. VII
BAB II KAJIAN TEORI …………………………………………...... VIII
BAB III HIPOTESIS ………………………………………………. IX
BAB IV METODELOGI PENELITIAN ……………….…………… X
BAB V HASIL PENELITIAN ……………………………….….. XII
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………… XIII

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum Archimedes adalah hukum yang berisi tentang pengapungan pada zat
cair. Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair,
zat cair akan memberikan gaya keatas (gaya apung) pada benda, dimana
besarnya gaya keatas (gaya apung) sama dengan berat zat cair yang
dipindahkan. Sebuah benda akan mengapung didalam zat cair jika massa jenis
suatu benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair. Peristiwa Tenggelam
benda dikatakan tenggelam jika berada di dasar zat cair. Sebuah benda akan
tenggelam ke dalam suatu zat cair apabila massa jenis zat cair lebih ringan dari
pada massa jenis benda. Peristiwa melayang benda dikatakan melayang jika
seluruh benda Tercelup kedalam zat cair, tetapi tidak menyentuh dasar zat
cair. Sebuah benda akan melayang dalam zat cair apabila massa jenis zat cair
sama dengan massa jenis benda.Peristiwa terapung, benda di katakan
terapung jika sebagian benda tercelup didalam zat cair. Sebuah benda
dikatakan terapung apabila massa jenis zat cair lebih berat dari pada massa
jenis benda. Berdasarkan bunyi dan rumus Hukum Archimedes di atas, suatu
benda akan terapung, tenggelam atau melayang di dalam zat cair tergantung
pada gaya berat dan gaya ke atas.

Hukum Archimedes masih begitu asing bagi masyarakat umum. Padahal


sebagian besar kejadian di kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan
fluida rata-rata menggunakan prinsip archimedes. Contoh dari penerapan
Hukum Archimedes di kehidupan sehari-hari yang sering di jumpai adalah
kapal laut, biasanya terbuat dari baja atau besi, tetapi dapat mengapung di
atas laut. Hal ini karena gaya Archimedes pada air sebanding dengan berat
kapal. Berbeda dengan kapal selam, kapal selam mampu mengatur massa
jenisnya di dalam air agar bisa menyelam, melayang dan mengapung di
permukaan air dengan cara mengeluarkan atau memasukkan air untuk
mengurangi atau menambahkan massanya. Penerapan Hukum Archimedes
juga berlaku pada benda jenis gas yaitu pada balon udara. Agar dapat
melayang di udara, balon udara diisi dengan gas yang memiliki massa jenis
lebih kecil daripada massa jenis udara di atmosfer.Salah satu contoh atau
penerapan sederhana yang dapat dilakukan mengenai Hukum Archimedes
adalah telur yang di celupkan ke dalam zat cair, maka telur itu akan menerima
gaya dorong ke atas. Tetapi setiap benda yang di celupkan ke zat cair akan
menerima gaya apung yang berbeda-beda. Hal itu di sebabkan karna
perbedaan massa jenis zat cair dan juga massa jenis benda tersebut.
Penelitian ini dibuat untuk membuktikan dan menerapkan adanya perbedaan
Gaya Archimedes terhadap benda pada berbagai macam jenis zat cair yang
massa jenis nya berbeda-beda menggunakan bendabenda disekitar kita yang
mudah untuk ditemukan.

B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan karya tulis ilmiah ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana perbedaan Gaya Archimedes pada telur di berbagai macam
jenis zat cair?
2. Apa faktor yang mempengaruhi benda tersebut memilik Gaya Archimedes
(gaya apung) yang berbeda-beda?

C. Tujuan Penelitian
Untuk membuktikan peristiwa tenggelam, melayang dan mengapungnya telur dengan
menggunakan hukum Archimedes dan mengetahui pengaruh garam yang dicampurkan ke
dalam air terhadap keadaan telur tersebut.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan tentang Hukum Archimedes.
2. Memberi informasi penerapan sederhana Hukum Archimedes pada
masyarakat.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hukum Archimedes
Hukum Archimedes adalah salah satu hukum fisika yang menjelaskan
adanya gaya yang mempengaruhi benda pada zat cair. Hukum Archimedes
ini menjelaskan hubungan besarnya gaya yang diberikan zat cair terhadap
benda yang berinteraksi dengannya.

Kesimpulan dari Hukum Archimedes adalah “apabila sebuah benda yang


dicelupkan baik sebagian maupun keseluruhan ke dalam zat cair, maka
benda tersebut akan menerima gaya dorong ke atas (gaya apung) yang
besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.”

Pernyataan tersebut dikenal sebagai bunyi Hukum Archimedes. Maksud


dipindahkan yaitu volume zat cair “terdesak” karena adanya benda di
dalam zat cair tersebut.
Besarnya gaya apung yang diterima benda besarnya sama dengan berat air
yang dipindahkan. B = W.

Archimedes ditulis dalam persamaan :


FA = p.V.g
Keterangan :
FA = gaya ke atas (N)
V = volume benda yang tercelup (m3)
p = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (N/kg)

Hukum ini juga bukan suatu hukum fundaental karena dapat diturunkan
dari hukum newton juga. Bila gaya archimedes sama dengan gaya berat W
maka resultan gaya =0 dan benda melayang .
- Bila FA>W maka benda akan terdorong keatas akan melayang
- Jika rapat massa fluida lebih kecil daripada rapat massa telur maka agar
telur berada dalam keadaan seimbang,volume zat cair yang dipindahkan
harus lebih kecil dari pada volume telur.Artinya tidak seluruhnya berada
terendam dalam cairan dengan perkataan lain benda mengapung. Agar
benda melayang maka volume zat cair yang dipindahkan harus sama
dengan volume telur dan rapatmassa cairan sama dengan rapat
rapat massa benda. Jika rapat massa benda lebih besar daripada
rapat massa fluida, maka benda akan mengalami gaya total ke bawah yang
tidak sama dengan nol. Artinya benda akan jatuh tenggelam. Berdasarkan
Hukum Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair akan
mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya ke
atas (FA) dari zat cair itu.

BAB III
HIPOTESIS

A. Hipotesis
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan sementara bahwa gaya
Archimedes pada larutan garam dapat membuat benda (telur) dapat
mengapung. Dan gaya Archimedes pada larutan gula tidak dapat membuat
benda (telur) melayang. Maka gaya Archimedes pada setiap zat cair
berbeda karna massa jenis zat cair yang di gunakan berbeda-beda.

BAB IV
METODELOGI

A. Jenis Penelitian
Jenis penilitian ini adalah eksperimen secara deskriptif. Yang dimana
mengamati keadaan suatu benda itu dapat terapung, melayang, dan
tenggelam dengan menggunakan zat cair sebagai media utamanya.

B. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yaitu:
1. Variabel bebas : Jenis zat cair
2. Variabel terikat : Gaya Archimedes
3. Variabel control : Media, air

C. Alat dan Bahan


Alat :
1. Gelas
2. Sendok
3. Penggaris
Bahan :
1. Telur
2. Air
3. Garam
4. Gula

D. Prosedur Percobaan
a. Percobaan menggunakan garam
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan percobaan.
2. Gelas diberi air, jangan sampai penuh agar pada saat memasukkan
telur airnya tidak tumpah dan dialasi dengan tissue agar tidak basah
lantainya.
3.  Pertama-tama telur dimasukkan dalam gelas yang berisi air tanpa
campuran garam kemudian amati yang terjadi.
4. Setelah itu dalam gelas dimasukkan satu sendok garam dan aduk
perlahan-lahan sampai merata. Amati keadaan yang terjadi pada
telur tersebut.
5.  Masukkan lagi satu sendok garam dan aduk secara perlahan-lahan
sampai merata. Amati keadaan yang terjadi pada telur tersebut.
6. Lakukan seterusnya sampai mendapatkan keadaan telur sesuai yang
kita perlukan dan inginkan.
7. Catatlah hasil pengamatan yang telah dilakukan dan buatlah tabel
pengamatan untuk mempermudah untuk memahaminya.

b. Percobaan menggunakan gula


1.  Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan
percobaan.
2. Gelas diberi air, jangan sampai penuh agar pada saat memasukkan
telur airnya tidak tumpah dan dialasi dengan tissue agar tidak basah
lantainya.
3. Pertama-tama telur dimasukkan dalam gelas yang berisi air tanpa
campuran gula kemudian amati yang terjadi.
4. Setelah itu dalam gelas dimasukkan satu sendok gula dan aduk
perlahan-lahan sampai merata. Amati keadaan yang terjadi pada
telur tersebut.
5. Masukkan lagi satu sendok gula dan aduk secara perlahan-lahan
sampai merata. Amati keadaan yang terjadi pada telur tersebut.
6. Lakukan seterusnya sampai mendapatkan keadaan telur sesuai yang
kita perlukan dan inginkan.
7. Catatlah hasil pengamatan yang telah dilakukan dan buatlah tabel
pengamatan untuk mempermudah untuk memahaminya.

BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Sajian Data
Banyaknya Garam (Sendok) Peristiwa Yang Terjad
0 Tenggelam
1 Tenggelam
1 1/2 Melayang
2 Melayang
2 1/2 Melayang
3 Mengapung

Banyaknya Gula (Sendok) Peristiwa Yang Terjadi


0 Tenggelam
1 Tenggelam
2 Melayang

B. Analisis Data
1. Tenggelam
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika
berat benda (W) lebih besar dari gaya ke atas (FA).
W > FA
pb Vb g  > pf Vf g
pb > pf
Pada saat telur dimasukkan dalam air tak terisi garam dan gula maka
telur tersebut akan tenggelam karena massa jenis telur lebih besar
daripada massa jenis air.
Kemudian air diberi garam 1 sendok dan diaduk secara perlahan-lahan,
telur masih juga tenggelam karena massa jenis telur masih lebih besar
daripada massa jenis air. Begitu juga saat air diberi gula 1 sendok dan
diaduk secara perlahan-lahan, telur pun juga tenggelam.

2. Melayang
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika
berat benda (W) sama dengan gaya ke atas (FA) atau benda  tersebut
dalam keadaan setimbang
W = FA
pb Vb g  = pf Vf g
pb = pf
Pada saat air diberi 1 1/2 sendok garam dan diaduk secara perlahan-
lahan maka telur akan berada pada keadaan melayang. Hal ini terjadi
karena massa jenis air sama dengan massa jenis telur. Garam disini
berfungsi untuk memperbesar massa jenis air. Dan pada saat air diberi 2
sendok gula dan diaduk perlahan-lahan telur berada pada keadaan
melayang

3. Terapung
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat
benda (W) lebih kecil dari gaya ke atas (FA).
W > FA
pb Vb g  > pf Vf g
pb > pf
Pada saat air diberi 3 sendok garam dan diaduk secara perlahan-lahan
maka telur itu akan terapung karena massa jenis air lebih besar daripada
massa jenis telur. Hal ini terjadi karena semakin banyak garam yang
diberikan maka semakin besar pula massa jenis zat cairnya atau air.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari percobaan yang sudah dilakukan diatas terbukti bahwa benda
(telur) dapat terapung jika massa jenis benda lebih ringan dari massa
jenis zat cair. Begitupun melayang, massa jenis benda sama berat
dengan massa jenis zat cair dan tenggelam, massa jenis benda lebih
berat dari massa jenis zat cair. Semakin besar massa jenis suatu zat
cair maka gaya Archimedes (gaya apung) yang dirasakan benda
semakin besar.

B. SARAN
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut menggunakan metode lain agar
mendapatkan data yang lebih akurat.
2. Sebaiknya melakukan penelitian dengan menggunakan benda yang
berbentuk simetris agar lebih mudah untuk menghitung volume nya
dan lebih akurat lagi perhitungannya.

Anda mungkin juga menyukai