Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Unsur-Unsur Lingkungan terhadap Perkembangan Serangga

Antika 1302619040

Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta

Email: antika2903@gmail.com

Abstract

There are million species of insects on earth. Even though not all species are
identified yet, it still show that insects are living creatures that dominate earth.
Insects experience some phases of growth and development. Similarly like other
living creatures, insect growth and development are determined by several
contributing elements. One of those is environment. Environment is a place for
insects doing all activities. That is the reason why environment plays significant
role to determine insect’s life suistainability in the future. Nowadays, insects are
really hard to find with change of environment elements such as temperature,
climate, humidity, and etc. This research aims to observe the impact of those
environment elements toward the development of insects. This research applies
textual method through journals and books talking about environment and insect
development. As the result, the writer finds that annual insect development is
decreasing in average to 41% for each species followed by environment issues
such as unpredictable climate change, rising of earth temperature, illegal logging
in the forest, and etc. Those problems are surely damaging on environment
elements that effect insects development. In conclusion, environment elements
play significant role toward insect development on earth.

Keywords: Insects, development, environment


Abstrak

Terdapat jutaan spesies serangga yang hidup di bumi. Meskipun belum semua
terindentifikasi, hal tersebut menunjukkan bahwa serangga merupakan salah satu
makhluk hidup yang mendominasi bumi. Serangga mengalami pertumbuhan dan
perkembangan dengan melalui beberapa fase. Pertumbuhan dan perkembangan
yang dialami serangga sama seperti makhluk hidup lainnya yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor pendukung. Salah satu faktor tersebut adalah lingkungan.
Lingkungan merupakan rumah bagi serangga dalam melakukan segala bentuk
aktivitas. Tidak heran jika lingkungan menjadi faktor utama yang menentukan
kelangsungan hidup seekor serangga di masa depan. Semakin berkembangnya
zaman, serangga-serangga makin sukar ditemukan disertai dengan berubahnya
unsur-unsur lingkungan dari suatu wilayah, seperti suhu, iklim, kelembaban, dsb.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak perubahan unsur-
unsur lingkungan tersebut terhadap perkembangan serangga pada saat ini.
Penelitian dilakukan melalui riset terhadap jurnal-jurnal dan buku-buku yang
berhubungan dengan lingkungan dan perkembangan serangga. Dari banyak jurnal
dan buku didapatkan bahwa setiap tahunnya perkembangan serangga mengalami
penurunan rata-rata hingga 41% untuk setiap spesies diikuti dengan terdapat
berbagai masalah lingkungan, seperti: perubahan iklim yang tidak menentu,
meningkatnya suhu permukaan bumi, dan menurunnya jumlah hutan serta masih
banyak lagi. Permasalahan-permasalahan tersebut tentunya menimbulkan
kerusakan terhadap unsur-unsur lingkungan sehingga mempengaruhi
perkembangan makhluk hidup salah satunya serangga. Maka dari itu, unsur-unsur
dalam lingkungan merupakan suatu unsur yang saling berkaitan satu sama lain
dan memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan berbagai spesies
serangga di bumi.

Kata Kunci: Serangga, perkembangan, lingkungan


1. PENDAHULUAN

Perkembangan ialah pertumbuhan yang disertai dengan organogenesis dan


diferensiasi struktur serta fungsi. Tahapan perkembangan pada hewan terbagi
menjadi dua yaitu tahapan embrio dan pasca embrio. Tahapan embrio dibagi lagi
menjadi beberapa fase yaitu morula, blastula, gastrula, dan diferensiasi serta
organogenesis. Sedangkan, tahapan pasca embrio merupakan tahapan yang
merubah individu menjadi individu dewasa. Salah satu tahapan pasca embrio
terjadi pada perkembangan serangga yaitu metamorfosis.

Serangga adalah hewan Arthropoda yang mempunyai tiga bagian tubuh


yaitu kepala, toraks, dan abdomen serta mempunyai sepasang antena (Elzinga,
1981). Serangga menjadi satu-satunya hewan invertebrata yang mempunyai
sayap. Penyebaran serangga sangat luas yang mengakibatkan serangga bisa
ditemukan dimana saja. Perkembangan serangga merupakan proses biologis
menuju tingkat kedewasaan atau kematangan, dapat berupa perubahan bentuk,
susunan dan fungsi organ. Salah satu ciri apabila perkembangan tersebut telah
memasuki tahap akhir yaitu terdapat perubahan pada organ reproduksi serangga.
Proses perkembangan pada serangga ini disebut dengan metamorfosis.

Metamorfosis pada serangga terbagi menjadi dua, yaitu hemimetabola dan


holometabola. Hemimetabola adalah tahap perkembangan serangga yang tidak
sempurna, dimana nimfa atau serangga muda yang menetas mirip dengan
induknya tetapi ada beberapa organ yang belum muncul, seperti sayap. Sayap
akan muncul jika serangga telah memasuki usia dewasa. Urutan skema
perkembangannya yaitu telur - nimfa(larva) – imago(dewasa). Berkebalikan
dengan hemimetabola, holometabola merupakan tahap perkembangan serangga
yang sempurna dengan skema perkembangan telur- nimfa - pupa - imago. Pupa
yaitu tahap dimana serangga dalam fase menjadi kepompong.

Metamorfosis yang terjadi pada serangga tersebut dipengaruhi oleh


beberapa unsur dalam dari lingkungan. Lingkungan diartikan sebagai segala
benda, kondisi, keadaan, dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita
tempati dan mempengaruhi hal yang hidup disekitarnya baik itu hewan,
tumbuhan, dan juga manusia (Emil Salim, 1976). Unsur dalam lingkungan dibagi
menjadi tiga bagian yaitu abiotik (benda mati), biotik (benda hidup), dan sosial
budaya. Unsur-unsur tersebut saling mempengaruhi satu sama lain yang
membentuk sebuah sistem kehidupan. Apabila salah satu dari unsur-unsur tersebut
mengalami perubahan atau kerusakan maka akan berdampak bagi seluruh aspek
kehidupan. Salah satunya sistem perkembangan pada serangga dimana serangga
menempati hampir seluruh lingkungan dipermukaan bumi.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh unsur-


unsur lingkungan tersebut terhadap perkembangan serangga. Berdasarkan
pengetahuan penulis perkembangan serangga sangat dipengaruhi oleh keadaan
unsur-unsur dalam lingkungan karena sebagian besar serangga menempati hampir
seluruh lingkungan yang ada di bumi. Oleh karena itu, pentingnya mengamati dan
mengetahui keadaan unsur-unsur dalam lingkungan agar perkembangan serangga
tetap terjaga sebagai salah satu makhluk yang berperan penting dalam proses
kehidupan.
2. PEMBAHASAN

Perkembang pada serangga dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan


eksternal. Faktor internal serangga yang mempengaruhi perkembangannya yaitu
hormon. Hormon berperan dalam metamorfosis yang meliputi proses
pengelupasan kulit larva dan pembentukan pupa pada holometabola dan
pengelupasan kulit nimfa pada hemimetabola (Saunders, 1980). Hormon yang
berperan dalam metamorfosis terdiri atas tiga macam yaitu hormon otak, hormon
molting (ekdison), dan hormon juvenil. Tidak hanya hormon beberapa faktor
internal lainnya yang mempengaruhi perkembangan serangga. Namun,
berdasarkan hasil dari beberapa jurnal dan buku didapatkan jika faktor yang
paling berpengaruh dalam perkembangan serangga yaitu faktor eksternal. Faktor
eksternal ini berupa pengaruh dari luar yang ikut mempengaruhi perkembangan
serangga seperti unsur-unsur yang terdapat dalam lingkungan berupa unsur
abiotik dan biotik.

Unsur biotik merupakan semua unsur yang bersifat hidup dan berperan
dalam keseimbangan populasi organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti
predator, parasit, dan kompetensi. Predator tidak hanya berupa hewan tetapi
terdapat predator tumbuhan yang memakan serangga yaitu tanaman Nepenthes
(kantong semar). Tanaman tersebut tumbuh di lingkungan dengan habitat yang
ekstrim dan miskin unsur hara. Oleh karena itu, tanaman kantong semar memakan
serangga untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang kurang tersedia di tanah
tempat hidupnya. Selain predator, perkembangan serangga dipengaruhi oleh
ketersediaan makanan. Serangga-serangga sebagai OPT mendatangi tanaman-
tanaman untuk memperoleh makanan dan melakukan penyerbukan. Salah satu
contohnya yaitu kehadiran serangga pada tanaman kacang panjang untuk
mengisap bunga dan polong tanaman tersebut serta melakukan penyerbukan.
Pengisapan dan penyerbukan terjadi ketika tanaman berusia 35 hari atau setelah
bunga pertama sudah mekar. Komposisi serangga pada tanaman tersebut terus
berubah karena dipengaruhi oleh komposisi jenis tanaman yang tersedia dan
perubahan pada kelengkapan susunan organ dari tanaman tersebut. Semakin
banyak ketersediaan tanaman dan semakin lengkap susunan organnya maka
komposisi serangga akan semakin banyak. Serangga juga mengunjungi sebuah
tanaman untuk mengetahui serangga apa saja yang telah mengunjungi tanaman
tersebut dan menjadikannya sebagai kompetensi atau persaingan untuk
mendapatkan makanan. Hal tersebut akan terus terjadi sebagai sebuah
keseimbangan dalam ekosistem selama tanaman-tanaman tersebut tetap tersedia
dibumi.

Berikutnya terdapat pengaruh unsur abiotik yang mempengaruhi


perkembangan serangga. Unsur-unsur tersebut berupa cahaya, suhu, curah hujan,
dan kelembaban. Cahaya berperan dalam segala aktifitas yang terjadi pada
serangga seperti mencari makanan dan memberikan tempat yang sesuai untuk
kehidupan serangga. Setiap jenis serangga membutuhkan intensitas cahaya yang
berbeda-beda. Serangga diurnal merupakan serangga yang membutuhkan banyak
sekali intensita cahaya sehingga serangga ini sangat aktif di siang hari. Lalu, ada
serangga krepskular yang membutuhkan intensitas cahaya dengan jumlah sedang,
serangga jenis ini aktif di sore hari. Dan yang terakhir yaitu serangga nokturnal
yang hanya sedikit membutuhkan intensitas cahaya akibatnya serangga ini aktif di
malam hari. Pada dasarnya serangga akan tetap melakukan segala bentuk aktifitas
dan melakukan perkembangan jika intensitas cahaya yang diperoleh serangga
tidak berlebihan dan kekurangan. Begitupun pada suhu, curah hujan, dan
kelembaban. Semua itu menjadi satu kesatuan unsur yang mendukung segala
bentuk aktifitas serangga dan perkembangan yang terjadi pada serangga. Semakin
baiknya kualitas cahaya, suhu, curah hujan, dan kelembaban maka populasi pada
serangga akan terus meningkat seperti yang terjadi pada hutan ketambe dan
wanariset yang berada di Aceh dan Kalimantan Timur. Serangga-serangga pada
hutan-hutan tersebut mengalami perkembangan yang sangat baik karena keadaan
hutan yang masih alami dan unsur-unsur abiotik yang mempengaruhinya memiliki
keseimbangan sehingga populasi serangga cenderung tetap dan meningkat.
Meskipun tidak semua jenis serangga terdapat pada hutan-hutan tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh unsur-unsur lingkungan sangatlah


penting bagi perkembangan serangga. Lalu, apa yang terjadi jika unsur-unsur
tersebut rusak atau mengalami ketidakseimbangan? Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh ilmuwan yang terjadi ialah serangga akan mengalami penurunan
populasi dan jumlahnya akan terus berkurang hingga terjadi “kiamat serangga”.
Penelitian tersebut didasarkan pada laporan yang Caspar Hallman ungkapkan dari
Universitas Radboud bahwa populasi serangga terbang di cagar alam Jerman
menurun lebih dari 75% selama 27 tahun terakhir. Bahkan peneliti Australia
melaporkan penurunan serangga tetap terjadi meskipun di kawasan cagar alam
yang masih belum terjamah. Penurunan tersebut terjadi hingga 41% untuk setiap
spesies. Penyebab utama penurunan serangga tersebut disebabkan oleh
permasalahan yang terjadi pada lingkungan seperti alih fungsi lahan, perubahan
iklim yang tidak menentu, dan penggunaan pestisida serta pupuk sintesis. Jika hal
tersebut terus-menerus dilakukan maka serangga di bumi akan menghilang dan
bumi mengalami kehancuran secara perlahan serta semua hewan ikut menghilang
karena hilangnya salah satu rantai makanan yang menjadi dasar atau sumber
utama dalam siklus tersebut. Oleh sebab itu, kelestarian unsur-unsur lingkungan
merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh bagi keberlangsungan hidup
seluruh spesies serangga di muka bumi. Perlunya penjagaan dan pelestarian
terhadap unsur-unsur lingkungan agar dengan berjalannya waktu spesies serangga
di bumi bisa terus berkembang dan berperan dalam ekosistem kehidupan. Dengan
demikian, kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup di bumi akan terus berjalan
dengan baik dan sehat hingga pada periode waktu yang ditentukan.
3. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Unsur-unsur lingkungan yaitu unsur biotik dan abiotik sangat berperan


dalam proses perkembangan serangga. Unsur-unsur tersebut menentukan
bagaimana seekor serangga bisa mempertahankan dan melanjutkan daur hidupnya
ditengah-tengah pengaruh unsur yang beragam tersebut. Unsur-unsur lingkungan
bisa memberikan dampak buruk bagi perkembangan serangga jika unsur tersebut
mengalami perubahan atau kerusakan. Sangat sulit bagi serangga beradaptasi
dengan perubahan tersebut karena perubahan tersebut tidak mendukung untuk
kelangsungan hidup serangga. Sehingga yang terjadi pada serangga apabila unsur-
unsur lingkungan tersebut tetap mengalami perubahan atau kerusakan yang
signifikan seiring bertambahnya waktu, serangga-serangga akan mengalami
kepunahan dan bumi serta makhluk lainnya ikut hancur secara perlahan.

Saran

Untuk melestarikan unsur-unsur dalam lingkungan, hal-hal yang merusak


atau merubah sistem keseimbangannya seperti alih fungsi lahan dan penggunakan
pestisida atau pupuk sintesis secara berlebihan serta kegiatan yang meningkatkan
polusi udara perlu dikurangi dan dialihkan menjadi sebuah sistem yang ramah
lingkungan. Tentunya semua itu perlu penelitian yang mendalam akan tetapi satu
langkah kecil yang dimulai dari diri sendiri dengan meningkatkan kesadaran akan
kelestarian lingkungan dan mempraktikkannya dengan melakukan sesuatu yang
kecil sekali pun. Hasilnya tentu akan terlihat walaupun tidak terlalu besar dan kita
sudah ikut berperan dalam menyelamatkan spesies serangga di muka bumi.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Reece, J.B., Minorsky, P.V., Wasserman, S.A., Cain, M.L., Urry
L.A. (2018). Biologi Eleventh Edition. Harlow: Pearson Education.

Pratiwi, H., Firmawati, A., Herawati. (2019). Embriologi Hewan. Malang: UB


Press.

Sumarmin, R. (2016). Perkembangan Hewan. Jakarta: KENCANA.

Mansur, M. (2012). Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Pemakan Serangga dan


Laju Fotosintesis di Pulau Natuna. Berita Biologi: Jurnal ilmu-ilmu hayati, 11(1),
35-37.

Lukman, A. (2009). Peran Hormon dalam Metamorfosis Serangga. Biospesies,


2(1), 42-44.

Amir, M & Noerdjito, W.A. (1986). Kehadiran Serangga Pada Pertanaman


Campuran Kacang Gude dan Tomat. Berita Biologi, 3(6), 268-272.

Suhardjono, Y.R. (1985). Perbandingan Populasi Serangga Permukaan Lantai


Hutan Wanariset, Kalimantan Timur. (1985). Berita Biologi, 3(3), 104-107.

Wirjoatmodjo, S & Atmowidjojo, A.H. (1985). Komunitas Serangga Air di


Sungai Hutan Ketambe, Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh. Berita Biologi,
3(3), 111-115.

Amir, M & Atmowidjojo, A.H. (1985). Serangga Perombak Bahan Organik di


Pekarangan Teluknaga, Citeureup dan Pacet. Berita Biologi, 3(2), 66-69.

Amir, M., Kahono, S., Pudjiastuti, L.E. (1987). Serangga Pengunjung Bunga
Acacia Villosa Willd. SUPPL. BER. BIOL. 3, 70-73.

Kramadibrata, K & Hambali, G.G. (1983). Peranan Beberapa Serangga


Pengunjung Perbungaan pada Penyerbukan Colocasia Esculenta Var. Esculenta
dan C. Gigantea. Berita Biologi, 2(1), 143-146.
Rahayuningsih, Y., Noerdjito, W.A., Adisoemarto, S & Aswari, P. (1984).
Serangga Pengunjung Kacang Panjang (Vigna Unguiculata). Berita Biologi, 2(9-
10), 194-199.

Gillot, C. (1980). Entomology. New York & London: Plenum Press.

Harun, M.H. (2000). Lingkungan Hidup. Jakarta: Bumi Aksara.

Collins, N.M. & Thomas, J.A. (eds.). (1991). Conservation of Insects and their
Habitats. London: Academic Press.

Novotny, V., Basset, Y., Miller, S.E., Weiblen, G.D., Bremer, B, Cizek, L. &
Drozi, P. (2002). Low Host Specificity of Herbivorous Insects in a Tropical
Forest. Nature 416, 841-844.

CNN Indonesia. 2020. Populasi di Ambang Kepunahan, Kiamat Serangga Makin


Dekat. https://m.cnnindonesia.com › popul...Populasi di Ambang Kepunahan,
Kiamat Serangga Makin Dekat - CNN Indonesia.

Roy, F., CNBC Indonesia. 2020. Fenomena Alam di Tengah Pandemi: Ada
Kiamat Serangga!. https://www.cnbcindonesia.com › techFenomena Alam di
Tengah Pandemi: Ada Kiamat Serangga! - CNBC Indonesia.

Kun, Z. 2015. Entomologi dan Fitopatologi: Pertumbuhan dan


PerkembanganSerangga. http://zero-zeos.blogspot.com/2015/05/entomologi-dan-
fitopatologi-pertumbuhan.html?m=1.

ABC. 2019. Penurunan Populasi Serangga Dianggap Mengkhawatirkan.


https://www.tempo.co/abc/3656/penurunan-populasi-serangga-dianggap-
mengkhawatirkan.

Wikipedia. 2018. Metamorfosis. https://id.m.wikipedia.org › wikiWeb


resultsMetamorfosis - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.

Kurniawan, A. 2019. Pengertian lingkungan, jenis, macam, dan menurut para ahli.
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-lingkungan/.

Anda mungkin juga menyukai