Anda di halaman 1dari 11

Nama : YULI YANI

NIM : 1740200037
Matkul : Entitas Akuntansi Syariah
Ruangan : Ak-1
Tugas : Dasar- dasar gagasan Akuntansi Syariah

1. Pengertian akuntansi dan akuntansi Islam 10 defenisi


a. Menurut Paul Grady
Akuntansi adalah tubuh dari ilmu pengetahuan serta fungsi
organisasi secara sistematis, autentik dan original dalam mencatat,
mengkalisifikasi, memperoses, membuat ikhtisar, menganalisa,
mengintepretasi seluruh transaksi dan kejadian serta karakters
keuangan yang terjadi dalam operasional entitas akuntansi dengan
tujuan menyediakan informasi yang berarti dibutuhkan manajemen
sebagai lapor dan pertangungjawaban atas kepercayaan yang
diterimanya.
b. Menurut Accaounting Princples Board (1970)
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang fungsinya
menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat tentang
entitas ekonomi yang dimaksudkan agar berguna dalam mengambil
keputusan ekonomi dan membuat pilihan – pilihan nalar di antara
berbagai alternatif arah tindakan.
c. Menurut American Accaounting Assocation ( 1966)
Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi ( keuangan) dari suatu
organisasi yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka
pengembalian keputusan ekonomi oleh pihak – pihak yang
memerlukan. Pengertian ini juga dapat melingkupi penganalisasian
atas laporan yang di hasilkan akuntansi tersebut.

1
d. Menurut Charles T.Horngren dan Walter T. Harrison
Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas
bisnis, memperoses data menjadi sebuah laporan, dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.
e. Menuru Akram Khan
Tujuan Akuntansi Islam itu adalah menghitung laba rugi yang
tepat, mendorong dan mengikuti syariat Islam, menilai efesiensi
manajemen,melapor yang baik, dan keterkaitan pada keadilan dan
kebenaran.1
f. Menurut Karim ( Islamic Accounting )
Akuntansi syariah bidang baru di dalam ilmu akuntansi yang
mana dikembangkan dengan menggunakan landasan – landasan
nilai, etika, serta syariah Islam. Sehingga akuntansi syariah sering
dikenal sebagai dengan nama akuntansi Islam.
g. Menurut Sofyan S. Harap dalam Buku “Akuntansi Islan”
Mendefinisikan Akuntansi Islam atau Akuntansi Syariah pada
hakikatnya penggunaan akuntansi dalam menjalankan syariah
Islam. Akuntansi syariah ada dua versi, Akuntansi syariah yang
secara nyata telah diterapkan pada era dimana masyarakata
menggunakan sistem nilai Islami pada khususnya di era Nabi SAW,
Khulaurrayidiin, dan pemerintah Islami lainya.
Kedua akuntansi syariah yang saat ini muncul dalam era dimana
kegiatan ekonomi dan sosial dikuasi oleh sistem nilai kapitalis yang
bebeda dari sistem nilai Islam.

h. Menurut Adnan M Akhyar


Akuntansi syariah ( Islamic Accounting ) adalah akuntansi yang
mempunyai tujuan untuk membantu mencapai keadilan sosial
ekonomi ( Al- Falah ) baik bagi individu atau masyarakat dan
1
Firdaus Furywardhan, Akuntansi Syariah di lembaga Keuangan Syaraiah, (Guepedia :
2008).hlm.17

2
sebagai upaya untuk mengenal sepenuhnya akan kewajiban kepada
tuhan.
Semua unsur yang terlibat akitivitas ekonomi seperti Akuntan,
auditor, pemilik, manajer dan pemerintah sebagai bentuk sarana
ibadah.
i. Menurut Napier ( 2007)
Mendefinisikan bahwa akuntansi syariah adalah bidang
akuntansi yang menekankan kepada dua hal, yaitu akuntabilitas dan
pelaporan, Akuntabilitas tercermin tahuid, yang dengan
menjalankan segala aktivitas ekonomi sesuai dengan sesuai dengan
ketentuan Allah SWT. Sedangkan pelaporan adalah benruk
pertangung jawaban kepada Allah SWT dan manusia.
J. Menutut Zaki Baridwan
Akuntansi merupakan sebuah aktivitas jasa, fungsi yaitu
memberikan data – data kuantitatif, utamanya yang mempunyai
sifat keuangan, dari usaha ekonomi yang dapat dipakai dalam
pengambilan keputusan – keputusan ekonomi dalam mempunyai
alternatif – alternatif dalam suatu keadaan.

2. Prinsip – prinsip dasar bank syariah


Adapun prinsi – prinsip bank syariah yang sudah di tetapkan
secara luas dalam penghimpunan dana masyarakat sebagai berikut2 :
a. Prinsip Wadiah
Alwadi’ah merupakan titipan atau simpanan pada bank syariah.
Prinsip Al-wadi’ah merupan titipan murni dari satu pihak ke pihak
yang lain, baik perorangan maupun badan hukum yanh harus dijaga
dan dikembalikan kapan saja bila sipenitip menghendaki. Si
penerima di sebut yad al- Amanah yang artinya tangan amanah.
b. Prinsip Mudharabah
Mudharabha berasal dari kata adh dharbu fil ardh yaitu
bepergian untuk urusan dagang. Yang dimaksud disni adalah akad

2
Juhaya, Manajemen Perbankan Syariah ( Bandung : CV Pustaka Setia, 2013 ).hlm.28

3
antara kedua belah pihak untuk salah seorangnya( salah satu pihak )
mengeluarkan sejumlah uang kepada pihak lainnya untuk
diperdagkan. Dan laba dibi dua sesuai dengan kesepakatan.
Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan atau
deposan bertindak sebagai shahibul maa ( pemilik modal ) dan
bank sebagai mudharib ( pengelola )
c. Prinsip jual beli yaitu murabahah merupakan akad jual bela pihak
yang didalamnya, pembeli dan penjual menyepakati harga jual
yang terdiri atas harga beli ditambah ongkos pembelian dan
keuntungan bagi penjual.
d. Prinsip kebajikan merupakan penerimaan dan penyaluran dana
kebajikan dalam bentuk zakat, infak, sedekah, dan lainnya serta
penyaluran alqardul hasan.

3. Perbedaan bank syariah dan bank konvensiaonal


Adapun perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional
yaitu antara lain3 :
a. Cara mendapatkan keuntunganya
Dalam kegiatan operasiannya, baik bank konvensional atau bank
syariah sama – sama membutuhkan keutungan tetapi kedua bank
ini memiliki perhitungan yang berbeda.
Dimana bank syariah tidak menerapkan sistem bunga pada
pelayanan mereka dan bank syariah di lakukan sesuai dengan
syariah Islam , sedangkan bank konvensional menjalankan
usahanya dengan memberikan keuntungan dalam jumlah tertentu
dalam bentuk suku bunga bagi nasabah.
b. Sistem Operasional
Didalam bank syariah semua kegiatan operasional yang dijalankan
akan dilakukan berdasarkan ketentuan yang telah dikeluarkan
melalui fatwa MUI yang diambil berdasarkan ketentuan syariat
Islam.

3
Yusak Laksaman, Bank Syariah, (Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2009).hlm.13

4
Sedangkan di dalan bank konvensional dijalankan berdasarkan
standar operasioanal perbankan yang telah ditetapkan pemerintah
dan tunduk pada aturan hukum yang berlaku di Indonesia.
c. Cara Mengeloal Dana
Didalam bank syariah, dana nasabah yang diterima dalam bentuk
titipan atau investasi tidak bisa dikelola kepada semua bisnis secara
sembarangan dan pengelolaan dana bank syariah harus berdasarkan
sesuai dengan syariat Islam
Sedangan pengelolaan bank konvensioanal bisa dilakukan pada
bebagai bisnis yang dianggap aman dan menguntungkan selama
pengelolan dana tidak menyalahi aturan dan hukum yang berlaku
maka pihak bank memiliki kebebasan untuk menjalankan dan
mengelola dana tersebut.

4. Fungsi bank syariah dan kegiatan – kegiatan dalam bank syariah


a. Fungsi Bank syariah
Fungsi Bank Syariah Berdasarkan pasal 4 undang-undang No.
21 tahun 2008 tentangbank syariah wajib menjalankan fungsi
penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat. Bank Syariah juga
dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal,
yaitu menerima dana berasal dari zakat,infak, sedekah, hibah atau
dana sosial lainnya dan menyalurkan kepada organisasi pengelolah
zakat. Dalam beberapa literatur perbankan syariah,bank syariah
dengan berbagai ragam skema transaksi yang dimiliki dalam skema
non riba memiliki empat fungsi yaitu4
a. Fungsi manajer investasi
b. Fungsi investor
c. Fungsi sosial
d. Fungsi jasa keuangan
Adapun fungsi bank syariah antara lain :
1. Penghimpun Dana
4
Ikit, Akuntansi Penghimpun Dana Bank Syariah ( Yogjakarta : Deepublish, 2015 )
.hlm.46

5
Sama seperti halnya bank umum, bank syariah memiliki fungsi
utama sebagai penghimpun dana dari masyarakat. Bedanya, jika
pada bank konvensional si penabung mendapatkan balas jasa
berupa bunga, di bank syariah penabung akan mendapatkan balas
jasa berupa bagi hasil.
2. Penyalur Dana
Fungsi utama bank syariah yang kedua adalah sebagai penyalur
dana. Dana yang telah dihimpun dari nasabah, nantinya akan
disalurkan kembali kepada nasabah lainnya dengan sistem bagi hasil.
3. Memberikan Pelayanan Jasa Bank
Fungsi bank syariah yang ketiga adalah sebagai pemberi layanan
jasa perbankan. Dalam hal ini, bank syariah berfungsi sebagai
pemberi layanan jasa seperti jasa transfer, pemindah bukuan, jasa
tarikan tunai, dan jasa – jasa perbankan lainnya.

b. Kegiatan – Kegiatan di dalam Bank Syariah


1. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan dalam bentuk giro,
tabungan atau bentuk lainnya yang di persamakan dengan itu-
berdasarkan akad wadi'ah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
2. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito,
tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariat Islam.
3. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad
mudharabah, akad musyarakah, atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
4. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad
salam, akad istishna, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinisp syariah.

6
5. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
6. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak
bergerak berdasarkan akad ijarah dan / atau sewa beli dalam bentuk
ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinisp syariah.

5. Dasar penentuan riba, ghara, dan maisiyir


a. Riba
Arti riba secara bahasa yakni ‘bertumbuh’ (az-ziyadah). Secara
istilahi, riba bermaksud penambahan atas harga pokok tanpa adanya
bisnis riil. Para ulama sepakat mengatakan bahwa hukum riba adalah
haram dan tidak ada perbedaan khilafiyah terhadap hukum riba.
Adapun riba tidak serta-merta diharamkan dalam satu tahap, akan
tetapi melalui beberapa tahap.5
Adapun firman Allah tentang riba sebagai berikut :
1. Surah Al-imran ayat 130
        
    
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memakan Riba dengan berlipat ganda[228]] dan bertakwalah
kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”
[228] Yang dimaksud Riba di sini ialah Riba nasi'ah. menurut
sebagian besar ulama bahwa Riba nasi'ah itu selamanya haram,
walaupun tidak berlipat ganda. Riba itu ada dua macam: nasiah
dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan
oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran
suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak
jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan
demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan
padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini Riba

5
Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah (Jakarta : Sinar Grafika ).hlm.88

7
nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam
masyarakat Arab zaman jahiliyah.
2. Surah Al-baqarah ayat 278 – 279
           
            
       

278. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah


dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu
orang-orang yang beriman”.
279. “Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba),
Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan
riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya
dan tidak (pula) dianiay”6
.
b. Ghoror
Menurut bahasa gharar berarti pertaruhan. Menurut istilah
gharar berarti seduatu yang mengandung ketidakjelasan, pertaruhan
atau perjudian. Setiap transaksi yang masih belum jelas barangnya
atau tidak berada dalam kuasanya alias di luar jangkauan termasuk
jual beli gharar. Misalnya membeli burung di udara atau ikan dalam
air atau membeli ternak yang masih dalam kandungan induknya
termasuk dalam transaksi yang bersifat gharar. Pelarangan
ghararkarena memberikan efek negative dalam kehidupan karena
gharar merupakan praktik pengambilan keuntungan secara bathil.
Ayat dan hadits yang melarang gharar diantaranya .

Surah Al – Baqarah ayat 188


        
        

6
M.Romahurmu ,Al – Qur’anulkarima ( Jakarta Timur : Yayasan Qur’an, 2017).hlm. 35-
52

8
188. “dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian
yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada
hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada
harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa,
Padahal kamu mengetahui”.

c. Mayisir
Maysir bisa disebut juga dengan judi. Secara istilahi, judi
bermaksud ketika ada satu pihak yang diuntungkan dan pihak lain
yang dirugikan dan tidak ada usaha dalam mendapat keuntungan
tersebut.
Dalam surat Al-Maidah ayat 90, judi disandingkan dengan dosa-
dosa besar. Judi dibagi menjadi 2 macam; dalam bentuk permainan
dan dalam bentuk taruhan. Judi sebenarnya termasuk dalam kategori
gharar karena ketidakjelasannya.
Beberapa ulama ada yang mengharamkan asuransi karena
mengandung unsur judi. Adapun bunyi ayat tersebut sebagai
berikut :
Surah Al-Maidah ayat 90
      
        
90. “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan panah[434], adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.”
[434] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu.
orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai
bulu untuk menentukan Apakah mereka akan melakukan suatu
perbuatan atau tidak. Caranya Ialah: mereka ambil tiga buah anak
panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing Yaitu
dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis

9
apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam
Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka
meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah
itu.
Terserahlah nanti Apakah mereka akan melakukan atau tidak
melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil
itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka
undian diulang sekali lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Zainuddin , Hukum Perbankan Syariah , Jakarta : Sinar Grafika


Firdaus Furywardhan, Akuntansi Syariah di lembaga Keuangan
Syaraiah, Guepedia : 2008
Ikit, Akuntansi Penghimpun Dana Bank Syariah , Yogjakarta :
Deepublish, 2015
Juhaya, Manajemen Perbankan Syariah, Bandung : CV Pustaka Setia,
2013

10
Laksamana Yusak , Bank Syariah, (Jakarta : PT Elex Media
Komputindo, 2009
M.Romahurmu ,Al – Qur’anulkarima , Jakarta Timur : Yayasan Qur’an :
2017

11

Anda mungkin juga menyukai